BAB 112 - LAHIRNYA PERWIRA TUJUH WARNA

Fantasy Series 4046

" Padan muka . " Kata Ahmadi dengan nada bersahajanya lalu dicubitnya pipi Nurzaharah dengan agak kuat . " Korang tak tahu macam mana gilanya Kakak Pakcik yang bungsu tu . "

Dia meleraikan Teknik Psikik yang digunakan oleh Hagia Sofea tadi . "Gila dia , dua kakak hantu tu pun tak boleh lawan tau . "

Selepas itu , dia melekatkan pandangannya ke arah Siti Nursamawi yang
sedang mengunyah Epal . " Panggil semua . Jumpa kat tempat Stephen . "


Siti Nursamawi memandang ke arah Sheila Asyikin lalu menggerakkan kepalanya sambil dia mengunyah Epalnya .


Sheila Asyikin menganggukkan kepalanya lalu dia dan Siti Nurzamawi perlahan - lahan mengaturkan langkah mereka menuju ke arah luar halaman rumah .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Deretan Lori dan deretan Jet Pejuang , bersusun di atas jalan dan Landasan pada satu kawasan yang terpencil .

Kesemua Kenderaan berat dan Aset Keselamatan itu membawa satu misi yang akan mengubah Dunia Manusia .


Prof . Zenderall , Prof . Linda Josephine dan para Panglima Tertinggi mereka , menyaksikan permulaan kepada misi mereka yang akan mengubah keadaan dan sejarah Dunia Manusia .

Kesemua mereka menyaksikan keadaan itu di beranda sebuah bangunan yang tinggi .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Saya rasa , kitorang faham macam mana nak jelmakan Uniform canggih kitorang ni . " Kata Maera dengan tenang . " Tapi , kenapa sekali je alat ni , boleh guna ? "


" Kena - kenanya nanti , kita kena tangkap oleh musuh dan alat ni kena rampas . Habislah kita . " Balas Ahmadi dengan nadanya yang bersahaja dengan gaya posturnya yang duduk di atas kerusi , seperti orang yang malas . " Pasal tu aku suruh Kucina dan Witchie buat untuk sekali guna je . "


" Takde tenaga tambahan ke ? " Tanya Ratni dengan lembut .


" Takde . Alat ni sebenarnya , dah kena reka sebanyak sembilan kali sebab , nak masukkan Tenaga Elemen tambahan tapi , alat ni musnah . Jadi , nak tak nak . Kita kena gunakan Tenaga Elemen sendiri . Alat yang ada kat depan mata korang ni adalah hasil yang kesembilan . " Balas Ahmadi dengan tenang dan jelas . " Lagi pun , Pintu Tenaga Elemen Warna dan Cahaya korangkan dah lapan yang terbuka . Tenaga Elemen korang dah lebih daripada cukup untuk serasi dengan Tenaga Elemen yang ada kat Uniform ni . "

Selepas itu dia menggerakkan tangannya ke arah Sheila Asyikin , Nurzahirah dan Nurzaharah bersilih - ganti . " Diorang bertiga ni pun . Biarpun semua Pintu Tenaga Elemen Warna dan cahaya diorang dah terbuka semua , diorang pun akan ambil masa untuk serasi dengan Uniform ni . "

Kemudian , dia menggaru kepalanya yang tidak gatal . " Jangankan korang semua . Aku sendiri pun terpaksa ambil masa untuk serasi . Sebab dia . Aku guna Tenaga Elemen Semula Jadi daripada Batuan , Kristal dan Mutiara yang pelik - pelik yang aku kumpul masa aku bertarung dulu . "


" Jadi dengan adanya Uniform ni , secara rasminya , kita semua ni , Pahlawan Tujuh Warnalah . " Kata Aivira dengan lembut .


Ahmadi menganggukkan kepalanya dengan tenang . " Jadi , tugas korang . Korang kena biasakan diri dengan Uniform ni . "


" Kat dunia ni , kita Pahlawan Tujuh Warna juga ke ? " Tanya Siti Hawa dengan lembut .


" Secara hakikatnya , ye . Tapi kat dunia kita ni . Aku dah hasilkan satu nama untuk kumpulan ni untuk gantikan nama Sayap Peganiex . Sebab . Sayap Peganiex dah jadi kumpulan bantuan untuk kita . " Balas Ahmadi dengan tenang dan jelas . " Kat Dunia Mitos pula , aku dan Hara ada dengar ura - ura Pahlawan - pahlawan kat sana , dah beri gelaran kat korang . Jadi , Pahlawan Tujuh Warna tak melekat sangat kat kumpulan kita . "


" Awak simpan dulu cerita pasal nama baru untuk kumpulan ni . " Kata Stephen Akio Kenzo sambil tersenyum . " Apa nama gelaran kiorang kat sana ? "


" Aku dah ingat - ingat lupa dah . Tapi yang selalu aku dengar selain daripada kakak yang berempat tu dengan laki diorang , Anak Patung ni , Hantu lapar ni , Hara dan Rara . Aku selalu dengar nama Aivira dan Siti . " Balas Ahmadi dengan tenang .


Adam yang duduk di sisi Siti Hawa tersenyum lalu menunjukkan ' Thumbs Up ' kepada Siti Hawa yang kemalu - maluan sementara Aivira pula tersenyum bangga dengan keterujaan pada lubang hidungnya .


" Siti Hawa , Pahlawan Kasih . Sebab yang aku dengar . Pahlawan sana lihat , semua Serangan Elemen yang Hawa lancarkan . Lembut je dan riak wajah dia ada ciri seorang yang lembut dan penyayang . Macam wajah mak - maklah senang cerita . Ni bukan aku tipu tau . Tanya Hara . Kitorang yang dengar . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Aivira pula . Pahlawan Sutera Hybrid Aexrieca . Ni puak dia yang bagi gelaran . "


" Kak Ratni pun ada . " Celah Nurzaharah dengan lembut . " Masa kitorang dengar laporan kat Kerajaan Hoansen daripada semua kerajaan , Hara dengar , diorang sebut nama Kak Ratni dengan nama Pahlawan Manis . "


" Bodohlah . " Balas spontan Ratni sambil tersenyum malu .


" Betul . Hara tak tipu . Hara dengar tu masa Hara bawa kertas laporan nak balik ke Istana Hoansen . " Kata Nurzaharah dengan jelas dengan wajah bekunya . " Diorang gelar akak dengan nama tu sebab , ni yang Hara dengarlah . Yang bercakap tu , semua Pahlawan ' pompuan . Dalam ramai - ramai kita ni . Pahlawan ' pompuan ' . Wajah akak paling manis . "


" ' Woo ' " Reaksi Ahmadi dan semua rakannya mendengar kata - kata Nurzaharah .

Hanya Muniandy sahaja yang tersengih dan membuat reaksi wajah senyum yang semacam .


" Ada orang cemburu . " Kata Maera sambil tersenyum .


" Biasalah tu . Bukan semua orang boleh terima kelebihan orang lain . " Kata Aivira dengan lembut lalu dia tertawa kecil .


Muniandy dengan tenang ditariknya rambut Aivira dengan bersahaja .


Ahmadi tersenyum . " Korang dah sedia lori ke ? Untuk Santos ? "


" Dahlah . " Kata Muniandy dengan jelas .


" Rumah pun saya dah pilihkan untuk dia . Dekat dengan kita juga . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan pantas .


Ahmadi berdiri . " Mari jemput dia . "


" Awak tak cakap lagi nama baru untuk kumpulan kita ni . " Kata Adam dengan lembut .


" Stephen suruh simpan . Aku simpanlah dulu . Esok - esok aku cerita . " Balas Ahmadi dengan bersahaja lalu dia berjalan keluar . " Kita jemput Santos dulu . "


Adam memukul tangan Stephen Akio Kenzo dengan lembut . " Awaklah ni . "


Selepas itu , mereka semua menyusuli langkah Ahmadi .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Santos menenangkan Isteri dan Anak tunggalnya .

Rumah mereka diserang oleh sekumpulan ekstremis yang Anti - Freak .

Ibu dan Bapanya serta Ibu dan Ayah mertuanya juga dihimpit kerisauan yang teramat sangat .


" Bang , kita tak boleh terus diam macam ni ! " Kata Huarez , adik lelaki Santos . " Kita kena halau diorang ! "


Santos diam seribu bahasa . Kepalanya serabut memikirkan keadaan mereka .

Kerap juga mereka diganggu hanya kerana mereka menyebelahi Freak namun , ini adalah yang paling teruk mereka alami .


Seketul batu memecahkan Cermin Jendela dan hinggap ke kepala Maggie , anak tunggal perempuan Santos .


Kegeraman dengan pantas meletus pada diri Santos .

Dia dengan pantas bangun dan membuka laci lalu , mencapai sepucuk Desert Eagle 7vn .

Dengan hati yang nekad , dia memasukkan Magazine pada pistolnya dan memandang ke arah Huarez . " Kalau berlaku apa - apa kat abang . Awak kena lindungi keluarga ni . "


Isteri Santos dan Maggie menangis sebaik sahaja melihat Santos berjalan ke arah Pintu untuk melindungi keluarganya .

Sebaik sahaja dia hendak memegang Tombol Pintu , dia tersentak kerana tangannya dihalang oleh Ahmadi .


" Tak payah nak jadi hero sangatlah . Ke Penjara kau nanti . " Kata Ahmadi lalu diambilnya Pistol tadi dan terus meleraikannya . " Dah . Pergi bawa semua yang ada kat sini ikut aku . "


Santos yang terperanjat dengan kehadiran Ahmadi melalui Lingkaran Taisa terdiam dan terpaku .


" ' Woi ' Anak - anak sekalian ! Tolong angkat barang ' woi ' ! " Jerit Ahmadi dengan lantang ke arah belakangnya lalu dia melangkah ke ruang tamu rumah Santos .


Nurzahirah dengan agak pantas meluru ke arah Maggie yang menangis dan menahan kesakitan kerana dahinya dibasahi dengan darah akibat terkena batu tadi .


Maggie yang berada dalam pelukan emaknya memandang ke arah Nurzahirah sambil menangis .


" Dah , dah . Rara dah datang dah . " Kata Nurzahirah dengan lembut .


Nurzaharah tiba dengan wajah kakunya lalu dengan bersahaja, ditariknya telinga Nurzahirah dengan agak kuat . " Akak ni . Nak berdrama pula . Rawat dulu . Peluk kemudian . "


" Diamlah . " Kata Nurzaharah juga dengan bersahaja lalu dia merawat kecederaan Maggie dengan Elemen Penyembuhan Elemennya .


Ahmadi dan rakan - rakannya dengan pantas mengangkat segala barangan milik keluarga Santos melalui Lingkaran Taisa ke dalam Lori .


" Jangan tergesa - gesa . Nanti ada barang yang tertinggal . " Kata Naera dengan lembut .


Nurzahirah dan Nurzaharah memimpin tangan Maggie untuk turut sama menghulurkan tangan .


Mandy Chong Wei Tze dan Siti Aisyah memasuki ruang tamu untuk menghulurkan bantuan .


Siti Aisyah mengelak seketul batu yang sekali lagi dihumbankan ke dalam .


" Abang Didie . Tak nak buat sesuatu ke untuk halang Beruk - beruk kat luar tu ? " Tanya Siti Aisyah dengan lembut dan jelas .


" Tak payah . Nanti keadaan makin teruk lagi . " Balas Ahmadi sambil dia melemparkan sebuah bag ke arah Aivira yang menunggu di atas Lori pada kawasan yang berlainan yang pisahkan oleh Lingkaran Taisa . " Kita datang nak bawa Abang Santos dan keluarga dia . Bukan nak keruhkan lagi keadaan . "


" Tak payah banyak bunyi . Angkat je barang tu . " Celah Siti Nursamawi dengan tenang .


" Entahnya . " Kata Sheila Asyikin pula dengan manja . " Dah . Kerja , kerja . "


" Kalau awak lambat tadi , memang ada yang berlubang kepala celaka - celaka yang kat luar tu . " Kata Santos dengan lembut sambil memberikan dua buah bag kepada Maera .


" Aku datang tepat pada masalah kalau macam tu . " Kata Ahmadi sambil tersenyum dan memberikan kotak yang berisi Periuk dan Belanga kepada Muniandy .


Tiba - tiba , sebuah lagi cermin jendela pecah lalu , sebiji botol terdampar di atas lantai ruang tamu dan kemudiannya , menyalakan api yang menyambar .


Ahmadi yang hampir dengan kawasan api daripada Molotov Koktel tadi dengan pantas menjelmakan Elemen Aisnya untuk memadamkan api yang menyambar tadi .


" Dah lebih tu . " Kata Ratni dengan lembut dengan kepalanya menjengah melalui Lingkaran Taisa betul - betul bersebelahan dengan kepala Ahmadi .


" Kau boleh urus tak ? " Tanya Ahmadi lalu dipandangnya wajah Ratni .


" kenapa pula tak ? " Balas Ratni dengan agak pantas . " Tapi . Macam yang awak cakap tadi . Kita ke sini nak bawa Santos . "


" Angin pula aku . " Kata Ahmadi dengan bersahaja sambil dia memberikan sebuah kotak kepada Adam .


" Dah takde lagikan ? " Tanya Adam lalu dia mengesat peluhnya .


" ' Aah ' . " Balas Ahmadi dengan jelas sambil dia melihat ke arah ahli keluarga Santos yang telah pun berada di sebelah kawasan yang selamat . " Mana Hermosa ? "


" Kat sinilah " . " Kata Hermosa dengan tenang sambil dia mengangkat dua buah Baldi yang agak besar .


Ahmadi menganggukkan kepalanya lalu , dia menutup Lingkaran Taisa itu dengan hanya menghayunkan tangannya dengan lembut .

Selepas itu , dia memandang ke arah Santos . " Dah . Mari pergi rumah baru korang . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Ingat . Aku cakap sekali je . Aku tak nak rancangan ni gagal . " Kata Prof . Zenderall dengan tenang dan jelas . " Kita akan halang diorang daripada keluar . "


" Jangan risau . " Kata Kaolo dengan nada yang yakin . " Kita dah atur strategi . Mereka takkan dapat halang rancangan kita . Jangan diorang , Sayap Peganiex pun takkan dapat bantu diorang . "


Kaolo adalah salah seorang daripada Pegawai Tertinggi Pasela yang telah berpaling tadah .

Rambut merahnya kelihatan kemas tersanggul di atas kepalanya .


" Semua Zon ,dah diberikan tanda dan , saya nak , semua Lantera tu , dipecahkan kat kawasan tu . " Kata Prof . Linda Josephine pula dengan tenang . "


" Saya akan pastikan , semua Lantera tu akan dipecahkan pada semua sasaran . " Kata Farish sambil tersenyum . " Semua Pilot yang berpihak kepada kita sememangnya amat terlatih dan professional . "


Farish , salah seorang daripada pengkhianat daripada Agensi Tentera Udara yang berpangkat Kapten Laksamana .


" Aku takkan berpuas hati selagi belum ada bukti kat depan mata aku . " Balas Prof . Zenderall dengan tenang dengan renungan matanya yang amat menakutkan . " Aku ingatkan sekali lagi . Kalau rancangan ni gagal . Aku sendiri yang akan bunuh korang semua . "


" Kalau kitorang berjaya laksanakan rancangan ni pula ? Macam mana ? " Tanya seorang lelaki dengan nada yang jelas . " Apa yang awak akan berikan kat kitorang ? "


Tiba - tiba , sebilah Sabit muncul entah dari mana , menembusi mulut Lelaki tadi .

Lelaki tadi terapung dengan bilah Sabit tadi yang masih lagi menembusi mulutnya .

Dengan erangan kesakitan yang teramat sangat , beberapa penjepit besi yang mengerikan muncul dan terus sahaja menjepit kedua belah bahagian abdomen Lelaki itu .

Lelaki itu menjerit dengan amat kuat kerana merasa kesakitan yang teramat sangat .


" Ada lagi yang berani nak kurang ajar dengan aku ? " Tanya Prof . Zenderall dengan jelas namun , nada suaranya telah diselimuti dengan bunyi suara yang amat menakutkan .


Selepas itu , Lelaki yang bertanya tadi dicampakkan ke lantai seperti buah Nangka yang gugur daripada pohon .

Dengan kecederaan yang amat ngeri pada bahagian dada sehingga ke perut .


" Itu sebagai tanda peringatan kepada sesiapa lagi yang berani nak kurang ajar dengan aku . " Kata Prof . Zenderall dengan jelas . " Kalau korang nak ganjaran . Buktikan yang korang mampu jayakan rancangan ni . Kalau tak . Korang semua akan jadi macam bangkai tu . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Ahmadi dan rakan - rakannya kelihatan sedang berehat sebaik sahaja selesai membantu Santos dan ahli keluarganya .


Stephen Akio Kenzo memberikan buku panduan kepada Santos . " Itu buku untuk kawasan ni . Apa - apa hal . Kau rujuklah buku tu . "


" Rumah kita dekat - dekat je . Senang - senang nanti awak jalan - jalanlah . " Kata Adam sambil tersenyum .


Nurzahirah , Nurzaharah , Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze pula kelihatan seperti sedang menenangkan Maggie .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience