PART 17

Fanfiction Completed 48671

"jaga bicaramu! aku melakukan ini bukan sengaja, aku mengangkat ponsel mu karena kupikir itu adalah hal yang sangat penting dari ibumu, dan 17 panggilan tak terjawab 3 pesan belum terbaca, apa kamu sengaja mengabaikannya??! baiklah, kamu marah kepadaku karna aku mengangkat panggilan itu dari ponsel mu dan sepertinya kamu memang sengaja mengabaikannya. mungkin saja kamu sedang terlibat dalam masalah dengan ibumu sehingga kamu tidak mau mengangkatnya. tapi cobalah berfikir dengan baik, bagaimana jika itu hal yang sangat penting dan mendesak yang  kamu harus tau??! kamu hanya akan berakhir dengan penyesalan karena melakukan itu." balas Popor tidak mau kalah mencoba memberanikan diri memberikan alasan. tanpa disadari matanya memerah dan mulai berkaca-kaca terbawa emosi dan perasaan.

Kevin menghela nafas sebentar kemudian melangkahkan kakinya mendekati Popor.

"sejak kapan kamu mulai mencampuri urusan orang lain seperti ini?! masalahku adalah masalahku, dan kamu tidak berhak untuk mengaturku apalagi ikut campur dalam kehidupan pribadiku, kamu harus tau posisimu, kamu bukanlah siapa-siapa, dan kamu tidak tau apa-apa mengenai bagaimana aku dan hidupku, jadi jangan coba-coba menceramahiku seolah kamu tau segalanya!" teriak Kevin meluapkan amarah sejadi-jadinya.

Popor mulai menitikkan air mata mendengar Kevin berbicara seperti itu. perasaannya tersentak, menyentuh dadanya yang berdenyut nyeri disana. suasana saat itu pun menjadi hening seketika. sementara itu Kevin berbalik arah dan mulai melangkahkan kaki meninggalkan Popor yang masih mematung berada di ruang tamu. ia pun membawa ponsel nya sembari berjalan pelan hendak menuju ke kamarnya. 

"apa dia ibu kandungmu??" tanya Popor lirih dengan airmata yang masih membasahi pipinya.

Kevin yang mendengarnya langsung memberhentikan langkahnya tanpa merubah posisinya yang membelakangi Popor.

"apa??" sahut kevin meredup.

"kalau dia ibu kandungmu, harusnya kamu beruntung masih memilikinya di dunia ini, kamu tidak tau berapa banyak anak diluar sana yang tumbuh bahkan tanpa melihat wajah ibu yang melahirkannya, karena itu aku merasa iri padamu". ucap Popor dengan tatapannya yang menjadi sangat serius.

suasana kembali hening. semua pernyataan Popor saat itu membuat Kevin menjadi berfikir sejenak tanpa beranjak dari tempatnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience