Rate

BAB 30 KEBENARAN YANG SAMAR

Fantasy Series 3820

Ketika Ahmadi sedang bertarung dengan musuhnya , Siti Khumairah muncul di hadapannya dengan menumbuk perut makhluk yang menggerunkan itu dengan sekuat hati .
Serangan itu telah menyebabkan makhluk itu terundur ke belakang lalu terus sahaja terlutut ke tanah .
Makhluk itu mengeluarkan suaranya yang amat menggerunkan dan daripada lubang mulutnya , mengalir darah yang amat pekat dan agak berketul sedikit .

Siti Khumairah berdiri lalu bersedia untuk melakukan serangan . Dia mengaturkan nafasnya . Matanya tajam merenung ke arah lawannya .
Walaupun tidaklah secerah mata Ahmadi , pancaran Elemen Warna dan Cahaya miliknya masih tetap dapat dilihat memalui matanya .

Makhluk itu mengaum ke arah Ahmadi dan Siti Khumairah sebaik sahaja Ahmadi berdiri dan bersedia di sisi kanan Siti Khumairah .

" Dah lama kita tak berganding macam ni . Didie memang jahat . " Kata Siti Khumairah lalu tersenyum . " Tak ajak akak . Sekali pun tak pernah . "

" Bukan tak nak ajak . " Balas Ahmadi sambil tersenyum . " Risau akak yang tak nak je . "

" Manis bicara bertutur bahasa , "
" Itu harta warisan bangsa , "
" Biar berjuta datang mencerca , "
" Tidakkan hilang kepercayaan di dada . " Ujar Siti Khumairah menjual pantunnya .

Ahmadi tersenyum .
" Pucuk paku Ulam Pegaga , "
" Nasi Beriani Ayam Kurma ,
" Didie tahu rasa di dada , "
" Tersenyum nurani mekar berbunga . " Balas Ahmadi menyambut pantun kakak kembarnya .

" Akak tak pernah tak percayakan adik akak sendiri . " Kata Siti Khumairah sambil tersenyum . Lalu dia melirik ke arah Ahmadi . " Selama ni pun , selain daripada Sheila dan Siti tu , akak tak pernah bosan layan cerita - cerita Didie . "

" Akak tak cakap pun , Didie tahu yang akak tetap percayakan Didie . Cuma akak tak tunjuk je . Didie perasanlah . " Balas Ahmadi sambil tersenyum .

Ahmadi meluru pantas ke arah lawannya dan disusuli oleh Siti Khumairah .

Makhluk itu mengaum sekuat hatinya dan kemudian , berlari ke arah Ahmadi dan Siti Khumairah .

" Kuih Bahulu di atas para , "
" Di atas peti si Buah Delima , "
" Jika dulu hanya di bicara , "
" Kini bukti di depan mata . " . Kata Siti Nurjannah pula lalu memandang ke arah Hagia Sofea .

Sheila Asyikin menendang lawannya dengan sepenuh hati sehingga menyebabkan lawannya terpelanting ke belakang .

" Tabur baja bersama Dahlia , "
" Menabur baja sehingga ke senja , "
" Berkurun lama tidak berahsia , "
" Kini Yang Maha Esa membuktikannya . " . Kata Sheila Asyikin dengan matanya tajam merenung ke arah musuhnya yang mengaum buas .

" Lilin dibakar di kala senja , "
" Malam gelita tanpa Purnama , "
" Sudah ku berikar berjanji setia , "
" Walau dikata berdusta , ku tetap percaya . " Balas Siti Nursamawi lalu dia berdiri sambil menggenggam kemas Terakol Elemennya .

" Ikan Belanak Ikan Gelama , "
" Di belakang batu intai si dara , "
" Kalau hendak menikmati suasana , "
" Pergi bantu si Anak Patung gila . " Kata Ahmadi lalu tertawa kecil .

" Pokok Semalu berdaun dua , "
" Berkaki tiga si baba nyonya , "
" Jika dulu terpaksa berdua , "
" Kini bertiga kekal selamanya . " Balas Siti Nursamawi lalu melenyapkan dirinya dan muncul semula di depan Sheila Asyikin .
Siti Nursamawi melepaskan Peluru Elemennya ke arah musuhnya dengan bertalu - talu .
Selaku seorang Penembak Tepat yang tidak ada tandingannya , setiap Peluru Elemennya tepat mencumbu lawannya .
Malah , dia mampu menembak lubang atau luka yang disebabkan serangannya yang sama sebanyak sembilan kali tanpa tersasar sedikit pun .

" Mari berkelah di Inderaloka , "
" Anak Lokan pergi berkelana , "
" Berhenti bermadah , berhenti berseloka , "
" Mari kita musnahkan si busuk durjana . " Kata Hagia Sofea pula .

Siti Nurjannah tersenyum . Dia bersama dengan Hagia Sofea menemukan tapak tangan mereka .
Tidak lama selepas itu , mereka berdua menghasilkan Medan Tenaga untuk membantu mengurangkan kecederaan yang dialami oleh Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi dan menguatkan serangan dua Srikandi yang sedang bertarung dengan makhluk yang menakutkan itu .

Siti Khumairah melenyapkan dirinya lalu muncul di sisi kiri lawannya . Tanpa berlengah , dia terus melepaskan tumbukannya yang padu ke arah kepala lawannya.
Dia menggunakan teknik yang sama dengan Ahmadi iaitu Genggaman Bilah Angin .
Tumbukkannya tadi begitu kuat sehingga Bilah Angin miliknya menembusi tengkorak lawannya .

Witchie agak terperanjat tatkala melihat serangan Siti Khumairah yang ganas itu .
Dia tidak menyangka , Siti Khumairah yang kelihatan lembut itu mampu melakukan serangan yang ganas .
Bukan dia sahaja malah Putih , Paquine dan Merowran juga turut terperanjat sama .

Melihat keadaan itu , Ahmadi dengan pantas menumbuk dan menikam perut lawannya .
Tidak cukup dengan itu , dia membelah perut lawannya sehingga menyebabkan segala isi perut lawannya terburai . Amat memualkan .

Ahmadi dan Siti Khumairah berundur ke belakang sambil melihat ke arah lawan mereka yang masih lagi mampu berdiri walaupun telah mengalami kecederaan yang amat teruk .
Lawan mereka mengeluarkan bunyi yang amat menggerunkan di tambahkan lagi dengan keadaan makhluk itu yang masih lagi mampu berdiri dalam keadaan yang amat menakutkan .
Dengan kepala yang bocor akibat serangan Siti Khumairah dan dengan perut yang terburai akibat serangan Ahmadi .

Tidak lama selepas itu , Makhluk itu pulih semula .

" Korang pernah bunuh makhluk yang macam ni ke ? " Tanya Siti Nursamawi .

" Pernah . Walaupun takdelah selalu , tapi memang pernah . " Jawab Sheila Asyikin lalu memandang ke arah Siti Nursamawi .

" Habis tu , macam mana korang bunuh makhluk - makhluk macam ni ? " Tanya Siti Nursamawi .

" Tak tentulah . " Jawab Ahmadi . " Makhluk macam ni , makin kuat perangkap yang dihasilkan , makin sukarlah nak bunuh makhluk - makhluk ni . "

" Maksud korang , selagi dia ni tak mati , selagi tulah kita semua akan bertarung . " Kata Hagia Sofea pula .

" Lebih kurang macam tulah . " Balas Ahmadi lalu tergelak kecil .

" Kat Dunia Mitos , memang bersepah ke makhluk macam ni ? " Tanya Siti Nurjannah .

" Kalau kena dengan tempatnya , senang je nak jumpa . " Jawab Sheila Asyikin .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Baiklah . Walaupun saya macam tak percaya tapi , saya tak boleh nak nafikan kebenaran yang kita dah lihat sekarang ni . " Kata Adam dengan jelas . " Tapi , macam mana diorang boleh terbang ? "

" Siapa yang tahu ? " Tanya Muniandy dengan tenang . " Takde sorang pun di antara kita kat sini tahu macam mana nak terbang . "

" Takkan korang tak pernah dengar pasal Teknik Memanipulasi Elemen ? " Tanya Ratni .

" Sayang , mana ada Pengguna Elemen kat dunia ni , yang mampu memanipulasi elemen kat sekitar kita . " Jawab Muniandy . " Lagi pun , Manusia generasi dulu je yang kononnya tahu pasal teknik tu . Sekarang ni , teknik tu cuma tinggal cerita je . Dah jadi mitos dan legenda je . Itu pun tak tahu . Buat fitnah tahu . "

" Bila saya jadi ' Sayang ' awak ? ! " Jerkah Ratni dengan garang . " Mati hidup balik 100 kali pun , tak nak saya jadi buah hati awak ! Pengintai ! "

" Habis tu , awak ingat saya nak ? " Tanya Muniandy . " Biar awak sorang je pompuan yang tinggal kat dunia ni , saya lagi rela kahwin dengan pokok atau bangunan . "

" Habis tu yang awak panggil saya sayang tadi tu apehal ? ! " Tanya Ratni dengan garang . " Nak mati ? ! "

" Pasal saya nak sakitkan hati awak . " Jawab Muniandy dengan pantas . " Awak halang penglihatan saya . Dah , tepi sikit . "

Ratni beralih ke tepi sikit sambil membebel perlahan .

" Peliklah . " Kata Maera . "

" Apa yang abang pelik ? " Tanya Naera pula dengan perlahan .

" Macam mana Satelit biasa yang ada kat angkasa tu , tak dapat nak tangkap imej atau kesan perkara ni ? " Tanya Maera .

" Awak tengok tu kat nombor yang ada kat bawah bahagian hujung sebelah kanan . " Jawab Stephen Akio Kenzo .

Kesemua mereka melihat ke arah yang dimaksudkan oleh Stephen Akio Kenzo .

" 777 . " Kata Aivira . " Apa maksud dia ? "

" Satelit Nano saya ni , adalah salah satu daripada karya Masterpiece saya . Ia lengkap . Memang moden dan canggih . Boleh buat dan melihat rakaman dari sudut 360° . Takkan dapat dikesan oleh mana - mana Satelit kat angkasa tu . " Jawab Stephen Akio Kenzo dengan tenang lalu mengeluh kerana dia juga sebenarnya hampir tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya . " Nombor tu bermaksud , rakaman ni telah diperlahankan secara automatik sebanyak 777 kali . "

" Apa ? ! " Tanya Adam dengan sedikit kuat nada suaranya . Dahinya berkerut sedikit kerana agak tidak percaya dengan jawapan Stephen Akio Kenzo . " Awak biar betul . "

" Nak percaya atau tak , itu terpulang kat korang . " Balas Stephen Akio Kenzo . " Saya cuma jawab soalan awak tu je . "

" Dah diperlahankan pun , masih pantas lagi kelajuan diorang . " Kata Siti Hawa pula dengan jelas .

" Nombor tu meningkat . " Kata Aivira .

" Diorang mendarat kat atas Airport . " Kata Ratni pula .

Tidak lama kemudian , mereka melihat Ahmadi menarik sedikit lengan baju kanannya .

" Hentikan rakaman ni . " Kata Aivira dengan pantas sehingga menyebabkan Stephen Akio Kenzo menjadi kelam - kabut sedikit .

" Awak ni dah kenapa ? " Tanya Stephen Akio Kenzo .

" Dekatkan rakaman ni . " Kata Aivira dengan tenang . " Lepas tu , cari sudut yang sesuai . Nampak tak tu ? Didie dah tarik lengan baju kanan dia . Kalau tekaan saya betul . Mungkin kita akan dapat lihat sendiri Didie hasilkan corak berjalur tu melalui rakaman ni . "

Stephen Akio Kenzo menurut kata - kata Aivira .

Selepas beberapa ketika , mereka dapat melihat dengan jelas corak berjalur yang terukir pada tangan kanan Ahmadi .
Dia menjedakan rakaman itu .

" Dia dah jelmakan dah . " Kata Maera dengan jelas .

Siti Hawa mengamati corak berjalur yang dihasilkan oleh Ahmadi memalui rakaman itu dan membandingkannya dengan imej yang ditangkap oleh Stephen Akio Kenzo . " Tapi , corak berjalur tu tak sama dengan semua imej ni . "

" Mungkin ia satu arahan yang lain . " Jawab Aivira .

" Pada masa hari yang sama , ada kejadian yang pelikkan berlaku ? " Tanya Adam .

" Langit tiba - tiba menjadi mendung dan berpetirkan ? " Tanya Ratni pula .

" Masa tulah Siti marah kat kitorang sebab , saya dan Adam tak percayakan dia masa dia cakap , Didie ada kat laut yang sedang bergelora pada masa tu . " Kata Siti Hawa dengan jelas . " Masa tu juga , Didie dan Sheila hubungi kitorang guna Telepati . "

" Apa kata kita cepatkan sikit rakaman ni . Kita pergi ke masa terjadinya fenomena langit mendung tu . " Cadang Stephen Akio Kenzo .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pendekar Bayu telah muncul semula di dalam pejabatnya . Dia duduk bersandar di atas kerusinya . Dia tersenyum lebar .
Apa tidaknya . Anak lelakinya yang suatu ketika dulu , selalu disindir dan diejek oleh sesiapa sahaja sekiranya bercerita mengenai Dunia dan Makhluk Mitos kini telah pun mendapat kepercayaan yang nesar daripada pemerintah nombor satu negaranya .
Malah , anak lelakinya itu juga pernah disisihkan oleh rakan - rakan sebaya hanya kerana cerita Mitos dan Legenda .
Matanya kemudian , dilekatkannya pada imej yang terpancar rapi di dalam bingkar gambar cahaya . Bingkai gambar yang memaparkan dia bersama arwah isterinya . Siti Suraya yang sedang menggendong Siti Khumairah dan Ahmadi ketika masih bayi .
Dia tersenyum lalu berbisik di dalam hatinya . Bisikan rindu yang tertahan . " Su , anak kita dah banggakan kita . "

Ketenangannya itu , ditiup oleh ketukan pada pintu .

" Masuklah . " Kata Pendekar Bayu .

Pendekar Bara dan Dr . Hasyim masuk ke dalam pejabat Pendekar Bayu lalu duduk di atas kerusi .

" Awak bangga ke ? " Tanya Dr . Hasyim .

" Ayah mana yang tak bangga kalau anak dia mendapat kepercayaan daripada orang nombor satu negara . " Jawab Pendekar Bayu dengan lembut .

" Yelah . kitorang pun , macam tu juga . " Balas Dr . Hasyim . " Masa diorang kecil dulu , selalu je kena sindir oleh rakan - rakan sebaya diorang . "

" Siapa sangka pulakan , diorang bertiga ni boleh berdiri kat tahap yang sekarang . " Celah Pendekar Bara pula .

Selepas itu , perbualan mereka kelihatan semakin rancak bersulamkan tawa dan senyuman .
Kegembiraan mereka jelas terpancar pada riak wajah dan pancaran mata mereka bertiga .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Siti Nursamawi merendahkan badannya lalu melenyapkan Terakol Elemennya . Seperti berlutut .
Dia mengaturkan nafasnya sebelum dia menjelmakan Genggaman Bilah Angin miliknya . Serupa seperti yang digunakan oleh Ahmadi .
Namun berjalur merah seperti milik Sheila Asyikin .

" Siti masih boleh teruskan ke ? " Tanya Sheila Asyikin .

" Boleh je . " Jawab Siti Nursamawi . " Tapi badan aku lenguh sikit . Tak tahu kenapa . "

" Janne , awak macam mana ? " Tanya Hagia Sofea yang sedang bermandikan peluh .

" Sendi saya dah mula rasa sakit sikit . Saya tak pernah rasa macam ni . " Jawab Siti Nurjannah .

" Samalah . " Balas Hagia Sofea . " Jujur saya cakap , ini adalah kali pertama saya gunakan tenaga saya lama macam ni . "

" Mai , awak macam mana ? " Tanya Siti Nurjannah .

" Sama . " Jawab Siti Khumairah .

" Tak guna betul . " Kata Hagia Sofea dengan nadanya yang agak kecewa . " Kita tak masuk lagi tapi , kita dah kena halang macam ni . "

Ahmadi dan Sheila Asyikin meluru ke arah lawan mereka dengan pantas.
Saling berbalas serangan . Ahmadi dan Sheila Asyikin kelihatan begitu tangkas menahan , menepis dan melakukan serangan balas terhadap musuhnya .

Siti Nurjannah dan Hagia Sofea menggagalkan serangan musuh mereka dengan menggunakan serangan Psikik .

Melihat keadaan musuh yang terhuyung - hayang , Siti Khumairah dengan pantas menendang dada musuhnya dengan padu .
Tidak cukup dengan itu , dia menumbuk dan menendang wajah , dada dan perut lawannya dengan bertubi - tubi . Setiap serangannya itu , berselimutkan serangan Elemen Airnya . Percikan cahaya yang berwarna Biru terpancar setiap kali dia menumbuk dada lawannya .

Ahmadi hanya tersenyum melihat serangan kakak kembarnya itu dan pada ketika itulah , dia terfikirkan satu serangan penyelesaian .

" Kak Mai , akak lancarkan satu Serangan Elemen Air akak . " Kata Ahmadi .

" Abang nak buat apa ? " Tanya Sheila Asyikin .

" Siti , aku nak kau buat satu serangan Elemen Api kau . " Arah Ahmadi lagi . " Aku dan Sheila akan bunuh makhluk ni guna Teknik Manipulasi Elemen . "

" Teknik tu memang wujud ke ? " Tanya Hagia Sofea .

" Mestilah wujud . " Siti Nursamawi lalu dia melompat kebelakang .

" Yang lain , kawal serangan tu guna teknik Psikik . Sebab , Teknik Manipulasi Elemen adalah salah satu teknik yang kuat " Kata Ahmadi pula .

Siti Khumairah menendang dagu lawannya dengan sepenuh hatinya sehingga menyebabkan musuhnya terpelanting ke udara .
Selepas itu , dia terus sahaja menepuk ke tanah dengan tapak tangan kanannya .
Sejurus selepas itu , bulatan corak berjalur abstrak Elemen Air miliknya terbentuk di atas permukaan tanah .
Dia beralih ke sisi Ahmadi dan menggenggam tangan Ahmadi . Kemudian , dia menghalakan tapak tangannya ke tempat dia hasilkan tekniknya tadi .

Sebaik sahaja makhluk yang menggerunkan itu terjatuh ke dalam teknik yang dihasilkan oleh Siti Khumairah tadi , tujuh lingkaran air terus sahaja terbentuk dan mengurung makluk itu .
Tidak cukup dengan itu , Rantai Air terbentuk dari dalam kurungan air tadi dan merantai tubuh makhluk itu yang semakin ditenggelami air .
Makhluk itu meronta - ronta dengan gerakan yang amat menakutkan .

Tidak mahu berlengah , Ahmadi dengan pantas menghasilkan corak berjalur gabungan Elemen Air dan Angin miliknya yang terlalu kompleks coraknya di sekitar tempat Siti Khumairah menghasilkan corak berjalur milik Siti Khumairah tadi .
Air yang terhasil daripada teknik Siti Khumairah tadi perlahan - lahan terapung di sekeliling mengikut hembusan bayu yang dihasilkan oleh Ahmadi .
Kemudian , teknik Ahmadi tadi bersatu dan perlahan - lahan menjadi beberapa bilah Pedang berwarna Biru Keputihan berjalur Merah yang sangat cantik .
Ahmadi membuka tiga Pintu Tenaganya . Matanya bersinarkan Cahaya Elemennya yang berwarna Biru dan Putih .

Siti Nursamawi menumbuk tanah dengan kuat menggunakan tangan kanannya . Corak Elemen Api miliknya terpancar di atas permukaan tanah . Tidak banyak beza di antara corak berjalur Elemennya dengan Sheila Asyikin .

Melihat kemunculan teknik elemen Siti Nursamawi , Sheila Asyikin melepaskan medan tenaga Elemen Apinya ke arah musuhnya .
Musuhnya tercampak kuat ke dalam teknik Elemen Api Siti Nursamawi .

Siti Nursamawi tersenyum dan terus sahaja dia menemukan dan mengenggam ke dua belah tangannya .
Sejurus selepas itu , kelopak Bunga Ros yang telah kembang muncul di bawah makhluk yang menggerunkan itu . Tidak cukup dengan itu , dia menghasilkan tiga rantai daripada Lava untuk merantai makhluk itu .
Untuk menguatkan tekniknya , dia meleraikan cantuman genggaman tangannya sambil berdiri . Dia kemudiannya , mengangkatkan tangan kanannya dengan menghalakan tapak tangannya ke atas .
Sebaik sahaja dia menggengamkan tapak tangan kanannya dengan kuat , kelopak Bunga Ros itu tertutup dan mengurung makhluk itu manakala rantai yang mengikat makhluk yang menggerunkan itu menjadi ketat .

Makhluk itu meronta - ronta ingin melepaskan dirinya sehingga menyebabkan kelopak Bunga Ros yang telah terkatup itu bergegar dengan kuat diiringi dengan suara yang amat menggerunkan .

Siti Nursamawi membukakan tiga Pintu Tenaganya lalu dia menghasilkan corak berjalur Elemen Apinya pada setiap kelopak Bunga Ros miliknya tadi .
Corak berjalurnya itu mengalirkan aliran api yang amat panas . Dia memandang ke arah Sheila Asyikin dengan warna matanya memancarkan cahaya Elemennya . Dan tersenyum .

Siti Nurjannah saling berpandangan dengan Hagia Sofea .

" Macam mana pula adik saya ni tahu teknik macam ni ? " Bisik hati Siti Nurjannah .

" Siti dah mahir . " Kata Sheila Asyikin sambil tersenyum lalu dia membukakan tiga Pintu Tenaganya . Matanya memancarkan cahaya Elemennya . Oren , Kuning dan sedikit warna Jingga . Sama seperti Siti Nursamawi .

" Siapa yang ajar aku ? " Tanya Siti Nursamai sambil matanya merenung tajam ke arah teknik yang baru sahaja dihasilkannya . " Didiekan . Mestilah aku pandai . "

Sheila Asyikin menghasilkan corak berjalur Elemen Apinya di tempat Siti Nursamawi menghasilkan Elemen Apinya sebentar tadi .
Gabungan itu telah menghasilkan Elemen Api yang sangat abstrak dan kompleks .

Tidak lama kemudian , bara api berterbangan di sekitar lalu , menjelma menjadi puluhan pelepah burung berwarna Merah dan Kuning Kejinggaan berjalur Biru .

Ahmadi dan Sheila Asyikin tersenyum sambil mengangkatkan tangan kanan mereka dengan menghalakan tapak tangan mereka ke arah musuh mereka .
Sebaik sahaja mereka menggenggamkan tapak tangan mereka , bilah Pedang Ahmadi dan Pelepah Burung Sheila Asyikin menikam musuh mereka dan menghasilkan gabungan corak berjalur Elemen Air dan Angin bagi serangan Ahmadi dan Elemen Api yang amat abstrak pada tikaman mereka .

Serangan Elemen Ahmadi dan Sheila Asyikin itu telah menghasilkan satu letupan Serangan Elemen yang agak kuat sehingga menyebabkan , Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea terpaksa menguatkan teknik Psikik mereka untuk mengawal letupan itu .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Kata tadi , canggih . " Kata Aivira . " Kenapa tak boleh nak tembus awan ni ? "

" Tak ada teknologi yang mampu nak lawan Alam Semula Jadi . " Balas Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Secanggih mana pun tamadun dan teknologi tu , takkan mampu nak lawan Alam Semula Jadi . Manusia takkan mampu nak lawan ciptaan Yang Maha Mencipta . "
Kemudian dia meletakkan ke dua belakang tangannya di belakang kepalanya . " Tapi apa yang kita pasti , walaupun tak jelas . Makhluk yang kat udara tu memang bukan Manusia . "

" Makhluk tu boleh kawal cuaca ke ? " Tanya Ratni dengan agak perlahan .

" Pompuan ni , awak nampak tadikan kat monitor tu . " Celah Muniandy sambil tangannya mengikut rentak nada suaranya . " Awak rabun ? Tak nampak ? "

Sepantas kilat Ratni menumbuk wajah Muniandy dengan padu .

" Kalau inilah dia Teknik Memanipulasi Elemen , saya rasa , tak ada Manusia yang mampu untuk hasilkan teknik ni . " Kata Aivira dengan nada yang jelas . " Bukan mudah nak kawal persekitaran kalau tak ada pengawalan minda yang baik . Sedangkan teknik yang biasa pun memerlukan ketenangan minda yang baik . Inikan pula nak manipulasi elemen persekitaran . "

" Kita dah tahu makhluk yang kat udara tu memang bukannya Manusia . " Sampuk Naera pula dengan tenang . " Habis tu , yang kat pantai tu pula macam mana ? "

" Saya pun tak pasti siapa yang sedang berdiri kat pantai tu tapi ... " Jawab Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " ... jauh di dalam hati saya , kuat mengatakan yang itu Didie . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Makhluk menggerunkan yang menjadi lawan Ahmadi dan Sheila Asyikin telah berjaya ditumpaskan .
Lawan Ahmadi menjadi Ais dan hancur menjadi debuan salji manakala lawan Sheila Asyikin pula telah rentung dan jatuh ke permukaan tanah menjadi debuan bara .
Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi menutupkan pintu tenaga mereka .

Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea terduduk kerana keletihan .
Siti Nursamawi juga mengalami rasa letih yang sama namun , dia duduk dengan perlahan - lahan .

Ahmadi memegang bahu Siti Khumairah dengan lembut . " Akak tak apa - apa ke ? "

" Sendi - sendi akak rasa sakit dan lenguh sikit . " Jawab Siti Khumairah .

" Kita balik ke bawah semula . " Arah Ahmadi dengan tenang . " Esok pagi kita masuk ke dalam makmal . Kita pulihkan semula tenaga kita dulu . "

" Baiklah . " Jawab Putih , Paquine dan Merowran dengan serentak .

" Tapi , kekalkan Selimut Psikik ni . " Arah Sheila Asyikin pula .

" Korang balik ke dunia korang dan berehat . Arahkan Tatsumaki ke sini . " Kata Ahmadi fengan jelas memberikan arahan . " Ajak Rissa sekali . Aku nak tengok sejauh mana kemajuan dia . "

" Baiklah , kitorang faham . " Kata Merowran lalu dia bersama Paquine dan Putih menghasilkan satu corak berlingkar yang amat rumit untuk mengekalkan Teknik Selimut Psikik yang dihasilkan oleh Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea . Selepas itu , corak berjalur tadi lenyap .
Kemudian , mereka bertiga melenyapkan diri mereka .

Ahmadi bersama dengan yang lain telah pun berada di ruangan bawah tanah . Tempat mereka berkumpul pada permulaan misi mereka tadi .
Dia menyandarkan Siti Khumairah pada Kerusi yang dihasilkannya .

" Kita balik dulu . Esok , kita datang lagi ke sini . Lagi pun , akak semua dan Siti dan letih sangat ni . Bahaya kalau kita masuk ke dalam makmal tu sekarang . " Kata Ahmadi .

" Mana - manalah . Ikut suka hati kaulah . Aku tu ikut je . " Pintas Siti Nursamawi yang mengurut - urut lengan kirinya . " Tangan aku macam nak tercabut je . "

" Didie ketua bagi misi ni . " Kata Hagia Sofea dengan jelas . " Mana yang baik bagi Didie untuk misi ni . Buatlah . "

" Tuan Didie . " Kata Witchie mencelah dengan lembut . " Izinkan saya dan Kucina pulihkan kakak - kakak tuan dan Cik Siti memandangkan ini adalah kepakaran kitorang . "

" Baiklah . Kau pulihkan tenaga diorang kat rumah aku . " Kata Ahmadi . " Tapi , menyamar sebagai Manusia . Aku tak nak orang dalam rumah tu , tahu yang korang berdua ni , berasal dari dunia korang . "

" Baiklah . " Kata Witchie dan Kucina dengan serentak sambil tersenyum .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Malam yang sunyi . Bunyi cengkerik seperti biasa membuat pesta keramaian .
Sesekali kedengaran bunyi kenderaan memecah kesunyian malam .
Ahmadi memeluk selimut dengan lenanya . Selesa dan nyaman .
Begitu juga dengan Siti Khumairah , Hagia Sofea dan Siti Nurjannah yang tidur bertemankan corak berjalur Kuning dan Hijau pada sekitar katil mereka .
Begitu juga halnya di bilik Sheila Asyikin . Dia bersama dengan Siti Nursamawi , Witchie dan Kucina tidur sekatil . Dalam keadaan tidur yang tidak manis bagi perempuan .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ketika semua makhluk sedang lena berselimutkan kedamaian malam , Stephen Akio Kenzo berjalan terhuyung - hayang di dalam biliknya yang besar .
Dia dipimpin oleh dua orang gajinya . Selepas itu , dia dibaringkan di atas katilnya .
Selepas itu , kelihatan dia menghalau orang gajinya tadi dan kemudian , dia berdiri dan berjalan beberapa langkah sebelum dia terjatuh ke lantai .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience