Sepasukan kecil telah pun berada di hadapan Ahmadi dan semua rakannya sambil mengacukan SMG Lightning Eagle yang canggih .
" Die , sebab ni ke awak jelmakan corak pelik ni kat dahi
kitorang ? " Tanya Adam dengan perlahan . Dengan hanya menggunakan interaksi di antara minda .
" Yelah . Aku dah dapat agak kitorang akan disambut dengan layanan mesra macam ni . " Jawab Ahmadi dengan bersahaja . " Cuma , aku tak tahu pula yang korang semua pun ada kat sini . Dan , aku tak nak diorang dapat pintas Gelombang Minda kita . "
" Ramai juga diorang ni . " Sampuk Ratni . " Nak pilih ke siapa lawan siapa ? "
" Semuanya ada 19 orang . " Celah Stephen Akio Kenzo . " Tapi , diorang ni memang nampak macam beriya juga nak lekatkan kita kat sini . "
" Saya malaslah nak layan benda macam ni . " Kata Siti Hawa pula dengan lembut . " Tapi bagus juga . Boleh luahkan apa yang kita rasa sekarangkan . "
" Aku setuju dengan Hawa . " Siti Nursamawi tersenyum . " Aku dah memang dalam mood nak mengamuk ni . "
" Ehm , apa kata kita bagi je diorang ni semua kat Stephen ? " Cadang Ahmadi lalu tertawa kecil .
Siti Khumairah bersama dengan dua orang rakannya melenyapkan diri mereka dan muncul semula di hadapan pasukan kecil Pasela tadi .
" Diorang berborak dari minda ke minda tapi , saya tak dapat nak kesan Gelombang Minda diorang . " Kata Hagia Sofea dengan perlahan persis berbisik . " Pelik . "
" Itu mesti teknik Didie . " Kata Siti Khumairah dengan perlahan .
" Tolong beri kerjasama . " Kata Siti Nurjannah dengan perlahan . Dia persis memujuk . " Ini cuma prosedur Pasela yang biasa . "
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Kelihatan Siti Aisyah bersama dengan Nurzahirah dan Mandy Chong Wei Tze sedang berada di dalam sebuah Cafe .
" Seronoklah tempat ni . " Kata Mandy Chong Wei Tze sambil mataya liar memandang ke arah suasana Cafe itu . " Semua menu diorang pun , takdelah berat sangat . "
" Selalu ke Rara pergi sini ? " Tanya Siti Aisyah dengan lembut .
" Takdelah . " Jawab Nurzahirah . " Ummi yang kadang - kadang singgah kat. Cafe ni . Kalau kitorang nak beli barang kat dekat - dekat Cafe ni , memang kitorang singgah . "
" Cafe ni baru bukakan ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze .
" Aah , baru buka . " Jawab Nurzahirah . " Tapi , Uncle dan Kakak Patung tak suka sangat pergi sini . "
" Sebab ? " Tanya Siti Aisyah .
" Diorang cakap , menu kat sini takde seni . " Jawab Nurzahirah dengan lembut .
" Takde apa ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze dengan agak kuat sedikit nadanya .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Witchie dan Kucina membantu mengangkatkan Bag Pakaian yang berisikan pakaian Rissa .
Ragi pula membawa tujuh buah kotak yang mengandungi kasut - kasut yang akan digunakan oleh Rissa ketika Rissa berada di dalam asrama Akademi DiRaja .
Manakala pada tangan kirinya pula , menjinjing beberapa Bag Kertas yang berisikan Selipar - selipar yang juga kepunyaan Rissa .
Sementara Rissa pula , hanya berjalan dengan tangan yang kosong .
" Kita rehat dulu kat warung tu . " Pelawa Witchie dengan lembut sambil tersenyum . " Akak Kucina belanja . "
Kucina hanya tersenyum .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
" Prosedur biasa ? " Tanya Maera dengan senyuman . " Kak , kita ni memang berbeza tapi , kerja kita lebih kurang sama je . Menyiasat . Ini bukan prosedur biasa . Prosedur ni sebenarnya prosedur yang amat bahaya bagi penyiasat macam kitorang . "
" Jadi , nampaknya , kitorang memang takde pilihan kalau nak keluar dari sini . " Kata Adam pula . " Sama ada kitorang keluar dengan baik atau , kawasan ni akan jadi kawasan sampah - sarap . "
Pendekar Bayu bersama rakan - rakannya sedang melihat situasi itu melalui CCTV .
" Awak yakin ke yang diorang ni sebenarnya memang pilihan tepat Mai dan kawan - kawan dia tu ? " Tanya Dato' Panglima Lok Tujuh .
Pendekar Bayu hanya mendiamkan diri . Membisu tanpa kata . Hanya mencerna sesuatu yang sedang diproses oleh mindanya .
" Tak . Kitorang cuma akan padamkan memori berkaitan tempat ni je . Memori korang yang lain kitorang takkan usik sikit pun . " Kata Siti Khumairah cuba meyakinkan .
Ahmadi hanya tersenyum lalu memandang ke lantai . Dan , merenung ke mata Siti Khumairah . " Tak . Didie takkan percaya . "
Kata - kata Ahmadi itu seperti satu serangan maut yang menendang dan menikam gegendang telinga dan hati Siti Khumairah dan Pendekar Bayu .
" Kalau akak nak buktikan yang Didie dan Sheila atau kitorang ni Kumpulan Sayap Peganiex , akak ada banyak pilihan lain tapi , kenapa cara dan contoh macam tu yang akak bertiga pilih ? " Tanya Ahmadi dengan lembut namun , ia sudah cukup untuk menyepak perasaan Siti Khumairah dan Pendekar Bayu .
Turut terasa sama ialah , Siti Nurjannah , Hagia Sofea , Pendekar Bara dan Dato' Panglima Lok Tujuh .
" Sebab kitorang selalu takder kat rumah ? Sebab kitorang selalu keluar rumah ? " Sambung Ahmadi lagi . " Atau , itu yang memang akak fikirkan pasal Didie dan In ? "
Siti Khumairah tidak membalas kata - kata Ahmadi . Manakala Siti Nurjannah pula saling berpandangan dengan Hagia Sofea .
" Suka atau tak , kitorang akan keluar dari tempat ni dengan memori kitorang yang tak terusik walau sejentik pun . " Kata Sheila Asyikin pula dengan jelas . " Akak bertiga boleh arahkan semua yang kat belakang akak tu tembak kitorang tapi , jangan salahkan kitorang kalau diorang , terpaksa bersabung nyawa untuk tarik balik nyawa diorang . "
" Kalau tak percaya , boleh cuba . " Celah Siti Nursamawi pula .
Pendekar Bara memandang ke arah wajah Pendekar Bayu yang kelihatan tenang .
" Stephen , aku nak kau intai peluang . " Arah Ahmadi dengan tenang . " Aku tahu , setakat 19 orang ni , senang je kalau kau nak kejutkan diorangkan . "
" Kalau itu yang awak nak . " Balas Stephen Akio Kenzo sambil tersenyum . " Tapi saya rasa , biar awak sorang jelah yang main ngan diorang . Kitorang malas nak bermain dengan diorang ni . "
" Tahan diorang . " Tiba - tiba sahaja suara Pendekar Bayu bergema di ruangan itu . " Pastikan diorang keluar dari bangunan ni , kepala diorang dah dicuci terlebih dahulu . "
Tersentak Siti Khumairah mendengar arahan daripada Pendekar Bayu .
Sebaik sahaja arahan Pendekar Bayu itu berhenti bergema , kesemua 19 orang anggota Pasela itu maju ke hadapan dengan perlahan - lahan .
" Saya setuju dengan Stephen . " Sampuk Ratni . " Awak buat jelah macam dulu . "
Pasukan kecil Pasela itu bergerak dengan perlahan - lahan . Semakin hampir . Setapak . Demi setapak .
" Kalau itu yang korang nak . " Kata Ahmadi lalu tersenyum .
" Tolonglah beri kerjasama . " Pinta Hagia Sofea . " Kitorang akan padam memori pasal tempat ni je . "
" Kak , kita semua ni dalam lapangan kerja yang hampir samalah . Penyiasat . " Balas Siti Hawa dengan jelas . " Akak bertiga fikir , kitorang percaya ke ? Dah tentulah tak . Pasela akan cari maklumat yang Pasela perlukan . Dan lepas tu , akan padam semua memori tu . "
" Diorang tahu pasal Prosedur ni . " Kata Dato' Panglima Lok Tujuh dengan tenang . " Kita mungkin terpaksa bersedia kalau , diorang semua tu , berpukul dengan budak - budak Pasela . "
" Korang fikir aku kisah ke ? " Tanya Pendekar Bayu lalu tersengih .
" Apa yang awak fikirkan ? " Tanya Pendekar Bara dengan tenang lalu menyelak - nyelak rambut Pendekar Bayu . " Saya tak nampak apa yang ada kat dalam kepala awak . "
" Ini arahan , tangkap diorang dan lakukan Prosedur Pemadaman kat diorang . " Suara Pendekar Bayu bergema sekali lagi .
Pasukan kecil Pasela bergerak beberapa langkah lagi ke hadapan .
" Die. tolonglah dengar cakap akak . " Pujuk Siti Khumairah dengan bersungguh nadanya . " Akak sendiri yang lakukan prosedur ni . "
" Aku tak kisah arahan siapa korang ikut . Arahan ayah aku yang lihat entah dari mana dalam bangunan ni atau arahan kakak aku ni tapi aku ingatkan . " Kata Ahmadi jelas mula memberikan amaran . Tidak menpedulikan kata - kata Siti Khumairah . " Korang takkan dapat sentuh walau sehelai pun daripada rambut kitorang . "
" Jangan pedulikan dia . " Suara Pendekar Bayu bergema lagi . " Ini arahan . Tangkap diorang walaupun korang terpaksa menggunakan kekerasan . "
" Didie , dengar cakap akak ! " Kata Siti Khumairah dengan agak sayu sedikit suaranya .
Seorang lelaki muncul di situ bersama dengan Cahaya dan Warna Elemennya .
" Didie ! " Tengking lelaki itu . " Dengar cakap abang ! Beri kerjasama atau kitorang akan gunakan kekerasan ! "
" Abang dah gila ke hah !? " Jerit Siti Khumairah dengan keras dan ada sedikit genangan pada kelopak matanya . " Didie dan Sheila tu adik Mai ! "
" Abang Fateh ingat , abang datang kat sini , dapat tangkap kitorang ke ? " Tanya Aivira lalu tersengih . " Sama jelah . "
Fateh . Suami kepada Siti Khumairah .
" Ini arahan . Abang pun tak nak lakukan tapi , ini arahan . " Balas Fateh dengan jelas dan lembut .
Selepas itu , tiga orang lagi lelaki muncul bersama dengan seorang wanita .
Khalid , suami kepada Siti Nurjannah . Ikhwan , suami kepada Hagia Sofea dan Daniel serta Dahlia anak lelaki dan anak perempuan Dato' Panglima Lok Tujuh .
" Kita semua pun tak nak perkara ni berlaku tapi , ini arahan daripada Pemimpin Pasela . " Kata Khalid dengan jelas .
" Ini arahan . " Sampuk Ikhwan pula dengan berteriak memberikan arahannya . " Kepung diorang ! "
Daniel dan Dahlia pula seperti teragak - agak hendak melakukan kepungan .
" Korang ingat , diorang semua ni datang kat sini , dapat tahan kitorang ke ? " Tanya Siti Nursamawi sambil tersenyum lalu memukul bahu Ahmadi . " Ketua kitorang ni , takkan biarkan benda tu berlaku . "
Ikhwan mengacukan SMGnya ke arah Ahmadi . " Ikut arahan ! Kalau tak , peluru ni akan cium badan korang ! "
" Kalau nak tembak , tembak jelah . " Balas Muniandy lalu tertawa kecil .
Siti Khumairah menurunkan tangan Fateh . " Abang , Didie dan Sheila tu adik Mai ! "
Fateh menggelengkan kepalanya lalu dipandangnya wajah Siti Khumairah , isterinya . " Mai , abang terpaksa . Ini arahan . "
" Tolonglah beri kerjasama . " Pinta Siti Nurjannah sambil memandang ke arah Siti Nursamawi .
" Sedia semua ! " Jerit Khalid .
" Fateh , tangkap diorang semua . " Sekali lagi Pendekar Bara memberikan arahan .
Tanpa teragak - agak , Fateh melepaskan tiga tembakan ke arah Ahmadi .
" Jangan ! " Jerit Siti Khumairah dengan lantang .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Kelihatan Witchie , Kucina , Rissa dan Ragi sedang membasahkan tekak mereka di dalam sebuah warung .
" Rissa ni sepasukan dengan Tatsumaki . " Kata Kucina dengan lembut .
" Apa yang diajar kat Akademi tu ? " Tanya Ragi pula .
" Kalau kat Akademi tu , Rissa akan belajar macam - macam . Membaca , menulis , mengira . Buat itu , buat ini . Dan , dia akan dilatih ilmu seni bela diri dan macam mana nak asah bakat Cahaya , Warna dan Elemen dia . " Jawab Kucina dengan jelas .
" Dia bukan je belajar kat dalam Akademi tapi , dia juga akan belajar kat luar Akademi . " Sampuk Witchie pula dengan lembut . " Kat luar Akademi ni , apa yang dia belajar kat dalam Akademi tu , dia akan lakukannya kat luar Akademi . Sebab tu , dia perlukan banyak baju . "
" Siapa yang jadi Pengajar dia ? " Tanya Ragi lagi . Dia teruja mendengar penerangan Kucina dan Witchie.
" Saya dan Kucina antara yang akan jadi Pengajar dia . " Jawab Witchie dengan tenang . " Kat luar Akademi pula , hanya ada beberapa orang sahaja yang akan jadi Pengajar dia . Antaranya ialah Putih . "
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Semua yang berada di ruangan itu terperanjat malah , Pendekar Bayu dan rakan - rakannya yang turut melihat situasi itu melalui CVTV juga terperanjat sama .
Tiga butir peluru yang dimuntahkan oleh SMG Eagle Hawk Fateh tadi lebur menjadi cairan besi manakala , pada bahagian leher semua anggota Pasela termasuklah , Siti Khumairah dan rakan - rakannya serta yang baru sahaja tiba tadi , telah menjadi sasaran Bilah - bilah Ais yang amat tajam .
Bilah - bilah Ais itu berwarna Biru dan Putih yang berjalurkan Warna Merah , Kuning dan Jingga .
Bilah - bilah Ais itu berputar mengelilingi leher setiap daripada anggota Pasela .
Ahmadi tersenyum lalu menggaru kepalanya . Dia mengeluh kecil lalu memejamkan matanya . Jauh di dalam hatinya , dia berasa satu perasan yang satu ketika dia , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi rasa dahulu mula mengalir kembali .
Dia menjelmakan bulatan Warna Elemennya pada sekitar setiap anggota Pasela berdiri lalu , Bilah - bila Ais tadi berubah menjadi Air dan terus menjelma menjadi Rantai - rantai Ais yang mengikat dan merantai setiap tangan , kaki , dan badan kesemua anggota Pasela .
Bulatan Warna Elemennya itu juga mengeluarkan sedikit rumput dan juga pokok - pokok kecil yang cantik .
" Macam mana Didie boleh lancarkan serangan macam tu dengan hanya sekali serangan ? " Tanya Pendekar Bara . Jelas nadanya yang bercampurkan kekaguman . " Bukan nak puji tapi , dia boleh jelmakan Elemen Ais dan Air dengan serentak dalam jumlah yang banyak . Pengawalan Minda yang baik memang diperlukan untuk lancarkan serangan ni . "
" Kalau sekarang di diorang ni kat medan perang , anggota Pasela kita ni , dah lama mati . " Sampuk Dato' Panglima Lok Tujuh .
Pendekar Bayu masih tetap membisu .
" Aku boleh bunuh korang semua kalau aku nak . Tapi , aku bukannya pembunuh . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Aku cuma nak korang semua tahu , perbezaan antara korang dengan kitorang . "
" Bilah - bilah Ais tu sebenarnya , gabungan Warna Elemen Didie , Sheila dan Aku . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . " Kalau Aku nak , aku boleh keluarkan Api daripada Bilah tu dan putuskan urat leher korang . "
" Bulatan Elemen tu pula , gabungan Elemen dari Saya , Naera dan Didie . Kalau kitorang nak , kitorang boleh jelmakan satu makhluk dari bulatan tu untuk cederakan korang semua . " Sampuk Maera pula .
Tiba - tiba , arus elektrik yang berwarna Ungu dan Indigo pula memercik dari setiap pokok - pokok kecil tadi .
" Itu pula teknik saya . " kata Stephen Akio Kenzo . " Korang semua boleh bayangkan . Apa rasanya kalau terima , serangan Api , Air , Ais dan Petir dalam masa yang sama . "
Selepas itu pula , dalam setiap bulatan Elemen tadi , keluarnya tiga ekor Labah - labah yang kelihatan sangat menakutkan .
" Dan juga , bisa daripada Labah - labah tu . " Celah Aivira .
" Kitorang boleh lakukan lebih daripada itu tapi , kitorang tahu takde guna nak buat macam tu . " Sampuk Siti Hawa pula . " Buang masa . "
" Kitorang cuma nak keluar dari sini dengan selamat . " Kata Muniandy dengan jelas . " Itu je . "
" Tapi sebelum kitorang keluar dari bangunan ni , saya wakil dari semua rakan saya ni , kitorang ucapkan terima kasih . " Celah Ratni dengan lembut sambil tersenyum . " Sebab , kumpulkan kitorang semua kat sini . Sekurang - kurangnya , kitorang tahu , chemistry kitorang tetap macam dulu . "
" Mari kita keluar dari sini . " Ajak Ahmadi .
Baru sahaja Ahmadi dan semua rakannya hendak melangkah , kehadiran Pendekar Bayu , Pendekar Bara dan Dato ' Panglima Lok Tujuh mengejutkan mereka .
Ahmadi hanya memandang mata Pendekar Bayu dengan pandangan matanya yang mula menyinarkan pandangan yang kosong .
Pada tangan Pendekar Bayu , terdapat satu fail yang agak tebal . Dia berjalan menghampiri Ahmadi lalu menghulurkan fail itu .
" Pasela perlukan Didie dan kawan - kawan . " Kata Pendekar Bayu dengan lembut .
Tidak menghiraukan kata - kata itu , Ahmadi terus melangkah namun , dia terhenti .
" Tolong ayah kali ni . " Kata Pendekar Bayu lagi . Kali ni dengan nada seorang ayah yang sangat - sangat memerlukan pertolongan dan bantuan daripada seorang anak . " Ayah perlukan bantuan daripada Didie . Tolong ayah . "
Tanpa memandang ke wajah Pendekar Bayu , Ahmadi mengambil fail tadi dengan lembut .
" Baiklah . Didie dan kawan - kawan tolong . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Tapi , jangan biarkan hal ni diketahui oleh setiap daripada anggota Pasela . Biar orang - orang yang tertentu je yang tahu . Sebab , memang ada pengkhianat dalam organisasi ni . "
" Baiklah , ayah faham . " Balas Pendekar Bayu dengan tenang .
" Bayu membelai lembut berhembus ,
" Awan bergerak berarak - arak ,
" Rambut biar jangan terputus ,
" Tepung biar jangan berselerak ; - Kata Ahmadi lembut memberikan pantun .
" Ikan Keli di dalam selut ,
" Ikan Sepat berenang - renang ,
" Jasad berselubungkan selimut ,
" Langkah bergerak di dalam bayang ;- Balas Pendekar Bayu dengan lembut .
Ahmadi menganggukkan kepalanya lalu menjelmakan sebiji Mutiara dan memecahkan Mutiara tadi lalu , dia melenyapkan dirinya membawa bersama rakan - rakannya .
Pendekar Bayu mengarahkan Siti Khumairah memadamkan semua memori anggota bawahan Pasela yang berada di situ melalui interaksi minda .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Keadaan di dalam Kedai Kek Ahmadi lengang . Pintu kedai telah pun tergantung tanda " Tutup " .
Ahmadi dan rakan - rakannya sedang duduk di ruang bawah tanah kedai itu sambil minum dan makan .
" Jadi , macam mana kita nak mulakan siasatan ni ? " Tanya Adam dengan tenang . " Suspek dah ada dah . "
" Kalau nak ikutkan dari Fail Pasela ni , suspek - suspek diorang ni semuanya berjawatan tinggi dalam Pasela . " Celah Siti Hawa dengan lembut . " Macam mana nak buatkan diorang ni kantoi ? "
" Itu cerita nombor dua . " Sampuk Maera . " Sekarang ni , kita kena cari dengan siapa diorang semua tu berhubung . Individu yang tak dikenalpasti tu . "
Stephen Akio Kenzo menghidupkan monitor berteknologi tinggi dan terus memaparkan gelombang yang mereka lihat semasa di dalam bangunan Pasela tadi .
" Awak curi ke ? " Tanya Muniandy .
" Kita ni penyiasatlah . " Balas Stephen Akio Kenzo dengan tenang dan jelas . " Ini bukan curi , ini cuma ambil tanpa pengetahuan diorang je . "
" Data tu tak gunalah . " Kata Ahmadi lalu duduk bersandar pada kerusi . " Pasal kita dah tahu , Gelombang Minda tu bukannya milik Manusia . "
" Maksud awak ? " Tanya Ratni dengan lembut .
" Macam yang aku cakapkan tadi . Gelombang tu bukannya milik Manusia . " Balas Ahmadi dengan jelas . " Susah nak cari pemilik Gelombang - gelombang ni pasal , kita tak cukup Elemen . "
" Betul juga cakap awak . " Celah Siti Hawa lalu memandang wajah tunangnya Adam dan kemudian memandang ke arah wajah - wajah setiap rakan - rakannya . " Kita perlukan seseorang yang berelemenkan Psikik . "
" Aku rasa , itu tak penting kot buat masa ni . " Sampuk Siti Nursamawi lalu membetulkan ikatan rambutnya. " Macam yang Didie cakapkan tadi . Kita susah nak cari gelombang bangang tu . Jadi , kita cuma perlu tumpukan kat suspek - suspek ni dulu . Sambil - sambil tu , kita boleh cuba kesan gelombang bangang tu dari mana . "
" Saya setuju dengan Siti . " Sahut Naera . " Nanti banyak masa yang terbuang kalau kita tumpukan perhatian kat gelombang tu . "
" Saya tu tak kisah , yang penting , Didie yang jadi ketua kita . Kalau orang lain , memang saya tak nak . " Kata Maera pula .
Ahmadi menggaru kepalanya lalu memandang ke arah Siti Nursamawi .
" Kau tak suka ke ? " Tanya Siti Nursamawi .
" Aku bukan tak suka . Aku cuma tak nak korang terpaksa buat kerja yang korang rasa tak masuk akal je . " Balas Ahmadi .
" Awak bagi kitorang satu tugasan . Lepas tu , kita tengok , sama ada kitorang boleh terima ke tak . " Ujar Aivira sambil tersenyum .
" Boleh ke ? " Tanya Sheila Asyikin yang sejak tadi hanya berdiam diri .
" Kita bukannya baru kenal sebulan dua . " Jawab Stephen Akio Kenzo dengan lembut . " Dah lama . Kalau gaduh - gaduh manja tu . Ala , biasalah . "
" Baiklah . Kalau itu yang korang nak . " Jawab Ahmadi lalu tersenyum . " Ai , aku nak kau , siasat setiap orang yang ada kat Pasela . Termasuklah Cleaner . "
" Wei , banyak tu . " Balas Aivira dengan pantas . " Kenapa tak siasat kat semua suspek tu je ? "
" Tengok . Dah merungut . " Kata Ahmadi . " Itu baru sikit aku suruh . Belum yang banyak lagi . "
Muniandy menendang kaki kerusi Aivira dengan agak kuat . " Awak ni . Terima je lah kerja awak tu . "
" Anggota Pasela yang ada kat dalam bangunan tu bukan sikitlah bongok . " Kata Aivira lalu memukul kepala Muniandy . " Beribu . Macam mana nak siasat diorang semua ? " .
" Kau ni . Nak cakap bengap , sekolah kita tu ada sembilan tingkat .Takkan bebal kau pun bertingkat juga . " Kata Siti Nursamawi .
" Habis tu , awak nak saya buat macam mana ? " Tanya Aivira dengan wajahnya yang agak tidak berpuas hati . " Nak melekat kat CCTV ke ? "
" Stephen boleh uruskanlah hal tu untuk awak . " Celah Muniandy dengan tenang . " Setakat nak buat Kamera pengintip bersaiz pico , tutup mata pun dia boleh buat . "
" Dia je yang tak nak dedahkan kejayaan dia tu . " Kata Maera pula .
Stephen Akio Kenzo hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya .
Aivira memandang ke wajah Ahmadi . " Die , cuba awak beritahu saya , macam mana saya nak siasat semua makhluk yang ada kat dalam bangunan Pasela tu ? "
" Itu masalah aku ke ? " Tanya Ahmadi sambil tersenyum lalu menggaru kepalanya . " Kau guna jelah Teknik Mata Senyap kau tu . "
" Wei Die , Labah - labah betina saya tu bunting tau . Dia mana ada tenaga sangat nak buat kerja macam tu . " Balas Aivira dengan agak jelas . " Kalau dia keguguran nanti , awak nak bertanggungjawab ke ? "
" Habis Labah - labah jantan awak mana ? " Tanya Maera dengan agak pantas .
Teragak - agak Aivira hendak menjawab soalan Maera . " Ehm , Labah - labah jantan saya tu , dah banyak yang mati sebab kena makan oleh Labah - labah betina yang bunting tu . "
" Itu masalah awaklah ! " Kata Ratni dengan agak tinggi sedikit nada suaranya . " Macam mana nak buat , itu awak kena fikirkan . "
" Bagi saya sikit masa . Saya kena pujuk Labah - labah tu dulu . Mood dia tengah tak elok sangat . " Balas Aivira lalu mengeluh .
" Stephen , aku nak kau siasat setiap inci , luar dan dalam bangunan tu . " Kata Ahmadi dengan tenang . " Aku nak kau siasat , kalau - kalau ada dalam bangunan tu , ada satu kawasan yang dah jadi sasaran oleh semua pengkhianat Pasela tu . "
" Ai boleh jadi rakan saya dalam tugas ni . " Kata Stephen Akio Kenzo sambil tersenyum .
Aivira dan Stephen Akio Kenzo melagakan penumbuk mereka .
" Aku perlukan Adam untuk godam sistem kat dalam Pasela . Aku nak , kau cari apa je yang maklumat mungkin berguna untuk kita . " Kata Ahmadi lagi dengan jelas . " Diorang memang perlukan kita semua tapi ada satu perkara yang kita kena ingat . Pasela tu Organisasi rahsia kerajaan . Jadi , diorang tak mungkin dedahkan semua maklumat kat kita . "
Adam tersengih . " Die , diorang tu Organisasi rahsia kerajaanlah . Tolonglah fikir sikit . Sistem diorang tu mesti mantap dia punya sistem Anti - Godam . "
" Stephen , cuba awak bagitahu kat mamat jambu ni pasal Sistem Anti - Godam Pasela tu . " Kata Maera lalu menyuapkan Kacang Goreng ke mulutnya .
" Sayap Peganiex dah berjaya pecah masuk kat dalam sistem maklumat Pasela . Sembilan kali . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Tanpa dapat dikesan . "
" Baiklah . Tapi saya perlukan rakan dalam tugas ni . " Kata Adam dengan agak pantas .
" Awak boleh jadi rakan saya . " Kata Stephen Akio Kenzo .
" Takde hal . " Balas Adam sambil tersenyum . " Tapi saya ada satu soalan . Kenapa awak tak bagi tugas ni kat Ratni ? Dia tu pun hacker juga . "
" Aku ada tugas lain nak bagi kat dia . " Jawab Ahmadi lalu membasahkan tekaknya dengan Jus Strawberri .
" Untuk Maera dan Naera . Aku nak korang berdua gunakan apa yang korang ada untuk manipulasi apa je tumbuhan yang ada kat dalam atau pun yang kat luar bangunan tu . "
" Bunyi macam tugasan Ai tadi . " Sampuk Maera dengan lembut .
" Lain sikit je . " Jawab Ahmadi sambil tersenyum . " Kau dan Naera kena pastikan gerak tubuh semua orang yang ada kat Pasela dan semua yang keluar masuk dalam bangunan tu . "
" Takde masalah . " Sahut Naera dengan lembut sambil tersenyum .
" Sheila , Siti dan Hawa pula , aku nak korang bertiga pastikan keselamatan diorang ni semua . Pastikan diorang semua ni dalam keadaan yang selamat . " Kata Ahmadi lagi dengan tenang memberikan arahannya . " Hawa , kau pun Hacker juga . Aku nak kau pastikan keselamatan Adam dan Stephen . Sheila dan Siti pula , aku nak korang pastikan keselamatan Maera dan Naera . "
" Boleh je . " Kata Siti Nursamawi .
Muniandy dan Ratni saling berpandangan kerana hanya tinggal mereka berdua sahaja yang belum ada tugasan .
Wajah mereka berdua serta - merta berubah menjadi semacam .
" Saya tak bekerjasama dengan dia ! " Jerit Muniandy dan Ratni dengan serentak .
" Die , saya tak kisah awak nak bagi kerja apa kat saya ! " Jerit Ratni dengan nada yang bersulamkan kegeraman . " Tapi saya tak suka bekerjasama dengan si Kaki Hendap ni ! "
" Woi ! Jaga mulut tu sikit ! Bila masa saya hendap awak ?! " Balas Muniandy juga dengan menjerit . " Die , saya tak kisah kalau awak nak bagi saya kerja apa pun tapi , saya tak nak bekerjasama dengan si Tukang Fitnah ni ! "
" Korang masih lagi simpan dalam hati ke tentang hal tu ? " Tanya Siti Hawa dengan lembut .
" Yelah ! " Balas Muniandy dan Ratni dengan serentak dan senada .
" Itu fitnah tau ! " Jerit Muniandy . " Korang pun tahu pasal tu . Saya terjatuh ! "
" Penipu ! " Teriak Ratni . " Kalau awak terjatuh , kenapa awak terjatuh betul - betul kat dalam tempat tu ?! "
" Kitorang main kejar - kejar masa tu ! " Jawab Muniandy .
" Dahlah tu . " Sampuk Adam dengan lembut . " Apa kata korang jadikan tugasan ni untuk saling lupakan hal tu . Lagipun , hal tu salah faham je . "
" Korang lelaki memanglah suka kalau perkara macam tu dilupakan macam tu je ! " Balas Ratni bersulamkan kegeraman . " Bagi pompuan , hal macam tu memalukan tahu tak ?! "
" Dahlah tu . " Celah Ahmadi dengan lembut . " Nak atau tak , korang kena terima tugas ni . "
Muniandy dan Ratni mendiamkan diri mereka namun masih lagi memandang ke wajah masing - masing dengan pandangan yang mengerikan .
" Korang perlu siasat dengan siapa semua suspek Pasela ni berjumpa . " Kata Ahmadi lagi .
Muninady dan Ratni tidak berkata apa - apa . Hanya membiarkan perasaan geram menetak tubuh mereka .
" Bunyi semua tugasan ni , macam awak nak kitorang gunakan teknik Elemen Warna , Elemen dan Cahaya . " Sampuk Stephen Akio Kenzo dengan perlahan . " Apa yang awak fikirkan ? "
" Ada yang tak kena dengan kes ni . " Jawab Ahmadi dengan tenang . Tetap dengan caranya yang bersahaja . " Semua suspek ni merupakan anggota Pasela berjawatan penting tapi , kenapa Pemimpin Tertinggi Pasela tak dapat nak kesan kegiatan diorang ? Sedangkan , kita semua tahu , Pemimpin Pasela tu , bukan calang - calang orangnya . Lagi satu , Organisasi ni , mesti hebat . Pasal organisasi ni , rahsia kerajaan . "
" Ni , saya nak tanya ni . " Celah Adam dengan jelas . " Selain daripada yang kita nampak tadi , siapa lagi Pelimpin Pasela ? "
Ahmadi mengeluh dengan wajahnya berubah menjadi semacam lalu menggaru kepalanya . " Ayah - ayah kitalah . "
" Ayah kita ? " Tanya Ratni dengan nada yang bersulamkan suara kehairanan .
" Ye . " Jawab Sheila Asyikin dengan lembut . " Ayah - ayah kita ada yang jadi Pemimpin Pasela yang seramai Tujuh orang . Dan ada yang menjadi pembantu kanan diorang . "
Stephen Akio Kenzo dengan tenang , menekan sesuatu pada keyboard yang cangih lalu , carta organisasi Pemimpin Pasela , Pembantu Kanan Pasela dan Anggota yang berjawatan tertinggi
di dalam organisasi rahsia kerajaan itu tertera pada monitor .
" Tengoklah sendiri . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan jelas .
Siti Nursamawi dan rakan - rakannya yang sejawatan dengannya tercengang manakala bagi anggota Sayap Peganiex pula hanya membuat reaksi bersahaja kerana mereka telah mengetahui akan hal itu .
Ratni meletakkan dahinya di atas meja . " Saya dah macam dapat rasa . Kes ni mungkin akan jadi tak masuk akal kejap lagi . "
" Bila abang nak mulakan siasatan kes ni ? " Tanya Sheila Asyikin yang sedang memeluk Siti Nursamawi yang sedang dibungkus oleh perasaan yang tidak percaya .
" Lepas anak orang kaya ni masuk pertandingan para Saintis tulah . Buat masa ni , kita bertenang dulu , ikut rentak Pasela . " Jawab Ahmadi dengan lembut lalu menggosok kepala Sheila Asyikin sambil tersenyum dan mencubit pipi Siti Nursamawi .
" Bila ? " Tanya Adam .
" Minggu depan . " Jawab Stephen Akio Kenzo sambil tersenyum .
Ahmadi hendak berkata sesuatu namun dia terhenti kerana sebiji Mutiara Air yang bersaizkan penumbuknya menjelma di hadapannya . Dia dengan tenang menukarkan Mutiara Air tadi kepada satu bahasa yang hanya difahami olehnya , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi .
" In , abang pergi dulu . Tutup kedai nanti . " Kata Ahmadi sebaik sahaja dia melenyapkan bahasa asing tadi . " Korang pun pergilah rehat . "
Ahmadi melenyapkan dirinya bersama warna Cahaya Elemennya yang bergemerlapan .
" Cantik Mutiara tadi tu . Dari siapa ? " Tanya Siti Nursamawi .
Sheila Asyikin tidak menjawab . Wajahnya berubah menjadi semacam lalu mengeluh .
Siti Nursamawi dengan pantas menggoyang - goyangkan badan Sheila Asyikin dengan agak kuat . " Mesti dari Vanessa tu kan ?! Dari Puteri Ikan Duyung tu kan ?! "
" Kan saya dah cakap tadi . Kejap lagi kes ni mesti akan jadi tak masuk akal . " Kata Ratni lalu mengeluh .
Kesemua mereka yang berada di ruang itu tersengih dan ada juga yang tertawa kecil .
Share this novel