* * * * * * * * * Api menjilat segala apa yang ada dihadapannya . Letupan demi letupan berlaku akibat daripada Serangan - serangan Elemen yang dilancarkan .
Suara jeritan dan pekikkan yang lantang dan berani kedengaran mengisi kekosongan irama - irama pertembungan Senjata - senjata Elemen yang berlaga .
Diselangi dengan suara - suara lelaki , wanita dan kanak - kanak yang menjerit dan menangis .
Sepasang suami isteri berlari sambil membawa anak - anak mereka untuk berlindung daripada menjadi mangsa serangan yang berlaku dengan tiba - tiba .
Mereka berlari - lari di celah - celah keadaan yang berkecamuk .
Langkah mereka terhenti kerana mereka dihalang oleh tiga Pahlawan daripada Kerajaan Darkhtala yang berwajah bengis .
Satu di antara tiga Pahlawan itu adalah wanita .
Si suami berdiri di hadapan keluarga kecilnya lalu , menjelmakan Senjata Elemennya .
Dia bersedia untuk berkorban demi menyelamatkan keluarganya .
Seorang Pahlawan Kegelapan yang bertubuh sasa berlari ke arah si suami tadi dengan kelajuan yang amat pantas .
Namun , Pahlawan Kegelapan itu tiba - tiba sahaja terhenti dengan wajah yang berkerut kerana , dua bilah Dagger Elemen Ais menembusi lehernya .
Kemudian , Pahlawan Kegelapan itu jatuh ke lantai tanah dengan kepalanya terpisah daripada badannya .
Ahmadi muncul untuk meneruskan pertarungan dengan reaksi wajahnya yang jelas , dia bukannya hendak berseronok .
Dua orang rakan Pahlawan Kegelapan tadi meluru ke arah Ahmadi dengan ganas lalu , pertarungan yang pantas berlaku .
Ahmadi juga melindungi dan mempertahankan dirinya dengan menepis dan menyerang dua orang musuhnya dengan langkah yang kemas .
Walaupun dalam usia yang muda , Ahmadi berjaya menewaskan musuhnya dengan serangannya yang pantas dan padu .
Selepas itu , dia melenyapkan Dagger Elemen Aisnya dan bertemu dengan pasangan suami dan isteri tadi .
" Terima kasih Didie . " Kata Fariqur dengan agak jelas .
Ahmadi hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya . " Nampak Dyrad tak ? "
" Tadi akak nampak dia dan Pahlawan kampung ni bertempur dengan tentera peceroboh kat Pintu Utara . " Kata Inoki , isteri Fariqur .
Ahmadi menganggukkan kepalanya lalu membantu Fariqur berdiri . " Abang bawa isteri dan anak abang ke tempat perlindungan . Saya dan kawan - kawan saya akan turut sama lindungi kampung ni . "
Fariqur menganggukkan kepalanya dan kemudian , dia membawa keluarganya menuju ke tempat perlindungan .
Mata Ahmadi menjamah ke arah sekelilingnya yang dipenuhi dengan kesan pertempuran yang dilancarkan oleh tentera penceroboh .
Putih , Paquine dan Merowran muncul di sisi Ahmadi .
Putih memegang dua bilah Dagger lurus daripada besi yang berwarna Perak dan Putih Kebiruan .
Paquine pula memegang Dagger Lurus daripada besi berwarna Merah dan Kuning Kejinggaan manakala Merowran pula , memegang dua pucuk Pistol Elemen yang unik berwarna Kuning dan Jingga Kemerahan .
" Tuan Didie , Pasukan Akham Nessela dah serang kampung ni . " Kata Putih dengan jelas .
" Tapi , kenapa diorang serang ? " Tanya Ahmadi dengan tenang . " Apa yang diorang nak ? "
" Kampung ni , ada ramai Pahlawan yang handal . Mungkin , Raja Kegelapan tu nak cuci otak penduduk kampung ni pula untuk ikut telunjuk dia . " Balas Merowran dengan jelas dan tenang . " Lebih - lebih lagi . Ni kawasan lindungan jajahan Kerajaan Lagenos . "
" Kampung ni mungkin kelihatan kecil tapi , kampung ni antara sekutu kuat Kerajaan Lagenos . " Sampuk Paquine . " Kampung ni selalu hantar bantuan Pahlawan kalau Raja Winsa nak bentuk satu - satu pasukan untuk melakukan rondaan kat seluruh kawasan jajahan kerajaan . "
Satu letupan Serangan Elemen kedengaran .
Dyrad dengan reaksi wajahnya yang garang , membunuh lawan - lawannya dengan mengawal daun - daun tumbuhan yang panjang dan meliuk - liuk .
Habis tubuh musuh - musuhnya ditembusi dengan daun - daun hutan yang mengikut segala arahannya .
Malah , ada dikalangan musuh - musuhnya , yang dibenamkannya ke dalam tanah dan diserapkannya ke dalam batang - batang pokok .
Dua Pahlawan Elemental Wanita berelemen Flora mengawasinya dengan memegang sebilah Pedang dan Perisai Pahlawan . Elemental Flora itu bagaikan berdiri di dalam kelopak bunga yang amat cantik dan dilindungi oleh beberapa kelopak daun yang panjang dan lebar .
Beberapa pahlawan musuh meluru dan melakukan serangan ke arah Dyrad yang kelihatan amat bersedia .
Dyrad berlari dengan pantas sambil mengawal Pahlawan Elementalnya berserta daun - daun yang panjang dan meliuk - liuk untuk melancarkan serangannya yang unik namun , membawa maut .
Pahlawan - pahlawan musuh sedikit pun , bukan tandingannya . Semua habis ditewaskan dan dibunuhnya .
Dia kemudiannya , menghalakan tapak tangannya ke depan , dan selepas itu . Pahlawan Elemennya pula melakukan serangan - serangan yang membawa maut dengan bergerak bagaikan pokok - pokok yang menjalar di atas tanah .
Sejurus dengan itu , dua Pahlawan Elemen Air pula muncul di sisi kanan dan kirinya yang juga memegang Perisai dan sebilah Pedang .
Ahmadi mengelak serangan lawannya dengan merebahkan badannya ke tanah . Kemudian , dia mengelak pula serangan kaki lawannya yang pantas .
Dengan tangkas , dikuncinya serangan kaki lawannya dengan kakinya dan menjatuhkan lawannya ke tanah .
Selepas itu , dijelmakannya Bilah Anginnya dan terus menikam perut lawannya dengan garang .
Tidak cukup dengan itu , ditariknya bilah anginnya yang menembusi perut lawannya tadi sehingga ke paras leher lawannya .
Beberapa Pahlawan Kegelapan muncul udara dan melakukan serangan ke atas Ahmadi .
Ahmadi dengan tenang , menghasilkan satu bulatan berjalur abstrak berelemenkan Ais yang unik .
Dengan hanya sekali hentakan tapak tangan kanannya , tunggul - tunggul ais yang berjalur Biru muncul di permukaan tanah dan terus menembusi tubuh - tubuh lawannya .
Dentuman - dentuman tembakkan Peluru Elemen yang dilancarkan oleh Merowran menambahkan lagi kebingitan suasana .
Tembakannya tempat mengenai semua sasarannya .
Sambil dan melakukan serangan fizikal , sambil itulah dia melepaskan tembakannya .
Dengan garang , dia menjatuhkan lawannya ke tanah dan terus memasukkan muncung Pistol Elemennya ke dalam mulut lawannya .
Berdas - das tembakan dilepaskannya .
Putih dan Paquine pula saling berbalas serangan dengan musuh - musuh mereka .
Libasan - libasan Dagger mereka memancarkan dan menghasilkan Cahaya Elemen mereka .
Ahmadi melewati kawasan perumahan Dyrad dan terus mencari rumah Dyrad .
Dia berlari - lari anak di celah - celah penduduk kampung yang berlari menyelamatkan diri dan keluarga mereka .
Dari kejauhan , dia terlihat Raditz sedang menggendong Kesuri yang masih kecil dan menyerahkan Kesuri kepada Puan Dylea .
" Bawa anak - anak ke tempat perlindungan . " Kata Raditz dengan tenang dan jelas . " Tunggu kat sana sampai keadaan selamat . "
" Ayah nak ke mana ? " Tanya Lofua dengan nada kebimbangan begitu jelas kedengaran . " Kenapa tak ikut kitorang ? "
Raditz tersenyum lalu menepuk bahu Lofua dengan lembut . " Ayah bukan Pahlawan tapi , jadi tanggungjawab ayah untuk lindungi keluarga ayah dan kampung ni . "
" Abang pergilah . Saya ada untuk jaga anak - anak . " Kata Puan Dylea dengan lembut .
Raditz tersenyum lalu , dan menganggukkan kepalanya .
Ahmadi berlari dengan agak pantas dan menghampiri Raditz . " Pakcik . "
" Didie . Macam mana ? Musuh banyak tak ? " Tanya Raditz dengan tenang .
" Boleh tahan . Tapi , diorang masih tak dapat nak tembus pertahanan kampung ni . " Balas Ahmadi dengan tenang . " Mana Dyrad ? "
" Pakcik dengar tadi . Dia ikut dengan Guru Seni Bela Diri dia untuk bertahan kat barisan hadapan . " Kata Raditz dengan jelas dan tenang . Selepas itu , dia memandang semula ke arah Puan Dylea . " Bawa anak - anak ke tempat perlindungan . Abang dan Didie akan sama - sama melindungi kampung ni . "
Ahmadi menganggukkan kepalanya dengan tenang . " Rakan - rakan saya dah ada kat barisan hadapan . Saya dan diorang bertiga tu akan sama - sama melindungi kampung ni sementara menunggu ketibaan Pasukan Raja Winsa . "
Akham Nessela berjalan dengan tenang sambil melancarkan serangannya yang membawa maut .
Bersama dengannya adalah , isterinya , Ratu Hissack . Ratu yang juga terkenal dengan kekejaman .
Ratu Hissack menepuk bahu Akham Nessela dengan lembut sambil tersenyum lalu , berjalan menuju ke arah kiri .
Ke arah kumpulan kecil yang diketuai oleh Yohansen .
Yohansen , adalah Guru Seni Bela Diri kepada Dyrad . Tidak jauh daripada kawasan itu , berlakunya pertempuran di antara Pahlawan Kampung Nymoqua , Dyrad dan beberapa orang rakan - rakannya dengan Kumpulan Akham Nessela .
Ratu Hissack menghasilkan beberapa Parang Elemen dan menyerang Yohansen namun , serangan itu dapat dipatahkan oleh Yohansen walaupun , pada ketika itu , Yohansen sedang bertarung dengan beberapa Pahlawan Akham Nessela .
Yohansen merendahkan badannya dan menyentuh tanah dengan jari - jemari tangan kanannya lalu , cahaya berjalur abstrak yang amat cantik mengukirkan Elemen Flora terhasil di permukaan tanah .
Kemudian , tumbuh - tumbuhan dan akar yang pelik muncul dan keluar daripada permukaan tanah dan selepas itu , tumbuh - tumbuhan dan akar - akar pelik tadi terus sahaja menyedut , menarik dan membenamkan semua musuhnya ke dalam tanah .
Ratu Hissack tersenyum memandang ke arah Yohansen . " Sememangnya seorang Pahlawan yang handal . "
" Saya tak perlukan pujian awak tu . Simpan je . " Balas Yohansen lalu mengemaskan ikatan kain pada pinggangnya dan bersedia untuk bertempur dengan Ratu Hissack . " Pergi dan bawa semua anjing awak ni dari sini . Sampah . "
Ratu Hissack tersenyum seksi dan kemudian tertawa sinis . " Kitorang akan pergi dari sini kalau , awak serahkan Bunga Orkid Hitam yang cantik jelita tu . Dan , Lupakan ikatan persahabatab dengan Kerajaan Lagenos . "
Yohansen kehairanan mendengar kata - kata Ratu Hissack . " Apa maksud awak ? "
" Sokong Kerajaan saya . Dan . Saya nak , awak serahkan dia kepada saya . " Balas Ratu Hissack dengan senyumannya . " Atau kalau saya terpaksa , saya akan petik bunga tu sendiri . "
" Awak takkan dapat dia selagi saya ada kat kampung ni . " Kata Yohansen lalu dia menjelmakan Pedang Floranya yang berbilah lurus . " Dan jangan mimpi kampung akan bernaung di bawah kerajaan awak yang celaka tu . "
Ratu Hissack tersenyum lalu dia juga menjelmakan Senjata Elemennya . Sebilah Pedang lurus berelemenkan Flora . " Saya masih tak tahu , siapa nama dia . "
" Saya jijik lihat awak guna Pedang Daun . Awak pengkhianat . " Balas Yohansen dengan jelas ." Awak tak perlu tahu nama dia . Sebab . Awak akan mati kalau awak tahu siapa nama dia dan apa makna nama dia . "
Ratu Hissack hanya tersenyum lalu meluru ke arah Yohansen dengan kelajuan yang amat pantas .
Bilah Pedangnya berlaga dengan Bilah Pedang Yohansen yang telah menyebabkan , berlakunya pertembungan dan letusan Tenaga Elemen yang kuat dan agak dahsyat .
Ahmadi menggelongsor di atas tanah selepas dia menewaskan musuhnya .
Lawannya terputar di udara sebelum terjatuh ke tanah dengan sendi tubuh badan yang tercedera .
Raditz pula memukul lawannya dengan Lembingnya dengan ganas sebelum menikam lawannya dengan bilah Pedang yang terdapat bada hujung Lembingnya .
Putih menjelma bersama dengan pancaran warna Cahaya dan Elemennya yang bergemerlapan . " Tuan . Saya dah jumpa Cik Dyrad . "
Raditz hanya melihat warna mata Putih yang berwarna Biru , Putih dan Perak dengan tenang bersulamkan dengan tanda tanya yang bertandang di dalam dalam mindanya .
" Kat mana ? " Tanya Ahmadi dengan agak pantas .
" Cik Dyrad kat Pintu Utara . Bertempur dengan sekumpulan Pahlawan Kegelapan . " Balas Putih dengan tenang . " Saya nampak Akham Nessela dan Ratu Hissack tak jauh dari kawasab Cik Dyrad . "
Bunyi lagaan Pedang Ratu Hissack dan Yohansen bergema dan berdenting memercikkan percikan pertempuan Tenaga Elemen .
Ratu Hissack menghasilkan satu bulatan pada tanah dengan kakinya dan kemudian , dia melibas - libaskan Pedangnya beberapa kali di hadapannya .
Lalu , akar - akak pokok yang pelik dan menakutkan keluar daripada tanah dan membentuk satu makhluk berkaki empat yang amat menggerunkan .
Selepas itu , dia mengarahkan makhluk tadi dengan segera melakukan serangan kepada Yohansen .
Yohansen mencucukkan mata Pedangnya ke tanah dan kemudian , dia menemukan tangannya dengan rapat lalu , daun - daun yang berada di sekelilingnya berkumpul dan membentuk satu makhluk yang tidak kurang menggerunkan .
Diarahkannya makhluk yang menakutkan tadi untuk menghalang makhluk yang dihasilkan oleh Ratu Hissack tadi .
Teknik Ratu Hissack dan teknik Yohansen itu bergelut dan saling bercakaran seperti dua ekor Singa yang menunjukkan kegarangan .
Saling bercakaran dan saling bergigit memperlihatkan kebuasan .
Teknik Yohansen berjaya menggigit bahagian atas leher makhluk yang dihasilkan oleh Ratu Hissack .
Selepas itu , Teknik Yohansen tadi bertukar menjadi daun semula dan terus menghiris makhluk yang dihasilkan oleh Ratu Hissack tadi sehingga menjadi cebisan - cebisan akar - akar yang kecil .
Ratu Hissack keluar menerpa ke arah Yohansen lalu pertarungan kembali berlaku .
Dia melakukan serangan yang agak liar dan ganas sehingga serangannya membunuh semua pahlawan yang berada di sekitar pertarungan mereka .
Keadaan itu telah memaksa Yohansen mengeluarkan Letusan Tenaga Elemennya untuk menghalang Ratu Hissack daripada terus melakukan serangan itu .
Ratu Hissack terundur dan terseret ke belakang kerana menahan gelombang Letusan Tenaga yang dikeluarkan oleh Yohansen tadi .
Dyrad yang sedang bertarung di kawasan yang berhampiran , perasan akan keadaan itu .
Tidak mahu berlengah , Ratu Hissack meluru dengan pantas ke arah Yohansen namun , dia tiba - tiba sahaja menahan , menepis dan menangkis serangan yang tiba - tiba sahaja meluru dan menyerangnya dengan kelajuan yang amat pantas .
Dia dengan segera melompat ke belakang dan melihat ke arah Yohansen dan dia yakin , serangan tadi bukan dilancarkan oleh Yohansen .
Selepas itu , dia tersenyum kerana melihat Dyrad telah berdiri di hadapan Yohansen .
" Saya lawan awak . " Kata Dyrad dengan jelas bersulamkan dengan senyumannya yang jelita .
Yohansen terperanjat dengan tindakan Dyrad yang mencabar Ratu Hissack .
" Dyrad , awak bukan lawan dia . Dia terlalu kuat untuk jadi lawan awak . " Kata Yohansen dengan jelas .
" Diorang akan berundur kalau Ratu ni dapat ditewaskan . " Kata Dyrad lalu melenyapkan Pahlawan - pahlawan Elemennya . Dan hanya membiarkan daun - daun yang meliuk - liuk , menari - nari di sisinya .
" Awak akan jadi Pahlawan saya . " Kata Ratu Hissack dengan lembut sambil tersenyum lalu , dia menggenggam erat Pedangnya .
Tanpa berlengah , Dyrad meluru ke arah Ratu Hissack dengan wajah yang garang .
Ahmadi menepis tangan lawannya dan selepas itu , dijatuhkannya senjata lawannya ke tanah .
Dengan pergerakkan yang pantas , dia menyiku dada lawannya dan kemudian , ditendangnya perut lawannya menyebabkan lawannya tercampak ke belakang .
Beberapa Pahlawan musuh mengelilingi Ahmadi dengan masing - masing , memegang senjata sementara Ahmadi , berdiri tegak dengan tenang .
Seorang musuh menyerang Ahmadi dan Ahmadi dengan tenang , menangkap tangan lawannya dan selepas itu , dijatuhkannya lawannya ke tanah . Tidak cukup dengan itu , ditumbuknya dengan padu wajah lawannya beberapa kali sebagai penyudah .
Selepas beberapa lama kemudian , Lawannya kaku . Tidak lagi bergerak .
Dia kembali berdiri tegak dengan wajah yang tegang . Nafasnya teratur . Dia kemudiannya menjelmakan sebilah Keris tujuh luk yang berwara Biru Keputihan .
Seorang lagi musuh menyerang Ahmadi . Dia dengan pantas menahan senjata lawannya dengan menggunakan Keris tujuh luk Elemennya dan kemudian , diserangnya dagu lawannya .
Lawannya terundur beberapa langkah kebelakang namun , kembali menyerangnya dengan garang .
Ahmadi mengelak serangan lawannya dan selepas itu , dia menyerang perut lawannya dengan lututnya .
Seorang lagi musuh menyerang Ahmadi namun , kali ini dari arah belakang .
Ahmadi melenyapkan dirinya dan muncul semula di sisi kiri lawannya dan terus melakukan serangan yang pantas .
Lawannya juga melakukan serangan yang pantas dan jelas ingin membunuhnya .
Ahmadi menepis tangan lawannya dan menjatuhkan Kapak besar yang dipegang oleh lawannya .
Lawannya menjelmakan sebilah Kapak Elemen yang menggerunkan dan terus menghayunkan Kapak besar itu dengan liar dan ganas .
Ketika mata Kapak lawannya hampir menyentuh bulu matanya , dia dengan pantas merendahkan tubuhnya dan serentak menepis senjata lawannya dan kemudian , ditusuknya Keris Elemennya ke perut lawannya .
Raditz yang bertarung berhampiran dengan Ahmadi , kelihatan agak terpegun melihat Seni Silat yang digunakan Ahmadi .
Pada penilaiannya , tidak ada seni bela diri sedemikian di dalam dunianya yang mana , pergerakannya yang kemas bersulamkan , serangan dan pertahanan yang mantap dan padu .
Ahmadi melenyapkan Keris Elemennya dan menggantikannya dengan Pemukul Besbol daripada Ais .
Sambil tersenyum , dia meletakkan senjatanya itu di bahu kanannya . " Korang nak sangat tengok aku gila macam manakan ? Aku tunaikan hasrat korang . "
Ratu Hissack merasa jamuan serangan yang dihidangkan oleh Dyrad pada dada dan perutnya .
Dia terundur beberapa langkah kerana serangan Dyrad yang padu .
Dyrad melompat ke belakang lalu , terus sahaja dia bersedia untuk meneruskan pertarungan .
Ratu Hissak tersengih . " Belum ada mana - mana Pahlawan yang dapat sentuh tubuh badan saya . Awak adalah Pahlawan yang pertama . "
" Sentuhan saya yang kedua . Akan bunuh awak . " Balas Dyrad lalu menjelmakan corak gabungan Elemen Air dan Tumbuhan pada dahinya . " Awak akan mati tanpa bernisan . "
" Takutnya saya . " Kata Ratu Hissack sambil tersenyum lalu , anak matanya berubah . Menjadi seperti anak mata seekor haiwan yang ganas .
Kemudian , dia meluru ke arah Dyrad yang bersedia menantikan serangannya .
Yohansen berasa tidak senang dengan perubahan pada anak mata Ratu Hissack . Dia dengan segera membantu Dyrad .
Ahmadi menghayunkan senjatanya ke perut lawannya dengan padu sehingga , lawannya terhumban ke belakang dengan kuat . " ' Yeeaaahhh ' ! Pukulan tepat daripada Didie ! "
Kemudian , dia mengelak libasan Pedang Besar daripada salah seorang musuhya dan selepas itu , dipukulnya tangan musuhnya sehingga senjata yang dipegang lawannya , terjatuh ke tanah .
Tidak setakat itu , dia kemudiannya menendang perut lawannya dengan kuat dan padu .
Seorang lagi Pahlawan Kegelapan menyerang Ahmadi .
Dengan pantas , Ahmadi menghayunkan senjatanya ke arah lawannya sambil menjelmakan , dawai - dawai berduri daripada Ais yang berlingkar pada bahagian hadapan senjata elemennya .
Pukulannya tepat menghinggap ke wajah lawannya sehingga menyebabkan , pelindung wajah lawannya terkopek .
Muncul seorang Pahlawan Kegelapan dari udara dan ingin menetak Ahmadi .
Ahmadi dengan pantas melenyapkan dirinya dan muncul semula di udara dan menyepak lawannya dengan padu dan menyebabkan , musuhnya itu tercampak ke tanah dengan deras .
Selepas itu , dengan langkah yang bersahaja , dia menghampiri lawannya yang terlentang di atas tanah dan mengerang kesakitan .
" Kau tahu tak , kat badan kita ni , bahagian mana yang paling sakit kalau kena hentak ? " Tanya Ahmadi dengan jelas bersulamkan senyumannya .
Raditz dengan tenang berjalan menghampiri Ahmadi namun , dia terhenti sebaik sahaja melihat Ahmadi memukul lawannya . Wajahnya menjadi berkerut semacam .
Kedua belah tangannya juga memegang dan menekup bahagian kangkangnya menyebabkan Lembingnya , terjatuh menyembah ke bumi .
Reaksi wajahnya juga berubah menjadi semacam .
Dia bagaikan dapat merasakan kesakitan yang dirasakan oleh musuh Ahmadi yang sedang menjerit kesakitan .
" Macam manalah anak perempuan saya tu boleh jatuh cinta dengan Didie ni ? " Bisik hati Raditz sambil matanya memandang ke arah Ahmadi yang sedang tertawa berdekah - dekah . " ' Haish ' . Ngilu saya dibuatnya . "
Lawan Ahmadi menjerit dan mengerang kesakitan sambil memegang celah kangkangnya .
Dengan langkah dan reaksi wajah yang bersahaja , Ahmadi melangkah ke hadapan dengan memijak perut lawannya .
Ratu Hissack menepis segala serangan yang dilancarkan oleh Dyrad dan Yohansen .
Yohansen melibaskan Pedangnya ke udara lalu , Ular - ular Elemen Daun muncul dan menyerang ke arah Ratu Hissack .
Ratu Hissack dengan tangkas berundur ke belakang sambil menyeretkan mata Pedangnya di atas tanah lalu , Burung - burung Elemen yang berwarna Hijau , Biru dan Hitam menjelma dan terus memakan Ular - ular yang dijelmakan oleh Yohansen tadi .
Dyrad meluru ke arah Ratu Hissack dengan pantas dan melancarkan serangan kilat yang bertalu - talu .
Dengan sekali libasan , dia berjaya mencederakan wajah Ratu Hissack .
Ratu Hissack berundur ke belakang dengan wajah yang seakan - akan tidak percaya .
Jelas dirasakannya , darahnya mengalir daripada lukanya .
Dyrad dengan wajah yang garang bersulamkan senyumannya , dia mengacukan Pedangnya ke arah Ratu Hissack .
Ratu Hissack meningkatkan Tenaga Dalamannya . Bersulamkan senyumannya yang menggerunkan , satu corak Elemen Daun yang bertenaga Kegelapan muncul pada seluruh tubuh badan dan wajahnya .
Warna matanya juga bertukar menjadi Hitam dan Hijau . Kemudian , dia berlari ke arah Dyrad dengan wajah yang menyeramkan .
" Dyrad ! Lari dari sini ! " Jerit Yohansen dengan lantang dan berlari ke hadapan lalu , dia menemukan ke dua belah tapak tangannya .
Dinding - dinding Elemen Flora yang sebanyak tujuh lapisan terhasil untuk menghalang kemaraan Ratu Hissack .
Namun , dia tercampak ke arah kawasan berpokok yang agak besar sebaik sahaja , Dinding Elemen Flora yang dihasilkannya dirempuh oleh Ratu Hissack .
Beberapa batang Pokok yang agak besar , patah dan tumbang kerana itu .
Dyrad kembali bertarung dengan Ratu Hissack .
Kepantasan serangan Ratu Hissack bertambah .
Ketika Dyrad hendak melibaskan Pedangnya ke leher Ratu Hissack , pergerakkannya terhenti .
Ratu Hissack mencekik lehernya dan mengangkatnya ke udara .
Matanya terpejam dengan rapat . Sambil kakinya menendang - nendang tubuh dan kepala Ratu Hissack .
Ratu Hissack tertawa dan mengilai sambil menguatkan cekikkannya terhadap leher Dyrad .
Pedang Dyrad terlepas lalu dipukul - pukulnya tangan Ratu Hissack yang mencekik lehernya .
" Awak akan merana seumur hidup ! Awak akan keseorangan ! " Kata Ratu Hissack dengan suaranya yang menggerunkan bersulamkan senyumannya . " Awak akan hidup dalam kegelapan buat selama - lamanya ! Hanya darah yang akan dapat buat awak rasa kewujudan diri awak ! "
Selepas itu , dengan kuat , diletakkannya kesemua jari kirinya di atas perut Dyrad sehingga , Letusan Elemen menembusi baju Dyrad pada bahagian belakang .
Dyrad menjerit dengan kuat sebaik sahaja dia merasakan kekuatan yang tidak pernah dirasakannya sebelum ini mula menjalar di dalam dirinya .
Bulu romanya tegak berdiri . Badannya menggigil . Matanya terbeliak dan memandang ke atas . Mulutnya terganga .
Corak - corak Elemen Kegelapan mula menghiasi setiap inci tubuh badannya .
Cincin yang menghiasi jari manis tangan kanannya bersinar dengan terang .
Ahmadi dapat merasakan getaran gelombang Tenaga Elemen Warna dan Cahaya milik Dyrad pada sebentuk Cincin yang menyarung pada jari manis tangannya .
Hatinya dengan pantas ditendang kerisauan . " Dyrad . "
Yohansen keluar daripada celahan batang , dahan dan ranting - ranting pokok yang patah .
Terbeliak matanya sebaik sahaja melihat keadaan Dyrad .
Satu Letusan Elemen terbebas di kawasan Ratu Hissack berdiri .
Ratu Hissack mencampak Dyrad bersama dengan hilaian tawanya .
Mata Dyrad masih lagi memandang ke atas . Wajahnya kaku . Seluruh tubuh badannya menggigil dengan kuat .
Dia sedar apa yang sedang berlaku di sekitarnya . Dia masih dapat mendengar segala suara dan bunyi yang bergema di sekelilingnya .
Dia dapat mendengar suara Yohansen memanggil namanya dari kejauhan .
Namun , dia tidak dapat menggerakkan tubuh badannya walaupun , hanya sebatang jarinya .
Perlahan - lahan pandangannya menjadi kabur dan lama - kelamaan , menjadi gelap - gelita .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dyrad membuka matanya dengan perlahan . Dia memandang ke sekelilingnya dan mendapati , dia berada di dalam gua .
Dia menegakkan badannya namun , dia hanya mampu terduduk sahaja kerana , setiap sendi - sendinya terasa sakit .
" Berehat je . " Kata Yohansen dengan lembut lalu duduk di sisi Dyrad dengan reaksi wajah yang muram .
" Kampung kita macam mana ? " Tanya Dyrad dengan lembut .
" Dah selamat . " Kata Yohansen dengan jelas dan tersenyum namun , tidak dapat untuk menyembunyikan wajahnya yang berselimutkan kesedihan . " Pasukan DiRaja Raja Winsa telah berjaya mengusir Pasukan Akham Nessela . "
Dyrad tersenyum . " Segala Puji bagi Yang Maha Esa . "
Kemudian , digenggamnya tangan Yohansen . " Tapi , kenapa kita kat sini ? "
Yohansen tidak dapat menjawab pertanyaan Dyrad . Terlalu sukar untuk dia menjawab soalan yang mudah itu .
Kemudian , dia mengeluh . Satu keluhan yang amat berat . " Dyrad tak boleh pulang semula ke kampung . "
Berubah wajah Dyrad mendengar kata - kata Yohansen . " Apa maksud Pertapa Guru ? "
Yohansen tidak ingin menjawab pertanyaan Dyrad . Wajahnya muram bersulamkan kesedihan .
" Kenapa saya tak boleh balik ? " Tanya Dyrad lagi .
Yohansen mengeluh . " Ratu Hissack , dah kenakan sumpahan kepada Dyrad . "
Menitis air matanya ketika dia menjawab pertanyaan Dyrad . " Satu sumpahan kuno . Sumpahan yang amat dahsyat . "
Terdiam dan terperanjat Dyrad sebaik sahaja dia mendengar jawapan kepada soalannya .
Yohansen menyekah air matanya . Naluri keibuannya tergambar jelas .
Malah , kesedihannya bertambah ketika melihat wajah Dyrad yang diterangi dengan cahaya daripada unggun api .
" Sumpahan tadi , akan menutup segala Elemen Warna dan Cahaya Dyrad yang sebenar . Elemen Warna dan Cahaya kegelapan akan menggantikannya . " Kata Yohansen dengan lembut . " Dan , sumpahan itu akan memisahkan Dyrad daripada semua makhluk yang Dyrad sayangi . Dan menyebabkan , Dyrad akan hidup keseorangan . Hanya darah je yang akan buatkan , Dyrad rasa , wujud kat dunia ni . "
Yohansen mengeluh . " Sekarang ni , Dyrad dah tak boleh sentuh semua ahli keluarga Dyrad . Kalau Dyrad sentuh juga , Dyrad akan mati menjadi seperti daun yang kering ataupun , menjadi debu seperti tanah yang kering . "
Mengalir air mata Dyrad mendengar penjelasan Yohansen .
" Nama sumpahan ni , Sumpahan Azybashita . Satu - satunya cara untuk melepaskan diri daripada sumpahan ini adalah , pengorbanan besar terhadap perasaan dan kasih - sayang . " Kata Yohansen lagi sambil sekali lagi , menyapur air matanya bersama dengan keluhan yang amat berat .
Dyrad menangis . Terlalu berat baginya untuk menerima hakikat yang berlaku pada dirinya . " Apa yang perlu saya lakukan sekarang ? "
" Jauhkan diri daripada kampung dan , ahli keluarga . Kalau tak . Dyrad akan kehilangan identiti sebagai Pahlawan yang menggunakan Elemen Warna dan Cahaya dengan lebih cepat dan akhirnya , akan menjadi Pahlawan yang hanya bersandarkan kepada kekejaman . " Balas Yohansen dengan lembut bersulamkan tangis . " Dan juga , daripada Didie . Manusia . Makhluk yang amat sukar difahami . Mudah tertarik kepada kejahatan dan kebaikkan . Jika dia tertarik kepada kejahatan , binasalah hidupnya . Jika dia tertarik kepada kebaikkan maka akan mudah pula untuk dipergunakan . "
Tangisan Dyrad semakin jelas kedengaran sebaik sahaja dia mendengar jawapan Yohansen .
" Saya akan rahsiakan hal ni . " Kata Yohansen dengan lembut . " Serahkan pada Yang Maha Menentukan segala untuk , menyampaikan hal ini kepada mereka semua . "
Kesedihan semakin menghimpit diri Dyrad . Dia menagis semahunya .
" Esok , saya akan sediakan sedikit keperluan asas untuk Dyrad . " Kata Yohansen dengan perasaan hibanya kerana dia juga tidak dapat menahan kesedihannya . " Bermula daripada esok . Dyrad akan hidup berseorangan . "
Dyrad menangis semahunya sambil menjerit kesedihan .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Hari berganti hari . Minggu bertukar minggu . Tahun berganti tahun .
Dyrad yang dihantui dengan perasaan dendam bercampur hiba , tinggal di dalam kawasan hutan yang amat tebal dan berkabus .
Satu kawasan yang amat menyeramkan dan menggerunkan . Dipenuhi dengan Burung Gagak dan Raven .
Personalitinya semakin dibayangi dengan identiti Elemen Warna dan Cahaya Kegelapannya .
Membunuh telah menjadi seperti hiburan terhadap dirinya . Tidak kira siapa , dia akan membunuh tanpa banyak bicara .
Setiap yang dibunuhnya itu , akan diawetnya dan dijadikannya perhiasan di halaman rupanya yang terletak di tengah - tengah tasik berpaya yang dipenuhi dengan lumut . Namun , setiap mayat yang diawetnya itu , hanyalah wanita dan anak dara sahaja .
Walaupun begitu , dia masih lagi menggemari akan kepada Bunga Orkid kegemarannya . Bunga Orkid liar yang memerlukan pasangan untuk berbunga lebat dan hidup dengan subur .
Bunga Orkid itu memenuhi halaman rumahnya . Disebabkan itu , hutan yang menjadi tempat tinggalnya itu telah digelar Hutan Maut Berkabus .
Sehinggalah pada satu ketika , perasaan dendam kesumatnya telah mencapai pada kemuncaknya .
Dia dengan berani , berjalan dengan langkahnya yang lemah gemalai menuju ke arah Istana Akham Nessela .
Siapa sahaja yang bertanya akan ke mana langkah kakinya dan , siapa sahaja yang menghalang perjalanannya , akan terus dibunuhnya tanpa banyak bicara .
Pada satu pagi , kelihatan dia sedang bersandar pada dinding Istana Akham Nessela . Seperti menunggu akan ketibaan seseorang .
Tidak lama kemudian , seorang Ketua Panglima Kegelapan menemuinya dengan wajah yang agak ketakutan .
" Saya bawa awak bertemu dengan Yang Mulia . " Kata Ketua Panglima itu .
Dyrad tersenyum . Senyuman yang berselindungkan kekejaman . " Saya bunuh awak kalau , awak tipu saya . "
Dyrad berjalan menyusuri satu lorong yang hanya diterangi dengan obor - obor api yang terpasang pada dinding batu .
Selepas beberapa lama berjalan , dia tiba pada satu kawasan luas yang bersuasana suram dan kelam .
Dia dapat melihat , akan Ratu Hissack dan seorang Pahlawan lelaki sedang berdiri di hadapan Akham Nessela yang sedang duduk di atas Singgahsana yang amat menggerunkan .
Berdiri di sisi kiri dan kanan Akham Nessela adalah , Paga dan Vivian .
Akham Nessela mengarahkan Ketua Panglima yang mengiringi Dyrad berlalu dari tempat itu .
Dyrad tersengih lalu dengan kejam , dibunuhnya Ketua Panglima itu dengan menjelmakan satu Pedang Elemen .
Perbuatan Dyrad itu , tidak sedikit pun mengejutkan Akham Nessela .
" Apa yang kau nak ? " Tanya Akham Nessela dengan jelas dengan suaranya yang menyeramkan .
" Tak banyak . " Balas Dyrad dengan lembut dan tenang . " Saya nak , bunuh perempuan yang berdiri depan awak tu . "
" Kau kenal dia ke ? " Tanya Akham Nessela .
" Dia kenal saya dan saya kenal dia . " Balas Dyrad bersama senyumannya .
" Saya tak pernah kenal dan tak pernah jumpa awak ! " Jerit Ratu Hissack dengan lantang .
Dyrad tertawa kecil . " Awak memang dah lupakan saya . "
Akham Nessela tersenyum . " Kau bunuh jelah dia . Sampah ni dah tak berguna lagi . Dia berlaku curang di belakang aku . Kalau kau nak bunuh dia , bunuh sekali lelaki kat tepi dia tu . "
Tanpa berlengah , Dyrad meluru ke arah lelaki yang berdiri di sisi Ratu Hissack .
Ratu Hissack sempat melompat kebelakang .
Dengan kejam , Dyrad memegang kepala dan leher lelaki itu dan kemudian , dipatahkannya leher lelaki itu dengan hanya sekali gerakan .
Selepas itu , dia meluru ke arah Ratu Hissack .
Ratu Hissack menahan dan menepis serangan Dyrad yang pantas .
Ratu Hissack melibas udara dengan tangannya lalu , libasan Pedang Elemen terhasil dan meluru ke arah Dyrad .
Dengan mudah , Dyrad mematahkan serangan itu . Kemudian , dijelmakannya Pedang Elemennya dan dengan pergerakkan yang pantas , dia menghayunkan senjatanya ke arah wajah Dyrad .
Terundur Ratu Hissack kerana serangan itu lalu , dipandangnya wajah Dyrad yang sedang mengacukan Pedang Elemen ke arahnya .
" Serangan saya yang kedua , akan bunuh awak . " Kata Dyrad dengan lembut sambil tersenyum .
Seperti tersentak , Ratu Hissack baru tersedar . Dia baru teringat . Wanita seksi yang berdiri di hadapannya adalah Dyrad .
Setelah bertahun , dia tidak lagi mengenali akan wajah Dyrad kerana , Dyrad telah pun semakin meningkat dewasa . Malah , dia juga tidak pernah mengetahui akan nama Dyrad .
Ratu Hissack dengan pantas menjelmakan Pedang Daunnya dan kemudian , dengan pantas , dia meluru ke arah Dyrad .
Dyrad dengan tenang , berlari ke arah Ratu Hissack . Dielaknya libasan Pedang Daun Ratu Hissack dengan tenang dan kemudian , dia memukul dada Ratu Hissack beberapa kali dengan kuat .
Ratu Hissack terundur ke belakang namun , dia kembali menyerang Dyrad dengan semahunya .
Dyrad menjelmakan Corak Elemen Daunnya yang memiliki jalur dan corak Elemen Flora yang amat menakutkan .
Dentingan lagaan pedang memecahkan kesunyian di kawasan itu .
Ratu Hissack menyerang Dyrad dengan garang bercampur geram manakala Dyrad pula , dengan tenang menahan dan mematahkan segala serangan Ratu Hissack .
Dengan pergerakkan yang amat pantas , Dyrad memukul tangan Ratu Hissack dengan bilah Pedangnya dan menyebabkan , Pedang Ratu Hissack terlepas .
Ratu Hissack melompat - melompat ke belakang .
Dyrad dengan pantas menyeretkan mata Pedangnya dari atas lantai ke udara lalu , tangan - tangan yang menyeramkan keluar daripada tanah dan terus sahaja memegang kedua belah pergelangan tangan dan kaki Ratu Hissack .
Akham Nessela hanya tersenyum melihat teknik serangan dan gaya pertarungan yang dilancarkan oleh Dyrad .
Dyrad tersenyum seksi kerana berjaya menangkap Ratu Hissack . Dengan langkah yang lemah dan gemalai , dia menghampiri Ratu Hissack .
Sambil dia melangkah itu , beberapa Makhluk Elemen yang berupa mayat perempuan , keluar daripada lantai yang terus sahaja memeluk dan memegang setiap anggota tubuh badan Ratu Hissack .
Ratu Hissack menjerit dengan kuat untuk melepaskan dirinya namun , sia - sia . Dia diberdirikan dengan tangan terdepa dan kedua kakinya sedikit terjarak .
Dengan menggunakan hujung Pedang , Dyrad mengoyakkan Persalinan DiRaja Ratu Hissack daripada bahagian dada sehingga ke pinggul .
" Apa yang awak nak lakukan ? ! " Jerit Ratu Hissack dengan lantang . " Perempuan celaka ! Sepatutnya saya bunuh awak ! "
Dyrad hanya tertawa kecil lalu , melenyapkan senjatanya dan kemudian , dia mengangkatkan tangan kanannya dan menghalakan tapak tangannya ke udara lalu , sebilah Pisau Belati Elemen terhasil .
Dengan tenang , dia menggerakkan jarinya ke arah Ratu Hissack .
Pisau Belati Elemen tadi dengan pantas meluru ke arah Ratu Hissack dan tepat menyinggahi bahagian sendi siku kiri Ratu Hissack .
Ratu Hissack menjerit dengan lantang menahan kesakitan .
Dyrad hanya tersenyum sebaik sahaja melihat darah Ratu Hissack yang mengalir dan menitik ke lantai .
" Itu , daripada ahli keluarga saya . " Kata Dyrad dengan lembut dengan suaranya yang seksi . " Awak dah pisahkan saya dengan ahli keluarga saya . "
Sambil tersenyum menggoda , dia menghasilkan sebilah lagi Pisau Belati Elemen dan melancarkannya .
Pisau Belati Elemen itu tepat melekat pada sendi siku kanan Ratu Hissack .
Sekali lagi Ratu Hissack menjerit dengan nyaring . Kedua belah tapak tangannya tergenggam menahan kesakitan yang teramat sangat .
" Bangsat ! Perempuan bangsat ! Pengecut ! " Jerit Ratu Hissack dengan lantang sambil menjegilkan matanya ke arah wajah Dyrad . " Leraikan teknik ni dan biar saya bunuh awak ! "
" Itu , daripada Pertapa Guru saya dan kawan - kawan saya . " Kata Dyrad dengan jelas sambil terus tersenyum . " Awak dah pisahkan saya dengan mereka . "
Disebabkan keterujaannya melihat darah Ratu Hissack yang mengalir , dia menghasilkan tiga bilah Pisau Belati Elemen dan terus melancarkannya .
Suara jeritan Ratu Hissack bergema di dalam kawasan itu . Badannya tergigil - gigil dan meronta - ronta menahan kesakitan akibat serangan Dyrad .
Tiga Pisau Belati Elemen yang dihasilkan oleh Dyrad sebentar tadi telah tertusuk pada bahagian atas peha kanannya , lutut kirinya dan pada bahagian atas tapak kaki kirinya .
Pehanya terjepit menahan kesakitan yang teramat sangat .
Akham Nessela tertawa dan bertepuk tangan melihat keadaan itu .
Amat jelas , dia terhibur melihat pertarungan itu .
" Itu pula , daripada Kampung saya . " Kata Dyrad dengan jelas sambil tersenyum lalu , menghasilkan sebilah lagi Pisau Belati Elemen .
Pisau Belati yang dihasikkannya ini , memiliki jalur yang amat unik dan abstrak yang amat cantik namun , disamarkan oleh corak dan jalur kegelapannya yang amat menakutkan . " Awak dah pisahkan saya dengan kampung halaman saya . "
" Celaka ! " Kata Ratu Hissack dengan lantang .
Dyrad berjalan menghampiri Ratu Hissack sambil memegang Pisau Belati Elemennya tadi .
Selepas itu , disentuhnya perut Ratu Hissack dengan hujung Pisau Belatinya Elemennya .
Dengan wajah yang dikunyah oleh rasa kesakitan yang teramat sangat , dengan badan yang tergigil - gigil , Ratu Hissack memandang wajah Dyrad .
Kemudian , dia mengerang kesakitan kerana , jelas dirasakannya , hujung Pisau Belati milik Dyrad mula memasuki daging perutnya .
" Yang awak rasakan sekarang ni , takdelah sakit sangat berbanding dengan apa yang dah awak lakukan terhadap saya . " Kata Dyrad sambil tersenyum dan tertawa kecil .
Selepas itu , dikeluarkannya semula hujung senjatanya daripada perut Ratu Hissack dan beralih ke arah wajah Ratu Hissack .
Seperti tidak memiliki perikemanusiaan , ditorehnya pipi Ratu Hissack dengan tawa seksinya . " Awak tahu tak , apa yang buatkan saya lebih sakit dan menderita ? "
Ratu Hissack tidak menjawab pertanyaan Dyrad . Kesakitan pada setiap inci badannya telah memberi tekanan pada minda dan fikirannya .
Akham Nessela semakin tersenyum lebar melihat Dyrad menyeksa Ratu Hissack yang telah berlaku curang di belakangnya .
" Awak dah pisahkan saya dengan kekasih hati saya . " Kata Dyrad dengan lembut sambil dia memainkan hujung Pisau Belati Elemennya di wajah Ratu Hissack . " Awak pisahkan saya dengan Didie . Kekasih saya . Dari Dunia Manusia . "
Dengan kesakitan yang melingkari tubuh , Ratu Hissack tersengih . " Manusia celaka tu ke ? "
Dyrad dengan bersahaja , ditekannya hujung Pisau Belati Elemennya di atas kelopak mata kiri Ratu Hissack .
Menjerit Ratu Hissack menahan kesakitan .
" Nyawa awak kat tangan saya . " Kata Dyrad dengan lembut . " Jangan hina kekasih saya dihadapan saya . "
" Perempuan yang dah kena sumpah macam awak ni . . . " Kata Ratu Hissack dengan perlahan . Badannya menggigil dibelai rasa sakit dan pedih yang teramat sangat " . . . binatang pun tak sudi nak jamah . Inikan pula Manusia yang hakikatnya , memilih dalam semua aspek kehidupan . "
Menjadi tajam renungan mata Dyrad setelah mendengar kata - kata Dyrad . " Nama saya Dyrad Era Auneaves . Bermaksud , Ratu Dua Elemen . "
Suara jeritan Ratu Hissack sekali lagi bergema . Namun kali ini , semakin lama semakin kuat dan tidak berhenti - henti .
Tidak lama selepas itu , suaranya tidak lagi kedengaran .
Akham Nessela berdiri sambil tersenyum lebar lalu bertepuk tangan . Keterujaan dan kegembiraannya jelas terpancar pada mata dan wajahnya .
Apatah lagi setelah melihat , Pisau Belati Elemen Dyrad terpacak pada kedua belah mata , di kedua belah telinga , di atas kepala dan di dalam mulut Ratu Hissack .
Dyrad berjalan dengan lembut menuju ke ruang yang dilewatinya sewaktu dia memasuki kawasan itu .
" Wahai Wanita berhati hitam . Siapakah gerangan nama hamba ? " Tanya Akham Nessela .
" Dyrad . " Jawab Dyrad dengan lembut bersama senyumannya .
" Sudilah kiranya , menjadi Pahlawan Beta . " Tawar Akham Nessela dengan jelas . " Beta akan kurniakan segala kemewahan kepada hamba . "
" Saya tak berminat . " Kata Dyrad dengan lembut lalu , kembali menyambung langkahnya .
" Katakan pada beta . " Kata Akham Nessela lagi . " Apakah yang hamba inginkan . "
" Saya cuma nak membunuh . " Jawab Dyrad jelas . " Itu je yang boleh buat saya rasa wujud kat dunia ni . "
" Ikutlah Beta . Beta akan bagi hamba bunuh semua musuh - musuh beta . Hamba bunuh siapa sahaja yang menghalang usaha - usaha beta untuk menakluk mana - mana kerajaan di dalam dunia ini . " Kata Akham Nessela dengan agak kuat dan jelas .
" Saya tinggal di dalam Hutan Maut Berkabus . Hanya saya je yang tinggal dalam hutan tebal tu . " Kata Dyrad sambil terus berjalan . " Yang Mulia dah tahu nak cari saya dekat mana . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dyrad mula menyertai serangan yang dilancarkan oleh Akham Nessela .
Terutamanya , pada kerajaan yang tidak mengikuti ajakan Akham Nessela dan Kerajaan - kerajaan yang enggan untuk menjadi rakan kepada Kerajaan Darkhtala .
Malah , Perkampungan - perkampungan kecil juga menjadi sasaran jika menolak ajakan Akham Nessela .
Setiap serangan dan pertempuran yang dihadiri oleh Dyrad , akan berlaku pembunuhan yang tidak boleh dibayangkan .
Sehinggalah , dia menjadi Pahlawan kesayangan Akham Nessela .
Namun , dia hanya menyertai perperangan sekiranya Akham Nessela memintanya untuk turut serta .
Terutamanya , ketika Akham Nessela ingin menyerang sekutu Kerajaan Lagenos dan menyerang kerajaan - kerajaan dan perkampungan - perkampungan kecil yang bernaung dia bawah panji Kerajaan Lagenos dan di bawah naungan kerajaan yang menjadi sekutu kepada Kerajaan Lagenos .
Keterujaannya melihat darah yang mengalir dan rasa suam darah yang menyelimuti tangannya semakin jelas kelihatan .
Namun , apa yang jelas dapat dirasakannya di sebalik keterujaannya yang kejam , gelap dan hitam itu adalah , kekosongan pada jiwanya dan perasaannya .
Dia sedar . Dan dia terima . Hakikatnya sekarang ini , dia bersendirian .
Hiasan rumahnya kelihatan indah , kemas dan tersusun walaupun dipenuhi dengan hiasan - hiasan yang menakutkan namun , jiwa dan perasaannya kosong .
Termenung dan meratapi akan hidupnya telah menjadi rakan karibnya .
Cincin yang tersarung kemas pada jari manis kanannya yang diletakknya dengan rapi pada dalam sebiji Kristal , dipandangnya .
Pandangan yang memutarkan segala memori terindah bersama insan yang dicintainya .
Dia hampir saja kehilangan akal dan fikirannya apabila mengenangkan dirinya yang terpaksa berpisah dengan ahli kekuarganya .
Bukan itu sahaja malah , derita hatinya semakin memijak dan menghentak - hentak perasaannya tatkala mengetahui , cinta hatinya telah menemui cinta baru .
Namun , dia sedar . Dengan keadaan dirinya sekarang ini , dia tahu . Tidak mungkin dia akan mengecapi kebahagiaan bersama insan yang dicintainya .
Ketika Dyrad sedang mengetuai satu serangan yang menyerang sebuah Kerajaan kecil yang menjadi sekutu kepada Kerajaan Lagenos , dia terserempak dengan Ahmadi yang pada ketika itu , telah pun ditabalkan sebagai Raja Lagenos yang baru .
Dia melarikan dirinya apabila dikejar oleh Ahmadi .
Disebabkan kejadian itu , dirinya semakin tertekan . Malunya bukan kepalang . Apabila dirinya dilihat oleh Ahmadi .
Dia menyalahkan dirinya kerana tidak dapat melawan akan pengaruh Elemen Warna dan Cahaya Kegelapan yang semakin menguasai segala tindak dan tanduknya serta personalitinya .
Sehinggalah sewaktu pertempuran yang telah membawa kepada terbebasnya Akham Nessela , perasaan gembira menerpa dirinya ketika dia bertarung dengan Ahmadi .
Walaupun pada ketika itu , dia dipengaruhi oleh Elemen Warna dan Cahaya kegelapannya .
Sewaktu kejadian yang menyebabkan Akham Nessela terbunuh juga , dia amat gembira melihat teknik Ahmadi berjaya membunuh Akham Nessela .
Namun , dia menyembunyikan perasaannya dan kegembiraannya itu . Pada fikirannya . Biarlah dia sahaja yang merasai akan keperitan yang dihadapinya .
Asalkan , insan yang dicintainya dapat hidup dengan bahagia .
Tinggallah Dyrad bersendirian di dalam hutan yang menjadi tempat tinggalnya . Bertemankan Burung Gagak dan Raven yang sentiasa ada menemaninya .
Dan pada fikirannya , di situlah kuburnya . Bernisankan pokok - pokok yang berdaun lebat yang tumbuh menjulang tinggi dan menyeramkan .
Kuburan yang dihiasi dengan Pokok Orkid liar . Berwarna Hitam bagi bunga jantan manakala Merah dan Hitam bagi Bunga Betina .
Kuburan yang tidak akan dikunjungi oleh sesiapa pun . Tidak akan diingati dan akhirnya . Akan terus dilupakan dan akan luput daripada ingatan .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ahmadi mengunyah ketulan Pizzanya dengan perlahan . Kepalanya sedikit berserabut mendengar cerita Dyrad .
Serabut yang telah memerangkap perasaan kekecewaan dan kekesalannya .
" Ramai kawan akak yang tak percaya kalau akak memang terbunuh dalam serangan tu . " Kata Lofua dengan lembut . " Jangankan diorang . Kitorang pun memang tak percaya juga . "
" Lofua . Akak memang terbunuh dalam serangan tu . " Balas Dyrad dengan senyumannya . " Tapi . Bukan terbunuh secara fizikal . Tapi , terbunuh secara dalaman . Akak macam pasu kosong tanpa tanah dan bunga . "
Puan Dylea mengesat air matanya yang tumpah .
" Kalau saya dah besar masa tu . Memang lumat perempuan tu saya kerjakan . Tak guna betul . " Kata Luxion dengan jelas dan geram .
Kesuri memasuki bilik itu selepas dia telah memastikan kawasan Restoran mini mereka telah dibersihkan .
" Sekarang ni , Dyrad masih tinggal kat hutan tu lagi ke ? " Tanya Raditz dengan lembut .
Dyrad menganggukkan kepalanya dengan senyumannya . " Ayah , saya dah takde tempat nak dituju lagi . Hutan tu je yang sudi terima saya . "
Ahmadi mengeluh lalu diletakkannya garfunya di atas pinggan . " Kenapa kau tak panggil aku awal - awal ? Aku ada kat kampung tu . "
" Saya tak nak tambah beban awak . Masa tu , fitnah terhadap awak dah pun tersebar . " Balas Dyrad dengan lembut .
" Apa kata akak jumpa Pertapa Yohansen . Dia mesti boleh leraikan sumpahan ni . " Kata Kesuri dengan tenang .
" Kalau Pertapa Yohansen boleh rawat kakak kau , masa tu juga dia dah leraikan sumpahan ni . " Pintas Ahmadi dengan jelas dan lembut . " Masalahnya sekarang ni , takde siapa pun boleh rawat sumpahan ni . "
Dyrad hanya tersenyum mendengar jawapan Ahmadi .
" Sekarang ni . Sengsara saya dah bertambah . " Kata Dyrad bersulamkan dengan senyumannya yang bersulamkan kesedihannya . " Raja Lagenos yang genius ni , dah temukan kita semula . Bertemu tapi tak boleh bersentuhan . Saya tak boleh nak peluk dengan mak , ayah dan adik beradik saya . Saya akan mati dalam keadaan yang paling hiba dan pilu . "
" Manalah aku tahu kau kena sumpah . Kau pun lari masa aku kejar kau hari tu . " Balas Ahmadi dengan lembut . " Cuba kalau kau cerita kat aku masa tu . Takdelah aku bawa kau jumpa dengan diorang ni . "
" Saya malu . Saya tak nak awak nampak saya dalam keadaan macam tu . " Kata Dyrad dengan jujur . " Macam yang saya cakap tadi . Elemen Warna dan Cahaya kegelapan ni , dah hampir dapat kawal personaliti saya . Awak ingat , saya suka ke pakai pakaian macam tu ? Itu bukan personaliti saya . Itu personaliti dan identiti Elemen Warna dan Cahaya Kegelapan sumpahan tu . "
" Mak nak sangat peluk Dyrad . " Kata Puan Dylea dengan lembut dengan nada sedihnya . " Tiap - tiap malam mak berdoa . Dyrad masih hidup dan kita akan ditemukan semula . "
" Mak . Dyrad pun , teringin sangat nak cium tangan mak dan ayah . Nak minta ampun dan maaf . Nak peluk adik - adik . " Kata Dyrad dengan tenang . " Tapi . Dengan keadaan saya sekarang ni . Jangan nak peluk . Nak salam tangan mak dan ayah pun . Saya tak boleh . "
Puan Dylea menangis mendengar kata - kata Dyrad lalu , dia peluk oleh Raditz yang juga selubungi dengan kesedihan dan kepiluan yang terlalu hiba .
Ahmadi dengan bersahaja menarik telinga Dyrad . " Dahlah . Nanti aku fikirkan jalan macam mana nak tolong kau . "
" Hanya mati je yang boleh selamatkan saya . " Kata Dyrad dengan jelas .
Ahmadi mencubit pula pipi Dyrad dan kemudian , dilepaskannya semula .
Dia mengambil Smartphonenya kerana seseorang menghantar pesanan kepadanya .
Dia tersenyum sebaik sahaja membaca pesanan itu .
" Korang dah kemas dapur ke ? " Tanya Ahmadi .
" Dahlah . Kenapa ? " Tanya Kesuri dengan jelas . " Siapa yang hantar ? "
" Rara . " Jawab Ahmadi dengan lembut . " Tolong buatkan Pizza boleh ? "
" Boleh je . " Balas Luxion dengan jelas dan tenang . " Berapa ? "
" Buatkan dua Pizza Meat Supreme . Dua Pizza Ayam Spicy Supreme . Dua Paperoni Ayam . Dua Paperoni Daging . Dua Island Vege Supreme . " Balas Ahmadi dengan tenang dan jelas . " Semua size extra besar dan , extra keju . Tambah lagi empat . Dua Spicy Cheezy Supreme , dua Spicy Island Supreme . Semua sama . "
Luxion dan Kesuri dengan segera keluar daripada bilik itu untuk menyiapkan pesanan Ahmadi .
" Sampaikan maaf saya kepada dua orang anak saudara awak tu , mak dan ayah diorang dan , seluruh keluarga awak . " Kata Dyrad dengan lembut . " Bukan niat saya untuk biarkan diorang terpisah . Saya tahu . Yang dalam bangunan tu . Kakak dan anak saudara awak tapi , saya tak dapat nak bantu diorang . "
Ahmadi hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya . Satu senyuman yang rerpaksa . " Tapi . Aku tak faham . Kalau kau sendiri yakin yang aku tak boleh nak tolong kau . Kenapa kau cari aku ? "
Dyrad tersenyum . " Saya cuma nak mati dengan ingatan , masih ada yang ingat , yang sayang dan yang cintakan saya . Saya tak nak mati dalam ingatan yang kosong . Saya dah tak larat dengan penderitaan ni . Dan . Saya tak tahu , berapa lama lagi saya boleh pertahankan personaliti asal saya . "
" Anak ayah . Jangan cakap macam tu . Kitorang semua sayangkan Dyrad . " Kata Raditz dengan nada sedihnya . " Rasa nak meletup sebak ayah bila Dyrad cakap macam tu . "
" Apa pun yang berlaku , Dyrad tetap anak mak dan ayah . " Kata Puan Dylea pula bersama dengan esakan tangisnya yang telah terkumpul sejak sekian lama .
Lofua menganggukkan kepalanya sambil menyapu air matanya . " Akak tetap Kakak kitorang . "
Dyrad hanya mampu tersenyum lalu memandang ke arah Ahmadi .
Jelas wajah Ahmadi yang sedang dipijak dengan kebuntuan yang kusut dan berselimutkan caca - marba .
" Saya nak awak janji dengan saya satu perkara . " Kata Dyrad dengan perlahan .
" Apa ? " Tanya Ahmadi dengan pendek .
" Jika satu hari nanti , pasukan kita bertemu dan pada waktu tu , saya dah berubah daripada Dyrad yang awak kenal dulu . " Jawab Dyrad dengan lembut dan tenang sambil tersenyum . " Saya nak . Awak sendiri yang bunuh saya . Saya lagi rela mati kat tangan awak . "
" Kakak , janganlah cakap macam tu . " Kata Lofua lalu menangis .
Puan Dylea juga menangis dengan semahunya sebaik sahaja kata - kata Dyrad menikam gegendang telinganya .
Raditz pula dengan tenang memeluk Puan Dylea . Memujuk walaupun , air matanya membasahi pipinya .
Manakala Ahmadi pula mengeluh dan cuba mengawal perasaannya yang berkecamuk bersulamkan fikirannya yang kusut dan serabut .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Selepas Ahmadi meletakkan Pizza yang dipesannya di atas kerusi belakang , dia mengeluh lalu , meletakkan dahinya di atas stereng kereta .
" Janganlah macam ni . Awak buat saya makin terseksa . " Kata Dyrad dengan lembut .
Ahmadi tidak mengendahkan kata - kata Dyrad . Kedua bahunya mula terangkat - angkat .
Suara tangisannya mula kedengaran . Dan sedikit teresak - esak .
" Ini kali pertama , awak menangis untuk saya . " Kata Dyrad dengan agak perlahan . " Saya harap . Ini kali yang terakhir . "
Ahmadi melayan perasaan sedihnya yang berselimutkan perasaan kekesalannya .
Dyrad menyentuh bahu Ahmadi . Memujuk agar Ahmadi berhenti daripada terus menangis . " Didie . Bukan salah awak . Saya yang tak panggil awakkan . Ini terjadi sebab , daripada perbuatan saya . Janganlah macam ni . "
Ahmadi menegakkan tubuhnya . Dengan mata yang dibasahi dengan air matanya .
Dyrad hanya tersenyum lalu , disapunya air mata Ahmadi . " Dah . Janganlah menangis lagi . Saya tak nak tengok lelaki yang saya cintai ni , menangis . "
" Aku cuma . . . " Kata Ahmadi namun , dia tidak meneruskan kata - katanya . Dia melepaskan satu keluhan .
" Jangan cakap lagi . Saya nak jumpa awak . Bukan nak lihat awak menangis macam budak - budak macam ni . " Kata Dyrad dengan lembut sambil tersenyum . " Air mata awak ni . Boleh jadi sebab , saya akan lebih berputus asa untuk hidup . "
Ahmadi dengan agak pantas mengambil tisu dan terus sahaja mengelap air matanya dan mengeringkan hidungnya .
Selepas itu , dia dengan bersahaja membuang tisu tadi daripada jendela keretanya . " Aku dah tak menangis lagi dah . Aku nak kau terus ada harapan untuk hidup . "
Dyrad hanya tersenyum dan kemudian , dia tertawa kecil .
Ahmadi menghidupkan enjin keretanya lalu , disentuhnya dan ditekannya pipi Dyrad dengan jari telunjuknya dengan lembut . " Kita jalan - jalan kejap . Lepas tu , aku hantar kau balik ke Hotel . Aku nak tenangkan otak aku . Kau dah serabutkan otak aku . Macam yang kau dah buat , masa kali pertama kita jumpa dulu . "
" Kali ni , kita dua je ? " Tanya Dyrad dengan lembut dan tertawa kecil . " Awak masih cintakan sayakan ? Awak yang tak nak mengaku . "
" Entah . " Kata Ahmadi dengan tenang lalu membawa kenderannya di atas ruang kenderaan udara . " Aku tak nak jawab soalan kau tu . Soalan kau tu , jahat . "
" Takpe . Kalau awak tak nak jawab pun . " Kata Dyrad dengan tenang sambil tersenyum .
Selepas itu , dia menyandarkan tubuhnya pada kerusi agar lebih selesa . " Sebab , saya dapat rasakan jawapan awak . "
Ahmadi dengan bersahaja mencubit pipi Dyrad .
Dyrad hanya tertawa kecil lalu memandang ke luar . " Hitam langit . Macam nak hujan . "
" Kalau macam tu . Kita tak boleh nak lama sangat . " Balas Ahmadi dengan lembut .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Lama dia keluar . " Kata Siti Nursamawi sambil dia mengacau Koko Ais di dalam satu gelas yang amat besar .
Kemudian , dia berjalan membawa bersama minumannya sambil menari - nari kecil .
Ketika dia berada di sisi Nurzahirah , di senggol - senggolnya bahu Nurzahirah menggunakan pinggulnya .
Tertawa kecil Sheila Asyikin melihat kelakuan Siti Nursamawi .
" Janganlah . Kak Siti ni . " Kata Nurzahirah sambil membuat muka . " Kalau kecik takpe . Dia extra size . "
Nurzaharah menganggukkan kepalanya . " Betul . Betul . Besar . Macam bantal . "
" ' Eh ' . Pasal besarlah Pakcik Didie Rara dan Hara tu , tak boleh lupa akak . " Balas Siti Nursamawi dengan bersahaja .
Nurzaharah menggoyangkan tangan Nurzahirah . " Punggung besar , penting ke ? "
Tertawa besar Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin mendengar pertanyaan Nurzaharah .
" Amboi . Meriah . " Kata Siti Maisarah sebaik sahaja dia memasuki ruang dapur sambil tersenyum . " Mentang - mentanglah esok hari Sabtu . Berjaga Rara ye . "
Turut bersama dengannya ialah , Siti Khumairah , Hagia Sofea dan Siti Nurjannah .
" Takdelah nak berjaga sangat . Rara tunggu Pakcik ." Balas Nurzahirah dengan lembut sambil tersenyum . " Rara pesan makanan dengan pakcik tadi . "
" Budak bertuah nilah . " Kata Siti Nurjannah lalu ditariknya telinga Siti Nursamawi . " Malam - malam macam ni pun nak minum manis . Gelas besar pula tu . Potong kaki nanti . "
" Apa akak ni . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . " Dah seminggu tau Siti tak minum manis . Ni baru minum ni . "
" Ye . Dah seminggu . " Balas Siti Nurjannah sambil tersenyum . " Ni size gelas ni . Bekalan untuk dua minggu tau . "
" Biarlah Janne . Budak berdua ni kan sayang sangat kat Didie . " Kata Siti Maisarah dengan tenang . " Esok - esok nanti , diorang susahkan pula Didie . "
" Kena potong kaki . " Kata Siti Khumairah sambil tersenyum .
" Apalah kakak berempat ni . Itu doa tau . Tak elok doa macam tu kat Siti . " Kata Sheila Asyikin dengan manja dan lembut .
" Aaamiiin . " Kata Nurzahirah dan Nurzaharah dengan lembut sambil menyapu wajah mereka dengan ke dua belah tangan mereka .
Tergelak Siti Maisarah , Siti Khumairah , Hagia Sofea dan Siti Nurjannah melihat kelakuan Nurzahirah dan Nurzaharah yang spontan itu .
Manakala Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin pula hanya membuat muka .
" Dah dekat pukul 12 dah ni . " Kata Hagia Sofea dengan lembut . " Memang betul - betul keluar makan malam Didie ni . "
" Abang - abang Kaki Pancing tu pun dah pulang dah . " Kata Siti Nurjannah dengan tenang .
" Takpelah . Bagi dia masa . Kejap lagi baliklah tu . " Kata Siti Maisarah lalu membawa Kopi O panas untuk diminum bersama .
" Kopi O . Memang tak tidurlah malam ni . " Kata Hagia Sofea sambil tersenyum .
" Ini , hantu apa ? " Tanya Nurzaharah ketika dia melihat rancangan dunia misteri di Tablet Ahmadi . " Muka lawa . Rambut cantik . Panjang , warna Hitam . Kulit putih . Baju pun cantik . Hara suka . "
" Budak bertuah nilah . Daripada hari tu lagi . Hantu je . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut dan manja . " Banyak lagi cerita boleh tengok . "
" Entahnya . Kena cekik oleh hantu nanti . " Kata Siti Nursamawi pula .
" Tak tahu . Tapi . Hara suka . Cerita hantu . " Kata Nurzaharah dengan jelas dan lembut . " Takut sikit . Tapi . Seronok . "
" Hantu apa Hara tengok ? " Tanya Hagia Sofea .
" Kiki - Onna . " Kata Nurzaharah dengan lembut lalu disambut dengan tawa kecil daripada Nurzahirah .
Dipandangnya wajah Nurzahirah dengan lembut . " Salah ? "
" Yuki - Onna . " Kata Nurzahirah dengan lembut lalu memegang tangan Nurzaharah .
Nurzaharah menganggukkan kepalanya lalu memandang ke arah Siti Maisarah . " Hara salah . Yuki - Onna . Hantu lawa . Baju bersih . Cantik . Rambut panjang . "
" Mak ada cerita pasal hantu ni . " Kata Siti Maisarah dengan lembut .
" Mak pernah jumpa ke ? " Tanya Nurzahirah dengan tenang . " Pulau kita mana ada hantu ni . Hantu ni kan cerita kat Pulau lain . "
Siti Maisarah tersenyum dan menganggukkan kepalanya . " Dulu . Masa kitorang muda lagi . Kira umur mak masa tu , remaja lagilah . Kak Siti masih lagi gemuk macam Ikan Buntal masa tu . Tak pindah lagi ke Pulau Merah . Atok Bayu bawa semua kitorang bercuti ke Pulau Unanimeni . "
" ' Owh ' . Ada dua minggu lagi masa tu . Baru kitorang pindah ke Pulau Merah . " Kata Siti Nurjannah dengan jelas . "
" Betul - betul . Muda lagilah masa tu . Sheila masih lagi bawa Bantal Busuk dia ke hulu - hilir . " Kata Hagia Sofea dan kata - katanya itu disambut dengan tawa - tawa yang kecil .
" Tak malu Kak Sheila . Dah besar pun ada Bantal Busuk . " Kata Nurzahirah sambil tersenyum .
Sheila Asyikin hanya tersengih - sengih dan tersenyum .
" Masa kita pergi kat sanakan Musim Sejuk . Bersalji . Lepas tu pula . Kita menginap kat kawasan pergunungan . Memang kawasan percutianlah . " Kata Siti Maisarah dengan lembut dan tenang . " Malam ketiga kita kat sanakan ada ribut salji sikit . "
" ' Aah . " Didie pula merayap entah ke mana . Tak balik - balik . Dia keluar bawa peta kawasan tu . Tapi sampai malam tak balik - balik . " Kata Siti Khumairah dengan lembut .
" Pakcik hilang ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut lalu , memeluk ke dua belah lututnya .
" Dia cakap dia pergi ke Perkampungan Obe - Shunawa . Ada pesta kat kawasan perkampungan tu tapi , masa dia nak balik tu . Dah memang ribut salji . Dia duduk kat Stesen Bas masa tu . Tunggu ribut jadi reda sikit . " Balas Siti Maisarah dengan lembut dan tenang . " Mak dan Onyang Diana yang pergi ambil dia kat Stesen Bas tu . Nak pergi ke situ yang jadi masalah . Yang lain pun . Pakat cari juga . Kitorang berpecah . "
" Kenapa ? " Tanya Nurzahirah dengan agak pantas . " Jauh ke Stesen Bas tu ? "
" Kiri kanan jalan tu , pokok je . Tinggi - tinggi . Tiang - tiang lampu lebih kurang je cahaya dia . Angin lagi . Salji lagi . Memang menyeramkan jugalah . " Jawab Siti Maisarah dengan lembut .
Kemudian , dipandangnya semua wajah yang berada di ruang itu dengan bersilih - ganti . " Nenek Diana masa tu , tak bercakap sikit pun . Dia bawa akak berjalan je . "
Suasana berangin mula bertiup . Suhu menjadi dingin . Cahaya kilat mula memancar dan bunyi guruh dilangit juga mula berdentum .
" Masa berjalan tu , angin bertiup je . Salji memang lebat . " Kata Siti Maisarah dengan suara yang lembut . " Masa tu , kitorang dengar satu suara . Suara perempuan . Menyanyi . Mendayu - dayu suara dia . "
" Hantu ke ? " Tanya Hagia Sofea dengan jelas .
" Macam orang bersenandung . Tapi , mendayu - dayu . Macam sedih . Menagis . Merintih . " Balas Siti Maisarah dengan lembut dan perlahan . " Bunyi tu , macam ada kat dalam angin ribut salji tu . "
" Akak sorang je ke yang dengar suara tu ? " Tanya Siti Nurjannah .
" Nenek Diana pun dengar tapi , tapi dia tak hiraukan . " Jawab Siti Maisarah dengan perlahan . " Dia buat - buat tak dengar . Yelah . Kalau kita fikir pun , buat apa orang nak buat bunyi macam tu dalam keadaan macam tu . Lagi fikir . Lagi buatkan kita takut . "
Siti Khumairah menyapu lengan dan tengkuknya sambil tersengih . " ' Haish ' . Seram pula . "
Siti Maisarah tersenyum . " Lama juga kitorang berjalan . Tapi tak lama lepas tu , kitorang sampai . Kitorang nampak Didie tengah duduk sorang - sorang kat Stesen Bas tu . Dia duduk peluk lutut . "
" Sejuklah tu ' kut ' . " Kata Sheila Asyikin dengan nada manjanya sambil memegang gelas Kopi O dengan ke dua belah tangannya .
" Tak . Bukan dia rasa sejuk . Jaket yang dia pakai malam tu . Tebal . " Kata Siti Maisarah dengan lembut .
" Dia sajalah duduk macam tu rasanya . Takkan dia nak baring pulakan . " Kata Siti Khumairah pula .
" Bukanlah . Pasal dia ' deng . . . " Siti Maisarah tidak dapat meneruskan ceritanya kerana , Petir berdentum dengan kuat .
Nurzaharah dengan perlahan mengalihkan dan merapatkan kerusinya dengan kerusi Nurzahirah .
" Pasal , dia pun dengar suara perempuan tu . Dia cakap . Suara perempuan tu , macam kat tepi dia je . Muka dia masa tu , memang pucat lesi . Dia takut sangat dah . Dia cakap suara tu , kadang - kadang macam berbisik - bisik kat telinga dia . " Kata Siti Maisarah dengan perlahan - lahan sambil dia terus memandang ke semua wajah yang berada di situ . " Lepas je jumpa dia . Kitorang terus bawa dia balik . "
" Tak bawa Lampu Suluh ke ? " Tanya Siti Nursamawi dengan jelas .
" Bawa . Nenek Diana pegang Lampu Suluh . Akak peluk dan bawa Didie berjalan balik ke rumah tempat kita menginap tu . " Balas Siti Maisarah . " Masa kitorang berjalan balik tu , akak dah rasa . Macam ada orang sentuh bahu akak . Tak sentuh macam kita selalu sentuh orang . Macam sentuhan lalu macam tu je . Lembut je rasa . Akak pun dah rasa lain dah masa tu . "
Hujan lebat turun mencurah - curah membasahi bumi . Berselang dengan pancaran cahaya kilat dan petir . Bersulamkan dengan dentuman guruh yang memekakkan telinga .
Siti Maisarah tersengih dan tersenyum sambil memandang ke arah wajah semua yang berada situ . " Akak tengok Nenek Diana pasal , suara tu macam ikut kitorang . "
" Nenek Diana tak cakap apa - apa ke masa tu ? " Tanya Hagia Sofea dengan lembut .
" Dia tengok depan dan cakap . Jangan pedulikan suara tu . Jalan je . " Balas Siti Maisarah dengan lembut .
" Onyang Nana tahu . Hantu . Tak nak mak takut . Tak suruh tengok . " Kata Nurzaharah dengan lembut .
" Sampai je rumah tu . Nenek Diana bawa Didie ke ruang tamu . Akak cepat - cepat tutup pintu . Masa tulah . Akak nampak . " Kata Siti Maisarah dengan tenang sambil tersenyum .
Ahmadi bergegas membuka dan mengambil Pizza pesanannya dan selepas itu , ditutupnya pintu Keretanya dan terus sahaja naik ke rumah .
" Lebat gila hujan . Memang pengsanlah malam ni . " Bisik hati Ahmadi sambil melangkah tangga naik ke rumah .
" Buaya Darat dah balik . Bawa Pizza nampak . Letaklah sekotak dua kat sini . " Sapa Pendekar Bayu dengan lembut sambil tersenyum .
Ahmadi memberikan bahagian untuk Pendekar Bayu dan semua yang berada di situ .
" Mana geng Permaisuri ? " Tanya Ahmadi .
" Kat dapur . Borak . " Kata Pendekar Bara sambil membuka Kotak Pizza . " Panas lagi ' wo ' . Makan - makan . "
Ahmadi berjalan menuju ke ruang dapur .
" Mak nampak Yuki - Onna ke ? " Tanya Nurzahirah dengan lembut .
" Tak tahulah tapi , masa mak nak tutup pintu tu , mak nampak perempuan pakai baju Kimono . Fesyen lama . " Jawab Siti Maisarah dengan lembut . " Muka tak nampak jelas tapi . Mak dapat agak . Memang cantik . Kulit dia putih macam salji . Rambut dia , panjang . Warna hitam .Terapung - apung kat luar . Macam terbang melayang - layang ikut angin . Perempuan tu pandang mak . "
" ' Waaarrggggghhhhh ' ! " Kata Ahmadi dengan kuat sehigga menyebabkan , semua yang berada di ruang dapur itu , ada yang menjerit dan ada yang menutupkan telinga dan ada juga yang memejam mata mereka dengan rapat .
Ahmadi tertawa besar sambil menuruni tangga .
" Kau nilah . Aku baling dengan gelas ni . Bisu kau tujuh keturunan . " Kata Siti Nursamawi lalu mengagah hendak membaling gelas mimumannya ke arah Ahmadi .
" ' Eleh ' . Takut ke ? " Tanya Siti Nurjannah persis menyindir .
" Cakap orang konon . Akak sendiri nak lari tadi . Pegang baju orang pula tu . " Balas Siti Nursamawi dengan laju .
Ahmadi meletakkan kotak - kotak Pizza di atas meja .
" Bau sedap . " Kata Nurzaharah dengan lembut .
Ahmadi duduk di kerusi untuk melepaskan lelahnya .
" Apa cerita ? " Tanya Hagia Sofea dengan lembut .
" Nak cerita , otak serabut ni . " Kata Ahmadi lalu mengambil sesuatu daripada dalam bahagian dada bajunya .
Selepas itu , diberikannya sejenis alat kepada Hagia Sofea . " Akak dengarlah . Didie nak cerita memang tak larat . Kepala serabut . "
" Apa tu ? " Tanya Siti Khumairah dengan lembut .
" Tu alat Sayap Peganiex . " Kata Sheila Asyikin lalu menggigit kepingan Pizzanya seperti Arnab menggigit Kangkung . " Abang rekod perbualan abang dengan Dyrad ke ? "
Siti Nursamawi menggigit Pizzanya dan melihat dan perasan akan mata Ahmadi .
" ' Aah . Abang rekod . Nak semua dengar dan nilai sendiri . Dalam bab ni , abang nak dengar pendapat semua orang dalam rumah ni . " Kata Ahmadi dengan lembut sambil tersenyum lalu berdiri . " Orang nak rehat . Nak tidur . Esok Didie tak ke Kedai . Nak jumpa dengan Bonda Permaisuri . Nak bincang pasal Hara . Kalau boleh Kak Sarah , Kak Mai , Kak Gia dan Kak Janne , ikut sekali . "
" Didie rehat dulu . " Kata Siti Maisarah dengan lembut .
" Die , kau menangis ke ? " Tanya Siti Nursamawi dengan lembut .
" Dengar rakaman tu . Lepas tu , kau akan tahu . Aku menangis ke tak . " Jawab Ahmadi dengan jelas lalu dia berlalu pergi selepas dia mengucup kepala Nurzahirah dan Nurzaharah .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pagi yang indah menerangi bumi . Pancaran cahaya Matahari menerangi setiap penjuru alam dengan ceria .
Disulami dengan kicauan Burung yang berciap dengan rancak .
Kucing peliharaan Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi kelihatan sedang duduk di atas meja di luar rumah .
Siti Nursamawi kelihatan sedang duduk dengan postur malas sambil meluruskan dan menyilangkan kakinya .
Matanya terpejam sambil mengunyah Gula - gula getah . Duduk rapat di sisinya , Sheila Asyikin yang sedang melihat ke Tablet miliknya . Mencari resepi - resepi baru untuk Kek Cawan Mini jualan mereka .
Siti Nurjannah yang sedang membawa sedulang minuman dan ditemani oleh Siti Khumairah dan Hagia Sofea yang membawa sedikit kuih dan muih mengeluh melihat Siti Nursamawi duduk dengan postur begitu .
Dilemparkannya dengan lembut Bantal Sofa ke arah dada Siti Nursamawi .
" Nak bagi tengok siapa bentuk aset Siti tu ? Duduk macam tu . Dengan baju ketat lagi . Duduklah elok sikit . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut . " Tahulah bulat . Besar . Siti perempuanlah . Tak elok duduk macam tu . "
" Kita kat rumahlah . Lelaki semua dah pergi kerja . Bertenanglah . Baju ni mana ketat . Besarlah . Cuma dia ada potongan je . Tu yang nampak ketat . " Balas Siti Nursamawi dengan bersahaja nadanya sambil tersenyum .
Dia memperbetulkan kedudukannya lalu memeluk bantal sofa ke dadanya .
" Biarkan je dia duduk macam tu . Esok - esok , kalau dah jadi Biawak . Insaflah tu . " Kata Nenek Diana dengan lembut .
Semua yang berada di situ tertawa kecil .
" Didie dah gerak ke Dunia Mitos ke ? " Tanya Hagia Sofea dengan lembut .
" Dah . Abang Daniel tak ikut . Dia nak tengok Kedai . Kat mana nak ubah suai jadi besar balik . " Jawab Siti Nursamawi dengan jelas . " Kak Sarah pun dah bincang dengan Abang Daniel . Dia akan uruskan hal Hara . Abang Daniel cakap . Apa - apa hal keputusan Kak Sarah , dia setuju je . Ayah Bayu pun cakap macam tu . "
Nenek Diana menganggukkan kepalanya dengan lembut .
" Nek . Nenek tahu ke pasal Sumpahan Azybashita tu ? " Tanya Hagia Sofea dengan jelas .
" Tahulah . Nenek ni hidup dulu daripada korang . " Balas Nenek Diana dengan tenang lalu menggigit Cekodok . " Sumpahan tu , sumpahan kuno . Dia sumpahan yang memang dahsyat . Kalau ikutkan sejarah teknik ni . Dihasilkan oleh seorang Pahlawan yang diupah untuk jaga Makan Pahlawan . Ikut adat kuno . Setiap Pahlawan tahap tertinggi , akan dikuburkan dengan Baju Perisai dan Senjata yang diorang gunakan masa hidup . Dah nama pun Pahlawan tahap tertinggi . Jadi Baju Perisai dan Senjata yang ditanam bersama diorang mesti yang kuat - kuat . "
" Jadi ? " Tanya Siti Khumairah .
" Banyaklah Pahlawan yang berusaha nak korek semua kubur tu . Tu pasal Penjaga Makam tu , hasilkan teknik tu , untuk sumpah semua Pahlawan yang korek kubur yang cuba nak tingkatkan Tenaga Elemen Warna dan Cahaya dengan cara yang singkat . " Balas Nenek Diana dengan jelas . " Kalau korang dah terkena . Memang jadi macam mayatlah . Berseorangan . Kesunyian . Mereput jadi macam tanah . Takde hubungan dengan darah daging sendiri . Kalau korang cuba juga nak bersentuhan macam nak bersalam pun . Akan sebabkan korang terbunuh sebab , Tenaga Elemen Warna dan Cahaya korang dah dipengaruhi dengan Elemen Tenaga yang amat negatif . "
Selepas itu , dia meneguk sedikit minumannya . " Kesian perempuan tu . Terpaksa berseorangan seumur hidup . "
" Sheila pun tak sangka . Abang dan Dyrad tu rupanya cinta lama yang terpisah kerana terpaksa . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut . " Sheila cuma kenal Dyrad tu , perempuan jahat je . "
" Tapi , macam mana kau tak tahu yang Didie ada cinta kat sana ? " Tanya Siti Nursamawi sambil menolak tangan Sheila Asyikin dengan sikunya dengan lembut .
" Sheila memang betul - betul tak tahu sebab , Sheila ikut abang kalau ada pertempuran besar atau buat rondaan je . " Balas Sheila Asyikin dengan manja . " Lagi pun , masa Abang kenalkan kita dengan Vanessa dulu , masa tu kita masih kecil lagi . Itu pun kat Dunia Manusia . Abang bawa Sheila datang ke Dunia Mitos , masa dah sekolah menengah . Dekat - dekat nak Tingkatan Enam rasanya . Antara selang masa tu , Sheila tak tahu apa cerita . "
Kemudian , dia meletakkan Tabletnya di sisinya . " Masa kitorang tangkap Akham Nessela tu dulu pun , Dyrad memang dah jahat . "
" Mungkin dalam selang masa Didie tak bawa Sheila tu kot diorang berkenalan dan bercinta . " Balas Siti Nurjannah dengan lembut . " Tapi , memang kesian jugalah dekat Didie . "
" Kak Sarah yang dah tengok Cincin yang Dyrad bagi tu . Dia cakap . Cincin tu memang cantik . Batu dia , macam Kristal atau Mutiara tapi , ada corak Bunga Orkid Hitam tu kat dalam . " Kata Siti Khumairah pula dengan jelas . " Kak sarah cakap . Itu warna Bunga Orkid jantan . Kalau Bunga Orkid Betina , warnanya Hitam dan Merah . "
" Kat mana Didie simpan ? " Tanya Hagia Sofea dengan tenang .
" Kat dalam laci meja wangian dia . " Balas Siti Khumairah .
" Kalau macam tu , kat dalam laci tu , ada empat bentuk Cincin . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut dan manja . " Daripada Sheila , Siti , Vanessa dan Dyrad . Rasa - rasa , Sheila pun pernah tengok Cincin tu . Masa Sheila dan Rara tolong kemaskan bilik dia rasanya . Sheila tanya Abang . Abang cakap daripada orang istimewa . Sama istimewa macam Sheila , Siti dan Vanessa . Abang cakap macam rakan sehidup sematilah . "
" Korang bongkar laci tu ke ? " Tanya Siti Nursamawi sambil tersengih .
" Takdelah . Kitorang buang semua barang yang Abang tak guna lagi . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut dengan reaksi wajah manjanya . " Barang - barang daripada Kak Sarah , Kak Mai , Kak Sofea dan Kak Janne pun ada dalam tu . Gambar arwah mak kitorang pun ada dalam tu . "
" Dia dah besar panjang dah . Dah tahu mana baik buruk . Biar dia pilih yang mana elok untuk diri dia . " Kata Nenek Diana dengan lembut dan tenang .
Kemudian , dipandangnya wajah Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi . "Korang berdua . Jangan nak serabutkan otak dia . Korang rapat daripada kecil lagi . Nasihat dia kalau perlu . "
" Okey bos ! " Kata Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi sambil tersenyum dan memberikan tabik hormat kepada Nenek Diana .
" Korang berempat pun . Budak bertiga ni . Kawal . Gila diorang bertiga ni liar . Perhatikan elok - elok . " Kata Nenek Diana lagi lalu dipandangnya wajah Siti Khumairah , Hagia Sofea dan Siti Nurjannah . " Bantai je kalau tak dengar cakap . Pecah kepala pun takpe . "
" Apa nenek ni ? " Tanya Siti Nursamawi sambil membuat muka . " Ada pula sampai nak memukul - mukul . "
" Betul - betul . " Sampuk Sheila Asyikin pula dengan reaksi wajah manjanya yang berkerut manja . " Kitorangkan dah besar . Mana boleh pukul . "
" Korang dengar sini . Selagi korang tak berlaki . Diorang berempat ni jadi pengawal korang . " Kata Nenek Diana dengan bersahaja nadanya .
" Nanti kitorang pujuk Didie . Benda boleh bincang . " Balas Siti Nursamawi dengan pantas sambil tersenyum .
Sheila Asyikin tertawa kecil sambil menutup mulutnya .
" Tak . Tak . Tak . Tak . Korang masih perlu tawan hati kitorang dulu . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut . " Siapa menang , dapat Didie . "
" Korang ingat Didie tu Hadiah Jackpot ke ? " Tanya Nenek Diana lalu tertawa kecil .
" Kitorang boleh je . " Balas Sheila Asyikin sambil tersengih dengan reaksi wajah manjanya .
Siti Khumairah menghumban Bantal Sofa ke arah Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi . " Tak malu betul korang ni . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Permaisuri Fiirapi menganggukkan kepalanya . Tanda mengerti apa yang dimaksudkan oleh Siti Maisarah .
" Bonda faham apa yang anakanda berdua maksudkan itu . Bonda berasa sukacita jika , Puteri Muda Pawaka tinggal di sini bersama bonda . Akan tetapi . Apakah anakanda sanggup , menahan rindu untuk berpisah sementara dengannya ? "
" Bonda . Tidaklah sanggup anakanda membayangkan jika , Puteri Muda Pawaka menuntut ilmu di tempat yang sama dengan Puteri Muda Pawana . Sudah tentulah , sindiran sinis akan kedengaran . Dan , ia akan sedikit sebanyak akan , mengguris perasaan mereka berdua . Anakanda tidak mahu ia berlaku . " Balas Siti Khumairah dengan lembut . " Berpisah kerana hanya menuntut ilmu . Tidaklah membebankan perasaan anakanda . Lagi pula , Raja Pawana juga akan berada di sini untuk menjadi temannya . "
" Jika begitu katanya anakanda , bonda akan turutkan . Tapi . Bonda tidak akan perkenankannya untuk menuntut di Akademi DiRaja . Walaupun , Akademi itu , ditubuhkan oleh Raja Pawana . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Bonda akan titahkan beberapa orang Guru DiRaja untuk mendidiknya dan , bonda juga akan turut sama mendidiknya dalam Seni Bahasa agar dia fasih Berbahasa Mitos dan Bahasa Manusia dan , dalam Seni Bela Diri . "
" Anakanda juga akan mengajarnya dalam bidang yang sama . " Kata Ahmadi pula dengan tenang .
" Jika anakanda ada kelapangan , wahai Raja Pawana . Tanggungjawab anakanda juga tersangatlah besar dan mustahak . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Tapi , janganlah diajar Teknik - teknik Elemen yang aneh dan pelik . "
" Hara , tinggal sini ? " Tanya Nurzaharah dengan perlahan . " Sekolah sini . Tak boleh jumpa Kakak . Tak boleh jumpa semua . "
Nurzahirah tersenyum lalu memegang kedua belah tangan Nurzaharah . " Takpe . Hara tinggal sini . Belajar kat sini . Berubat kat sini . Kalau cuti sekolah nanti . Hara boleh pulang rumah . "
" Boleh ? " Tanya Nurzaharah lagi dengan lembut . " Nenda tak marah ? "
Nurzahirah menganggukkan kepalanya sambil terus tersenyum . " Mestilah boleh . Anggap je . Hara bersekolah kat Sekolah Berasrama Penuh . Jenis sekolah ni , memang berpisah dengan keluarga . Kalau cuti je baru pulang rumah . Beza dia . Hara sekolah kat Dunia Mitos . Akak , sekolah kat Dunia Manusia . "
Nurzaharah menganggukkan kepalanya tanda memahami apa yang diperkatakan oleh Nurzahirah . " Belajar sama ? Kira - kira ? Planet - planet ? Hara nak belajar cakap . Hara cakap . Tak pandai . Sikit - sikit , tahu . Banyak . Tak pandai . "
" Itu , akak tak tahu . Kena tanya dengan Nenda Permaisuri . " Balas Nurzahirah dengan lembut .
" Apakah persiapan yang perlu dilakukan untuk Puteri Muda Pawaka ? " Tanya Siti Maisarah dengan lembut .
" Tentang itu , usahlah anakanda khuatir . Bonda akan persiapkan segalanya . Sesi pendidikan dan sesi perubatannya , bonda akan persiapkan segalanya . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut lalu memegang tangan Siti Maisarah . " Dia akan tinggal dan belajar dalam Istana bonda . Dia akan dirawat di dalam Istana bonda dan , bonda sendiri yang akan merawatnya . "
" Anakanda menjunjung kasih atas titah bonda . " Kata Siti Maisarah dengan lembut sambil tersenyum . " Tidaklah terbalas jasa bonda . "
Permaisuri Fiirapi membalas senyuman Siti Maisarah . " Anakanda bersaudara , telah sudi jadi anakanda bonda . Sudah jadi tanggungjawab bonda untuk memenuhi permintaan anakanda itu . Lagi pula . Permintaan anakanda ini , bukanlah sesukar mana . Ia hanya permintaan kecil sahaja . "
Kemudian dia memanggil salah seorang Ketua Dayang Istananya . " Siapkan persalinan Istana untuk Puteri Muda Pawaka . Semua persalinan untuk dikenakan seharian di dalam Istana dan untuk Seni Bela Diri . Siapkan juga Pakaian Beradu DiRaja . Ukuran tubuhnya , sama seperti ukuran tubuh Puteri Muda Pawana . Cuma besarkan sedikit kerana , dia agak sedikit berisi daripada Puteri Muda Pawana . "
Ketua Dayang Istana itu merendahkan sedikit tubuhnya tanda menuruti akan perintah Permaisuri Fiirapi dan berlalu pergi .
" Bonda , tidaklah perlu untuk disiapkan banyak persalinan itu . " Kata Siti Maisarah dengan lembut .
" Anakanda , Puteri Muda Pawana dan Puteri Muda Pawaka adalah cucunda beta . Pewaris Bonda . Pewaris anakanda . Pewaris kepada kerajaan ini . " Kata Permaisuri Fiirapi lalu , membelai kepala Siti Maisarah yang berlapiskan tudung dengan lembut . " Memang selayaknya disiapkan Persalinan Istana yang banyak . "
Siti Maisarah hanya menganggukkan kepalanya dengan lembut . Tidak terdaya baginya untuk membantah kata - kata Permaisuri Fiirapi itu .
" Apakah anakanda berdua ini bermalam di sini ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
" Anakanda berdua dan cucunda bonda berdua itu , akan bermalam di sini . " Kata Ahmadi dengan lembut dan tenang . " Esok hari sahaja anakanda berangkat pulang . "
Tersenyum lebar Permaisuri Fiirapi mendengar jawapan Ahmadi . " Jika begitu . Bersalinlah anakanda . Kita ke Taman DiRaja . Kita bercerita tentang apa yang akan dipelajari oleh cucunda bonda yang seorang itu . "
" Hara nak belajar macam - macam . Nak jadi pandai . " Kata Nurzaharah dengan jelas walaupun , reaksi wajahnya yang kaku , nadanya jelas menunjukkan keterujaannya .
" Jangan tak pergi sekolah . Kalau Cikgu ajar , kena dengar betul - betul . Kalau tak dengar , cikgu rotan Hara . " Kata Nurzahirah sambil tersenyum .
" Rotan ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut . " Rotan , apa ? "
Seorang Dayang Istana menghampiri Nurzahirah dan Nurzaharah yang sedang rancak bercerita .
" Tuanku Puteri . Tuanku Permaisuri menitahkan agar Tuanku Puteri berdua masuk ke Istana dan bertukar kepada Persalinan Diraja . " Kata Dayang Istana itu dengan sopan dan lembut .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Kelihatan Nurzahirah dan Nurzaharah sedang berjalan - jalan di tepi sebuah tasik yang amat indah pemandangannya .
Mereka ditemani oleh seorang Pengasuh DiRaja Istana .
" Inang . Apakah yang akan dipelajari oleh adinda beta ? " Tanya Nurzahirah dengan lemah dan lembut nada suaranya .
" Ampunkan patik Tuanku Puteri Muda Pawana . Patik juga kurang periksa ." Kata Pengasuh DiRaja itu dengan sopan . " Tapi . Jika betul kiraan patik . Berkemungkinan , Puteri Muda Pawaka akan mempelajari perkara yang sama dengan apa yang Puteri Muda Pawana belajar di Dunia Manusia . Mungkin , ada sedikit sahaja perkara yang mungkin akan lebih dipelajari oleh Tuanku Puteri Muda Pawaka . "
Nurzaharah berpeluk tubuh dan memejamkan matanya . " Tak tahu . Tapi . Hara rasa , mesti susah . "
Inang Istana tersenyum . " Tuanku Muda Pawaka . Semua perkara pada awalnya . Memang akan terasa susah . Akan tetapi . Jika kita tidak berputus asa . Dan , tetap berusaha , terus mencuba . Sudah tentulah yang susah tadi , akan menjadi mudah dengan perlahan - lahan . "
" Seperti di dunia anakanda , Puteri Muda Pawaka juga akan mempelajari akan pelbagai aliran pembelajaran . Contohnya seperti beberapa aliran Sains , aliran Matematik dan juga bahasa . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Tapi . Memandangkan dia akan tinggal bersama - sama dengan bonda . Bonda akan mendidiknya cara hidup Istana . Daripada gaya bahasa pertututuran dan segala pergerakan dan tingkah - laku . Sama seperti bonda tekankan kepada Putera Pawana dan Puteri Pawaka . Bonda juga akan berikannya didikan Agama Tauhid . Agama Tuhan yang satu . Tuhan Yang Esa . "
Siti Maisarah menganggukkan kepalanya dengan lembut . " Anakanda menjunjung kasih cadangan bonda . Kelak nanti , tidaklah dia berasa rendah diri lagi di hadapan semua tetangga . "
Permaisuri Fiirapi tersenyum lalu memegang tangan Siti Maisarah .
Dua Dayang Istana menuju ke arah Ahmadi , Siti Maisarah dan Permaisuri Fiirapi .
" Ampunkan hamba berdua . Tiga orang Ketua Pahlawan DiRaja ingin bertemu dengan Raja Pawana . " Kata seorang Dayang dengan lembut dan sopan . " Katanya . Ada perkhabaran penting untuk disembahkan . Ampun Tuanku . "
Ahmadi dengan segera bangun dan berjalan menuju ke arah pintu Pagar Istana .
Kelihatan Putih , Paquine dan Merowran sedang menunggu ketibaannya .
" Apa korang nak ? " Tanya Ahmadi dengan bersahaja .
" Janganlah marah . Ada perkara penting ni . " Kata Putih dengan jelas . " Paga dan Vivian cuba nak masuk ke Dunia Manusia tapi tak dapat sebab , kitorang halang dia . Dah banyak kali juga dia nak pecah masuk . "
Sedikit berkerut dahi Ahmadi mendengar kata - kata Putih .
" Laporan Kucina dan Witchie . Ada kelibat Dyrad kat Dunia Manusia tapi , diorang kehilangan jejak . Tuan tahulah , Dyrad tu bukannya Pahlawan calang - calang . " Kata Paquine pula dengan tenang . " Kitorang rasa , hal ni mesti ada kaitan dengan kehadiran Dyrad kat Dunia Manusia . "
" Mungkin pasal marah sebab tak dapat lepas , diorang arahkan sepasukan Pahlawan Kegelapan serang kerajaan kecil yang berada kat kawasan jajahan Kerajaan Lagenos . Kerajaan Marpass . " Celah Paquine pula dengan lembut .
" Apa situasi sekarang ? " Tanya Ahmadi dengan agak pantas .
" Pahlawan Kerajaan Marpass sedang bertahan dan melakukan serangan balas . " Balas Paquine dengan tenang .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Siti Nursamawi melentikkan pinggangnya . " Sakit pinggang aku . Banyak juga baju Didie hari ni . Berapa lama dia kumpul tak tahulah . "
" Ni kali pertama baju cucian abang banyak macam ni . " Kata Sheila Asyikin dengan manja sambil memeluk dua bakul baju yang telah kosong dan telah ditindih .
" ' Ek eleh ' korang ni . " Kata Hagia Sofea sambil membuat muka . " Cuba bandingkan ampaian baju korang dengan baju Didie . Korang punya tujuh ampaian tau . Didie punya satu je . Satu hari berapa kali korang tukar baju ? "
Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin hanya tertawa .
Sheila Asyikin melihat ke arah lengan kanannya kerana merasakan getaran tenaga Corak Semboyan yang tiba - tiba terukir pada lengannya .
" Corak apa tu ? " Tanya Hagia Sofea dengan tenang .
" Corak semboyan . Daripada abang . Maksudnya , abang panggil Sheila untuk ikut dia dalam perang . " Jawab Sheila Asyikin dengan jelas .
" Apa ? " Tanya Siti Nursamawi dengan pantas .
Siti Khumairah dan Siti Nurjannah berjalan keluar dan mendapati , Hagia Sofea , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi sedang bersembang duduk di atas tangga .
" Nak kena budak bertiga ni . " Kata Siti Khumairah dengan lembut . " Korang borak apa ? Nak keluar melaramlah tu . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Selepas mendapat perkenan daripada Permaisuri Fiirapi , Putih , Paquine dan Merowran memacu kuda mereka dengan pantas menuju ke Kerajaan Marpass dengan segera .
Turut berada bersama dengan mereka adalah semua rakan - rakan Putih yang merupakan Ketua Panglima DiRaja Lagenos .
Sementara itu , Ahmadi muncul di bawah rumahnya .
Permaisuri Fiirapi dan Siti Maisarah menuju ke arah ruang perhubungan sementara Nurzahirah dan Nurzaharah pula dibawa ke Kamar Asuhan .
Permaisuri Fiirapi meletakkan tangan kanannya di atas sebiji Kristal di atas satu lambang kecil yang berbentuk Jata Kerajaan Marpass .
Ratu Belstar yang sedang menemani suaminya , Raja Dakra mengatur strategi perperangan , dengan segera menuju ke arah Kristal Perhubungan .
" Salam sejahtera juga ke atas Yang Mulia Permaisuri Fiirapi . " Kata Ratu Belstar menyambut salam Permaisuri Fiirapi .
" Kenapakah Ratu Belstar tidak segera menghubungi beta ? Bagaimanakah keadaannya kerajaan Tuanku Ratu ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
" Ampunkan beta wahai Permaisuri . Tidaklah beta berdua terfikir hendak menghubungi Tuanku Permaisuri kerana , serangan ini , berlaku dengan secara tiba - tiba . " Balas Ratu Belstar dengan lemah - lembut . " Kerajaan ini sedang bertahan dan melakukan serangan balas . "
" Kerahkan bala tentara untuk terus bertahan dan melakukan serangan balas . Jangan dibiarkan semua pintu kerajaan Tuanku kelihatan lemah . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas . " Raja Pawana bersama pasukannya sedang dalam perjalanan ke sana . "
Pertempuran berlaku dengan sengit . Pasukan Kerajaan Marpass bertempur dengan pasukan yang diketuai oleh Jorgan .
Seorang Pahlawan bertubuh sasa dan bertanduk dua pada dahinya .
Catapult dan Trebuchet musuh menghentam Menara Peninjau Kerajaan Marpass namun , tidak berjaya meruntuhkannya .
Pasukan Kerajaan Marpass melakukan serangan dengan melepaskan serangan daripada Catapult dan Trebuchet mereka .
Malah , hujan - hujan anak panah juga dilepaskan daripada kedua - dua belah pihak .
" Adinda , kerahkan semua rakyat jelata ke Rumah Perlindungan . " Kata Raja Dakra dengan jelas . " Kanda akan bersama dengan pasukan kita untuk menewaskan musuh . "
Ratu Belstar menganggukkan kepalanya walaupun , dia digigit dengan kekhuatiran .
Raja Dakra berlalu pergi meninggalkan Ratu Belstar .
Ratu Belstar berjalan dengan agak pantas dan keluar menuju balai utama . Sewaktu dalam perjalanan ke sana , dia terlihat akan permata - permata hatinya sedang berbincang .
" Putera Dastan . Bawa sepasukan kita untuk berkawal di Pintu Utara . Pintu itu utama dan penting bagi kerajaan kita . Ketuailah pasukan itu . " Kata Ratu Belstar dengan jelas .
" Anakanda menjunjung titah . " Kata Putera Dastan dengan jelas lalu dia berlalu pergi .
" Putera Emras . Ketuailah Pintu Selatan . Jagalah pintu Selatan seperti mana anakanda menjaga nyawa anakanda . " Kata Ratu Belstar dengan tenang .
Putra Emras menganggukkan kepalanya dengan wajah yang gagah dan berani lalu dia pergi menjalankan tugasnya .
" Puteri Ciera , Puteri Selen . Anakanda berdua pula akan pertahankan Pintu Barat dan Pintu Timur . " Kata Ratu Belstar lagi dengan jelas .
" Anakanda berdua menjunjung perintah . " Kata Puteri Ciera dan Puteri Selen dengan jelas dan gagah .
Ratu Belstar memandang ke arah Puteri Bungsunya . " Wahai Puteri Akhlast . Anakanda akan menemani bonda untuk melindungi akan keselamatan rakyat kita dikawasan perlindungan . "
Puteri Akhlast menganggukkan kepalanya sambil tersenyum .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Yang lelaki pergi kerjalah . Menyamar dalam Pasela . Abang Daniel kat kedai . " Kata Siti Khumairah dengan lembut .
Stephen Akio Kenzo menyambut panggilan Ahmadi . " Yo . Saya ? Saya setengah hari ni . Kenapa ? Apa ? ! Bila ? ! Sekarang ke ? ! Okey . Okey . "
Ahmadi memasukkan semula Smartphonenya ke poketnya . " Yang ada kat sini , sedia . Lepas diorang semua datang kat sini . Kita bertolak . "
Selepas itu , dia melepaskan sedikit keluhan kecil . " Akak bertiga , nak ikut tak ? "
" Boleh tapi , kitorang tak ikut berperang . Nak lepak kat Istana . Kot - kot ada sesuatu yang kitorang boleh tolong Didie dan Sheila kat sana . " Kata Siti Khumairah dengan lembut .
" Okey . Akak jumpa dengan bonda dan cakap . Kerja atas meja hari ni , akak bertiga tolong siapkan . " Balas Ahmadi dengan jelas .
" Takde masalah . " Kata Hagia Sofea pula .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Inang . Sementara kita tunggu di sini . Sudilah kiranya , Inang menceritakan kepada beta berdua tentang sejarah kerajaan ini . " Kata Nurzahirah dengan jelas .
Pengasuh Istana itu tersenyum lalu , dia berdiri dan mengambil sebuah buku yang agak tebal .
Kemudian , dia duduk di antara Nurzahirah dan Nurzaharah .
Share this novel