Pendekar Bayu memasuki ruang pejabat Siti Khumairah dan menyebabkan , suasana di dalam bilik itu berubah . Turut bersamanya , semua rakan - rakannya .
Senyuman bagaikan hilang . Seperti diterkam oleh sesuatu yang buas .
" Korang bertiga jekan sekarang ni ? " Tanya Pendekar Bayu dengan jelas .
" Ye . " Jawab Ahmadi . Pendek . " Diorang dah hantar ke surat pembubaran tu ? "
" Belum tapi , Kak Mai yang cerita kat ayah hari tu . " Jawab Pendekar Bayu dengan jelas .
" Habis tu , macam mana ? " Korang bertiga boleh ke teruskan kerja ni ? " Tanya Pendekar Umbut .
Ahmadi hanya tersengih .
" Kalau uncle semua boleh terus yakin dengan kitorang , kitorang tu boleh je . " Kata Siti Nursamawi dengan tenang .
" Tapi kalau dah semua pun dah macam tak yakin , kitorang tak boleh nak buat apa . " Sampuk Sheila Asyikin pula .
" Kitorang boleh je keluar ikut pintu tu dan , kitorang takkan jejakkan lagi kaki ke Pasela ni . Buat selamanya . " Celah Ahmadi dengan tenang dan jelas .
" Laporkan jelah laporan korang tu . " Kata Dato ' Panglima Lok Tujuh . " Sekurang - kurangnya , kitorang boleh tahu apa yang ada kat dalam hutan tu . "
Siti Khumairah menekan satu suis pada mejanya dan tidak lama selepas itu , satu skrin cahaya terpancar pada dinding .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Keadaan di dalam sebuah Pulau yang belum diberikan nama kelihatan tenang .
Para penduduknya kelihatan gembira melakukan pekerjaan
masing - masing .
Pada satu sudut di hujung pulau itu yang terletaknya sebuah perkampungan nelayan , kelihatan beberapa orang penduduknya yang sedang rancak bercerita .
Kelihatan Rasta dan Ragi sedang berborak dengan jiran - jirannya di bawah sebatang pokok yang lebat daunnya .
Di hadapan mereka pula , terhidangnya sedikit kuih - muih dan minuman perahan buah - buahan segar .
" Apa khabarnya Rissa ? " Semenjak dia masuk ke Akademi tu , dia tak hantar berita ke kat awak ? " Tanya Pakcik Oua dengan suara tuanya yang garau .
" Setakat ni , tak ada lagi . " Jawab Rasta dengan jelas . " Rindu juga kitorang dengan dia . Yelah , anak . Mak dan Ayah mana yang tak rindu kat anak bila berjauhan . "
" Apalah agaknya ya yang Rissa tu belajar kat sana ? " Sampuk Nezza dengan lembut . " Teringin pula saya nak tahu . "
" Tak salah saya , Akademi yang jadi tempat Rissa belajar tu , tempat untuk menjadi Pejuang Negarakan ? " Tanya Carla , isteri Nezza .
" Takkan Rissa tu belajar macam mana nak berlawan ? " Tanya Loura , isteri Lesas .
" Lesas , apa yang awak boleh ceritakan melalui pengalaman awak . " Tanya Rasta dengan jelas . " Macam mana latihan nak jadi Pahlawan masa awak berada dalam pasukan negara dulu ? "
Lesas meletakkan gelasnya ke meja . " Masa tu , latihan kitorang keras . Kitorang berlatih dari pagi bawa ke tengah hari . Lepas tu berehat sekejap . Makan . Lepas tu , kitorang berlatih lagi . Memang penat . Pada sebelah malam pula , biasanya kitorang akan diarahkan untuk berkawal secara bergilir - gilir . "
" Latihan yang keras macam mana tu ? " Tanya Ragi . " Risau pula saya dengar .
" Macam - macam . " Jawab Lesas . " Macam saya , saya Pahlawan Native Warrior , tapi , yang hanya menggunakan Pedang sebagai senjata . Menggunakan sebilah Pedang yang besar . Cara saya dilatih masa tu , saya kena cabut sebatang pokok yang besar dengan menggunakan tangan . Selagi saya tak dapat cabut pokok tu , selama tulah saya kena berlatih . "
" Native Warrior ada berapa jenis ? " Tanya Nezza .
" Ada lima jenis . Lima Puak . Kat dalam kerajaan kita ni , ada dua . Saya salah satu daripadanya . Dan satu lagi daripada Puak Aexrica . Pahlawan yang unik dan yang paling digeruni . Tiga Puak lagi , berpihak kepada Kerajaan Kegelapan tu . " Jawab Lesas .
" Tapi , Rissa tu pengguna Psikik . " Kata Ragi dengan jelas . " Macam manalah agaknya latihan dia . "
" Saya tak pasti sangat . Tapi yang saya masih boleh ingat , latihan pengguna Psikik ni , biasanya diorang dilatih di lapangan yang terbuka . Untuk memastikan tahap pengawalan minda diorang . " Celah Pakcik Oua .
" Eloklah tu . Saya tak berapa suka sangat anak saya tu buat latihan yang kasar - kasar sangat . " Balas Ragi lalu tersengih .
" Biar dia sasa sikit . " Kata Rasta lalu tertawa kecil . " Takdelah dia kena buli dengan pelajar - pelajar lain kat sana . "
" Tak naklah saya dia jadi sasa . " Kata Ragi lalu memukul bahu suaminya . " Tak berkenan tengok perempuan macam tu . "
Tiba - tiba , keseronokkan perbualan mereka dikejutkan oleh sesuatu .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pendekar Bayu dan rakan - rakannya yang lain hanya saling berpandangan .
" Makmal tu nampak baru lagi . " Kata Pendekar Umbut . " Macam mana diorang dirikan bangunan tu sedangkan , jalan keluar masuk untuk ke tempat tu , hanya boleh dilalui dengan hanya berjalan kaki je ? Dan macam mana pula diorang nak bawa bahan - bahan kajian diorang ke sana ? " .
" Mungkin diorang guna Pesawat Ringan ? Tak pun Dron ? " Celah Sougaena Raj . " Pintu Portal ke ? "
" Takde . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut dan tenang . " Saya dah periksa laluan udara dari lima tahun yang lalu sampai sekarang . Satu aktiviti pesawat atau objek terbang pun takde melintasi kawasan tu . "
" Ada jawapan tak untuk soalan yang pertama ni ? " Tanya Sougaena Aryan .
Pendekar Bayu memandang ke arah Ahmadi .
Ahmadi mengambil beg sandangnya lalu mengeluarkan sebotol snek berperisa Kentang dan meletakkan snek tadi di atas meja Siti Khumairah .
Selepas itu , dia menyentuh meja dan menghasilkan satu bulatan yang abstrak mengelilingi botol Snek tadi . Lingkaran yang sama juga muncul di atas meja di hadapan Pendekar Bayu dan rakan - rakannya .
Snek tadi berpindah daripada meja Siti Khumairah ke meja Pendekar Bayu .
" Pintu Portal ? " Tanya Dato ' Panglima Lok Tujuh .
" Ini bukan Pintu Portal . Nampak je macam Pintu Portal tapi , yang ni berlainan . " Kata Pendekar Bayu dengan lembut . " Ini Lingkaran Taisa . "
" Pintu Portal , memerlukan satu tenaga untuk berhubung . Lingkaran Taisa ni pula , hanya memerlukan tenaga sendiri untuk menghantar sesuatu .Tujuannya , untuk mengelak daripada di kesan . " Kata Ahmadi dengan jelas .
" Pintu apa ? " Tanya Pendekar Bara dengan perlahan sambil dengan dahinya berkerut sedikit .
" Pintu Taisa . Sejenis Teknik Elemen yang hanya menggunakan kekuatan elemen sendiri . Biasanya , digunakan dalam perang kat Dunia Mitos . " Jawab Pendekar Bayu dengan tenang dan jelas .
" Mana awak tahu ? " Tanya Dr . Hasyim .
" Didie ni anak aku . Aku jaga dari kecil lagi . Dia selalu cerita benda - benda macam ni kat aku dulu . " Jawab Pendekar bayu lalu membuka penutup Snek Kentang tadi . " Dia pernah tunjuk kat aku masa dia kecil dulu . "
Ahmadi hanya tersenyum . Dia tidak menyangka yang ayahnya , masih ingat lagi cerita semasa dia kecil dahulu .
Pendekar Bara cuba hendak mengambil Snek Kentang itu namun dihalang oleh Pendekar Bayu dengan pantas . " Kau ni kenapa ? Tak malu ke ? "
" Nak sikit . " Pinta Pendekar Bara sambil tersenyum .
" Ini anak aku bagi kat aku . Kalau kau nak , pergi minta kat anak kau . " Balas Pendekar Bayu .
" Uncle bukan tak percaya tapi , ada bukti tak pasal Lingkaran Taisa ni ? " Tanya Sougaena Raj .
Siti Khumairah menayangkan satu rakaman yang memaparkan kawasan luar makmal yang menjadi topik perbualan mereka .
" Ini rakaman video yang Didie , In dan Siti rakam masa kitorang buat penyiasatan hari tu . Perhatikan betul - betul . " Kata Ahmadi dengan jelas lalu dia duduk di atas meja .
Selepas beberapa minit melihat rakaman itu , beberapa bulatan Lingkaran Taisa kelihatan beberapa kali .
Siti Khumairah dengan pantas menjedakan rakaman itu .
" Tapi , kenapa Lingkaran Taisa yang ada kat dalam rakaman ni tak sama macam yang Didie hasilkan tadi ? " Tanya Pendekar Aryan .
" Tak sama macam Pintu Portal , yang corak dia bergantung semasa proses terhasilnya teknik tu , Lingkaran Taisa ni lebih dipengaruhi oleh Identiti Elemen si pengguna . " Jawab Ahmadi .
" Maksud Didie , corak Lingkaran Taisa tu berbeza - beza mengikut pengguna dia . " Celah Hagia Sofea .
" Betul tu . " Balas Sheila Asyikin dengan lembut .
" Tapi setahu sayalah , mana ada Pengguna Elemen seperti kita yang hidup kat dunia ni yang mampu menghasilkan teknik macam tu . " Kata Pendekar Kirai . " Secara logiknya , Pintu Portal memerlukan kita mengesan satu tenaga untuk menghasilkannya supaya kita boleh menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain melalui perhubungan tenaga . Tapi , untuk menghasilkan satu teknik yang hampir serupa dengan Pintu Portal tetapi , hanya bergantung dengan tenaga sendiri untuk berhubung dengan tenaga - tenaga yang tertentu , ia agak mustahil . "
" Kalau mustahil nak buat , macam mana Didie boleh hasilkan teknik tu tadi ? " Tanya Sougaena Asyura pula .
" Abang belajar daripada kawan - kawan mitos kiotranglah . " Jawab Sheila Asyikin dengan pantas .
" Dunia Mitos , memang banyak teknik - teknik macam ni sebab , kat sana , peluang untuk terjadinya perperangan terlalu tinggi . Bagi sesetengah kerajaan kat sana , mereka perlu hasilkan teknik - teknik yang lebih terarah kepada perhubungan tanpa sambungan tenaga untuk mengelakkan daripada dikesan oleh musuh - musuh mereka . " Celah Siti Nursamawi .
Ahmadi hanya menggaru kepalanya sambil tersengih .
" Kenapa ? " Tanya Siti Nurjannah .
" Didie baru je nak cakap perkara yang sama macam apa yang In dan Sheila cakapkan tadi tu . Tak sangka pula diorang yang cakap apa yang ingin Didie cakapkan . " Jawab Ahmadi sambil tersengih .
Tiba - tiba , Ahmadi mengisyaratkan agar mereka semua senyap lalu , dia berjalan menghampiri Pokok Bunga Siti Khumairah yang terletak di tepi tingkap .
Tidak lama selepas itu , daun - daun pokok bunga itu bergerak dan mengeluarkan sebiji Mutiara yang berwarna Hijau .
" Ini laporan baru . " Kata Ahmadi dengan jelas sambil tersenyum .
" Dari pokok ? " Tanya Pendekar Kirai dengan nada yang bersulamkan keraguan .
" Takkanlah tak percaya ? " Tanya Sheila Asyikin dengan lembut lalu tertawa kecil .
" Depan mata tu . " Kata Siti Nursamawi pula sambil tersenyum . " Takkan tak percaya lagi . "
" Nak percaya atau pun tak , itu terpulanglah . Saya cuma buat kerja ikut cara saya . " Kata Ahmadi lalu sambil tersenyum .
Pendekar Bayu hanya mengeluh kerana semua mata rakannya menikam badannya . Namun begitu , dia masih terus mengunyah Sneknya seperti tiada apa - apa yang berlaku .
" Memang sukar nak percaya tapi , dia dapat buat rakaman kat tempat tu dan tunjukkan bukti sekali pasal Lingkaran Taisa tu . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas . " Aku pun susah nak percaya tapi , dia ada bukti . Bukti yang kita sendiri tak boleh nak hadam . "
" Apa laporan baru tu ? " Tanya Sougaena Chong Wei Lee dengan perlahan lalu dia mengeluh .
Ahmadi hanya tersenyum lalu dia mengktifkan Mutiara yang baru sahaja diterimanya tadi dengan memasukkan sedikit Tenaga Elemennya .
Tidak lama kemudian , Mutiara itu mengeluarkan cahaya yang berwarna Hijau berkilauan .
" Tuan , ada sesuatu yang pelik sedang berlaku . Semua suspek kita , dah keluar dari dalam makmal tu . Diorang bawa semua fail , segala peralatan dan semua bahan kajian diorang . " Suara seorang lelaki jelas kedengaran .
Semua yang berada di dalam ruang pejabat Siti Khumairah itu saling berpandangan kecuali Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi .
" Ikut daripada siasatan awal , kajian diorang ni gagal . Dan diorang diarahkan untuk tinggalkan makmal ni oleh seseorang . " Lapor suara itu lagi dengan jelas . " Seseorang tu , memang dari Dunia Manusia . Diorang bekerjasama dengan seorang Pahlawan dari Kerajaan Kegelapan tu . Identiti diorang berdua tu tak dapat dikenalpasti lagi sebab , suspek dari Dunia Manusia tu , seorang pengguna Elemen Psikik tahap pertama . "
" Aku nak dengar laporan dari Kucina . " Kata Ahmadi .
" Kucina cedera . Dia terkena perangkap Kristal Hidark . " Balas suara itu .
" Kau cakap tadi , diorang dah keluar dan , bawa semua fail , kelengkapan dan bahan kajian diorang . " Tanya Ahmadi dengan tenang . " Tapi kenapa dalam makmal tu , diorang letak Kristal Hidark ? Diorang ada ada sembunyikan apa - apa ke kat sana ? "
" Mana Witchie ? " Celah Sheila Asyikin dengan lembut . " Pergi panggil Witchie . "
Tidak lama kemudian , suara Witchie yang lembut kedengaran dengan jelas . " Cik Sheila . "
" Apa yang ada dalam makmal tu ? " Tanya Sheila Asyikin .
" Tak pasti sangat apa yang ada dalam makmal tu sebab , Kucina tak perasaan ada Kristal Hidark tu . Kitorang terkena serangan elemen . " Jawab Witchie . " Yang sempat saya lihat tadi , ada satu makhluk pelik dalam balang kaca yang besar . "
" Hantar Kucina ke Unit Rawatan sekarang . Aku nak kau yang rawat dia . " Arah Ahmadi dengan agak tegas nadanya walaupun reaksi wajahnya yang bersahaja masih lagi terukir pada riak wajahnya . " Lepas tu , suruh Putih dan yang lain - lain , kawal makmal tu . Jangan ada yang masuk dan jangan ada yang keluar . "
Pendekar Bayu perasan akan perubahan nada suara anaknya itu sehingga menyebabkannya , memandang ke arah Ahmadi .
" Puan Mai ada bersama Tuan dan Cik Sheila tak ? " Tanya Witchie .
" Apahal kau cari dia ? " Tanya Ahmadi lalu tertawa kecil . " Nak tanya rahsia kecantikkan abadi ke ? "
Siti Khumairah memandang Ahmadi lalu mengangkatkan keningnya dan Ahmadi membalas isyarat kening kakak kembarnya itu dengan hanya menggerakkan sedikit kepalanya .
" Saya ada kat sini . " Kata Siti Khumairah dengan lembut . " Ada apa - apa yang boleh saya bantu ? "
" Saya sempat rakam kejadian semasa serangan tadi tapi , saya perlukan bantuan Puan Mai untuk menghasilkan imej rakaman sebab , Puan Mai seorang pengguna Elemen Psikik tahap tertinggi . " Jawab Witchie dengan penuh kelembutan dan penuh hormat . " Tolong tunjukkan kat Tuan Didie dan Cik Sheila . "
" Macam mana awak tahu saya pengguna Elemen Psikik sedangkan , kita baru bertemu hanya sekali ? " Tanya Siti Khumairah dengan nada yang berselimutkan kekaguman .
" Tuan Didie yang cerita . " Jawab Witchie .
Siti Khumairah menggerakkan jari telunjuknya kepada Ahmadi . " Apa yang boleh saya bantu ? " Saya tak tahu cara korang . "
" Saya akan hantar Tenaga Minda saya pada Mutiara ni , lepas tu , Puan Mai hanya perlu mengawal Tenaga Minda saya tu . Tenaga Minda saya tu , mengandungi memori saya sewaktu serangan tadi . " Jelas Witchie menerangkan bagaimana caranya Siti Khumairah dapat membantunya .
" Baiklah , saya faham . " Kata Siti Khumairah lalu dia bingkas bangun dan menghampiri Ahmadi yang mengawal Mutiara itu .
Tidak lama kemudian , Mutiara tadi memacarkan cahaya yang berlembayung dan Siti Khumairah dengan perlahan - lahan mengawal cahaya yang berlembayung yang merupakan Tenaga Minda Witchie .
Sejurus selepas itu , satu imej visual 3D terpampang di depan mata mereka semua .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Rasta dan Ragi serta semua yang berada di bawa pokok yang lebat itu terperanjat melihat kemunculan Rissa yang memeluk Ragi dari belakang .
" Rissa . " Kata Ragi lalu memeluk Rissa dengan semahunya sambil menangis kegembiraan . " Bila Rissa sampai ? "
" Baru je . " Jawab Rissa sambil membalas pelukkan erat emaknya .
Rissa beralih kepada Rasta lalu menyalam dan mencium tangan ayahnya .
Ragi mendudukkan Rissa di antara dia dan Rasta .
" Rara apa khabar ? " Tanya Carla dengan senyuman . " Sihat ke ? "
" Sihat je . " Jawab Rissa dengan lembut .
" Macam mana kat sana ? " Tanya Pakcik Oua pula .
" Seronok . " Jawab Rissa . " Ada banyak kawan . Rissa belajar macam - macam . Kadang - kadang tu , sampai malam . "
" Pernah kena denda tak ? " Tanya Lesas pula sambil tertawa kecil .
Rissa tersengih . " Pernah . "
" Kenapa kena denda ? "Tanya Ragi dengan agak pantas . " Ni mesti anak mak nakal ni . "
" Takdelah . Rissa baik . Selalu laksanakan tugas dalam masa yang ditetapkan . Kerja Akademi pun selalu hantar . " Balas Rissa lalu memegang tangan ayah dan emaknya .
" Habis tu , kenapa Rissa kena denda ? " Tanya Loura pula .
" Pasal , masa kitorang semua buat latihan , ada yang masih tak bangun lagi . Pasal tu kitorang semua kena denda . " Jawab Rissa dengan lembut .
" Pukul berapa latihan Rissa tu ? " Tanya Nezza .
" Pukul enam pagi . " Jawab Rissa .
" Awalnya . " Kata Carla . " Patutlah ada yang tak bangun lagi . "
" Kalau ya pun , janganlah denda semua . Denda jelah yang yang buat kesalahan tu . Yang salah bukan semua . " Celah Ragi .
" Apa hukuman Rissa dan kawan - kawan pasal kesalahan tu ? " Tanya Pakcik Oua .
" Kitorang semua disuruh berendam kat sungai sampailah waktu sarapan . " Jawab Rissa sambil dia tergelak kecil .
" Berendam kat sungai ? " Tanya Nezza dengan agak kuat . " Sejuk tu . "
" Tapi kenapa tak didenda je yang tak bangun tu ? " Tanya Ragi pula .
" Dihukum ramai - ramai macam tu untuk membina kerjasama di antara diorang . Susah dan senang bersama . " Jawab Lesas . " Kalau dah kena macam tu , mesti takkan ada yang berani untuk lewat bangun lagi . Betul tak Rissa ? "
Rissa menganggukkan kepalanya .sambil tersenyum .
" Rissa ni cuti ke ? " Tanya Rasta sambil membelai rambut anaknya .
" Taklah . " Jawab Rissa sambil memandang wajah ayahnya . " Rissa tengah jalankan tugasan Rissa . Cikgu Arla , arahkan Rissa untuk sampaikan perutusan dari Istana . "
" Perutusan apa ? " Tanya Lesas .
Rissa mengambil satu lembaran kulit haiwan daripada baju seragamnya . " Ini perutusan dari Istana . Untuk Pakcik Lesas dan Pakcik Nezza . "
Lesas dan Nezza saling berpandangan dengan semua yang berada di situ .
Lesas mengambil lembaran Perutusan itu dan terus membacanya .
" Kenapa Pakcik dan Pakcik Nezza dititahkan untuk ke Unit Pahlawan DiRaja ? " Tanya Lesas .
" Rissa tak tahu . " Jawab Rissa dengan tenang dan lembut . " Rissa hanya ditugaskan untuk menghantar Perutusan tu . Selebihnya , Rissa tak tahu . "
" Baiklah . " Kata Lesas .
" Boleh tak awak seorang je yang pergi ke sana ? " Tanya Nezza . " Saya takutlah . "
" Tak boleh . " Jawab Lesas . " Ini adalah titah Raja . " Ingkar kepada titah ni , bermakna awak dah ingkar dengan Tuanku Raja Pawana dan Tuanku Puteri Pawaka . Lebih - lebih lagi ini perutusan dari Istana . Dah mesti Yang Mulia Permaisuri Fiirapi juga telah bersetuju untuk memperkenankan titah ni sebab , cop mohor Yang Mulia Permaisuri ada kat perutusan ni . "
" Baiklah mak , ayah . Rissa pergi dulu . Cikgu Arla sedang tunggu Rissa kat Pintu Pulau . "
" Takkan dah nak pergi ? " Tanya Ragi lalu menggenggam tangan anak daranya itu . " Kalau ya pun , jamahlah masakan mak sikit . "
Rissa mengeluh lalu memandang wajah emaknya . Jauh di sudut hatinya , dia juga amat rindu akan masakan emaknya .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pendekar Bayu dan rakan - rakannya terperanjat melihat rakaman daripada memori Witchie .
Ahmadi mengerutkan dahinya . Sheila Asyikin pula memandang ke arah Ahmadi manakala Siti Nursamawi pula memandang ke arah Sheila Asyikin .
Siti Khumairah pula saling berpandangan dengan Siti Nurjannah dan Hagia Sofea .
Pada pandangan mereka , satu makhluk aneh berada di dalam sebuah silinder kaca yang besar .
Terlalu sukar untuk digambarkan kerana , ia sesuatu yang belum pernah disaksikan oleh mereka sebelum ini .
Namun , rakaman itu tidak terlalu jelas kerana asap memenuhi rakaman visual itu akibat daripada letupan Kristal Hidark yang telah menyebabkan Kucina mengalami kecederaan .
Share this novel