PART 53

Fanfiction Completed 48671

"Armada, asal kau bahagia. jangan lupa kau tulis itu dalam list lagunya" sambung Yaqi dengan ekpresi datar.

***

"tunggu sebentar. apa kau baru saja menangis??" tanya Popor yang baru saja kembali ke kelas memperhatikan kedua mata Yaqi yang masih sembab.

"kenapa? ada apa? apa seseorang menyakitimu? siapa?" tanya Popor lagi seraya memegangi kedua pipi Yaqi panik.

"iya, seseorang yang sangat dekat denganku menyakitiku, dan sekarang sedang memegangi kedua pipiku" jawab Yaqi mengernyitkan kening.

"apa? aku? kenapa? berhentilah bercanda..." balas Popor serius menurunkan tangannya.

"aku mendengar semuanya. tadi kau dan Kevin bicara di taman" ucap Yaqi datar.

"be..narkah? se..muanya?" tanya Popor dengan suara melemah.

"ya. semuanya" jawab Yaqi singkat.

"ah.. itu.., itu bukan seperti yang kau pikirkan, aku dengannya tidak ada hubungan apa-apa dan aku tidak punya rasa apa-apa denganya, aku hanya terkejut dengan ucapan yang ia katakan seenaknya semalam, itu saja. kamu.. tidak salah paham kan?" celoteh Popor mencoba menjelaskan.

"tidak apa-apa" sahut Yaqi singkat.

"apa?" tanya Popor bingung.

"tidak apa-apa. kau tau? bagiku.., dia seorang laki-laki pertama yang aku kagumi setelah ayahku. aku mengaguminya karena dia pintar dalam mata pelajaran, aku mengaguminya karena dia pintar dalam bermain musik, aku mengaguminya karena sikapnya yang rendah hati, aku mengaguminya karena dia tampan, aku juga mengaguminya karena dia sangat baik dan penolong. tapi, aku rasa dimatamu dia berbeda.." ucap Yaqi serius menatap Popor.

"apa yang kau bicarakan? kenapa bisa berbeda?" tanya Popor semakin bingung balik menatap Yaqi serius.

"saat kau lihat pertamakali dalam dirinya bukan semua kelebihannya itu. aku melihatnya sendiri, seiring berjalannya waktu, yang kamu lihat adalah hatinya. itu artinya kau mempunyai hati yang benar-benar tulus. begitupun sebaliknya, dia melihatku dengan cara yang berbeda dari caranya melihatmu. sekarang hatinya mulai tersentuh olehmu, tapi kau sampai sekarang masih berusaha keras untuk menghindarinya" ucap Yaqi tersenyum tipis menatap Popor.

Popor menghela nafas panjang berfikir sejenak.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience