PART 126

Fanfiction Completed 48666

"apa kau tidak akan pulang?" tanya Kevin menghampiri Popor yang masih sibuk dengan ponselnya seraya rebahan di atas ranjang Kevin.

"bukankah aku sudah katakan tadi? aku belum selesai denganmu, masih banyak pertanyaan berputar di kepala ku, aku tidak bisa mati begitu saja karena penasaran." sahut Popor lalu bangun menatap Kevin  yang baru saja selesai mandi.

"ah jadi begitu" jawab Kevin singkat lalu mengambrukkan badannya diatas ranjang seraya menarik Popor kedalam pelukannya.

"baiklah, sekarang kau boleh tanyakan apapun padaku" ucap Kevin memejamkan kedua matanya tersenyum mendekap Popor erat.

"apa dia bodoh? bagaimana dengan posisi seperti ini aku bisa berfikir dengan jernih" gumam Popor salah tingkah melihat tubuhnya berada dalam pelukan Kevin disisi lain wajah Kevin yang begitu dekat dengan wajahnya membuat Popor menelan ludahnya gugup.

"kenapa sekarang diam saja? kau bilang tadi ada banyak pertanyaan yang belum kudengar darimu. katakanlah  semua itu sekarang" celetuk Kevin membuka kedua matanya lalu menatap Popor lekat-lekat.

"ba..iklah. pertama lepaskan dulu pelukan ini. aku tidak bisa bernafas dengan baik." jawab Popor mencari alasan.

"tidak mau. katakan sekarang atau tidak sama sekali, aku sedang lelah sekali hari ini" balas Kevin kembali memejamkan matanya semakin mempererat pelukannya.

"baiklah kalau kau memaksa" sahut Popor pasrah. seketika itu suasana menjadi hening. Popor belum juga memulai pertanyaannya, dan malah menatap wajah Kevin yang begitu dengannya.

"apa kau tidak menyesalinya?" celetuk Popor memulai pembicaraan seraya menatap Kevin serius.

"menyesali apa?" sahut Kevin singkat makan memejamkan matanya.

"mimpi mu. demi aku kau rela melepaskan mimpi mu sejak kecil. apa kau harus berbuat sejauh itu demi aku? apa aku sebegitu berharganya dimatamu sehingga kau mengorbankan semuanya ini untukku?" ucap Popor memperjelas kalimatnya.

"entahlah. sepertinya kau memang begitu berharga dihidupku, sehingga aku tanpa sadar mengorbankan semua untuk membuat mu bahagia. apapun itu untuk membuatmu bahagia, aku bahkan rela mempertaruhkan nyawaku sendiri untukmu. apa itu normal? aku bahkan pernah berfikir jika semua itu karena cinta ku miliki untukmu melebihi cintaku pada diriku sendiri. mungkin kebanyakan orang berpikir aku sudah tidak waras, tapi kenyataannya memang seperti itu yang kurasakan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience