Rate

BAB 31 MAKHLUK DALAM KACA

Fantasy Series 3820

Ahmadi bersama yang lain hanya menikmati sarapan mereka tanpa menghiraukan ahli keluarga mereka yang lain .
Sementara itu , kecuali daripada mereka yang telah melihat akan kewujudan makhluk mitos , mereka yang lain memerhatikan cara Kucina dan Witchie minum .
Tidak ubah seperti Kucing yang sedang minum air .

" Sedap betullah air ni . " Kata Witchie dengan gembira . " Tak macam kat dunia kitorang . "

Kucina menganggukkan kepalanya . " Air kat kitorang sedap tapi , tak sedap macam ni . "

" Air kat dunia korang macam mana ? " Tanya Hagia Sofea lalu menyuapkan Mee Goreng ke dalam mulutnya . " Takkan takde Air Bandung kot ? "

" Ada . Memang ada . Mustahillah tak ada . " Balas Witchie dengan lembut . " Tapi , tak sedap macam ni . "

" Air Bandung kat dunia kitorang , guna Air Sirap dari Buah Meireid campur dengan Susu Lemeix . Sedap tapi , tak sedap macam ni . " Celah Kucina dengan jelas .

" Korang ni , dari Dunia Mitos ke ? " Tanya Pendekar Bayu lalu menggigit Karipap Ayam . Bersahaja gayanya . Dia sebenarnya acuh tidak acuh terhadap pertanyaannya itu . Hanya sekadar bertanya .

Kucina dan Witchie menganggukkan kepala mereka .

" Tapi , kenapa korang nampak macam Manusia biasa ? " Tanya Pendekar Bara sambil menuang Kopi pekat . Juga bersahaja . Hanya mengikut rentak Pendekar Bayu.

" Tuan Didie dan Cik Sheila tak benarkan kitorang tunjukkan diri kitorang kat dunia ni . " Jawab Kucina dengan lembut .

" Apa - apalah . " Kata Dato ' Panglima Lok Tujuh . " Korang berdua cepatlah melantak . Kita ada kerja ni . "

" Bos yang kat tepi ni pun tak cakap apa . Awak pula yang lebih - lebih . " Balas Pendekar Bara lalu tersenyum dan menunjukkan Karipapnya kepada Pendekar Bayu . " Nak sayang ? "

Pendekar Bayu menggigit Karipap yang disuakan padanya tadi . " Sedapnya . "
Dia bangun dan terus membelai kepala Pendekar Bara . " Dah . Mari . "

Pendekar Bara segera bangun dan berkelakuan seperti Pondan . " Abang , kita nak ke mana ? "

Hampir tersembur Milo yang sedang diteguk oleh Mak Teh Sanggul dan Puan Maryam .

Dr . Hasyim menjengah di pintu . " Korang dah nak keluar ke ? Saya tak sarapan lagi ni . "

" Abang dah ajak . " Kata Pendekar Bara dengan mengajuk cara Pondan .

Dr . Hasyim menghentakkan kakinya . Juga seperti Pondan . " Korang belanja saya nanti . "

" Wei , tunggulah . " Kata Dato ' Panglima Lok Tujuh lalu menyudahkan minumannya dan berlari mengejar rakan - rakannya . Juga mengajuk cara Pondan bercakap dan dari segi kelakuan .
Sewaktu dia menaiki tangga , kakinya tersadung . " Adoi mak ! Celaka punya tangga . "

Nenek Diana mengeluh lalu memandang ke arah semua yang berada di ruang dapur . " Nenek tak faham . Apa salah nenek sampai dapat ahli keluarga macam ni . "
Selepas itu , dia mengeluh dan menggelengkan kepalanya. Dengan bersahaja , dia memasukkan Kuah Laksa ke dalam gelasnya dan meneguknya dengan perlahan - lahan .

Mak Teh Sanggul dan Puan Maryam hanya mengeluh lalu berpandangan .

Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi hanya menikmati sarapan mereka .

Manakala Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea pula hanya duduk bersandar .
Menenangkan fikiran mereka yang cuba untuk menerima segala kemungkinan gila yang barangkali , akan diterima lagi .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pada waktu yang sama , di dalam Akademi DiRaja yang dipenuhi dengan pelbagai pelajar daripada pelbagai latar belakang dan status kelihatan tenang .
Di halaman Akademi itu , yang dihiasi dengan pelbagai jenis kehijauan yang menenangkan jiwa , dipenuhi dengan pelajar - pelajar yang sedang berbincang , berborak dan bergurau - senda .

Di dalam sebuah kelas pula , kelihatan para pelajarnya sedang khusyuk mendengar kuliah yang sedang berjalan .
Ada yang hanya sekadar mendengar , dan ada juga yang sedang mencatat sesuatu sebagai nota .

Nerica . Seorang Pahlawan DiRaja yang diamanahkan , untuk menjadi salah seorang tenaga pengajar di Akademi itu .
Seorang Pahlawan yang berasal daripada Puak Aexrica . Pahlawan yang unik . Pahlawan yang digeruni . Puak Pahlawan yang memiliki bentuk fizikal yang amat unik yang wujud di dalam Dunia Mitos .
Sesi pembelajaran itu , diganggu dengan kehadiran seorang Pahlawan DiRaja .

Pintu kelas diketuk . " Maafkan saya Nerica . Saya ada bawa pesanan daripada Tuanku Pawana . "
Latiri . Seorang Pahlawan DiRaja yang sepasukan dengan Putih . Memakai seutas Rantai yang diperbuat daripada Besi Thardaseel .
Sejenis besi yang terlalu tinggi tahap leburnya . Isi bumi yang hampir pupus namun mendapat permintaan tinggi di dalam pasaran gelap .

Nerica hanya mengangguk tanda faham lalu memandang ke arah para pelajarnya . " Awak nak apa ? "

" Saya nak berjumpa dengan pelajar awak yang bernama Rissa . " Jawab Latiri dengan jelas .

Semua pelajar yang berada di dalam kelas itu memandang ke arah Rissa . Termasuklah Nerica sendiri .

" Rissa , berdiri . " Arah Nerica dengan jelas .

Latiri berpandangan dengan Nerica buat seketika .

Pelajar di dalam kelas itu mula berbisik sesama sendiri . Dan mula membuat penilaian dan andaian .

" Saya bagi awak masa setengah jam dari sekarang . " Kata Latiri dengan jelas . " Saya nak , awak bersedia . Pakai Baju Tempur Elemen awak . Tuanku Pawana nak bertemu dengan awak . "

Semua yang berada di dalam kelas itu tersentak dan terperanjat . Nerica juga turut terperanjat sama .

" Tuanku Pawana nak bertemu dengan awak di Dunia Manusia . Kat sana nanti , awak akan diberikan tugas pertama awak . Tugas pertama yang akan menentukan sama ada , awak telah bersedia untuk menjadi seorang Pahlawan . " Kata Latiri lagi dengan terang . " Awak akan pergi ke Dunia Manusia dengan Panglima Muda Tatsumaki . Panglima Putih akan bawa awak berdua ke sana dan terus berjumpa dengan Tuanku Pawana . "

" Rissa . Pergi bersedia sekarang . " Kata Nerica dengan jelas sambil tersenyum .

" Panglima Putih sedang menunggu awak berdua di Arena Pertarungan . " Kata Latiri lagi .

Rissa menganggukkan kepalanya lalu bergegas keluar daripada kelas .

" Rissa . " Panggil Nerica sambil tersenyum .

Rissa memandang ke arah Nerica .

" Banggakan Tuanku Pawana . Tunjukkan pada Tuanku apa yang Rissa dah belajar selama ni . " Pesan Nerica dengan lembut . " Saya bangga dengan Rissa . "

Rissa tersenyum lebar lalu berlalu pergi .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kelihatan Ahmadi sedang duduk di beranda rumah dan ditemani oleh ahli keluarganya yang lain .
Kucina dan Witchie telah pun pergi menjalankan tugas mereka .

" Siapa Rissa tu ? " Tanya Siti Nursamawi dengan jelas .

" Kenapa nak panggil dia ? " Celah Siti Nurjannah pula .

" Dia pengguna Psikik yang unik . Dia boleh jelmakan serangan Psikik dia dalam bentuk fizikal . Ikut daripada gaya serangan dia yang Didie dengar , dia macam Rara . Umur pun sama macam Rara . " Jawab Ahmadi dengan tenang dan jelas . " Dia pelajar kat sana . Saya dan Sheila cuma nak nilai dia je . "

" Kau ajar budak untuk buat kerja macam ni ke ? ! " Tanya Siti Nursamawi dengan nadanya yang dipeluk hairan . " Kau biar betul . Aku pijak muka kau . "

Dengan pantas Siti Nurjannah meramas mulut Siti Nursamawi . " Tak boleh ke cakap elok sikit ? Nak rasa macam mana kaki akak kat muka Siti tu ? "

Siti Nursamawi menggaru kepalanya .

" Garu kepala tu garu . " Kata Siti Nurjannah lagi . " Garu sampai berlubang kepala tu . "

" Dahlah tu . " Kata Siti Khumairah . " Awak ni pun . Macamlah awak tak biasa dengan diorang ni . "

Siti Nurjannah menarik telinga Siti Nursamawi dengan agak kuat .

Siti Nursamawi bangun dan duduk di sisi kiri Ahmadi . Perlahan - lahan dia menyapu wajahnya di bahu kiri Ahmadi yang hanya membuat reaksi wajah semacam . " Cakaplah , kenapa kau buat macam tu . "

" Janganlah menangis . " Kata Ahmadi lalu mengeluh . " Mengada - ngada . "

" Cakaplah cepat . " Kata Hagia Sofea dengan tenang . " Kenapa ? "

" Kat dunia diorang tu , bukannya semua yang dilahirkan tu , mempunyai cita - cita macam kita kat dunia ni . Kebanyakkannya , dilahirkan sebagai pejuang . Biasanya bakat sebagai pahlawan diorang tu , dapat dilihat seawal usia 12 tahun ke atas . " Kata Ahmadi menjelaskan apa yang menjadi tanda tanya kepada Siti Nursamawi sebentar tadi . " Ada juga yang jadi macam Doktor , Peguam , Cikgu , Peniaga , Petani . Tapi , apa pun pekerjaan dan status diorang , diorang tetap ada darah Pahlawan . Mampu untuk berlawan dan mampu untuk mempertahankan diri . Bezanya , mahir atau tak mahir je . "

" Maksudnya , diorang memang mahir dalam teknik berperanglah . " Balas Hagia Sofea .

" Lebih kurang macam tulah . " Kata Sheila Asyikin .

" Kat sana tu tak aman ke ? " Tanya Siti Khumairah pula .

" Aman . Tapi , bergantung macam mana sesebuah kerajaan tu , mengawal ekonomi negara dan memastikan keamanan sesebuah negara tu terjaga . Macam kat dunia kita jugalah . " Jawab Sheila Asyikin dengan nada kebudak - budakkannya . " Rakyat aman , selamatlah kerajaan . "

" Oh , jadi , tak banyaklah beza dunia diorang tu dengan dunia kita . Beza dia cuma kat bakat Pahlawan diorang tu jelah . " Kata Siti Nurjannah .

Sheila Asyikin menganggukkan kepalanya sambil tersenyum . " Lebih kurang macam tulah . "

" Lagi satu , diorang suka menindas kerajaan yang lemah . " Kata Ahmadi lagi . " Sebab tu , kat sana , semakin kuat sesebuah kerajaan tu , semakin kuat musuh yang cuba menindas . Dan , kebanyakkan daripada kerajaan yang lemah ni , akan bergabung atau bernaung dibawah kerajaan yang kuat tu . Walaupun kadang - kadang terpaksa membayar cukai perlindungan yang mahal , diorang tak ada pilihan . Diorang terpaksa bayar juga . "

" Kalau tak mampu bayar ? " Tanya Siti Nursamawi .

" Tak boleh nak buat apalah . Nak tak nak , terpaksa berperanglah . " Jawab Sheila Asyikin .

" Teruk juga kalau macam tu . " Celah Hagia Sofea .

Keasyikkan mereka bersembang diganggu dengan kehadiran Putih , Paquine dan Merowran yang muncul bersama Rissa dan Tatsumaki .
Mereka naik ke rumah selepas Ahmadi mengizinkan mereka untuk naik .
Selepas itu , Putih , Paquine dan Merowran melenyapkan diri mereka . Meninggalkan Rissa dan Tatsumaki .

" Rissa macam mana ? " Tanya Sheila Asyikin sambil tersenyum . " Sihat ? "

" Sihat . " Jawab Rissa lalu membalas senyuman Sheila Asyikin .

" Kau macam mana ? Sihat ? " Tanya Ahmadi pula .

" ' Kau ' ? " Tanya Siti Khumairah denga agak sedikit terperanjat .

" Kenapa ? " Tanya Ahmadi yang kehairanan .

" Macam tu ke Didie layan budak pompuan kat sana ? ! " Tanya Siti Khumairah lagi .

" Habis tu ? " Tanya Ahmadi sambil membuat reaksi wajah yang hairan . " Nak panggil macam mana ? Macam mana Didie panggil dua orang gila ni. macam tu jugalah Didie panggil diorang semua . "

" kejap , kejap . " Sampuk Hagia Sofea lagi sambil memandang ke arah Ahmadi . " Kenapa Baju Tempur diorang ni tak sama dengan baju yang Didie jelmakan untuk kitorang hari tu ? "

" Itu nanti Didie cerita . Sekarang ni ... " Kata Ahmadi namun dia tidak menyambung ayatnya kerana memerhatikan gelagat Hagia Sofea .

Hagia Sofea berdiri sedikit dan menyelak rambut Rissa untuk melihat telinga Rissa .
Kemudian dia tersenyum lebar dan duduk semula . " Comelnya telinga diorang . Tirus ke atas . "

Ahmadi menggaru kepalanya . " Diorang berdua akan masuk ke dalam makmal tu untuk bantu Kucina dan Witchie . Diorang berempat akan pastikan kawasan dalam makmal tu , selamat untuk kita . "
Selepas itu , dia mengeluh . " Korang berdua , perkenalkan diri korang . Yang tudung Biru tu kakak kembar aku . Yang dua lagi tu , kawan rapat dia tapi , dah macam kakak aku dan Cik Sheila korang juga . Yang sorang ni lagi , kawan rapat aku . Sama macam Cik Sheila korang . Penyibuk dan menyibuk 24 jam . "

Dengan pantas Sheila Asyikin meramas telinga Ahmadi manakala Siti Nursamawi pula meramas pipi Ahmadi .

" Dah . Jangan pedulikan tiga orang Manusia yang tak siuman ni . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut sambil tersenyum . " Siapa nama adik berdua yang cantik ni ? "

" Nama saya Tatsumaki . Pengguna Elemen Psikik . Warna cahaya saya Hijau dan Magenta . Saya merupakan seorang Panglima Muda . " Kata Tatsumaki dengan sopan dan tersenyum .

" Saya Rissa . Juga pengguna Elemen Psikik . Warna Cahaya saya Merah dan Cyan . Saya seorang Pelatih Srikandi . " Giliran Rissa pula memperkenalkan dirinya .

Terperanjat Siti Nursamawi dengan yang lain - lain sebaik sahaja Tatsumaki dan Rissa memperkenalkan diri mereka secara ringkas .

" Panglima Muda ? " Tanya Siti Nurjannah .

" Pelatih Srikandi ? " Tanya Hagia Sofea pula .

Ahmadi dan Sheila Asyikin hanya menggaru kepala mereka sambil mengeluh .

" Percaya atau tak . Itu terpulang . Yang penting , diorang dah cakap sendiri . " Kata Ahmadi lalu melihat ke pintu kerana Nurzahirah menjengah .

Nurzahirah duduk di sisi Siti Khumairah lalu meletakkan kepalanya di lengan Siti Khumairah dengan agak manja . " Cutilah hari ni . Rara takde kawan hari ni . Kak Iecha ada kem kat sekolah . Mandy pula ada kelas Violin . "

" Jangan macam ni sayang . " Pujuk Siti Khumairah dengan lembut . " Kita ada tetamu ni . Tak elok . "

Nurzahirah membetulkan posturnya dan membetulkan rambutnya . Wajahnya sedikit sedih .

" Cantiknya . " Bisik hati Rissa sebaik sahaja dia terpandang wajah Nurzahirah .

" Yang itu , anak saudara aku . Korang boleh panggil dia Cik Muda Rara . " Kata Ahmadi dengan tenang . " Rara , ini kawan Pakcik dan dan Kak Sheila . Tatsumaki dan Rissa . Diorang ni dari Dunia Mitos . "

Nurzahirah tersenyum lebar lalu berdiri dan menghampiri Rissa dan Tatsumaki . " Mari kita ke bilik Rara . Kita boleh borak - borak . "
Ditariknya tangan Rissa dan Tatsumaki menuju ke pintu .

Ahmadi melenyapkan dirinya dan muncul semula dalam keadaan duduk di muka pintu sambil tersenyum . " Tak boleh . Diorang berdua ni ada kerja penting . "

" Ala Pakcik . Bolehlah . Untuk kali ni je . Ini kali pertama Rara berjumpa dengan Makhluk Mitos . Bolehlah Pakcik . " Pinta Nurzahirah merayu .

Ahmadi mengeluh lalu menggaru kepalanya . Dia menjadi serba - salah hendak menghampakan permintaan anak saudara kesayangannya itu .
Selama ini pun , dia sentiasa memenuhi permintaan anak saudaranya itu sekiranya dia mampu untuk menunaikannya .
Dia kemudiannya tersenyum lalu menggosok kepala Nurzahirah dengan manja . Selepas itu , dia bangun dan berbisik sesuatu .

Nurzahirah tersenyum gembira lalu menunjukkan jari kelingkingnya .
Ahmadi mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingkingnya tadi . Selepas itu , dia terus masuk semula ke dalam rumah .

" Dah . Mari kita pergi . " Ajak Ahmadi lalu mengibas - ngibaskan bajunya .

Sheila Asyikin bersama yang lain berdiri dengan malas .

Ahmadi yang melihat keadaan itu hanya mengeluh . Dia melenyapkan dirinya bersama dengan yang lain dan muncul semula di kawasan hadapan makmal itu .
Namun pada kali ini , Siti Khumairah dan dua orang rakannya serta Siti Nursamawi telah pun disarungi dengan Baju Tempur .

Ahmadi menghasilkan satu bunyi yang agak pelik dan selepas itu , bunyi yang dihasilkannya tadi dibalas dengan bunyi agak pelik juga namun bersahutan dari beberapa arah.

" Kenapa ? " Tanya Hagia Sofea .

" Abang cuma nak tahu kedudukan Pahlawan Mitos yang mengawal dari luar kawasan Dinding Psikik ni . " Jawab Sheila Asyikin .

Tidak lama selepas itu , Siti Khumairah terlihat beberapa ekor Kucing Elemen berlari di atas dinding Makmal itu yang terus menuju ke atas .

" Teknik siapa ni ? " Tanya Siti Nurjannah dengan tenang . " Dua ekor Kucing tu ke ? "

Ahmadi menganggukkan kepalanya . " Diorang masih lagi ada kat dalam . "

Tidak lama selepas itu , cahaya berlembayung jernih terpancar seperti cahaya lampu Kamera .

" Rissa dan Tatsumaki pun dah ada kat dalam . " Kata Sheila Asyikin .

" Aku tak sangka betul . Budak usia macam tu dah pakar dalam teknik - teknik macam ni . Boleh tahan juga . " Sampuk Siti Nursamawi .

" Rissa tu sebaya Rara . Tatsumaki tu pula sebaya dengan Iecha . " Balas Sheila Asyikin .

Tidak lama kemudian , Ahmadi dihubungi oleh Kucina yang melaporkan , kawasan dalam makmal itu telah pun ' dibersihkan ' .

Sheila Asyikin menjelmakan corak unik dan abstrak pada dahinya dan dahi semua rakannya .

" Mari kita masuk sekarang . Berhubung melalui Telepati . Buka semua deria . " Arah Ahmadi dan arahannya itu dituruti oleh mereka yang lain .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Scarllet menandatangi beberapa kertas dan kemudiannya , dia menyimpan kertas tadi di dalam sebuah fail . Dan selepas itu , dia menyelak bukunya dan menyemak sesuatu .
Kemudian , dia beralih ke arah sebuah rak yang dipenuhi dengan fail - fail yang mengandungi dokumen penting kajian syarikat yang dikendarai oleh Stephen Akio Kenzo .
Selepas beberap detik , dia beralih ke meja dan menekan satu butang . " Saya perlukan dokumen bernombor SAK784. Bawakannya ke sini sekarang . "

Selepas itu , dia menyemak jadual kerja Stephen Akio Kenzo . Dengan hanya menekan satu butang , semua jadual itu telah pun terpadam . Dia kemudiannya mengeluh .
Jauh di dalam lubuk hatinya , dia risaukan akan keadaan Stephen Akio Kenzo . Selama dia bekerja di bawah Stephen Akio Kenzo , pemuda yang dikenali dengan jolokan Anak Orang Kaya dikalangan rakan - rakannya itu tidak pernah sekali pun tidak datang bekerja . Malah , sekiranya terdapat masalah yang berlaku , walaupun pada sebelah malam , pemuda itu akan bertandang ke syarikat itu .
Jika sakit sekalipun , Stephen Akio Kenzo akan bertandang juga ke pejabatnya .

Scarllet mengeluh lalu menyandarkan badannya pada kerusi . Dia menutupkan matanya .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pendekar Bayu masuk ke dalam pejabatnya yang kelihatan amat kemas . Dia terus sahaja melabuhkan punggungnya di atas kerusi .
Dia melekatkan matanya pada bingkai gambar cahaya yang memaparkan ahli keluarganya . Matanya melekat pada gambar anak sulungnya . Siti Maisarah yang sedang menggendong Nurzahirah dan adik kembar seiras Nurzahirah . Nurzaharah .
Peristiwa kehilangan anak sulungnya itu bersama Nurzaharah masih tersimpan kemas pada ingatannya . Satu peristiwa yang akhirnya menjadi kes misteri yang tidak dapat diselesaikan .
Peristiwa itu bertambah misteri dengan kehilangan suami kepada anak sulungnya itu . Daniel , setahun selepas kejadian itu .
Dia mengeluh . " Sarah , adik - adik Sarah pun dah ikut jejak Sarah . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ahmadi dan Sheila Asyikin berada di depan sementara yang lain pula , berada di belakang mereka .
Siti Nursamawi berjalan sedikit pantas untuk berjalan di sisi Ahmadi .
Mereka semua berkomunikasi melalui Telepati .

" Kau ni , kenapa degil sangat ? " Kata Ahmadi dengan tenang . " Kenapa nak juga berjalan kat depan ? "

" Suka hati akulah . " Jawab Siti Nursamawi dengan lembut . " Kak Mai tak bunyi pun , yang kau pula nak bising . Kau dah tak suka aku jalan dengan kau ke ? "

" Entahnya abang ni . " Sampuk Sheila Asyikin dengan manja . " Biarkan jelah . Bukannya dia menyangkut kat bahu abang pun . Dia berjalan jugakan . "

" Biasalah Sheila . Diakan ada skandal dengan Puteri Duyung tu . Manalah dia nak pandang aku lagi . " Celah Siti Nursamawi ." Aku sedar diri . Akukan tak cantik . Tak memikat . Ganas . Suka pukul kau . Suka buli kau . Takpelah aku baliklah . Takde makna pun aku kat sini . "

Ahmadi mengeluh . " Korang ni memang mengada - ngadalah . Kalaulah aku dah tak suka korang , aku tak pakai Gelang hodoh korang dari umur aku 12 tahun lagi . Dahlah hodoh . Buruk pula tu . "

Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea hanya tertawa .

" Buat semak tangan aku je . " Kata Ahmadi lagi dengan bersahaja . " Tapi aku pakai Gelang ni sampai sekarang . "

Siti Nursamawi menggosok - gosok kepala Ahmadi sambil tersenyum . " Aku tahu kau sayang kat kitorang . "

Ahmadi mengeluh lalu menggaru kepalanya . " Aku tak fahamlah . Kenapa aku boleh terperangkap dengan korang berdua ni . "

" Takdir . " Celah Hagia Sofea lalu dia tertawa bersama dengan Siti Khumairah dan Siti Nurjannah .

" Didie takkan jumpa lagi pompuan macam Siti dan Sheila tu kat mana - mana . " Sampuk Siti Nurjannah pula . " Spesies macam diorang ni , dah pupus . Tinggal diorang berdua ni je . "

" Takpelah dik oi . " Pintas Siti Khumairah pula lalu tersenyum dan tertawa kecil . " Akak restu korang bertiga ni jadi pasangan bahagia . "

Mereka semua kecuali Ahmadi mengaminkan doa Siti Khumairah tadi .

" Akak bertiga pun sama . " Balas Ahmadi .

Siti Khumairah bersama dengan dua orang rakannya itu terus mempersendakan Ahmadi

Setelah beberapa lama melangkah , Ahmadi dan yang lain terlihat akan Tatsumaki dan Rissa sedang menanti akan kehadiran mereka .
Tatsumaki sedang terapung - apung manakala Rissa pula hanya berdiri .

" Macam mana ? " Tanya Siti Khumairah dengan lembut .

" Kawasan ni dah bersih . Tapi , ikut daripada penilaian saya . Diorang , memang tak nak sesiapa pun memasuki kawasan ni . " Jawab Tatsumaki dengan jelas . " Kristal Hidark tu bersepah . Tak kemas . Berselerak . Macam terburu - buru . Tergesa - gesa . Semua fail dan dokumen berselerak kat bilik - bilik diorang . Saya dah hantar semua fail dan dokumen tu ke Bilik Hijau Panglima Witchie . Dengan spesimen sekali saya hantar . Tak ada tinggal sedikit pun . "

" Kenapa nak hantar ke sana ? " Tanya Siti Nurjannah dengan lembut . " Didie dan Sheila yang arahkan macam tu ke ? "

" Macam yang saya cakap hari tu , kes ni ada hubung kait dengan Makhluk dan Dunia Mitos jadi , ada baiknya semua dokumen dan fail serta spesimen tu , kena uji , kena kaji dan dianalisa kat sana dulu . "

" Siapa Witchie tu ? " Tanya Siti Khumairah dengan jelas . " Apa kerja dia selain daripada jadi Pahlawan ? "

" Dia macam Stephen . " Jawab Ahmadi dengan pantas . " Saintis gila yang berotak . "

" Apa lagi ? " Giliran Hagia Sofea pula yang bersuara sambil dipandangnya wajah Rissa .

" Diorang terburu - buru nak tinggalkan tempat ni . " Kata Rissa pula melaporkan penilaiannya . " Lagi satu hal , tenaga yang ada kat dalam Kristal Hidark tu , tak stabil . Mudah nak terlerai . Sebab , teknik yang tersimpan dalam Kristal tu tak terkunci sepenuhnya . Saya dah kumpulkan dan matikan semua Kristal tu . "

Ahmadi menganggukkan kepalanya .

" Panglima Kucina dan Panglima Witchie tak benarkan kitorang masuk ke dalam . " Kata Rissa dengan lembut . "

" Sebab ? " Tanya Siti Nurjannah .

" Panglima berdua tak cakap apa - apa . " Jawab Tatsumaki .

" Baiklah . " Jawab Ahmadi . " Mesti ada sebab kenapa yang berdua kat dalam tu , tak nak korang masuk ke dalam . Tugas korang tamat kat sini . "

Tatsumaki dan Rissa menganggukkan kepala mereka .

" Pergi jumpa anak saudara aku . Dia dah tunggu korang tu . Kalau korang nak , korang boleh bermalam tapi , telinga korang tu , tolong sorok sikit . " Kata Ahmadi sambil tersenyum .

Tatsumaki dan Rissa berpandangan lalu tersenyum dan kemudiannnya , memandang kepada Ahmadi dan Sheila Asyikin .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pendekar Bayu berdiri di atas bangunan yang menjadi selimut kepada organisasi yang berada di bawah pimpinannya .
Angin yang agak kencang sedang menolak dirinya . Baju kot yang dipakainya berkibar - kibar manakala tali lehernya pula menari - nari .
Matanya terpejam . Derianya meneliti akan pergerakan satu gelombang pelik yang dapat dirasakannya . Satu gelombang yang dia yakin , berpunca daripada beberapa individu penting yang berasal dari dalam bangunan itu .
Namun apa yang membingungkannya ialah , gelombang itu , bercampur baur dengan gelombang asing yang pelik . Gelombang pelik yang mengalirkan satu tenaga Elemen .
Dan dia yakin , campuran Tenaga Elemen itu bukannya berasal daripada Tenaga Elemen Manusia .

Pendekar Bara muncul bersama dengan Cahaya Elemennya . " Macam mana ? Nak tangkap sekarang ke ? "

" Jangan . " Jawab Pendekar Bayu . " Kita masih tak ada bukti . Bukti kukuh yang diorang ni boleh ancam keselamatan negara . "

Giliran Dr . Hasyim pula menjelma . " Tapi , gelombang ni , bukan ada kat sini je . Dah ada kat tempat lain juga . "

" Kat mana ? " Tanya Pendekar Bara .

" Kat Agensi Pertahanan dan Keselamatan , Agensi Perubatan , Agensi Telekomunikasi , Agensi Pengangkutan . " Jawab Dr . Hasyim .

" Saya tak rasa kes ni selamat untuk negara kita ni . " Kata Pendekar Bara . " Jelas , diorang ni ada agenda sendiri . Kalau tak , diorang takkan berkomunikasi dengan cara macam ni . "

" Macam yang aku cakapkan tadi , kita masih tak ada bukti untuk tangkap diorang . " Balas Pendekar Bayu dengan tenang . " Hacker kita pun , tak ada kesan seauatu yang mencurigakan dalam sistem komputer . "
Dia kemudiannya berjalan dan berdiri di tepi bangunan . " Kita tak tahu apa tujuan dan agenda diorang ni semua . "

" Jadi , apa rancangan awak ? " Tanya Dr . Hasyim .

" Kita perlukan Sayap Peganiex . " Jawab Pendekar Bayu dengan tenang . " Hanya Sayap Peganiex yang mampu mengesan apa yang ada disebalik semua ni . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Nurzahirah meletakkan Jus Oren dan sedikit biskut di atas meja kaca . " Minumlah . "
Dia tersenyum lalu duduk .

" Cik Muda Rara tak pergi Akademi ke hari ni ? " Tanya Rissa dengan lembut .

" Akademi ? " Tanya Nurzahirah kembali sambil dengan nada yang sedikit berselimutkan kehairanan .

" Kat Dunia Manusia , kalau tempat belajar , dipanggil apa ? " Tanya Tatsumaki pula .

Nurzahirah tersenyum . " Owh , kalau tempat belajar , kat Dunia Manusia ni , kitorang panggil Sekolah . Kalau peringkat tinggi pula , Kolej dan Universiti . "

Tatsumaki mengambil sekeping biskut . " Hari ni , Cik Muda cuti ke ? "

" Aah . Cuti . " Jawab Nurzahirah dengan pantas . " Kawan Rara pula ada aktiviti . Rara sorang je hari ni . "

" Ini kali pertama saya dan Kak Tsu datang ke Dunia Manusia . " Kata Rissa . " Pemandangan dan suasana dia lain sangat . Berbeza dari dunia kitorang . "

" Kalau kat sana macam mana ? " Tanya Nurzahirah .

" Susahlah nak cakap macam mana tapi , memang berbeza sangat . " Jawab Tatsumaki .

Nurzahirah tersenyum . " Nak pergi jalan - jalan tak ? "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ahmadi dan semua yang ada bersama dengannya tercengang . Terperanjat .
Apa tidaknya , di hadapan mata mereka , wujudnya satu makhluk pelik yang berada di dalam sebuah bekas kaca yang amat besar .

Kucina dan Witchie berada di dalam posisi yang bersedia . Sedia untuk menyerang . Wajah mereka berdua kelihatan garang .
Mereka berdua bergerak dengan perlahan - lahan .

" Status ? " Tanya Hagia Sofea .

" Makhluk ni berelemen Psikik . " Jawab Witchie . " Dan , tak stabil . Memang amat bahaya . "

Siti Nursamawi bergerak setapak ke depan namun , dia terhenti kerana makhluk itu bergerak .

" Siti , aku nak kau berhenti daripada bergerak . " Arah Ahmadi . Namun kali ni , nada suaranya sedikit berlainan . " Elemen makhluk ni tak stabil . "

Siti Nursamawi menurut arahan Ahmadi lalu dipandangnya wajah Ahmadi dan Sheila Asyikin .

Mata makhluk itu terbuka . Anak mata makhluk itu amat menggerunkan . Dan hanya memiliki satu mata .

Tiba - tiba , Witchie dan Kucina menjelmakan bulatan berlingkar di sekitar mereka .

" Apa hal ? " Tanya Siti Nurjannah .

" Makhluk tu cuba nak memasuki minda Kucina dan Witchie . " Jawab Sheila Asyikin dengan jelas . " Bulatan yang diorang berdua tu hasilkan , bulatan berlingkar yang mampu untuk menghalang mana - mana Gelombang Telepati daripada menceroboh minda diorang . "

" Akak bertiga boleh boleh tolong tak ? " Tanya Ahmadi .

" Apa dia ? " Tanya Siti Khumairah .

" Selaraskan Gelombang Elemen akak bertiga dengan corak yang ada kat dahi kita semua sekarang . " Jawab Ahmadi . " Termasuk kat dahi Kucina , Witchie dan rakan kita yang kat luar tu . "

" Tolong kunci Gelombang Minda kitorang semua buat masa ni sebab , makhluk ni dah cuba untuk memasuki minda Kucina dan Witchie . Jadi , tak mustahil kalau makhluk ni cuba nak menceroboh minda kita semua pula . " Celah Sheila Asyikin .

" Berapa orang orang kita kat luar tu ? " Tanya Siti Nurjannah .

" Tujuh . " Jawab Ahmadi .

Tanpa banyak bicara , Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea dengan pantas melaraskan Gelombang Elemen Psikik mereka dan menghasilkan satu Corak Pengunci Minda Psikik bertaraf tinggi pada dahi mereka semua .

Putih dan rakan - rakannya yang berkawal di luar makmal itu terperanjat sebaik sahaja merasai akan gelombang pengunci minda yang tiba - tiba sahaja terukir di dahi mereka .

" Dah . " Kata Hagia Sofea .

Kucina dan Witchie melenyapkan cahaya berlingkar yang mereka hasilkan tadi .

" Siti , aku nak kau bergerak perlahan - lahan ke sudut 45° dari makhluk ni . Kalau kau dapat rasa satu gelombang yang lemah , kau berhenti kat situ dan tunggu arahan aku . " Arah Ahmadi .

Tanpa berlengah , Siti Nursamawi bergerak dengan agak perlahan untuk mengesan satu gelombang yang amat lemah .
Selepas beberapa langkah , dia berhenti .

Sheila Asyikin mengarahkan Siti Nursamawi bersedia .

" Akak bertiga pula , jarakkan diri dari Didie dan Sheila . Paling cun , sembilan langkah ke belakang . " Arah Ahmadi selanjutnya .

Arahan Ahmadi itu dengan segera dipatuhi .

Tiba - tiba , satu suara yang halus namun agak menggerunkan memenuhi ruang itu .
Silinder Kaca yang menjadi tempat makhluk itu bersemayam juga bergegar .

" Didie nak buat apa ? " Tanya Siti Khumairah .

" Kita akan musnahkan makhluk ni kat sini juga . " Jawab Ahmadi . " Didie dan Sheila tak pernah jumpa makhluk macam ni kat Dunia Mitos tapi , makhluk ni ada ciri - ciri makhluk dari dunia tu . "

" Elemen Psikik makhluk ni tak stabil jadi , semua serangan yang mungkin makhluk ni lancarkan , mampu untuk membunuh kita semua dalam sekelip mata . " Kata Sheila Asyikin pula dengan tenang . " Ataupun , makhluk ni dah memang nak bunuh kita . "

Sebaik sahaja Sheila Asyikin menghabiskan ayatnya , Silinder Kaca yang menjadi kurungan makhluk itu retak dan terus sahaja pecah menjadi kepingan - kepingan kaca dan terapung .

Renungan mata Ahmadi dan Sheila Asyikin menjadi tajam . Memerhatikan dan mencerna akan jenis serangan yang akan dilancarkan oleh makhluk yang misteri itu .

Tiba - tiba , kepingan - kepingan kaca tadi hilang dalam sekelip mata .

Ahmadi , Sheila Asyikin , Witchie dan Kucina dengan pantas menghasilkan Medan Tenaga di sekitar mereka semua kerana , serpihan kaca tadi tiba - tiba sahaja menyerang mereka .
Serpihan kaca tadi menjadi serpihan debu dengan serta - merta sebaik sahaja menyentuh Medan Tenaga yang dihasilkan tadi .

Siti Nursamawi , Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea terperanjat melihat serangan itu kerana , serangan itu terlalu pantas .

Ahmadi menghasilkan lingakaran cahaya abstrak Elemen Air miliknya berhampiran dengan makhluk itu .
Selepas itu , air mengalir keluar dari lingkaran cahaya tadi .

" Pantasnya serangan makhluk ni . " Kata Siti Nursamawi .

" Lepas ni , apa pun yang berlaku . Jangan panik . " Kata Ahmadi dengan tenang. " Cara berlawan dengan makhluk macam ni , memerlukan ketenangan dalam melakukan serangan dan pertahanan . "

" Maksud Didie ? " Tanya Hagia Sofea .

Belum sempat Ahmadi menjawab soalan itu , sekeping kaca yang agak besar tiba - tiba sahaja muncul di atasnya dan terus menikam menembusi badannya .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Stephen Akio Kenzo berjalan terhuyung - hayang di dalam bilik kajian persendiriannya yang terletak di bawah kediamannya .
Dia memegang sebotol Sake yang telah pun tinggal separuh .

" Saya tak bersalah . " Kata Stephen Akio Kenzo . Nada mabuknya jelas kedengaran . " Diorang yang buang awak . Saya tak pernah pulaukan awak . "

Dia terduduk di atas sofa dengan matanya yang layu dikawal mabuk . Dia meneguk Sakenya dengan semahunya . " Janganlah pulaukan saya sekali . Pulaukan jelah diorang . Saya tak bersalahlah . "

Dia bangun semula lalu berjalan menuju ke dinding . Kakinya terlanggar meja kaca . Ditendangnya meja kaca itu dengan lemah . Kemudian , ditatapnya gambarnya bersama Ahmadi yang tergantung kemas di dinding .
" Awak kawan saya yang pertama kat pulau ni . Tak mungkin saya tak percayakan awak . Selama ni , saya tak pernah cakap awak berbohong . "

Dia berpaling sambil meneguk lagi Sakenya lalu memandang ke siling . " Awak dah banyak tolong saya . Awak dah banyak tolong saya dalam kajian - kajian saya . "

Dalam keadaan yang dipandu dengan rasa mabuknya itu , dia menoleh ke pintu .
Dahinya berkerut sedikit . " Buat apa awak datang ke sini ? "

" Saya risaukan awak . " Jawab Aivira .

Stephen Akio Kenzo tergelak . " Awak pun sama dengan diorang tu semua . Sebab awak semua , Didie pulaukan saya sekali . "

Stephen Akio Kenzo menghampiri Aivira dengan langkahan mabuknya. " Didie tu kawan saya yang pertama kat pulau ni . Disebabkan awak semualah , dia pulaukan saya . "

" Dahlah tu Steph . " Kata Aivira dengan perlahan lalu cuba mengambil Sake yang dipegang Stephen Akio Kenzo . " Awak minum banyak sangat ni . "

Stephen Akio Kenzo menolak badan Aivira dengan agak kuat . " Jangan cuba nak berlakonlah Ai . Suka hatilah saya nak minum banyak ke sikit . Bukannya saya beli guna duit awak pun . "

Aivira cuba hendak mengambil lagi Botol Sake itu namun dia terhenti dan sedikit terperanjat kerana Stephen Akio Kenzo telah pun membuka Pintu Tenaga dan Elemennya .

Anak mata Stephen Akio Kenzo telah pun menyalakan warna Indigo dan Ungu . Ditudingnya Aivira . " Saya nak awak keluar dan jangan datang ke sini lagi . Saya tak nak jumpa awak semua . "

Aivira mengeluh . Dia menganggukkan kepalanya lalu keluar dengan langkah yang agak perlahan . Dia tahu , dalam keadaan Stephen Akio Kenzo yang sedemikian , pertelingkahan akan menjadi lebih teruk sekiranya dia tetap hendak menahan Stephen Akio Kenzo daripada terus meneguk air itu .
Dia mengeluh . Kemudian . Dia memejamkan matanya kerana , dia terdengar bunyi botol yang pecah dari dalam bilik tadi .
Dia berjalan menuju ke tingkat atas untuk bertemu dengan rakan - rakannya yang lain .

" Macam mana ? " Tanya Muniandy .

" Dia mabuk teruk . " Jawab Aivira dengan jelas . " Dia salahkan kita . "

Maera dan Naera saling berpandangan .

" Habis tu , apa kita nak buat sekarang ? " Tanya Ratni . " Kita tak boleh terus biarkan dia macam tu . "

" Kita tak ada pilihan lain . " Celah Adam dengan tenang . " Kita terpaksa cari Didie , Sheila dan Siti . Kita kena juga minta maaf dengan diorang . Kalau tak , persahabatan kita ni , akan tetap jadi macam ni . "

" Tapi , mana nak cari diorang ? " Tanya Siti Hawa dengan lembut .

" Ingat lagi tak misi kita hari tu ? Masa kita bergaduh dengan diorang bertiga tu ? " Tanya Adam .

" Ingat . " Jawab Ratni .

" Mesti diorang ada kat sana . " Balas Adam .

" Dam , kita sendiri tak tahu sama ada diorang bertiga tu masih teruskan misi tu ataupun tak . Lepas kejadian tu , khabar diorang pun kita dah tak dengar dah . " Celah Maera dengan jelas .

" Tapi , kebarangkalian untuk diorang teruskan tugas tu tetap ada kan ? " Tanya Adam dengan tenang . " Sekarang ni , kebarangkalian yang nipis pun , kita tetap akan terima demi persahabatan ni . "
Dia mengeluh lalu menggosok wajahnya yang kelihatan sedikit tertekan . " Sekurang - kurangnya , itulah apa yang saya fikirkan dan , saya rasa . Itu je harapan yang kita ada . "

" Saya rasa , saya tahu nak buat macam mana . " Kata Naera dengan lembut .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Membesar mata Siti Khumairah apabila melihat tubuh adiknya ditembusi oleh sekeping kaca yang amat besar .

" Didie ! " Jerit Siti Nursamawi dengan amat lantang lalu dia hendak berlari meninggalkan posisinya namun , Sheila Asyikin menegahnya .

" Siti , tolong jangan panik dan kekal kat posisi Siti . " Kata Sheila Asyikin dengan jelas dan tenang .

" Didie dah nak mati pun kau nak suruh aku bertenang lagi ke ? !" Tanya Siti Nursamawi dengan garang .

Siti Nurjannah dan Hagia Sofea juga menjadi kebingungan dan serba - salah .
Namun tidak bagi Siti Khumairah yang tiba - tiba sahaja teringatkan sesuatu .

" Siti , akak ingatkan Siti jangan sesekali tinggalkan posisi Siti ! " Arah Siti Khumairah dengan garang . " Ini satu arahan ! "

Makhluk itu menunjukkan mulut dan giginya yang amat menakutkan sambil mengeluarkan suaranya yang agak pelik menggerunkan .

" Tapi Kak Mai , Didie ... " Kata Siti Nursamawi namun dia tidak dapat meneruskan kata - katanya kerana dia telah pun dipeluk kesedihan .

Siti Khumairah membuang pandangannya ke arah air yang dijelmakan oleh Didie sebelum serangan serpihan kaca tadi .
Dibalasnya pandangan Siti Nursamawi . " Didie cakap , jangan panik . "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience