BAB 88 - AMUKAN TERPENDAM

Fantasy Series 4007

Ahmadi keluar daripada Kedai Serbaneka tadi sambil dia menutup sebotol minuman bikarbonat .

Remaja Lelaki yang bernama Zaki tadi telah pun terjelopok di dalam Kedai Serbaneka itu setelah dipengsankan oleh Ahmadi .

Selepas itu , dia menyentuh telinga kanannya . " Steph . Macam mana dengan area kau ? Ada apa - apa tak ? "


" Takde . Semua ' clear ' . Adalah dua tiga Anggota Pasukan Keselamatan yang ' dok ' meronda kat kawasan ni . "


" Yelah . ' Out ' . " Balas Ahmadi dengan jelas . Kemudian , dia melompat ke atas sebuah kereta dan terbang ke atas sebuah bangunan .

Selepas itu , dia memandang semula ke bawah . " Belum perang lagi . Bandar ni dah berkecamuk dah . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Serangan demi serangan dilakukan oleh Vanessa Valarie dan Dyrad .

Pertembungan dua Pahlawan Mitos itu menyerlahkan tahap mereka yang bukannya Pahlawan yang biasa - biasa .


Vanessa Valarie melibaskan Trisulanya di hadapannya lalu , beberapa ekor Ikan Dolphine Elemen Air menjelma dan terus menyerang ke arah Dyrad .


Dyrad menepuk ke permukaan air dan kemudian , percikan air yang terhasil , terus sahaja bertukar menjadi beberapa ekor Ular Air dan bertarung dengan teknik yang dilancarkan oleh Vanessa Valarie tadi .


Selepas beberapa detik , pertarungan antara dua Teknik Elemen itu terlerai .


Vanessa Valarie memusingkan Trisulanya dan membali bersedia untuk menyambungkan kembali pertarungannya .


Dyrad melemparkan senyumannya dan melibas - libaskan Pedang Elemennya dan kemudian , dia mengacukan senjatanya semula ke arah Vanessa Valarie sebagai tanda menyahut panggilan pertarungan daripada Vanessa Valarie , si Puteri Ikan Duyung .


Bunyi beberapa ekor Raven dan Gagak bersahutan dari kejauhan , sedikit membibitkan rasa hairan pada benak Vanessa Valarie .


" Saya akan bertemu dengan awak lagi . Saya tinggalkan pesanan istimewa dan khas untuk awak . " Kata Dyrad sambil tersenyum dan melenyapkan Senjata Elemennya . " Jauhkan diri daripada Didie . Dia akan mati bersama saya . "


" Awak kena langkah mayat saya dulu . Selagi saya bernafas , selagi tulah saya dan seluruh keturunan saya akan lindungi Didie . " Balas Vanessa Valarie dengan jelas . " Awak telah disumpah dan bawa sumpahan awak tu seorang diri dan bawa sekali laknat yang tertimpa kat diri awak tu , kat Raja Baru awak yang celaka tu . "


" Sehingga bertemu lagi , sayang . " Balas Dyrad sambil tersenyum dan kemudian , dirinya bertukar menjadi puluhan Burung Gagak dan Raven dan meninggalkan Vanessa Valarie .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Azan berkumandang menandakan waktu berbuka puasa .

Seusai berbuka , Ahmadi dan ahli keluarganya menunaikan ibadah Maghrib secara berjemaah yang diimamkan oleh Pendekar Bayu .

Selepas itu , mereka bersama - sama menuju ke Masjid untuk menunaikan ibadah Sunat Terawih .


Pendekar Bayu membuka Songkoknya dan meletakkan di atas meja . " Mana Pakcik dan anak saudara bertuah tu ? Ayah tak nampak diorang lepas keluar Masjid tadi . "


" Entah . Keluar je diorang daripada Masjid tadi , terus diorang lari . " Kata Sheila Asyikin dengan wajah manja geram bercampur sedihnya .

Selepas itu , diberikannya Bag Kertas berwarna Biru dan Putih yang mengandungi Telekung milik Nurzahirah kepada Siti Maisarah yang tersenyum kepadanya .


" Nak seronok berdua jelah tu . " Kata Siti Nursamawi pula dengan jelas .


" Biarkan jelah budak berdua tu . Daripada kecil lagi Rara tu memang rapat dengan Didie . Adalah tu diorang nak buat . " Kata Mak Teh Sanggul dengan lembut .


" Entahnya . Korang berdua tu je yang ' hangin ' tak tentu pasal . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut . " Dah tu . Korang berdua pergi bersalin . Tolong kitorang susun pinggan mangkuk kat belakang tu . "


" Ye / Baik . " Balas Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi dengan serentak dan senada sambil mereka berdua saling berpandangan sesama mereka dan melepaskan keluhan .


Tidak lama kemudian , Ahmadi dan Nurzahirah muncul sambil tersenyum .


" ' Panjang ' gila . Dahlah ' panjang ' , ' besar ' pula tu . " Kata Nurzahirah dengan jelas sambil tersenyum . " Pegang satu tangan tak cukup . Kena pegang dua tangan . "


Ahmadi tersenyum . " Mestilah . Ingat Pakcik ni ' biashe - biashe ' ke . Orang berpengalaman ' kut ' . "


" Tu esok kalau ' jadi ' , nak bagi ' masuk ' semua memang tak muat . " Kata Nurzahirah lagi lalu dia dan Ahmadi duduk dia atas sofa di satu sudut di ruang tamu itu .


" Siapa yang ' ngajo ' Rara bagi masuk semua sekali ? " Tanya Ahmadi lalu ditolaknya pipi Nurzahirah dengan manja . " Bagi ' kec . . . "


Ahmadi tidak sempat menghabiskan ayatnya kerana dicelah oleh Siti Khumairah dengan agak pantas .


" Korang berdua merepek apa ni ? " Tanya Siti Khumairah dengan jelas sambil keningnya berkerut sedikit .


" Kenapa ? " Tanya Ahmadi dengan nada hairannya .


" Korang merepek apa tu ? " Tanya Hagia Sofea dengan jelas . " Panjanglah , besarlah , bagi masuk semualah , tak muatlah . Korang borak apa ni ? "


Pantas sahaja wajah Nurzahirah menjadi sedikit merah . " Kitorang borak pasal Buluh Lemanglah . Pakcik ajak Rara tengok Buluh Lemang yang dia simpan kat Air Terjun kawasan bukit kat belakang tu . "


Ahmadi hanya membuat reaksi wajah semacamnya .


" Ummi semua ingat kitorang borak apa ? " Tanya Nurzahirah dengan wajah geramnya yang kemalu - maluan .


Siti Maisarah , Siti Khumairah , Hagia Sofea dan Siti Nurjannah menggelengkan kepala mereka dengan laju sambil tersengih .


" ' Hheissshh ' . Dahlah . " Kata Nurzahirah lalu dia berjalan dengan sedikit menghentakkan kakinya menaiki tangga . " Malas nak layan . "


" Rara jangan nak lebih - lebih ye . " Kata Siti Nursamawi dengan pantas . " Rara kena lawan dengan kitorang dulu kalau nak perhatian daripada Pakcik . "


Nurzahirah berpaling dan turun semula daripada tangga .

Kemudian , ditolaknya bahu Pendekar Bayu dan Daniel dan menjengahkan kepalanya di antara kepala Pendekar Bayu dan Daniel .

" Nasib je tau , Rara ni , anak buah Pakcik kalau tak . Memang merana nasib akak berdua seumur hidup . "


" Kalau Rara bukan anak buah Pakcik , Rara nak buat apa ? " Tanya Sheila Asyikin dengan manja sambil mengangkatkan sebelah keningnya .


" Rara akan ' ushar ' Pakcik dengan apa cara sekalipun . " Balas Nurzahirah dengan jelas , tenang dan terang dengan reaksi wajahnya yang dipicit kegeraman . " Lepas tu . Rara pujuk Pakcik . Kitorang lari dan kahwin kat sempadan . Biar padan muka akak berdua . "


Terbatuk keras Pendekar Bayu dan Daniel mendengar jawapan yang terpancut keluar daripada mulut Nurzahirah .

Kesemua ummi Nurzahirah pula masing - masing membuat reaksi wajah mereka yang terperanjat dan semacam .


" ' Hoi ! Hoi ! ' " Kata Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi dengan serentak lalu mereka berdua menghampiri Nurzahirah .


Nurzahirah , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi saling bertikam lidah .

Butiran yang terkeluar dan terhambur daripada mulut mereka bertiga bagaikan bertih jagung yang meletup - letup di atas kuali .


Tidak tahan dengan keadaan itu , Ahmadi dengan pantas bangun dan berjalan ke arah Nurzahirah , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi .

Dilagakannya kepala Sheila Asyikin dengan kepala Siti Nursamawi dengan kuat .

Kemudian , diangkatnya pula tubuh Nurzahirah dan kemudian , dilagakannya pula kepala Nurzahirah dengan kepala Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi .


" Diam dan masuk bilik ! " Jerit Ahmadi dengan lantang dan geram dengan wajah semacamnya .


Dengan langkah yang geram , Nurzahirah , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi berjalan menaiki tangga untuk ke bilik mereka .

Namun , suara pertelingkahan mereka masih jelas kedengaran .


Ahmadi mengeluh lalu , dia mengapungkan tubuhnya dan terbang melayang ke dapur .

Seperti mayat yang terapung dan hanyut di atas air .


" Ada hati ke nak bermadu ? " Tanya Dr . Hashim dengan nadanya yang bersahaja .


Ahmadi menerbangkan helaian - helaian tisu yang berwarna Putih ke udara .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Prof . Zenderall dengan tenang , berjalan memasuki ke Pasaraya yang penuh dengan pengunjung .

Dia berkelakuan seperti biasa . Mengambil dan menolak Troli Pasaraya dan mengambil serta meneliti barangan sebelum dimasukkannya ke dalam Trolinya .


Para pengguna dan pengunjung yang lain dengan segera keluar daripada Pasaraya itu sebaik sahaja melihat kehadiran Prof . Zenderall di situ .

Malah , ada yang terus sahaja melakukan pembelian mereka .


Prof . Zenderall hanya tersengih sambil terus membeli - belah .


" Semua pengunjung di minta keluar daripada premis ini . Sebentar lagi , Polis akan mengepung kawasan ini . " Kata Pengurus Pasaraya itu dengan jelas melalui Pembesar Suara . " Dengan segera . "


Prof . Zenderall hanya tertawa kecil dan perlahan - lahan menuju ke tempat pembayaran .

Setibanya dia di situ , dia tertawa kecil kerana tempat itu sunyi tanpa kelibat seorang pun kakitangan Pasaraya itu .

Dia dengan barsahaja , mengambil Bag Plastik dan memasukkan barangannya dan kemudian , dia menoleh keluar kerana , gegendang telinganya ditarik oleh bunyi dan irama siren Kereta Polis .


Ahmadi dan rakan - rakannya ' menziarah ' kawasan perumahan lama mereka dan mendapati bahawa , kawasan itu sepi .

Tanpa bunyi . Tanpa kelibat penghuni . Hanya deruan angin sahaja yang berdendang lembut .

Mata mereka menjamah beberapa buah Rumah yang bagaikan telah dipecah masuk dan dicerobohi .


" Diorang buat Program Menjarah Rumah ke kat sini ? " Tanya Ratni dengan tenang .


" Nampaknya macam tulah . " Kata Siti Hawa sambil matanya menjamah ke arah sebuah Rumah yang mana tingkap Rumah itu telah dipecahkan cerminnya .


" Korang ambil masa korang . Tapi jangan lama sangat . " Kata Ahmadi dengan jelas lalu dia berjalan menyusuri jalan yang berbatu kecil dengan langkah yang tenang . " Siasat kawasan ni . Kot - kot ada sesuatu yang mencurigakan . "


" Baiklah . " Kata Aivira dengan tenang lalu , dia dan rakan - rakannya mula bergerak .


Prof . Zenderall berjalan keluar daripada Pasaraya dengan langkah yang tenang sambil tersenyum .


" Letakkan tangan awak dibelakang kepala ! Dan , berjalan perlahan - lahan ke depan ! " Kata Ketua Unit Pencegahan Jenayah yang diarahkan ke kawasan itu dengan jelas .


" Aku beli barang jelah . " Balas Prof . Zenderall sambil tersenyum . " Takkan aku nak beli barang pun dan jadi satu kesalahan ? "


" Beri kerjasasama dan awak tidak akan dipengapa - apakan ! " Kata Ketua Unit itu lagi .


" Korang jangan buat benda ni jadi satu masalah besar , boleh tak ? " Tanya Prof . Zenderall sambil tersenyum . " Atau korang nak sangat tengok aku mengamuk dekat sini ? "


" Jangan berani nak buat ugutan ! " Teriak Ketua Unit itu dengan lantang .


Prof . Zenderall tersenyum lalu , dia meletakkan barangnya di atas jalan dan terus berlari ke arah Pasukan Unit Pencegahan Jenayah itu dengan pantas .

Adam menghendap daripada sebalik pokok di luar hadapan rumahnya yang dikelilingi dengan Pokok - pokok Bunga Raya .
Dia mengamati akan kehadiran beberapa anggota Pasukan Keselamatan yang kelihatan sedang berbincang .

Maera dan Naera pula memasuki ke dalam rumah mereka .
Naera mengeluh . Satu keluhan yang bersulamkan kesedihan .
Kawasan ruang tamu rumah mereka bersepah . Pasu - pasu kaca bertaburan dan pecah menghiasi lantai yang berlapiskan Permaidani .

Maera juga melepaskan keluhan selepas dia meneliti setiap atom dan zarah yang terdapat di ruang itu . " Ni kerja orang - orang kat kawasan kejiranan ni juga . "

" Tapi kenapa ? " Tanya Naera dengan jelas walaupun perlahan . " Tak cukup ke dengan ' halau ' dan sisihkan kita ? "

Lidah Maera kelu gagal untuk berfungsi . Sukar untuk dia gerakkan lidahnya untuk membalas soalan adiknya itu .

Siti Hawa dan Ratni juga terkesima melihat kawasan ruang tamu dan keadaan bilik mereka .
Bilik yang pernah dihuni oleh Siti Nursamawi sebelum Siti Nursamawi membuat keputusan untuk tinggal bersama Keluarga Ahmadi juga kelihatan bersepah .

" Apa jelah yang diorang cari kat Rumah Bujang kita ni ? " Tanya Ratni sambil dia menyentuh kaki bangku yang terlentang kaku di atas lantai . " Barang kemas ke ? "

" Entah . Mungkinlah ' kut ' . " Balas Siti Hawa dengan perlahan .

" Bersepah gila rumah ni . Tak guna betul . Memang diorang menjarah ni . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . " Ingat rumah ni ada barang berharga ke ? "

Sheila Asyikin bercekak pinggang dengan wajah geram manjanya . " Kalau ikutkan hati Sheila . Nak je Sheila lumat - lumatkan diorang tu semua . Ni Rumah Pusaka tau . "

Ahmadi mengeluh melihat keadaan rumah yang menjadi tempat membesarnya yang bersepah ibarat Rumah Tinggal .
Hanya Tuhan sahaja yang tahu macam mana berkecainya hati dan perasaannya melihat , rumah hasil titik peluh Pendekar Bayu dan arwah emaknya diperlakukan sedemikin rupa .
Nasib sahajalah , dia telah memindahkan barang - barang peribadinya ke Istananya di Dunia Mitos .

" Dahlah . Mari kita tinggalkan tempat ni . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Tak ada apa - apa yang kita boleh dapat kat sini . "

Tembakan bertalu - talu dilepaskan ke arah Prof . Zenderall namun , semua butiran peluru yang dilepaskan , jatuh ke atas jalan .


Prof . Zenderall merampas sepucuk Pistol daripada seorang Anggota Keselamatan dan terus mengacukannya ke dahi Anggota Keselamatan tersebut .

Dia tersenyum lalu , selepas satu bunyi yang kuat menendang gegendang telinganya , percikan darah menyirami wajahnya yang tersenyum lebar .

Dicampakkannya mayat Anggota Keselamatan itu ke atas jalan dan kemudian , dengan hanya menggunakan Pengawalan Mindanya , dia meletupkan dua buah Kereta Peronda .

Letupan yang kuat menggegarkan kawasan itu .

Seorang Pegawai Anggota Keselamatan cuba menyerang Prof . Zenderall namun , serangan itu dengan mudah dipatahkan .

Prof . Zenderall menangkap tendangan Pegawai Anggota Keselamatan itu dan kemudian , dijatuhkannya lawannya itu ke atas jalan .
Tidak cukup dengan itu , dipijaknya lutut kiri lawannya itu dengan sekuat hatinya sehingga lutut kiri lawannya itu patah .

Pasukan Bantuan Keselamatan tiba di kawasan itu namun , ia hanya menambahkan lagi ketegangan yang sedia ada .

Prof . Zenderall melayangkan beberapa buah Kenderaan Kereta Peronda ke arah Pasukan Bantuan yang baru tiba itu dan terus sahaja meletupkannya .

Dia tertawa berdekah - dekah dengan reaksi wajahnya yang menyeramkan .

Dia menjelmakan Sayap Elemennya yang besar dan amat menggerunkan lalu , api - api yang marak akibat letupan - letupan tadi dengan perlahan - lahan mengelilingi kawasan itu .
Api yang marak menyala membesar sedikit demi sedikit . " Aku hantar korang ke neraka sekarang ! "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience