Siti Hawa memandang ke arah Siti Nursamawi yang sedang membetulkan ikatan rambutnya . "Mesti Stephen terkejut beruk kalau dia lihat kita kat sana nanti . "
" Dia nak terkejut ? " Tanya Aivira lalu tertawa . " Korang boleh pijak muka saya . Dia gerenti sukakan semua ni .
" Saya harap , anak orang kaya tu menang dalam pertandingan ni . Lama juga dia tu tak masuk pertandingan yang macam ni . Yelah , kita ni semua mana suka sangat benda - benda macam nikan . " Kata Muniandy dengan jelas .
" Aku gerenti , dia mesti menang punya . " Celah Siti Nursamawi dengan lembut lalu menyumbatkan Lolipop ke dalam mulutnya . " Dia tu jarang masuk bertanding tapi kalau dah masuk , mesti menang punya . "
" Tapi lawan dia pun , bukan calang - calang juga . " Sampuk Maera .
" Siapa ? " Tanya Adam lalu mengenakan Lipbalm Strawberry ke bibirnya .
" Pengawas yang popular kat sekolah dulu . " Jawab Naera dengan pantas dan tenang .
" Diorang masih couple ke sampai sekarang ? " Tanya Ratni .
" Ratni boleh anggap yang diorang tu macam Adam dan Hawa ni . Cinta mati . " Kata Sheila Asyikin .
" Eh , mana Didie ? " . Tanya Maera lalu memandang ke arah Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Kelihatan Ahmadi dan Rissa sedang menuruni anak tangga . Disusuli oleh Rasta dan Ragi yang sedang tersenyum gembira .
Apa tidaknya , anak tunggal mereka dijemput sendiri oleh Ahmadi . Yang merupakan Pemimpin kerajaan mereka .
Perkampungan yang didiami oleh Rissa riuh - rendah dengan jeritan yang positif . Semuanya adalah kerana , Rissa terpilih untuk memasuki Akademi DiRaja Lagenos .
Akademi pertama yang ditubuhkan oleh Ahmadi dan Sheila Asyikin sebaik sahaja mereka ditabalkan menjadi pemerintah yang baru . Untuk menyamatarakan dengan kerajaan yang wujud di Dunia Mitos .
Akademi yang memperhalusi dan mengasah bakat - bakat muda untuk menerajui pertahanan negara .
Cahaya Sang Mentari ceria menyinari Perkampungan itu . Didendangi dengan suara - suara yang positif menaikkan semangat .
Juga ada suara - suara yang memuji akan kecantikkan Rissa yang mengenakan pakaian yang baru .
Tidak lama kemudian , mereka tiba di jeti di mana , sebuah Kapal sedang berlabuh . Menunggu akan kehadiran Ahmadi dan Rissa .
Rissa memandang ke arah Ragi .
Ragi memeluk Rissa dengan kuat . " Tak tahu bila kita akan berjumpa lagi . Tapi , jangan balik ke sini kalau bukan masanya . "
Rissa menganggukkan kepalanya dengan lembut .
" Dengar cakap Cikgu . Ikut semua arahan . Fahami semua apa yang diajar . " Pesan Ragi lagi lalu mengucup dahi Rissa . " Jangan lawan cikgu ya ."
Rissa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum . Perlahan sahaja dia membelakangi emaknya . Dia menarik nafasnya lalu berjalan menghampiri Ahmadi yang sedang tersenyum padanya . Sebaik sahaja dia telah berada hampir dengan Ahmadi , dia menoleh semula ke belakang dan memandang semua yang berada di situ .
Ahmadi menghampiri Rissa lalu memegang bahu Rissa sambil tersenyum . " Tolong doakan kejayaan Rissa . Saya akan pastikan , Rissa balik semula ke kampung ni sebagai seorang Srikandi negara kita . "
Rasta tersenyum bangga manakala Ragi pula tersenyum dengan air mata kegembiraannya yang berlinangan .
Ahmadi menepuk bahu Rissa lalu mengajak Rissa naik ke Kapal .
Bunyi jeritan hon kapal memecah kesunyian . Lambaian tangan dari kawasan jeti mengiringi pemergisn Rissa ke Pulau Besar .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Suria menyinari alam dengan cahayanya yang terang - benderang . Burung - burung laut melayang di atas udara sambil berinteraksi sesama sendiri . Bayu laut membelai setiap makhluk yang berada dia atas sebuah Kapal yang sedang membelah lautan .
Kelihatan Rissa dan rakan - rakan Ahmadi yang lain sedang tertawa kerana mendengar cerita lucu daripada Witchie dan Kucina di dalam sebuah bilik .
" Saya tak tahu . Betul , sumpah saya tak tahu . " Kata Kucina sambil tertawa . " Saya ingatkan nak bagi Witchie terperanjat tapi , saya pula yang terperanjat . "
" Pondan tu cakap apa lepas awak pukul bontot dia ? " Tanya Hose lalu tersenyum .
Kucina mengajuk gaya pondan . " Hei , apa pukul - pukul bontot ni ? Tak malu ke ? "
" Saya kebetulan berdiri betul - betul kat tepi lorong makanan ringan tu . Berang betul pondan tu . " Celah Witchie lalu memeluk bahu Kucina dengan lembut dan tersenyum .
" Tapi , muka saya ni nampak macam pondan ke ? " Tanya Witchie dengan senyuman lalu ditonyoh - tonyohnya pipi Kucina dengan lembut .
" Memang pondan tu betul - betul macam awak , tak boleh nak buat apalah . " Balas Kucina lalu dia tertawa kecil .
Baru sahaja Ahmadi hendak bersuara , sebiji Mutiara yang berwarna Merah , Jingga Kekuningan berjalur Biru tiba - tiba sahaja muncul di hadapan Ahmadi . Wajahnya serta - merta menjadi ceria .
" Dari Cik Sheila ke ? " Tanya Merowran dengan lembut .
Ahmadi menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang terukir di bibirnya . Dia memasukkan sedikit Warna Elemennya untuk mengaktifkan Mutiara yang muncul dengan tiba - tiba tadi .
" Hoi , lama lagi ke kau kat sana ?! " Tiba - tiba sahaja suara Siti Nursamawi terdengar daripada Mutiara tadi yang telah pun bersinar dengan indahnya dan berputar . " Kau dengar sini , aku dan dan Sheila dan buruk tunggu kau kat sini tau ! Kau cakap kejap je ! Apa kau buat kat sana ?! "
Terperanjat Ahmadi sebaik sahaja telinganya ditendang kuat oleh suara Siti Nursamawi . Tangannya sedikit menggeletar . Wajahnya menjadi cuak semacam .
" Kau jangan nak mengelak ! Aku dan Sheila kat sini dah berjam tunggu kau ! Dah berjuta alasan kitorang bagi kat diorang ! Kau cakap kejap je kau kat sana ! Ini bukan kejap tau ! Ini bapa segala kejap kau tau tak ! " Kata suara Siti Nursamawi lagi . " Pertandingan tu dah nak mula dah ! "
" Ini bukan suara Cik Sheila . " Kata Damgo lalu memandang ke arah Merowran . Wajahnya mengukirkan reaksi hairan yang bersahaja .
" Ini suara sorang lagi rakan baik Tuan Didie . Pompuan ni sama dahsyatnya dengan Cik Sheila . " Kata Merowran dengan jelas lalu dia berpeluk tubuh . " Pompuan ni , sama pentingnya buat Tuan Didie . Sama pentingnya macam Cik Sheila . "
" Kalau awak semua nak tahu , pompuan ni nama dia Siti Nursamawi . Warna Elemen Warna dan Cahaya pompuan ni , sebiji serupa dengan warna Elemen Warna dan Cahaya Cik Sheila . " Sampuk Paquine pula dengan lembut . " Pompuan ni , macam pelengkap hidup dan perasaan Tuan Didie . "
" Contoh , kalau Cik Sheila tak ada dalam satu - satu misi , dengan kehadiran pompuan ni , kehadiran dia sama macam hadirnya Cik Sheila dalam misi tu . " Celah Putih pula dengan jelas . " Kalau dua - dua pula ada , korang boleh anggap , Tuan Didie dah sempurna dalam semua aspek . "
" Aku tak kira , kalau dalam masa sejam kau tak muncul kat depan aku , aku koyak - koyakkan kulit muka kau ! " Kata suara Siti Nursamawi lagi .
Wajah Ahmadi disirami peluh yang dia sendiri tidak tahu dari mana datangnya peluh itu .
" Tapi sebelum kau balik , aku nak kau bawakan untuk aku satu perfume dari sana ! Sheila ada cerita kat aku , korang ada kawan pompuan Kucing kat sana ! " Kata suara Siti Nursamawi lagi .
" Sheila , siapa nama awek tu ? " Tiba - tiba sahaja sahaja suara Siti Nursamawi menjadi lembut .
" Witchie . Nama awek tu Witchie . " Kata suara Sheila Asyikin yang manja kedengaran .
" Dari Witchie ! " Kata suara Siti Nursamawi lagi . " Aku nak perfume daripada dia ! Sheila ada satu , jadi , aku pun mesti ada satu , kalau tak , aku sepak - sepak muka kau ! Ingat , sejam dari sekarang ! "
" Betul tu . Abang kena ingat , kalau In ada sesuatu yang menarik , Siti pun mesti ada sesuatu yang menarik tu . " Tiba - tiba sahaja suara Sheila Asyikin yang lunak manja kedengaran . " Abang dah janjikan dulu . "
" Aku pecahkan muka kau. kalau kau cakap , kau dah lupakan pasal apa yang kita dah janjikan dulu ! " Kata suara Siti Nursamawi dengan jelas . Dengan nada yang seakan - akan menyindir . " Tapi lainlahkan kalau Puteri Ikan Duyung dah curi hati kau tu kan . Siapalah aku dan Sheila ni . Bukannya cantik pun kalau nak dibandingkan dengan semua pompuan kat sanakan . Kalau kau tak dapat datang ke sini sekarang pun , takpelah . Kitorang faham . Kau lelaki , manalah nak borak - borak ngan pompuan hodoh macam kitorangkan . "
Selesai sahaja ayat Siti Nursamawi tamat kedengaran , Mutiara tadi berhenti berputar namun , tidak lagi mengeluarkan sebarang suara .
Ahmadi memandang Mutiara itu dengan matanya yang terkebil - kebil . Dia mengeluh .
" Kenapa Tuan tak lenyapkan Mutiara Pesanan ni ? " Tanya Yasha dengan perlahan .
Ahmadi hanya mengeluh keberatan . " Kalau korang nak tahu ... "
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
" Aku harap , dia datang ke sini cepat . " Kata Siti Nursamawi lalu mengeluh keberatan .
Sheila Asyikin memandang ke arah rakan - rakannya yang sedang rancak berborak sambil berbincang mengenai Stephen Akio Kenzo yang akan bertanding untuk merealisasikan impian keluarganya .
" Tak lama lagi , abang mesti datang sini . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut lalu dia meletakkan kepalanya di bahu kanan Siti Nursamawi .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Kelihatan Siti Khumairah sedang duduk di atas kerusi di beranda rumah . Matanya kelihatan sedang dibelenggu dengan perasaan kesedihan yang teramat sangat walaupun , dia menyorokkannya dengan reaksi wajah yang ceria .
Dia mengeluh berat . Seberat perasaannya yang berasa sunyi yang teramat sangat .
Pendekar Bayu naik ke serambi dan perasan akan air muka anaknya itu lalu duduk hampir dengan Siti Khumairah . Dia mengeluh . " Diorang bertiga masih tak nak bercakap dengan Mai ke ? "
" Tak . " Jawab Siti Khumairah dengan perlahan . " Diorang buat kitorang ni macam angin je . "
" Takpe . Kejap lagi , Mai bertegurlah dengan diorang tu . " Pujuk Pendekar Bayu dengan lembut .
" Tak mungkin diorang akan tegur Mai dalam waktu yang terdekat ni . Kali ni , diorang macam marah sangat - sangat kat Mai . " Balas Siti Khumairah dengan nada sayu lalu dia menyapu air matanya yang telah tumpah ke pipinya . " Diorang macam dah tak nak bercakap kat Mai . "
" Dah tu . " Kata Pendekar Bayu memujuk . " Kejap lagi , kalau diorang berdua tu balik , ayah cakap kat diorang . "
" Ayah fikir , nak ke diorang berdua tu bercakap dengan ayah ? " Tanya Siti Khumairah . " Sedangkan dengan Mai pun diorang buat tak nampak je . "
Belum sempat Pendekar Bayu hendak membalas kata - kata Siti Khumairah , Ahmadi muncul di halaman rumah dengan Warna dan Cahaya Elemennya . Baru sahaja dia hendak menuju ke tangga , dia terlihat akan Pendekar Bayu dan Siti Khunairah .
Dengan mengeluh lalu dia melenyapkan semula dirinya dan muncul di dalam biliknya .
" Tengoklah tu . " Kata Siti Khumairah . " Ayah fikir , nak ke diorang bercakap dengan kita ? "
Pendekar Bayu menghembuskan nafasnya . " Nanti ayah fikirkan macam mana . "
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Keadaan di dalam sebuah Stadium terkenal di Pulau Biru kelihatan amat mengujakan dengan suara penyokong daripada dua buah Syarikat Saintis terkemuka yang sedang dalam pengadilan oleh juri profesional .
Muniandy dan Aivira sedang memukul Gendang yang besar manakala Maera dan Adam pula membunyikan Hon Udara tanpa henti .
Sheila Asyikin , Siti Nursamawi , Siti Hawa dan Ratni pula menjadi Ketua Sorak dengan menari - nari keriangan .
Ahmadi pula mengeluarkan kata - kata yang bersemangat sambil mengajak semua penyokong yang merupakan kakitangan syarikat milik keluarga Stephen Akio Kenzo , untuk bersorak . Sorakan itu amat mengujakan dan bersemangat .
" Kawan - kawan anak saya ni gila betullah . " Kata Sougaena Sora Akio Kenzo . " Saya bukannya nak cakap apa dan memang meletakkan harapan yang tinggi kat anak lelaki tunggal saya tu tapi , kenanya anak lelaki saya tu kalah , buat malu je nanti . "
Sougaena Sora Akio Kezo . Merupakan salah seorang Pemimpin Pasela yang seramai tujuh orang . Dia berkahwin dengan seorang wanita yang berasal daripada Pulau yang terletak di sebelah barat , Lily Allen . Seorang Doktor Pakar dalam semua bidang .
" Kesepakatan telah dibuat . " Kata Pengacara Majlis pertandingan itu . " Kedua - dua peserta pertandingan ini memang hebat . Sukar untuk para Juri kita hendak menentukan pemenang kepada pertandingan kali ini . "
Ahmadi mengarahkan rakan - rakannya berhenti . Suasana tiba - tiba sahaja menjadi agak mendebarkan .
Kelihatan Stephen Akio Kenzo dan Zenderall sedang berdiri di tepi pentas . Wajah mereka berdua kelihatan tenang .
" Namun kali ini , pemenang ini adalah yang terbaik yang pernah ada di dalam bidang ini . Bukan , yang memang lahir untuk menjadi yang terbaik di dalam bidang ini . " Kata Pengacara Majlis lagi . " Ia sesuatu yang amat menggembirakan bagi semua Juri kerana , telah berdekad , sesuatu seperti ini telah lama hilang dan hari ini , ia telah pun kembali dengan sesuatu yang baru . "
Pengacara Majlis memandang ke arah Ketua Juri . " Apa kata kita mempersilakan , Encik Ae untuk memperkatakan sesuatu dan sekaligus menyampaikan hadiah kepada Pemenang . "
Encik Ae berdiri sambil tersenyum dan berjalan menuju ke Mikrofon yang berada di tengah pentas .
" Terima kasih Pengerusi Majlis . " Kata Encik Ae .
" Seperti apa yang telah diperkatakan oleh Encik Bei tadi , pemenang kepada pertandingan ini adalah seseorang yang sememangnya , seorang Saintis yang telah lama hilang yang pernah wujud di dalam Dunia Sains . Dan kini , Saintis itu telah pun kembali . "
Tepukan dan sorakkan yang gemuruh menyelangi kata - kata Encik Ae .
" Tuan Zenderall , nampaknya , Tuan akan menang lagi tahun ni . Tuan memang layak untuk memenangi pertandingan ni . " Kata Pembantu Prof. Zenderall .
Prof. Zenderall hanya tersenyum lalu menepuk lembut bahu Pembantunya itu dan menganggukkan kepalanya .
Semua para pembantu yang diketuai oleh teman wanitanya sendiri , Prof. Linda Josephine saling menyokong dan bersetuju bahawa , pertandingan kali ini juga akan dimenangi oleh Prof . Zenderall .
Senyuman lebar terukir di bibir Prof . Zenderall . Dia memandang ke arah Stephen Akio Kenzo yang hanya diiringi oleh Scarlett .
" Kita bukannya hanya mencari Saintis yang hanya tahu menggunakan akal semata - mata tetapi , tahu apakah kepentingan Alam Sekitar dalam Dunia dan Masyarakat tanpa mengeksploitasi Alam Semula Jadi itu sendiri untuk kepentingan masyarakat tetapi , menjadi rakan baik kepada Alam Semula Jadi untuk kepentingan masyarakat . " Kata Encik Ae lagi . " Pemenang kali ini , adalah seseorang yang tahu akan kepentingan itu dan bakal menjadi Pewaris kepada legasi Lagenda Saintis kita , Mendiang Garou Galei . "
Sorakkan dan tepukkan kedengaran lagi .
Stephen Akio Kenzo menarik nafasnya . Dia kelihatan sedikit tertekan .
" Tuan okay ke ? " Tanya Scarllet. " Tuan nampak macam sedikit terganggu je . "
" Perasaan saya sensitif sikit dengan perbualan diorang yang kat sebelah tu . " Balas Stephen Akio Kenzo . Jujur . " Saya tak dengar tapi , gerak hati saya macam mengatakan , diorang tu macam memperendahkan kemampuan kita . "
" Saya yakin , Tuan akan memenangi pertandingan kali ni . " Kata Scarllet sambil tersenyum . " Dan akan menaikkan kembali reputasi syarikat kita . "
" Mana awak tahu ? " Tanya Stephen Akio Kenzo .
" Orang gila yang berotak je yang mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan seseorang yang berstatus istimewa . Lagenda . " Jawab Scarllet .
" Tanpa membuang masa , saya akan menyampaikan hadiah kepada Pemenang pertandingan ini yang berupa , sejumlah wang yang bernilai DNP$ 100 Juta dan sebuah Makmal Peribadi yang lengkap dengan pelbagai kemudahan yang terkini . " Kata Encik Ae lagi lalu perlahan - lahan membuka sekeping Kad dan kemudiannya dia tersenyum . " Seperti yang saya katakan tadi , pemenang kali ni adalah seorang Saintis yang hebat dan akan menjadi penyambung legasi kepada Saintis Lagenda . "
Sorakkan dan tepukkan yang bersemangat bergema .
" Dipersilakan , Professor Stephen Akio Kenzo untuk menerima hadiah dan selaku Pemenang kepada Pertandingan ini . " Kata Encik Ae dengan penuh bersemangat .
Ahmadi menjerit dengan sekuat hati lalu disusuli dengan sorakkan dan tepukkan yang bersemangat .
Bunyi gendang dipukul bertalu - talu kedengaran . Suasana bertukar menjadi gegak gempita dengan suara kegembiraan .
Stephen Akio Kenzo menjerit dengan sekuat hatinya lalu berjalan dengan gaya tarian yang semacam sambil terjerit - jerit seperti orang gila yang kerasukkan .
Scarllet tersenyum sambil bertepuk tangan . " Orang gila yang berotak . "
Prof . Zenderall terkesima . Dahinya sedikit berkerut . Kelihatan seperti hendak bercantum . " Apa dah jadi ni ? "
Stephen Akio Kenzo bergaya di atas pentas sambil bergaya dengan senyuman yang selebar samudera yang luas terbentang .
" Stephen ! " Jerit Aivira dari kejauhan dengan amat lantang . " I love you ! "
" I love you too ! " Jerit Stephen Akio Kenzo kembali dengan kuat sambil tersenyum .
Prof . Zenderall mengngengam penumbuknya dengan perasaan geram menggigit setiap inci tubuhnya . " Tak mungkin aku kalah . "
Matanya menggoroti setiap batang tubuh Stephen Akio Kenzo yang sedang menikmati kemenangan . " Aku tak mungkin kalah dengan orang gila yang macam dia ni ! "
Stephen Akio Kenzo memanggil Ayahnya , Sora Akio Kenzo , dan Emaknya , Lily Allen , agar turut sama menikmati akan saat yang menceriakan itu .
Dipeluknya Ayah dan Emaknya dengan lembut namun , perasaan keceriaan itu tetap jelas kelihatan .
Lily Allen memanggil dan mengajak Scarllet untuk turut serta meraikan kemenangan yang bersejarah itu dan sebaik sahaja Scarllet tiba di sisinya , dia memeluk bahu dan mengucup lembut dahi Scarllet .
Stephen Akio Kenzo hanya tersenyum .
" Stephen , kitorang tahu ! Korang berdua ada skandal ! " Jerit Ahmadi dengan agak kuat dengan menggunakan mikrofon . Dan jeritannya itu , diselangi dengan sorakkan yang gemuruh daripada para kakitangan milik syarikat Sora Akio Kenzo .
" Woi , Die ! " Jerit Stephen Akio Kenzo dengan agak pantas dan kelam - kabut . " Jangan cakap sebaranganlah ! "
Serta - merta wajah Scarllet menjadi merah kerana malu .
Prof . Zenderall digigit dengan perasaan kebenciannya terhadap Stephen Akio Kenzo dan rakan - rakan . Perasaan kebenciannya itu terlalu kuat sehingga perasaan itu terkeluar sedikit daripada Pintu Elemennya .
Akham Nessela tersenyum dari dalam Penjara Kristalnya . " Aku dah jumpa . "
Dari kejauhan , dia mengawal perasaan kebenciannya untuk menjentik perasaan kebencian milik Prof . Zenderall yang sedang menggelegak membara .
Kehadiran perasaan kebencian milik Akham Nessela itu dapat dikesan oleh Ahmadi dan Sheila Asyikin yang menyebabkan mereka berdua saling berpandandangan .
Ahmadi menggelengkan kepalanya dan Sheila Asyikin faham akan maksud gelengan itu .
Dalam kemeriahan menyambut kemenangan Stephen Akio Kenzo , Ahmadi dan Sheila Asyikin terpaksa ' membenarkan ' perasaan kebencian Akham Nessela berlari - lari kecil di udara .
Ahmadi dan Sheila Asyikin dibelenggu oleh perasaan dilema . Mereka berdua terganggu dengan kehadiran perasaan kebencian Akham Nessela itu .
Mahu tidak mahu , Ahmadi mengeluarkan perasaan membunuhnya dan menghubungkannya dengan perasaan kebencian Akham Nessela .
Akham Nessela tersenyum . " Aku akan pastikan , yang dendam aku akan terbalas . "
" Kalau kau berani , cubalah . " Balas Ahmadi dengan jelas . " Kalau kau berani ke dunia aku ni , aku takkan buat kau merayu untuk nyawa kau atau penjarakan kau lagi . Tapi aku akan cincang - cincang nyawa kau . "
" Aku nak lihat , sejauh mana pegangan kata - kata kau tu . " Kata Akham Nessela lalu tertawa kecil . " Aku akan ubah dunia kau menjadi satu dunia yang kau tak pernah lihat , tak pernah dengar dan yang tak pernah kau bayangkan . Satu dunia yang di mana , aku akan menjadi Raja sekali lagi . "
" Apa maksud kau ? " Tanya Ahmadi .
Akham Nessela tersenyum . " Kau akan tahu nanti . "
Ahmadi dan Sheila Asyikin saling berpandangan .
" Memandangkan kau yang akan menjadi lawan aku . Aku akan beritahu kat kau , apa permainan yang akan kita main . " Kata Akham Nessela lalu tertawa kecil . " Kita akan bermain Catur . Satu catur yang kau memang dah tahu macam mana nak mainkannya. Satu permainan yang akan memporak - porandakan dunia . Yang akan menukarkan cahaya kepada kegelapan . "
" Kau memang makhluk celaka . " Kata Ahmadi .
Akham Nessela tertawa . " Secelaka makhluk aku , makhluk kau lagi celaka . Makhluk yang dipenuhi dengan nafsu dan kejahatan yang bertopengkan kebaikkan . "
Ahmadi terpukul dengan sindiran Akham Nessela .
" Aku akan tinggalkan kau sekarang . Selamat bersedia wahai makhluk bangsat . " Kata Akham Nessela lalu dia melenyapkan perasaan kebenciannya selepas dia tertawa .
Dan tawanya itu , menepuk lembut gegendang telinga Ahmadi dan Sheila Asyikin .
××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Siti Khumairah menyimpan lauk - pauk ke dalam peti sejuk . Hatinya merintih . Sedih . Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi belum lagi pulang . Perlahan - lahan dia melabuhkan punggungnya di atas kerusi lalu matanya menjamu meja makan yang hanya dihiasi oleh tudung saji yang hanya menutup angin .
" Mai , dahlah tu . Mari naik atas . " Pujuk Siti Nurjannah yang duduk bersebelahan dengan Siti Khumairah .
Siti Khumairah menyapu air matanya yang tumpah . " Saya nak tunggu diorang pulang . "
Siti Nurjannah memeluk bahu Siti Khumairah dengan lembut . " Saya faham perasaan awak sebab , saya pun terlibat dalam hal ni , tapi , awak tak boleh macam ni . "
Kedengaran ada benda jatuh dari ruang tamu utama yang menyebabkan Siti Khumairah bergegas berlari ke ruang tamu namun setibanya dia di situ , kehampaan dengan keras menendang dirinya .
Dia terduduk di atas sofa lalu menangis .
Share this novel