Rate

BAB 61 PENENTUAN

Fantasy Series 3820

Dyrad menolak pintu kaca dengan lembut dan memasuki ke dalam Butik Pakaian lalu , matanya menjamah sekeliling .

Pelanggan yang agak ramai , melihat ke arah pakaian yang bergelantungan pada dinding dan rak - rak peragaan .

Dia dengan langkah yang perlahan , menuju ke arah sebuah kaca peragaan yang memperlihatkan sehelai busana yang cantik .

Seorang Staff lelaki menghampirinya .


" Boleh saya bantu ? " Tanya Staff Lelaki itu dengan lembut sambil tersenyum .


" Baju ni , untuk dijual ke , atau sekadar untuk pameran je ? " Tanya Dyrad dengan tenang sambil tersenyum .


Staff Lelaki itu tersenyum . " Untuk dijual . Cik berminat ke ? "


" Berapa harga dia ? " Tanya Dyrad dengan nada suaranya yang seksi .


" Kalau nak cakap pasal harga baju ni . Dia paling mahal . " Jawab Staff Lelaki itu sambil tersenyum . " Mungkin Cik boleh bagi nama kat saya . Nombor telefon ke . Mana tahu Cik boleh dapat potongan harga . "


Dyrad tersenyum lalu menanggalkan Sunglassesnya dan menggantungkannya di leher bajunya " Saya tak berminat dengan lelaki muka macam awak . Saya nak awak bagitahu . Berapa harga baju ni . "


" Boleh . " Kata Staff Lelaki lalu tertawa kecil . " Tapi lepas saya belanja Cik minum . Macam mana ? "


" Lelaki macam awak , hanya mampu bermimpi untuk keluar dengan perempuan macam saya . " Kata Dyrad dengan lembut sambil tersenyum .


" Boleh tahan kasar Cik ni ye . " Balas Staff Lelaki itu sambil tersenyum . " Memang seronok kalau dapat bergaduh . "


Dyrad tersenyum lebar . " Awak bagitahu kat mana . Saya tunaikan impian awak . "


Staff Lelaki itu membalas senyuman Dyrad lalu disentuhnya rambut Dyrad yang panjang dan cantik . " Awak akan puas hati . "


" Dyrad . " Kata seorang wanita yang berwajah cantik dan berpenampilan bergaya .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Apa pun yang akan terjadi kat luar tu nanti . Jangan sesekali cuba nak keluar untuk lihat apa yang berlaku . " Kata Ahmadi dengan jelas dan tenang . "


" Kenapa ? " Tanya Ikhwan dengan jelas .


" Makhluk yang ada kat atas tu . Tenaga Elemen dia kuat . " Balas Sheila Asyikin dengan lembut . " Abang dan Sheila dah periksa tadi . "


" Ingat tak lagi kes pasal , makhluk dalam kaca tu ? " Tanya Ahmadi dengan tenang .


" Ingat . Elemen makhluk tu tak stabil . Didie dan Sheila terpaksa pindahkan pertarungan tu ke dunia ni . " Balas Hagia Sofea dengan jelas . " Kenapa dengan pertarungan tu ? "


" Elemen yang tak stabil pun , akak bertiga dah separuh nyawa . Kak Mai sampai pengsan . " Kata Ahmadi dengan lembut bersulamkan satu keluhan . " Elemen makhluk kat atas tu , walaupun masih lagi tak stabil tapi , jauh lagi terkawal daripada Elemen makhluk dalam kaca tu . "


" Awak berdua janganlah risau . Kitorang semua akan ikut arahan awak berdua . " Kata Sam dengan jelas dan tenang . " Cuma . Saya rasa terkilan sikit sebab , tak dapat nak bantu awak semua . "


Siti Maisarah mengeluh . " Akak pun rasa macam serba - salah pula . Tak dapat nak bantu korang pun . "


" Apa jelah yang akak merepek ni . Akak tak kuat lagi . Biar pun akak antara Pegawai Tertinggi Gred A kat dalam Pasela . Akak perlukan rehat dan dapatkan rawatan untuk stabilkan balik Tenaga Elemen akak tu sebab , dah lama sangat akak tak guna . Bukan akak sorang je . Rakan - rakan akak ni sekali . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Ni . Abang - abang ipar sekalian dan isteri - isteri kesayangan diorang ni pun . Diorang pun , masih tak dapat nak sesuaikan diri lagi dengan cara perperangan kat sini . "


" Mana Didie tahu pasal Pasela ? " Tanya Siti Maisarah dengan nada yang agak terperanjat sedikit .


Ahmadi tertawa dengan bersahaja manakala Sheila Asyikin tergelak kecil sambil menutupkan mulutnya .


" Didie ni sebenarnya , ketua satu kumpulan Penyiasat Persendirian . Dah banyak kes profile tinggi yang kerajaan minta diorang tolong selesaikan . " Kata Khalid Ikhwan dengan tenang . " Habis pangkalan data dan maklumat Pasela diorang godam . Penggodam Pasela kalah dengan kumpulan diorang ni . "


" Semua maklumat pasal Pasela , ada kat genggaman kitorang . " Kata Ahmadi sambil tertawa kecil .

Kemudian , dilekatkannya pandangannya ke arah Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea . " Kalau akak nak tahu . Gaji abang - abang bertiga ni lebih ' besss ' . . . "


Ahmadi tidak dapat meneruskan ayatnya kerana Fateh , Khalid dan Ikhwan menarik tangannya dan menutup mulutnya yang masih lagi tertawa kecil .


Siti Nurjannah , Siti Khumairah dan Hagia Sofea dengan pantas ' menyelamatkan ' Ahmadi .


" Kenapa dengan abang - abang ni semua ? ! Jerkah Hagia Sofea dengan agak lantang . " Habis sakit badan budak ni ! "


" Entahnya ! Dengan budak pun nak berkasar ! " Kata Siti Nurjannah pula dengan jelas . " Luka budak ni nanti , siapa lagi yang nak bawa kita keluar dari sini ? ! "


Siti Khumairah menyapu - nyapu bahu dan membelai - belai rambut Ahmadi . " Dah . Jangan pedulikan diorang . Didie bagi habis apa yang Didie nak cakap tadi . "


Siti Maisarah menolak dengan lembut bahu Siti Nurjannah , Siti Maisarah dan Hagia Sofea . " Dah . Korang yang jangan nak korek apa - apa . Akak lempang korang satu - satu . "

Selepas itu , ditariknya telinga Ahmadi dengan agak kuat . " Yang ni pun satu . Kalau tak cari pasal , tak boleh . "


Ahmadi hanya tertawa kecil lalu mengajak Sheila Asyikin menuju ke jendela .

Kemudian , dia dan Sheila Asyikin terapung dan keluar melalui jendela .


" ' Oh ' ye . Lupa pula . " Kata Sheila Asyikin dengan jelas dengan muka yang tenang .


Ahmadi memandang ke arahnya dengan wajah yang sedikit disapa kehairanan .


" Lepas kita dah selamat nanti , dan , kita dah balik semua ke Dunia Manusia . " Kata Sheila Asyikin dengan nada yang tenang dan jelas . " Akak periksa slip gaji abang - abang bertiga tu . "


Ahmadi tertawa mendengar kata - kata Sheila Asyikin dan sejurus selepas itu , Siti Maisarah melibaskan tangan kirinya lalu , beberapa buah kerusi meluru dengan kelajuan yang amat pantas ke arah Ahmadi dan Sheila Asyikin .


Namun , kerusi - kerusi itu terus sahaja terlempar ke luar kerana Ahmadi dan Sheila Asyikin terlebih dahulu melenyapkan diri mereka .


Wajah Siti Maisarah berubah menjadi garang . " Korang jangan nak buat hal kat sini ye . Akak dah lama tak mengamuk . Jangan sampai patah - riuk korang akak kerjakan . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Dyrad melangkah dengan langkahnya yang lemah gemalai lalu , duduk di atas sofa di dalam sebuah ofis yang didekorasi dengan cantik dan menarik .


" Apa yang awak buat kat sini ? " Tanya Carnell dengan agak perlahan .

Dia bagaikan tidak percaya dengan kehadiran Dyrad di Dunia Manusia .


" Awak takut ke ? " Tanya Dyrad dengan lembut .


" Saya bukannya tak kenal awak . Awak takkan suka - suka datang ke satu - satu tempat , kalau takde tujuan . " Kata Carnell dengan jujur . " Apa yang awak nak ? Apa yang awak cari ? "


Dyrad tertawa kecil . " Awak janganlah takut sangat . Saya takkan apa - apakan awak . Tak berbaloi nak basahkan tangan saya dengan darah awak yang takde nilai tu . "


Carnell mengeluh . Keluhan yang bersulamkan kerisauan yang sebesar gunung .


" Awak selesa dengan kehidupan macam ni . Sedangkan kalau kat dunia kita . Awak boleh berenang dalam ketulan - ketulan emas dan permata . " Kata Dyrad dengan lembut dan kedengaran seperti menyindir .


" Saya selesa dengan kehidupan saya sekarang . Hidup dengan apa yang ada . " Balas Carnell dengan perlahan .


Dyrad hanya tertawa kecil .


Suasana yang agak tidak menyenangkan itu , bertambah dengan kehadiran seorang budak lelaki yang memakai pakaian sekolah yang berlari dengan riang sambil membawa sehelai kertas lukisan .


" Mak . Mak . Tengok ni . Hari ni . Jojo lukis rumah kat pantai . Cikgu puji . Cikgu cakap cantik . " Kata Jojo . Anak lelaki Carnell yang baru bersekolah Tadika .


" Cantiknya . Pandai anak mak . " Kata Carnell dengan nada yang berselimutkan kerisauan .


Keadaan yang penuh dengan kegusaran itu , ditambahkan lagi dengan kehadiran Takaki . Suami Carnell .

Takaki dengan lembut mendukung Jojo . " Mari kita tunggu mak kat luar . Mak ada tetamu tu . "


Takaki mendukung dan membawa Jojo keluar daripada ruangan itu .


Dyrad tersenyum . " Umur budak macam tu . Darah dia , rasa manis tau . "


Carnell menyalakan Elemen Warna dan Cahayanya pada matanya . " Saya tak kisah kalau saya terpaksa bunuh awak kat sini . Awak usik keluarga saya . Saya bunuh awak . "


Dyrad tertawa kecil . " Belum sampai masanya saya nak buat hal kat dunia ni . "

Dengan senyuman dan gaya bahasa tubuhnya yang seksi , dia menyilangkan kakinya sambil tersenyum . " Saya ke sini . Dengan dua tujuan . Saya nak cari baju . Saya nak beli baju yang dalam kaca tu . Dan . Saya nak cari Didie . "


" Apa tujuan awak nak jumpa Didie ? " Tanya Carnell .


" Takde kena mengena dengan awak . Itu urusan saya . " Jawab Dyrad lalu tertawa kecil .


" Kat bandar ni , ada satu Kedai Kek Cawan Mini . Agak terkenal juga sebab , semua jenis Kek dalam tu memang sedap dan banyak pilihan . Awak naik Teksi . Cakap je awak nak ke Kedai Kek Cawan Mini . " Balas Carnell dengan jelas . " Tapi , saya tengok dalam dua tiga hari ni , kedai tu tutup . Kedai tu Kek tu , Didie dan Sheila yang punya . "


" Awak tahu tak , ke mana dia pergi ? " Tanya Dyrad dengan lembut .


" Saya takde masa nak sibuk dengan Raja Lagenos tu . Lagi pun , saya jarang duduk makan kat Kedai tu . " Jawab Carnell dengan tenang . " Saya selalu bawa pulang atau , makan kat sini je . "


" Tapi , dia kenal awakkan ? " Tanya Dyrad sambil tersenyum .


Carnell menganggukkan kepalanya . "Sayakan salah seorang daripada Panglima DiRaja Kerajaan Darkhtala . Yang bersama dengan awak yang nak bunuh dia dalam perang yang dulu tu . "

Dia kemudiannya mengeluh . " Tapi , dia tak pernah tanya saya apa - apa pasal Dunia Mitos . Dia layan saya sama macam , dia layan pelanggan - pelanggan dia yang lain . "


" Yang Mulia Akham Nessela dah mangkat . Didie yang bunuh . " Kata Dyrad dengan jelas sambil tersenyum .

Kemudian , dia berdiri . " Baiklah . Saya nak tengok baju tu . Cakap berapa harga dia . Saya bayar . "


" Didie bunuh Yang Mulia Akham Nessela ? " Tanya Carnell dengan nada yang berbaurkan seribu pertanyaan . " Macam mana dia bunuh ? Bukan Yang Mulia dalam penjara ke ? "


" Dah berapa lama awak tak balik ke Dunia Mitos ? " Tanya Dyrad dengan lembut lalu melirik ke arah Carnell .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Ahmadi dan Sheila Asyikin dengan tenang memenggal kepala musuh - musuh mereka dengan hanya menggunakan Bilah Elemen mereka .


Sheila Asyikin memenggal kepala musuhnya dengan hanya menggunakan haba panas melalui libasan tangan tangannya manakala Ahmadi pula , dengan menggunakan Bilah Ais yang dihasilkannya melalui libasan tangan dan kakinya .


Pergerakan Ahmadi dan Sheila Asyikin hanya kelihatan seperti membuat latihan sahaja .


" Si busuk semua ni , memang pantas tapi , diorang menyerang tergopoh - gapah . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut .


" Tapi , hampir tepat . " Kata Ahmadi dengan tenang lalu melibas kakinya .

Bilah Ais yang terhasil melalui libasan kakinya menghiris kepala mangsanya sehingga terpotong dua .


Sheila Asyikin mengatur nafasnya sambil melihat ke arah semua bangkai dan haiwan bernyawa yang bergerak bagaikan Harimau yang telah pun kaku di atas lantai .

Selepas itu , dia menghampiri Ahmadi yang juga melakukan perbuatan yang sama .


" Abang tak sedap hatilah . " Kata Ahmadi bersama nada suaranya yang tenang dan jelas . " Abang rasa macam dah tahu . Dengan siapa dan apa yang kita akan lawan nanti . "


" Apa maksud abang ? " Tanya Sheila Asyikin lalu digenggamnya tapak tangan Ahmadi dengan lembut .


Sementara itu , Siti Maisarah melihat aksi pertempuran Nurzahirah dan Nurzaharah melalui Figura Pasir yang dikawalnya melalui Gelombang Tenaga Banshee yang dapat dirasakannya .


" Siapa yang ajar Rara seni bertempur macam tu ? " Tanya Siti Maisarah dengan lembut .


" Didielah . Dia rapat dengan Didie . Keluar pergi mana - mana , memang dia ajak Didie . Kalau Didie tak nak . Memang dia takkan keluar . Kalau dengan Sheila , jarang juga . " Balas Siti Maisarah dengan tenang . " Tapi . Kalau nak beli barang - barang peribadi dia , dengan saya atau dengan Sofea . Kalau tak , dengan Sheila atau Siti . "


" Didie pun dah cakap dengan Rara . Depan kitorang . Dia takkan teman untuk beli barang - barang peribadi dia . Ada benda yang boleh dan tak boleh dia temankan . " Kata Hagia Sofea pula dengan lembut . " Tolak tunggu depan kedai . Itu takpe . "


Siti Maisarah menganggukkan kepalanya . " Kemas langkah Rara . Serangan dia tepat . Jelas dia dah campurkan langkah Silat dia dengan Free Style . "


" Dia selalu tengok Didie berlatih dengan Sheila macam tu . " Kata Fateh pula dengan jelas . " Kalau Sheila . Ikut kepala dia . Tapi , Sheila unik . Teknik berlawan dia , pandai bertukar tiba - tiba . Dah berapa kali juga Didie tu terseliuh tangan dan kaki . Tapi kalau Siti . Dia memang kasar . Cowboy Style . "


" Tapi . Hari tu . Masa saya nak keluar pergi beli barang dapur . Saya ada dengar . Dia borak dengan budak bertiga tulah . Dia nak buat satu teknik pertempuran dia . Dia nak campur Teknik Didie , Sheila dengan Siti . " Kata Khalid dengan lembut .


" Habis tu , apa budak bertiga tu cakap ? " Tanya Ikhwan dengan jelas .


" Sheila dan Siti gelakkan dia . " Jawab Khalid . " Tapi . Korang semua tahu macam mana Didie layan Rarakan ? Didie tegur Sheila dan Siti sebab gelakkan Rara . "


" Tak pernah akak tengok Didie marah Sheila dan Siti tu . Masa diorang kecil - kecil dulu . Memang tak pernah . Dia cuma tegur je . " Kata Siti Maisarah dengan lembut . " Didie manjakan Rara . "


Nurzahirah memukul leher mangsanya dengan padu sehingga kepala lawannya tercabut dan terpelanting ke dinding sebelum tergolek di atas lantai .

Rod Elemen Psikiknya telah pun memiliki duri - duri Permata dan Berlian milik Shaja .


Nurzaharah pula , dia melemparkan Rod Elemen Psikiknya dengan kuat sehingga terbenam pada dahi lawannya dan selepas itu , Shaza menghalakan dan terus menggenggam tapak tangannya lalu , kepala lawan mereka pecah berderai .


Nurzahirah dah Shaja agak terperanjat melihat serangan itu .


Nurzaharah menghalakan tangannya dan kemudian , senjatanya melayang ke arah genggamannya .


Siti Nursamawi berjalan menuju ke pintu sambil melenyapkan Terakol Elemennya dan membiarkan Bilah Lavanya terus berada di celah - celah genggaman penumbuknya .

Bara - bara api dan serpihan - serpihan bara mula muncul pada Bilah Elemennya .


" Apa beza senjata awak yang satu ni , dengan Didie dan Shiela ? " Tanya Siti Hawa dengan jelas sambil mengaturkan nafasnya dengan tenang .


" Bilah Elemen Sheila , Bilah Bara yang berapi dan berbara . Didie punya pula , Bilah Angin , Ais dan Air tapi , dia lagi suka guna Bilah Angin . " Balas Sheila Asyikin dengan lembut dan jelas . " Aku punya . Bilah Lava yang berbara dan berapi . "


" Cara guna sama jekan ? " Tanya Ratni pula .


" Kalau yang macam ni , sama je . Tapi , kitorang ada Teknik Bilah Elemen yang lain juga . " Balas Siti Nursamawi sambil mengintai di sebalik pintu untuk naik ke tingkat seterusnya . " Aku nak sangat belajar terbang dengan Didie . "


" Saya pun . " Celah Naera dengan tenang yang turut sama mengintai . " Itu antara Teknik Manipulasi Elemen yang dah memang sebati , serasi dan memang dah cun - cun melecun dan cukup rasa dengan diri kita . "


" Apa maksud awak ? " Tanya Muniandy yang bersandar pada dinding .


" Kalau kita dah mampu untuk kawal dan manipulasi Tenaga Elemen Warna dan Cahaya yang ada dalam diri kita . Jangankan nak terbang , awak nak manipulasi elemen sekitar awak pun , memang tak jadi masalah . " Sampuk Maera dengan tenang .


" Habis tu , Senjata Elemen kita ni ? " Tanya Aivira pula .


" Senjata Elemen , selaian daripada nak bunuh semua binatang ni , ni juga salah satu latihan untuk kita serasikan Tenaga Elemen Warna dan Cahaya kita . Makin cun kita kawal , makin kuatlah Senjata Elemen kita . " Celah Stephen Akio Kenzo . " Mungkin , bila kita dah kuasai tahap pengawalan pada tahap yang sebenarnya . Kita boleh guna Teknik Pengawalan dan Teknik Manipulasi yang macam Didie dan Sheila guna masa , kita semua bertempur dengan pasukan Akham Nessela dulu tu . "


Dua ekor makhluk yang menjadi musuh Pasukan Ahmadi melompat keluar dan merangkak di atas dinding dengan suara yang menggerunkan .

Makhluk yang menggerunkan itu menuju ke arah Kumpulan Siti Nursamawi .


Stephen Akio Kenzo dengan tangkas melakukan isyarat tangan dan selepas itu , dihulurkan tapak tangan kanannya keluar pintu dan kemudian , petir berwarna Ungu dan Indigo terhasil dan terus menyambar ke arah dua ekor makhluk yang menakutkan tadi .


Tidak lama kemudian , dua ekor makhluk tadi jatuh terjelopok di hadapan Siti Nursamawi dan rakan - rakannya dengan kepala yang bergelembung seperti air yang sedih mendidih daripada dalam kepala binatang itu .


" Kita boleh bunuh binatang ni . Dengan semua Zombie dan bangkai kat luar tu , dengan cara ni . " Kata Adam dengan jelas .


" Ayam Turki . Stephen dengan Iecha jelah ada teknik Elemen Panas macam ni . Kita mana ada lagi . " Kata Aivira dengan jelas .


" Tapi . Lama - lama nanti . Adalahkan . Biarpun tak kuat macam Stephen , Iecha , Siti dan Sheila . Sekurang - kurangnya , ada juga . " Balas Siti Hawa dengan jelas . " Awak tu yang Ayam Turki . Bengap . Minum susu banyak sikit . Baru berhubung sel - sel otak awak tu . "


Maera tertawa . " Ai . Elok awak cari awek dan lepas tu , bertunang . Baru ada perempuan yang tolong ' cover ' awak . "


Aivira membuat muka mendengar kata - kata Maera . " Eleh . Awak pun ' single ' juga . Nak cakap saya konon . "


" Tapi , adik saya ada kat sini . " Balas Maera dengan tawa kecilnya lalu digosok - gosoknya rambut Naera .


" Kau tu bungsu Ai . Jangan nak melawan sangat . " Kata Siti Nursamawi lalu dia bergerak menuju ke tangga dan disusuli oleh Siti Hawa , Ratni dan Naera . " Derhaka lawan orang yang lebih tua . Berasap kubur kau tu nanti . "


" Dahlah tu . Jangan buat muka sangat . Dah macam muka Mentadak saya tengok . Mari ikut Siti . " Kata Muniandy sambil ditolaknya pipi Aivira dengan kuat .


Siti Aisyah mengasilkan Keris Picit Elemen Petirnya dan terus melemparkan senjata elemennya itu ke arah dahi lawannya .

Kepala lawannya terus sahaja dilingkari dengan arus Elektrik yang agak kuat .

Seketika kemudian , lawannya jatuh ke lantai dengan kepala yang pecah dan bersepai .


Tatsumaki memukul bahagian dada kanan Siti Aisyah dengan lembut . " Awak memang ada bakat membunuhlah . Pembunuh kejam . "


Siti Aisyah tersenyum . "Serangan awak lebih dahsyat daripada saya Tsu . Jangan nak puji sangat . "


Tatsumaki tersenyum sambil tertawa kecil . " Saya gembira saya sepasukan dengan awak . "


Mandy Chong Wei Tze duduk di atas meja dengan Wandnya digenggamnya dengan kemas .

Dia mengaturkan nafasnya dengan perlahan sambil mengelap Cermin Matanya .


" Cik Mandy okey ? " Tanya Rissa dengan lembut lalu , dipegangnya bahu Mandy Chong Wei Tze .


Mandy Chong Wei Tze menganggukkan kepalanya sambil mengenakan semula Cermin Matanya . " Okey je . Nak rehat kejap . Pasal . Semua binatang ni liar dan ganas . Naik mengah juga saya . "


Rissa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya .

Dia melihat ke arah semua makhluk yang telah kaku dan ada juga yang mengeluarkan asap nipis di atas lantai .


" Rissa okey tak ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze dengan lembut .


Rissa menganggukkan kepalanya dengan wajah yang tenang . " Saya cuma rasa pelik . Sebab . Binatang ni semua . Cuma tahu menyerang secara fizikal . "


Tatsumaki dan Siti Aisyah yang mendengar kata - kata Rissa melekatkan pandangan mereka ke arah Rissa .


" Apa maksud awak ? " Tanya Burano dengan tenang .


" Tak macam binatang yang kuat luar tu , semua binatang ni , tak serang kita guna Tenaga Elemen . " Balas Rissa dengan jelas .


" Awak jangan nak mengada - ngada . Ini pun dah cukup teruk . " Kata Mandy Chong Wei sambil tersenyum .


" Tapi , ada betul juga apa yang Rissa cakap tu . " Kata Ghowly dengan tenang dan lembut . " Semua binatang kat dalam dunia kita ni , tahu nak serang guna Tenaga Elemen . "


" Bijak budak ni . " Kata Siti Aisyah dengan agak perlahan .


" Dalam Akademi DiRaja , dalam banyak - banyak pelatih yang sama tahap dengan dia . Dia duduk dalam senarai yang teratas . Dan satu - satunya dalam senarai tu , yang dapat buat misi dan latihan dengan Pasukan DiRaja . Dia memang ada bakat untuk jadi Pahlawan . " Kata Tatsumaki dengan jelas . " Cikgu kelas dia , Panglima Nerica . Pahlawan Puak Aexrieca yang handal . Cikgu Seni bela diri dia , Panglima Kucina dan Panglima Witchie . Dan . Dia saudara seperguruan dengan saya . Sebab , saya dan Rissa dilatih dan diberikan latihan oleh Tuan Didie . "


Siti Aisyah memandang ke arah Tatsumaki . " Awak biar betul . Anak murid Kak Sheila pula siapa ? "


" Panglima Kucina dan Panglima Witchie . " Balas Tastumaki dengan jelas dan tenang . " Ada dua orang lagi . Panglima Danielle dan Panglima Roxanna . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Awak takde duit dunia ni ke ? " Tanya Carnell selepas dia menyimpan beberapa ketulan Emas dan beberapa Biji Berlian . "


" Awak tukar je Emas dan Berlian tu . Nilai dia lebih daripada harga baju ni . " Balas Dyrad dengan suara seksinya .


" Awak nak ke mana lepas ni ? " Tanya Carnell dengan lembut .


Dyrad tersenyum . " Tak ke mana - mana . Nak cari Raja Lagenos tu je . Nak usik dia sikit . "


" Macamlah saya nak percaya sangat dengan jawapan awak tu . " Balas Carnell dengan jelas tanpa berselindung .


Dyrad tertawa kecil . " Awak nak cari pekerja lagi ke ? "


" Awak nak kerja kat sini ke ? " Tanya Carnell dengan jelas . " Tak payah . Pergi cari kerja kat tempat lain . Dengan bentuk tubuh awak yang macam ni . Awak memang sesuai jadi Model . "


Dyrad tertawa lagi . " Awak jangan nak jadi bodoh . "

Selepas itu , dia menggigit bibirnya dengan seksi . " Sebab , saya nak awak buat , satu iklan jawatan kosong . "


Carnell mengeluh . " Awak janganlah nak susahkan saya . "


" Awak tak bagi saya rasa darah anak awak tadi . " Kata Dyrad lalu dirapatkannya bibirnya ke pipi Carnell dan dikucupnya lembut pipi Carnell .

Selepas itu , disentuhnya bibir Carnell yang berlapiskan gincu berwarna Coklat dengan gerakan yang seksi . " Jadi . Awak terima jelah . Tak susah mana pun . "


Dyrad menjarakkan dirinya daripada Carnell sambil tersenyum lalu , dia berjalan ke arah pintu .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Malam melabuhkan tirainya . Cengkerik pula bernyanyi dengan riang bagaikan sedang berpesta .

Sesekali , bunyi katak kedengaran bagaikan bersorak dengan gembira .

Suasana nyaman menyelubungi pemandangan malam yang mendamaikan dan mengasyikkan .


Usai menyudahkan Solat Isyak dan makan malam , Dato ' Panglima Lok Tujuh , Pendekar Bayu , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim menonton berita .

Seperti biasa , wajah Pendekar Bayu kelihatan bersahaja manakala, Dato ' Panglima Lok Tujuh , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim pula , kelihatan sedikit berkerut .


" Kejam . Itu ayat yang sesuai apabila , satu mayat lelaki yang dibunuh dengan kejam ditemui di dalam sebuah Kereta , yang terletak di tempat parkir . " Kata Pembaca berita . " Mayat itu ditemui oleh seorang Pengawal Keselamatan yang melakukan rutin rondaan selepas mendapati , terdapat darah mengalir keluar daripada celah pintu kereta mangsa . "


" Macam biasa , saya buat rondaan kat kawasan ni . Masa saya lalu kat depan kereta tu . Saya perasan , ada darah mengalir daripada celah Pintu Kereta tu . Saya intai dan nampak mayat dalam keadaan perut terburai . " Kata Pengawal Keselamatan yang ditemubual . " Saya terus laporkan kat ketua saya dan ketua saya telefon polis . "


" Buat masa ni . Kes dalam siasatan . Kita akan siasat kes ni sama ada , bermotifkan dendam atau rompakkan dan sebagainya daripada pelbagai sudut dan aspek . " Kata Ketua Pegawai Polis Kontinjen Pulau Biru Cawangan Jenayah . " Daripada siasatan awal , mangsa bekerja di sebuah Butik Pakaian yang agak terkemuka di bandar ni . Dan , kita akan panggil majikan mangsa untuk bantu siasatan . "


" Korang rasa pembunuhan ni , apa motif dia ? " Tanya Pendekar Bayu dengan jelas .


" Cemburulah . Mangsa kerja kat Butik Pakaian kot . Mesti mangsa ada kacau awek orang ke . Ada hubungan dengan bini orang ke . Ada skandal dengan majikan dia ke . " Jawab Pendekar Bara dengan bersahaja yang baring di atas sofa . " Kalau tak , mana mungkin kena bunuh macam tu . "


" Saya pun rasa macam tu juga . Ni mesti kes cemburu je ni . " Sampuk Dr . Hasyim dengan bersahaja . " Tapi kalau betul cemburu . Memang bodohlah . Tak pasal - pasal kena gantung . Mandatori ni . "


" Saya pun akan buat macam tu . Kalau saya tahu abang ada skandal dengan mana - mana perempuan . Bukan setakat perut terburai . Orang dalam rumah ni pun , takkan dapat cam muka abang . " Kata Puan Maryam yang membawa dua bakul pakaian untuk dilipat . " Mati pun takpe janji . Abang mati . "


Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan pantas menukar siaran . " ' Uisssh '. Bagus cerita ni . Mumia Kembali . Ni yang hero dia lawan Manusia separuh Kala Jengking guna Tombak Emas tukan ? "


" Laju tukar siaran ? " Perli Mak Teh Sanggul dengan jelas .


" Dah . Jangan lawan . Kita takkan menang . Diam dan buat bodoh je . " Kata Pendekar Bayu dengan agak perlahan .


" Jangan nak berbisik sangatlah . Macamlah mak tak dengar . " Kata Nenek Diana yang berjalan di belakang sofa Pendekar Bayu sambil membawa sepinggan potongan Honey Dew .


Carnell yang sedang menonton berita juga terperanjat lalu , dia berbisik di dalam hati . " Ni mesti kerja Dyrad . Patutlah dia suruh buat iklan jawatan kosong . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Suasana agak tenang di dalam bangunan yang menjadi tempat Pasukan Ahmadi untuk menginap .

Semua Zombie , bangkai dan binatang yang mengganggu usaha mereka untuk keluar daripada tempat itu ,telah pun habis ditewaskan .


" Kenapa Mai dan yang lain tak ikut dengan diorang kat luar tu ? " Tanya Siti Maisarah dengan lembut .


" Didie cakap tak perlu sebab , tugas kitorang kat sini sebagai Petugas Perubatan . " Balas Siti Khumairah dengan jelas . ," Tu untuk Pasukan Rara dan Pasukan dia . Lagi pun . Dia dah tengok persediaan kitorang kat sini tadi . Dia senyum . "


" Aku ucapkan tahniah sebab , korang dapat laksanakan tugas ni dengan baik dengan kaki dan tangan , masih ada lagi . " Kata Ahmadi dengan nadanya yang bersahaja . " Sekarang . Aku nak , korang semua berehat . Makan . Minum . Kalau nak tidur . Tidurlah . Rehat cukup - cukup . "


Aivira mengangkatkan tangannnya dengan agak pantas .


" Kau nak apa ? " Tanya Ahmadi .


" Saya nak tanya . " Balas Aivira dengan jelas . " Esok , kita nak bunuh siapa pula ? Semua binatang tu dah kita bunuh . "


" Itu . Kerja aku dan Sheila . Esok . Giliran kitorang . " Kata Ahmadi dengan jelas dan tenang . " Tugas korang . Aku nak . Bagi yang berelemenkan Tanah . Aku nak , korang tutup bangunan ni dengan teknik Elemen Tanah . Buat sekukuh yang korang mampu . "


" Untuk ? " Tanya Adam pula dengan jelas .


" Elakkan daripada bangunan ni , daripada runtuh . Sebab . Esok hari penentuan sama ada , lusa , kita boleh keluar daripada sini atau tak . " Jawab Ahmadi dengan tenang dan lembut nadanya . " Binatang yang terakhir yang ada kat atas tu , satu - satunya binatang yang ada kat dalam kawasan ni , yang tahu guna Tenaga Elemen . "


" Korang berdua nak letupkan tempat ni ke ? " Tanya Siti Nursamawi dengan dahinya sedikit berkerut dan sedikit terangkat .


" Binatang tu , bersaiz besar . Besar macam mana , kitorang tak pasti . Dengan saiz macam tu . Dengan Tenaga Elemen yang sikit tak stabil . Binatang tu mampu untuk buat serangan yang berskala besar . " Balas Sheila Asyikin dengan lembut . " Sebab tu . Abang nak , awak semua tutup bangunan ni dengan Teknik Elemen Tanah . Elemen Gabungan macam Elemen Flora dan Fauna macam teknik Maera dan Naera pun boleh . "


Giliran Siti Hawa pula yang mengangkatkan tangannya . " Kenapa tak kita semua je yang bunuh binatang tu ? "


" Sebab . Korang semua . Tolak Tatsumaki . Masih tak tahu lagi macam mana nak gunakan Teknik Manipulasi Elemen atau , Teknik - teknik yang berskala besar . " Balas Ahmadi dengan jelas . " Untuk tewaskan musuh yang bersaiz besar , mungkin , ada saiz suku atau hampir separuh saiz bangunan ni , perlukan satu teknik yang besar . Jadi . Teknik yang sesuai cuma , Teknik Manipulasi Elemen je . Sebab , teknik ni memang dilancarkan dalam skala yang besar . "


" Saiz binatang yang kat atas tu , hampir separuh daripada ketinggian bangunan ni ke ? " Tanya Ratni dengan agak perlahan dengan dahinya berkerut sedikit .


" Bukan saiz sebenar . Anggaran aku je sebab , memang besar . " Jawab Ahmadi dengan tenang .


" Boleh tak awak tunjuk salah satu Teknik Manipulasi Elemen ? " Tanya Muniandy sambil mengangkatkan tangannya .


" Aku perlukan seorang sukarela . " Kata Ahmadi dengan jelas .


" Saya boleh . " Kata Stephen Akio Kenzo .


" Luaskan tempat ni . Biar aku dan Stephen je kat ruang tengah .


Semua yang berada di ruang itu berundur ke belakang sambil membawa kerusi mereka masing - masing .


" Lihat dengan teliti . " Kata Ahmadi lalu dia memandang ke arah Stephen Akio Kenzo . " Aku nak kau , buka Pintu Tenaga Elemen kau yang ke lima . Sebab , itu Pintu Tenaga kau yang paling tinggi setakat ni , yang dah terbuka . Lepas tu , serang aku macam kau nak bunuh aku dengan kelajuan kau , yang paling pantas yang kau boleh buat . "


Stephen Akio Kenzo menganggukkan kepalanya lalu , dia membukakan Pintu Tenaganya yang kelima dan menjelmakan Samurai Elemen Petirnya yang beraruskan Petir dan Elektrik .


" Aku akan serang kau guna Pintu Tenaga yang sama . " Kata Ahmadi lalu dia berdiri tegak dan bersedia .


Stephen Akio Kenzo bersedia dengan memegang senjatanya dengan kemas .

Dia mengaturkan dan menghelakan nafasnya .

Selepas itu , dia meluru ke arah Ahmadi dengan amat pantas .


Ahmadi dengan tenang menghalakan tapak tangan kanannnya dan melepaskan tenaga Anginnya daripada Pintu Tenaganya yang kelima .

Tindakannya itu telah menyebabkan Stephen Akio Kenzo terpelanting ke belakang dengan kuat .


Sebelum sempat tubuh Stephen Akio Kenzo tercampak ke lantai , Ahmadi mengasilkan satu bulatan bercorak dan berjalur abstrak berwarna Biru Keputihan .

Selepas itu , empat bulatan corak berjalur abstrak Elemen Gabungannya , Elemen Ais , yang berwarna Biru dan Putih terhasil pada arah empat penjuru Stephen Akio Kenzo .

Daripada corak berjalur Abstrak tadi , keluarnya rantai - rantai Ais yang terus mengikat kedua belah tangan dan kaki Stephen Akio Kenzo dengan kuat .


" Ini salah satu Teknik Manipulasi Elemen Ais , yang aku boleh buat . " Kata Ahmadi dengan tenang . " Ini , kalau aku nak tangkap musuh . Tapi . Kalau aku nak bunuh musuh yang aku sendiri , dalam situasi yang tak dapat elak daripada untuk membunuh . Aku akan buat macam ni . "

Rantai - rantai tadi bertukar menjadi empat Pahlawan Elemen Ais yang dua di antaranya memegang Pedang Lurus manakala dua lagi memegang dua bilah Dagger Ais yang melengkung yang menyasarkan bahagian leher , dada , perut dan wajah Stephen Akio Kenzo . " Ini salah satu teknik mudah . Tak kompleks dan tak sukar . Jadi , mudah sikit korang nak lihat . "

Kemudian , Ahmadi melenyapkan tekniknya .


Stephen Akio Kenzo menggosok leher dan perutnya . " Kita kena serasikan diri kita sendiri dengan Elemen Warna dan Cahaya kita dan , dengan Elemen kita dulu . Baru kita boleh hasilkan teknik Manipulasi Elemen . "


" Tepat . " Balas Ahmadi dengan tenang sambil tersenyum . " Kau sebagai contoh , Elemen utama kau Petir dan Elektrik . Kau kena biasakan dan serasikan Elemen kau tu betul - betul dan sampai kau selesa . Lepas tu , perlahan - lahan kau akan dapat hasilkan jalur - jalur dan corak abstrak milik kau sendiri . "


" Kenapa kena ada Corak dan Jalur Cahaya abstrak tu ? " Tanya Maera dengan jelas dan tenang . " Kalau takde , teknik tu takkan jadi ke ? "


" Corak dan jalur tu sebenarnya , identiti kita sebagai Pahlawan Elemen Warna dan Cahaya . Corak dan jalur tu jugalag yang akan tentukan , kekuatan satu - satu Teknik Manipulasi Elemen yang kita hasilkan . " Balas Sheila Asyikin dengan lembut . " Makin abstrak kita hasilkan , makin kuat serangan teknik kita tu . Sebab , kita hasilkan tu , guna ketenangan Tenaga Minda . Tanpa Tenaga Minda yang tenang . Memang susah nak hasilkan teknik ni . "


" Corak dan jalur setiap Pahlawan tak sama . Sebagai contoh . Aku dan Rara . Pengguna Elemen Angin . Tapi , corak dan jalur cahaya teknik kitorang tak sama . " Kata Ahmadi dengan tenang lalu dia duduk di atas kerusi . " Walaupun banyak teknik dia aku yang ajar tapi , jalur dan corak untuk hasilkan serangan memang tak sama . Memang ada perbezaan . "


" Cik Muda dan saya rakan seperguruan . " Bisik Rissa dengan perlahan .


Nurzahirah tersenyum lalu memeluk bahu Rissa dengan lembut . " Saudara seperguruan . "


" Ada apa - apa lagi tak sebelum , kita layan kepala masing - masing ? " Tanya Ahmadi lalu dia menyapu wajahnya bersama keluhan yang jelas beratnya . Dan kemudiannya , dia tersenyum .


" Takde . Dengar penjelasan awak berdua pasal Corak dan Jalur Cahaya tu pun , otak saya rasa sendat dah . " Balas Naera dengan tenang dan jelas .


" Takpe . Lama - lama nanti , mesti awak semua dapat biasakan diri dengan Tenaga Elemen masing - masing . " Balas Sheila Asyikin dengan lembut . " Kita bersurai . Kita rehat . Makan . Kalau siapa nak tidur . Tidur je . Malam ni . Tak payah berkawal . Kita rehat je . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Malam yang gelap gelita dihiasi dengan bintang - bintang yang bergemerlapan namun suram tanpa Purnama .

Segala unggas malam juga langsung tidak kedengaran .

Hanya sesekali angin yang terhasil daripada pemampatan Elemen Semula Jadi sahaja yang bertiup sepoi - sepoi bahasa yang menjadi teman kepada bintang yang bersinar terang nun jauh di dada angkasa .


Para anggota Pasukan Sayap Merah dan Biru ada yang telah lena dibuai mimpi dan ada juga yang masih lagi berbual sesama mereka .

Tidak kurang juga ada yang sedang bermeditasi .


Siti Aisyah dan Tatsumaki pula duduk di jendela menghadap keluar sambil memegang segelas minuman panas mereka sambil bersembang .

Ada kalanya , kelihatan Siti Aisyah menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan daripada Tatsumaki .


Mandy Chong Wei Tze pula sedang bersembang dengan dengan Rissa , Shaja dan Shaza .


Adam pula kelihatan sedang bermain Catur bersama dengan Sam .


Muniandy , Maera dan Aivira pula sedang rancak bercerita sambil diselangi dengan gelak dan tawa .


Ratni , Siti Hawa , Siti Nursamawi dan Naera pula sedang mendengar sesuatu daripada Sheila Asyikin sambil memperlihatkan jalur bercorak abstrak yang dihasilkan oleh Sheila Asyikin di atas lantai .


Stephen Akio Kenzo pula berada di dalam makmal . Dia mengkaji akan spesimen yang telah diambilnya daripada Zombie , bangkai dan bintang yang telah pun mereka tewaskan .


Nurzahirah pula sedang berbual dengan Nurzaharah yang becok bertanya itu dan ini .


Siti Maisarah menjenguk daripada pintu yang memisahkan antara ruang Pasukan Ahmadi dengan mereka yang telah diselamatkan .

Dia tidak melihat akan kelibat Ahmadi tempat itu .


Hagia Sofea yang perasan akan perlakuan Siti Maisarah itu sedikit berasa hairan .


" Akak cari siapa ? " Tanya Hagia Sofea dengan lembut . " Rara dan Hara tu ' ha ' . Rancak berborak tu . Macam - macam yang Hara tanya . "


" Akak tak nampak Didie . " Balas Siti Maisarah . " Mana dia ? Dia suruh anak - anak buah dia berehat tapi , dia hilang . Dia ke mana ? "


Ahmadi merebahkan badannya di atas katil yang dihasilkannya menggunakan Elemen Airnya .

Dia berada di atas bangunan yang menjadi penginapan sementara untuk pasukannya .

Kepalanya ligat berfikir . Dia bagaikan telah tahu akan kedahsyatan yang bakal dihadapi oleh pasukan yang berada dibawah kendaliannya .

Bukan itu sahaja yang meresahkannya bahkan , Kerajaan Lagenos yang diterajuinya bersama dengan kerajaan - kerajaan yang bernaung dibawah kerajaannya juga akan turut terkesan sama .

Dan yang paling merisaukannya adalah , Catur Kegelapan yang dia yakin akan memporak - porandakan keamanan Dunia Mitos dan Dunia Manusia .


Ahmadi bangun dan duduk lalu mengeluh . Kepalanya terasa penuh dan sarat dengan pelbagai kemungkinan yang dahsyat .

Dia tahu , bukan mudah untuk berada pada semua tempat untuk memastikan bahaya dapat dikurangkan .

Tapi , dia terbayangkan akan ratusan nyawa yang tidak berdosa akan diragut tanpa perikemanusiaan .

Pertempuran Catur Kegelapan adalah satu strategi perperangan yang sinonim dengan keadaan yang memang tidak dapat dibayangkan .


" Akak tak tidur ke ? " Tanya Ahmadi dengan lembut dan tenang tanpa menoleh ke arah Siti Maisarah yang terbang ke atas bangunan itu . " Tidurlah . Nanti berkedut muka akak tu . "


Siti Maisarah duduk rapat di sisi kiri Ahmadi . " Nampak serabut je . "


Ahmadi tersengih . " Serabut gila ni . Dah macam tak boleh nak berfikir . "


" Mestilah serabut . Didie cerita hari tu . Didie jadi Raja kat dunia nikan . " Balas Siti Maisarah dengan lembut . " Macam mana rasanya jadi golongan Istana ? Seronok tak ? "


" Seronok apa ke bendanya . " Kata Ahmadi lalu tertawa kecil . " Hari - hari kepala serabut . Kat sini , jadi Raja . Kat Dunia Manusia , jadi Ketua kumpulan Penyiasat Persendirian . Lagilah serabut . "


Siti Maisarah tersenyum lalu menganggukkan kepalanya . " Akak macam tak percaya Didie bawa dua tanggungjawab yang besar dengan baik . "


" Akak juga yang pesan dulukan . Kalau dah ada tanggungjawab , kena buat dengan baik . Dah buat sungguh - sungguhlah ni . " Kata Ahmadi dengan lembut . " Akak pesan juga . Kalau ada orang beri kepercayaan , jangan khianatinya . Sebab , kepercayaan tu macam kaca . Kita boleh cantumkan balik tapi , kesan keretakkan tetap akan ada . Kepercayaan selepas dikhianati , takkan sama dengan , kepercayaan sebelum dikhianati . "


Siti Maisarah tersenyum dan menganggukkan kepalanya . " Pandai adik akak . " Kata Siti Maisarah dengan nada yang penuh dengan kelembutan .


" Mestilah pandai . " Kata Ahmadi lalu merebahkan semua badannya dan menjadikan peha Siti Maisarah sebagai alas kepalanya.


" Akak nak tanya , boleh ? " Tanya Siti Maisarah dengan lembut .


" Tanya jelah . " Balas Ahmadi dengan tenang .


" Macam mana Didie nak keluarkan kita semua , dari sini ? " Tanya Siti Maisarah dengan jujur .


" Akak nampak bangunan yang kat atas tu ? " Tanya Ahmadi .


Siti Maisarah mendongakkan kepalanya buat seketika . Dia dapat melihat akan cahaya daripada bangunan yang terapung agak tinggi di atas mereka . " Nampak . "


" Lepas Didie dan Sheila selamatkan Abang Daniel dan semua yang ada kat situ dan pindahkan diorang semua ke tempat kumpulan Kak Mai . Seekor binatang yang ' beeeesar ' akak keluar . " Kata Ahmadi dengan nadanya yang agak kebudak - budakkan . " Lepas tu , Didie dan Sheila kena tewaskan binatang besar tu . Tenaga Psikik dan Tenaga Elemen Semula Jadi ni , keluar daripada dinding yang menjadi sangkar binatang tu . Jadi , kat dalam tempat binatang tu , mesti ada sesuatu yang kitorang boleh gunakan untuk lenyapkan semula Dinding Tenaga Psikik ni dan neutralkan balik tekanan Tenaga Semula Jadi kat dalam ni . "


" Tapi , kenapa tak ajak pasukan Didie sekali ? " Tanya Siti Maisarah dengan lembut .


" Pasal , kitorang berdua je tahu macam mana nak bertarung dengan binatang tu . Binatang yang kat atas tu , dahlah besar . Tahu gunakan Tenaga Elemen pula tu . " Balas Ahmadi dengan jelas . " Kecuali , perempuan Kucing kat bawah tu dan , perempuan rambut hijau tu . Tapi , diorang kena ada kat bawah sebagai bantuan sokongan kot - kot , kalau ada berlaku apa - apa nanti . "


" Mana Didie tahu yang binatang tu , tahu nak gunakan serangan Elemen ? " Tanya Siti Maisarah lagi .


" Masa kitorang periksa bangunan kat atas tu , Tenaga Elemen binatang tu terkeluar . Boleh tahan kuat dia . " Kata Ahmadi dengan tenang .


Siti Maisarah menganggukkan kepalanya sambil tangannya membelai kepala Ahmadi dengan lembut . " Kalau perlukan bantuan , cakap . Jangan tak cakap . Akak bukan tak tahu dengan perangai adik akak yang bungsu ni . Semua nak buat sendiri . "


" Akak nilah . Jangan nak cakap yang merepek - repek boleh tak ? " Tanya Ahmadi dengan jelas . " Akak tu tak sihat lagi . Tak kuat sangat lagi . Tenaga Elemen Warna dan Cahaya akak pun tak stabil sangat . Lagi nak ikut orang berlawan . Duduk diam - diam je kat bawah tu . Jangan nak buat perangai . "


Spontan sahaja Siti Maisarah meramas pipi Ahmadi . " Akak tak suruh ajak akak . Akak maksudkan . Pasukan Didie . Faham ? "


" Okey . Okey . Faham . Faham . Dah , dah . Lepas . Lepas . " Kata Ahmadi sambil menepuk - nepuk tangan Siti Maisarah yang meramas pipinya . " Akak menang . Didie kalah . "


Siti Maisarah menangis sambil tertawa kecil .


Ahmadi terasa akan titisan air mata Siti Maisarah yang menitik di pipinya lalu dipandangnya wajah Siti Maisarah .

Sambil tersenyum , dia mengesat air mata Siti Maisarah . " Janganlah sedih . Buruk menangis . Dah macam muka Arnab . "


Siti Maisarah mengesat air matanya sambil tergelak kecil . " Tu haiwan kegemaran akak tau . "


Ahmadi tersenyum . " Pasal tu Didie cakap macam muka Arnab . "


Siti Maisarah dan Ahmadi tertawa kecil .


" ' Ooohhh ' . Romantika sendiri - sendiri . Tak ajak kitorang pun . " Kata Hagia Sofea dengan lembut lalu menyingsingkan lengan bajunya dengan agak kebudak - budakkan . " Nak kena ni . "


" Tak adil tau . Kitorang pun adik akak juga . " Kata Siti Khumairah dengan jelas lalu bercekak pinggang .


" Dah . pergi jauh - jauh . Kitorang sedang bercengkerama ni . Di bawah sinaran bintang - bintang . " Kata Ahmadi dengan bersahaja . " Jangan nak menyibuk . Kak Sarah tak sayang akak berdua . Dia sayang Didie sorang je . "


Siti Maisarah tertawa mendengar kata - kata Ahmadi .


Siti Khumairah dan Hagia Sofea berlari - lari anak ke arah Siti Maisarah .


Tanpa mempedulikan Ahmadi yang baring beralaskan peha Siti Maisarah , Siti Khumairah menolak Ahmadi dengan agak kuat sehingga Ahmadi terjatuh .


" Teruk betul . " Kata Ahmadi sambil membuat muka .


Hagia Sofea dan Siti Khumairah memeluk Siti Maisarah dengan manja bersulamkan nada tawa yang kecil .


Sheila Asyikin muncul secara tiba - tiba .

Dengan manja , dia duduk di celah kangkang Siti Maisarah . " Sheila pun adik akak juga tau . Jahat . Tak ajak . "


" Semua adik akak . " Balas Siti Maisarah dengan lembut . " Semua akak sayang . "


Ahmadi bangun dan terus memeluk Siti Khumairah dan Hagia Sofea yang menyebabkan , Siti Maisarah yang berada di tengah - tengah sedikit terhimpit .


Nurzahirah dan Nurzaharah muncul dengan tiba - tiba dan juga terus sahaja memeluk Siti Khumairah , Ahmadi dan Hagia Sofea yang menyebabkan Siti Maisarah semakin terhimpit .


" Sibuk jelah korang ni . " Kata Ahmadi dengan bersahaja .


" Biarlah . Ni mak Rara . " Balas Nurzahirah sambil tertawa kecil . " Ni semua mak Rara . "


" Betul . Mak kakak . Mak Hara . " Kata Nurzaharah dengan lembut dengan reaksi wajahnya yang mati . " Semua mak kakak . Semua mak Hara . Bukan mak pakcik . "


" Habis tu , akak macam mana ? " Tanya Sheila Asyikin dengan nada manja sedih kebudak - budakkannya . " Sedih tau . "


" Kak Sheila . Kitorang punya Anak Patung . " Balas Nurzahirah dengan nadanya yang gembira .


" ' Yeaayyy ' . " Kata Sheila Asyikin sambil bertepuk tangan dengan wajah yang riang seperti budak - budak yang manja .


" Anak Patung . " Kata Nurzaharah dengan tenang . " Anak Patung . Apa ? "


" Tahi hidung . " Balas Ahmadi dengan bersahaja dan spontan .


Siti Maisarah dan semua mereka yang berada di situ tertawa bersulamkan perasaan kesyukurannya yang tidak terungkapkan dengan perkataan .


" Abang jahat . " Kata Sheila Asyikin dengan muka masam lalu meletakkan kepalanya di peha Siti Maisarah .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Bunyi tanah merekah kedengaran dengan jelas .
Batang - batang pokok , Akar - akar pokok yang sederhana besar dan besar keluar daripada tanah melilit bangunan itu seperti akar Pokok Beringin yang ' menjamah ' pokok tumpangannya .

Elemen Tanah dan Elemen Gabungan Flora itu dihasilkan oleh Maera , Naera , Muniandy dan beberapa Pahlawan daripada Pasukan Sayap Merah dan Biru .


Ahmadi mengeluh dah kemudian , dia memandang ke arah Nurzahirah dan Nurzaharah . " Muncul je semua rakan kita yang kat atas tu kat sini . Rara dan Hara , lenyapkan Tiang Seri Elemen yang ada kat atas tu . "


" Faham . " Balas Nurzahirah dengan lembut manakala Nurzaharah hanya menganggukkan kepalanya .


Ahmadi mengajak Sheila Asyikin keluar daripada celah - celah banir dan akar pokok dan terus sahaja meluncur laju menuju ke atas .


" Yang tinggal kat sini , tolong kuatkan akar dan perdu pokok ni . " Kata Sheila Asyikin dan semua yang berada di situ , melaksanakan arahannya .


Ahmadi dan Sheila Asyikin telah tiba dan terus sahaja bersedia . Dan dengan tenang , mereka membuka pintu kaca silinder yang akan menjadi picu kepada serangan letupan berantai yang akan mereka hadapi .

Mereka berdua menghasilkan sembilan bulatan bercorak dan berjalur yang amat abstrak pada sekitar silinder yang menempatkan tawanan yang telah ditidurkan itu .

Kemudian . Serentak dengan hembusan nafas , mereka berdua mempertemukan ke dua tapak tangan mereka dengan rapat .

Pancaran cahaya gabungan Elemen Warna dan Cahaya mereka berdua terpancar daripada bulatan bercorak dan berjalur abstrak yang mereka hasilkan tadi .


Sejurus selepas itu juga , Kumpulan Siti Maisarah bergegas memberikan rawatan untuk tebusan yang telah selamat ' dihantar ' oleh Ahmadi dan Sheila Asyikin .


Melihat keadaan itu , Nurzahirah dan Nurzaharah dengan segera melenyapkan Teknik Tiang Seri Elemen mereka .


Letupan demi letupan kedengaran dan bunyi letupan itu amat kuat .

Satu suara ngauman kedengaran disebalik bunyi letupan yang bergema menendang udara . Suara ngauman yang amat menakutkan dan menyeramkan .

Tidak lama selepas itu , bangunan yang telah pun dilingkari dengan akar dan perdu - perdu pokok bergegar dengan kuat dan diselangi dengan bunyi ngauman binatang tadi .


" Besar macam mana binatang tu ? ! " Tanya Adam dengan agak kuat .


" Ni memang besar ni ! " Kata Muniandy pula dengan jelas .


Bangunan itu semakin bergegar tatkala binatang bersaiz mega itu terhempas ke tanah dengan kuat dan diselangi dengan suara ngauman yang dahsyat .


Maera dan Naera memperbesarkan sedikit celahan perdu pokok dan terus sahaja mengintai keluar .

Namun , apa yang dapat mereka lihat hanyalah , habuk dan debu - debu tanah yang berterbangan bersama bayang satu haiwan yang amat besar .

Maera dan Naera saling berpandangan .


Tatsumaki yang sedang berpeluk tubuh dan menghadap ke jendela hanya terapung sambil memandang ke arah jendela .

Dahinya berkerut dan renungan matanya juga menjadi tajam .


Kumpulan Siti Maisarah pula berusaha untuk menyedarkan semula semua tebusan yang berjaya diselamatkan .


Beberapa letupan yang kuat kedengaran bersulamkan bunyi ngauman yang memekakkan telinga telah menyebabkan sekali lagi bangunan itu bergegar .


" Pasukan Sayap Merah dan Biru ! Ambil kedudukan masing - masing ! " Arah Nurzahirah dengan lantang . " Kuatkan lagi perlindungan kat bangunan ni ! "

Selepas itu , dengan bantuan Nurzaharah , beberapa Tiang Seri Elemen muncul di luar perdu pokok dan akar yang telah dihasilkan .

Tidak cukup dengan itu , dia dan Nurzaharah menjelmakan Banshee Psikik mereka untuk membuat Dinding Rama - rama Psikik dan menyelimuti keseluruhan bangunan itu .


Rissa pula dengan tenang meletakkan ke dua belah tangannya di atas lantai lalu , tiga corak berjalur abstrak muncul pada bahagian dinding bangunan itu .

Corak dan jalur abstrak itu bercorakkan sayap - sayap yang indah dan cantik .


Mandy Chong Wei Tze juga meletakkan tapak tangannya ke lantai dan menggabungkan corak dan jalur Elemen Warna dan Cahayanya yang agak abstrak lalu , empat lagi lingkaran cahaya berjalur yang berseni abstrak muncul di dinding yang turut mengukirkan bentuk sayap - sayap yang indah .


Tindakan Mandy Chong Wei Tze dan Rissa itu telah menjadikan , dinding bangunan itu telah dilapisi dengan tujuh corak berjalur abstrak Elemen Warna dan Cahaya .


Beberapa siri letupan kedengaran dan kali ini , bangunan itu tidak mengalami gegaran yang kuat berbanding sebentar tadi .


Tidak lama kemudian , corak berjalur yang menghiasi dinding bangunan itu semakin menjadi kompleks kerana dihiasi dengan begitu banyak corak berjalur abstrak daripada setiap anggota Pasukan Sayap Merah dan Biru yang semuanya adalah merupakan pengguna Elemen Psikik kecuali , Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze .


Ahmadi dan Sheila Asyikin terseret ke belakang kerana menahan serangan elemen daripada lawan mereka .


Ahmadi dengan segera membukakan keseluruhan Pintu Tenaganya . Menjadikan setiap helaian rambutnya menjadi warna Putih , dan Biru .


Sheila Asyikin juga membukakan Pintu Tenaga sehingga setiap helaian rambutnya juga menjadi warna Merah , Jingga dan Kuning .


Kepingan - kepingan Perisai Tempur Elemen yang berwarna Biru dan Putih menjelma berkeping - keping di sekitar Ahmadi dan melekat pada setiap bahagian tubuhnya .


Tidak seperti Ahmadi , Pakaian Tempur Elemen Sheila Asyikin menjelma dan terus sahaja membaluti tubuhnya .


Haiwan bersaiz mega itu mengaum mengeluarkan suaranya yang amat kuat dan menggerunkan .

Haiwan itu berkepala seperti kepala Beruang dan bermulut seperti Buaya .

Memiliki bentuk mata seperti Sotong . Badan berbentuk seperti Burung Kasawari . Berkaki dua , dan memiliki kepak seperti Kelawar dan memilik duri - duri yang besar .


Ahmadi menjelmakan sembilan bilah Pedang pelbagai jenis dan menggenggam sebilah daripadanya .

Lapan bilah Pedang lagi kemuduannya lenyap dan Ahmadi terus sahaja berlari dengan pantas sambil melibaskan Pedangnya ke atas .


Elemen Air terhasil dan berubah menjadi Tunggul - tunggul Ais yang amat tajam .

Serangan Elemen Ahmadi tadi mencucuk bahagian bawah haiwan itu dengan kuat dan pantas .


Daripada bahagian bawah tubuh makhluk gergasi yang telah tercedera itu , corak berjalur abstrak terhasil dan sejurus selepas itu , tiga letupan Elemen Ais berlaku .


Serangan Elemen Ahmadi itu dimanfaatkan oleh Sheila Asyikin yang dengan pantas menghasilkan tiga bulatan dan berjalur Elemen Api yang abstrak di sekitar tempat haiwan itu berdiri .

Kemudian , tiga letupan Elemen Api berlaku .


Di sebalik letupan berhawa panas dan dingin , sambaran Elemen Api terpancar dan terus menyerang Ahmadi dan Sheila Asyikin .


Ahmadi dan Sheila Asyikin sempat mengelak serangan itu namun , mereka berdua terseret ke belakang akibat impak letupan akibat daripada serangan itu tadi .


" Lainnya serangan Pakcik dan Kakak Patung . " Kata Nurzahirah dengan lembut yang menyaksikan pertarungan itu melalui Tenaga Banshee Psikiknya .


" Itu serangan tahap tertinggi . " Kata Tatsumaki dengan jelas . " Diorang berdua memang mahir dalam serangan macam ni . Maksud saya . Serangan dalam serangan . "


" Apa maksud akak ? " Tanya Rissa dengan tenang .


" Serangan kedua dilancarkan melalui serangan pertama . " Balas Tatsumaki dengan jelas . " Serangan pertama , Tuan Didie dan cederakan bawa tubuh haiwan tu tapi , serangan tu tak habis setakat itu . Dia teruskan serangan dengan Letupan Elemen dalam satu gerakan serangan . "


Rissa dan Mandy Chong Wei Tze saling berpandangan .


" Macam mana nak berlatih untuk guna serangan macam tu ? " Tanya Siti Hawa dengan jelas sambil dia melihat ke luar .


" Perlu tenangkan gelombang minda . Kalau dalam keadaan yang boleh sebabkan kita mati pun , kita masih lagi boleh tenangkan fikiran dan minda kita . Baru kita boleh hasilkan serangan macam tu . " Balas Kucina yang sedang mendudukkan salah seorang tebusan yang sedang dikelikingi oleh keluarganya .


" Rasa - rasa . Memang macam diorang berdua je yang boleh buat macam tu . " Kata Ratni dengan tenang .


Siti Maisarah menangis teresak - esak sambil memeluk Daniel , suaminya sambil ditenangkan oleh Siti Khumairah dan Hagia Sofea .


Fateh mendudukkan Daniel di atas kerusi sambil dibantu oleh Ikhwan .


" Mana Hara ? " Tanya Daniel yang masih lagi mamai dan lemah . " Dia selamat tak ? "


" Dia ada . Dia selamat . " Jawab Siti Maisarah dengan lembut sambil mengesat air mata kesyukurannya . " Dia tengah bantu Rara untuk tolong Didie . "


" Rara ? Didie ? " Tanya Daniel dengan nada kehairanan .

Kemudian , dia memandang ke sekelilingnya dengan perlahan .


" Dah . Abang jangan banyak bunyi . Duduk dan relaks je . " Kata Stephen Akio Kenzo selepas dia membaca denyutan nadi Daniel .


Daniel memandang ke arah Stephen Akio Kenzo untuk mengecam namun , dia masih gagal untuk mengigatinya .


Sekali lagi bangunan itu bergegar kerana letupan serangan yang berlaku dari luar .


Ahmadi menahan sambaran Api dengan menggunakan Pedangnya .


Sheila Asyikin pula dengan tenang menghasilkan puluhan burung - burung Api yang cantik dan indah daripada serangan haiwan buas tadi dan terus melancarkannya .


Burung - burung Api tadi dengan pantas menyambar tubuh haiwan besar itu sehingga menghasilkan letupan demi letupan yang mencetukan sambaran - sambaran api yang besar .

Daripada sambaran api tadi , terhasilnya rantai - rantai berbara yang mengikat dan menjerut binatang tadi sehingga tubuh haiwan besar dan ganas itu rapat ke tanah .


Satu perubahan berlaku pada diri dan Elemen Warna dan Cahaya Sheila Asyikin yang tidak disedari oleh Ahmadi .


Pada bebola Mata Sheila Asyikin yang berwarna Merah , Kuning dan Jingga , mula terbentuknya bara - bara api yang membara yang berbentuk pusaran .


Ahmadi melompat ke belakang dan menghasilkan jalur biru pada baju perisainya . " Anak Patung tu dah gunakan tahap Elemen Api dia pada tahap yang sebenar agaknya . "


Sheila Asyikin dengan tenang menghasilkan Syther yang memiliki bilah sabit yang amat menggerunkan daripada sambaran api dan terus meluru ke dalam api yang sedang marak menyala .


" Dia nak bakar binatang ni kot . " Kata Ahmadi di dalam hati .


" ' Aahhh ' " Kata Siti Nursamawi dengan spontan lalu , dibukanya gelangnya dan cincinnya yang berbuahkan Mutiara yang mengandungi Elemen Warna dan Cahaya milik Sheila Asyikin dan menjatuhkannya ke lantai .


Nurzahirah juga turut melakukan tindakan yang sama dengan menarik salah satu buah rantainya dan menjatuhkannya ke lantai . " Panasnya . "


Ahmadi berlari semula ke depan namun , dia terhenti kerana binatang itu menyerangnya dengan sambaran dan bebola - bebola api yang besar .

Selepas beberapa minit kemudian , dia menghasilkan bulatan berjalur dan bercorak abstrak pada bahagian kaki haiwan itu .

Kemudian , Ais menjelma dan membekukan kedua belah kaki haiwan yang buas itu .

Dia menumbuk ke tanah dan sejurus selepas itu , rantai - rantai Ais yang berbentuk akar - akar pokok berjalur Putih , Biru dan Hijau keluar daripada tanah dan terus menarik dan menjerut leher makhluk itu lebih rapat ke tanah .


Haiwan itu mengangakan mulutnya dan menghasilkan beberapa bebola - bebola Elemen Api yang agak banyak .


Ahmadi dengan pantas dan menggenggam dan menemukan kedua belah tapak tangannya namun , belum sempat tekniknya disudahkannya , satu bilah Pedang Bara gergasi yang berwarna Merah , Kuning dan Jingga tiba - tiba muncul dari udara dan terus mencucuk mulut binatang itu .


Kemunculan Pedang Bara gergasi itu telah menyebabkan mulut haiwan gergasi itu tertutup dan tersekat .


Ahmadi dapat melihat dengan jelas kehadiran Sheila Asyikin yang berdiri di atas hulu Pedang Gergasi tadi dengan memegang Syther daripada Api .


Baju Tempur Asyikin semakin membara dengan menjemanya sepasang Sayap Api yang besar , cantik dan indah .

Renungan matanya menjadi menyeramkan dan menggerunkan .

Api yang masih membakar tubuh binatang itu semakin membesar selepas dia memutarkan dan menghayunkan Syther Apinya .


Dengan tenang , Sheila Asyikin melompat ke kepala haiwan yang sedang terbakar itu dan mendapati , terdapat satu Plat Kristal berwarna Hitam .

Ditukarkannya Syther Apinya kepada Tombak Bara . " Kristal Hidark . "


Ahmadi mendarat di sisi Sheila Asyikin sambil menghasilkan jalur bercorak yang lebih abstrak Elemen Angin dan Elemen Aisnya untuk menyaingi kekuatan Elemen Api Sheila Asyikin .


" Kristal Hidark . " Bisik hati Ahmadi selepas dia terlihat akan kewujudan Plat Kristal berwarna Hitam pada dahi binatang itu .


Tanpa berlengah , dengan pandangan mata yang menyeramkan bersulamkan dengan reaksi wajah yang mampu menggentarkan jiwa bagi siapa sahaja yang menatapnya , Sheila Asyikin melibaskan bilah Tombak Baranya untuk memecahkan Plat Kristal itu .


Namun , sebaik sahaja mata bilah Tombak Bara Sheila Asyikin berjaya meretakkan Plat Kristal Hidark tersebut , beberapa makhluk pelik yang menggerunkan berbentuk Manusia dan Makhluk Mitos yang berlendir merah keluar dan ingin menarik Sheila Asyikin masuk ke dalam Plat Kristal itu dengan amat pantas bersama semburan api yang panas membara .


Ahmadi dengan gerakan yang pantas , ditariknya tubuh Sheila Asyikin dan dengan segera memeluknya sambil menjelmakan sepasang sayap besar dan gagah yang berwarna Biru , Putih , dan Perak .

Dilindunginya Sheila Asyikin sambil dihasilkannya satu jalur bercorak yang panjang sehingga ke hujung badan haiwan buas itu .

Kemudian , tiga bilah Pedang Angin yang berwarna Biru , Putih dan Perak berjalur Merah bersaiz mega muncul dan terus menikam dan menembusi tubuh haiwan gergasi itu .

Tidak cukup dengan itu , dihalakannya tapak tangannya ke arah Plat Kristal Hidark yang telah retak dan terkeluarnya beberapa makhluk yang menakutkan itu .


Di dalam pelukkan Ahmadi , Sheila Asyikin bagaikan tersentak dan seperti sedang bermimpi kerana , dia bagaikan terpinga - pinga .

Dia hanya teringatkan ketika dia berlari masuk ke dalam api yang membara dan selepas itu , dia bagaikan tidak tahu apa yang berlaku seterusnya .


Dengan pancaran mata yang berwarna Biru , Putih dan Perak , Ahmadi menghasilkan tunggul - tunggul Angin dan Ais yang berjalur Biru dan Perak .

Diserangnya makhluk - makhluk yang muncul tadi dengan bertalu - talu dan ingin memecahkan Plat Kristal Hidark itu sekali .


" Abang selesaikan dari sini . " Kata Sheila Asyikin dengan tenang . Wajah menggerunkkannya telah lenyap dengan begitu sahaja . " In selesaikan dari arah luar . "


" Okey . " Balas Ahmadi sambil reaksi wajah yang semacam kerana melihat Sheila Asyikin bagaikan baru sahaja terbangun daripada mimpi .


Sheila Asyikin melompat ke udara dengan libasan Sayap Elemennya dan mendarat di hadapan mulut binatang yang menakutkan itu .

Dia tidak mahu terganggu dengan apa yang telah dialaminya tadi .

Dia dengan tenang , menghasilkan satu bulatan bercorak dan berjalur abstrak bersimbolkan Elemen Api di sekeliling binatang itu .

Kemudian , tujuh Pahlawan Elemen Api bersayap yang memegang Pedang dan Syther berantai daripada Api berbara muncul dan terus menyerang tubuh makhluk itu dengan ganas .

Tubuh Pahlawan Elemen Api tadi mengeluarkan Api yang panas membara .

Dan daripada serangan tadi , corak berjalur abstrak terhasil lalu , letupan demi letupan berlaku .


" Kalau macam nilah serangan Teknik Manipulasi Elemen . Memang kena berlatih sampai mati . " Kata Muniandy dengan jelas sambil dia menguatkan Teknik Elemennya .


" Rara . Macam mana Pakcik ajar Rara untuk nak belajar teknik macam ni ? " Tanya Maera sambil dia juga sedang menguatkan teknik Elemennya .


Nurzahirah menggaru kepalanya dengan reaksi wajahnya yang semacam . " Mula - mula , Pakcik ajar dulu macam mana nak tenangkan fikiran dalam apa juga keadaan . Tapi , memang susah . "


" sebab ? " Tanya Stephen Akio Kenzo .


" Pakcik letakkan Rara dalam situasi yang boleh sebabkan Rara mati kalau tak dapat selamatkan diri Rara masa latihan tu . " Balas Nurzahirah dengan jelas . " Pasal tu perlu tenangkan minda untuk hasilkan corak dan jalur tu . "


" Alasan dia ? " Tanya Khalid dengan jelas .


" Kalau kita dapat tenangkan fikiran kita dalam latihan yang mencabar , kita akan dapat biasakan diri dengan keadaan dalam pertempuran . " Jawab Nurzahirah dengan nada yang tenang . " Sebab . Keadaan dalam pertempuran memang mencabar dan boleh sebabkan kita terkorban . Sebab tu Pakcik latih Rara dalam situasi yang mencabar dan boleh sebabkan Rara terkorban . Tapi , masa latihan tu . Kena ada Pakcik . Tak boleh Rara seorang yang buat . "


Daniel duduk bersandar pada kerusi sambil dia mengaturkan nafasnya .

Matanya menjamah semua yang berada di situ . " Siapa diorang ni semua ? "


" Ni Pasukan Didie . Kawan - kawan dia pun ada kat sini . " Jawab Siti Maisarah dengan jelas .


" Kita masih kat Dunia Mitos ke ? " Tanya Daniel lagi .


" Ye . Didie akan keluarkan kita dari sini . " Jawab Fateh dengan jelas .


Ahmadi melompat dan sebelum dia mendarat , dia melibaskan Pedangnya ke arah binatang itu .

Libasan Pedangnya itu telah berjaya membelah tubuh haiwan itu sementara Sheila Asyikin masih terus membakar tubuh haiwan itu .

Ahmadi mendarat di sisi Sheila Asyikin .


" Kristal Hidark tadi tu , memang untuk serap Tenaga Elemenkan ? " Tanya Sheila Asyikin dengan lembut .

Perwatakkan dan personalitnya telah kembali seperti biasa .


" ' Aah ' . Abang dah neutral balik Kristal tu . Kristal tu akan serap Tenaga Elemen Semula Jadi kat dalam kawasan ni . " Balas Ahmadi dengan tenang . " Tinggal kena cari macam mana nak hilangkan Dinding Psikik ni je . "


Api yang membakar semakin mengecil dan telah pun memperlihatkan keadaan haiwan itu yang telah pun terbakar sehingga kelihatan tulang belulang .


Ahmadi melibaskan tangannya lalu , api tadi padam dan hanya meninggalkan asap dan bara api .

Dia dan Sheila Asyikin terbang ke arah kepala haiwan itu yang telah pun terbelah memperlihatkan isi otaknya yang telah masak sepenuhnya dan menggelikan .


Tiba - tiba , beberapa Kristal berwarna Jernih berlembayung terkeluar dan terjatuh daripada dalam otak haiwan itu .

Sejurus selepas itu jugalah , Ahmadi dan Sheila Asyikin dapat merasakan , Tenaga Dinding Psikik yang mengepung mereka menjadi sedikit lemah .


" Sheila rasa . Kita dah jumpa kunci untuk keluar . " Kata Sheila Asyikin dengan manja .


Ahmadi memecahkan ketulan - ketulan kristal tadi dan tidak lama kemudian , dia dan Sheila Asyikin dapat merasakan tiupan angin segar yang bertiup .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Kita dah selamatkan . " Kata Khalid dengan jelas . " Didie nak buat apa sekarang ? "


" Saya dah hantar pesanan kat Putih . Mungkin esok diorang sampai . " Balas Ahmadi dengan tenang . " Kita tak boleh nak keluar dari sini sekarang sebab , yang lain ni masih tak berapa kuat sangat nak berjalan . "


Nurzahirah dan Nurzaharah duduk sisi Siti Maisarah dan Daniel .


Daniel menangis sambil menatap wajah anak kembarnya .


Begitu juga dengan tebusan yang lain . Masing - masing tidak dapat menyembunyikan perasaan kegembiraan dan kesyukuran mereka .


Ahmadi dan Sheila Asyikin tersenyum lebar .


" Senyuman diorang tu . Sukar untuk kita ungkapkan dengan perkataan . " Kata Adam dengan perlahan . " Tapi . Saya dapat rasa yang senyuman tu memang bermakna . "


Stephen Akio Kenzo menganggukkan kepalanya .


" Bagi yang tinggal kat kerajaan lain . Korang semua akan dapat rawatan kat Kerajaan Lagenos dulu . " Kata Ahmadi dengan jelas dan lembut . " Bila keadaan awak semua dan bertambah baik . Saya akan aturkan penghantaran awak semua ke kerajaan masing - masing . "


" Terima Kasih . Tidaklah hamba dapat membalas segala jasa baik Tuanku itu untuk hamba sekalian . " Kata Gurill , suami Orekna yang menjadi salah seorang daripada tawanan yang ditidurkan .


Ahmadi tersengih . " Saya memang Raja kat dunia ni . Tapi . Memandangkan kita bukan dalam Istana . Awak panggil saya dengan gelaran Tuan , cukup untuk saya . " Balas Ahmadi dengan lembut .

Dia menggeliat dengan semahunya sambil tersenyum . " Hari ni , hari terakhir kita kat dalam bangunan ni . Siapa nak makan . Ada banyak lagi makanan . Siapa nak minum . Minuman pun banyak lagi . Siapa yang nak berehat . Suka hati koranglah nak buat apa pun . Yang penting esok . Jangan bangun lewat . Lewat . Kena tinggal kat sini . "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience