PART 40

Fanfiction Completed 48666

"kamu tidak membayar sewa selama 2 tahun belakangan ini, kami mendapatkan perintah dari pemilik rumah ini untuk mengeluarkan barang-barang kalian dari rumah ini jika tidak bisa langsung membayar sewanya hari ini, karena sudah ada calon penyewa baru yang mendaftar!" jawab salah seorang laki-laki bertubuh kekar.

"itu tidak mungkin! selama ini kami selalau tertib membayar biaya sewanya! ini pasti hanya salah paham!" Popor berhambur langsung menghampiri ibunya dikamar yang sedang berkemas pakaian.

"ibu...apa yang terjadi?? mereka bilang kita tidak pernah membayar biaya sewa selama 2 tahun terakir ini. ini pasti salah paham kan? ibu harus hentikan mereka"

ucap Popor panik menatap ibunya kemudian menarik tangannya dengan tergesa-tergesa.

"Popor dengarkan ibu..." potong ibunya seraya menahan tangan popor dan menatap kedua matanya.

"maafkan ibu.."

"ke..napa ibu meminta maaf?" tanya Popor dengan kedua matanya yang mulai memerah.

"maafkan ibu yang selama ini selalu membuatmu susah. ibu tidak bisa menjadi seorang ibu yang baik untukmu. ibu hanya selalu menambah beban untukmu" ucap ibunya menatap Popor dalam-dalam seraya menggenggam kedua tangan Popor dengan erat.

"ibu...kenapa bicara seperti ini??"

"maafkan ibu.. Popor. sebagian besar uang yang selama ini ayahmu berikan pada ibu dan uang yang kamu hasilkan dari kerja paruh waktumu selama ini untuk membayar sewa kontrakan telah ibu habiskan untuk arisan dan untuk berfoya-foya bersama teman-teman. tidak hanya itu, ibu juga sering diam-diam meminta uang pada Tan untuk membeli barang-barang keinginan ibu, karena ibu tau dia sangat  menyukai mu. maafkan ibu, Popor.."

ibunya menundukkan kepalanya menangis tersedu seolah menyesali semua perbuatannya selama ini.

sontak saja Popor yang mendengar semua pernyataan itu langsung menitikkan air mata nya dan perlahan melepaskan genggaman sang ibu tirinya itu. hatinya tersentak nyeri dan nafasnya tiba-tiba sedikit sesak membuat Popor mengelus-elus dadanya.

sedangkan Kevin yang masih berada diluar mencoba menghentikan laki-laki yang sejak tadi mengeluarkan barang-barang milik Popor dan keluarganya.

"berhenti!!, bukankah kami masih punya waktu sampai sehari ini?! bentak Kevin pada laki-laki itu.

"apa itu akan merubah sesuatu?!" timpal laki-laki itu ketus.

Kevin meraih ponselnya dan menelfon seseorang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience