Kelihatan Nurzahirah bersama - sama dengan Siti Aisyah , Rissa dan Tatsumaki , berada di dalam sebuah Taman DiRaja yang menempatkan satu tempat latihan pertempuran yang ringan .
Tidak jauh dari tempat Srikandi muda yang berempat itu berdiri , Permaisuri Fiirapi bersama dengan Siti Khumairah dan yang lain - lain sedang duduk di dalam sebuah pondok yang amat indah .
" Bonda cuma khuatir akan berlakunya sesuatu yang tidak diingini . Akham Nessela amatlah licik cara pemikirannya . Kerajaan pimpinannya sering sahaja menindas kerajaan - kerajaan yang lain dengan pelbagai alasan . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas dan tenang . " Hanya beberapa kerajaan sahaja yang berani menentang . Salah satunya , adalah kerajaan ini . "
" Ampun Tuanku Permaisuri . Sembah patik harap tidak mengundang murka . " Kata Fateh dengan jelas . " Apakah sebelum Putera Pawana dan Puteri Pawaka mengambil alih tampuk pemerintahan , Akham Nessela juga pernah menyerang kerajaan ini ? "
Permaisuri Fiirapi menganggukkan kepalanya dengan lembut . " Mendiang Raja Winsa sering turun ke medan perang . Hanya kerana ingin memastikan segala pertahanan kerajaan ini , dalam keadaan yang baik dan segala serangan yang dilancarkan oleh tentera Akham Nessela itu , dapat digagalkan . "
" Tuanku Permaisuri . " Sampuk Khalid dengan lembut . " Siapakah sebenarnya yang telah mengalahkan Akham Nessela itu sehingga dapat memenjarakannya ? "
" Boleh ke Kak Iecha panah tepat - tepat ke sasaran tu ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze dengan lembut sambil membersihkan Cermin Matanya . " Ada sembilan sasaran kot . "
" Rara pun macam , tak percaya yang akak boleh panah tepat - tepat ke semua sasaran tu . " Kata Nurzahirah pula dengan lembut .
" Rissa pula , tak nak ke cakap apa - apa sebelum akak buktikan yang akak boleh panah semua sasaran tu ? " Tanya Siti Aisyah lalu menjelmakan Busur Panah Elemennya yang berwarna Kuning Keemasan berjalur Hijau .
" Saya ikut Cik Muda Rara . " Balas Rissa dengan jelas .
" Bagus , bagus . " Kata Siti Aisyah bersulamkan nada tawa kecilnya . " Rissa mesti menyesal pasal , ikut Rara ni . "
" Saya ikut Cik Muda Iecha . " Kata Tatsumaki dengan jelas . " Cik Muda Iecha jangan pula malukan saya . Saya tumbuk muka Cik Muda Iecha tu nanti . "
" Jangan risaulah . " Balas Siti Aisyah dengan lembut sambil menyasarkan anak panahnya .
Tidak lama selepas itu , dia melepaskan anak panahnya yang berwarna Kuning Kehijauan yang beraruskan elektrik Kuning Kehijauan .
Sebelum anak panahnya melekat ke arah sembilan sasaran , anak panahnya yang hanya sebilah tadi berpecah menjadi sembilan .
Selepas itu , sembilan anak panahnya tadi tepat - tepat melekat pada semua kesembilan sasaran itu disusuli dengan satu letupan yang kecil .
Akibatnya , sembilan sasaran tadi meletup berkecai .
Siti Aisyah dan Tatsumaki menjerit keriangan .
Permaisuri Fiirapi tersenyum . " Putera Pawana dan Puteri Pawakalah yang menewaskannya . Dengan menggunakan helah . Mereka berdua telah memperdayakan Akham Nessela dengan teknik Raja Kegelapan itu sendiri . "
Kehadiran dua orang dayang Istana telah mengganggu kerancakkan perbualan .
" Apakah kehadiran dayang berdua ini membawa bersama berita gembira ? " Tanya Permaisuri Fiirapi .
" Ampun Tuanku . Sembah hamba harap diampun . " Balas Riberu . " Hamba berdua membawa bersama berita gembira . "
" Ampun Tuanku . Pasukan Puteri Pawaka telah berjaya mematahkan serangan Akham Nessela di Dunia Manusia . " Kata Ribera pula dengan lembut . " Pasukan Tuanku Puteri Pawaka kini berada Istana miliknya . Ampun Tuanku . "
Permaisuri Fiirapi tersenyum lebar . " Marilah kita semua pergi ke sana . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Kalau dalam masa sembilan jam ni , kita tak pergi selamatkan dia , dia akan mati ke ? " Tanya Aivira dengan jelas .
" Sheila tak tahu . " Balas Sheila Asyikin dengan agak pantas . " Sheila tak pasti apa yang abang maksudkan tadi . Tapi , tadi tu , abang dalam pengaruh Elemen Psikik . "
" Aku tak nak fikirkan apa yang akan jadi kat dia , kalau kita tak pergi selamatkan dia sekarang ni . " Sampuk Siti Nursamawi . " Kita kena pergi cepat . "
Kehadiran Permaisuri Fiirapi bersama dengan yang lain telah menyebabkan Sheila Asyikin dan rakan - rakannya melakukan gerakan Hormat DiRaja .
" Bangun , anakanda . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Apakah ada sesuatu yang sedang mengganggu fikiran anakanda ? Wajah anakanda seperti dibelenggu keresahan . "
" Kanda Pawana hadir sewaktu perang telah berpihak kepada kita . Pada waktu itu jugalah , Elemen Akham Nessela muncul dan cuba melakukan provokasi . Namun ia sempat dihalang oleh Kanda Pawana . " Balas Sheila Asyikin dengan tenang .
" Puteri Pawaka . Apakah maksud anakanda yang sebenarnya . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas . " Bukankah pada waktu ini , Kanda anakanda itu sedang menjaga Banshee Psikik itu ? "
" Benar bonda . Tetapi , Kanda Pawana muncul di sana . Kerana , dia dapat merasakan peningkatan pada , Tenaga Elemen Warna dan Cahaya dan niat membunuh anakanda dan Puteri Semarak Api . Dan Kanda Pawana juga ada mengatakan , jika kita tidak pergi selamatkan dia dalam tempoh sembilan jam daripada sekarang , mungkin sesuatu yang buruk akan menimpa . " Balas Sheila Asyikin . " Rakan - rakan anakanda juga dengar apa yang diperkatakan oleh Kanda Pawana itu . "
" Jika begitu , elok sahaja kita pergi ke Pulau itu . Bonda telah dicengkam oleh kerisuan . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas .
" Baiklah . Anakanda akan bawa kita semua ke sana . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Kelihatan Pendekar Bayu dan rakan - rakannya sedang berada di satu kawasan pantai yang amat terpencil .
Mereka berada di dalam semua khemah yang diperbuat daripada pokok - pokok renek dan daun - daun yang lebar dan besar .
Bagaikan tiada apa - apa yang berlaku , mereka semua seperti sedang berkelah sahaja .
" Kita kena buat sesuatu . Untuk selamatkan Pasela . " Kata Dato ' Sri Panglima Jentayu . " Saya yakin . Ada ramai lagi pengkhianat dalam organisasi ni . "
" Itu kita boleh fikirkan . Maksud saya , kita boleh rancang strategi untuk pertahankan Pasela . " Kata Sougaena Raj . " Kena lakukan secara halus . "
" Apa - apa pun . Kita kena buat dengan teratur dan kemas . " Kata Sougaena Aryan pula . " Jangan sampai ada yang perasan . "
Pendekar Bayu membalik - balikkan kepak ayam di atas panggangan . " Pergi panggil Vaedina . Cakap kat dia , aku yang suruh dia pulang . Sekarang . "
" Dia ke mana ? " Tanya Dato ' Sri Panglima Jentayu .
" Bulan madu . " Balas Pendekar Bara dengan bersahaja lalu menyapukan madu ke atas kepak ayam yang masih lagi dipanggang .
" Janganlah sapu dulu . " Kata Sougaena Asyura sambil cuba mengambil bekas madu daripada tangan Pendekar Bara . " Tak sedap ayam tu nanti . "
" Awak diam . Duduk . Awak apa tahu . Ini resepi keluarga . Resepi leluhur kitorang . Diam . Duduk kat situ . " Kata Pendekar Bara . Gayanya tidak ubah seperti budak - budak .
" Awak jangan kacau dia . " Kata Dr . Hisyam pula sambil bercekak pinggang . Gayanya tidak ubah seperti seorang abang yang sedang memarahi adik - adik supaya tidak bergaduh . " Betul apa yang Bara cakap . Awak tu apa tahu . Makan berak , makan berak je . "
" Yalah . Saya lupa . Saya yang luluskan cuti dia tu . " Kata Dato ' Sri Panglima Jentayu dengan lembut lalu meneguk Air Sirap Merah .
" Kalau dia marah nanti . Biarkan jelah . Kita diam je . " Kata Pendekar Umbut dengan tenang dan jelas .
" Siapa yang nak marah ? " Tanya Pendekar Kuning lalu mengambil dua ketul kepak ayam ke pinggannya sambil tersengih . " Sedap . Sedap . "
" Vaedinalah . Kita panggil dia masa dia tengah berbulan madu buat kali yang ke berapa entah . " Balas Sougaena Chong Wei Lee .
Pendekar Bayu tertawa kecil sambil mengambil beberapa ketul ayam yang masih lagi atas pemanggang . " Nak marah ? Dia nak marah aku ? Jangankan dia . Korang semua kat sini termasuk Dato ' Sri , tak berani nak marah aku . "
Dia kemudiannya mengunyah kepak ayamnya sambil tersengih dan tersenyum lebar dengan riak wajah dan gaya yang berlagak .
" Lain macam awak ni . " Kata Dato ' Sri Panglima Jentayu lalu tertawa kecil . " Bagi satu sebab dan contoh kenapa kitorang semua tak boleh nak marah awak . "
Pendekar Unggas tersengih . " Macamlah saya tak berani nak marah awak . "
" Saya ni , pemimpin nombor satu negara ni tau . " Kata Dato ' Sri Panglima Jentayu sambil tersenyum . " Mustahil saya tak boleh nak marah awak . Kalau nak tarik telinga awak tu pun , saya takde masalah . "
Pendekar Bayu tertawa lalu menggigit kepak ayam bakarnya seperti orang yang sedang memakan Anggur . " Pasal aku tahu rahsia korang semua . "
Dia mengunyah sambil tersenyum lebar . Cebisan kepak ayam jelas terkeluar daripada mulutnya . " Ada antara korang ni . Kelmarin . Secara rahsia . Pergi ke restoran Midah Janda . Jangan fikir yang aku tak tahu . "
Pendekar Bara dan semua yang berada di situ terdiam . Mereka semua saling berpandangan .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Kelihatan Sheila Asyikin sedang berdiri di atas permukaan laut . Sementara , Permaisuri Fiirapi berserta yang lain pula berdiri agak jauh sedikit di belakangnya .
" Puteri Pawaka , apakah yang ingin anakanda lakukan ? " Tanya Permaisuri Fiirapi .
" Anakanda hendak membuka kunci laluan ke Pulau itu . " Balas Sheila Asyikin dengan jelas . " Jika Golem Elemen muncul , anakanda berharap , tidaklah semua yang berada di sini melakukan apa - apa . Biarkan sahaja . Anakanda akan uruskannya . "
Sebaik sahaja Sheila Asyikin melangkah sebanyak sembilan langkah ke depan , satu pancaran cahaya terhasil .
Pancaran cahaya daripada Elemen Air , Angin , dan corak Elemen Salji muncul di sekitar pulau yang akan mereka jejaki sebentar nanti .
Selepas itu , perlahan - lahan corak itu menjelmakan berpuluh - puluh Golem Elemen daripada gabungan Elemen Air , Angin dan Salji .
Kecuali Permaisuri Fiirapi , Siti Khumairah dan semua yang turut berada di situ , terkesima melihat kemuncul Golem itu .
" Ini kali pertama saya lihat Golem . " Kata Tatsumaki dengan jelas .
" Inikan dunia korang . " Balas Siti Aisyah dengan tenang . Namun , matanya menjamah Golem - golem yang muncul di hadapan mata mereka . " Takkan awak tak pernah nampak ? "
" Tak pernah . " Kata Tatsumaki .
" Masa dalam kat rumah lama dahulu , saya pernah dengar pasal Golem . Tapi , saya tak sangka rupa dia macam ni . " Kata Rissa pula dengan lembut .
Nurzahirah hanya tersenyum lalu , dia memandang ke arah Permaisuri Fiirapi yang berdiri di sisi kirinya . " Nenda , apakah semua Golem ni , milik Pakcik cucunda ? "
Belum sempat Permaisuri Fiirapi hendak menjawab pertanyaan itu , Siti Khumairah terus sahaja bersuara .
" Bukanlah . Jangan terpedaya . Ini bukan teknik pakcik . " Kata Siti Khumairah dengan jelas .
" Ini teknik tiga orang gila tu . " Celeh Siti Nurjannah pula
" Percayalah . Ini teknik gabungan diorang bertiga . " Kata Hagia Sofea pula . " Kalau tak percaya . Tengok je nanti . Mesti. Kak Siti Rara tu , ada terlibat sama dalam proses pembukaan kunci ni nanti . "
Golem - golem yang muncul tadi amatlah menggerunkan . Makhluk Elemen itu mengeluarkan satu gelombang membunuh yang amat kuat .
Menyedari akan hal itu , Sheila Asyikin dengan pantas menghasilkan satu corak daripada gabungan Elemennya dan Elemen Ahmadi dan Siti Nursamawi .
Corak yang abstrak dan unik itu mengeluarkan cahaya seperti bintang - bintang yang bergelantungan di angkasa . Malah , teknik itu juga turut menghasilkan satu corak seperti hendak melahirkan sebuah bintang yang hendak bersinar di dada angkasa yang luas tidak berpenghujung .
Siti Nursamawi menganggukkan kepalanya dengan perlahan . Kerana , dia tahu teknik yang digunakan oleh Sheila Asyikin itu .
Masakan tidak , hanya dia dan dua orang rakan sejatinya sahaja yang tahu menggunakan teknik itu .
Selepas itu , kelihatan Sheila Asyikin melancarkan tekniknya tadi .
Tekniknya tadi dengan pantas menyinari semua Golem tadi . Seperti sinaran Matahari yang menyirami Bumi .
Salah satu Golem yang agak besar daripada Golem yang berada di situ berjalan menghampiri Sheila Asyikin .
Jika hendak dibandingkan daripada segi saiz dan ukuran , Sheila Asyikin hanyi separas buku lali sahaja .
Golem itu bersaiz gergasi . Makhkuk Elemen itu tunduk dan berlutut menghadap ke arah Sheila Asyikin . " Kata kunci ? "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pada ketika itu , sebuah kapal canggih dan mewah menyelusuri dada laut yang luas bagaikan tiada penghujung .
Hanya bentuknya pada permukaan laut sahaja yang kelihatan kerana ia berada dalam Mode Halimunan .
Setibanya ia ke destinasinya , kapal itu berhenti . Para penghuni kapal itu yang berada dalam keadaan telah lengkap berpakaian menyelam untuk meneroka keadaan laut berdiri .
Jumlahnya agak ramai dan mereka semua memegang satu senjata yang canggih .
Bahagian bawah kapal itu terbuka dan satu persatu penghuni kapal itu melompat dan keluar untuk memulakan pengembaraan yang akan mencatatkan lembaran hitam di dalam naskhah sejarah dua dunia .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pada waktu yang sama juga , keadaan di dalam sebuah hutan yang amat tebal yang mengerikan , diterangi dengan cahaya malap daripada mata dan mulut yang diawet dengan sempurna .
Suasana terang dari luar namun , cahaya itu bagaikan tidak mampu untuk menembusi akan ketebalan hutan yang sememangnya tebal .
Bunyi unggas yang bersahutan menambahkan lagi seramnya suasana .
Kelihatan Paga dan Vivian mengiringi perjalanan Lelaki dan Wanita yang akan menjadi pencetus kepada satu pertempuran yang dahsyat .
Kelihatan mayat - mayat wanita diletakkan dalam keadaan berhimpit antara satu sama lain .
Semua mayat itu diletakkan di tengah - tengah satu corak purba yang amat menggerunkan .
Terdapat banyak torehan yang terdapat pada tubuh semua mayat itu .
Dan semua bekas torehan itu pula , masih lagi mengalirkan darah merah yang segar .
Darah - darah yang mengalir itu mengisi ruang yang terdapat pada corak purba itu .
" Korang awal . " Kata Dyrad dengan perlahan . Dia memandang ke arah semua mayat wanita tadi sambil memegang segelas kaca yang berisikan darah . " Bulan belum berada di tempatnya lagi . "
" Mana kau dapat semua ni ? " Tanya Paga dengan jelas .
" Aku yang cari . " Jawab Trisha dari muka pintu . " Dyrad cuma pilih je . Yang perawan . "
Vivian tersengih . " Macam mana kau tahu diorang ni masih perawan ke tak ? "
Dyrad menghabiskan minumannya dan terus sahaja mengunyah gelas kacanya .
Bunyi kaca jelas kedengaran dari dalam mulutnya .
Dia kemudiannya perlahan - lahan berdiri . " Macamlah awak berdua tak kenal saya . "
Vivian menghampiri Trisha . " Korang takde minuman yang biasa ke ? "
" Ada kat dalam tu . " Kata Trisha dengan lembut . " Awak tanya dia . Dia mana nak minum air sangat . Dia minum darah tu jelah . "
" Untuk kejelitaan . " Balas Dyrad sambil menjeling ke arah Trisha dengan gaya yang seksi dan manja .
" Apa - apalah . " Kata Paga lalu dia mengajak dua orang tetamunya masuk ke dalam rumah Dyrad .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Permaisuri yang berada di situ menantikan balasan daripada Sheila Asyikin .
Sheila Asyikin memandang ke arah Permaisuri Fiirapi dan yang lain - lain . " Tutuplah telinga kalian semua . Beta akan menghasilkan satu bunyi yang akan membingitkan telinga . "
" Anakanda . Janganlah anakanda hendak berlengah lagi . " Balas Permaisuri Fiirapi dengan jelas . " Anakanda berlemenkan Api . Tidak ada Pengguna Elemen di dalam dunia ini yang mampu menghasilkan bunyi yang membingitkan telinga melainkan hanya Pengguna Elemen Angin . Anakanda hanya mampu untuk menggunakan Elemen Warna dan Cahaya milik Kanda Pawaka sahaja . "
" Biar anakanda uruskan hal ini dengan cara anakanda . " Kata Siti Khumairah lalu memegang bahu Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Anak Patung gila . Akak tak kisah apa kata kunci yang korang berdua letak . Apa yang kitorang tahu , Sheila cakap kata kunci tu dan kita selamatkan Didie sekarang . "
" Boleh tapi , akak janji , akak tak marah kalau Sheila cakap kata kunci tu . " Kata Sheila Asyikin sambil menggaru kepalanya yang tidak gatal lalu memandang ke arah Golem yang bersaiz gergasi .
" Ye . " Kata Siti Khumairah dengan jelas .
" Cakaplah janji dulu . " Kata Sheila Asyikin lagi .
" Cepatlah cakap kata kunci tu ! " Tengking Siti Khumairah bersulamkan kegeramannya yang tiba - tiba sahaja meletus . " Mati Abang Didie kesayangan Sheila dan Siti tu nanti ! "
" Cakaplah janji dulu . " Balas Sheila Asyikin yang mula kedengaran semacam nada manjanya .
" Ye ! Akak janji tak marah ! " Tempik Siti Khumairah berbasa - basi . " Cepatlah cakap ! "
Sheila Asyikin mengeluh . " Kak Mai garang macam Singa betina . Kalau dia menjerit , boleh pecah gegendang telinga . Tapi , dia baik hati . Sayang Kak Mai . "
Golem yang bersaiz besar , yang berdiri di depan Sheila Asyikin tadi berundur beberapa langkah ke belakang .
Kemudian , terus sahaja bertukar gaya seperti seorang pondan . " Baik . Kata kunci diterima . Sekarang , adik - adik yang comel boleh masuk . "
Semua yang berada di situ terlopong mendengar kata kunci yang diperkatakan oleh Sheila Asyikin tadi .
Malah , semakin ternganga luas mulut mereka tatkala melihat gaya Golem itu yang berubah dengan serta - merta .
Kecuali , Permaisuri Fiirapi yang memeluk bahu Siti Khumairah yang menahan amarah yang sedang mendidih menggelegak .
Dahi Siti Khumairah berurat menahan perasaan marahnya .
Nafasnya mendengus laju .
" Sabar wahai Puteri Salju . " Pujuk Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Anakanda telah berjanji tidak akan marah . "
Siti Khumairah mendengus . Dia mengetapkan giginya .
" Betul tu . Akak dah janji takkan marah tadikan . Jadi . Janganlah marah . " Kata Sheila Asyikin dengan manja lalu tertawa kecil . " Dah . Mari ikut Sheila . Kita selamatkan Abang Didie . "
Siti Nursamawi tergelak kecil sambil menutupkan mulutnya .
Siti Khumairah memalingkan wajah marahnya ke arah Siti Nursamawi . " Korang bertiga ada hutang dengan akak . "
Semakin kuat dia mengetapkan giginya kerana Siti Nursamawi terus mentertawakannya .
Ketika mereka semua mengikut jejak langkah Sheila Asyikin , mereka semua terhenti .
" Jalan tu hati - hati ye . Jaga diri . " Kata Golem gergasi yang telah bertukar menjadi pondan tadi sambil melambai - lambaikan tangan . " Jangan marah tau . Nanti jadi tua . "
Semakin tergelak Siti Nursamawi ketika terdengar kata - kata Golem gergasi itu manakala Siti Khumairah terus sahaja meletus perasaan marahnya .
Siti Khumairah berpusing menghadap ke arah Golem gergasi itu . " Diamlah makhluk gila ! Saya pijak muka awak tu nanti ! "
Sebaik sahaja selesai Siti Khumairah melontarkan kata - katanya , telinga Golem gergasi itu meletup .
" Sudahlah anakanda . " Pujuk Permaisuri Fiirapi dengan lembut sambil menggosok - gosok bahu Siti Khumairah yang jelas sedang menahan marah .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vanessa Valarie memandang ke arah pasukan kecilnya .
Matanya tajam merenung ke arah setiap anggota pasukannya yang terdiri daripada Ikan duyung jantan dan betina .
Dia kemudiannya memejamkan matanya buat seketika dan kemudian dia membukakannya kembali . " Beta menerima laporan . Bahawasannya , terdapat penceroboh yang sedang memasuki kawasan penjara Akham Nessela . "
Setiap anggota pasukan Vanessa Valarie menumpukan sepenuh perhatian mereka .
" Beta sendiri akan mengetuai pasukan ini . Dan jika , berlakunya pertempuran , hendaklah kalian bertempur tanpa menunjukkan belas kasihan pada musuh - musuh kita . " Kata Vanessa Valarie dengan jelas kedengaran akan ketegasannya .
" Kami dengar dan kami taat ! " Balas semua anggota pasukan Vanessa Valarie dengan penuh bersemangat .
Vanessa Valarie menganggukkan kepalanya . " Kita bergerak sekarang . Kita akan bergabung dengan pasukan Panglima Malein daripada Puak Badkanduja . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sekali lagi Sheila Asyikin bersama pasukan kecilnya berdiri di hadapan Golem .
Namun kali ini , Golem Ais .
" Siapa pula kali ini wahai Puteri Pawaka ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan tenang .
Sheila Asyikin tidak menjawab pertanyaan Permaisuri Fiirapi itu namun sebaliknya , dia hanya memuncungkan bibirnya dengan wajah semacamnya , mengarah ke arah Siti Nurjannah . " Kak Janne kena janji tak marah . Kalau marah . Sheila dan kawan - kawan Sheila je yang pergi selamatkan Abang Didie . "
Wajah Siti Nurjannah berkerut . Seperti hendak marah . " Eloklah tu . Korang jelah yang pergi . Buat kata kunci bongok macam tu . Siapa yang tak marah . "
" Sudahlah tu wahai Puteri Psikik Bara. " Pujuk Permaisuri Fiirapi lalu dia berdiri antara Siti Khumairah dan Siti Nurjannah .
Kemudian , dia memeluk dan membelai lembut bahu Siti Nurjannah . " Beri sahaja Puteri Pawaka peluang kali ini . Esok - esok sahajalah marah . "
Siti Nurjannah mendengus . " Baiklah . Anakanda berjanji . "
Sheila Asyikin memandang ke arah Golem Ais yang sedang berdiri di hadapannya dengan wajah yang bersahaja . " Kak Janne mulut becok . Macam Burung Murai . Kalau dah mula membebel , tak pandai berhenti . Boleh cair tahi telinga . Tapi , dia baik hati . Sayang Kak Janne . "
" Kata kunci diterima . " Kata Golem Ais tadi dengan gerak badan yang manja seperti seorang pondan . " Adik - adik yang comel boleh lalu . "
Kepala Siti Nurjannah berasap menahan perasaan marahnya . Matanya terjegil seperti hendak terkeluar .
Apatah lagi bila kedengaran tawa - tawa kecil daripada sekelilingnya .
Bibirnya bergetar kerana menahan perasaan marahnya yang telah bercampur sebati dengan perasaan geramnya . " Dia ni ! Memang lembik budak ni saya kerjakan ! "
" Bawalah bersabar dulu . Beri dia peluang hari ini . " Pujuk Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
Selepas itu , dia memandang pula kepada semua yang berada di situ bersilih - ganti dengan dahi yang berkerut . " Kalian semua berhentilah daripada tertawa . Ini bukannya perkara yang menggelikan hati . "
" Dah , mari . " Ajak Sheila Asyikin lalu dia berlari - lari anak .
" Mari . " Kata Permaisuri Fiirapi yang masih lagi membelai kepala Siti Nurjannah yang masih lagi berasap .
Ketika Permaisuri Fiirapi dan semua yang berada di situ berlari - lari anak mengekori Sheila Asyikin , mereka semua terhenti seketika .
" Jalan tu hati - hati ya . Laut ni bahaya . Jangan main redah je tau . " Jerit Golem Ais tadi sambil melambai - lambaikan tangannya dengan gaya pondan . " Kalau perlukan bantuan , kitorang ada kat sini . "
Rakan - rakan Golem Ais itu juga melakukan perbuatan yang sama .
Kemarahan Siti Nurjannah meletus bagaikan Gunung Berapi lalu dia tertolak suaminya , Khalid sehingga terjatuh .
Dia ingin berlari ke arah Golem - golem Ais itu namun kakinya sempat dipegang oleh Khalid .
Khalid terseret kerana kekuatan langkah Siti Nurjannah yang kuat berselimutkan kemarahan .
Siti Nursamawi juga turut membantu dengan memeluk Siti Nurjannah . Dia terteleng kerana kepalanya ditolak oleh kakaknya yang sedang kerasukkan oleh perasaan marah itu .
" Dahlah tu kak ! " Kata Siti Nursamawi sambil menahan kesakitan kerana Siti Nurjannah menekan - nekan pipi tembamnya dengan kuat .
" Siti diam ! Korang bertiga sama je ! Korang bertiga ada hutang dengan akak ! " Balas Siti Nurjannah dengan geram .
" Bersabarlah wahai Puteri Psikik Bara . Bersabarlah dahulu . " Pujuk Permaisuri Fiirapi sambil mengurut - urut dada Siti Nurjannah yang berombak menahan marah .
" Berseronoklah . " Kata Golem Ais itu lagi dengan ceria . " Jangan marah - marah tau . Nanti cepat berkedut . "
Asap kemarahan terus sahaja terkeluar daripada daripada lubang hidung dan telinga Siti Nurjannah .
Dia semakin meronta - ronta . Dia mula membebel - bebel seperti orang gila . Dia berleter bagaikan bertih jagung di atas kuali . Tidak berhenti - henti .
Golem - golem Ais tadi tersentak dengan nada bebelan Siti Nurjannah yang kuat lalu , perlahan - lahan Golem - golem Ais cair .
" Cepatlah . " Jerit Sheila Asyikin dengan manja dari kejauhan . " Dah lambat ni . "
Siti Nurjannah ingin berpusing menghadap ke arah Sheila Asyikin namun , dia berhempas - pulas untuk berbuat demikian kerana pergerakkannnya ditahan oleh Khalid , Siti Nursamawi dan Permaisuri Fiirapi .
Matanya merah memandang ke arah Sheila Asyikin . Kemudian , dia tersenyum . Satu senyuman marah yang amat menggerunkan .
Senyuman yang manis tetapi amat menggerunkan . " Lembiklah budak ketot ni lepas ni . "
Nurzahirah memegang tangan Tatsumaki dan Rissa . " Dahlah . Mari kita ikut Kakak Patung . "
Rissa dan Tatsumaki menganggukkan kepala mereka .
Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze pula berjalan di belakang .
" Macam manalah Abang Didie dan Kak Sheila , boleh terfikir nak buat kata kunci macam tu ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze dengan perlahan namun jelas .
Siti Aisyah menggaru kepalanya yang berselimutkan tudung . Dia bagaikan tidak tahu hendak bereaksikan riak wajah yang bagaimana . " Dah pun namanya kata kunci . Mestilah satu perkataan yang susah orang nak agak atau teka . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Keadaan kelihatan seperti biasa di dalam Ibu Pejabat Pasela .
Tenang dengan para pekerjanya yang melakukan kerja - kerja mereka seperti biasa .
Namun sebenarnya , mereka tidak tahu . Mereka sebenarnya sedang diperhatikan secara halus oleh Pendekar Bayu dan rakan - rakannya .
Pendekar Bayu dan rakan - rakannya sedang mengawasi setiap pergerakkan yang berlaku di dalam bangunan itu . Terutamanya , Pegawai - pegawai tertinggi Pasela .
Apatah lagi selepas ketidakhadiran Kaolo dan Slumpur .
" Awak rasa tak , ada yang tak kena dalam bangunan ni ? " Tanya Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan jelas kepada Pendekar Bayu yang sedang duduk bersila di atas kerusinya sambil mengunyak Snek berperisa Kentang .
" Aku perasanlah . Terutamanya kat dalam kalangan Pegawai tertinggi organisasi ni . " Balas Pendekar Bayu dengan bersahaja . " Pasal tu kita kena terus berlakon . "
" Tapi awak kena ingat satu perkara Bayu . " Kata Dato ' Panglima Lok Tujuh . " Semua penyiasat dalam organisasi ni , diorang semua tahap professional . Pengkhianat - pengkhianat ni mesti dah dapat bau dan dah dapat agak kenapa Kaolo dan Slumpur tu tak datang . "
" Kemungkinan untuk diorang tu tahu , yang kita semua ni terlibat dalam ketidakhadiran dua mangkuk tu , Tinggi sangat . " Balas Pendekar Bayu . " Kebarangkalian untuk mereka fikir , yang kita semua ni tahu pasal aktiviti diorang tu pun besar . Dan , diorang tahu , pasukan anak aku yang bertuah tu , ada perhubungan dengan Makhluk Mitos . Semua kemungkinan dan kebarangkalian tu tinggi sangat . "
" Dan , macam mana kalau , Makhluk Mitos yang jahat tu , ada beritahu kat Pengkhianat Pasela , pasal Didie dan Sheila ? " Tanya Dato ' Panglima Lok Tujuh lagi .
Pendekar Bayu tersenyum . " Tapi , diorang tak tahu yang budak - budak tu sebenarnya . Sayap Peganix . "
" Bahayalah . " Balas Dato ' Panglima Lok Tujuh lalu duduk di atas sofa . " Kita semua boleh terbunuh . "
" Diorang boleh je , cakap pasal Didie dan Sheila tu kat semua pengkhianat Pasela tu . Aku rasa , memang diorang dah cakap pun . " Kata Pendekar Bayu dengan tenang dan jelas . " Tapi , diorang tak tahu yang budak - budak tu sebenarnya , Sayap Peganiex . "
Dato ' Panglima Lok Tujuh membuang pandangannya ke arah Pendekar Bayu yang kelihatan tenang .
" Diorang boleh halang pergerakan pasukan mitos Didie dan Sheila tapi , diorang tak boleh halang Sayap Peganiex . " Kata Pendekar Bayu lalu mengesat jari - jemarinya dengan tisu sambil tersengih . " Macam mana diorang nak halang pasukan mitos Didie dan Sheila kalau , diorang tak boleh tahu Sayap Peganiex dah kesan pergerakkan diorang daripada mula lagi ? "
Pendekar Bayu meletakkan gelasnya ke atas meja selepas membasahkan tekaknya . " Sebelum diorang bergaduh hari tu , Didie dan Sheila yang kesan pergerakkan diorang semua . Selepas diorang berdamai balik , diorang sama - sama teruskan kerja diorang sebagai Sayap Peganiex dan Pasukan Elit Anggota Keselamatan . "
Dato ' Panglima Lok Tujuh mengeluh lemah . " Saya tak fahamlah . Macam mana awak langsung macam , tak risau dengan perkara ni . "
" Kita ni Pahlawan . Hidup dan mati kita memang jadi pertaruhan . Kalau kita sibuk nak risau dengan , satu keputusan ataupun keadaan yang belum pasti . Ia cuma membebankan otak kita dan , kita takkan ke mana - mana . " Balas Pendekar Bayu dengan tenang . " Kita kena percayakan budak - budak tu pasal , diorang je harapan kita . Itu tugas kita sebagai orang tua . Tugas dan tanggungjawab kita sebagai ayah . Kita kena percayakan diorang . Diorang je yang mampu halang Makhluk Mitos yang jahat tu . Kita semua dah tengok dengan mata kepala kita sendiri . "
Dia kemudiannya , berdiri dan memandang ke luar tingkap . Dia kemudian tersengih . " Biar diorang uruskan kerja diorang kat Dunia Mitos tu sebagai pasukan kerajaan apa entah . Aku pun tak tahu . Dan , biarkan diorang uruskan kerja diorang kat Dunia Manusia ni , sebagai Sayap Peganiex dan Pasukan Elit Anggota Keselamatan . Selebihnya , itu kerja kita sebagai Pemimpin Tertinggi Pasela . "
Dato ' Panglima Lok Tujuh tersengih . " Macam manalah awak boleh susun ayat motivasi macam tu . "
Pendekar Bayu berpusing lalu menyandar dan membuang pandangannya , ke arah gambar arwah isterinya bersama keluarga kecilnya yang terletak kemas di atas mejanya .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Permaisuri Fiirapi memandang ke arah Sheila Asyikin sambil dia memeluk bahu Siti Khumairah dan Siti Nurjannah yang mana , kepala mereka masih lagi berasap . " Puteri Pawaka , siapakah lagi seterusnya ? "
Siti Nursamawi tertawa kecil . " Kak Sofea . Selepas ni , mesti Kak Sofea . "
" Jangan mencelah wahai Puteri Semarak Api . Jaga sikit adab anakanda . " Kata Permaisuri dengan pantas .
" Jelas sangatlah . Lepas ni , memang Kak Sofea . " Bisik Siti Hawa ke telinga Naera .
" Kalian semua . Jangan berbisik . Beta mampu untuk mendengarnya . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan tenang .
" Tajam telinga Permaisuri ni . " Kata Naera dengan perlahan .
" Beta mendengarnya wahai Pahlawan . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas .
" Untuk keselamatan kita . Jangan bercakap , dan jangan lakukan apa - apa dulu . Ikut je . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Kita selamatkan mangkuk jamban tu dulu dan lepas tu , Kita lepak rumah Ai . "
" Saya setuju . " Kata Aivira dengan perlahan . " Kita lepak kat rumah saya kat sini . Mak saya pun mesti setuju . "
" Beta akan hantarkan titah kepada Panglima Finura mengenai akan hal ini . Beta takkan berahsia dengan beliau . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas .
Aivira dan rakan - rakannya saling berpandangan sesama sendiri lalu , mereka semua mengeluh .
Sheila Asyikin berjalan menghampiri Golem gergasi di hadapannya . " Kak Sofea macam Pontianak . Warna Putih kulit dia lain macam . Kalau dia ketawa . Sebiji macam Pontianak mengilai . Sikit - sikit , tengok cermin . Sikit - sikit tengok cermin . Entah ada ke tak bayang dia dalam cermin tu . Tapi , dia pun baik hati juga . Sayang Kak Sofea . "
Golem gergasi yang berwajah bengis itu terperanjat lalu menghentak - hentakkan kakinya seperti Pondan . " Kata kunci tu betul . ' Ehm' , yalah . Awak semua boleh masuk . Benci betul . "
" Sabar wahai Puteri Psikik Lava . Berilah adinda anakanda itu peluang . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan jelas . " Jika tidak . Kasihanlah pada bonda . Tangan bonda cuma dua . Tidak mampu untuk memeluk anakanda kerana , bonda memeluk kedua - dua orang Puteri yang masih lagi terbakar ini . "
Hagia Sofea menderam seperti binatang buas yang ingin mengamuk . Kulit wajahnya yang berwarna Putih bertukar menjadi merah . Matanya terbeliak . " Tunggu Sheila dan Siti kahwin nanti . Esok - esok dah mengandung . Akak hirup darah korang macam Air Sirap . "
" Sudahlah . Bawa sahajalah bersabar . Biarkan sahajalah adinda anakanda bertiga itu . Memang sudah begitu tabiatnya . " Pujuk Permaisuri Fiirapi .
Hagia Sofea semakin geram . Kepalanya juga berasap .
" Dahlah tu . " Kata Ikhwan dengan lembut lalu memegang tangan Hagia Sofea .
Tiba - tiba , dia memejamkan matanya serapat yang dia mampu sambil menutupkan mulutnya kerana , Hagia Sofea memicit tangannya dengan kuat .
Siti Aisyah menoleh ke kiri kerana Aqilah yang sedang menghampirinya . " Kenapa akak ke sini ? "
Aqilah mengeluh . " Akak tak nak terperangkap sama dalam kawan - kawan abang akak tu . "
Tidak lama selepas itu , kelihatan satu dinding berlembayung jernih muncul .
Walaupun tidaklah terlalu jelas tetapi , ia masih lagi boleh dilihat .
Dinding Psikik itu juga turut dihiasi dengan satu corak dan lingkaran gabungan Elemen Angin dan Air .
Terlalu abstrak bentuknya .
" Corak dan lingkaran apakah itu wahai Puteri Pawaka ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Ini adalah kali pertama bonda melihat corak dan lingakaran seperti itu . "
" Ini adalah corak Kunci Dua Elemen milik Kanda Putera Pawana . Anakanda berdua bukanlah pengguna Elemen Psikik jadi , anakanda berdua perlu menghasilkan satu Kunci Elemen yang digabungkan dengan Elemen Psikik . " Jawab Sheila Asyikin dengan tenang .
" Milik siapakah pula Elemen Psikik itu ? " Tanya Permaisuri Fiirapi .
" Milik Puteri Muda Lagenos . Pada suatu ketika , Kanda Putera Pawana memintanya sendiri daripada Puteri Muda untuk dijadikan salah satu cara untuk menjejak semula keluarga Puteri Muda . " Jawab Sheila Asyikin dengan jelas .
Nurzahirah berpusing kebelakang untuk menghadap ke arah Permaisuri Fiirapi . " Nenda , cucunda sendiri yang menawarkan Elemen Psikik cucunda itu . Pakcik cucunda itu tidak meminta Elemen Psikik daripada Bonda Salju kerana khuatir akan dimarahi . "
Permaisuri Fiirapi mengeluh lalu menganggukkan kepalanya . " Anak kuncinya ? "
" Anak Kuncinya ada pada anakanda dan Puteri Semarak Api . " Jawab Sheila Asyikin dengan jelas .
Siti Nursamawi terkedu .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Satu pertempuran bawa laut telah sedang berlaku .
Pasukan Ikan duyung yang menyebelahi Kerajaan Lagenos saling menyerang dan berbalas serangan dengan pasukan Ikan duyung yang menyebelahi Akham Nessela .
" Vael ! Kita kene bunuh mereka ni semua ! Mereka nak lepaskan Akham Nessela ! " Jerit Panglima Malein dengan lantang .
Dia melibaskan Trisulanya ke arah musuh - musuhnya lalu , ribuan buih air menerpa ke arah semua musuhnya tadi .
Musuh - musuhnya tadi lenyap seperti menjadi garam yang dilarutkan dengan air .
Vanessa Valarie menikam wajah musuhnya . " Jangan biarkan satu pun terlepas ! Kalau tak , lokasi tempat ni akan diketahui oleh pihak musuh ! "
Dia beralih pula ke arah musuhnya yang lain dan terus menusuk mata Trisulanya ke arah tengkuk dan dada lawannya dengan tanpa ada belas kasihan . " Arahkan pasukan kita untuk terus pertahankan kawasan ni ! "
" Baiklah ! " Sahut Panglima Malein dengan kuat . Dia merupakan Putera dan Panglima Ikan duyung yang berasal daripada Puak Badkanduja .
Puak Ikan Duyung yang terkenal dengan sifat bengis dan kasar . " Jangan bagi muka dengan musuh - musuh kita ! Robek perut mereka ! Tarik usus - usus mereka ! Kita tunjukkan kepada mereka bahawa kita adalah mimpi ngeri buat mereka ! "
Para Pahlawan Ikan duyung daripada pasukan Panglima Malein menyahut arahan itu dengan tempikan yang mengerikan .
" Jika ada yang berani ingkar dengan arahan saya ! Saya akan serahkannya kepada Raja Pawana ! Jerit Panglima Malein lagi dengan nyaring . " Biar Raja Pawana gantungkannya di dunia Bangsa Darat ! Digantung sehingga mampus dan kering sehingga mati ! Dan saya akan tuliskan namanya di dalam rekod kerajaan sebagai pengkhianat ! "
" Tak berhati perut betul ! " Desis hati Vanessa Valarie sebaik sahaja kata - kata Panglima Malein itu menerpa ke telinganya .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
" Korang berdua kunci Pulau ni guna Teknik Kejora ke ? " Tanya Siti Nursamawi dengan jelas . Nada kehairanan jelas pada suaranya .
" Yelah . Pasal , kita bertiga je tahu teknik tu . " Jawab Sheila Asyikin dengan nada manjanya .
" Tapi teknik tu tak lengkap lagilah . Teknik tu masih lemah . Kena - kena lagi , korang berdua je yang hasilkan kunci ni . " Balas Siti Nursamawi dengan nadanya yang jelas kerisauan .
Dia kemudiannya berjalan menghampiri Sheila Asyikin sambil membetulkan ikatan rambutnya yang sama panjangnya dengan rambut Sheila Asyikin . " Kena kita bertiga , untuk pastikan teknik ni berjaya walaupun teknik ni masih lemah . "
" Abang cakap . Teknik ni dah cukup kuat untuk hasilkan satu Teknik Pengunci Elemen . " Jawab Sheila Asyikin .
" Anakanda ku . Cepatlah buka kunci itu . Janganlah berlengah lagi . " kata Permaisuri Fiirapi . Wajahnya jelas berbalutkan kerisauan dan kekhuatiran .
Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi mula melakukan gerakan mereka yang agak unik .
Nafas mereka serentak . Pergerakkan mereka seirama .Dan setiap pergerakkan yang mereka lakukan kadang - kala , diiringi dengan kerdipan cahaya bintang yang berkerdipan .
" Rara tak pernah tengok Kakak Patung buat teknik yang macam ni . " Kata Nurzahirah dengan jelas .
" Ini teknik tahap tertinggi . Daripada cara bernafas . Cara mengeluarkan tenaga , tekanan dan gelombang Tenaga Elemen . Sehinggalah kepada masa untuk melakukan pergerakkan . Kenalah sama . Tak boleh lambat ataupun cepat . Kena serentak . " Kata Tatsumaki dengan jelas .
" Kalau saya tak salah . " Kata Siti Hawa dengan jelas . " Ini macam teknik yang diorang buat masa kita masih sekolah rendah dulukan ? "
" Saya macam ingat - ingat lupalah . Tapi rasanya kot . Sebab , nama teknik yang Siti cakapkan tadi tu macam pernah dengar . " Balas Ratni dengan tenang .
Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin melagakan penumbuk mereka lalu , satu kerdipan bintang - bintang terhasil . Dan kemudian , mereka berdua mempertemukan penumbuk mereka pada satu kunci yang tidak kelihatan .
Satu corak unik dan abstrak gabungan Elemen Api milik mereka berdua terhasil . Selepas itu , mereka meletakkan pula tapak tangan mereka pada corak yang terhasil tadi .
Selesai berbuat demikian , satu jalur berwarna Biru membentuk corak Elemen Ahmadi . Iaitu , Angin dan Air .
" Teknik Pengunci ni rumit . " Kata Adam dengan jelas . " Bukan senang nak gabungkan Elemen macam tu . "
" Bukan kita semua ada teknik Gabungan Elemen juga ke ? " Tanya Aivira dengan lembut .
" Memanglah ada . " Kata Siti Hawa dengan tenang . " Tapi korang sendiri pun lihatkan . Corak yang terhasil tu rumit . Lagi satu hal , dua orang berbeza untuk menghasilkan satu Kunci Elemen yang sama . Sedangkan , kita semua tahu , corak Elemen Warna dan Cahaya semua orang berbeza - beza . Walaupun ada pertalian kekeluargaan . "
Kelihatan Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi saling memusingkan tapak tangan mereka ke arah yang berlawanan .
Sheila Asyikin memusingkan tapak tangannya ke kanan manakala Siti Nursamawi pula memusingkan tapak tangannya ke kiri .
Tidak lama kemudian , satu gelombang terhasil dan sejurus selepas itu pula , cahaya Putih jernih yang berbentuk seperti pintu berkelip - kelip pada sekitar mereka yang berada di situ .
Terlerainya Pengunci Elemen tadi , telah membawa kepada satu keadaan yang amat tidak diduga sama sekali oleh mereka .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Beberapa Pahlawan daripada pasukan Vanessa Valarie dan Panglima Malein tercampak ke arah bebatuan dengan keras .
Badan mereka terketar - ketar dan beraruskan elektrik .
Mata Trisula milik Panglima Malein menusuk dari arah belakang kepala salah seorang daripada musuh yang menyerang Pahlawan daripada pasukannya dan Pasukan Vanessa Valarie tadi .
Dicapainya senjata yang digunakan oleh musuh tadi dengan reaksi wajah yang sedikit teranjat . Matanya sedikit membesar dan dengan pantas , dia menghubungkan mindanya dengan minda Vanessa Valarie .
" Apa hal ? " Tanya Vanessa Valarie .
" Kita ada masalah besar . " Jawab Panglima Malein .
" Saya tahu . " Balas Vanessa Valarie dengan jelas . " Ada Manusia yang turut serta dalam pasukan pihak musuh . "
Dia merampas senjata musuh daripada kalangan Manusia setelah dia membunuh lawannya tadi .
Kemudian , dia melenyapkan Trisulanya dan melepaskan tembakan Bebola Elektrik daripada senjata yang dirampasnya tadi .
Tembakannya tadi tepat menghinggap ke dahi lawannya .
" Kita kena minta bantuan daripada Didie . " Kata Panglima Malein setelah dia melibaskan Trisulanya ke arah kepala beberapa orang lawannya .
Vanessa Valarie mencekik leher seorang daripada Pahlawan Duyung musuh .
Kemudian , dia memasukkan muncung senjata berteknologi moden dan canggih ke dalam mulut lawannya .
Tanpa ada perasaan belas dan kasihan , dilepaskannya tembakan ke dalam mulut lawannya tadi .
Lawannya terkapar - kapar dengan keras sebelum terjatuh ke permukaan laut dengan bahagian rahang yang hangus terbakar . " Saya akan panggil Didie sekarang . "
" Awak kena ajar saya guna senjata tu . " Kata Panglima Malein . " Nampaknya , saya kena lebih rapat lagi dengan Didie lepas ni . "
Vannesa Valarie tersengih lalu cuba menghasilkan corak DiRaja pada lengan kanannya untuk menghubungi Didie .
Tiba - tiba , dahinya sedikit berkerut . Perasaan hairan dengan pantas menendang hatinya .
" Apahal ? " Tanya Panglima Malein .
" Saya tak dapat hubungkan jalur cahaya DiRaja dengan Didie . " Balas Vanessa Valarie dengan agak perlahan . " Tenaga Elemen Warna dan Cahaya dia macam tak stabil . "
Panglima Malein membuangkan pandangannya ke arah Vanessa Valarie selepas dia mematahkan leher musuhnya dengan garang . " Takkan dia pun kena serang juga . Awak cuba hubungi Sheila . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sebaik sahaja terbukanya Kunci Elemen itu , sekumpulan Pahlawan Kegelapan musuh muncul keluar daripada laut dan cuba menyerang Pasukan Misi Menyelamat yang diketuai oleh Permiasuri Fiirapi .
Permaisuri Fiirapi dengan pantas melindungi mereka semua dengan Dinding Psikik miliknya .
Dipandangnya ke arah Nurzahirah yang tidak menunjukkan sebarang reaksi takut .
Bukan Nurzahirah sahaja malah , semua rakan Nurzahirah juga sama . Mereka berada dalam keadaan yang bersedia untuk bertarung .
Aivira berubah kepada Mode Hybrid tempurnya . Topengnya telah pun menyarungi wajahnya .
Aqilah juga turut berubah kepada Mode Hybrid tempurnya . Walaupun tidaklah seperti Hybrid Tempur Aivira , kewujudannya sebagai Pahlawan Hybrid Aexrieca tetap menakutkan .
" Tuanku , izinkan patik keluar mengamuk diluar . " Pinta Aivira dengan suara Hybridnya .
" Apakah kamu hendak masuk ke perangkap yang kamu sendiri tidak tahu jalan keluarnya ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan jelas . " Tahanlah dahulu amukan kamu itu wahai Pahlawan . Tunggu arahan beta . "
Salah seorang daripada pasukan musuh cuba menyerang Dinding Psikik itu namun dapat dihalang oleh Mandy Chong Wei Tze dengan hanya hayunan Wand .
Mata Mandy Ching Wei Tze tajam merenung ke arah musuh . Setiap pergerakkan musuh diperhatikannya dengan teliti .
Pintu Elemen Warna dan Cahayanya juga telah pun terbuka pada tahap yang maksima .
" Permaisuri Celaka ! Lenyapkanlah Dinding Psikik bodoh ini ! " Jerit salah seorang daripada musuh dengan sombong dan bongkak . " Biar sahaja patik sekalian berseronok dengan membunuh kalian semua . "
Dia kemudiannya cuba memecahkan Dinding Psikik itu dengan menggunakan Kapaknya yang besar . Namun , hayunannya terhenti seperti ditahan oleh sesuatu .
Lebih memeranjatkan . Senjatanya hancur menjadi debu .
" Jangan kurang ajar dengan orang tua . Tak elok . " Kata Nurzahirah dengan jelas . Tangannya dihalakannya kepada musuh yang memegang Kapak besar tadi .
Dia juga telah membukakan kesemua Pintu Tenaganya .
" Pergilah dari sini wahai kamu Pahlawan celaka ! Sebelum Yang Maha Kuasa mematikan kalian semua melalui beta ! " Kata Permasuri Firapii dengan jelas memberikan amaran .
" Apakah Tuanku telah dijangkiti penyakit gila sehinggakan sanggup memelihara Manusia yang celaka ? ! " Tanya Panglima Kegelapan Lelaki yang mengetuai pasukan musuh yang berpihak kepada Akham Nessela . Nadanya terlalu sombong dan bongkak .
Sheila Asyikin menjelmakan Baju Tempur DiRajanya yang telah pun digabungkannya dengan Baju Tempur Elemen Warna dan Cahayanya . Menandakan , dia telah pun bersedia sepenuhnya untuk bertarung .
Dia berjalan ke depan . " Tutuplah mulut kamu wahai binatang yang memakai besi ! Jaga bahasa kamu ! Jangan sehingga tangan patik mengoyak - ngoyakkan mulut kamu yang celupar itu ! "
" Kamu tak layak hendak bersuara wahai Manusia berelemen Api celaka ! " Sampuk Panglima Kegelapan yang berjantikan wanita dan memiliki ekor seperti Cicak . " Kamu tidak layak berada di sini ! Berambuslah dari sini sebelum patik menarik nyawa kamu ! "
Siti Nursamawi menghampiri Sheila Asyikin sambil menjelmakan Baju Tempur Elemen Warna dan Cahayanya . " Woi bangsat ! Aku tak nak cakap banyak ! Kalau korang tak pergi dari sini sekarang . Aku kisar badan korang semua ! "
" Cis perempuan celaka ! Sememangnya pertuturan kamu selayaknya rakyat biasa ! Dasar Manusia hina ! " Balas Panglima Kegelapan Wanita itu . " Patik yang akan bunuh kamu ! "
" Apakah tujuan kalian semua bertandang ke sini ? ! " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan tenang .
" Patik sekalian akan membawa pulang bersama Banshee Psikik yang dikunci dalam Pulau ini ! Patik berdua akan persembahkannya kepada Yang Mulia Raja Akham Nessela ! " Balas Panglima Kegelapan Lelaki itu dengan lantang dan jelas .
" Tidak selagi beta berada di sini ! Beta akan halang usaha kamu itu ! " Kata Nurzahirah dengan berani . " Jika berani , rampaslah Banshee Psikik itu daripada tangan beta sendiri ! "
Panglima Kegelapan itu tertawa besar seakan - akan menyindir . " Apakah kamu sudah tidak sabar untuk terseksa di dalam neraka wahai budak hingusan ? ! "
" Sekali tidak beta akan berundur daripada kata - kata beta ! " Balas Nurzahirah dengan tegas . " Itulah yang ditanam di dalam diri beta sebagai Pahlawan oleh pakcik beta ! "
Siti Khumairah membuang pandangannya ke arah Nurzahirah . Dia tidak menyangka akan mendengar perkataan yang diungkapkan oleh Nurzahirah itu .
" Diorang ramai . " Kata Muniandy dengan perlahan lalu , dia membukakan Pintu Tenaganya ke tahap yang maksima . " Saya bukannya takut . Saya tu cakap je . "
" Nak tak nak . Kita kena bersedia juga untuk menghadapi sebarang kemungkinan buruk yang akan berlaku . " Balas Stephen Akio Kenzo sambil menepuk bahu Muniandy .
Dia kemudiannya berjalan menghampiri Siti Nursamawi sambil menjelamakan Baju Tempur Elemen Warna dan Cahayanya . " Jika darah yang kalian semua inginkan . Patik sekalian akan menawarkannya kepada kalian semua ! "
Panglima Kegelapan wanita itu tersengih . " Jumlah kalian semua ini tidak cukup untuk menentang jumlah pasukan patik berdua wahai Manusia berwajah kacak ! "
Adam , Muniandy , Maera dan Aivira berpeluk tubuh sambil mengangguk - anggukkan kepala mereka .
Khalid , Ikhwan dan Fateh juga perkara yang sama .
" Awek tu dah tergoda dengan anak orang kaya tu . " Kata Maera dengan jelas .
" Tak boleh buat apalah . " Kata Aivira dengan senyumannya . " Dia memang kacak pun . "
" Jika itu yang kalian semua tawarkan ! Patik sekalian menerimanya ! " Kata Panglima Kegelapan itu Lelaki itu dengan senyumannya .
Selepas dia menghabiskan ayatnya , dia bersama pasukannya bersedia untuk bertarung .
Namun , dalam keadaan yang tidak diduga itu , kemunculan ribuan Rama - rama berwarna Merah muncul terbang di sekeliling mereka .
Kehadiran Rama - rama itu terlalu sukar untuk digambarkan kerana ia bagaikan keluar daripada udara .
Salah seorang daripada Pahlawan musuh menjerit dengan kuat kerana badannya melepuh dan melecur .
Bagaikan terkena sesuatu yang panas.
" Ini , teknik Psikik . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan perlahan kerana perasan akan lembayung jernih yang hadir bersama setiap daripada ribuan Rama - rama misteri itu .
Dia memandang ke arah Nurzahirah yang juga kehairanan . " Cucunda , apakah Rama - rama ini teknik cucunda ? "
Nurzahirah menggelengkan kepalanya .
Tiga orang lagi Pahlawan musuh menjerit dengan kuat kerana kaki mereka disaluti dengan air yang berwarna Merah dan panas . Seperti air yang sedang mendidih .
Kemudian , tangan ketiga - tiga Pahlawan musuh itu pula diikat oleh air yang panas berwarna Merah yang sedang menggelegak . Air itu sedang mendidih dan jelas mengeluarkan asap .
Ketiga - tiga pahlawan itu menjerit sekuat hati mereka . Wajah dan tubuh badan mereka dihinggapi oleh Rama - rama yang misteri itu . Kulit mereka melepuh dan melecur .
Lebih memeranjatkan , tidak lama kemudian , daging mereka luluh satu persatu dan jatuh ke permukaan air .
Darah mereka mengalir bagaikan tiada penghalang .
" Teknik apakah ini Permaisuri Bangsat ? ! " Jerit Panglima Kegelapan itu sambil menghapuskan ribuan Rama - rama yang dengan menggunakan Gelombang Elemen Warna dan Cahayanya yang cuba menyerangnya .
Beberapa orang lagi Pahlawan musuh menjerit dengan kuat seperti sedang menahan sakit yang teramat sangat .
Pahlawan musuh - musuh tadi terapung ke udara lalu tubuh badan mereka mengecut dengan perlahan - lahan .
Seperti dihimpit oleh sesuatu yang tidak kelihatan .
Darah beberapa orang musuh tadi mengalir ke permukaan laut seperti air paip .
Tidak lama selepas itu , Permaisuri Fiirapi bersama dengan mereka yang berada di dalam Dinding Psikik itu , terdengar suara budak perempuan tertawa kecil .
Alangkah terperanjatnya mereka apabila mendapati bahawa , Banshee Psikik Nurzaharah perlahan - lahan muncul dari permukaan laut sambil tertawa kecil .
" Berani . Bunuh keluarga Hara . " Kata Banshee Psikik Nurzaharah sambil tertawa - tawa kecil . Seperti keriangan . " Hara bunuh semua . "
" Wahai Banshee cucunda beta . Hentikanlah serangan ini . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut .
Banshee Psikik Nurzaharah perlahan - lahan memusingkan badannya . Memperlihatkan hanya sebelah sahaja matanya manakala sebelah lagi ditutupi oleh rambutnya yang ikal mayang . " Nenda tak suka ? Orang jahat . Mesti mati . "
" Adik . " Panggil Nurzaharah dengan lembut . Dia telah pun bersedia untuk berhadapan dengan Banshee Psikik miliknya dan milik adik kembarnya . " Lenyapkan teknik ni ya . Nanti , Ummi Mai dan Ayah Fateh mesti marah Hara nanti . "
Banshee Nurzaharah memusingkan tubuhnya menghadap ke arah Nurzahirah dan menemukan pandangan matanya dengan mata Nurzahirah . " Hara buat salah ? "
Nurzahirah menganggukkan kepalanya sambil membelai kepala Banshee Nurzaharah .
Oleh kerana Banshee Psikik Nurzaharah hanyalah Tenaga Elemen sahaja namun , Nurzahirah dapat merasakan akan kehadiran sebenar adiknya .
Banshee Psikik Nurzharah menundukkan kepalanya .
Tidak lama kemudian , ribuan Rama - rama tadi lenyap dalam sekelip mata .
Nurzahirah memegang tangan Banshee Psikik Nurzaharah .
Panglima Kegelapan Lelaki dan Wanita tadi bersama - sama dengan anggota pasukan mereka jatuh terlutut di atas permukaan laut .
Banyak dikalangan anngota pasukan mereka mengalami lepuhan dan melecur yang teruk .
Panglima Kegelapan Lelaki itu membuangkan pandangannya ke arah Banshee Psikik Nurzaharah . " Banshee Psikik celaka ! Bangsat ! Beta akan pisahkan kamu seperti mana beta pisahkan kamu daripada keluarga dan pemilik kamu ! "
Nurzahirah tersentak . Dia membuangkan pandangannya ke arah Panglima Kegelapan musuh . " Awak ke yang culik mak dan adik ? "
Panglima Kegelapan itu tertawa berdekah - dekah . " Ya ! Patik yang culik dan sembunyikan mereka berdua ! Sekarang , patik akan culik dan tangkap pula Banshee Psikik celaka ini ! "
Mata Nurzahirah dan Banshee Psikik Nurzahirah membesar . Terbeliak . Kegeraman yang telah lama terpendam terlepas . Meletus seperti Gunung Berapi .
Sejurus selepas itu , satu tangisan kedengaran . Suara tangisan yang mendayu - dayu . Suara tangisan yang dibawa angin .
Kemudian , cuaca bertukar menjadi mendung dengan tiba - tiba . Awan mendung berwarna Merah dan Hitam berarak di atas langit . Angin mula berhembus .
Petir berwarna Biru memancar di atas langit manakala guruh pula mengaum membingitkan telinga .
Pancaran Elemen Warna dan Cahaya yang berlembayung Biru Nurzahirah mula menyelubungi dirinya bersama dengan jalur cahaya berwarna Merah .
Rambutnya yang panjang menari - nari mengikut hembusan bayu .
" Ya Tuhan semesta alam . Malapetaka apakah ini ? " Tanya Permaisuri Fiirapi dengan nada yang risau .
Ribuan Rama - rama yang lenyap tadi muncul semula . Namun kali ini , Rama - rama berwarna Biru juga muncul .
Kehadiran Rama - rama itu juga muncul bersama dengan ramai sosok misteri yang berwarna Merah dan Biru kehitaman .
Sosok - sosok misteri itu berdiri tegak . Manakala tangan mereka pula bergerak mengikut tolakan angin .
Makhluk misteri yang tiba - tiba muncul itu terapung - apung menghampiri para musuh yang masih lagi bersisa dari segenap arah .
Nurzahirah memejamkan matanya . Air matanya mengalir . " Awak rupanyanya yang culik keluarga saya . "
" Bonda , makhluk apakah ini ? " Tanya Siti Khumiarah dengan jelas walaupun dia sebenarnya agak takut sedikit melihat kemunculan sosok - sosok misteri itu .
Gelombang Elemen Psikik Nurzahirah dan Banshee Psikik Nurzaharah meletus .
" Inilah Banshee Psikik yang sebenarnya . " Balas Puteri Fiirapi dengan perlahan namun jelas .
" Saya takkan bertarung dengan Banshee Psikik lepas ni . " Kata Ratni dengan jelas .
" Saya pun sama . " Kata Naera dan Siti Hawa dengan jelas dan serentak .
" Ini menakutkan . " Kata Adam pula .
Ikhwan melihat ke langit . " Rara dan Banshee Psikik milik adik dia tu dah mempengaruhi keadaan cuaca . "
" Tenaga Psikik milik dia dan adik dia ni memang kuat . " Celah Khalid dengan tenang .
" Pasal tu musuh nakkan Tenaga Banshee Psikik ni . " Sampuk Fateh pula .
Aqilah , Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze , Rissa dan Tatsumaki melompat ke belakang .
Mereka berlima mendarat di hadapan Hagia Sofea dan Siti Nurjannah .
" Tenaga Psikik Rara dan Banshee Psikik tu kuat sangat . " Kata Siti Aisyah .
" Pasal , ia dah bercampur dengan perasaan Rara dan Hara . Ini yang terjadi pada semua teknik jika kita gabungkan dengan perasaan kita . " Balas Hagia Sofea .
" Apa agaknya yang Abang Didie dah ajar kat Rara . " Kata Mandy Chong Wei Tze pula .
" Bersedia semua . " Kata Siti Nurjannah dengan tiba - tiba . " Letusan Gelombang Tenaga Psikik yang kuat akan terhasil .
Jangkaan Siti Nurjannah tepat . Satu letusan Gelombang Tenaga Psikik terhasil .
Mandy Chong Wei Tze dengan pantas memukul ke permukaan air lalu , satu Humanoid Psikik Wanita bersayap empat muncul untuk melindungi mereka .
Rissa dan Tatsumaki pula menjelmakan Pahlawan Wanita Psikik yang masing - masing memegang Pedang dan Tameng .
Permaisuri Fiirapi juga memunculkan tiga Bidadari Psikik miliknya yang memiliki tujuh sayap untuk menguatkan lagi pertahan mereka .
Nurzahirah mengenggamkan penumbuknya . " Korang semua akan terima balasannya ! "
Dahinya berkerut menahan marah yang berbalutkan dendamnya yang meletus keluar . Matanya memancarkan cahaya berwarna Biru . " Rara akan hancurkan korang semua . "
" Bunuh . Kita bunuh . " Kata Banshee Psikik Nurzaharah dengan nada yang amat menakutkan . " Bunuh . Bunuh semua . "
Letusan Lembayung Psikik Nurzahirah dan Banshee Psikik Nurzaharah semakin kuat sehingga , helaian sayap - sayap milik Humamoid Mandy Chong Wei Tze tercabut .
Melihat akan keadaan itu , Siti Khumairah , Siti Nurjannah dan Hagia Sofea mengukirkan satu gabungan corak pada bahagian belakang Mandy Chong Wei Tze .
Selepas itu , helaian sayap milik Humanoid jelmaan Mandy Chong Wei Tze tadi tumbuh semula .
Sosok - sosok Banshee yang muncul tadi perlahan - lahan melayang menghampiri setiap seorang daripada anggota pasukan musuh .
Wajah sosok itu amat menakutkan . Dengan rambut lurus berwarna Hitam berkilat menutupi wajah .
Kulit yang berwarna Biru dan Merah . Pucat seperti mayat . Dan hanya memakai Baju Kurung Putih .
Banshee Psikik Nurzaharah mendongak ke langit sambil melentikkan badannya kebelakang dan mengangakan mulutnya dengan luas .
Matanya terbeliak berwarna Merah .Tidak lama selepas itu , suara tangisan itu semakin kedengaran .
Suara tangisan itu amat mendayu - dayu dan menyeramkan .
" Rara akan berikan kepada korang satu kesengsaraan yang tak ada tandingan ! " Kata Nurzahirah dengan geram . " Satu kesengsaraan yang korang tak pernah bayangkan selama ini ! "
Sebaik sahaja Nurzahirah menyudahkan ayatnya . Sosok - sosok Banshee yang seperti Pontianak tadi memegang tangan para Pahlawan musuh sambil mengangakan mulut mereka yang amat menakutkan .
Tidak cukup dengan hanya dua tangan . Beberapa tangan lagi keluar daripada belakang dan bahagian abdomen mereka .
Memiliki kuku yang amat tajam dan menggerunkan . Mulut mereka ternganga dan terlopong luas dengan warna mata yang memancarkan warna Biru dan Merah .
Memilik barisan gigi yang tajam dan tidak sekata .
Lidah mereka pula runcing . Berwarna Biru lebam dan Merah lebam .
Selepas itu , kelihatan seperti asap terkeluar daripada mata , telinga , hidung dan mulut para setiap anggota Pahlawan musuh .
Seperti disedut oleh sosok - sosok Banshee itu .
Para anggota Pahlawan musuh menjerit dengan kuat dengan badan mereka mengeletar dan tergigil - gigil dalam keadaan yang amat menakutkan .
Malah ada yang sehingga menggengamkan kedua belah penumbuk mereka dengan kuat seperti sedang menahan kesakitan yang teramat dahsyat .
Ada juga yang dikalangan para Pahlawan musuh itu , lidah mereka terjelir . Terkeluar sehingga meliuk - liuk di atas dada mereka .
Share this novel