PART 132

Fanfiction Completed 48671

"aku ini Manajer nya, aku memang seperti itu dengannya selama ini, itu demi kebaikan dirinya agar bisa mendisiplinkan diri sebagai solois yang berjadwal padat. tapi ngomong-ngomong siapa kamu tiba-tiba melarang ku untuk tidak melakukan ini itu? aku yakin sekali pernah bertemu denganmu sebelumnya, tapi sampai saat ini aku belum ingat juga. astaga! apa kalian berdua pergi bersama semalaman itu? kalau tidak, kenapa kalian bergandengan tangan tadi?! coba jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?!" teriak Fajar semakin kesal sekaligus penasaran.

"baiklah, dia adalah pacarku. kita sudah memutuskan untuk berpacaran sekarang, mmm..tidak-tidak, kita memang sudah berpacaran bahkan sejak 7 tahun yang lalu, dia adalah cinta pertama dan terakhirku" celetuk Popor tiba-tiba merangkul lengan Kevin dan memberanikan diri untuk jujur dihadapan Fajar sang manajer nya yang sedang naik darah. sementara Kevin menatap Popor heran seolah tak percaya apa yang baru saja Popor katakan.

"kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu? bagaimana dengan karirmu nanti?" bisik Kevin menatap Popor serius.

"tidak apa-apa. memang seperti itu kenyataanya, aku kan tidak mengatakan kebohongan apapun. masalah karirku aku sudah tidak peduli lagi, itu semua juga berkat bantuan mu kan? jika aku ingin mendapatkan karir itu lagi suatu saat nanti, kau bisa membantuku melejit lagi seperti yang sudah-sudah kau lakukan selama ini, aku lebih mementingkan hubungan kita dibandingkan dengan mimpiku sendiri" balas Popor mantap meyakinkan Kevin. sementara Kevin yang mendengarnya langsung tersenyum haru lalu mengusap rambutnya lembut.

"astaga! kalian sedang apa sebenarnya?! Popor, apa aku kelihatan sedang bercanda? karir ku juga bergantung dengan karirmu, bagaimana mungkin kau seenaknya berbicara omong kosong seperti itu! apa kau sudah tidak waras? kariermu sedang diatas angin sekarang, apa kau benar-benar akan membuang begitu saja mimpi mu sejak kecil itu demi laki-laki yang belum ku tau asal usulnya ini?!" celoteh Fajar panjang lebar tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia dengan dari Popor.

"apa lagi ini?! menganggu saja disaat-saat genting seperti ini, halo! ada apa? jangan katakan hal yang tidak penting lagi, aku sedang sangat marah sekarang!" teriak Fajar mengangkat telpon dari seseorang disebrang sana.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience