Rissa dan Tatsumaki menjelmakan corak Flora yang abstrak di dahi mereka.
" Stephen , keluarkan sut - sut dan semua tong gas oksigen yang Didie cakap tadi . Kita lakukan seperti apa yang dirancangkan . " Arah Fateh dengan jelas .
Stephen Akio Kenzo melaksanakan arahan Fateh .
" Steph , bila dia suruh awak reka semua peralatan dan kelengkapan tu ? " Tanya Ratni dengan agak perlahan .
" Dah lama dah . Tapi , dia tak pernah pula cakap untuk apa . " Jawab Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Dia cuma cakap . Untuk keperluan kita semua . Satu hari nanti . "
" Mungkin , satu hari nanti yang dia maksudkan tu . Sekarang agaknya . " Celah Siti Hawa lalu memandang Adam .
" Saya rasa , mesti dia dah dapat rasakan , perkara yang macam ni akan berlaku . " Kata Muniandy pula . " Kalau tak , mustahil dia suruh Stephen reka semua ni . "
" Tolong jaga Cik Muda Rara . " Kata Siti Khumairah dengan lembut kepada Tatsumaki dan Rissa . " Dan , saya minta maaf dah susahkan awak berdua . "
Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze saling berpandangan sebaik sahaja perkataan ' Cik Muda ' menendang gegendang telinga mereka berdua .
" Puan Mai . Kami berdua rela korbankan nyawa kami demi melindungi Cik Muda Rara . Dengan cara apa sekali pun . " Balas Tatsumaki dengan jelas .
" Puan Mai jangan khuatir . " Sampuk Rissa dengan sopan . " Cik Muda Rara tak akan apa - apa . "
" Puan tak perlu minta maaf . Puan tak lakukan apa - apa kesalahan pun . " Kata Tatsumaki sambil tersenyum . " Serahkan Cik Muda Rara kepada saya dan Rissa . Memang tugas kami untuk melindungi keluarga DiRaja . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Maera tercampak dengan kuat ke arah bebatuan .
" Abang ! " Jerit Naera lalu memandang ke arah Lamora yang semakin menjadi pelik keadaan fizikalnya .
Dia melenyapkan dirinya dan muncul semula di hadapan Lamora lalu terus melancarkan serangan yang pantas dan padu .
Lamora menangkap pergelangan tangan Naera dan mengangkat Naera ke udara .
Naera menendang - nendang kepala Lamora degan kuat namun , serangannya tidak membuahkan hasil .
Siti Nursamawi muncul dan terus meletakkan tapak tangannya di atas kepala Lamora . Dia terus sahaja menghasilkan sambara Api yang panas menyebabkan pegangan Lamora terlepas .
Selepas itu , Sheila Asyikin muncul dan terus sahaja menyepak muka Lamora dan menyebabkan Lamora terpelanting ke belakang .
" Awak tak apa - apa ke ? " Tanya Siti Nursamawi sewaktu mendirikan Naera .
" Saya okay je . " Jawab Naera . " Kalau nak diikutkan logik akal . Cicak ni dah lama dah mati . "
Ahmadi menyerang Lamora dengan pantas dan di bantu oleh Aivira dan Maera . Sesekali , Hose dan Damgo datang membantu .
Tidak lama kemudian , mereka semua melenyapkan diri mereka .
Giliran Paquine dan Merowran pula yang melancarkan serangan . Mereka melakukan sambaran yang berupa Sambaran Lidah Berapi . Bara berterbangan sebaik sahaja sambaran mereka mencumbu tubuh Lamora .
" Saya dah letih . " Kata Naera dengan nafasnya yang agak berat untuk keluar daripada lubang hidungnya .
" Kita tak boleh buat apa - apa pasal tu . " Balas Siti Nursamawi lalu mengesat peluh yang mengalir bebas di wajahnya . " Kita masih belum biasa dengan Pertarungan Elemen macam ni . "
" Awak berdua tak apa - apa ? " Tanya Sheila Asyikin sebaik sahaja dia mendarat di tempat Siti Nursamawi dan Naera berdiri .
" Kitorang okay je . " Balas Siti Nursamawi dengan senyumannya . " Letih sikit . . "
Maera dan Ahmadi tergolek - golek dengan agak deras ke arah Sheila Asyikin .
Sewaktu Maera hendak berdiri , Aivira tercampak dan menghempap tubuhnya .
" Teruk betul . " Kata Maera sambil menolak tubuh Aivira . " Cicak bangang ni susah betul nak mati . "
Aivira duduk lalu melenyapkan Topeng Mode Tempurnya . Memperlihatkan wajah Mode Hybridnya yang unik . " Badan saya dan sakit - sakit . Menggigil macam orang sakit tulang . "
" Awak kena cerita kat kitorang pasal bentuk awak ni . " Kata Maera dengan jelas .
" Tak sangka pula awak ni makhluk asing . " Kata Naera pula .
" Saya bukan makhluk asinglah ! " Kata Aivira dengan nada yang geram . " Saya ni Hybrid ! "
" Dahlah tu . Jangan banyak bunyi . " Kata Ahmadi lalu dia berdiri . " Kita kena bunuh makhluk ni . Kalau tak , kita akan lambat untuk balik semula ke Dunia Manusia . Kita kena bantu pula diorang kat sana . "
" Tapi , macam mana kita nak bunuh Cicak ni ? " Tanya Naera lalu memandang ke arah Ahmadi .
Ahmadi merenung ke arah Lamora yang sedang bertarungan dengan Yasha , Damgo dan Hose yang di bantu oleh Kucina , Witchie , Paquine dan Merowran .
Di pandangnya semula Maera . " Maer , aku perlukan Teknik Bunga Nyawa kau dan Naera . "
" Awak nak bunuh kitorang ke ? " Tanya Maera lalu meregangkan tubuhnya . " Itu teknik Manipulasi Fizikal Elemen . Tenaga Dalaman kitorang masih tak cukup ."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di tengah kepekatan lautan dalam , Stephen Akio Kenzo bersama rakan - rakannya membelah lautan yang mengerikan .
Mereka dibantu oleh Vanessa Valarie yang bertindak sebagai penunjuk arah .
Pasukan Kecil daripada dua hakikat penciptaan yang berbeza itu diketuai oleh Siti Khumairah dan Vanessa Valarie .
Mereka semua berhubung melalui Telepati .
" Awak pasti ke Steph , sut ni tak boleh koyak ? " Tanya Muniandy dengan agak perlahan namun jelas . " Nanti tak pasal - pasal kita semua jadi Plankton kat dalam laut ni . "
" Awak tak boleh ke tanya soalan yang elok sikit ? " Tanya Adam . " Masin mulut awak tu , sampai lubang cacing saya cari awak . "
" Macam mana awak nak cari saya kalau kita semua dah jadi Plankton ? " Tanya Muniandy lalu tertawa kecil .
" Senang je . " Sampuk Ratni . Suaranya telah menyebabkan wajah Muniandy menjadi semacam . Wajah yang tidak berpuas hati . " Kalaulah kita semua ni ditakdirkan jadi Plankton , dia sorang je yang ikan tak nak makan . Percayalah cakap saya . "
" Sebab ? " Tanya Siti Hawa .
" Mati hidup balik seribu kali pun , dia tetap akan jadi seorang kaki hendap . " Jawab Ratni dengan jelas namun , jelas nadanya itu berbaurkan kegeraman . Kegeraman seorang wanita . " Biasanya , kaki hendap ni , tak kisahlah , dia jadi orang ke , tumbuhan ke , haiwan ke , serangga ke , memang takde guna . Kalau dia jadi Plankton pun , dia langsung takde khasiat sikit pun . Pasal tu ikan pun tak nak makan dia . "
Adam dan yang lain - lain tertawa mendengar kata - kata Ratni .
" Bila masa saya menghendap ? ! " Jerkah Muniandy dengan geram .
" Korang boleh tak tumpukan perhatian korang tu . " Kata Ikhwan dengan jelas . " Hidup dan mati kita semua , semuanya kat sini . "
" Korang nak ke usaha Didie dan Sheila selama ni , musnah akibat daripada perangai korang yang entah apa - apa ni ? " Celah Khalid pula . " Abang nak tanya , kalaulah misi kita ni gagal , apa korang nak cakap kat Didie dan Sheila ? "
" Dah kira bagus , Puteri Duyung ni sudi nak bekerjasama dengan kita . " Sampuk Fateh pula dengan jelas . " Tolong beri fokus korang tu sikit . "
" Baik , cikgu . " Balas Ratni .
" Saya sudi bantu Didie dan Sheila tu sebab , diorang tu rakan rapat saya . Kerajaan ayahanda saya dan Kerajaan Lagenos dan menjadi sekutu yang tak ada tandingannya selepas kitorang berkerjasama . " kata Vanessa Valarie dengan tenang . " Memang kitorang berlainan dunia tapi , diorang berdualah satu - satunya tempat saya bercerita . "
" Korang dah lama kenal ke ? " Tanya Hagia Sofea . " Sejak dari umur korang berapa ? "
" Sejak kitorang kecil lagi . " Jawab Vanessa Valarie lalu tersenyum . " Puak saya , adalah Puak Ikan Duyung yang jangka hayatnya sama seperti Manusia . Saya sebaya dengan diorang . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Siti Aisyah duduk bersila di atas sofa sambil memeluk bantal kecil manakala Mandy Chong Wei Tze pula , dia duduk sambil memeluk lututnya .
" Pasal tu , Tuan Didie , arahkan kitorang berdua jaga Cik Muda Rara . " Kata Tatsumaki dengan tenang .
" Kalaulah , Banshee Psikik Rara tu dapat jumpa Rara kat sini , apa yang akan terjadi kat Rara ? " Tanya Siti Aisyah dengan lembut .
" Banshee Psikik tu akan cuba untuk bersatu dengan Cik Muda Rara semula sebab , Banshee Psikik tu memang milik Cik Muda Rara . " Jawab Tatsumaki dengan lembut . " Kalau tak berjaya . Dia akan tarik semua Elemen Warna dan Cahaya milik Cik Muda Rara . Dan akan menjadi Banshee liar tidak bertuan . "
" Cik Muda Rara akan jadi macam Manusia Normal . Cepat letih . " Celah Rissa pula .
" Baiklah . Soalan lain . " Kata Siti Aisyah dengan agak pantas . " Abang Didie dan Kak Sheila tu , siapa sebenarnya kat Dunia Mitos ? "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Aku buka ruang untuk kau lancarkan serangan kau . " Kata Ahmadi lalu dia dengan segera mengeluarkan Bilah Angin bersalutkan Ais daripada celah penumbuknya .
" Awak cakap tadi , sepatutnya , Cicak bangang ni dah bekukan . " Balas Maera lalu bersedia untuk melancarkan tekniknya . " Habis tu , macam mana dia boleh bergerak lagi ? Awak boleh berikan apa - apa pandangan ? "
" Tak ada . Aku cuma boleh bagi cara macam mana nak bunuh dia ni . " Jawab Ahmadi lalu memandang wajah Maera yang telah pun calar dan balar .
" Apa dia ? " Tanya Maera .
" Kita kena bunuh dia perlahan - lahan tapi berkesan . Dan , aku tak ada teknik macam tu . Kalau ada pun , tak sesuai nak digunakan kat sini . " Jawab Ahmadi dengan bersahaja . " Dalam kalangan kita semua , kau dan adik kau je yang ada teknik macam tu . "
Maera mengeluh . " Buka ruang cepat . Saya pun , tak sabar nak tengok sejauh mana teknik saya ni terhadap makhluk kat dunia ni . "
Selepas itu , dia mengeluarkan Elemen Warna dan Cahayanya . " Mesti saya terbaring selama seminggu lepas ni . "
Ahmasi hanya tertawa kecil lalu dengan pantas , dia meluru ke arah Lamora .
Tumbukan demi tumbukan dilepaskannya ke tubuh Lamora . Tubuh Lamora ditikamnya bertubi - tubi tanpa henti . " Naera , pergi jumpa abang kau . Aku dah arahkan sesuatu kat dia . Biar aku dan yang lain - lain uruskan si busuk ni . "
Naera tanpa berlengah , dengan segera bertemu dengan abangnya .
Sementara itu , Puan Finura bersama yang lain yang sedang mengawal tempat itu , semakin kepenatan .
Ada di antara mereka yang telah pun terketar - ketar untuk mengawal kawasan itu .
Sheila Asyikin yang sedar akan keadaan itu dengan pantas bertemu dengan Witchie dan Kucina .
Tidak lama kemudian , Witchie dan Kucina dengan segera menghasilkan satu Dinding Psikik yang jelas memperlihatkan akan tahap kekuatan mereka .
Satu tahap yang membezakan Pahlawan Biasa dengan Pahlawan DiRaja .
Aivira melenyapkan dirinya dan muncul semula di hadapan Puan Finura dan Aqilah .
" Ai , Lamora tu , bukan lagi diri dia yang sebenar . " Kata Puan Finura . " Mustahil untuk makhluk kat dunia ni , masih mampu untuk bergerak macam tu . "
Aivira mengaturkan nafasnya . " Mak , kalau nak diikutkan logik akal pun , si tak guna tu dah lama sepatutnya berkecai . Racun Ai macam tak berkesan pun kat dia . Daging - daging dia dah mereput tapi , dia masih lagi mampu untuk menyerang . Terus terang Ai cakap . Dia ni mesti dah dijadikan bahan kajian . "
" Apa maksud abang ? " Tanya Aqilah .
" Mesti pihak musuh dah lakukan satu kajian terhadap dia . Kalau tak , dia takkan dapat mampu untuk bertahan macam ni . " Jawab Aivira lalu melihat ke tapak tangannya yang menggigil sedikit . " Badan Ai dah sakit - sakit . Sendi saya macam nak tercabut . "
" Jarakkan diri dulu . Kawal pernafasan dan Elemen Dalaman Ai . " Kata Puan Finura dengan lembut . " Ai dan yang lain - lain tu , masih tak biasa dengan Pertarungan Elemen macam ni . Bukan macam Didie dan Sheila tu . Diorang dah biasa . "
Aivira tersenyum . " Saya tak boleh nak biarkan Didie dan Sheila tu . Saya kena bantu diorang . "
Di menjelmakan semula Topeng Mode Pertarungannya . " Bukan sebab diorang berdua tu , jadi Raja kat dunia ni . " Aivira berdiri lalu , bersedia semula untuk bertarung . " Tapi , sebab dia adalah ketua pasukan saya . "
Ahmadi menyerang kaki Lamora . Lamora terhempas ke tanah dengan kuat .
Kemudia , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi memukul tubuh Lamora dengan Belantan Bara Elemen mereka dengan padu .
Ahmadi melompat ke belakang sambil menjelmakan Corak Elemen Airnya yang abstrak di tempat Lamora terhempas tadi .
Kawasan tempat Lamora itu telah pun digenangi air dalam sekelip mata .
" Tuan Didie hebat . " Kata Merowran dengan jelas . " Dia boleh jelmakan air kat kawasan yang kering macam ni . "
Melihat keadaan itu , Sheila Asyikin dengan pantas memukul ke tanah .
Corak Elemen Api yang abstrak miliknya dengan pantas terhasil . Dia menemukan ke dua belah penumbuknya lalu , sembilan Rantai Bara bercangkuk yang panas membara mengikat tubuh Lamora .
Lamora meraung dengan sekuat hatinya kerana kepanasan .
Siti Nursamawi pula dengan pantas menumbuk ke tanah dengan kuat dan kemudian , Corak Elemen Api abstrak miliknya pula menghiasi akan Corak Elemen Api milik Sheila Asyikin . Gabungan itu telah menghasilkan satu Corak Elemen Api yang amat abstrak .
Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi menghubungkan Corak Elemen mereka itu dengan Corak Elemen yang dihasilkan oleh Ahmadi tadi .
Sejurus selepas itu , sembilan lagi Rantai Bara berjalur cahaya Biru terkeluar daripada corak abstrak yang yang yang dijelmakan oleh Sheila Asyikin sebentar tadi yang memperketatkan ikatan pada tubuh Lamora.
" Maera ! Naera ! Kitorang dah buka ruang untuk korang berdua ! " Jerit Ahmadi .
Maera dan Naera menjarakkan kaki mereka sambil menemukan dan menggenggam tapak tangan mereka .
Corak Elemen Flora dan Fauna milik mereka berdua terhasil di sekitar Corak Elemen yang dihasilkan oleh Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi sebentar tadi turut menghubungkannya .
Selepas itu , debuan bunga berterbangan dan melekat pada tubuh Lamora .
Aivira tidak mahu ketinggalan . Dia dengan pantas menyentuh tanah dan menghasilkan satu corak yang amat abstrak dan indah di dalam Corak Elemen milik Maera dan Naera .
Tidak lama kemudian , tiga ekor Labah - labah muncul dan terus memerkam tangan , kaki dan kepala Lamora .
Puan Finura dan semua yang berada di situ terperanjat melihat gabungan teknik yang dihasilkan oleh Ahmadi dan rakan - rakan Ahmadi .
" Itu teknik Gabungan Elemen daripada Elemen yang berbeza . satu teknik yang sukar nak dihasilkan . " Kata Merowran dengan agak perlahan . " Teknik macam ni , hampir mustahil untuk dilancarkan kecuali , semua yang menghasilkan teknik ni memiliki kemahiran untuk menyeragamkan tahap kekuatan teknik yang nak dihasilkan . "
" Sekarang , dah jelas . Tuan Didie dan semua rakannya mampu untuk menyeragamkan tahap kekuatan mereka untuk menghasilkan teknik yang nak dilancarkan . " Celah Paquine dengan nada yang kagum . " Sebab , semua makhluk yang hidup di atas dunia ni memeliki tahap kekuatan masing - masing dan berbeza . "
Perlahan - lahan tubuh Lamora ditumbuhi oleh sejenis pokok yang pelik dan beraneka warna .
Daripada mata , telinga , lubang hidung dan mulut Lamora , terpancutnya darah segar yang berbau agak busuk dan meloyakan .
Sedikit membesar mata Damgo kerana terperanjat . " Itu teknik Bunga Nyawa . "
" Teknik yang menjadikan mangsa sebagai sumber makanan untuk hidup . " Sampuk Hose dengan jelas . "
" Tapi , Teknik bunga Nyawa yang kita lihat sekarang ni , bukannya teknik Bunga Nyawa yang biasa . " Pintas Yasha dengan tenang . " Ia merupakan teknik Larangan . Ia memang memerlukan mangsa untuk sumber makanan tapi yang sebenarnya , tahap yang kita nampak sekarang ni berlainan . "
Lamora meronta - ronta untuk melepaskan dirinya sambil mengeluarkan suaranya yang menggetarkan sendi - sendi yang mendengarkan suaranya .
Aivira terlutut ke tanah . Topeng Mode Tempurnya terlerai sendiri dengan perlahan - lahan .
Dia tersenyum kepenatan . " Wei Die . Badan saya rasa nak tercabut ni . Awak ada ubat tak ? "
" Saya pun sama . " Celah Maera lalu tertawa kecil . " Badan saya menggigil dah ni . "
" Badan saya rasa macam dah kebas gila . " Sampuk Naera pula sambi tersenyum . " Langsung tak rasa apa dah . "
" Korang jangan risau . " Pintas Siti Nursamawi . " Kat dalam pasukan DiRaja Didie ni , ada dua Doktor yang hebat . Diorang akan rawat kita semua . "
Lamora mengaum dengan kuat . Tubuhnya bergetar . Dia semakin meronta - ronta untuk melepaskan dirinya .
Bunga pelik yang dijelmakan oleh Maera dan Maera semakin membesar di tubuhnya yang menyebabkan , bendalir yang melekit keluar daripada tubuhnya .
Maera dan Naera terlutut namun , masih tetap bersemangat . Mereka tetap mengawal teknik mereka dengan sebaiknya .
Mereka berdua juga mula terbatuk - batuk . Darah mula mengalir daripada mulut mereka . Mereka mula sampai pada had mereka .
Daging tubuh Lamora mula tanggal daripada tubuhnya . Jatuh berketul - ketul ke tanah bersama hawa busuk yang meloyakan .
" Kalau kali ni dia tak mati . " Kata Naera dengan agak lemah . " Saya patah - patahkan badan dia . "
" Dia akan mati kali ni . " Sampuk Siti Nursamawi . Juga dengan nada yang agak lemah . " Percayalah cakap aku . "
" Kalau tak ? " Tanya Maera sambil tersenyum .
" Kita suruh Didie sorang je tewaskan dia . Saya dah hampir - hampir tak larat dah ni . " Jawab Aivira lalu meludah darah segar ke tanah .
Lamora mengaum sekuat hati dan meronta dengan keras . Tulang - belulangnya telah jelas kelihatan namun yang menghairankan , dia masih lagi mampu untuk bergerak .
" Aku yakin , dia ni dah mati tapi , macam mana dia masih boleh menjerit - jerit lagi ? " Tanya Ahmadi .
Tidak lama kemudian , Lamora mula menjadi lemah selepas hampir semua dagingnya jatuh ke tanah .
Selepas kepalanya jatuh seperti Nangka ke tanah , tubuhnya juga turut menyembah bumi . Hanya sesekali , tangan dan kakinya bergerak - gerak dengan lemah .
Ahmadi dan rakan - rakannya melenyapkan teknik mereka .
Maera dan rakan - rakannya terduduk . Ada juga di antara mereka terlentang kepenatan .
" Saya dan adik saya nak cuti . " Kata Maera dengan lemah . " Saya nak kitorang diberi cuti bergaji . "
Ahmadi tersengih . " Macamlah aku tak pernah bagi korang cuti bergajikan . "
Dia berjalan menghampiri kepala Lamora yang pelik dan menggerunkan .
" Saya pun nak cuti . " Kata Aivira dengan lemah . " Tapi , saya nak cuti kat sini . Kat rumah saya kat sini . "
" Korang boleh berhenti membebel tak ? " Tanya Siti Nursamawi dengan agak lemah lalu dia berusaha untuk duduk . " Badan aku sakit - sakit dengar suara korang . "
Sheila Asyikin melompat ke udara dan mendarat di sisi Puan Finura .
" Hantar tebusan ke Penjara . Arahkan unit Psikik korek semua kepala diorang . Kumpulkan semua maklumat yang ada . " Arah Sheila Asyikin dengan jelas .
" Baiklah . Serahkan tugas itu kepada saya . Saya akan lakukannya dengan sehabis baik . " Sahut Puan Finura .
" Gunakan Pintu Taisa . " Kata Sheila Asyikin sambil tersenyum . " Kita dah kesuntukan masa . "
Naera duduk berlunjur lalu mengeluh . " Saya tak pernah keluarkan tenaga saya lama macam ni . "
" Aku pun . " Kata Siti Nursamawi . " Ini kali kedua rasanya aku bertarung macam ni . "
Ahmadi membekukan kepala Lamora . Di simpannya kepala Lamora di dalam bongkah Ais berbentuk empat segi .
" Awak nak gantung ke ? Tanya Naera .
" Stephen suka dengan benda - benda macam ni . " Jawab Ahmadi sambil tersengih . " Aku rasa , dia boleh cari jawapan macam mana si busuk ni boleh ' hidup ' lagi walaupun dah ' mati ' .
Dia berdiri dan menoleh ke belakang dan mendapati , hanya tinggal mereka dan anggota pasukan DiRaja sahaja yang berada di situ . Dan juga Aqilah .
" In dah uruskan . " Kata Sheila Asyikin sambil tersenyum .
" Aqilah ? " Tanya Ahmadi .
Aqilah membantu mendudukkan Aivira yang agak lemah .
" In suruh dia jaga Ai . " Jawab Sheila Asyikin .
" Buah hati dia ke ? " Tanya Naera sambil tersengih .
" Ini adik sayalah . " Jawab Aivira .
Maera tergelak . " Tapi kenapa dia tak macam awak ? "
" Awak nampak macam makhluk asing . " Kata Naera sambil tersenyum .
" Dah berapa kali saya cakap ! Saya ni Hybridlah ! " Kata Aivira dengan geram lalu memandang Aqilah . " Dah , jangan dengar cakap diorang . Diorang ni memang suka merepek . "
" Sayang adik . " Kata Siti Nursamawi . Kata - katanya itu disambut dengan gelak tawa yang kecil .
Ahmadi mengarahkan semua anggota Pasukan DiRajanya berkumpul .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Pakcik dan Kakak Patung tu jadi Raja dan Puteri kat Dunia Mitos ? " Tanya Nurzahirah dengan nada yang berbaurkan keraguan . Keningnya terangkat sebelah .
Tatsumaki menganggukkan kepalanya .
" Jadi , awak dan Rissa ni siapa pula ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze .
" Kitorang Pelatih Pahlawan kat Akademi DiRaja yang dibawah naungan Tuan Didie . " Jawab Rissa dengan lembut . " Kak Tsu ni , Senior saya . "
" Apa jawatan awak ? " Tanya Siti Aisyah sambil melekatkan pandangannya ke wajah Tatsumaki yang jelita .
" Saya Panglima Muda . " Jawab Tatsumaki dengan jelas .
" Apa yang awak semua belajar kat Akademi DiRaja tu ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze dengan nada kagum . " Cara berlawan ke ? "
Belum sempat Tatsumaki hendak menjawab pertanyaan Mandy Chong Wei Tze , Ahmadi dan rakan - rakannya bersama anggota DiRajanya muncul bersama cahaya Pintu Taisa .
Nurzahirah segera bertemu dan memeluk Ahmadi .
Siti Nursamawi , Aivira , Maera dan Naera pula dengan pantas menuju ke sofa dan terus sahaja duduk .
" Aku dah tak larat dah . " Kata Siti Nursamawi dengan matanya yang terpejam . " Kalau korang nak pergi mana - mana . Pergilah . Aku tak nak ikut . Lantak korang nak pergi mana . "
Aivira , Maera dan Naera mengangkatkan tangan mereka tanda bersetuju dengan kata - kata Siti Nursamawi .
Siti Aisyah menghampiri Naera . " Teruknya muka akak . Akak semua ni dari mana ? "
" Kitorang baru je habis berperang . " Jawab Naera lalu menolak tubuh Siti Aisyah dengan lemah . " Dah , pergi buatkan kitorang air . Jangan lupa letak ais banyak sikit . "
Ahmadi berjalan menghampiri dinding lalu satu ruang terbuka . Dia meletakkan kepala Lamora yang telah dibekukannya tadi ke dalam ruang itu . " Coklat , simpan benda ni kat dalam makmal . "
" Baiklah . " Kata satu suara yang bergema di dalam kapal itu .
" Kita ke tempat Vanessa sekarang . " Kata Ahmadi lalu memandang ke arah Tatsumaki dan Rissa . " Korang berdua jaga anak saudara aku . "
Tatsumaki dan Rissa menganggukkan kepala mereka .
" Vanessa ... Vanessa ... Vanessa ... " Bisik hati Siti Nursamawi . Tiba - tiba , dia membukakan matanya . " ' Owh ' , Vanessa tu , Puteri Ikan Duyung tukan ? "
" Ha , betullah . " Jawab Ahmadi dengan bersahaja . " Kenapa ? "
Siti Nursamawi berdiri . Seperti ada tenaga baru yang merasuk badannya . " Aku nak ikut . "
" Kau jangan nak mengada - ngada boleh tak ? " Balas Ahmadi dengan wajah semacamnya . " Kau nak berjalan pun dah macam orang tua . Ada hati nak ikut aku . Lagi satu , kau tahu tak kita kat mana sekarang ni ? "
" Kita kat dalam kapal kaulah . " Jawab Siti Nursamawi . " Dah , jangan nak melawan . Aku pijak muka kau tu nanti . "
" Tak kira . Aku nak ikut juga . " Balas Siti Nursamawi lagi . " Puteri tu bukannya boleh percaya sangat . Nanti dia goda kau macam mana ? "
Witchie dan Kucina saling berpandangan .
" Apa kata awak tinggal je kat sini . Ada kawan adik saya ni nak berborak . " Kata Aivira dengan jelas . " Yang lain ni , semua bawah umur . "
" Abang ada adik ke ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze .
" Bukan abang ni anak tunggal ke ? " Celah Siti Aisyah pula .
" Abang Ai pun , ada rahsia juga ke ? " Tanya Nurzahirah dengan jelas .
" Die , awak bawa jelah orang gila ni . Kalau tak , selama awak tak ada nanti , dia membebel tak berhenti - henti nanti . " Kata Naera dengan jelas dengan matanya yang terpejam.
Perlahan - lahan dia merebahkan badannya dan menjadikan peha Siti Aisyah sebagai alas kepalanya . " Boleh mendidih tahi telinga kitorang dengar dia punya bebelan tu . "
" Yelah bang . Bawa jelah Siti . Bukannya kita rugi apa pun . " Kata Sheila Asyikin dengan manja .
" Kalau korang dah pergi . " Sampuk Maera lalu menghasilkan bantal daripada Daun dan terus sahaja baring di atas sofa . " Sampaikan salam saya dan adik saya . "
" Aku nak ikut . " Kata Siti Nursamawi .
Ahmadi mengeluh lalu dipegangnya kedua belah tangan Siti Nursamawi dengan lembut . Matanya merenung tepat ke arah mata Siti Nursamawi . " Kau kena tinggal kat sini . Tak ada siapa yang boleh tolong tengok - tengokkan budak - budak ni kat sini . "
" Takkan aku nak biarkan Sheila sorang je tolong kau kat luar tu ? " Balas Siti Nursamawi dengan jelas . Nadanya mula menjadi lembut .
Dia membalas genggaman tangan Ahmadi lalu , pandangannya bertemu dengan pandangan mata Ahmadi .
" Dia pun tinggal kat sini . Dia akan tolong kau jaga diorang ni semua . " Jawab Ahmadi dengan lembut .
Matanya menangkap tikaman mata Siti Nursamawi .
Siti Nursamawi mengeluh . " Kau janji dengan aku . Kau mesti balik . "
Ahmadi tersenyum lalu , memegang tangan Sheila Asyikin .
" Abang mesti janji , abang mesti balik . " Kata Sheila Asyikin pula .
Ahmadi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan selepas itu , dikucupnya dahi Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi dengan lembut .
Sebagai balasan , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi memeluk tubuh Ahmadi dengan erat .
" Kitorang sayangkan kau sangat - sangat tau . " Kata Siti Nursamawi dengan lembut manakala Sheila Asyikin hanya menganggukkan kepalanya .
" Aku pun sayangkan korang juga . " Kata Ahmadi .
Tidak lama kemudian , Ahmadi meleraikan pelukkan mereka dan dipeluknya pula Nurzahirah dengan lembut . " Rara jangan susahkan Kak Patung dan Kak Siti ya . "
Nurzahirah menganggukkan kepalanya .
Selepas itu , Ahmadi mengajak anggota pasukan DiRajanya ke satu ruang menuju ke bawah kapal .
" Saya rasa , Tuan kena ajar saya macam mana nak pujuk perempuan . " Kata Hose lalu tergelak kecil .
" Kalau kau rasa , kau nak hidup kau jadi kucar - kacir , boleh je . " Balas Ahmadi dengan wajah semacam .
" Saya dah rasa macam ada sinar - sinar lampu pelaminlah . " Kata Damgo pula .
" Tarik balik kata - kata kau tu . " Kata Ahmadi lalu menggaru kepalanya . " Kalau masin mulut kau tu , aku pijak - pijak muka kau . "
" Tuan Didie malu ke ? " Usik Yasha lalu mereka semua tergelak manakala Ahmadi pula hanya membuat reaksi wajah semacam .
" Tuan . " Panggil Merowran . " Apa yang Tuan rasa di sebalik apa yang telah berlaku ni ? "
Ahmadi menekan satu suis . Tidak lama kemudian , satu pintu terbuka dan mereka semua masuk ke dalam satu ruang .
" Semua ni perangkap . " Kata Ahmadi dengan jelas .
" Maksud Tuan ? " Tanya Hose .
" Sama ada diorang nak lepaskan Akham Nessela ataupun ... " Jawab Ahmadi dengan renungan matanya menjadi tajam " ... diorang nak tangkap Banshee Psikik anak saudara aku . "
Hose dan rakan - rakannya memandang ke arah Ahmadi .
Satu bunyi kedengaran . Bunyi yang menandakan , mereka semua telah tiba di destinasi mereka .
" Tapi apa yang aku pasti . " Kata Ahmadi lalu matanya menjamah lautan dalam yang gelap melalui tingkap kaca kalis tekanan lautan dalam yang berteknologi tinggi . " Diorang nak ganggu tumpuan aku dan Sheila daripada Pintu Dua Dunia . "
Share this novel