Orang ramai sedang sibuk berjalan ke sana dan ke sini menuju haluan dan tujuan masing - masing .
Ada yang berpasangan . Ada yang bersama ahli keluarga . Dan ada juga yang hanya bersendirian menikmati suasana lewat malam yang masih ' muda ' .
Kelihatan Ahmadi dan Pendekar Bayu sedang berborak sambil menikmati minuman masing - masing .
Koko Ais bagi Ahmadi dan Kopi O Ais untuk Pendekar Bayu .
" Petunjuk yang kitorang semua ada , semuanya menjurus ke arah tu . Maksud ayah , ke arah mangsa yang sama . " Kata Pendekar Bayu dengan nadanya yang bersahaja dengan ke dua belah tapak tangannya diletakkannya di atas kepalanya . " Ayah perasan . Diorang tak perasan lagi . Ayah ' suh ' diorang buat ' ulangkaji ' sikit . Biar diorang perasan apa yang ayah perasan . "
Ahmadi yang sedang mengunyah hujung strawnya menganggukkan kepalanya . " Dah jumpa tak ketua kumpulan ni ? "
" Tak dapat lagi . Diorang berpindah randah . " Balas Pendekar Bayu dengan lembut . " Diorang bijak . Diorang dapat hidu kehadiran kitorang . Lepas tu , lengahkan kitorang dengan Pahlawan - pahlawan macam tadi . Dapat tangkap je . Semua letupkan diri . Diorang sanggup mati daripada serahkan maklumat . "
" Susah juga kes ni . Sebab , suspek yang ayah lawan tadi tu , Pahlawan Pelarian . " Kata Ahmadi dengan tenang . " Kita perlukan maklumat yang diorang ada untuk selesaikan motif kenapa diorang buat serangan kat dunia ni . "
" Putih pun ada cakap macam tu . " Balas Pendekar Bayu dengan lembut . " Didie dah dapat tangkap ' sorang ' tadi . Harap , kita dapat maklumat yang cukup untuk leraikan motif diorang . "
" Buat masa ni . Ayah kena tukar taktik dulu .Sementara tunggu kitorang ." Kata Ahmadi dengan tenang dan jelas . Dia kemudiannya meneguk minumannya . " Kena jadi ' Lipas ' dulu . Ikut keadaanlah . Jadi ' Kucing ' ke . ' Ghimau ' ke . "
" Ayah faham maksud Didie tu . " Balas Pendekar Bayu lalu menoleh ke kiri dan ke kanan .
" Ayah cari siapa ? " Tanya Ahmadi dengan bersahaja .
" Cari skandal jap . " Balas Pendekar Bayu lalu tertawa kecil .
" ' Ngadelah ' " . Balas Ahmadi juga dengan tawa kecilnya . " Merekah kubur arwah mak . Bangkit . Korek perut ayah . Baru ayah tahu . "
Seketika kemudian , seorang Wanita bertudung sebaya dengan Pendekar Bayu muncul berserta senyuman .
" Bungkuskan aku Mee Hailam satu . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas lalu memandang ke arah Ahmadi yang berwajah tersengih semacam . " Nak apa - apa tak ? "
" Anak ke ? " Tanya Milah Janda dengan lembut sambil tersenyum .
" ' Aah ' . Nilah anak aku . Kacakkan . Macam ayah dia juga . " Balas Pendekar Bayu dengan nada Maskulinnya yang tiba - tiba terkeluar .
Meletup tawa Ahmadi melihat ayahnya menjual ayat di hadapannya .
" Nak apa - apa tak ? " Tanya Pendekar Bayu yang tertawa kecil .
" Ayah ' sorang ' jelah makan . Saya nak pergi sana balik . Nak tunggu diorang . " Balas Ahmadi sambil tersenyum .
Pendekar Bayu memandang wajah Milah Janda . " Bungkuskan untuk aku je . Dia malu - malu lagi . "
" Pertama kali datangkan . Takpelah . Esok - esok ajaklah dia lagi . " Balas Milah Janda dengan lembut sambil tersenyum . " Yelah . Milah buat macam biasa . Yang pedas . "
Pendekar Bayu membalas kata - kata Milah Janda dengan hanya menggunakan senyumannya .
Selepas Milah Janda berlalu pergi , Ahmadi memandang ke arah Pendekar Bayu .
" Nenek Diana tahu ke ayah ' dok ' ' ushar ' janda berhias ni ? " Kata Ahmadi dengan lembut .
" Tahulah . ' Eleh ' . Bukan nak ' pancing ' sangat pun . Saja nak usik . Dia mana nak layan sangat pun , lepas empat kali cerai . " Balas Pendekar Bayu dengan tenang .
" Tapi , anak dia yang ' keje ' kat Bank tu , lawa . " Kata Ahmadi dengan lembut lalu memandang ke arah Pendekar Bayu yang turut tersenyum lebar ke arahnya .
" Dah rasa nak kena korek ke perut Didie tu dengan Sheila dan Siti ? " Kata Pendekar Bayu lalu tertawa .
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Nurzahirah mengetatkan tali kasutnya dan selepas itu , dia memandang ke arah Nurzaharah yang sedang meninju - ninju udara dengan wajah kakunya .
" Hara ingat tau apa akak cakap tadi . Kita guna cara tu untuk bunuh hantu kita . " Kata Nurzahirah dengan tenang dan lembut .
Nurzaharah menganggukkan kepalanya . " Akak cakap , betul . Tapi , Hara ada fikir . "
" Hara fikir apa ? " Tanya Nurzahirah dengan tenang .
" Pakcik cakap . Nak menang . Bukan mesti kuat . " Balas Nurzaharah . " Jadi . Hara fikir . Macam ni . . . "
Sheila Asyikin memanggil semua anggota pasukannya untuk mula bergerak semula ke arah gelanggang ujian mereka .
" Aku akan lulus hari ni . " Kata Siti Nursamawi dengan lembut lalu membukakan Pintu Tenaganya . " Aku tak sabar nak ketuk kepala Didie tu . Sampai hati dia seksa aku macam ni . "
" Apa pula ? " Spontan sahaja Siti Nurjannah membalas dengan reaksi wajah yang hairan . " Betullah apa yang dia buat ni . Untuk kebaikkan kita semua ' kut ' . "
" Kak Janne sayang . Sejak bila akak bela Didie ni ? " Tanya Siti Nursamawi . " Selalunya . Bangkang habis . Belum dia habis cakap lagi dah bangkang . Akak dah restu kitorang ke ? "
" ' Ishhh ' , tak ingin akak nak beradik iparkan lelaki tak betul . Dahlah gila . " Balas Siti Nurjannah lalu dia tertawa kecil .
" Entahnya . Saya pun tak ' ndaklah ' beradik iparkan perempuan bersakakan hantu lapar . " Celah Siti Khumairah lalu dia juga tertawa . " Jangankan bersaka . Yang acah - acah comel ' kebabom ' macam patung BJD ( Ball Jointed Doll ) pun , ' eeeiihh ' tak kuasa . "
Hagia Sofea tertawa besar . " Mentah - mentah kena ' reject ' . "
Menjadi pantas langkah Siti Nursamawi menghampiri Sheila Asyikin yang juga sedang terbakar mendengar gurauan Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea .
" Korang bertiga nilah . Ditakdirkan budak bertuah dua orang ni , berjodoh dengan Didie tu . Padan dengan muka korang . " Kata Khalid dengan tenang .
" ' Eeeiiiihhhh ' . Susah akak nak gambarkan macam mana keadaan rumah diorang kalaulah , diorang bertiga tu berjodoh . " Spontan sahaja Siti Maisarah membalas kata - kata Khalid itu . " Hiasan bilik diorang pelik - pelik . "
" Elok - elok jadi rumah , bertukar jadi Asylum . " Kata Daniel dengan lembut lalu dia tertawa dan kata - katanya itu juga turut disambut dengan tawa oleh mereka yang lain .
" Apalah Ummi dan ayah ni semua . Tak kisahlah siapa jadi isteri Pakcik . Tak baik cakap macam tu . kesian Pakcik . " Kata Nurzahirah dengan lembut .
" Kalau korang berdua , nak pilih siapa ? " Tanya Siti Aisyah dengan lembut . " Tapi , dua ' orra . . . ' "
" Kakak Patung dan Kakak Pipi Tembam / Kakak Ikan dan Kakak Seksi . " Jawab Nurzahirah dan Nurzaharah dengan lantang dan serentak sambil mengangkatkan kedua belah tangan mereka , walaupun sebenarnya , soalan Siti Aisyah itu belum pun habis .
Nurzahirah dan Nurzaharah saling berpandangan sesama sendiri manakala yang lain pula terhenti daripada melangkah .
" Sheila jangan marah tau . Takpe . Nanti kitorang tolong ' ushar ' Didie untuk korang . " Kata Naera dengan lembut persis memujuk dan memeluk bahu Sheila Asyikin lalu dia menjerit dan mengibas - ngibaskan tangannya kerana kehangatan tubuh Sheila Asyikin . " Panasnya ! "
Siti Hawa pula menyalutkan tapak tangannya dengan debuan Tanah Elemennya dan memegang bahu Siti Nursamawi . " Betul cakap Naera . Nanti kitorang tolong , ye . "
Nurzahirah menarik tangan Nurzaharah agar berjalan ke depan dengan pantas . " ' Ehm , sini rasanya kita sampai semalamkan ? "
" Kakak , tahu ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut . Selepas itu , dia menggosok - gosok pipinya kerana dicubit Nurzaharah .
" Hara , diam . " Balas Nurzahirarah dengan agak pantas . " Ni semua salah Hara . Kenapa pilih Kak Vanessa dan awek seksi tu ? "
Nurzaharah ingin menjawab soalan itu namun , dia menahan jawapannya kerana dia perasan akan lirikan maut daripada Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi .
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Ahmadi duduk di atas bumbung rumah yang menjadi tempat penginapannya sementara menunggu anggota pasukannya menyelesaikan ujian penilaian mereka .
Sambil dia menunggu , sambil itulah mindanya ligat berfikir akan tujuan Pahlawan Pelarian yang sedang rancak berakai di Dunia Manusia .
Dia terganggu dengan kehadiran Pahlawan - pahlawan Pelarian itu . Apakah yang mereka cari dan apakah tujuan mereka datang ke Dunia Manusia .
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Siti Hawa saling berbalas serangan dengan jelmaan dirinya .
Bunyi lagaan Pedang Elemen dan Tameng mereka berdenting dan menghasilkan percikkan Elemen .
Dia berundur ke belakang dan melibas udara lalu , Libasan Elemen terhasil namun , serangan itu dipatahkan oleh jelmaannya dengan menggunakan teknik yang sama .
" Macam mana nak bunuh dia ni ? " Desis hati Siti Hawa dengan perlahan bersulamkan renungan matanya yang tajam dan menakutkan .
Siti Nursamawi tercampak ke arah sebatang Pokok yang besar dengan kuat sehingga menyebabkan Pokok tadi tumbang menyembah ke lantai bumi .
" Apa hal tadi tu ? " Tanya hati Siti Nursamawi lalu dia perlahan - lahan berdiri sambil meludahkan darahnya yang mengalir di dalam mulutnya . " Jelmaan aku buat serangan bertubi - tubi masa aku nak rampas Terakol Elemen dia . "
Nurzahirah yang tercampak di atas tanah perlahan - lahan hendak bangun namun , dia tertiarap kerana Nurzaharah tercampak ke arahnya .
" Kak Rara . Hara tahu . " Kata Nurzaharah dengan perlahan sambil cuba untuk bangun semula . Dia memegang perutnya kerana menahan sakit akibat ditendang oleh jelmaan dirinya .
" Kita kena cuba dulu . " Balas Nurzahirah sambil memegang bahu kanannya yang terasa sakit . " Kalau betul . Kita beritahu kat semua orang . "
Ikhwan menjerit dengan semahunya ketika dia merasakan Pedang Elemen jelmaannya menusuk ke dalam perutnya .
Dia terundur ke belakang lalu terlutut . Darah segar mengalir daripada mulutnya .
" Ini cuma khayalan ! Celaka ! Macam ni ' kot ' rasanya kena tikam ! " Kata hati Ikhwan sambil terus mengawal mindanya untuk ' menyahkan ' rasa kesakitan yang dialaminya . " Budak gila tu . Apa yang dia nak belajar dengan buat latihan macam ni ? !"
Siti Maisarah berundur ke belakang sambil bersedia kembali untuk meneruskan pertarungannya .
Matanya merenung tajam ke arah jelmaan dirinya yang mana , telah hampir terputus kepalanya dek kerana terkena libasan Pedang Saga Elemennya .
Melihat keadaan jelmaan dirinya yang telah tercedera parah dan dalam keadaan yang agak malap , dia dengan pantas meluru ke arah jelmaannya tadi .
Ketika dia hendak menamatkan ' riwayat ' jelmaannya , dia terundur kerana terkena tendangan pada bahagian dadanya .
Dengan pantas dia bangun kembali dan dengan perasaan hairan , dia memandang ke arah jelmaan dirinya yang dalam posisi kaki terangkat sebelah dengan kepala yang hampir terputus namun , dengan perlahan - lahan bercantum semula .
Aivira mengerang kesakitan sambil sebelah tangannya menggenggam rumput manakala sebelah lagi tangannya memegang bahu kirinya yang dilibas oleh jelmaan dirinya .
" Saya rasa ! Saya dah tahu kenapa orang gila tu tak nak ada pembunuh dalam pasukan dia ! " Bisik hati Aivira sambil dia menahan kesakitan yang menggigit setiap inci tubuh badannya .
Stephen Akio Kenzo menggelongsor di atas permukaan tanah dan selepas itu , dia berpusing sambil melakukan Hand Seal .
Kemudian , dia menyemburkan arus elektrik berwarna Ungu , Indigo Kemerahan daripada mulutnya ke arah jelmaan dirinya .
Jelmaan Stephen Akio Kenzo menepuk ke tanah lalu arus elektrik keluar daripada rekahan tanah untuk menghalang teknik yang dilancarkan oleh Stephen Akio Kenzo tadi .
Tidak terhenti setakat itu , rekahan tanah semakin membesar dan bergerak ke arah Stephen Akio Kenzo dan selepas itu , satu letupan arus elektrik terhasil .
Stephen Akio Kenzo keluar daripada kepulan asap berarus elektrik tadi sambil memegang Katana Elemennya dan meluru dengan pantas ke arah jelmaan dirinya .
Satu letusan Tenaga Elemen terhasil sebaik sahaja lagaan Katana Stephen Akio Kenzo dan jelmaannya bertembung .
Tiba - tiba , Katana yang digunakan oleh Stephen Akio Kenzo bertukar menjadi klon dirinya dan dengan pantas menikam mata jelmaan dirinya dengan menggunakan Kunai Elemen .
Tidak cukup setakat ikut , dia menikam perut jelmaannya dengan semahunya dan cuba untuk merampas Katana jelmaannya .
Namun , dia diserang bertubi - tubi oleh jelmaan dirinya yang telah pun cedera parah .
Nurzahirah dan Nurzaharah membukakan semua Pintu Tenaga mereka dan juga membuka Kunci Banshee Psikik mereka .
Warna Biru menyala dengan terang pada mata kanan Nurzahirah manakala warna Merah pula memancar dengan terang pada mata kiri Nurzaharah .
Banshee Psikik mereka berdua muncul dan terapung di belakang mereka .
Banshee Psikik Nurzahirah tersenyum lebar . Satu senyuman lebar yang pelik dan menakutkan . Malah , matanya juga turut tersenyum sama . Memperlihatkan sinaran pancaran mata yang berwarna Biru yang amat kecil namun , terang benderang .
Manakala Banshee Psikik Nurzaharah pula , sama seperti wajahnya . Kaku . Hanya memerlihatkan mata sebelah kiri yang menyalakan warna Merah yang amat terang .
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Pada ketika itu , Permaisuri Fiirapi dan rakan - rakan yang seangkatan dengannya telah mencemar duli di rumah penginapan Ahmadi .
Dan perasan akan Ahmadi , yang telah pun berdiri tegak membelakangkan mereka di hadapan rumah itu sambil berpeluk tubuh .
" Salam Sejahtera ke atas kamu , wahai anakanda beta , Raja Pawana . " Sapa Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
Ahmadi memusingkan badannya buat seketika dan selepas itu , dia membalas sapaan Permaisuri Fiirapi itu lalu , melakukan gerakan Hormat DiRaja .
" Bangunlah , Raja Pawanan . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
Ahmadi berdiri kembali sambil tersenyum lalu , dia kembali berdiri membelakangkan mereka .
" Apakah halnya anakanda berdiri di bawah ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Jika hendak menunggu , naiklah ke atas . Biarlah kita semua tunggu bersama . "
Ahmadi tersenyum lalu , dia naik ke rumah itu dengan langkah yang perlahan kemudian , dia memandang ke arah Permaisuri Fiirapi . " Mahukah bonda meneka . Siapakah yang akan mula - mula sekali akan keluar daripada hutan itu ? "
Dipandangnya pula ke arah wajah para pemimpin yang turut hadir sama ke situ . " Raja dan Ratu sekalian yang dihormati juga , boleh turut meneka sama . "
" Jika menurut hemat beta . Sudah tentulah Puteri Pawaka yang pertama sekali lulus ujian ini . " Kata Ratu Jeullbea dengan lemah lembut . " Jika tidak , si Puteri yang bermulut puaka itu . Kerana , mereka berdua amatlah rapat dengan tuanku Raja Pawana . "
Permaisuri Fiirapi tertawa kecil ." Pada hemat bonda pula . Sudah tentulah , bonda kepada cucunda bonda . Semangatnya kental dan kuat . "
Raja - raja yang lain juga menyuarakan jawapan mereka bersulamkan pandangan mereka .
Ahmadi tertawa kecil . " Selalunya , orang pertama yang akan memenangi mana - mana pertandingan antara beta dan rakan sekalian , memanglah si Puteri yang berdua itu dan , jika antara kekanda - kekanda beta pula , benar . Kekanda sulung beta itulah yang akan memenanginya . "
Ahmadi membuang pandangan matanya ke arah Hutan Tebal yang mana di dalamnya , bergolak dengan pelbagai jenis serangan Elemen . " Namun kali ini , keputusan bagaikan , sedikit berubah . "
Sheila Asyikin terseret menahan serangan Elemen Api daripada jelmaannya yang bergabung dengan Serangan Bilah Sayap Burung Elemen yang berwarna Merah , Kuning dan Jingga .
Dia terlutut menahan serangan itu . Matanya terpejam rapat sambil mengetapkan giginya dengan rapat . Peluhnya semakin bercucuran .
Kemudian , satu corak unik yang amat abstrak terukir pada dahinya . Ukiran itu juga terukir pada bahagian kedua belah pergelangan tangannya sehingga ke bahagian siku .
Ukiran itu menyinarkan warna Elemen dan Cahaya miliknya .
Dengan riak wajah yang menggerunkan sambil terus menahan serangan , dia membuka matanya yang menyinarkan warna Elemen dan Cahayanya dengan terang benderang .
Bebola matanya bagaikan mengandungi bara dan lidah api yang membara .
Sejurus selepas itu pula , sepasang Sayap Elemen Api yang besar dan berwarna Merah , Jingga dan Kuning berjalur Biru menjelma pada bahagian kedua belah belikatnya .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pada waktu yang sama , Paquine dan Merowran yang sedang berkawal di antara ' Langsir Vortex ' yang menjadi tabir antara dua dunia kelihatan sedikit dibelenggu kegusaran .
" Saya harap sangat - sangat . Cik Sheila tak gunakan Teknik Larangan tu . " Kata Merowran dengan lembut .
" Saya pun harap macam tu juga . Kalau Tuan Didie tahu , Cik Sheila belajar teknik purba tu . Jangankan Cik Sheila . Dengan kita - kita sekali kena maki nanti . " Balas Paquine dengan jelas . " Teknik tu susah dan mustahil untuk dikuasai . Pahlawan daripada Puak kita sendiri pun dah takde yang kuasai teknik tu . Kita sendiri pun cuma dapat kuasai teknik pengawalan untuk teknik tu je . "
" Saya tak faham dengan Cik Sheila . Teknik tu bersifat api . Cik Sheila pun bersifat api . Kalau Cik Sheila tersalah sikit pun . Teknik tu akan makan diri dia balik . " Kata Merowran dengan tenang bersama satu keluhan yang kedengaran amat berat . " Dah berapa banyak Pahlawan puak kita yang mati pasal tu je . Yang dapat kuasai teknik tu pula boleh dikira dengan jari . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Siti Nursamawi berguling ke belakang dan berseret di atas tanah dan kemudian , dengan menggunakakan Bilah Elemennya , dia mencucuk tanah untuk bertahan daripada terpelanting akibat gelombang tenaga elemen yang dilepaskan oleh jelmaan dirinya yang dalam keadaan tangan kanan yang terpusing dan terkehel .
Dia bertahan dengan sekuat tenaganya lalu , matanya memancarkan cahaya elemen Warna dan Cahayanya yang saling tidak ubah seperti Sheila Asyikn .
Pada bahagaian kedua belah kelibatnya juga terpancar semburan baraan api yang perlahan - lahan membentuk sepasang sayap Elemen yang amat indah dan besar yang , warnanya juga hampir serupa seperti mana yang dimiliki oleh Sheila Asyikin yang juga turut memiliki jalur cahaya yang berwarna Biru .
Ahmadi dengan pantas membuka Gelang yang dipakainya dan membuangkannya ke tanah .
" Bukankah bonda telah melarang , janganlah lagi anakanda mengenakan perhiasan itu . Kenakanlah cincin sahaja . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Apakah halnya anakanda membuang Gelang itu ? "
" Anakanda membuangkannya kerana , si Puteri Api berdua itu telah menggunakan Elemen Warna dan Cahaya mereka pada tahap yang tertinggi . Terasa amatlah panas Gelang itu . Kerana itulah , anakanda menanggalkannya . " Kata Ahmadi dengan lembut . " Perhiasan itu juga telah diselimuti dengan Lembayung jernih dan telah diselimuti dengan angin yang mana hawanya , telah bercampur antara dingin dan panas . Si Puteri Psikik kembar itu juga telah menggunakan Tenaga Dalaman mereka pada tahap yang tertinggi . "
Nurzahirah dan Nurzaharah berlari dengan pantas ke arah jelmaan mereka .
Sebaik sahaja mereka hampir , mereka berdua bertukar sasaran .
Nurzahirah bertempur dengan jelmaan Nurzaharah manakala Nurzaharah pula bertempur dengan jelmaan Nurzahirah .
Banshee Psikik Nurzahirah menghalang serangan Elemen jelmaan Nurzaharah dengan menjelmakan Akar Elemen Psikik untuk mengikat kaki jelmaan Nurzaharah itu .
Melihat keadaan itu , Nurzahirah menumbuk perut jelmaan Nurzaharah dengan semahunya dan bertubi - tubi sehingga letusan tenaga terkeluar daripada belakang badan jelmaan Nurzaharah .
Nurzaharah pula menusukkan Bilah Apinya ke tubuh jelmaan Nurzahirah dengan bertubi - tubi tanpa henti manakala Banshee Psikik miliknya pula mencakar - cakar jelmaan Nurzahirah bagaikan Hantu yang menyeramkan .
Nurzahirah dan Nurzaharah terseret ke belakang kerana terkena letusan Tenaga Elemen yang dikeluarkan oleh jelmaan mereka .
Tidak terganggu dengan keadaan itu , mereka berdua mengarahkan Banshee Psikik mereka menyerang jelmaan mereka .
Serupa seperti tadi , Banshee Psikik Nurzahirah menyerang jelmaan Nurzaharah dan begitu juga sebaliknya .
Fateh melibaskan Parang Elemennya ke udara untuk menghalang serangan jelmaannya .
Sebaik sahaja pertembungan berlaku , dia dengan pantas melenyapkan dirinya dan muncul semula di hadapan jelmaannya .
Dengan pantas dan dengan hanya sekali pergerakkan , perut jelmaannya terbelah terkena serangannya .
Melihat keadaan jelmaannya yang menjadi sedikit malap , dia dengan pantas menghayunkan Pedang Elemennya ke arah leher jelmaannya .
Namun , dia terpaksa mempertahankan dirinya kerana jelmaannya itu melancarkan serangan pantas dengan tiba - tiba .
Siti Nursamawi bertarung dengan sebaik mungkin untuk menewaskan jelmaannya .
Sayap Elemennya yang baru sahaja terbentuk bergerak - gerak mengikut pergerakkannya .
Dia menyerang jelmaannya berselang - seli antara Bilah Baranya dengan Terakol Elemennya .
Ketika dia hendak mengacukan Terakol Elemennya ke dalam mulut jelmaannya , dia terundur ke belakang lalu dia menggunakan Sayap Elemennya sebagai perlindungan daripada serangan jelmaannya .
Pada ketika itulah , dia menyedari akan sesuatu .
" Terakol Elemen si celaka ni . Mesti salah satu kunci untuk tewaskan dia . " Kata Siti Nursamawi di dalam hati .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Nurzahirah dan Nurzaharah menyerang jelmaan masing - masing dengan bertubi - tubi .
Mereka berdua terundur ke belakang kerana jelmaan mereka menghasilkan Letupan Gelombang Elemen .
Nurzahirah terseret ke belakang manakala Nurzaharah pula terguling - guling sebelum dia bingkas berdiri semula .
Nurzahirah menjelmakan satu lagi corak pada dahinya dan turut menghasilkannya pada dahi Nurzaharah .
Banshee mereka berdua juga kembali terapung pada belakang mereka .
Nurzaharah terlutut sambil memegang sisi kiri badannya dan kemudian , dia terbatuk . Batuk yang memercikkan percikan darah .
Nurzahirah dengan pantas mendapatkan Nurzaharah dengan wajah yang dibelenggu cemas . " Hara okey tak ? "
" Badan , sakit . " Balas Nurzaharah dengan lembut namun , wajah sakitnya sedikit pun tidak berbekas pada wajah kakunya .
" Badan . Ada patah . " Kata Banshee Psikik Nurzaharah dengan cemas . " Saya , masuk . Nanti keluar . Saya masuk , badan boleh tahan . "
" Jangan . Tak apa . Dekat luar . Nanti masuk , susah menang . " Balas Nurzaharah dengan lembut lalu , dipandangnya wajah Nurzahirah . " Kita lawan . "
Nurzahirah memegang tangan Nurzaharah dan membantu Nurzaharah berdiri .
Selepas itu , Banshee Psikik Nurzahirah dan Nurzaharah melentikkan badan mereka ke belakang dengan tangan yang terdepa .
Banshee Psikik Nurzahirah semakin tersenyum . Satu senyuman lebar yang amat menakutkan . Matanya juga turut tersenyum sama . Hanya memperlihatkan dua titik berwarna Biru yang amat terang .
Manakala Banshee Psikik Nurzaharah pula , dengan hanya memperlihatkan mata kirinya yang berwarna Merah yang amat terang , membeliakkan matanya yang sememangnya amat menakutkan . Tidak sekadar itu , dia mengangakan mulutnya dengan seluas - luasnya sehingga terlihat akan lidahnya yang berwarna Merah Kehitaman .
Jelmaan Nurzahirah dan Nurzaharah yang telah pulih sepenuhnya berlari ke arah Nurzahirah dan Nurzaharah dengan pantas .
Nurzahirah dan Nurzaharah berlari ke arah jelmaan mereka dengan corak perhubungan Banshee Psikik pada dahi mereka .
Ketika mereka hampir dengan kedudukan jelmaan mereka , satu bulatan yang amat abstrak dan kompleks yang berwarna Biru dan Merah berlembayung jernih menjelma di atas permukaan tanah di sekeliling mereka .
Corak yang abstrak dan kompleks itu mengukirkan corak gabungan Elemen Api dan Angin milik mereka berdua .
Puluhan tangan yang panjang dan mengerikan serta berkuku panjang keluar daripada corak bulatan tadi dan terus memegang setiap anggota bahagian tubuh badan jelmaan mereka .
Sebaik sahaja Nurzahirah dan Nurzaharah tiba di hadapan jelmaan mereka , mereka berdua dengan pantas merampas Tongkat Elemen Psikik jelmaan mereka dan dengan pantas dan dengan sekuat hati mereka , mereka berputar dan melibaskan Tongkat Elemen Psikik itu ke arah kepala jelmaan mereka .
Serangan itu telah menyebabkan , Tongkat Psikik Elemen jelmaan mereka berdua patah .
Terpatahnya Tongkat Psikik milik jelmaan Nurzahirah dan Nurzaharah itu telah menyebabkan , warna jelmaan Nurzahirah dan Nurzaharah menjadi malap .
Nurzahirah dan Nurzaharah tidak terhenti setakat itu . Nurzahirah membenamkan Tongkat Elemen Psikik yang patah tadi ke dalam perut jelmaannya dengan sekuat hatinya walaupun dia merasa bagaikan , dia membunuh dirinya sendiri .
Begitu juga halnya dengan Nurzaharah . Walaupun dengan abdomen kirinya yang terasa sakit , dia dengan sekuat hatinya , dibenamkannya Tongkat Elemen Psikik tadi pada mata kiri jelmaannya dengan sekuat hatinya .
Banshee Psikik Nurzahirah dan Nurzaharah melayang dengan pantas ke arah jelmaan mereka dengan wajah yang amat menyeramkan .
Banshee Psikik Nurzahirah menyangkut pada bahagian belakang jelmaan Nurzahirah .
Kemudian , dia tolehkankannya kepala jelmaan Nurzahirah ke arah wajahnya dan mengangakan mulut jelmaan Nurzahirah dengan luas lalu , memasukkan Elemen Angin yang sejuk ke dalam mulut jelmaan Nurzahirah .
Manakala Banshee Psikik Nurzahirah pula bertenggek di atas bahu jelmaan Nurzaharah lalu , mengangakan mulut jelmaan Nurzaharah dengan kasar sehingga rahang jelmaan Nurzaharah itu patah .
Selepas itu , dia memasukkan sambaran api ke dalam mulut jelmaan Nurzaharah .
Tidak terhenti di situ , Nurzahirah dan Nurzaharah yang saling berhubung minda , melakukan serangan Elemen mereka ke tubuh jelmaan mereka dengan pantas dan padu .
Satu Serangan Elemen yang dihasilkan oleh keluarga mereka yang mana , terlalu sukar untuk dikuasai .
Nurzaharah mengikuti gerak langkah serangan itu dengan tenang seperti mana yang dapat ' dilihatnya ' melalui minda Nurzaharah .
Nurzahirah yang semakin meningkatkan kepantasan serangannya , dia ' memberikan ' arahan kepada Nurzaharah melalui Telepatinya .
Dengan serentak , Nurzahirah dan Nurzaharah menumbuk dada jelmaan mereka dengan kuat sehingga tembus .
Selepas itu , mereka berdua mengeluarkan Elemen Angin dan Api mereka dan menggabungkannya .
Jelmaan mereka dengan pantas terbakar bersulamkan tiupan angin yang menyebabkan nyalaan api itu membesar .
Banshee Psikik Nurzahirah dan Nurzaharah pula menghasilkan corak abstrak pada tubuh mereka lalu berubah menjadi lidah - lidah api yang berwarna Merah dan Biru .
Jelmaan Nurzahirah dan Nurzaharah bagaikan cair seperti lilin dan pada ketika itulah , Nurzahirah dan Nurzaharah terlihat sebiji Mutiara pada bahagian kepala jelmaan mereka . Di dalam tengkorak jelmaan mereka yang merekah .
Dengan pergerakkan yang serentak , Nurzahirah dan Nurzaharah menggenggam Mutiara tadi dan terus melompat ke belakang .
Jelmaan Nurzahirah dan Nurzaharah menjerit dan meraung dengan suara yang amat menggerunkan bersulamkan pergerakkan yang amat menakutkan dan terhuyung - hayang .
Nurzaharah memecahkan Mutiara tadi dengan menggenggamnya dan perbuatan itu disusuli oleh Nurzahirah .
Selepas itu , satu corak abstrak terukir di sekitar Nurzahirah dan Nurzahirah berdiri dan dalam masa yang sama , jelmaan mereka berdua mula berhenti bergerak dan hilang serta tenggelam ke dalam tanah .
Kemudian , corak abstrak yang terhasil pada permukaan tanah tadi perlahan - lahan menjalar pada tubuh badan Nurzahirah dan Nurzaharah bersama cahaya yang bergemerlapan .
Setelah beberapa detik , cahaya dan corak itu lenyap dengan perlahan - lahan .
Nurzahirah terlutut lalu duduk berlunjur bersama keluhan yang berat manakala Nurzaharah terus sahaja baring terlentang .
" Hara cakap betul . Tangkap . Bunuh . " Kata Nurzaharah dengan perlahan - lahan lalu memegang abdomen kirinya dan selepas itu , dia meludah ke kiri .
Ludahnya bercampur dengan darah . " Tongkat hantu . Mesti boleh bunuh hantu . "
Banshee Psikik Nurzahirah dan Nurzaharah kembali kepada bentuk asal dan terus menghampiri tubuh mereka .
" Badan . Patah . Saya , masuk . Badan boleh kuat . " Kata Banshee Psikik Nurzaharah dengan lembut lalu , dia masuk semula ke dalam tubuh Nurzaharah .
Nurzahirah memandang ke arah Banshee Psikiknya . " Awak masuk dalam tubuh Hara dan jelmakan corak Banshee pada dahi Hara . Sekarang . "
Banshee Psikik Nurzahirah tanpa berlengah terus sahaja melaksanakan arahan itu .
Nurzaharah mengeluh lalu dia baring terlentang dan mengaturkan nafasnya . " Macam mana Hara boleh fikir cara tu ? "
Corak abstrak Banshee Psikik Kembar terukir pada dahi Nurzaharah . " Pakcik cakap . Nak menang , kuat , tak penting . Hara fikir . Mesti kena bunuh . Tapi , nak bunuh , susah . Jadi . Tangkap dulu , baru bunuh . "
Dia cuba untuk bangun namun , kesakitan yang dialaminya sedikit menghalang tindakannya .
Nurzahirah menganggukkan kepalanya dengan perlahan . " Ada sesuatu yang penting juga tadi . "
Dia bangun dengan perlahan - lahan lalu membantu dan memimpin Nurzaharah untuk berdiri .
" Apa ? " Tanya Nurzaharah dengan tenang namun agak lemah nadanya .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dua Pahlawan Mitos yang berjantinakan Lelaki dan Wanita muncul di halaman rumah yang menjadi tempat terakhir untuk pasukan Ahmadi .
Dua Pahlawan Mitos itu masing - masing berambut panjang sehingga ke paras dada dan pada bahagian ubun - ubun dan dahi mereka , terdapat tanduk yang kecil . Seperti tanduk seekor Rusa namun , amat kecil bentuknya .
Siung mereka juga sedikit kelihatan pada mulut mereka .
Mata Pahlawan Mitos Lelaki berwarna Merah manakala yang Wanita pula berwarna Biru .
Namun yang menghairankan , terdapat sedikit kesan darah pada bahagian hidung dan mulut mereka berdua .
" Kita ada tetamu . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
Ahmadi melihat ke halaman lalu sedikit terperanjat dan kehairanan dan kemudian , dia turun ke halaman .
Pahlawan Mitos Lelaki dan Wanita itu melakukan gerakan Hormat DiRaja kerana melihat kehadiran tetamu terhormat yang turut mencemar duli di situ .
" Apa yang korang berdua buat kat sini ? " Tanya Ahmadi dengan nadanya yang kehairanan . " Korang bukan sepatutnya kawal ujian penilaian ni ke ? "
Ochemia bangun lalu memandang ke arah Ahmadi dengan wajah semacamnya . Ditolaknya bahu Ahmadi seperti budak - budak sekolah yang hendak bergaduh . " Apasal kau tak bagitahu ada Banshee Psikik dalam pasukan ni ? "
Di arahkannya tangannya ke arah teman wanitanya . " Kau tengok , kat Delusia . Jangankan dia . Aku sendiri pun muntah darah tau nak kawal tenaga budak kembar tu tadi . "
Ahmadi tersengeh . " Anak saudara aku tu dah menang ke ? "
Delusia memukul bahu Ahmadi . " Bukan pasal menang jahanam ! Kenapa kau tak bagitahu kitorang anak saudara kau tu ada teknik Banshee Psikik ? ! "
" Korang dah kalahkan ? " Balas Ahmadi lalu tertawa kecil .
Ochemia dan Delusia memukul dan menendang Ahmadi seperti budak - budak kecil yang sedang membuli manakala Ahmadi pula hanya duduk sambil melindungi kepalanya dan tertawa .
" Mungkin , ini adalah salah satu sebab kenapa , Raja Pawana dan Puteri Pawaka disenangi oleh Pahlawan - pahlawannya . " Kata Ratu Jeullbea dengan tenang . " Baginda Pawana melayani mereka seperti sahabat namun , dibatasi dengan status mereka . "
Ahmadi bangun dengan gaya yang bersahaja lalu dia tersenyum dan memegang bahu Ochemia dan Delusia . " Korang relakslah . Takkan dengan budak mentah macam tu pun korang nak berkira . "
Delusia menggenggam penumbuknya dengan geram . " Kalau bukan sebab budak berdua tu comel . Dah lama aku telan diorang hidup - hidup . "
" Dahlah . Cakap dengan kau pun. Buang masa je . Buat sakit hati . " Kata Ochemia lalu dia menjelmakan dua buah peti yang agak besar yang berhiaskan ukiran daripada Emas , Permata dan Berlian . " Bagi ni kat budak berdua tu . Diorang yang pertama lulus ujian ni kitorang . Yang terakhir . Kau yang tentukan . "
Selepas itu , Delusia dan Ochemia melenyapkan diri mereka semula .
Ahmadi dengan senyuman , dia meletakkan dua buah Peti tadi di atas meja sambil dia berjalan dan duduk di tempatnya semula .
" Putera Pawana , peti apakah ini ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Amatlah cantik ukirannya . "
Belum sempat Ahmadi hendak membalas pertanyaan Permaisuri Fiirapi itu , derianya yang terbuka telah menarik matanya untuk melihat ke arah hutan yang menjadi tempat ujian untuk pasukannya .
Dia tersenyum . " Janganlah dibuka dahulu peti ini . "
Selepas itu , dia turun ke tanah dan berdiri tegak dan kemudian , dia menghasilkan jalur bercorak yang amat abstrak dan kompleks pada permukaan tanah .
Sejurus selepas itu , puluhan halangan yang amat berbahaya muncul dan keluar daripada tanah .
Nurzahirah dan Nurzaharah terperanjat melihat halangan - halangan itu .
" Pakcik nak kita mati ke ? " Kata Nurzahirah dengan jelas dengan nadanya yang kedengaran amat terperanjat .
Nurzaharah dengan reaksi wajah kakunya juga melihat ke arah halangan - halangan yang dijelmakan oleh Ahmadi itu . " Pakcik nak bunuh kita . "
Share this novel