PART 36

Fanfiction Completed 48671

"Kevin.. sepertinya aku harus menemui Yaqi sekarang juga, ada hal penting yang mau dia sampaikan padaku.." celetuk Popor.

"bagaimana kau tau kalau dia ingin menyampaikan hal yang penting padamu?" tanya Kevin.

"barusan dia sms, dan menyuruhku untuk bertemu dengannya di belakang sekolah" jawab Popor menjelaskan.

"kenapa harus di belakang sekolah?"

"benar juga. kenapa ya?" Popor balik tanya.

"ah entahlah. yang jelas aku harus menemuinya sekarang, kamu tunggu disini dulu nanti aku akan segera kembali!" teriak Popor kemudian berlari meninggalkan Kevin yang masih mematung heran.

***

"disini tempatnya. iya, ini benar di belakang sekolah, tapi kenapa Yaqi tidak ada disini??" gumam Popor celingak-celinguk.

"tidak ada siapapun disini, apa jangan-jangan Yaqi hanya salah ketik??" Popor bertanya-tanya.

langkah kaki seseorang yang tidak begitu jelas tiba-tiba perlahan mendekati Popor dari arah belakang dan membekap Popor dengan sapu tangan yang telah di berikan obat penghilang kesadaran. seketika itu Popor terkejut dan tidak bisa berteriak. semuanya menjadi gelap dan Popor tidak sadarkan diri.

Perlahan Popor membuka kedua matanya. dengan kepalanya yang masih terasa sedikit agak pusing, Popor mencoba mengenali sekeliling ruangan. Popor terkejut setelah sadar dirinya telah berada sebuah ruangan yang tidak begitu asing baginya. benar, ini adalah gudang yang terletak tidak jauh di belakang sekolahnya. Popor semakin terkejut setelah melihat tubuhnya diikat di sebuah kursi dengan mulutnya yang di plester.

tidak lama kemudian Popor melihat langkah kaki seorang laki-laki berjalan mendekatinya.

"sayang ku cepat juga sadarnya, padahal aku masih ingin melihat wajah mu yang cantik itu tertidur pulas, setelah sekian lama aku memimpikan mu, akhirnya impian ku terpenuhi sekarang. bagaimana perasaan mu sekarang setelah bertemu denganku? apa kau senang?" tanya laki-laki itu tersenyum pada Popor.

Popor hanya terlihat terkejut dan ketakutan dengan kedua matanya yang terbelalak melihat laki-laki itu mendekatinya.

"oh iya, aku sampai lupa. sayangku tidak bisa bicara karena plester di mulutnya itu, maafkan aku sayang, sekarang akan ku lepaskan"

laki-laki itu melepaskan plester yang menempel di mulut Popor.

"ke..kenapa kau berbuat seperti ini padaku??" tanya Popor terbata-bata dengan tubuh nya yang gemetaran.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience