Permaisuri Fiirapi membelai kepala Nurzahirah dengan lembut sambil tersenyum .
Senyumannya mekar bagaikan kelopak - kelopak bunga yang kembang di taman bunga yang subur dan terjaga .
" Cucunda nenda , apakah cucunda hanya berasa letih sahaja ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Tidak adakah rasa sakit yang lain lagi ? Sekiranya ada , ungkapkan sahaja . Biar nenda usahakan rawatannya . "
" Kadang - kadang , Rara rasa macam terbayangkan sesuatu kat minda Rara . " Balas Nurzahirah dengan lembut . " Macam dapat lihat sesuatu tapi , melalui pandangan seseorang . Kadanf - kadang tu , dalam keadaan sedar . Adakalanya , dalam mimpi . "
" Rara , guna Bahasa Istana bila berborak dengan nenda . " Kata Siti Khumairah dengan lembut . " Nanti nenda tak faham . "
Permaisuri Fiirapi tersenyum dan tertawa kecil . " Janganlah rasa begitu . Bonda , memang lahir dalam Istana dan memang berbicara sebegini . Tapi , adakalanya , bonda juga bertutur dengan menggunakan cara rakyat biasa . Selalunya , bila mendengar cerita Putera Pawana dan Puteri Pawaka . "
Semua yang berada di dalam ruang itu tersenyum .
" Sebentar nanti , nenda akan rawat sakitnya cucunda . Tapi , cucunda perlu tinggal di Istana kerana , sakit cucunda terlalu bahaya untuk dibiarkan . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
" Ampun sembah anakanda harap diampun . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut dan sopan . " Apakah Rara akan selamat jika dia berada di sini ? Maksud anakanda . Apakah tidak ada sebarang bahaya yang akan mendatang ? Tenaga Psikik Rara kuatnya bukan kepalang . Risau - risau jika , ia dapat dihidu oleh seteru kita . "
" Jangan khuatir wahai Puteri Pawaka . Bonda sedia mempertaruhkan nyawa bonda untuknya . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Anakanda dan Kekanda Puteri Salju adalah Puteri kerajaan ini . Jika seteru datang tanpa diundang , bonda akan letakkan kepercayaan bonda , pada anakanda dan Kekanda Puteri Salju . "
" Jika begitu titahnya bonda . Anakanda berdua sudi menumpahkan darah anakanda demi mempertahankan kerajaan ini . Sementara menanti pulangnya Adinda Pawana . " Balas Siti Khumairah .
Permaisuri Fiirapi mengeluh . " Bonda risau akan keselamatannya . Entah makankah . Entah minumkah dia . Jika di antara kalian mempunyai apa - apa buah fikiran yang boleh memudahkan urusan kita . Sudilah kiranya diajukan . Biar kita cernakannya bersama . "
Kemudian , Permaisuri Fiirapi memanggil dua Dayangnya yang setia . " Jika perutusan atau perwakilan daripada mana - mana kerajaan bertandang untuk bertemu dengan Putera Pawana , katakan kepada mereka , Putera Pawana tidak berapa sihat . Jika mereka membawa bersama hasrat yang penting , bawalah mereka bertemu dengan Puteri Salju dan Puteri Pawaka . "
Dua orang Dayang Istana tu menganggukkan kepala mereka sebagai tanda faham .
" Pada ketika ini , Puteri Pawaka tidak boleh menggantikan Putera Pawaka . Dia perlu ada di sini untuk bersama - sama memberikan buah fikiran . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut lalu memandang ke arah Siti Khumairah . " Bila semua ini telah selesai , Puteri Salju akan menggantikan tempat Adinda Pawana buat seketika . Adinda Puteri Pawaka akan bantu anakanda . "
Sheila Asyikin dan semua yang berada di ruang itu saling berpandangan .
Tersentak Siti Khumairah sebaik sahaja bait - bait kata Permaisuri Fiirapi itu berlari dan berebut masuk ke dalam lubang telinganya yang bertutup kain tudung . " Ampun bonda harap sembah anakanda tidak mengundang murka . "
" Sembahkan . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
" Anakanda berbesar hati ketika diletakkan kepercayaan oleh bonda . Tapi , molek kiranya , biar sahaja Puteri Pawaka yang menggantikan tempat adinda Pawana . " Kata Siti Khumairah dengan jelas dan lembut . " Tambahan pula . Puteri Pawaka telahpun ditabalkan sebagai Puteri kepada kerajaan ini . Dan , rakyat jelata juga telah mengenali Puteri Pawaka . "
Permaisuri Fiirapi tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan perlahan lalu mengucup kepala Nurzahirah dengan lembut .
Kemudian , Permaisuri Fiirapi memandang ke wajah Siti Khumairah . " Anakanda ku . Benar . Putera Pawana dan Puteri Pawaka telah ditabalkan oleh mendiang Raja Winsa . Suami bonda . Semua rakyat jelata juga amat menyayangi kedua adinda anakanda itu . "
Permaisuri Fiirapi kemudiannya memegang tangan Siti Khumairah . " Jika adinda anakanda itu seorang Raja , sudah tentu kekandanya adalah seorang Puteri bukan ? "
Siti Khumairah hanya mampu berdiam diri . Mindanya terasa kosong .
Permaisuri Fiirapi tersenyum lalu mengucup kepala Siti Khumairah . " Anakanda adalah Puteri kerajaan ini . Dan itu akan kekal sehinggalah bonda meninggalkan alam ini suatu hari nanti . "
Siti Khumairah mengeluh dengan lembut lalu menganggukkan kepalanya . Fikirannya bagaikan mati untuk membantah tiap baris kata Permaisuri Fiirapi .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Seorang lelaki dan seorang wanita sedang menaiki Kapal Pelayaran yang amat mewah .
Setelah memasukinya , Kapal mewah tadi perlahan - lahan menyusuri laut yang luas terbentang .
Lampu menyala satu persatu . Semua anak kapal yang berada di dalam Kapal itu menyambut kedatangan lelaki dan wanita tadi dengan penuh rasa hormat .
Perasaan gah jelas terlihat melalui cara lelaki dan wanita itu mengaturkan langkah mereka . Berkeyakinan . Satu perasaan yang berselubungkan satu perasaan positif yang berselimutkan perasaan negatif yang bercambah melalui bisikan seketul hati yang menempatkan segala niat .
Setibanya mereka pada satu bilik yang khas , pintu terbuka . Memperlihatkan seorang lelaki berpakaian seragam Pasela sedang digari dengan menggunakan Gari Cahaya .
Anggota Pasela itu jelas sedang digigit ketakutan .
Lelaki tadi memandang ke arah anggota Pasela yang ditahan itu . Pandangannya kosong namun , dingin . Sedingin perasaannya .
" Maafkan saya Yang Mulia . " Kata anggota Pasela itu .
" Katakan pada aku sekarang . Jangan nak berdalih . " Kata lelaki itu dengan jelas . " Macam mana diorang boleh syak kau ? "
" Saya tak tahu . " Jawab anggota Pasela itu dengan terketar - ketar . " Diorang macam dah syak sesuatu . "
" Korangkan Professional . " Kata wanita itu dengan agak kuat dan agak lantang suaranya . " Macam kau mana kau boleh lalai ? "
" Siapa yang kejar kau ? " Tanya lelaki itu .
" Ketua kumpulan Penyiasat Muda tu . " jawab anggota Pasela itu dengan pantas kerana ketakutan .
" Sayap Peganiex ? " Tanya lelaki itu .
Anggota Pasela itu menganggukkan kepalanya dengan pantas .
Lelaki itu mengeluh . Wajahnya serta - merta diselimuti kegeraman .
Wanita itu mengarahkan seorang daripada anak kapal untuk membawa anggota Pasela itu ke dalam satu ruang dengan hanya menggerakkan kepalanya .
Anggota Pasela itu menggigil ketakutan . Wajahnya jelas dibaluti dengan kerisauan yang teramat sangat . " Maafkan saya Yang Mulia ! "
Lelaki tadi tidak menghiraukan jeritan anggota Pasela itu .
Anggota Pasela itu diseret dengan kasar bersulamkan dengan jeritan yang amat mengerikan . Tidak lama selepas itu , suara jeritannya semakin lama semakin hilang ditelan oleh kegelapan satu lorong yang gelap gelita .
" Buah Catur ni tak berguna . Sampah . " Kata Paga dengan jelas yang tiba - tiba sahaja muncul entah dari mana . " Jangan simpan Buah Catur macam ni . Ia akan menyusahkan usaha korang berdua . "
Lelaki tadi hanya mendiamkan dirinya .
" Dia dikejar oleh ketua kumpulan penyiasat tu . Kebarangkalian untuk kegiatan ni terbongkar memang besar . " Celah Vivian dengan tenang . " Lelaki tadi mesti dibunuh . Sekarang . "
Lelaki tadi tersenyum . " Kalau diorang semua ni dibunuh . Siapa yang nak jadi Buah Catur tu ? "
Wanita tadi menjeling ke arah Lelaki itu . Jelingan yang menyeramkan .
" Lelaki tadi akan jadi Buah Catur aku . Dia akan jadi salah satu daripada Pawn aku . " Kata Lelaki itu sambil tertawa kecil . " Korang bertenanglah . "
" Kitorang tak nak segala usaha yang kita lakukan ni gagal . " Balas Paga dengan jelas .
" Aku takkan gagal . " Kata Lelaki itu dengan senyumannya yang mengerikan . " Aku akan balas dendam dengan lelaki tu . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Tuanku Puteri , apakah sakitnya Tuanku Pawaka ? " Tanya Raja Pini dengan nada yang agak terkejut . Dia ditemani oleh Permaisurinya . Permaisuri Nambia .
Putera Pini dan Permaisuri Nambia adalah wakil daripada Kerajaan Karog .
" Tuanku Pawaka cuma demam sahaja . Tidak apa - apa . " Balas Sheila Asyikin dengan jelas sambil tersenyum .
Dia terpaksa melayani utusan daripada Kerajaan Karog kerana , mereka berkeras untuk bertemu dengan Ahmadi .
" Tuanku Pawana itu seorang yang sangat kuat melayani kerjanya . Mungkin sebab itu demam menimpanya . " Kata Permaisuri Nambia dengan jelas .
" Beta dan Permaisuri berangkat pulang dahulu . " Kata Raja Pini setelah dia dan Permaisurinya tiba di pengangkutan DiRaja mereka . " Semoga Tuanku Pawana cepat sembuh . "
Sheila Asyikin menganggukkan kepalanya lalu melagakan pipinya dengan pipi Permaisuri Nambia .
" Semoga Tuhan mempertemukan kita semula . " Kata Permaisuri Nambia dengan lembut sambil tersenyum .
Sheila Asyikin membalas kata - kata Permaisuri Nambia dengan senyumannya .
Dia berdiri sambil memerhatikan kenderaan DiRaja Raja Pini dan Permaisuri Fiirapi itu berlalu pergi .
Ketika dia hendak memasuki istana milik Permaisuri Fiirapi , dia terhenti .
" Ampun Tuanku Puteri . Mohon sembah hamba harap diampun . " Kata Rania . Salah seorang penyambut utusan Istana wanita dengan lembut . " Apakah sakitnya Tuanku Pawana itu berat ? "
" Jika benar , izinkan hamba berdua bertemu dengan Tabib DiRaja agar menyediakan ubat dengan segera . " Celah Saflah . Seorang penyambut Utusan istana Lelaki . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Siti Nursamawi mengeluh lemah . " Bonda . Anakanda , Puteri Pawaka dan Putera Pawana telah lama kenal . Jadi , jika Putera Pawana memberikan sesuatu yang berharga buat dirinya kepada anakanda sekalian , itu tandanya , dia hendak pergi lama ke suatu tempat . "
" Bagaimana pula dengan Pahlawan sekalian ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan jelas .
" Ampun beribu ampun , sembah hamba harap diampun . " Kata Aivira dengan jelas . Namun , dia terhenti kerana melihat Permaisuri Fiirapi tersenyum sambil menggelengkan kepala .
" Kalian adalah kenalan kepada anakanda beta . Janganlah rasa rendah diri di hadapan beta . Jika benar firasat beta , anakanda beta itu telah pun memilih Pahlawan - pahlawan yang akan membantunya untuk menjaga dua dunia ni . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut sambil tersenyum . " Janganlah gelarkan diri kalian itu dengan perkataan ' Hamba ' . Gunakanlah gelaran ' Patik ' . Ia lagi manis di dengar . "
" Ampun beribu ampun . Mohon sembah anakanda harap diampun . " Kata Siti Khumairah dengan agak pantas namun , masih jelas lembut nadanya . " Bagaimanakah bonda boleh berfirasat sedemikian ? "
" Meja yang Putera Pawana gunakan untuk rancang strategi itu , adalah diperbuat daripada Batu Tinta Cakna . Batu itu hanya berfungsi sekiranya Mutiara Tenaga Elemen dihubungkan kepadanya . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Anakanda dan suami anakanda sendiri telah lihat bukan . Semua yang berada di ruang ini , Tenaga Elemen mereka telah bersinar di atas meja itu . Ini bermakna , Putera Pawana telah memilih Pahlawan yang dia telah percayai untuk membantunya . Namun begitu , Putera Pawana masih belum mengunci Tenaga Elemen itu . Mungkin kerana , ia masih ingin mendengar jawapan daripada mulut kalian sendiri . "
Kembalinya Sheila Asyikin ke ruang itu dengan wajah yang agak muram , telah sedikit mengganggu kerancakkan perbualan .
" Apakah yang mereka inginkan ? " Tanya Permaisuri Fiirapi .
" Mereka mengundang Bonda , Kanda Pawana dan anakanda untuk memperhalusi akan sistem pertahanan DiRaja mereka . " Balas Sheila Asyikin dengan jelas . " Pada awal purnama hadapan . "
Permaisuri Fiirapi menganggukkan kepalanya . " Kita kena usahakan segera yang mungkin untuk mengesan Putera Pawana . Marilah kita ke Unit Rawatan DiRaja milik bonda . Selepas kita merawat Puteri Bayu Lagenos , kita akan mengesan Putera Pawana . Bonda sendiri yang akan mencarinya bersama dengan kalian semua . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Suasana di dalam dapur Istana Permaisuri Fiirapi sedikit kecoh . Ini kerana berita mengenai Ahmadi jatuh sakit telah pun tersebar .
Begitu itu juga dengan keadaannya di pintu kota Kerajaan Legenos . Pahlawan yang menjaga Pintu Kota juga mula berbicara mengenainya .
Berita itu sepantas kilat telah tersebar luas . Dibawa daripada satu mulut ke satu mulut . Satu media semula jadi yang amat berkuasa .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Apa yang kau nak aku dan Vivian lihat kat dalam kapal kau ni ? " Tanya Paga dengan jelas .
" Aku nak tunjuk sesuatu kat korang . Salah satu Pawn aku . " Balas Lelaki itu dengan tenang . " Aku nak dengar . Pendapat daripada korang sendiri . "
" Untuk apa ? " Tanya Vivian dengan jelas dan tenang .
" Nanti korang akan tahu . " Balas Wanita itu dengan senyuman yang menakutkan .
Selepas beberapa detik mengaturkan langkah yang tenang , Lelaki dan Wanita serta tetamu mereka berdua itu tiba di dalam sebuah bilik khas yang berdindingkan kaca .
Lelaki itu mengarahkan agar mereka semua melihat di sebalik dinding kaca ke arah tengah bahagian bawah .
Ruang bawah bilik khas itu menempatkan sebilangan golongan elit dan profesional .
Tidak lama selepas itu , anggota Pasela yang diseret tadi kelihatan di bawah masuk ke dalam ruang khas tadi . Dia ditolak masuk dengan kasar sehingga dia tercampak ke dalam sangkar Besi yang kukuh .
Sangkar Besi itu berhubung dengan satu ruangan khas tetapi , Pintu Besi yang menghubungkan Sangkar Besi dan ruang khas itu tidak berbuka .
" Kau nak buat apa ? " Tanya Paga .
Lelaki tadi hanya tersenyum .
Tidak lama selepas itu , Pintu Besi itu terbuka dan disusuli dengan satu suara yang menyeramkan .
Paga dan Vivian saling berpandangan .
" Aku ada tiga jenis Pawn . " Kata Lelaki itu dengan tenang . " Ini adalah daripada jenis yang ke tiga . "
Anggota Pasela tadi ditarik dengan kasar dari luar sangkar oleh salah seorang daripada yang berada di situ . Pipinya dicucuk dengan menggunakan sebatang jarum yang hanya cukup untuk mengalirkan darahnya .
Tidak lama selepas itu , satu ngauman yang amat menggerunkan kedengaran .
Bunyi ngauman itu telah menyebabkan , hampir kebanyakkan golongan elit dan professional yang berada di situ lari bertempiaran kerana ketakutan .
Ada juga di antara mereka yang hanya terundur ke belakang .
Anggota Pasela tadi terduduk dan menggeletar . Dia terkencing dan tergigil tatkata terdengar suara ngauman yang semakin hampir kepadanya .
Tiba - tiba dalam sekelip mata , satu makhluk yang sedang mereput keluar daripada Pintu Besi tadi dan dengan ganas , makhluk itu menerkam anggota Pasela itu .
Makhluk yang menggerunkan itu dengan lahap melapah tubuh anggota Pasela tadi dengan ganas . Tidak ubah seperti , seekor Harimau yang sedang mengunyah daging segar .
Tubuh Anggota Pasela tadi dilapah , ditarik dan dikunyah hidup - hidup .
Lelaki tadi hanya tertawa kecil manakala Wanita itu hanya menjeling ke arah Lelaki itu sambil tersenyum .
Paga dan Vivian pula hanya melihat ke arah makhluk yang masih mereput itu dengan pandangan yang biasa .
" Boleh tahan . " Kata Paga dengan tenang dan jelas . " Ganas . Menyeramkan dan menakutkan . Memang sesuai . "
" Pawn ni , makhluk yang gemarkan darah segar dan mampu menghidu bau darah daripada jarak 700 meter . " Kata Lelaki itu dengan tenang . " Tapi , makhluk ni takkan kenyang dengan darah - darah segar yang diminumnya . "
" Habis tu , buat apa dia minum darah segar tu kalau dia tak boleh kenyang ? " Tanya Vivian dengan jelas .
" Apabila sistem saraf dia dah penuh dengan jumlah nutrien yang ada pada darah Manusia yang diminumnya , makhluk ni akan berevolusi kepada bentuk yang lain . " Balas Lelaki itu sambil tersenyum . " Kepantasan dia akan bertambah . Kekuatan meningkat . Tahap kebuasan juga akan bertambah . "
Paga tersengih . " Boleh tahan . "
" Jadi , bila kau nak hadir ke jemputan yang dibuatkan khas untuk kau tu ? " Tanya Vivian .
Lelaki tadi hanya tersenyum . Satu senyuman yang amat menggerunkan .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Nurzahirah ditidurkan di tengah - tengah sebuah Kolam kecil . Di sekelilingnya , terdapat pelbagai bentuk Zamrud yang berwarna Biru berjalur Merah . Sesuai dengan warna Elemennya . Biru dan Merah .
Sembilan jenis Bunga pelbagai warna juga diletakkan di sekelilingnya .
Selepas itu , air kolam yang terdapat di tempat pembaringannya berputar ke atas dan perlahan - lahan membentuk sekuntum Bunga Kristal Air yang berwarna Merah , Jingga , Kuning , Hijau , Biru , Indigo dan Ungu .
Dan kini , dia kelihatan seperti tidur di dalam kelopak Bunga Kristal yang amat cantik .
Kemudian , bulatan Elemen Psikik yang amat unik dan abstrak muncul di sekitar Bunga Kristal itu .
Daripada sekitar bulatan yang amat unik dan abstrak tadi pula , keluarnya jalur Elemen Psikik yang menghubungan Bunga Kristal itu kepada semua yang berada di sekeliling Nurzahirah .
" Dengar wahai kalian semua . Beta akan mula mengubati sakit yang sedang menimpa Puteri Bayu . Cucunda beta . Puteri Muda kerajaan ini . " Titah Permaisuri Fiirapi dengan lembut dan jelas . " Jika kita melihat sesuatu ketika dalam proses rawatan ini . Hendaklah kalian ketahui bahawa , ia adalah satu memori yang tersimpan di dalam minda Puteri Bayu . Ia terjadi ketika Banshee itu menyedut Tenaga Elemennya . "
Siti Khumairah saling berpandangan dengan semua yang berada di situ .
" Puteri Pawaka , anakanda bersembah seketika tadi , Kanda Pawaka memiliki tujuh jenis Mutiara Akmuse . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Tapi , yang ada pada anakanda sekalian , cuma ada enam sahaja . Di manakah sebutir lagi ? "
" Sebutir lagi , ada pada Buah Kalung yang dipakai oleh Puteri Bayu , bonda . " Jawab Sheila Asyikin .
Permaisuri Fiirapi menggelengkan kepalanya dengan perlahan dan kemudiannya mengeluh . " Bonda tidak tahu . Apa yang ada pada fikiran Putera Pawaka . Sehingga dia sanggup mempertaruhkan perasaannya sehingga bertindak sebegini rupa . "
" Ampun Bonda Permaisuri , apakah maksud bonda ? " Tanya Siti Khumairah dengan nada yang jelas .
" Semua Tenaga Elemennya yang dimampatkannya di dalam Mutiara Akmuse itu , dan semua Tenaga Elemen daripada insan yang disayanginya , yang juga telah dimampatkannya ke dalam Mutiara itu , mengandungi perasaan yang kuat . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan jelas . " Tapi , Teknik Pemampatan Elemen sebegini terlalu bahaya . Kerana , ia mengandungi memori pembuatnya melalui perasaan sewaktu proses teknik ini dilakukan . Jika , semua Mutiara Akmuse ini jatuh ke tangan musuh , ia boleh dijadikan senjata kepada Putera Pawana . "
" Ampun Tuanku . Harap sembah patik harap diampun . " Kata Siti Hawa dengan lembut dan sopan . " Jika Teknik ini terlalu bahaya , kenapa Putera Pawana , masih menggunakannya ? "
Permaisuri Fiirapi mengeluh . " Dunia ini dipenuhi dengan musuh yang sentiasa mengintai peluang . Teknik ini membolehkan seseorang Pahlawan untuk menggunakan Elemen Warna yang bukan miliknya . "
Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi saling berpandangan .
" Bonda perasan akan hal ini . Putera Pawana sering juga mengasah pertarungannya dengan bonda . Ada ketikanya , dia menggunakan teknik yang bukan daripada Elemennya sendiri . " Kata Permaisuri Fiirapi lagi . " Ia daripada Puteri Semarak Api dan Puteri Pawaka . "
" Bagaimana bonda tahu ? " Tanya Siti Nursamawi lalu dipandangnya wajah Sheila Asyikin yang tunduk ke bawah .
" Wahai Puteri Semarak Api . Kali pertama kaki anakanda berpijak di atas tanah Lagenos ini , bonda telah mengetahui . Anakandalah salah seorang pemilik Elemen Warna dan Cahaya yang sering Putera Pawaka gunakan ketika berlatih dengan bonda . " Balas Permaisuri Fiirapi . " Salah seorang lagi . Puteri Pawaka . "
Permaisuri Fiirapi menggelengkan kepalanya . " Beta akan perkatakan akan perkara ini lagi bila semua masalah ini telah selesai . Sekarang , tolong akan kawal gelombang yang akan terhasil sebaik sahaja beta memulakan rawatan ini . Dan . Beta ingatkan lagi . Jika kita terlihat memori salah seorang daripada mereka . Ingatlah . Itu adalah memori yang tersimpan di dalam Mutiara Akmuse . "
" Ampun Tuanku beribu ampun . Harap sembah anakanda harap diampun . " Kata Siti Khumairah dengan jelas . " Sefahamnya anakanda , hanya dua Bunga Hutan ini sahaja yang memiliki Mutiara yang seperti bonda katakan tadi . Ampun bonda . "
" Anakanda Puteri Salju . Semua Mutiara yang diberikan itu merupakan Mutiara Akmuse . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan lembut dan jelas . " Cuma , cara ia dihasilkan dan cara menggunakannya sahaja yang berbeza . "
Permaisuri Fiirapi mendepakan tangannya dengan lembut . Rambutnya yang panjang dan terurus rapi melayang - layang mengikut alunan Gelombang Elemen yang terkeluar daripada tubuhnya . " Tapi apa yang pasti . Ia merupakan Kunci Elemen yang dapat melindungi si pemakainya . "
Sebaik sahaja Permaisuri Fiirapi menemukan ke dua tapak tangannya dengan agak kuat , Mutiara Akmuse yang dipakai oleh Siti Khumairah , Sheila Asyikin , Siti Nursamawi dan Nurzahirah mengeluarkan cahaya yang bergelombang .
Semua mereka yang berada di situ dengan tenang mengawal gelombang itu .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pendekar Bayu belari dengan pantas di dalam hutan . Kakinya dengan lincah mengelak akar - akar pokok yang berselirat memeluk tanah .
Di belakangnya pula , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim yang juga berlari dengan pantas .
Tidak lama kemudian , Pendekar Bayu melenyapkan dirinya dan muncul semula di atas dahan sebatang pokok dan terus sahaja melompat dari dahan ke dahan dengan tangkas .
Pendekar Bara dan Dr . Hasyim melompat ke dahan pokok dan terus sahaja mengejar Pendekar Bara .
Mata Pendekar Bayu merenung dengan tajam ke arah setiap apa yang dilihatnya . Derianya tajam menangkap apa yang telah dirasakannya .
Tiba - tiba . Tepat - tepat dari arah penglihatan sasaran pandangan mata Pendekar Bayu , beberapa batang besi yang amat tajam meluru ke arahnya dengan kelajuan yang amat pantas .
Dihasilkannya Bilah Angin daripada celah penumbuknya . Sambil melompat , dia menangkis serangan tadi dengan tangkas .
Pendekar Bara melemparkan beberapa Bilah Bara ke arah sasaran mereka namun , dia sendiri tidak pasti sama ada , serangannya tadi , kena atau pun tidak .
Beberapa letusan terhasil .
Beberapa Bilah Besi yang menyerang tadi muncul semula dan serangan itu dihalang oleh Dr . Hasyim dengan Peluru Larva daripada jari - jemarinya .
" Tak guna betul . " Kata Pendekar Bara . Nadanya tenang dan kemudiannya , dia tersengih . " Kita kena tangkap pengkhianat ni. "
Dr . Hasyim melibaskan tangan kanannya di udara . Semburan api yang panas terpancut keluar dari dalam semak .
Dia tersengih . " Diorang berdua ni macam Lipas . Pandai mengelak . "
" Aku tak kisah yang tu . " Balas Pendelar Bayu dengan tenang . " Aku cuma nak pijak muka diorang sampai aku puas hati . "
" Kejam sangat tu . " Kata Pendekar Bara sambil tersengih .
" Aku nak tanya kau . " Balas Pendekar Bayu dengan tenang . Matanya merenung tajam ke arah sasarannya . Ibarat Harimau yang sedang memerhatikan buruan . " Mana lagi kejam . Pijak muka orang atau , jadi pengkhianat negara ? "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Kenapa Rara beli dua patung ? " Tanya Ahmadi sambil menggaru kepalanya yang tidak gatal . " Cukuplah satu . Nak bagi siapa lagi satu patung tu ? Takkan Rara dah ada Teman Lelaki kot ? Rara jangan nak buat hal . Nanti dengan Pakcik sekali Ummi Mai Rara tu sebat bontot . "
" Pakcik jangan nak merepek boleh ? " Balas Nurzahirah sambil membuat muka . " Pandai je cakap . "
" Habis tu ? Satu Patung Beruang lagi tu untuk siapa ? " Tanya Ahmadi lagi . " Ni kalau Kakak Patung tahu . Sejam setengah pun , belum tentu lagi dia berhenti membebel . "
Sheila Asyikin tertawa kecil tatkala melihat dan mendengar perbualan memori yang terdapat pada Minda Nurzahirah .
" Satu lagi Patung ni untuk adik Raralah . Ingat Rara ni kedekut ke ? " Kata Nurzahirah dengan senyumannya . " Rara dapat rasa tau yang Mak , Ayah dan adik Rara tu masih hidup . Satu hari nanti . Mesti keluarga Rara bersatu semula . "
Memori tadi hilang seperti pasir yang dihembus angin . Tidak lama kemudian . Satu memori terpapar .
" Pakcik . Kenapa keluarga Rara kena culik ? " Tanya Nurzahirah dengan lembut .
Ahmadi hanya tersenyum lalu menggosok - gosok lembut rambut Nurzahirah .
Memori tadi hilang . Digantikan dengan satu lagi memori baru .
" Pakcik . Pakcik nak dengar cerita tak ? " Tanya Nurzahirah dengan jelas .
" Cerita apa ? " Tanya Ahmadi kembali sambil melihat ke arah beberapa butir Mutiara Akmuse . " Rara kencing malam ke ? "
" Banyak pakcik punya kencing malam . Pakciklah yang kencing malam . " Balas Nurzahirah dengan agak geram kerana melihat Ahmadi mentertawakannya .
Siti Khumairah dan semua yang berada di situ hanya tersenyum melihat memori itu . Ada juga yang tertawa kecil .
" Dengarlah Rara nak cerita ni . " Kata Nurzahirah . Gayanya manja . Dia menggoyang - goyangkan lengan Ahmadi .
" Cerita jelah . " Balas Ahmadi .
" Semalamkan , Rara mimpi . " Kata Nurzahirah dengan agak perlahan . " Rara mimpi pasal Mak dan adik . "
Ahmadi memandang ke arah wajah Nurzahirah lalu dia memperelokkan kedudukannya . " Macam mana mimpi Rara tu . Cuba cerita kat Pakcik . "
" Rara nampak mak . Dia sapu muka Rara . Tapi sebenarnya , mak bukan sapu muka Rara . Dia sapu muka adik . " Kata Nurzahirah dengan jelas .
" Mana Rara tau yang mak sapu muka adik ? " Tanya Ahmadi .
. " Dia cakap nama adiklah . Mak sapu muka nak dia . ' Ehm ' , mak cakap sesuatu dalam mimpi Rara tu . "
" Mak cakap apa ? " Tanya Ahmadi dengan jelas dan lembut .
" Mak cakap macam ni . " Kata Nurzahirah dengan jelas . " ' Hara , jangan risau ye . Selagi mak masih hidup . Hara takkan apa - apa . Kita takkan berjauhan walau sekaki . Teknik mak akan matikan kita bersama ' . "
Ahmadi menganggukkan kepalanya . Kemudian , dia tersenyum lalu mengucup kepala Nurzahirah .
" Muka perempuan yang Rara nampak dalam mimpi tu . Sebiji macam muka mak dalam gambar . " Kata Nurzahirah dengan lembut . " Cantik . "
Memori Nurzahirah itu telah menyebabkan Siti Khumairah , Fateh dan Sheila Asyikin sedikit tersentak .
Mereka tidak pernah mengetahui akan cerita itu .
Memori Nurzahirah tadi berterbangan seperti asap . Kemudian , satu lagi memori tersingkap .
" Tuan pasti ke yang kakak Tuan tu , ada kat dunia ni ? " Tanya Putih dengan jelas .
" Aku tak tahu . Tapi , jejak kakak aku hilang macam tu je kat dunia aku . " Balas Ahmadi dengan tenang . " Mimpi Rara tu sebenarnya , Tenaga Minda milik Kakak aku . Tapi , Tenaga Minda tu tak kuat . Tak lengkap . Macam terputus . Lebih kurang macam . Satu kiriman . Pasal terlalu jauh , kiriman minda tu terputus . "
" Jadi , apa yang tuan nak lakukan sekarang ? " Tanya Putih dengan tenang .
" Aku nak jejak Kakak aku tu kat sini . " Jawab Ahmadi dengan jelas . " Aku kena cuba jejak dan cari dia kat sini . "
Memori Ahmadi tadi hilang bagaikan dihembus bayu . Digantikan dengan satu lagi memori .
Seorang Pahlawan daripada Kerajaan Kegelapan terhempas ke seketul batu yang besar dengan amat kuat .
Satu tumbukan yang padu mengucup kepalanya . Dia jatuh dan hanya mampu mengerang kesakitan .
Kemudian , dia diangkat ke dan ditekan dengan kuat ke batu besar tadi dengan hanya menggunakan kawalan minda .
" Aku takkan cakap apa - apa kat kau ! Makhluk celaka ! " Jerit Gaboo dengan lantang . " Manusia memang makhluk yang celaka ! Korang tak layak nak hidup kat dunia ni ! "
Ahmadi hanya tersengih . " Aku tak kisah pun kalau kau tak nak beritahu apa - apa pun . Pasal , aku akan buat kau bercakap . "
Ahmadi mengapungkan Gaboo . Dan tanpa belas kasihan . Dia meninju badan dan wajah Gaboo dengan semahunya . Tumbukannya padu dan bertubi - tubi . Tumbukkan yang mengandungi perasaan kegeraman dan kemarahan yang menggelegak .
Siti Khumairah dan semua yang menyaksikan memori itu terperanjat . Mereka tidak pernah melihat Ahmadi melakukan tindakan seperti itu .
Permaisuri Fiirapi juga turut terperanjat sama . Naluri keibuannya tersentuh . Dia seperti memahami akan tumbukkan Ahmadi itu .
Gaboo terbatuk - batuk lemah . Dia mengerang kesakitan . Dia meludah ke tanah .
" Mana kata janji kau ? " Tanya Gaboo dengan jelas . " Kau cakap . Kau bukannya pembunuh . Tapi , sekarang . Nampak sangat yang kau nak bunuh aku . "
Ahmadi melepaskan tumbukkannya ke pipi Gaboo . Kali ini , dengan Serangan Elemen Aisnya . Pipi Gaboo ditumbuhi dengan cerakan ais yang amat sejuk .
Gaboo menjerit menahan kesakitan yang bersulamkan kedinginan .
" Memang aku tak membunuh . Dan aku takkan jadi pembunuh . Tak elok membunuh . " Balas Ahmadi dengan nadanya yang bersahaja . " Tapi , aku tak pernah cakap yang aku tak seksa musuh aku . "
Ahmadi menghayunkan tangannya lalu , Cahaya Elemen Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi yang disimpannya di dalam Mutiara Akmuse menjelma .
Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi saling berpandangan lalu , mereka berdua memandang ke arah Permaisuri Fiirapi yang kelihatan tenang .
Selepas itu , Ahmadi menghasilkan satu Kunci Elemen Elemen Ais , Angin dan Air yang berjalur Merah , Jingga dan Kuning .
Gaboo menjerit kesakitan kerana menahan serangan sejuk dan panas dalam masa yang serentak .
" Aku sanggup mati daripada aku beritahu kat mana kakak kau ! " Jerit Gaboo dengan lantang . " Aku takkan khianati Akham Nessela . "
" Suka hati kaulah . " Balas Ahmadi dengan bersahaja . " Kita kat dunia ni cuma ada dua pilihan . Nak atau tak nak . Terpulanglah kat kau . Nak , kau boleh cerita . Tak nak , kau tahan sakit je kat situ . "
Gaboo menjerit dengan kuat . Badannya meronta - ronta dengan kuat kerana menahan kesakitan yang teramat sangat .
Memori tadi hilang . Hilang bagaikan asap dihembus angin yang berpuput lembut .
Satu memori baru terpapar . Kini , satu aksi pertarungan di dalam sebuah ruang yang dipenuhi dengan silinder besar yang diperbuat daripada kaca .
Di dalam Silinder - silinder kaca itu terdapat pelbagai makhluk yang pelik dan ganjil .
Jelas di mata Siti Khumairah dan semua yang berada di situ . Pertarungan yang mereka saksikan terlalu dahsyat .
Ahmadi menendang lawannya dengan kuat . Wajahnya garang . Di tangannya , terdapat sebutir Mutiara yang agak besar .
Sekali lagi dia menendang lawannya sehingga lawannya tercampak ke sebuah silinder kaca dengan kuat .
Silinder Kaca itu pecah . Airnya melimpah ke segenap arah . Satu makhluk pelik terkeluar daripada silinder kaca tadi . Namun , ia terbaring kaku di atas lantai .
Beberapa orang pahlawan musuh datang menyerang Ahmadi namun , semuanya dapat dihalang oleh Ahmadi .
" Aku nak tahu , dari mana korang dapat Tenaga Psikik yang ada kat dalam Mutiara ni . " Kata Ahmadi lalu di dudukkannya lawannya tadi di atas kerusi dengan kasar .
Saigil hanya tertawa kecil . " Awak ingat , awak boleh dapat ke jawapan tu ? Saya hidup untuk Akham Nessela . Dan mati pun untuk Akham Nessela . "
" Baguslah kalau macam tu . " Kata Ahmadi lalu , dikawalnya air yang melimpah tadi dengan menggunakan mindanya .
Air tadi terapung dan terus sahaja masuk ke dalam mulut , telinga dan lubang hidung Saigil menyebabkan Saigil menggelupur .
Naera , Ratni dan Siti Hawa memalingkan wajah mereka kerana mereka tidak sanggup melihat Saigil menggelupur dalam keadaan menakutkan .
Manakala Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze pula memejamkan mata mereka kerana perasaan ngeri bersulamkan ketakutan membelai tubuh dan perasaan mereka .
Memori tadi hilang seperti debuan pasir . Digantikan dengan satu lagi memori .
" Tuan , kenapa Tuan tak nak kitorang bantu Tuan untuk cari Kakak Tuan tu ? " Tanya Putih dengan lembut .
" Ini masalah aku . Aku tak boleh nak suruh korang untuk selesaikan masalah aku . " Jawab Ahmadi .
" Tapi , kitorangkan Pahlawan Tuan . Kitorang semua sanggup tolong Tuan untuk cari Kakak Tuan yang hilang tu . " Sampuk Paquine dengan lembut .
" Itu bukan alasan kenapa aku pilih korang untuk jadi Pahlawan aku . " Balas Ahmadi sambil tersengih . " Aku pilih korang sebab untuk lindungi Kerajaan Lagenos ni . Untuk lindungi dua dunia ni . "
" Tapi kita semuakan kawan . Kawan mesti tolong - menolong . " Celah Merowran pula .
Aivira dan rakan - rakannya saling berpandangan sesama mereka .
" Korang pergi lindungi Bonda Permaisuri . Dia bukan mak kandung aku tapi , aku sayangkan dia macam mak aku sendiri . Aku ada mak tapi , mak aku dah lama meninggal . Aku tak sempat nak tengok macam mana cantiknya mak aku tu . " Balas Ahmadi sambil tersengih . " Tapi , sekarang ni . Dialah mak aku . Kalau betul korang nak tolong aku . pergi kawal Istana Bonda Permaisuri . "
Memori Ahmadi sekali hilang bagaikan asap dihembus bayu .
Kelihatan Ahmadi dan Nurzahirah sedang duduk di atas bumbung rumah . Kedudukan mereka rapat . Duduk bersebelahan .
Angin petang membelai tubuh mereka .
" Tak kisahlah apa pun . Yang penting . Sekarang ni . Rara ada Ummi Mai . Ayah Fateh . Kakak Patung . " Kata Nurzahirah sambil tersenyum . " Ayah , Mak , Adik , Onyang Diana , Atuk Bayu . Atuk Bara . "
" Rara lupa . Ada sorang lagi . " Kata Ahmadi lalu tertawa kecil .
" ' Haish ' , Rara tak boleh . Mana boleh Rara lupa yang sorang tu . Mustahil . " Balas Nurzahirah dengan ceria dan manja . " Yang sorang lagi tu . Orang yang paling Rara sayang . Orang yang penting . Tak ada dia ni . Rara rasa macam . Dah berak tapi , rasa macam belum basuh lagi . "
Ahmadi tertawa . " Pengotor betul . "
Siti Khumairah tertawa kecil namun , air matanya menitis . Mereka yang lain juga , yang turut melihat memori itu dapat merasakan sesuatu .
Satu keakraban yang terjalkn melalui pertalian darah .
" Rara sayang pakcik tau . Tak kisahlah . Orang cakap pakcik gila ke . Sasau ke . Mabuk ketum ke . Otak senget ke . " Kata Nurzahirah lagi dengan lembut . Dia kemudiannya meletakkan kepalanya di lengan Ahmadi . " Yang Rara tahu . Pakcik ni , Pakcik Rara . Takkan ada lagi orang macam Pakcik kat dunia ni . "
Ahmadi tersenyum lalu mengucup kepala Nurzahirah . " Pakcik pun sayangkan Rara juga . "
Memori itu kemudiannya hilang .
Kelihatan Ahmadi berada di atas sebuah gunung . Terdapat bongkahan batu yang besar di sekelilingnya .
Dia kelihatan menuju ke arah sebuah kolam kecil . Kemudian , dia terhenti di tepi kolam air itu lalu termenung .
Dia mengeluh . Selepas itu , dia berjalan menuju ke arah tengah kolam air tadi dan berdiri .
Satu bulatan yang abstrak dan unik terhasil di sekitar tempat Ahmadi berdiri .
Corak Elemen Angin terhasil dengan perlahan - lahan . Selepas itu , satu lagi corak Elemen terhasil . Elemen Air .
Corak Elemen Angin dan Air itu bersinar dengan terang dan perlahan - lahan bergabung untuk membentuk satu Gabungan Elemen Air dan Angin yang amat abstrak dan unik . Gabungan Elemen itu memancarkan pancaran Elemennya . Putih dan Biru .
Sejurus selepas itu pula . Satu lagi Elemen terhasil . Elemen Ais . Yang membentuk satu kelopak Bunga Salji yang amat indah dan abstrak .
Kemudian , tiga lagi Warna Elemen dan Cahayanya terpancar . Merah , Jingga dan Kuning .
Permaisuri Fiirapi melihat memori itu dengan teliti . Mindanya berputar untuk mencerna maksud di sebalik memori Ahmadi yang terpapar .
Kelihatan Ahmadi menepuk atas lengan berhampiran bahu kanannya dan kelihatan seperti sedang menarik sesuatu .
Sembilan jalur cahaya berwarna Biru dan Putih terpancar daripada tempat yang ditepuknya tadi dan terus mengelilinginya .
Sembilan jalur cahaya yang terhasil tadi membentuk sembilan jenis Keris yang pelbagai bentuk . Sembilan jenis Keris yang terhasil tadi mengelilinginya mengikut putaran jam dengan perlahan .
Selepas itu , dia melibaskan tangan kirinya di hadapannya . Sembilan jalur cahaya Biru dan Putih terpancar daripada sembilan jenis Keris tadi . Kemudian , jalur cahaya tadi membentuk sembilan jenis Dagger yang berlainan .
Sembilan jenis Dagger yang terhasil tadi mengelilinginya dengan perlahan melawan arah putaran jam .
Ahmadi memejamkan matanya dan menarik nafasnya dengan perlahan . Dia membukakan semua Pintu Tenaga Elemennya .
Setiap helaian rambutnya diselimuti dengan warna utama Elemen Warna dan Cahayanya . Putih dan Biru .
Bebola matanya menjadi Biru manakala anak matanya bertukar menjadi Biru Muda .
Dilibaskannya pula tangan kanannya di hadapannya .
Sejurus selepas itu , daripada setiap jenis Keris dan Dagger yang terhasil tadi memancarkan jalur - jalur cahaya yang berwarna Putih dan Biru . Kemudian , 18 jalur cahaya tadi perlahan - lahan membentuk sembilan jenis Pedang Lurus pelbagai bentuk .
Pedang - pedang tadi melayang - layang di sekitarnya .
Selepas itu , dihalakannya tapak tangan kanannya di hadapan lalu , setiap sebilah , daripada tiga jenis senjata - senjata tadi melayang ke arahnya dan bercantum dihadapannya . Membentuk sebilah Pedang Lurus yang unik seni ukirannya .
Selepas itu , dihalakannya tapak tangan kanannya ke bawah . Kemudian , Pedang Lurus yang dihasilkannya tadi terbenam ke bawah air dan terus memancarkan Elemen Warna dan Cahayanya yang kedua , ketiga dan keempat . Merah , Jingga dan Kuning .
Semua jenis senjata yang dihasilkannya tadi memancarkan jalur Merah , Jingga dan Kuning milik Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin yang disimpannya .
Kemudian , didepakannya tangannya pula . Elemen Warna dan Cahaya milik Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi terpancar dan bersatu dengan pancaran cahaya Gabungan Elemennya yang telah dihasilkannya pada awal tadi .
Membentuk satu corak yang amat abstrak dan unik di sekitar kolam itu .
Siti Khumairah memandang ke arah Permaisuri Fiirapi . " Bonda , teknik apakah yang kita semua sedang saksikan ini ? "
Semua yang berada di situ memusatkan pandangan mata mereka ke arah Permaisuri Fiirapi yang kelihatan tenang .
" Ini adalah Teknik Sembilan Kunci Elemen Cahaya dan Warna . Ia adalah Teknik yang amat kuat . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut dan jelas . " Tapi , ia belum sempurna lagi . "
" Bagaimanakah bonda tahu , sama ada teknik ini sempurna atau tidak ? " Tanya Siti Nurjannah dengan lembut .
" Warna Cahaya dan Elemen Putera Pawana ialah Biru manakala Putih pula adalah warna yang jarang terdapat pada para Pahlawan Elemen Warna dan Cahaya seperti kita wahai kalian semua . Bonda juga tidak memiliki Cahaya Putih dan ia sukar untuk dimiliki . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan lemah lembut . " Warna Elemen yang kedua milik Putera Pawana pula ialah Merah . Yang ketiga Jingga dan yang keempat ialah Kuning . Sebab yang jelas kenapa Putera Pawana menghasilkan sembilan jenis senjata adalah kerana , senjata terakhir daripada setiap senjata adalah merupakan Kunci Utama teknik ini . Dan senjata - senjata Elemen itu perlu dihasilkan untuk menghasilkan teknik ini . "
" Bagaimana hendak menyempurnakan teknik ini ? " Tanya Fateh dengan jelas .
" Hanya Pahlawan Tujuh Warna Elemen sahaja yang boleh menghasilkan dan menggunakan teknik ini . Kerana , teknik ini hanya akan sempurna sekiranya tujuh warna dapat dibuka di dalam diri kita . " Jelas Permaisuri Fiirapi .
" Maksud Tuanku . Putera Pawana adalah merupakan Pahlawan Tujuh warna . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan lembut . " Apakah begitu maksudnya Tuanku ? "
" Benar , wahai Pahlawan . " Balas Permaisuri Fiirapi . " Putera Pawana dan Puteri Pawaka adalah merupakan Pahlawan Tujuh Warna . Cuma , warna - warna itu belum dapat dibuka lagi . Ia memerlukan latihan yang keras dan luar biasa . Putera Pawana dan Puteri Pawaka hampir terkorban ketika menjalani latihan untuk membuka Elemen Tujuh warna ini . "
" Apakah bonda juga adalah merupakan Pahlawan Tujuh Warna ? " Tanya Siti Nursamawi dengan lembut .
" Benar wahai Puteri Semarak Api . Bonda juga adalah merupakan Pahlawan Tujuh Warna . " Kata balas Permaisuri Fiirapi .
Tiba - tiba , Permaisuri Fiirapi dan semua yang berada di situ tertolak sedikit ke belakang kerana diterjah lembut oleh dua Gelombang Psikik yang agak luar biasa .
Aivira dan Aqilah dengan pantas berubah kepada Mode Pertempuran mereka dan terus menghasilkan Jaringan Sutera Elemen mereka untuk menghalang gelombang yang muncul dengan tiba - tiba tadi .
Mandy Chong Wei Tze pula dengan segera menjelmakan seruan Elementalnya yang berupa makhluk Humanoid berjantikan Wanita yang memiliki empat pasang sayap dan terus menghasilkan Perlindungan Elemen untuk melindungi mereka semua .
Maera dan Naera pula dengan pantas menghasilkan Humanoid Flora dan Fauna bersayap dua mengikut jantina mereka .
Dalam keadaan pantas , mereka berdua menghasilkan dua gelombang Flora dan Fauna untuk melindungi mereka semua .
Permaisuri Fiirapi agak terperanjat dengan teknik Mandy Chong Wei Tze . " Wahai Srikandi yang memakai Cermin Mata . Berapakah usia kamu ? "
" Ampun Tuanku . Patik setahun lebih tua daripada Nurzahirah . " Balas Mandy Chong Wei Tze dengan lembut . " Ampuan Tuanku . Maaf . Patik setahun lebih tua daripada Puteri Muda Lagenos . "
Kemudian , tubuh Nurzahirah terapung ke atas . Mutiara Akmuse yang dipakainya memancarkan cahaya yang amat terang . Cahaya yang menyinarkan pancaran yang berkilauan . Seperti gas - gas yang membentuk sebutir bintang di angkasa .
Permaisuri Fiirapi dengan pantas menyelubungkan kawasan itu dengan salah satu tekniknya yang menjadi legenda dan bualan di medan perang .
Sembilan Bidadari Psikik . Namun , dia tidak menjelmakannya pada tahap yang sebenarnya kerana , tekniknya itu mampu menghancurkan ruang itu .
Untuk menggantikannya , dia menjelmakan Mutiara Earchari dan terus sahaja menjelmakannya dan menggabungkannya dengan tekniknya tadi .
Serta - merta seluruh kawasan itu diselubungi oleh Gelombang Semula Jadi . Dari luar dan dalam .
Dua Gelombang Psikik yang muncul dengan tiba - tiba tadi memenuhi ruang itu .
Gelombang Psikik itu tidak menunjukkan sebarang ancaman . Tekanannya lembut dan selesa .
Namun , kehadirannya telah membuatkan Siti Khumairah , Siti Nurjannah , Hagia Sofea dan Sheila Asyikin serta Siti Nursamawi tersentak .
Mereka semua terkesima . Terpaku . Fikiran mereka seperti mati . Bagaikan tidak berfungsi .
" Kak Sarah ? " Kata Siti Khumairah dengan lembut . Air matanya mula terbit di kelopak matanya .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Dua mangkuk hayun ni menuju ke kawasan paya . " Kata Dr . Hisyam dengan jelas . " Kawasan tu jauh daripada orang awam . "
" Mana kau tahu ? " Tanya Pendekar Bayu dengan nada yang bersahaja . " Minggu lalu aku ke situ . Jerat Pelanduk . Ada je orang aku jumpa . "
" Ayam Turki betullah awak ni . " Balas Dr . Hisyam . " Maksud saya . Tempat tu jauh dari orang awam . Bukannya takde orang langsung kat situ . Kawasan pedalaman . "
Pendekar Bayu dan Pendekar Bara tertawa kecil .
" Saya tak rasa dua orang tu sengaja bawa kita ke kawasan tu . " Kata Pendekar Bara dengan jelas . " Diorang bukannya tak tahu . Bayu ni Elemen dia Air . "
" Saya setuju dengan awak Bara . " Balas Dr . Hisyam . " Saya tak fikir yang diorang sengaja . "
" Itu aku pun tahu . " Celah Pendekar Bayu dengan tenang . " Aku nak korang berdua . Bersiap - sedia . Aku tak tahu apa yang akan jadi lawan kita . "
" Apa maksud awak ? " Tanya Pendekar Bara .
" Musuh - musuh kita bekerjasama dengan makhluk dari dunia lain . Itu maksud aku . " Balas Pendekar Bayu . " Aku bukannya nak ajak korang percayakan cerita mengarut . Tapi , aku dah teliti semua laporan yang anak bertuah aku tu bagi . Aku kaji . Aku buka buku . Aku buka kajian - kajian lama . Aku cari apa yang patut . "
Pendekar Bara dan Dr . Hasyim saling berpandangan .
" Laporan - laporan tu memang menunjukkan . Kita akan berdepan dengan makhluk dari dunia lain . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas .
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
" Didie ? Ini Didie ke ? " Tanya Siti Maisarah dengan nada yang jelas .
" Ini Didie Kak . " Balas Ahmadi dengan lembut . Namun , suara tangisannya sedikit kedengaran . Senyuman bersulamkan tangisan kerinduan .
Suara tangisan Siti Maisarah jelas kedengaran .
Dan suara itu telah meletupkan semua perasaan yang berkumpul di situ .
Termasuklah , Permaisuri Fiirapi .
" Akak rindukan adik - adik akak . " Kata Siti Maisarah .
berselimutkan tangisan kerinduannya . " Adik - adik akak sihat ? "
" Kitorang sihat . Semua sihat . " Balas Ahmadi lalu menyapu air matanya . " Akak sihat ? "
" Akak sihat . " Balas Siti Maisarah dengan lembut . Nada tangisannya jelas kedengaran . Terlalu jelas . " Kak Mai macam mana ? Anak Patung ? Bidadari pipi tembam ? Kak Janne ? Kak Sofea ? "
Siti Khumairah , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi menangis teresak - esak .
Siti Nurjannah dan Hagia Sofea juga telah turut menangis .
" Kak Mai sihat . Masih macam singa lagi . Tak berubah sikit pun . " Jawab Didie dengan jelas . " Kak Janne . Dia biasalah . Sentiasa dengan bebelan dia . Kalau sehari tak membebel . Bukan dia . Kak Sofea . Dia masih macam dulu lagi . Ke mana - mana dengan cermin poket dia . Kejap lagi , biji mata dia pun jadi cermin nanti . Dia tak suka Didie panggil dia dengan nama Kak Gia . "
Jawapan Ahmadi itu telah menyebabkan Siti Khumairah tersenyum dalam tangisan kerinduan .
Siti Nurjannah dan Hagia Sofea pula tertawa kecil bersulamkan tangisan mereka .
" Anak Patung tu macam biasalah . Asyik melekat . Kitorangkan belangkas . Mana boleh duduk jauh . Ke mana memang berdua . Dia sihat . " Kata Ahmadi sambil tersenyum lebar . Senyuman yang ikhlas . Satu senyuman yang bersulamkan kerinduan . " Bidadari pipi tembam . Dia dah kurus dah sekarang . Dah makin lawa . Comel . Tapi masih kuat makan . Dia cakap dah kurang . Tapi . Mee goreng . Setengah kuali juga dia boleh habiskan . "
Jawapan Ahmadi itu juga telah menyebabkan Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi tergelak dalam tangisan .
Turut terdengar juga suara ketawa kecil Siti Maisarah .
" Anak akak . Rara . Dia sihat ke ? " tanya Siti Maisarah . " Apa khabar anak sulung akak tu ? "
Nada dan esakan Siti Maisarah jelas kedengaran . Keadaan itu telah menyebabkan suasana hiba memenuhi ruangan itu .
" Dia sihat . Dia bijak . Macam akak . " Balas Ahmadi sambil menangis . " Cantik . Macam akak juga . Dia tak pernah gagal lagi dalam peperiksaan kat sekolah dia . Memang betul - betul macam akak . "
Kedengaran suara Siti Maisarah tergelak kecil .
" Dia rapat dengan siapa ? " Tanya Siti Maisarah dengan lembut .
" Dengan adik akak nilah . " Balas Ahmadi dengan lembut lalu menyapu air matanya . " Kak Mai yang didik dia . Anak patung tu jadi Jurufesyen dia . Tapi dia rapat dengan Didie . "
Siti Maisarah tertawa kecil . " Jangan ajar dia bukan - bukan tau . Cakap dengan Anak Patung tu . Pilihkan pakaian yang sesuai dengan dia . Kalau Mai yang didik dia . Mesti dia tegas . "
Ahmadi tertawa kecil . " Takdelah . Rara tu rapat dengan Didie . Akak faham sendirilah . "
Ahmadi dan Siti Maisarah tertawa kecil bersama .
Memori Ahmadi bersama Siti Maisarah yang tersimpan di dalam Mutiara Akmuse yang terkalung di rantai Nurzahirah terpancar .
Memaparkan Ahmadi berdiri di dalam teknik unik dan abstrak yang telah dihasilkannya sambil berkomunikasi dengan Siti Misarah yang telah lama ' hilang ' .
Kelihatan Ahmadi menangis . Linangan air matanya mencurah bagaikan air terjun yang tiada hentinya . Dia terlalu rindukan dengan Kakak sulungnya itu .
Tiba - tiba , satu suara mencelah . Kehadiran suara itu telah menambahkan lagi kehibaan memori Ahmadi yang telah tersingkap .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Satu letupan terhasil sebaik sahaja Pendekar Bara melancarkan serangannya .
" Kena ke ? " Tanya Dr . Hisyam .
" Tak tahulah . " Balas Pendekar Bara dengan tenang . " Tapi saya rasa kena . "
" Memang kena . " Sampuk Pendekar Bayu sambil matanya melihat ke arah dua orang Pengkhianat Pasela yang meluru keluar daripada kepulan asap .
Pendekar Bayu mempertingkatkan kepantasannya sambil membukakan Pintu Tenaganya .
" Dah marah ke ? " Tanya Pendekar Bara dengan nada yang bersahaja .
" Habislah . " Sampuk Dr . Hisyam dengan jelas . " Abang Long dah marah . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Menangis ? Kenapa ? " Tanya suara itu . Suara itu persis suara Nurzahirah . " Mak . Siapa lelaki ni ? "
" Hara . Ini Pakcik . Nama dia , Didie . Adik bongsu mak . " Balas Siti Maisarah dengan lembut . " Beri salam kat Pakcik sayang . "
" Assalammualaikum , pakcik . Hara . Hara dah lama nak jumpa semua orang . " Kata Nurzaharah dengan lembut .
" Waalaikumussalam . " Balas Ahmadi dengan senyuman yang terpaksa kerana dia sedang menahan tangisaannya . " Hara sihat tak ? "
" Sihat . Mak jaga . Mak tak bagi orang jahat jaga . Kalau orang jahat datang , mak terus pukul . " Balas Nurzaharah dengan jelas dan tenang . " Mak tak bagi Hara tolong . Mak pukul sorang - sorang . "
Semua yang berada di situ saling berpandangan . Ada juga yang mengelap air mata mereka .
" Akak kat mana kak ? " Tanya Ahmadi dengan agak kuat . " Biar Didie bawa akak balik . "
" Akak pun sebenarnya , susah nak cakap akak kat mana tapi , akak jauh dari semua ahli keluarga kita . Tapi , dekat dengan Didie dan Anak Patung . Makhluk - makhluk yang akak nampak kat sini semuanya pelik - pelik . " Balas Siti Maisarah . " Ada sesekali je manusia datang . Saintis . "
" Saintis tu buat apa ? " Tanya Ahmadi . Dahinya berkerut sedikit ketika dia terdengar jawapan Siti Maisarah . Dekat dengan dia dan Sheila Asyikin .
" Diorang yang pastikan kesihatan akak dan Hara . Itupun , selepas akak pastikan yang diorang tu memang nak rawat akak dan Hara . Diorang tak dapat nak tipu akak . " Jawab Siti Maisarah dengan jelas . " Akak Pengguna Elemen Psikik . Setiap daripada diorang yang nak masuk jumpa akak dan Hara , akak dah pastikan tak ada sebarang niat buruk dalam minda diorang . "
" Apa diorang nak daripada akak dan Hara sebenarnya ? " Tanya Ahmadi lagi .
" Didie . Rara dan Hara lahir pada tarikh ganjil dan pada hari yang ganjil . Didie ingatkan masa kita kecil dulu . Akak pernah cerita kat Kak Mai , Didie , Anak Patung dan Pipi Tembam tu pasal Tenaga Psikik Ganeird. " Jawab Siti Maisarah dengan jelas .
" Ye . Didie ingat . " Balas Ahmadi . Dia termenung namun , dahinya berkerut . Seperti sedang mencerna sesuatu dalam fikirannya . Sesuatu yang penting .
Permaisuri Fiirapi juga sedikit tersentak tatkala terdengar balasan Siti Maisarah .
" Tenaga Psikik Garneird ni hanya terjadi jika pasangan kembar terputus pertalian Gelombang Elemen secara paksa . " Jelas Siti Maisarah dengan tenang . " Pertalian Elemen yang terputus tu , akan mencetuskan Tenaga Psikik Garneird tu . Diorang ni semua nakkan tenaga tu untuk sesuatu tapi , akak tak pasti . Apa yang akak yakin . Usaha diorang ni tak berjaya sangat . Sebab , Pertalian Gelombang Elemen yang terputus tu telah menyebabkan lahirnya satu Makhluk Psikik yang lagi menakutkan . Sekarang , mereka sedang berusaha untuk mendapatkanya . "
Permaisuri Fiirapi tersenyum di dalam tangisan keibuannya . Dia sudah dapat meneka . Kenapa musuh gagal untuk mendapatkan Makhluk Psikik itu .
" Apa makhluk yang baru tu ? " Tanya Ahmadi . Walhal , dia telah dapat menebak akan jawapannya .
" Banshee Psikik . " Jawab Siti Maisarah dengan jelas . " Kat Dunia Manusia , Banshee Psikik hanya satu cerita hiburan yang dianggap mengarut . Tapi kat Dunia Mitos yang Didie , Anak Patung dan Pipi Tembam yang sukakan sangat tu , ia satu Lagenda dan Mitos yang amat menakutkan . Jika digunakan untuk kejahatan , jahatlah jadinya . Jika digunakan untuk jalan kebaikkan , maka baiklah jadinya . "
.Permaisuri Fiirapi diam . Mindanya berputar ligat . Sementara Siti Khumairah dan semua yang ada di situ pula sedikit terperanjat mendengar kata - kata Siti Maisarah .
Kelihatan Ahmadi mengeluh . Berat hatinya untuk bersuara namun , dia tahu . Dia perlu meluahkannya
" Ikut daripada apa yang akak siasat secara rahsia . Diorang gagal untuk dapatkan Banshee Psikik tu . Sebab , ia dikawal dengan ketat oleh sekumpulan Pahlawan Mitos yang berwibawa . " Kata Siti Maisarah lagi yang telah menyebabkan , Ahmadi sedikit terperanjat dan tersentak . " Lepas tu , barulah akak tahu dan yakin kat mana akak berada dan tahu , siapa sebenarnya yang dah lindungi dan jaga Banshee Psikik tu . "
Ahmadi menangis sambil menyapu air matanya .
" Janganlah menangis . Akak tahu , Didie dan Anak Patung dah berusaha jaga Banshee Psikik Rara dan Hara . Jadi , akak tak risau sebab , diorang memang takkan dapat ambil Banshee Psikik tu . " Kata Siti Maisarah dengan lembut . Namun , jelas yang dia juga sedang menangis .
" Mana akak tahu , diorang takkan dapat ambil Banshee Psikik tu ? " Tanya Ahmadi sambil mengawal tangisannya .
" Sebabnya , kat dunia ni . Didie dan Anak Patung je yang boleh rancang pertahanan gila macam tu . " Jawab Siti Maisarah dengan lembut bersulamkan tawa kecilnya berselangkan tangisannya . " Tu belum ada Pipi Tembam lagi . Kalau ada , dah tentu diorang meroyan . "
Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi tertawa kecil sambil menyapu air mata mereka .
" Hara pun nak jadi gila . Nak gila macam pakcik . Nak gila macam Kakak Patung . Nak gila macam Kak Pipi Tembam . " Sampuk Nurzaharah dengan jelas . " Mak hari - hari cerita pasal Pakcik . Pakcik gila . Semua orang tak suka . Tapi , tak kacau orang . Kacau orang kalau kacau keluarga kita . Kacau orang kalau kacau kawan - kawan . Hara suka . Hara nak ikut macam pakcik . Gila . Tapi tak gila . "
Ahmadi tergelak . " Apa jelah yang akak cerita kat Hara . "
Permaisuri Fiirapi dan semua yang berada di situ juga turut tersenyum .
Ada juga tertawa kecil sambil menyapu air mata kesedihan mereka .
" Hara tunggu tau . Nanti , kalau pakcik dah bawa mak dan Hara balik . Pakcik bawa Hara jalan - jalan ye . " Kata Ahmadi dengan lembut .
" Pakcik ajar berlawan . Ajar bertumbuk . Ajar semua . " Balas Nurzaharah . " Hara nak pukul semua orang jahat . Pisahkan mak . Pisahkan Hara . Pisahkan Kak Rara . Sekarang , Hara tahan . Nanti , mak cakap bunuh . Hara bunuh semua . Hara bunuh . Bunuh semua macam hari tu . "
" Apa maksud Hara kak ? " Tanya Ahmadi . Dia sedikit rasa tidak sedap hati dengan kata - kata yang dilontarkan oleh Nurzaharah .
Bukan dia sahaja . Malahan . Semua yang mendengar kata - kata Nurzaharah itu agak kehairanan dan sedikit terperanjat .
" Diorang semua pernah paksa Hara untuk keluarkan Tenaga Elemen Psikik dia . Tapi akak halang . Masa tu , akak terjatuh . " Balas Siti Maisarah dengan jelas dan tenang . " Hara nampak . Dalam sekelip mata . Akak lihat depan mata akak sendiri . Semua saintis tu , badan mereka hancur berkecai . "
" Mak tak tipu . Mak cakap betul . Mak jatuh . Hara tak suka . Diorang tolak mak . Hara marah . " Sampuk Nurzaharah . " Hara bunuh diorang semua . Jangan kacau mak . Jangan kacau Hara . Sekarang . Semua tak berani buat kasar dengan mak dan Hara . "
Permaisuri Fiirapi dengan tenang menganggukkan kepalanya sementara mereka yang turut berada di ruang itu , hanya saling berpandangan sesama mereka .
" Hara cakap . Cakap kat diorang . Mak dan Hara tinggal sini . Tunggu pakcik datang . Kalau siapa berani buat kasar lagi . Hara bunuh lagi . Diorang tak berani . " Kata Nurzaharah lagi dengan jelas . " Hara cakap . Hara tak gila . Tunggu Pakcik Hara datang . Dia jadi gila . Semua lari . "
" Hara dan Mak je ke yang ada kat sana ? " Tanya Ahmadi lagi .
" Ada beberapa orang lagi . Tapi bukan Manusia . Diorang Bangsa Mitos . Semuanya Pengguna Elemen Psikik . Diorang cakap . Diorang dari Kerajaan Lagenos . " Balas Siti Maisarah dengan jelas . " Lepas dengar cerita diorang . Dengar cerita akak . Diorang dah tahu siapa akak dan Hara kepada Didie dan Anak Patung . Sekarang ni , kitorang saling melindungi . "
Bersulamkan tangisan , renungan mata Ahmadi menjadi tajam . " Akak tunggu sekejap lagi . Didie akan selamatkan akak , Hara dan diorang semua . "
" Didie dan Anak Patung jaga diri ya . Akak dan Hara tunggu Didie datang . " Balas Siti Maisarah dengan lembut sambil menangis yang tidak lagi dapat ditahan . " Jangan buat ayah marah ya . Dengar cakap Kak Mai . "
" Ya . " Balas Ahmadi . Dia juga menangis semahunya .
" Jaga makan . Jaga minum . Jaga pergaulan . " Pesan Siti Maisarah lagi . " Jaga Anak Patung tu . Dia tu manja . Jangan selalu kacau dia . Jaga Pipi Tembam . Dia tu nampak je kasar tapi , dia tu macam Anak Patung juga . "
" Ya . " Balas Ahmadi lagi . Bahunya terangkat - angkat mengikut esakan tangisnya .
Semua yang berada di situ menangis mendengar pesanan Siti Maisarah .
" Pakcik cakap . Cakap kat Kak Rara . Tunggu Hara . Tak lama . Kejap je . Kalau jumpa . Hara tidur dengan Kak Rara . " Kata Nurzaharah pula dengan jelas . " Tak pernah jumpa . Kak Rara masti cantik . Kalau jumpa . Nak Kak Rara hias Hara . Nak cantik macam Kak Rara . "
Ahmadi menganggukkan kepalanya sambil menangis . " Nanti Pakcik cakap macam tu kat Kak Rara . "
Nurzahirah menangis dalam tidur . Air matanya mengalir tanpa halangan melalui hujung pejaman matanya .
" Didie . Akak dan Hara terpaksa pergi dulu . Kitorang tak boleh lama - lama keluarkan tenaga macam ni . Bahaya untuk akak dan Hara . " Kata Siti Maisarah dengan jelas bersulamkan tangisannya . " Didie jaga diri ya . Jaga Ayah . Jaga keluarga kita . "
Ahmadi menganggukkan kepalanya . Dia tersedu - sedu . " Ya . "
" Lagi satu . Ini penting . Ingat . " Kata Siti Maisarah lagi bersama esakannya . " Jaga Permaisuri Fiirapi elok - elok . Jangan buat Permaisuri marah . Permaisuri Fiirapi bukan mak kandung kita . Tapi , Permaisuri Fiirapi dah jaga Didie dan Anak Patung dengan baik . Jangan buat Permaisuri Fiirapi marah ya . "
" Ya. " Balas Ahmadi .
" Akak dan Hara minta diri dulu . " Kata Siti Maisarah lagi . " Assalammualaikum . "
Ahmadi menganggukkan kepalanya . Tangisannya tidak terkawal . " Waalaikumussalam . "
Permaisuri Fiirapi menganggukkan kepalanya . Kemudian , dia mengesat air matanya .
Siti Khumairah bersama yang lain di situ juga mengawal tangisan dan kesedihan mereka .
Ahmadi mendongakkan kepalanya ke langit . Hujan turun membasahinya . Kemudian dia menjerit dengan sekuat hatinya .
Memori itu terbang . Hilang seperti asap . Kemudian , cahaya bergemerlapan terhasil dan perlahan - lahan hilang bagaikan api lilin yang terpadam .
Permaisuri Fiirapi melenyapkan semua tekniknya dengan satu - persatu .
Sebaik sahaja teknik Permaisuri Fiirapi itu lenyap , Siti Khumairah dan semua yang berada di situ terperanjat .
Di sekeliling kawasan ruangan itu bagaikan dilanda Garuda . Bagaikan ada berlaku pertempuran .
" Dayang , bawa Puteri Muda Lagenos ke bilik peraduan beta . Siapkan persalinannya . Beta dan Puteri Salju akan menukarkan persalinannya . " Titah Permaisuri Fiirapi dengan jelas . " Kemudian , bawalah semua pahlawan ini ke Istana Putera Pawaka . Gunakan Lingkaran Taisa . Tunggu Beta di sana . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dua orang Pengkhianat Pasela terhempas ke batu selepas mereka tercampak dengan deras akibat serangan Pendekar Bayu yang kuat .
Mereka berdua dengan pantas bangun semula .
" Aku akan kerjakan korang kat sini . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas .
" Tak semudah itu . " Balas Kaolo . Pegawa Tertinggi Pasela yang menjadi pengkhianat .
Dia menepuk ke permukaan Paya dengan kuat sambil mengeluarkan tenaga dalamannya .
Selepas itu , sekumpulan kecil Pahlawan Kegelapan muncul dengan wajah yang bengis .
" Kita lawan dengan hantu ke ? " Tanya Pendekar Bara dengan agak perlahan .
" Ni bukan hantu . " Celah Dr . Hisyam dengan jelas . " Ni ,
Mumia Hantu . Yang sasa . "
" Korang akan mampus kat sini ! " Kata Slumpur lalu dia juga memukul ke permukaan air sambil mengeluarkan tenaga dalamannya .
Kemudian , sekumpulan keci lagi Pahlawan Kegelapan muncul .
" Sakit - sakit badan aku lepas ni . " kata Pendekar Bayu dengan tenang lalu membukakan semua Pintu Tenaganya .
" Syim , sediakan ubat . " Celah Pendekar Bara pula . " Saya dan Bayu mesti sakit tulang lepas ni . Diorang ni mesti bertempur cara Barbarian . Cara kasar . "
Dr . Hasyim melihat ke arah musuh - musuh mereka yang memegang pelbagai jenis senjata . " Kalau macam nilah gayanya . Satu kontena ubat pun tak cukup . "
" Kau belilah 10 kontena . " Sampuk Pendekar Bayu dengan pantas .
Share this novel