PART 108

Fanfiction Completed 48666

"kau pulang jam berapa nanti?" tanya Popor melongok ke pintu apartemen lalu keluar menatap Yaqi dari kejauhan yang sedang terburu-buru memasuki lift apartemen hendak berangkat mengajar ke kampus pagi itu.

"sekitar jam 4 sore! kau makanlah masakanku yang sudah kusiapkan dimeja makan!" teriak Yaqi lalu melambaikan tangannya sebelum pintu lift benar-benar tertutup.

Popor mengernyit lalu berbalik hendak kembali masuk ke apartemennya dengan rambutnya yang masih berantakan. seorang laki-laki berpakaian rapi sudah berdiri depan sana seolah menangkap basah Popor yang masih belum mandi pagi-pagi itu. tepat saat itu Popor berdiri menatapnya lebih lama. mereka kembali mematung saat mata mereka saling bertaut. Popor melepaskan pandangannya lalu mencoba memberanikan diri dan menghampirinya.

"apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Popor mencoba tegar melirik Kevin heran.

"tentu saja ingin memulai aktivitas sebagai orang sibuk. kau tidak lihat pakaianku sudah rapi begini? sahut Kevin tidak mau kalah.

Popor mendengus.

"maksudku kenapa kau berada disini? apa yang kau lakukan disekitar apartemenku ini? tanya Popor lebih meninggikan suaranya.

"kenapa? aku memang tinggal disini. apartemen no 103. kau lihat?" Kevin menaikkan jari telunjuknya lalu menatap Popor lekat-lekat.

"omong kosong macam apa itu, sejak kapan kau tinggal disebelah apartemenku?! tetangga ku itu minggu lalu masih sering berkeliaran disini, tapi..." Popor menghela nafas tidak melanjutkan kalimatnya dan berfikir sejenak.

"tapi sejak 5 hari yang lalu dia pindah dari sana dan kemudian aku yang menempati apartemen itu. apa kau sudah paham?" Potong Kevin menaikan sebelah alisnya lalu mendekati Popor.

"apa mungkin kau selama ini mengikutiku? pertama di acara resepsi pernikahan teman SMP ku, yang kedua kau mengikutiku dengan cara tinggal di apartemen sebelah. apa kau seorang penguntit?" tanya Popor menatap Kevin semakin heran hingga membuat Kevin sedikit salah tingkah.

"apa yang sedang kau bicarakan? acara pernikahan itu memang aku diundang secara khusus sebagai tamu penting disana, dan karena orang tuanya adalah partner bisnis ibuku, bagaimana aku bisa menolak undangan itu..."

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience