Rate

BAB 35 PERANGKAP II

Fantasy Series 3820

Puan Finura bersama anggotanya bergerak dengan perlahan . Mata dan deria mereka meneliti segala pergerakan di sekitar mereka .

" Panglima , Assassin dah bersedia untuk mendekati tebusan . Hanya tunggu arahan daripada Panglima . " Lapor salah seorang anggota Assassin Puan Finura .

" Tunggu dulu . " Balas Puan Finura . " Musuh sedang memerhati kita . "
Dia menyentuh tanah . " Archer , bersedia . Elemental , lindungi Archer dan Assassin . "

Sebaik sahaja mendapat arahan daripada Puan Finura , para anggota Assassin bergerak dengan pantas untuk menyelamatkan tebusan .

Setiap anggota Archer dan Elemental pasukan kecil Puan Finura telah pun bersiap sedia untuk melindungi rakan - rakan mereka .

" Bawa pasukan awak pergi dari sini sekarang juga . " Kata salah seorang daripada tebusan dengan lemah kerana telah kehilangan banyak darah . " Ini cuma perangkap . Pergi . "

Sebaik sahaja tebusan itu selesai berkata - kata , beberapa cahaya serangan Elemen muncul dari beberapa arah .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Aivira duduk bersandar . Dia menyilangkan dan menggoyang - goyangkan kakinya . Dia berpeluk tubuh . " Pasal tu ke si gila ni bawa saya ke sini ? "

" Lebih kurang macam tulah . " Balas Sougaena Hasyura . " Kalau ayah , itu antara sebab kenapa Didie bawa Ai ke dunia ni . Sebab lain , kena tanya Didie tu sendiri . "

Aivira membelai rambut Ahmadi . " Sayang , kenapa ayang yang kena lawan dengan pahlawan tu ? Tak ada yang lain lagi ke selain daripada ayang ni ? "

Aqilah dan Arakin hanya tersengih melihat perlakuan Aivira terhadap Ahmadi .

Ahmadi meramas pipi Aivira . " Sayang , kan Sayang dengar tadi . Sayang tu Hybrid tulen . Hybrid yang sempurna . Sayang je yang boleh lawan dia . Ayang memang boleh lawan . Tak ada masalah tapi , ayang kena pastikan semua tebusan tu dalam keadaan yang selamat . "
Dilepaskannnya pipi Aivira . " Lagi satu , aku tak tahu lagi , berapa orang Pahlawan Hybrid Puak Lizarck tu . "

" Ai , ini takdir Ai sebagai Pahlawan Hybrid daripada puak kita . " Kata Kiusa dengan jelas dan tenang . " Nasib je tangan atok ni dah tak kuat . Kalau tak , atok pun nak juga ikut sekali . "

" Tak payahlah . Tangan atok tu dah bertukar besi dah . Kesian nenek tu . Atok tinggal je kat rumah . Teman nenek pergi jalan - jalan ke . Makan Aiskrim ke . " Balas Aivira secara spontan sehingga Aqilah dan Arakin tertawa kecil manakala Puan Ziera pula hanya tersengih .
Dilontarkannya pula pandangannya ke arah Aqilah dan Arakin . " Yang diorang berdua ni ? "

" Aqilah tu Kapten pasukan Hybrid puak ni . Kalau kau tak nak datang tadi , nak tak nak , aku terpaksa bawa dialah . " Balas Ahmadi dengan nada yang bersahaja . " Arakin ni , dia macam kau masa kau masih berhingus lagi . Kaki pukul kat Akademi . Semalam pun dia bergaduh juga . "

" Jangan nak mengada - ngadalah . " Pintas Sougaena Hasyura dengan agak pantas . " Korang semua lagi teruk . Apa benda nakal yang korang tak pernah buat . Cakap sekarang . "

" Dia ketua kitorang . " Balas Aivira lalu menunjuk Ahmadi . " Ayah tanyalah dia . "

" Kau jangan nak banyak cakap . Mari ikut aku . " Kata Ahmadi dengan tenang lalu dicubitnya pipi Aivira . " Kita pergi ke Istana . Menghadap Permaisuri kerajaan ni . "

" Ayah , atok , nenek . Ai pergi dulu . " Pinta Aivira dengan senyuman . " Doakan kitorang selamat pergi dan selamat kembali . "

" Pergilah . " Balas Puan Ziera . " Nenek bangga , semangat Pahlawan puak ni masih segar dalam badan cucu - cucu nenek . "

Aivira tersenyum lalu memukul bahu Ahmadi dengan agak kuat sehingga Ahmadi memukul wajah Aivira dengan menggunakan bantal sofa . " Orang gila , cepatlah . "

" Kau pun gila juga pasal kau ikut aku . " Balas Ahmadi lalu berdiri dengan gayanya . " Aqilah , pergi kumpulkan kawan - kawan Hybrid kau . Dalam masa sejam , aku dan abang kau tunggu kat Kem DiRaja . "

" Baiklah . " Balas Aqilah dengan tenang lalu dia melenyapkan dirinya .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sheila Asyikin membawa puluhan anggota pasukan DiRajanya menuju ke arah sasaran mereka .
Mereka berada di dalam kawasan hutan . Sewaktu mereka sedang bergerak ke hadapan , Sheila Asyikin mengarahkan pasukannya berhenti .

Sheila Asyikin meneliti kawasan sekitar . Derianya mencerna setiap atom yang bergetar di sekeliling mereka .

" Paquine , Merowran, tolong tinjau sekitar kawasan ni . " Arah Sheila Asyikin dengan jelas dan tenang .

" Baiklah . " Sahut Paquine dan sebaik sahaja dia menyahut arahan Sheila Asyikin itu , Merowran menghasilkan satu bunyi . Seakan - akan bunyi seekor Burung namun , bunyi itu halus dan agak nyaring .

Sebaik sahaja bunyi itu dihasilkan , beberapa orang anggota Sheila Asyikin yang sama puak dengan Paquine dan Merowran , lenyap daripada pandangan mata dengan sekelip mata .

" Putih , tinjau kawasan ni dari arah atas . Pastikan tak ada kawasan yang terlepas . " Arah Sheila Asyikin lagi .

Tanpa berlengah , Putih melenyapkan dirinya dengan pantas .

" Eaglang , bawa kawan - kawan awak pergi tinjau kawasan di dalam hutan ni . " Kata Sheila Asyikin lagi memberikan arahan .

Eaglang menghasilkan satu bunyi . Juga persis bunyi seekor Burung . Bunyi yang jelas gagah dan perkasa nadanya .
Selepas itu , setiap anggota pasukan Sheila Asyikin yang sama puak dengan Eaglang dengan sepantas kilat melenyapkan diri mereka .

" Latiri , awak bawa kawan - kawan awak periksa lantai hutan . Periksa setiap balik pokok yang korang lintasi . " Arah Sheila Asyikin lagi .

Sebaik sahaja mendapat arahan , Latiri mengaum seperti seekor Harimau . Ngauman yang membawa arahan kepada rakan - rakannya .
Tidak lama selepas itu , setiap anggota pasukan Sheila Asyikin yang sama puak dengan Latiri dengan pantas meluru masuk ke dalam hutan .

" Witchie dan Kucina . Pergi bawa kawan - kawan awak periksa kat dahan - dahan pokok . Pastikan tak ada yang terlepas daripada pandangan mata korang . " Kata Sheila Asyikin lagi .

Kucina dan Witchie mengiau . Laksana bunyi Kucing yang yang hendak bergaduh .
Dan selepas itu , mereka berdua bersama dengan semua rakan - rakan mereka masuk ke dalam hutan dengan pantas .

Kini yang tinggal hanyalah , anggota pasukan yang berfizikalkan Makhluk Mitos yang sebenar .

" Apa arahan Tuanku untuk kitorang ? " Tanya Hose .

" Kita tunggu di sini . Bersedia . " Jawab Sheila Asyikin . " Pastikan awak semua bersedia untuk menerima sebarang serangan . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Bunyi tapak kasut mengetuk lantai yang berlapiskan campuran Marmar Embun dan Marmar Air memecah kesunyian .

" Die , awak tak pernah cerita pun kat kitorang , yang awak ni ada hubungan dengan permaisuri kat dunia ni . " Kata Aivira sambil meletakkan kedua belah tangannya di belakang kepalanya .

" Kalau aku cerita pun , nak ke korang percaya kat aku atau Sheila ? " Tanya Ahmadi dengan jelas . " Lagi satu , guna ayat yang elok sikit . Bukan ayat ' Hubungan ' . Tapi , ' Pertalian ' .

" Sekarang ni kan kitorang dah boleh percaya kat korang . " Balas Aivira lalu dia menurunkan tangannya . " Tapi , kalau boleh , jangan bagitahu dulu pasal saya kat diorang yang lain . Saya masih belum bersedia lagi . "

" Kau takut diorang tak dapat nak terima kau ke kalau kau bagitahu ? " Tanya Ahmadi dengan lembut .

Aivira mengeluh . " Yelah . Diorang tu bukannya macam kau . Kau dan Sheila memang dah tahu . Dah berapa lama korang tahu pun , tsaya pun tak tahu . Entah - entah , Siti pun dah tahu dah . "

" Bertenanglah . Boleh je bagitahu diorang tu semua . " Kata Ahmadi . Memujuk . " Tapi , ikut cara aku . "

" Yelah . Yang penting , diorang tu tak terkejut sangat . " Balas Aivira lalu memandang Ahmadi yang memandang ke depan .

Sebaik sahaja Ahmadi dan Aivira sampai di depan pintu , dua orang Dayang Istana menundukkan kepala mereka sebagai tanda hormat lalu memegang tombol pintu yang diperbuat daripada Zamrud .

Kerancakkan perbualan Permaisuri Fiirapi bersama dengan Siti Nursamawi , Siti Khumairah dan Fateh terganggu .

Ahmadi dan Aivira melakukan gerakan hormat .

" Bonda , anakanda masuk menghadap membawa bersama putera sulung Tuan Hasyura dan Panglima Finura . " Kata Ahmadi dengan jelas .

Permaisuri Fiirapi berdiri lalu menghampiri Ahmadi dan Aivira . Disusuli oleh Siti Nursamawi , Siti Khumairah dan Fateh .

" Pemuda inikah Pahlawan Hybrid Aexrica yang diceritakan oleh Puteri Pawaka ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan lembut .

" Benar bonda . " Balas Ahmadi dengan jelas dan tenang . " Dia ini adalah merupakan kenalan rapat anakanda bertiga . "

" Bangun . " Kata Permaisuri Fiirapi lalu Ahmadi dan Aivira berdiri . " Adakah anakanda telah tahu berapakah jumlah Pahlawan daripada Puak Lizarck itu ? "

" Belum lagi bonda . " Jawab Ahmadi dengan jelas . " Tapi , anakanda telah mempersiapkan Pahlawan Hybrid yang diketuai oleh Kapten Muda Aqilah . Anakanda sendiri yang akan mengetuai pasukan kecil ini . "

Permaisuri Fiirapi hanya tersenyum . Manis semyumannya . " Pergilah berjuang . "

" Anakanda menjunjung titah . " Balas Ahmadi lalu berlalu pergi .

Siti Nursamawi mengeluh dan keluhannya itu disedari oleh Permaisuri Fiirapi .

" Putera Pawana . " Panggil Permaisuri Fiirapi dengan lembut .

" Bonda . " Balas Ahmadi .

" Bawa Puteri Semarak Api sekali . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas sambil memegang bahu Siti Nursamawi . " Api si Bunga Hutan ini menjadi malap kerana berada di dalam Istana bonda . Ada baiknya , temukan dia dengan Puteri Pawaka . Apinya malap kerana tidak berada jauh daripada Adinda Pawaka dan anakanda sendiri . "

Aivira memandang ke arah Ahmadi .

Ahmadi mengeluh . " Apakah bonda pasti , si Bunga Hutan ini akan menyala apinya sebaik sahaja bertemu dengan si Bunga Hutan yang sekuntum lagi itu ? "

" Mereka berdua hanya Api sahaja wahai Putera Pawana . Anakanda tahu akan itu . " Balas Permaisuri Fiirapi . " Tapi , yang menyalakan Api mereka , dan yang akan menjadi minyaknya hanyalah anakanda sendiri . Anakanda sendiri yang akan menentukan kekuatan Api yang ada pada Elemen mereka berdua . Bonda pasti , anakanda juga sedar akan hal itu.

" Dia belum bersedia . " Balas Ahmadi .

" Apa beza Puteri Semarak Api dengan anakanda dan adinda Pawaka wahai Putera Pawana ? " Tanya Permaisuri Fiirapi sambil tersenyum . " Jangan khuatir wahai Putera ku . Bonda tahu apa yang berada di benak anakanda . Adinda anakanda ini telah pun bersedia . "

Ahmadi mengeluh lalu berjalan keluar sambil menggaru kepalanya . " Cepat . "

Siti Nursamawi tersenyum lebar lalu memeluk Permaisuri Fiirapi . Selepas itu , dia mengejar Ahmadi dan Avira .
Selepas dia tiba dan daun pintu ditutup , pipinya dicubit dengan agak kuat oleh Ahmadi .

" Awak dan Sheila kalau tak susahkan orang gila ni , tak sahkan . " Kata Aivira persis cuba berlagak matang .

" Kau jangan nak berlagak nak jadi macam abang - abang pula . " Balas Siti Nursamawi lalu ditumbukknya perut Aivira sehingga menyebabkan Aivira terlutut ke lantai .
Kemudian , ditarikanya leher baju Ahmadi dengan agak kuat . Seperti biasa , Ahmadi tetap dengan wajahnya yang bersahaja . " Kau , kalau kau buat hal , aku cakap kat bonda . "

Ahmadi mencubit lagi pipi Siti Nursamawi dengan kuat .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Aqilah , abang awak tu macam mana orangnya ? " Tanya Cici .

" Abang saya tu . Daripada apa yang saya nampak tadi . Dia tu baik . Gila - gila bahasa sikit . Kelakar juga . " Jawab Aqilah . " Abang saya tu , memang berkawan rapat dengan Tuanku Pawana dan Tuanku Pawaka kat Dunia Manusia . "

" Apa kerja abang awak kat Dunia Manusia tu ? " Tanya Meera .

" Tak tahulah . " Jawab Aqilah . " Mak dan ayah saya pernah cerita . Abang saya tu , kerja dia bahaya . "

Aqilah bersama kumpulan Hybrid kecilnya menunggu kehadiran Ahmadi .

" Tapi apa yang saya pasti . Abang saya tu memang kacak . " Kata Aqilah sambil tersenyum manis . " Dan lagi satu . Abang saya tu , memang sebiji macam Manusia . Tak nampak langsung yang dia tu Hybrid macam kita . "

" Ini ke Pahlawan Hybrid yang ada dalam pasukan ni ? " Tanya Aivira .

Kehadiran Ahmadi bersama Siti Nursamawi dan Aivira telah memeranjatkan Aqilah dan rakan - rakannya .

" Ada lagi . " Balas Ahmadi . " Takkan nak bawa semua . Diorang ni semua pun dah cukup handal dah . Senang cakap , diorang ni semua antara Pahlawan Hybrid yang hebat . Ketua diorang ni , adik kaulah . "

" Jadi , kita kena pimpin pasukan ni dan bertemu dengan pasukan yang Sheila pimpin dan lepas tu , kita semua pergi bantu pasukan mak Aivira . " Kata Siti Nursamawi . " Macam tu ke ? "

" Lebih kurang macam tulah . " Balas Ahmadi sambil menganggukkan kepalanya .

Aivira menghampiri Aqilah dan dengan perlahan dia menyentuh rambut Aqilah dengan lembut . Tujuh warna cahaya terpancar dan selepas itu terpadam semula .

" Apa kau buat tu ? " Tanya Siti Nursamawi dengan jelas .

" Saya hubungkan Benang Sutera Deria Elemen saya dengan milik adik saya ni . " Jawab Aivira dengan tenang . " Saya kena jaga dia . Kalau dia dalam keadaan yang berbahaya , saya boleh tahu . "

Ahmadi dan Siti Nursamawi tergelak sehingga menyebabkan wajah Aivira menjadi sedikit merah .

Ahmadi memukul bahu Siti Nursamawi dengan lembut . " Sayang adik . " Dia tergelak lagi .

" Kau tak nak pegang rambut aku ? " Tanya Siti Nursamawi lalu menghalakan kepalanya ke arah Ahmadi dengan sedikit manja sambil tergelak dan tersenyum . " Nanti kalau aku dalam bahaya , kau boleh selamatkan aku . "

" Bagilah dia peluang . " Balas Ahmadi sambil tertawa . " Dia nak jadi matang tu . Nak jadi abang mithali . Abang penyayang . "

" Korang berdua diam ! " Jerit Aivira dengan geram kerana Ahmadi dan Siti Nursamawi terus mentertawakannya .

" Dah tu . " Kata Ahmadi lalu menolak manja pipi Nursamawi sambil tersenyum . " Kita jumpa Tuanku Pawaka . Kita guna Lingkaran Taisa . "
Dipandangnya wajah Aqilah . " Ini teknik bahaya . Aku sendiri pun tak mahir lagi . Pegang tangan . Aku tak dapat jamin dapat selamatkan korang kalau kita terpisah dalam ruang masa . "

Rakan - rakan Aqilah saling berpandangan malah , tidak kurang juga ada yang tersenyum .

" Soalan , kalau teknik bahaya dan awak sendiri pun tak mahir lagi , kenapa awak nak guna juga ? " Tanya Aivira .

" Kita perlu jumpa Sheila secepat yang mungkin . " Jawab Ahmadi dengan pantas lalu memegang tangan Siti Nursamawi .

Aivira menganggukkan kepalanya dan memegang tangan Aqilah dan menyebabkan , Aqilah berasa sedikit malu . " Ikut cakap Raja Aqilah , biar pun dia ni tak betul sikit tapi , dalam situasi macam ni , dia jarang nak main - main . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Puan Finura bergerak dengan tangkas sambil melibas - libaskan Pedangnya di udara menangkis serangan Elemen terutamanya daripada serangan Gunslinger musuh .
Tiba - tiba , beberapa akar yang besar meluru ke arahnya . Dia dengan tenang , mencincang akar tadi . Selepas itu , dicucukkannya mata Pedangnya ke tanah .
Cahaya berlingkar menuju ke arah sasarannya dan tidak lama selepas itu , beberapa siri letupan berlaku .

Serangan Elemen semakin bertalu - talu daripada ke dua belah pihak .

Gunslinger daripada Pasukan Puan Finura telah berjaya menumpaskan Gunslinger daripada pasukan musuh .

Puan Finura mengarahkan anggota Psikiknya membawa dan mengiring tebusan untuk keluar daripada kawasan itu melalui Telepati .

Ketika tebusan hendak di bawa keluar daripada kawasan itu , beberapa anggota musuh cuba hendak menghalang tindakan itu dengan menghasilkan kepungan api yang merah membara .

Anggota pasukan Puan Fiinura yang hendak menyelamatkan tebusan itu terkepung .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sheila Asyikin memandang ke arah 13 Pahlawan Kerajaan Lagenos yang telah pun berpaling tadah .

Semua Pahlawan itu bekerjasama dengan beberapa pahlawan daripada Kerajaan Kegelapan yang masih setia dengan Akham Nessela .

" Kenapa awak semua berpaling tadah ? Tak cukup lagi ke layanan yang diberikan oleh Tuanku Pawana dan Tuanku Pawaka ? " Tanya Hose dengan agak sedih nadanya . Kecewa .

" Mereka berdua bukannya Raja kami . " Jawab salah seorang daripada pengkhianat itu dengan jelas . " Mereka berdua hanyalah makhluk tamak yang dah berjaya menghasut Raja Winsa dan Permaisuri Fiirapi . "

Paquine memegang tangan Sheila Asyikin dengan lembut .

" Mereka berdua hanya ingin menjajah dunia ini . " Kata seorang lagi daripada pengkhianat itu . " Mereka hanya ingin mencuri kekayaan dari dunia kita dan mengeksploitasi bangsa kita demi kepentingan dan nafsu mereka . "

" Awak jangan lupa , mendiang Raja Winsa dan Permaisuri Fiirapi sendiri yang tabalkan Tuanku berdua agar menjadi Raja kita . " Balas Putih . Dia sebenarnya , telah dipeluk oleh perasaan marahnya sebaik sahaja dia mendengar kata - kata pengkhianat itu yang berbaur dan berunsurkan penghinaan .

" Awak sebagai Pahlawan Misteri , dah melakukan kesilapan besar . " Kata pengkhianat itu lagi . " Awak mempercayai Manusia yang berhatikan binatang dan bertuankan nafus semata - mata . "

Sebaik sahaja perkataan ' Binatang ' itu menyepak gegendang telinga Putih , terus sahaja dia menghunuskan Pedangnya dengan kelajuannya yang sebenar .
Terlalu pantas . Mustahil untuk dilihat pergerakannya .

Bunyi dentingan terhasil . Darah mengalir pada bilah Pedang Putih .

Mata Putih sedikit membesar kerana terperanjat , sebaik sahaja dia melihat sebilah Dagger Ais yang melengkung menghalang mata pedangnya daripada memenggal kepala pengkhianat tadi .
Perasaan geram dengan pantas memicit tubuhnya .

" Berapa kali aku dah pesan , aku tak nak ada pembunuh dalam pasukan aku . " Kata Ahmadi dengan sedikit tegas nadanya .
Matanya merenung tajam ke arah Putih yang masih lagi memegang Pedang . " Aku dah pesan . Kita bukannya pembunuh . Kita hanya membunuh sekiranya terpaksa . Dibunuh ataupun membunuh . "
Dia melenyapkan Dagger Ais yang dijelmakannya tadi .

" Tapi dia dah hina Tuanku tadi . " Jawab Putih dengan agak perlahan .

" Itu hak dia . " Balas Ahmadi .

Siti Nursamawi dengan pantas bertemu dengan Sheila Asyikin manakala Aivira pula berdiri di sisi Aqilah .

" Dia nak cakap apa pun , itu hak dia . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Lidah dia . Dan pendapat dia . Biarkan jelah . Dah memang diorang dah tak suka kat aku . Nak buat macam mana . Lantak dialah nak cakap apa pun . "

" Tapi saya tak suka dengar diorang ni semua menghina Tuanku dan Tuanku Pawana . " Kata Putih .

" Sebab itu ke kau nak penggal kepala dia tadi ? " Tanya Ahmadi dengan jelas . "Kau siapa nak tamatkan nyawa dia ? "

Tertunduk Putih sebaik sahaja pertanyaan itu menyapu gegendang telinganya .
Siti Nursamawi dan Aivira juga sedikit terperanjat tatkala terdengar soalan Ahmadi itu .

Bagi mereka , nada suara yang dilontarkan oleh Ahmadi itu sedikit berlainan daripada apa yang selalu mereka dengar selama ini .

" Macam yang aku selalu pesan kat korang , kita bukannya pembunuh . Kita hanya membunuh sekiranya terpaksa . Membunuh ataupun dibunuh . " Kata Ahmadi dengan sedikit lantang suaranya . " Siapa kita nak tamatkan riwayat ataupun kehidupan sesuatu makhluk yang bernyawa ? "

Ahmadi mengangkatkan tangan kanannya dan menunjuk ke atas . " Hanya Dia yang berhak mengambil nyawa terhadap hambaNya . "

Siti Nursamawi hendak menghampiri Ahmadi namun dihalang oleh Sheila Asyikin dengan lembut .

" Siapa lagi yang nak jadi Pembunuh , pergi balik ! " Arah Ahmadi dengan tegas dan lantang .

Semua yang berada di situ melakukan gerakan hormat terhadap Ahmadi .
Termasuklah Sheila Asyikin , Siti Nursamawi dan Aivira .

" Bawa semua Pengkhianat dan rakan - rakan mereka ni balik . Penjarakan mereka . Arahkan Pasukan Psikik DiRaja untuk korek apa yang berada dalam minda diorang semua ! " Arah Ahmadi dengan tegas .

Arahan Ahmadi itu dengan pantas dilaksanakan .

" Aku nak , hanya Pegawai tertinggi dan Pahlawan Hybrid yang berada di sini . Yang lain , pergi kawal Istana Permaisuri ! " Arah Ahmadi lagi .

Arahan itu juga dengan pantas dilaksanakan .

Ahmadi berdiri di sisi kanan Putih yang masih lagi melutut hormat . " Kau pergi balik sekarang . Aku tak nak kau turut serta dalam pertempuran kali ni . Ini hukuman untuk kau sebab , kau dah langgar salah satu daripada sembilan Dekri DiRaja yang kau dah lafazkan masa aku bentukkan pasukan ni . "

Putih hanya tunduk . Memandang ke tanah yang berselimutkan rumput .

" Kalau aku tak buat macam ni , yang lain akan anggap aku tidak tegas dan tidak berpendirian terhadap Dikri DiRaja tu . " Kata Ahmadi lagi dengan jelas . " Dah , pergi balik . Tenangkan perasaan kau . "

Ahmadi menepuk bahu Putih dan berlalu pergi sebaik sahaja dia menghabiskan kata - katanya . " Siap sedia semua ! Aku akan bawa korang semua ke tempat Panglima Finura . "

Aivira menghampiri Putih . " Awak pergi balik dulu . Berehat . Biasalah . Didie tu , angin dia kejap je . Tak lama lepas tu , eloklah angin dia tu balik . "

Putih hanya sekadar mengangguk namun , matanya terus melekat ke tanah .

" Ai , cepat ! " Jerit Ahmadi .

Aivira menepuk lembut bahu Putih .

Ahmadi melenyapkan dirinya membawa bersama semua anggota pasukannya dalam sekelip mata .

Putih masih lagi menunduk ke tanah . Nafasnya terasa berat . Matanya berasa panas lalu , air matanya mengalir membasahi pipinya dan terus menitis ke rumput tanpa halangan .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Letupan masih bergema . Puan Finura mengarahkan agar anggotanya yang menyelamatkan tebusan berlindung .
Dalam keadaan yang mencemaskan itu , dia perasan akan sesuatu . Dia sukar untuk mengesan kedudukan di mana dia berhenti bersama pasukannya pada awal ketibaan mereka di situ .
" Ya Tuhan ku , apakah perasaan ini ? " Desis hati kecilnya .

Serangan Elemental musuh masih lagi bertali arus .

Mahu tidak mahu. Puan Finura terpaksa mengarahkan agar anggotanya mara menuju ke tempat ketibaan mereka sambil memberitahu akan situasi sebenar .

Anggota Elemental Puan Finura membalas serangan Elemen anggota Elemental musuh sementara Archer pula mengintai kelibat anggota pasukan musuh .

Tujuh orang anggota Elemental Puan Finura menghentakkan Wand mereka ke tanah dan menyebabkan , letupan Elemen berlaku .
Bunyinya meletupkan gegendang telinga . Bingit dan memekakkan . Lantai tanah juga bergegar . Beberapa pokok tumbang menghimpit tanah .

Setibanya Puan Finura bersama anggota pasukannya sambil membawa bersama tebusan yang mereka selamatkan di tempat yang mereka tuju , mereka terperanjat sebaik sahaja melihat , kuda - kuda tunggangan mereka telah mati . Dibunuh dengan kejam .

Lamora tertawa berdekah - dekah . " Selamat bertemu wahai Pahlawan Aexrieca . "
Dia menghunuskan Pedangnya . " Biar aku berseronok dengan kau . Pedang aku laparkan leher Pahlawan Aexrieca . "

" Lamora . " Balas Puan Finura lalu menggenggam Hulu Pedangnya dengan erat .

" Aku dah lama idamkan kepala kau . " Kata Lamora sambil tersenyum lebar menakutkan .

" Pastikan tebusan selamat . Walau apa pun yang terjadi , selamatkan mereka . " Kata Puan Finura sambil memandang ke arah Lamora dengan tajam .

Lamora meluru ke arah Puan Finura dan begitu juga dengan Puan Finura .
Puan Finura mengelak libasan Pedang Lamora dan membalasnya dengan menampar kepala Lamora dengan bilah pedang .

Lamora menyerang Puan Finura dengan ganas dan Puan Finura menyambut serangan Lamora dengan kemas .
Tiba - tiba , sewaktu Puan Finura menahan serangan Pedang Lamora , Puan Finura terundur ke belakang kerana , daripada mulut Lamora , keluarnya Lidah yang berbentuk seperti Ikan Tembakul .

Pipi Puan Finura mengalir darah .

Lamora memasukkan semula lidahnya lalu tersenyum . " Darah perempuan Aexrieca memang sedap . "

Puan Finura dan Lamora kembali bertarung . Serangan demi serangan berlaku .
Lamora menyerang Puan Finura bukan sahaja dengan Pedangnya malah , juga dengan lidah peliknya .

Ketika berlakunya pertarungan yang sengit itu , anggota pasukan dari kedua belah pihak juga saling berbalas serangan .

Puan Finura terundur ke belakang dan terlutut ke tanah kerana tumbukan dan tendangan Lamora .
Puan Finura meluru ke arah Lamora dan melakukan serangan .

Lamora terundur ke belakang kerana libasan Pedang dan tendangan Puan Finura .

Lamora berubah kepada Mode Hybridnya . Ketinggiannya bertambah sebanyak tiga kaki . Rahangnya memanjang ke depan seperti mulut Buaya .Tangannya memancang . Jari - jemarinya meruncing manakala kukunya pula memanjang .

Matanya seperti mata Buaya . Kulitnya bersisik tebal . Ekornya pula memiliki duri .


Tahu akan risiko bertemu dengan Pahlawan Hybrid , Puan Finura juga ingin berubah kepada Mode Pahlawan Aexrieca namun , ketika dia hendak berubah , Aivira muncul di hadapannnya .

" Ai ! " Kata Puan Finura dengan agak kuat kerana terkejut .

" Mak pergi bawa pasukan mak pergi dari sini . Biar Ai belasah Cicak ni . " Kata Aivira dengan bersahaja .

" Tapi dia ni ... " Belum sempat Puan Finura membalas kata - kata Aivira , anak sulungnya itu dengan pantas memotong ayatnya .

" Didie dah cerita dah . " Kata Aivira sambil tersenyum lalu bertentang mata dengan Lamora yang telah pun bersedia .

" Kau ni Manusia . " Kata Lamora .

" Saya anak sulung perempuan yang awak lawan ni . " Balas Aivira sambil tersenyum .

" Hybrid Aexrieca . " Lamora tertawa . " Biar aku potong kepala kau sekali . Keluarkan Pedang kau . "

" Tak . " Kata Aivira sambil mata mula memancarkan Warna Cahaya dan Elemennya . Dia menunjukkan penumbuknya . " Saya akan buat awak terlutut dengan penumbuk saya . "

Terasa dihina , Lamora meluru ke arah Aivira sambil menjerit kegeraman .
Tanpa dia menduga , beberapa penumbuk yang padu hinggap di wajahnya .

Aivira hanya tersenyum sambil bersedia . Dia memanggil Lamora agar kembali menyerangnya .

Aqilah muncul untuk melindungi Puan Finura daripada serangan Gunslinger pasukan Lamora .

" Mak . " Panggil Aqilah .

" Pergi bantu abang . " Arah Puan Finura .

" Abang tak nak . " Balas Aqilah yang telah pun berada dalam Mode Hybrid Aexrieca . " Tadi abang dah pesan , jaga mak . "

" Aqilah ! Makcik ! Tunduk ! " Tiba - tiba sahaja Siti Nursamawi menjerit . Dia melepaskan beberapa Bebola Elemennya daripada jarinya .
Serangannya tepat mencumbu dahi beberapa anggota Gunslinger musuh .

Ahmadi dan Sheila Asyikin melakukan serangan yang amat pantas dan bertenaga . Seperti biasa , mereka tidak menjelmakan atau menggunakan senjata mereka .
Mereka menyerang dengan tangan kosong . Kemudian , mereka berdua bertemu dengan Puan Finura .

" Mari pergi selamatkan tebusan - tebusan tu dulu . " Kata Ahmadi .

" Biar makcik yang uruskan . " Balas Puan Finura . " Memandangkan pasukan Didie dan Sheila ada kat sini , biar makcik je yang selamatkan mereka . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

" Tapi , macam mana Banshee Psikik itu , boleh wujud dan muncul di pulau itu ? " Tanya Fateh dengan jelas .

" Sebab , keserasian dua Tenaga dan Elemen Psikik telah terpisah secara tiba - tiba . Terpisah dalan keadaan yang terpaksa dan juga dalam keadaan Elemen Warna dan Cahaya yang belum stabil . Keadaan itulah yang telah menyebabkan kewujudan Banshee Psikik itu . Tetapi , bagaimana ia muncul dekat pulau itu , bonda juga kurang pasti . Banshee Psikik sesuatu yang misteri . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Dan , Banshee Psikik itu , membesar mengikut tumbesaran pemilik Tenaga dan Elemen Psikik itu sendiri . "

" Maksud bonda , Banshee itu membesar ? " Tanya Siti Khumairah .

" Benar . " Jawab Permaisuri Fiirapi . " Adinda Pawana pernah mengajak bonda untuk melihat Banshee itu dan , ia memang satu Tenaga Psikik yang amat kuat . "

" Adinda anakanda yang berdua itu tidak pernah mencerikan apa - apa mengenai perkara ini . " Kata Siti Khumairah .

" Bonda tidak boleh bawa anakanda berdua untuk bertemu dengan Banshee itu kerana , Adinda Pawana sahaja yang tahu bagaimana hendak memujuk Banshee itu . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Kerana , bila sudah bertemu , Banshee itu ingin mengikut anakanda pulang . Seperti anak kecil yang terlalu rindu akan kasih sayang seorang emak . "

Tiba - tiba , sehelai buluh pelepah yang berwarna Biru Keputihan muncul di hadapan Permaisuri Fiirapi .
Permaisuri Fiirapi dengan lembut mengubahkan bulu pelepah itu kepada satu bahasa yang hanya dia sahaja yang memahaminya .

" Mari anakanda ku berdua . Adinda Pawana perlukan bantuan daripada kita . " Kata Permaisuri Fiirapi lalu berdiri dan memegang tangan Siti Khumairah dengan lembut . " Kita berangkat ke Hospital DiRaja milik adinda anakanda yang berdua itu . "

" Apakah kita akan merawat seseorang ? " Tanya Siti Khumairah .

" Sekiranya benar , anakanda berdua sememangnya juga berkebolehan sebagai Anggota Medik di Dunia Manusia . " Kata Fateh pula dengan jelas sambil tersenyum .

" Ya , benar wahai anakanda ku . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Kita akan merawat tebusan yang akan dihantar oleh Adinda Pawana dan Adinda Pawaka menerusi Lingkaran Taisa . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Aivira dengan kemas mengelak semua libasan dan serangan yang dilancarkan oleh Lamora .
Walaupun tidak menggunakan senjata , tumbukan yang dilancarkannya begitu padu dan tendangan juga begitu kuat .
Avira melompat ke belakang lalu bersedia semula untuk menerima kembali serangan daripada Lamora .

Lamora terasa terhina kerana , dia masih belum dapat mencederakan Aivira walaupun , Aivira hanya menyerangnya dengan tangan kosong .
Hatinya dipicit kegeraman . Dia menggenggam erat hulu pedangnya .
Dia mengeluarkan tenaganya ke tahap yang maksima .

Aivira hanya tersenyum . Dia tahu , masanya untuk bermain dan memanaskan badan telah pun tamat .
Dia menjarakkan kakinya lalu menarik dan menggembuskan nafasnya dengan perlahan .
Daripada bawah setiap ke dua belah belikatnya , keluar empat segmen bertulang yang menyerupai seperti kaki Labah - labah yang berkilat .

Aqilah menumpaskan lawannya dengan melibaskan Pedangnya dan kemudian , dia memandang ke arah Aivira .
Dia sedikit terperanjat kerana , dalam kalangan Pahlawan Hybrid puaknya , dan termasuklah dia sendiri , mereka tidak memiliki bahagian yang keluar daripada belikat Aivira itu . " Itu ke bentuk Hybrid Abang Ai ? "

Lamora meluru ke arah Aivira dengan pantas lalu menghayunkan pedangnya dengan buas dan ganas .

Aivira mengelak serangan Lamora dengan melompat ke udara dan mengeluarkan Sutera Labah - labah daripada setiap hujung ke lapan - lapan kaki Labah - labah yang dikeluarkannya daripada belikatnya tadi .
Diikatnya kedua belah pergelangan tangan Lamora sewaktu dia masih berada di udara lagi .
Dia mendarat semula ke tanah dan memandang ke arah Lamora yang menjerit untuk melepaskan ikatan daripada tangannya .

Lapan kaki Labah - labah Aivira bergerak - gerak untuk menganyam dua bilah Pedang Sutera yang unik .
Setelah siap , dia memegang dua bilah Pedang tadi dan terus bersedia untuk bertempur semula .

Aqilah yang bertarung dengan dua orang musuh Pahlawan Puak Lizarck dengan mudah menumpaskan lawannya .
Dalam keadaan yang sebegitu , matanya masih lagi melekat pada Aivira . Dia begitu tertarik dengan bentuk Mode Hybrid Aexrieca abangnya itu .

Kali ini , Aivira yang memulakan serangan . Serangannya agak pantas dan pergerakkannya pula lincah .

Lamora berhempas pulas untuk menahan dan menangkis serangan yang dilancarkan oleh Aivira .
Tanpa dia menduga , lutut Aivira hinggap ke wajahnya .
Tidak cukup dengan itu kepalanya ditampar oleh Aivira dengan menggunakan kedua belah Pedang Sutera Labah - labah Aivira .
Rusuk kiri dan kanannya disepak dengan kuat oleh Aivira .
Akhirnya , dia terpelanting ke belakang sebaik sahaja dadanya ditendang dengan kuat oleh Aivira .

Avira menyilangkan dan melibas Pedangnya dihadapannya lalu , pancaran Elemennya terhasil dan terus meluru ke arah Lamora .

Satu letupan terhasil sebaik sahaja serangan yang dilancarkan Aivira itu menyentuh tubuh Lamora .

Lamora terseret kebelakang .

Sheila Asyikin berganding bahu dengan Siti Nursamawi .
Gandingan mereka telah berjaya menumpaskan banyak daripada anggota lawan .
Tumbukkan berapi dan berbara mereka berdua begitu padu sehinggakan , bahagian tubuh lawan mereka yang terkena serangan mereka itu , melecet dan melepuh serta berasap .
Renungan mata mereka begitu tajam . Walaupun mereka berdua tidak mengeluarkan tenaga mereka pada tahap yang maksima namun , serangan yang mereka lancarkan begitu berbahaya .

Ahmadi dan Puan Finura telah berjaya membawa tebusan ke jarak yang lebih selamat .

" Kenapa bawa Aivira ke sini ? " Tanya Puan Finura dengan lembut .

" Nak buat macam mana ? " Balas Ahmadi lalu dia bersedia untuk menghasilkan Lingkaran Taisa . " Puak Lizarck perlukan seorang Pahlawan yang setaraf . Takde lagi yang sesuai daripada Aivira . Lagi satu sebab , Aqilah bukan tandingan Lamora . "

Lingkaran Taisa telah terhasil .

" Makcik tak nak pergi sekali ke ? " Tanya Ahmadi .

" Makcik akan berada di sini dengan pasukan kita . " Balas Puan Fiinura . " Hantar mereka sekarang . "

Ahmadi menurut kata - kata Puan Finura .

Aqilah menahan hentakan Pedang daripada tiga orang musuhnya dengan menggunakan Tamengnya yang berukiran flora yang abstrak .
Dia terlutut ke tanah kerana serangan itu . Dalam keadaan yang genting itu , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi muncul dan membantunya .

Tiga Pahlawan musuh yang menyerang Aqilah tadi terhumban ke belakang terkena serangan Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi .

Siti Nursamawi menepuk bahu Aqilah lalu mencapai sebilah Pedang yang terletak kaku di atas tanah dan terus sahaja menyerang musuh mereka dengan gerak dan gaya yang amat tangkas dan bergaya .

Giliran Sheila Asyikin pula menepuk bahu Aqilah . Sama seperti Siti Nursamawi , dia juga mencapai sebilah Pedang yang tertanam di badan musuh mereka yang telah tewas .
Dia berganding bahu dengan Siti Nursamawi .

Walaupun bukan tergolong daripada Pahlawan Knight , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi begitu lincah bermain Pedang sehingga telah berjaya menumpaskan lawan mereka .

Aqilah yang melihat keadaan itu dengan pantas bergabung dengan Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi .

Lamora masih belum dapat mencederakan Aivira . Dia semakin dikunyah oleh perasaan geram dan marahnya .
Dia melibas dan menghayunkan Pedangnya namun , semua serangannya berjaya ditepis dan dielak oleh Aivira dengan mudah .

Aivira melenyapkan Pedang Sutera Labah - labahnya . Dia tersenyum .

Lamora menjerit dengan sekuat hatinya . Badannya menjadi sedikit membesar sehinggakan , urat - urat kelihatan di kulitnya .
Kukunya membesar dan memanjang . Pada bahagian tulang belakangnya , keluarnya duri - duri bertulang yang menakutkan . Matanya menjadi merah . Gigi taringnya juga memanjang ke atas dan ke bawah .

Puan Finura dan Ahmadi yang baru sahaja selesai menghantar semua tebusan yang berjaya diselamatkan ke tempat Permaisuri Fiirapi , membuangkan pandangan mereka ke arah Lamora .

" Itu bukan Mode Bertarung Puak Lizarck . " Kata Puan Fiinura dengan jelas . " Mode Hybrid puak itu juga bukannya macam tu . "

" Makcik anggap je yang itu , spesies haiwan yang baru kita jumpa . " Kata Ahmadi dengan nadanya yang bersahaja .
Pada fiirasatnya , bentuk fizikal Lamora itu , sudah tentu ada kaitan dengan makhluk di dalam kaca yang telah berjaya mereka telah dia dan Sheila Asyikin tumpaskan .

Lamora meluru ke arah Aivira dengan kelajuan yang pantas . Tanah dan bebatuan berselerakkan ke kiri dan kanan .
Bilah Pedangnya patah kerana hentakannya yang terlalu kuat . Namun , dia tidak mengendahkannya . Dia terus sahaja menyerang Aivira .

Avira menahan tumbukkan Lamora yang padu namun , dia tercampak ke belakang dan terhempas ke arah sebuah bukit . Bukit itu meletup .

Lamora terus menyerang Aivira dan menyebabkan , bukit itu semakin bergelora kerana gelombang serangan yang dihasilkan oleh Lamora .

Bukit itu runtuh dan meletup .
Avira tercampak keluar daripada celah runtuhan bukit tadi dan terhumban pula ke arah sebuah kawasan yang dipenuhi dengan bongkahan batu yang besar .

Lamora masih terus melakukan serangannya sehingga menyebabkan , letupan demi letupan berlaku di kawasan yang berbatu besar itu .
Selepas beberapa ketika , dia menghentikan serangannya . Dia tercungap - cungap kerana mengeluarkan tenaga yang cukup banyak untuk melakukan serangan terhadap Aivira .

Tiba - tiba , tangan Lamora dipegang oleh sesuatu . Sesuatu yang berbeza . Memiliki tujuh warna yang berkilat . Warna Metallic .
Kawasan berbatu itu meletup dan menyebabkan , dia tercampak ke belakang dengan kuat .
Dia melekatkan pandangannya ke arah kawasan yang meletup tadi .

Kawasan itu dipenuhi dengan asap dan debu yang menari - nari bebas di udara .

Di sebalik asap dan debu itu , Lamora dapat melihat , bayang - bayang . Bayang - bayang seseorang .
Seseorang yang memiliki Tenaga dan Elemen Hybrid yang belum pernah dirasainya sebelum ini .
Dia berdiri dan bersedia semula untuk bertempur .
Walaupun dalam hatinya mula tertanya - tanya , dia tetap untuk bersemuka dengan seseorang yang berada disebalik asap dan debu itu .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience