Bulan mengambang penuh tergantung di atas langit bertemankan bintang - bintang yang senantiasa berkedipan saban malam tanpa berasa bosan walaupun sedetik .
Unggas malam juga tanpa gagal , sentiasa mendendangkan irama melalui bunyian persembahan mereka .
Sesekali , kedengaran Orkestra Katak dan Kodok yang menyedapkan lagi persembahan irama malam yang telah pun lewat dipeluk malam .
Kelihatan Ahmadi , sedang duduk di atas bumbung rumahnya . Wajah kusam dan kusut menghiasi riak wajahnya .
Matanya merenung ke hadapan dengan bertemankan mindanya yang sedikit bercelaru . Antara kosong dan berserabut .
Dia memejamkan matanya dan menghelakan nafasnya . " Korang nilah . Memang tak pernah biar aku layan ' blues ' ' sorang - sorangkan ' ? "
" Mak aku cakapkan . Tak elok biar otak kosong lama - lama . " Balas Siti Nursamawi dengan lembut dan kemudian , dia duduk rapat di sisi kiri Ahmadi . " Lebih - lebih lagi , tengah - tengah malam macam ni . Nanti , senang nak kena rasuk . "
" Betul - betul . Mak Teh Sanggul pun cakap macam tu . " Celah Sheila Asyikin pula dengan nada manjanya lalu , dia duduk rapat di sisi kanan Ahmadi . " Hantu senang masuk kalau layan kepala ' sorang - sorang ' . Tengah - tengah malam macam ni . Hantu banyak . "
" Koranglah ketua semua hantu tu. " Kata Ahmadi dengan bersahaja nadanya lalu , dia memeluk kedua belah lututnya . " Hantu Pipi Tembam dengan Hantu Kemetot . "
Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi tertawa kecil .
" Bila kau nak ke bandar yang Sheila cakapkan tu ? " Tanya Siti Nursamawi dengan lembut .
Ahmadi mengeluh . " Esok . "
" Abang hati - hati tau . Kat sana tu banyak Assassin jahat . " Kata Sheila Asyikin dengan agak pantas .
Ahmadi mengucup kepala Sheila Asyikin dengan lembut .
" Dia je ? Aku ? " Tanya Siti Nursamawi dengan jelas .
Ahmadi tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dan kemudian , dia mengucup kepala Siti Nursamawi .
" Kau janganlah suka bahayakan diri sangat . Kitorang faham . Tanggungjawab kau besar . " Kata Siti Nursamawi dengan lembut dan tenang . " Tapi , hati - hatilah . Banyak tau , yang sayang kat kau . "
" Tolak Vanessa dan Dyrad . " Celah Sheila Asyikin dengan manja .
Tertawa kecil Ahmadi mendengar celahan Sheila Asyikin itu .
" Bahaya tak bahaya . Aku kena buat juga . Mesti . Wajib . " Kata Ahmadi dengan tenang dan jelas . " Korang . Aku takde kat sini . Korang jaga dunia ni tau . Aku bergantung kat korang untuk jaga dunia kat sini . "
" Abang jangan risaulah . Kat sini , serahkan kat Sheila dan Siti . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut .
" Kau fokus kat sana . Yang kat sini . Serahkan kat kitorang . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . " Lagi pun , semua kawan - kawan kita memang sentiasa berjaga - jaga . "
Ahmadi tersenyum ketika Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi meletakkan kepala mereka pada bahunya . " Korang berdua nilah . Dah tengah malam ni . Korang tak nak tidur lagi ke ? "
" ' Eleh ' . Kau tu pun sama . Dah tengah malam pun ' dok ' berjaga lagi . " Kata Siti Nursamawi dengan lembut .
" Betul tu . Cakap kitorang pula . " Kata Sheila Asyikin dengan manja .
" ' Woi ' Monyet yang kat atas tu ! " Tiba - tiba sahaja suara Hagia Sofea sayup - sayup kedengaran . " Korang tak nak turun tidur ke ? ! Nak jadi Monyet betul - betul baru nak turun ? ! "
Hagia Sofea hanya melihat ke arah Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi yang turun ke bawah dengan memijak dan bertahan pada dinding rumah seperti Pencuri yang hendak memecah masuk .
" Apa akak buat kat luar malam - malam buta macam ni ? " Tanya Ahmadi dengan agak perlahan .
" Akak ' Cherry Berrylah ' . " Jawab Hagia Sofea dengan lembut sambil memukul - mukul perutnya dengan lembut .
Berkerut sedikit wajah Ahmadi . " Kenapa tak guna je tandas kat dalam tu ? "
" Akak kat ruang tamu bawah . Tengok cerita hantu . " Balas Hagia Sofea . " Tiba - tiba je perut memulas . Berlari teruslah tadi . Tak terfikir pula kat dalam tu bersepah tandas . "
Sheila Asyikin melompat ke tanah seperti budak - budak . " Akak makan apa ? Mesti makan makanan curi . "
Pecah berderai tawa Ahmadi dan Siti Nursamawi lalu mereka berdua menutup mulut mereka kerana menyedari akan malam yang telah larut .
" Akak makan Pasemborlah . Yang Warung Tolak tu . Terserempak masa nak balik tadi . Belilah . " Balas Hagia Sofea dengan lembut dan tenang . " Dahlah . Mari naik . Dah lewat malam ni . Hantu banyak . "
" Hantu je . Rileklah . " Balas Siti Nursamawi dengan nada yang sedikit berlagak .
Tiba - tiba , suara Anjing menangis sayup - sayup kedengaran .
Sepantas kilat Ahmadi , Sheila Asyikin , Hagia Sofea dan Siti Nursamawi naik ke rumah sambil tertawa berdekah - dekah .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Nurzahirah duduk di beranda ditemani oleh Siti Maisarah dan Siti Khumairah .
" Ummi Mai tak kerja ke hari ni ? " Tanya Nurzahirah dengan lembut .
" Cutilah . " Balas Siti Khumairah dengan lembut sambil menyusun perca - perca kain di dalam bakul .
" Mak ? " Tanya Nurzahirah pula kepada Siti Maisarah . " Tak buka kedai ke ? "
" Mak dan Ayah cuti dua tiga hari . " Balas Siti Maisarah lalu membelai kepala Nurzahirah dengan lembut .
Selepas itu , Siti Nursamawi keluar dan duduk di atas kerusi .
Dia yang lengkap berpakaian Anggota Keselamatan memukul - mukul Stokingnya pada pagar beranda .
Rambutnya yang panjang sehingga ke belakang lututnya , telah pun disanggulnya dan disarungkannya dengan jaring berwarna Merah .
" Tak nak potong sikit ke rambut tu . Dah macam Cengkerang Siput akak tengok . Besar sangat sanggul tu . " Kata Siti Khumairah dengan lembut sambil melakukan pekerjaannya .
" Rambut orang cantik kot . Sayanglah nak potong . " Balas Siti Nursamawi sambil mengenakan stokingnya . " Biarlah . Yang buat kerja bukan rambut Siti . Siti . "
Sheila Asyikin menjengah lalu melompat manja di beranda lalu mendepakan tangannya .
Rambutnya yang sama panjang dengan Siti Nursamawi diikatnya dua namun , tidak sama kedudukannya . " Peluk . Peluk . "
Siti Nursmawi tersenyum lebar selepas dia menyarungkan kasutnya dan kemudian , dipeluknya erat tubuh ' mini ' Sheila Asyikin dengan manja .
Selepas kereta yang dipandu oleh Siti Nursamawi hilang daripada pandangan mata , Sheila Asyikin berlari - lari anak masuk ke dalam semula .
Siti Maisarah tersengih lalu dia menggelengkan kepalanya . " Budak bertiga tu memang tak berubah . "
" Tak boleh . Pakcik , Kak Siti ' ngan ' Kakak Patung tak boleh berubah . " Kata Nurzahirah dengan lembut . " Sunyi rumah ni nanti . "
Giliran Nenek Diana pula menyusul ke beranda sambil ditemani dengan senyuman tuanya . " Pasal tu orang dalam rumah ni , ulang - alik pergi periksa tekanan darah kat Klinik . Diorang bertiga tu punya pasallah . "
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Suasana malam membalut keadaan yang semakin hangat .
Baik di Dunia Manusia ataupun di Dunia Mitos , keadaan yang suam semakin menggigit perasaan sehingga menimbulkan rasa kerisauan yang semakin membara .
Keadaan di satu bandar yang terletak di Dunia Mitos kelihatan amat mempersonakan .
Dengan lampu yang berkelip - kelip dan berkerlipan .
Ditambahkan lagi dengan bunyi muzik yang membingitkan telinga .
Para penghuninya pula , hanyut dibuai oleh kerdipan - kerdipan lampu dan bunyi - bunyi yang membingitkan telinga .
Para penduduk bandar itu , rata - ratanya berpakaian seperti kumpulan Gangster dengan para wanitanya pula , memakai pakaian yang amat menjolok mata .
Ada dikalangan mereka juga melakukan aksi ' pertembungan ' bibir mereka sambil meneguk minuman yang memberikan ' kenikmatan ' pada kepala mereka .
Ahmadi yang lengkap berpakaian Hoodie Assassin dengan cekap , melompat daripada satu bangunan ke bangunan yang lain .
Dia sengaja mengenakan pakaian biasa kerana , dia ingin menyiasat keadaan sekitar tanpa ingin dikesan oleh sesiapa .
Walaupun dia punya pilihan untuk menyatukan Tenaga Elemennya dengan Elemen Alam Semula Jadi , dia tidak ingin menggunakannya . Ada sesuatu yang ingin dipastikannya .
Dia hanya membukan Pintu Tenaga Elemennya sahaja . Itu pun , tidak sepenuhnya .
Suara girang dan gembira kedengaran kerana seorang Pahlawan Mitos meneguk sebotol minuman kegemaran mereka lalu , Pahlawan Mitos tadi tumbang di atas sebuah kenderan pelik .
" Dua dunia ni , sama je . Takde beza pun . Beza rupa je . " Bisik Ahmadi di dalam hati . Dia yang mencangkung di atas sebuah bangunan memandang ke bawah . " Hakikat kehidupan . Tetap sama . "
Selepas itu , dia perlahan mengundurkan dirinya ke arah satu kawasan yang gelap .
Seorang Makhluk Mitos Lelaki tersenyum sebaik sahaja selesai ' mempertembungkan ' bibirnya dengan salah seorang Ketua anak - anak buahnya , seorang Makhluk Mitos wanita .
Makhluk Mitos Wanita itu baru sahaja selesai memberikan beberapa buah bag yang mengandungi kepingan - kepingan duit , emas , intan dan pelbagai lagi barangan berharga .
Makhluk Mitos tadi tersenyum lebar melihat ke arah keuntungannya yang semakin meningkat .
Diambilnya seikat duit dan menghidunya dengan lembut .
" Sedap ke bau duit tu ? " Kata Ahmadi dengan nadanya yang bersahaja .
Dia yang duduk bercangkung di atas beranda ruang itu yang bercahaya malap , merenung ke arah Lelaki Mitos itu , dengan pandangan tajamnya yang bersahaja .
Lelaki Mitos itu terperanjat melihat kemunculan Ahmadi di ruang Pejabatnya .
Peluh dingin dengan pantas menyejukkan tubuhnya .
Apatah lagi ketika melihat pancaran Elemen Warna dan Cahaya mata Ahmadi yang bersinar disebalik kemalapan cahaya .
" Apa yang awak nak ? " Tanya Regresal dengan nadanya yang jelas .
" Makmi . " Balas Ahmadi dengan tenang dan lembut .
" Makmi ? " Tanya Regresal dengan nada hairan yang menyelimuti suaranya . " Awak nak apa dengan dia ? "
" Kau nak lindung dia ke ? " Tanya Ahmadi dengan suaranya yang bersulamkan nada tawa yang kecil . " Aku tahulah , dia anak buah kau . Atau , kau yang arahkan dia suruh buat jahat kat dunia aku ? "
" Die , apa yang awak merepek ni ? " Balas Regresal dengan dahinya mula berkerut . " Dia buat apa kat Dunia Manusia ? "
" Kau nak berdalih ke ? " Tanya Ahmadi dengan tenang . " Aku cuma nak tahu . Kat mana Makmi berada sekarang . Dia ahli kumpulan kau . Kau ke yang rancang serangan kat Dunia Manusia ? "
" Apa yang awak mengarut ni ? ! " Tanya Regresal dengan nadanya yang mula keras dan tinggi . " Saya tak berminat dengan dunia awak ! "
" Kau nak paksa aku berkeras ke ? " Tanya Ahmadi dengan nada tawa kecilnya .
" Saya tak tahu kat mana Makmi sekarang ni . Saya dah lucutkan keahlian dia . Dia buat khianat dalam kumpulan ni . Dia dah sebabkan saya kerugian berpuluh - berpuluh juta Miyth . "
" Apa bukti yang kau ada ? " Tanya Ahmadi dengan lembut .
" Saya tak ada bukti . " Balas Regresal dengan jelas .
" Esok hari jadi anak kau yang bungsu tu . Kau nak aku jual dia kat kumpulan lain ke ? " Kata Ahmadi dengan senyumannya yang disamarkan oleh kemalapan cahaya dan Hoodienya yang besar . " Anak bungsu kau tu . Mesti tinggi nilai dia . Separuh kerugian kau boleh ditebus . "
" Awak jangan nak apa - apakan ahli keluarga saya ! " Herdik Regresal lalu dia menjelmakan Senjata Elemennya dan mengacukannya ke arah Ahmadi . " Saya dah potong beberapa jari dia ! Buat apa saya nak simpan jari dia ? ! "
Senjata Elemen yang dipegang oleh Regresal tiba - tiba terpelanting ke sebelah kiri dan hancur sebelum jatuh ke lantai .
" Kau dah nak mati sangat ke ? " Tanya Ahmadi dengan jelas . " Kau ingat kau dapat rehat ke lepas kau dah masuk kubur nanti ? "
" Masalahnya sekarang ni , awak nak tuduh saya buat sesuatu yang saya tak buat ! Saya tak ada kaitan dengan dunia awak ! " Balas Regresal dengan jelas .
" Aku ada tinggikan suara ke kat kau ? " Tanya Ahmadi lalu tertawa kecil . " Korang kumpulan Kongsi Gelap . Mana boleh aku senang - senang nak percaya cakap korang . "
" Apa yang awak nak saya buat ? " Tanya Regresal .
" Bagi aku maklumat pasal Makmi yang kau ada . Lepas tu , aku nak kau ikut aku cari dia . Sekarang . " Kata Ahmadi lalu , dia perlahan - lahan berjalan menuju ke arah Regresal .
" Baiklah . " Balas Regresal dengan jelas .
" Bagus . Bagus . " Kata Ahmadi lalu , dia menanggalkan Hoodie Assassinnya dan melenyapkannya .
Selepas itu , dia menutupkan Pintu Tenaga Elemen Warna dan Cahayanya .
" Saya tak suka tengok muka awak kat sini . " Kata Regresal lalu dia membuka pintu .
" Sejak bila kau suka tengok aku ? " Tanya Ahmadi lalu ditariknya telinga Regresal .
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Keadaan di dalam rumah Rissa , kelihatan sugul . Muram . Tidak seceria biasa .
Ragi merenung ke meja yang terletaknya Bubur Nasi yang tidak dijamah oleh Rissa walaupun sedikit .
Rasta pula hanya mendiamkan dirinya . Apa yang dideritai oleh Rissa anaknya itu , terpercik juga kepada dirinya .
Namun , nasi telah pun bertukar menjadi bubur .
Nurzaharah dan rakan - rakannya pula , duduk di atas kerusi , di bawah sebatang Pohon yang berdaun lebat .
Di hadapan rumah Rissa yang setentangan dengan laut yang ditelan oleh kegelapan malam .
" Kalau keadaan Rissa berlarutan , saya risau di jatuh sakit . " Kata Lawea dengan jelas .
" Dia dah sakit pun . " Kata Falcona dengan perlahan namun jelas . " Saya sentuh tangan dia tadi . Suhu badan dia panas sikit . "
" Kita kena naikkan harapan dan semangat dia balik . " Kata Burano dengan lembut dan jelas . " Kalau tak , tak tahu sampai bila dia dalam keadaan macam ni . "
" Awak nak buat apa ? " Tanya Laeti dengan agak pantas . " Awak nak kita bersorak depan dia ? "
" Habis tu ? ! Awak ada apa - apa idea tak ? ! " Tanya Burano dengan meninggikan sedikit nada suaranya .
" Dah , dah . Jangan nak bertekak kat sini . " Kata Tatsumaki dengan agak pantas dan lembut .
" Betul kata Kak Tsu tu . Kita bertekak sampai pecah anak tekak terkeluar darah berliter - liter pun , takkan dapan bantu Rissa . " Kata Nurzaharah dengan jelas selepas dia melepaskan keluhannya yang berat menekan diri dan perasaannya . " Ini semua salah saya . "
" Cik Muda jangan fikir macam tu . Ini semua salah kita bersama . " Kata Ghowly dengan lembut . " Kita sama - sama yang buat kesalahan ni . "
" Masalah ni , Nenda pun tak boleh nak tolong . Sebab , ini keputusan Pakcik . " Kata Nurzaharah dengan lembut .
Share this novel