Rate

BAB 62 SEMANGAT KELUARGA

Fantasy Series 3820

Berita mengenai kejayaan Pasukan Ahmadi yang mengetuai Pasukan Sayap Merah dan Biru dalam misi menyelamatkan mereka yang hilang masih lagi menjadi perbualan yang hangat di kalangan rakyat jelata .

Bukan sahaja di kalangan rakyat Lagenos malah , di seluruh kerajaan naungan Kerajaan Lagenos juga masih lagi hangat diperbualkan walaupun telah sepurnama ia berlalu .


Disebabkan itu , kerajaan di bawah naungan Kerajaan Lagenos telah menyampaikan hasrat ingin berkongsi pengalaman dan kepakaran mengenai akan silibus dan aktiviti pembelajaran serta latihan pertempuran yang diajar di Akademi DiRaja Lagenos bagi melahirkan generasi Pelapis Pahlawan di kerajaan masing - masing .


Malah , yang lebih membanggakan lagi . Ada beberapa perkampungan kecil telah menyerahkan surat rasmi untuk bernaung di bawah Kerajaan Lagenos dan kerajaan yang dinaunginya .

Dan , perkhabaran itu juga telah menguatkan lagi sistem ketenteraan dan pertahanan Kerajaan Lagenos dan sekutunya.

Yang lebih penting adalah . Kepercayaan yang telah diberikan oleh Makhluk Mitos kepada Manusia .


Permaisuri Fiirapi mengeluh . Satu keluhan yang amat berat namun , dia terpaksa merelakan akan pemergian Siti Maisarah dan keluarganya .


" Ingin sahaja bonda menelan ubat tidur selama satu purnama agar , biar cepat masa berlalu . " Kata Permaisuri Fiirapi dengan lembut . " Tidak puas rasanya bergurau dan bermesra dengan cucunda bonda ini . "

Selepas itu , dia mengucup kepala Siti Maisarah . " Anakanda jagalah diri anakanda . Kelak nanti . Lepas satu purnama , kita akan bersua lagi . "


Siti Maisarah tersenyum sambil menganggukkan kepalanya . " Anakanda akan berkunjung ke sini untuk menyambung semula rawatan Nurzaharah . Bonda usahlah khuatir . "


Selepas itu , Permaisuri Fiirapi memandang ke arah Daniel . " Jagalah isteri dan cucunda bonda bagai anakanda menjaga nyawa anakanda sendiri . "


Daniel tersenyum lalu menganggukkan kepalanya . " Hanya maut sahaja yang akan memisahkan anakanda dan keluarga anakanda . "


Permaisuri Fiirapi mengucup kepala Nurzaharah dengan lembut . " Cucunda jaga diri ya . Nanti kita akan bergurau senda dan tawa lagi . "


" Hara cakap Pakcik . Balik sini . Ubat Hara ." Balas Nurzaharah dengan jelas . " Hara bawa kakak . Kakak mesti seronok . "


Permaisuri Fiirapi tersenyum mendengar kata - kata Nurzaharah . Kemudian , dia perasan akan ketibaan Ahmadi di taman itu . " Ya Tuhan . Persis semalam sahaja kita semua bertemu . "


" Bonda usahlah khuatir . Kelak nanti . Berkedutlah muka bonda itu . Elok - elok seperti Kain Sutera . Nanti berubah menjadi Kain Perca . " Kata Ahmadi sambil tersenyum dan tertawa kecil . " Kelak nanti . Anakanda sendiri yang akan bawa Puteri Muda Pawaka berkunjung semula ke sini . "


Lembut sahaja Permaisuri Fiirapi mencubit lengan Ahmadi kerana diusik .


" Anakanda pergi dahulu . Bonda jaga diri . " Kata Ahmadi sambil tersenyum .


Permaisuri Fiirapi memeluk Siti Maisarah , Ahmadi dan Nurzaharah dengan sedikit perasaan hiba .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Korang jemput siapa , sampai suruh masak yang sedap - sedap ni ? " Kata Mak Teh Sanggul sambil dia mengaut Daging Masak Hitam ke dalam bekas lauk .


" Korang jemput ' retis ' ke ? " Tanya Puan Maryam pula dengan lembut sambil dia meletakkan bekas yang berisikan Ayam Masak Merah di atas meja .


" Apa hal nak jemput ' retis ' pula . Mak ni pun . " Balas Siti Nursamawi dengan jelas dan tenang lalu , dia merasa Air Oren segelas dan kemudian , dia berpuas hati . " Ini orang yang sangat penting . "


" Tak kisahlah siapa pun . " Kata Nenek Diana pula selepas dia meletakkan bekas yang berisikan Mee Goreng Hailam di atas meja . " Yang penting . Semua ni habis dimakan . Kalau tak . Korang berempat kena habiskan . Kalau korang tak habiskan . Nenek koyak perut korang dan tanam semua makanan ni kat dalam perut korang . "


" Banyak ni je nenek nak ugut kitorang sampai macam tu ? Mana cukup . " Balas Siti Nursamawi dengan nada perlinya . " Pergi beli dan masak lagi . "


" Ada lelaki yang nak datang pinang korang berdua ke ? " Tanya Dr . Hasyim sambil bertongkat dagu .


Nenek Diana mengurutkan dadanya dengan perlahan dan kemudian , dia menyandar di kerusi dengan biji matanya ternaik ke atas . " Siapalah yang sanggup jaga korang berdua ni . "


" Apa nenek ni ? ! " Kata Sheila Asyikin dengan manja sambil menghentakkan sebelah kakinya . " Ingat Sheila dan Siti ni tak laku ke ? "


" Dah ada harga ke ? " Tanya Pendekar Bara dengan tenang .


" Mestilah . " Balas Siti Nursamawi dengan jelas .


" Berapa ? 10 ribu ? 20 ribu ? 50 ribu ? ' namblas ' ratus ribu ? " Tanya Pendekar Bayu dengan bersahaja nadanya .


Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi tersipu - sipu malu sambil tersengih .


" Itu . Nanti kitorang bincang dengan Abang Didie . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut .


" Janganlah risau . Kitorang takkan bebankan dia . " Kata Siti Nursamawi pula dengan nada yang perlahan .


Nenek Diana meletakkan ke dua belah tangannya ke kepalanya . " Didie . Didie . Malangnya nasib cucu aku yang satu tu . Alahai . Alahai . Dunia . Dunia . Minta nyawa . Nyawa . Nyawa . "


" Apa hal nenek ni ? ! " Tanya Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin dengan serentak .


" Korang jangan nak banyak ' kona ' sangat boleh tak ? " Kata Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan jelas . " Kitorang semua ni . Ambil cuti selama seminggu . Semata - mata untuk nak hadap tetamu ni tau . Kalau tetamu ni tak berbaloi . Siap korang berempat nanti . "


" Sekali dengan laki bini yang bertiga tu . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas .


" Entahnya . Dengan suruh pakai baju cantik - cantik . " Kata Puan Maryam dengan jelas . " Macam nak sambut menantu pun ada juga ni . "


" Adalah . Sabarlah kejap . " Balas Sheila Asyikin dengan manja lalu melihat ke arah Jam Digitalnya . " Kejap lagi sampailah . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Ahmadi membuka ' Shutter ' kedainya dan kemudian , Siti Maisarah , Daniel dan Nurzaharah keluar .


" Dah banyak bangunan tinggi - tinggi kat Bandar Bayu ni . " Kata Siti Maisarah dengan jelas . " Dah makin canggih . "


" Bangunan tinggi . Sampai langit . Banyak bentuk . " Kata Nurzaharah dengan nada keterujaannya namun tidak tereaksi pada wajahnya . " ' Whoah ' . "


" Ni tak salah . Macam depan kita kitorang je . " Kata Daniel dengan tenang .


" Memang depan kedai abang dan akaklah . " Balas Ahmadi dengan bersahaja dan tenang . " Tengok belakang . "


Siti Maisarah dan Daniel melihat ke belakang dan terlihat akan papan tanda kedai mini Ahmadi .


" Betullah . Ni kedai kita . " Kata Daniel dengan jelas . " Kenapa Didie tak guna semua . Sayang . Guna separuh je . "


" Tak terfikir lagi nak kembangkan kedai ni . " Balas Ahmadi sambil tersenyum lebar . " ' Alah . ' Akak dan abang dah balik sini . Abang dan akak bukalah kedai abang tu balik . "


" Mengarutlah . Dah lama tak berniaga . " Kata Siti Maisarah dengan jelas namun , ada sedikit bunyi kehampaan pada nadanya .


" Benda boleh rundinglah . " Kata Ahmadi dengan bersahaja dan kemudian , dia melihat ke Jam Digitalnya . " Dah . Mari . Kita ambil Rara lepas tu , kita pulang . "


Ahmadi membawa Kereta Terapungnya membelah laluan yang agak sesak .


" ' Whoah ' . " Kata Nurzaharah dengan lembut sambil matanya memandang ke luar .


" Sesak gila dah jalan . " Kata Daniel yang duduk di sebelah Ahmadi . " Seingat abanglah . Dulu . Mana ada sesak macam ni . "


Ahmadi hanya tersenyum .


" Mak . Mak . Ada orang ' bagi ' makanan . Mesti sedap . " Kata Nurzaharah yang melihat Food Truck yang dikunjungi oleh orang ramai .


" Yang tu . Esok - esok kita makan . Hari ni . Kita makan kat rumah . " Kata Ahmadi dengan jelas .


Siti Maisarah hanya tersenyum lebar sambil membelai rambut Nurzaharah .


Daniel tertawa kecil ketika matanya terlihat akan sebuah Kedai Roti . " Wujud lagi kedai roti tu . Ingat dah takde dah . "


" Pemilik dia tak jadi jual . Dia bagi kat anak - anak dia usahakan . " Kata Ahmadi sambil dia menukar lorong . " Dah banyak juga cawangan kedai tu . "


" Yelah . Daripada jual . Elok keluarga dia sendiri yang usahakan . Takdelah tinggal kenangan macam tu je . " Kata Siti Maisarah dengan lembut .


Nurzaharah duduk di sebelah dalam pagar sekolah sambil menantikan kehadiran Ahmadi .

Matanya menjamah setiap kenderaan yang melalui depan pagar sekolahnya .

Mandy Chong Wei Tze dan Siti Aisyah telah lebih dahulu berangkat pulang .

Tidak lama kemudian , dia terdengar bunyi hon . Dengan pantas dia berlari keluar dengan membawa bag sekolahnya .

Dia terhenti kerana , dia tersalah perkiraan . Kereta yang membunyikan hon tadi bukanlah kereta Ahmadi .

Kemudian , sekali lagi dia terdengar bunyi hon dan kali ini , memang benar yang membunyikan hon adalah Ahmadi .


" Apalah . Dah bertahun kot pakcik ambil . Itu pun masih tak kenal lagi . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Nasib baik Rara tak buka pintu kereta depan tu tadi . Kalau tak . Buat malu je . "


Nurzahirah hanya tertawa kecil sambil memeluk erat tubuh Siti Maisarah dan selepas itu , Nurzaharah .


" Ada kerja sekolah tak ? " Tanya Siti Maisarah dan pertanyaannya itu telah disambut dengan gelak tawa yang besar oleh Ahmadi dan Daniel .


" Apalah . Ingatkan , akak nak cakap . Sayang ke . Penat ke . " Kata Ahmadi sambil tertawa kecil . " Kerja sekolah yang akak tanya dulu . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Orang ramai berkerumun pada bahagian luar lintasan kuning di tepi sebuah lorong di antara dua buah kedai serbaneka dengan kedai buah - buahan segar dan kering .


Kehadiran beberapa buah Kereta Peronda daripada Unit Pencegahan Jenayah juga turut kelihatan di situ .


Kelihatan satu mayat yang telah ditutup dengan plastik hitam terbaring kaku di atas lantai .


Tidak lama kemudian , sebuah Van daripada Unit Forensik tiba .


" Kali ni , siapa pula ? " Tanya Ketua Unit Forensik dengan jelas .


" Seorang Pegawai Bank . " Kata Ketua Polis Peronda .


" Apa yang Pegawai Bank ni buat kat lorong ni ? " Tanya Ketua Unit Forensik dengan tenang sambil melihat ke arah wajah mangsa satu lagi kes pembunuhan kejam . " Hisap dadah ? Ke beli dadah ? Ke cari perempuan untuk sedap - sedap ? "


" Saya tak tahu lagi . " Kata Ketua Polis Peronda . " Tapi . Dompet dia penuh lagi . Kunci Kereta pun ada lagi kat dalam kocek Suit dia . "


" Jadi , bukan kes rompakan . " Kata Ketua Unit Forensik dengan tenang sambil memerhatikan kesan kelar pada leher mangsa .


Kesan kelaran pada leher mangsa pembunuhan itu bersambung ke bahagian dada dan terus ke perut yang telah terbuka dan terkuak besar .

Memperlihatkan organ dalaman yang segar .


" Kesan ni , dibuat dengan senjata yang amat panas dan tajam . " Kata Ketua Unit Forensik . " Masuk yang ni . Dah 13 orang dah yang jadi mangsa . "


" Kat bandar kita ni dah ada Pembunuh Bersiri . " Kata Ketua Unit Peronda dengan jelas dan tenang lalu melepaskan satu keluhan yang berat .


Ahmadi yang melalui jalan itu terpaksa memperlahankan kenderaannya kerana laluan menjadi agak sesak .


" Ramainya orang . " Kata Nurzahirah dengan lembut . Dia yang telah mengalihkan kedudukannya di antara Nurzaharah dan Siti Maisarah melihat keluar . " Ada apa kat depan ? Kemalangan ke ? "


" Ada kemalangan kot . " Kata Daniel pula sambil cuba melihat ke depan .


Ahmadi terlihat akan tali ' Dilarang Melintas ' yang terikat kemas . " Ni mesti ada kes bunuh lagi ni . "


" Apa ? Kes bunuh ? " Tanya Siti Maisarah dengan agak terperanjat nadanya .


Nurzahirah menganggukkan kepalanya . " Kalau ayah dan mak nak tahu . Dah banyak dah yang jadi mangsa . "


" Baru berlaku je dalam bulan ni . Selang antara , masa kitorang selamatkan akak dan , masa akak dan semua dapat rawatan kat Istana . " Sampuk Ahmadi dengan lembut dan tenang . " Tapi , selang dan jarak masa antara mangsa - mangsa pembunuhan ni yang jadi misteri . "

Ahmadi membunyikan hon ketika dia terlihat akan rakannya yang berkerja sebagai Inspektor sedang memerhatikan tempat kejadian .


Santos menoleh ke arah kenderaan Ahmadi yang bergerak perlahan . " Yo . "


Ahmadi melagakan penumbuknya dengan Santos . " Kes bunuh lagi ke ? "


" Yelah . Apa lagi . " Balas Santos dengan tenang . " Dah 13 orang ni . Suspek pula . Masih tak dapat nak dikesan langsung . "


" Dah jadi macam makin teruk je . " Kata Ahmadi dengan tenang . " Kau ke yang uruskan kes ni ? "


" ' Aah . " Kata Santos dengan jelas dan tenang . " Kau dari mana ni ? " Ambil Rara ke ? "


" ' Aah ' . Ambil Rara . Sajalah ikut jalan ni pasal selalunya , jalan ni mana nak sesak sangat . " Balas Ahmadi dengan perlahan . " Tak sangka pula jadi macam ni hari ni . "


Santos mengeluh . " Saya telefon isteri saya tadi . Ambil Maggie kat sekolah . "


" Okeylah . Aku gerak dulu . " Kata Ahmadi lalu menepuk tangan Santos . " Kau tu elok - elok buat kerja . "


Santos tersengih . " Kau tu pun jaga diri juga . Jangan nak keluar sangat kalau takde apa keperluan . "


Ahmadi tersenyum lalu meneruskan kembali perjalanannya sambil menutup kembali cermin kenderaannya .


" Rara kalau dah habis sekolah , jangan keluar . Duduk je kat dalam sekolah . Tunggu pakcik sampai . " Pesan Siti Maisarah dengan jelas . " Kalau pakcik tak dapat ambil . Balik dengan Kak Iecha dengan Mandy . "


Nurzahirah menganggukkan kepalanya .


" Ada orang mati ? Kena bunuh ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut . " Ada orang jahat ? "


Nurzahirah tersenyum lalu menerangkan perkara yang sebenarnya pada Nurzaharah dan Siti Maisarah .


" Dah jumpa motif ke ? " Tanya Daniel dengan tenang .


" Tak jumpa langsung . Pasal takde tanda - tanda rompakan ke . Ugutan ke . Takde petunjuk yang boleh letakkan semua kes bunuh ni , ada kaitan dengan semua tu . " Jawab Ahmadi lalu membelokkan kenderaannya ke dalam sebuah kawasan perkampungan moden .


" Didie tak ambil kes ni ke ? " Tanya Siti Maisarah dengan lembut .


" Tak terfikir lagi sebab . Ada sesuatu yang tak kena dengan semua kes pembunuhan ni . " Kata Ahmadi dengan jelas .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Seperti biasa , Prof . Zenderall sedang meneliti sesuatu pada kertas kerjanya .

Sambil menulis sesuatu pada kertas - kertas yang ditelitinya .

Laporan mengenai kajian - kajian syarikat milik keluarganya berada pada tahap yang memuaskan hatinya .


" Masuk . " Kata Prof . Zenderall selepas terdengar daun pintu pejabatnya diketuk .


Seorang Wanita membuka pintu dan selepas itu , Stephen Akio Kenzo memasuki ruang pejabat itu dan perlahan - lahan duduk di atas kerusi di hadapan Prof . Zenderall yang dipisahkan oleh sebuah meja kaca .


" Apa hal awak nak jumpa saya sampai , awak nak saya datang ke sini ? " Tanya Stephen Akio Kenzo dengan tenang .

Dia kemudiannya melihat ke sekelilingnya . " Kuat betul awak pasang Aircond . Awak nak jadi makanan sejuk beku ke kat dalam ni ? "


Prof . Zenderall tersenyum . " Seminggu dua ni cuaca panas gila . Aku pasanglah sejuk sikit . "

Selepas itu , dia memberikan satu dokumen kepada Stephen Akio Kenzo . " Ni laporan pasal kajian kumpulan yang kita hantar kat Kutub Utara dan Selatan tu . "


Stephen Akio Kenzo meneliti dokumen tadi dengan tenang .

Selepas beberapa minit berselang , dia meletakkan dokumen tadi ke atas meja lalu , mengeluh .


" Apa pendapat kau ? " Tanya Prof . Zenderall dengan tenang .


" Awak kena pergi sendiri untuk lihat dengan lebih terperinci . " Jawab Stephen Akio Kenzo . " Kalau kat lapisan atas diorang ada jumpa benda tu . Mesti kat lapisan bawah lagi banyak spesies yang awak tak tahu . "


" Apa ' awak ' ? " Tanya Prof . Zenderall dengan tenang . " ' Kita ' . "


Stephen Akio Kenzo tersenyum dan tertawa kecil . " Kita cuma buat kerjasama untuk buat kajian kat lapisan atas . Bukan nak buat kajian kat lapisan bawah . "


" Kau tak rasa kajian ni , akan menguntungkan syarikat kau ke ? " Tanya Prof . Zenderall dengan jelas .


" Keuntungan yang syarikat saya dapat melalui kajian dan ekspedisi ni , tak berbaloi dengan keputusan dia yang masih samar - samar . " Balas Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Sedangkan , kos untuk tampung perbelanjaan kajian tu , menelan kos sampai berjuta . Mungkin bilion . "

Kemudian , dia menolak sedikit dokumen tadi ke arah Prof . Zenderall . " Lagipun , Laporan kajian ni tak berapa nak yakinkan saya untuk nak teruskan kajian ni . "


" Jadi . Semua pasal keputusan dan kos projek nilah . " Kata Prof . Zenderall dengan tenang sambil tersenyum . " Kalau aku tampung kos kajian kedua ni , macam mana ? Kau nak teruskan tak kajian ni ? "


Stephen Akio Kenzo tersenyum dan tertawa kecil . " Saya tak faham betul dengan awak ni . Apa yang awak nak cari kat sana ? "


Prof . Zenderall tertawa . " Kalau kau nak tahu . Kau kena cakap setuju dulu . "


" Kalau awak nak saya cakap setuju , awak kena tampung kos kajian yang kedua ni . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan jelas sambil tersenyum . " Macam yang saya cakap tadi dengan awak . Saya tak nak tanggung risiko dengan keputusan yang tak berbaloi dan samar - samar . "


Prof . Zenderall tersenyum . " Aku setuju untuk tampung kos untuk teruskan kajian ni . "


Stephen Akio Kenzo tersengih lalu menganggukkan kepalanya . " Saya tak faham dengan awak nilah . Awak suka sangat nak buat kajian yang bukan - bukan macam ni . "


Prof . Zenderall tertawa lalu berdiri dan membutangkan Suitnya . " Dah . Mari ikut aku . Aku nak tunjuk semua keperluan dan kemudahan yang kita akan bawa nanti . "


" Lepas tu , awak belanja saya makan tengah hari . " Balas Stephen Akio Kenzo dengan tenang .


" Aku sediakan semua kemudahan dan kelengkapan . " Kata Prof . Zenderall lalu membukakan pintu . " Tapi . Guna pengangkutan kau . "


" Minyak awak tanggung . " Pantas sahaja Stephen Akio Kenzo membalas .


" Kau nilah . Nama je Jutawan . Duit kat bank berbilion - bilion . Makan nak kena belanja . Minyak berkira . " Kata Prof . Zenderall dengan nada yang menyampah . " Aku campak juga kau dari jendela bangunan ni . "


Stephen Akio Kenzo hanya tergelak lalu menepuk bahu Prof . Zenderall . " Pasal tu saya jadi Jutawan . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Dato ' Panglima Lok Tujuh , Pendekar Bayu , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim duduk di sofa dengan postur tubuh yang malas sambil bersilang kaki . Wajah mereka kelihatan bersahaja sambil menonton siaran Dokumentari ikan laut dalam .


" Ikan - ikan laut dalam ni , korang rasa sedap tak ? " Tanya Pendekar Bara dengan tenang .


" Awak ada selera ke tengok ikan - ikan pelik ni ? " Tanya Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan perlahan .


" Takdelah berselera sangat . Tapi . Saya , tiba - tiba jadi tertanya - tanya pula . " Balas Pendekar Bara .


" Logiklah sikit . Ikan - ikan ni semua badan pipih , nipis . Kepala je yang besar . Mana ada isi . " Kata Dr . Hasyim dengan jelas dan tenang . " Kalau ada isi pun . Mungkin , secubit dua , dah habis . "


" Aku takde seleralah nak makan ikan pelik macam ni . " Kata Pendekar Bayu dengan perlahan . " Buang duit je kalau nak merasa pun . Elok makan ikan yang kita biasa makan je . "


" Awak mana makan ikan sangat . " Celah Pendekar Bara dengan lembut . " Awak makan kepala je . Badan mana makan sangat . "


" Tolak ikan kecillah . Apa ke bengap sangat kau ni . " Balas Pendekar Bayu dengan jelas . " Takkan kepala Ikan Sardin pun aku nak sedut . "


Nenek Diana duduk di kerusi di antara Mak Teh Sanggul dengan Puan Maryam .


" Perut mak dah menjerit dah ni minta makanan . " Kata Nenek Diana dengan nada suaranya . " Apalah malang nasib hari ni . "


Mak Teh Sanggul membuang pandangannya ke arah Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi yang duduk di bibir pintu .


Aaoroon dan Mastura juga duduk bersama dengan Mak Teh Sanggul , Nenek Diana dan Puan Maryam .


" Akak berdua ni jemput siapa sebenarnya ? " Tanya Mastura dengan lembut dan tenang . " Matahari dah tegak atas kepala dah ni . Tak muncul - muncul . Lauk kat dapur tu dah sejuk dah ."


" ' Alah ' korang ni . Tunggu jelah . Tetamu ni tetamu khas . Tetamu istimewa . Sabarlah kejap . " Balas Siti Nursamawi dengan jelas .


Siti Khumairah , Hagia Sofea dan Siti Nurjannah muncul dengan memakai baju yang agak cantik serta lengkap dengan tudung mereka .

Suami mereka juga mengenakan pakaian yang segak dan bergaya .


" Dah macam nak tunggu VVIP pula dah . Pakai macam nak pergi kenduri orang kahwin . " Kata Aaoroon dengan jelas sambil tersengih .


" Diorang tak sampai lagi ke ? " Tanya Siti Khumairah dengan lembut .


Belum sempat Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi hendak menjawab pertanyaan itu , kenderaan Ahmadi memasuki perkarangan Rumah Agam mereka dan membunyikan hon .


Dengan gaya kebudak - budakkan dan manja , Sheila Asyikin bangun . " Dah sampai . Dah sampai . Semua sedia tau . "


Dato ' Panglima Lok Tujuh , Pendekar Bayu , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim hanya menolehkan kepala mereka ke arah pintu dengan wajah yang seperti malas hendak melayan .


" Nak makan . " Kata Pendekar Bara dengan amat perlahan bersulamkan wajah sedih . " Lapar . "


Pendekar Bayu tersengih dan tertawa kecil melihat gelagat Pendekar Bara . " Hodohnya suaranya kau . "


" Tak berubah rumah ni . " Kata Daniel dengan nadanya yang jelas berbaurkan kerinduan .


Siti Maisarah dapat melihat dengan jelas akan Sheila Asyikin yang sedang menanti akan kedatangan mereka .

Perasaan hibanya dengan pantas menendang setiap inci tubuhnya .


Nurzahirah pula mengajak Nurzaharah naik ke rumah sambil berlari - lari anak .


" Bangun . Bangun . Semua berdiri . " Kata Siti Nursamawi dengan lembut . " Cepatlah . "


" Anak bertuah . Korang jemput siapa ni ? " Tanya Puan Maryam dengan perlahan persis berbisik dan berselimutkan kegeraman .


" Mana semua orang ? " Tanya Nurzahirah dengan lembut .


" Ada kat dalam . " Balas Sheila Asyikin dengan manja lalu dipeluknya Nurzaharah dengan penuh kasih - sayang .


Nurzahirah membawa Nurzahara masuk ke dalam rumah . " Assalammualaikum . Rara dah balik . "


Bertapak sahaja kaki Nurzahirah dan Nurzaharah di dalam ruang tamu , dan salam tadi dijawab dengan pelbagai reaksi yang sukar untuk digambarkan , suasana di dalam ruang tamu itu dengan pantas bertukar menjadi sedikit kekeliruan yang sukar untuk dicernakan dengan hati dan perasaan .


" Mak . " Kata Mak Teh Sanggul dengan perlahan sambil matanya memegang bahu Nenek Diana namun , matanya melihat ke arah Nurzaharah yang berambut ikal mayang sehingga ke pinggang yang berdiri di sisi kiri Nurzahirah yang sedang tersenyum .


Puan Maryam pula memegang dadanya . Lidahnya lumpuh seketika akibat melihat kehadiran Nurzaharah .

Manakala Aaoroon dan Mastura pula saling berpandangan sesama sendiri .


Pendekar Bayu berdiri dengan perlahan dengan wajahnya sedikit berkerut .

Matanya gagal untuk berkelip kerana memerhatikan kehadiran Nurzaharah di hadapan matanya .


" Semua orang . Tengok kakak . Tengok Hara . " Bisik Nurzaharah dengan perlahan sambil tangannya menggenggam belakang baju Nurzahirah kerana sedikit berasa tidak selesa .

Selepas itu , dia beralih ke belakang Nurzahirah . " Tak suka Hara datang ? "


Nurzahirah tertawa kecil . " Takdelah . Hara jangan takut . "
Dengan lembut , dia memeluk bahu Nurzaharah . " Ini adiklah . Hara . "


Perlahan - lahan Pendekar Bayu berjalan ke depan dan disusuli oleh Pendekar Bara , Dato ' Panglima Lok Tujuh dan Dr . Hasyim .


Nurzaharah memandang ke arah Pendekar Bayu lalu , perlahan - lahan dia menggerakkan kepalanya . " Assalammualaikum . Saya , Hara . Selamat berkenalan . "


Pendekar Bayu merendahkan tubuhnya di hadapan Nurzaharah dan memegang kedua belah bahu Nurzaharah .

Selepas itu , dibelainya pula kepala Nurzaharah . Perasaan hibanya dengan pantas menghentak perasaannya .

Air matanya menitik . " Cucu atuk dah pulang . "


" Assalammualaikum . " Kata Siti Maisarah dengan senyuman tangis kesyukurannya dengan lembut sambil tangannya , dipimpin oleh Siti Khumairah dan Hagia Sofea .


" Assalammulaikum . " Kata Daniel pula dengan tenang sambil kedua belah bahunya dipegang oleh Fateh dan Ikhwan .


Semua yang berada di ruang tamu itu menjadi kaku seketika .
Perasaan mereka bercampur baur dan sukar untuk diluahkan dengan kata - kata .


Ahmadi membawa Daniel dan Siti Maisarah menghampiri Pendekar Bayu yang berdiri keras bagaikan batu .


Dengan esakkan dan air matanya yang yang telah mengalir , Siti Maisarah dan Daniel mengucup tangan Pendekar Bayu .


" Sarah pulang . " Kata Siti Maisarah dengan nada tangisnya yang sedaya upaya ditahannya . " Sarah dah pulang . "


" Allahu Akbar . Allahu Akbar . " Kata Pendekar Bayu dengan amat perlahan sambil memandang ke arah wajah Siti Maisarah dan Daniel bersilih ganti . " Allah . "

" Subhanallah , Ya Allah . " Kata Pendekar Bayu lagi sambil memegang pipi Siti Maisarah dan Daniel .

Selepas itu , dipeluknya Siti Maisarah dan Daniel dengan erat sambil menangis semahunya .


Suasana di dalam ruang tamu itu dengan pantas menjadi hiba .


" Terima kasih Ya Allah . " Kata Pendekar Bayu bersama nada tangisnya bersulamkan esakkan tangisan Siti Maisarah dan Daniel . " Aku bersyukur pada Mu Ya Allah . "


Pendekar Bayu meleraikan pelukkannya dan kemudian , dia membelai kepala Nurzaharah dengan lembut . " Lawa cucu atuk . "


" Tengoklah kakak dia , siapa . " Kata Nurzahirah sambil tersenyum .


Nenek Diana memeluk Siti Maisarah dan Daniel bersilih ganti .


" Mari kita makan ! " Kata Siti Nursamawi dengan jelas dan agak lantang .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Suasana di ruang dapur dipenuhi dengan kemeriahan .
Bagaikan suasana Hari Raya . Penuh dengan suasana riang dan gembira .


" Hara makan ye . Jangan malu - malu . Makan je . " Kata Hagia Sofea dengan lembut lalu mengambilkan sesudu Daging Masak Hitam dan meletakkannya pada pinggan Nurzaharah .


Nurzaharah hanya menganggukkan kepalanya .


Pinggan Siti Nursamawi penuh dengan nasi dan lauk pauk .


" ' Wui ' Kilang makanan . Makanan takkan habislah . Banyak ni . " Tegur Ahmadi dengan tenang sambil tersengih . " Kau makan macam orang ada saka . "


" Biarlah . Makanan banyak ni . Tak habislah . " Balas Siti Nursamawi dengan lembut sambil mengunyah . Dan kemudian , dipandangnya Nurzaharah . " Hara makan tau . Makan banyak - banyak . Nanti ada kawan badan macam akak . "


Sheila Asyikin menganggukkan kepalanya . " Nak makan apa . Cakap je . Nanti Pakcik belanja . "


Dengan pantas wajah Ahmadi menjadi satu macam wajah sebaik sahaja dia mendengar kata - kata yang diucapkan oleh Sheila Asyikin .


" Tak nak makan banyak . Nanti badan gemuk . Nak badan macam kakak . Cantik . " Balas Nurzaharah dengan lembut .


Jawapan Nurzaharah itu disambut dengan gelak tawa . Terutamanya daripada Ahmadi .


Selepas menjamu selera , mereka bersembang pula . Sambil saling bertukar - tukar cerita .


Pendekar Bayu menganggukkan kepalanya dengan lembut . " Lepas sebulan ni , Hara kena balik ke Dunia Mitoslah untuk stabilkan balik Elemen Warna dan Cahaya dia dan belajar macam mana nak kawal Tenaga Banshee Psikik dia . Tapi . Didie tahu macam mana nak kawal Tenaga Banshee Psikik tu pasal , dia yang ajar Rara dulu . "


" Itulah maksud saya . " Balas Daniel dengan lembut . " Didie cakap . Kes Rara ni kena ada yang lebih mahir daripada dia sebab , Tenaga Banshee Psikik Hara masih sukar nak dikawal . Tak macam Rara . Rara dah berlatih awal sebelum dapat jumpa balik Tenaga Banshee Psikik dia . "


" Masa korang kena culik tu , korang terpisah ke atau memang sama - sama kena culik ? " Tanya Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan jelas .


" Sama - sama . Masa saya nak selamatkan Sarah dan Hara . Diorang culik saya sekali . " Jawab Daniel dengan tenang dan jelas . " Masa Hara umur 10 tahun rasanya , baru kitorang dipisahkan . "


" Manusia je ke diorang culik ? " Tanya Aaoroon pula .


" Takdelah . Ada daripada Bangsa Mitos juga . " Balas Daniel . " Semua yang kena culik tu , semuanya pengguna Elemen Psikik . Dan yang ada anak , yang ada Banshee Psikik . "


" Banshee Psikik ? " Tanya Aaoroon dengan agak perlahan . " Banshee Psikik tu memang wujud ke ? "


" Macam tak percayakan . Tapi memang wujud . " Celah Khalid dengan tenang lalu menghembuskan asap rokoknya .


" Apa yang diorang lakukan kat awak lepas diorang dan pisahkan awak ? " Tanya Pendekar Bara pula . " Penculik - penculik tu buat kajian apa sebenarnya kat sana ? "


" Saya pun tak tahu sangat tapi , macam buat kajian kat Manusia dan Makhluk Mitos . Setiap hari , ada je daripada kalangan kitorang yang kena ambil tapi lepas tu , yang kena ambil tu , tak pulang - pulang . " Jawab Daniel dengan jelas . " Yang budak - budak tu pula . Banshee Psikik diorang dipaksa untuk keluarkan Elemen Tenaga Psikik diorang . Sampai Banshee Psikik tu entah hilang ke mana . Banshee Psikik Hara , terlepas . Nasib baiklah . Syukur juga . Didie dapat cari balik dan kunci Banshee Psikik tu kat salah sebuah Pulau yang ada kat sana . "


Pendekar Bayu menganggukkan kepalanya .


" Dengan cerita . Banshee Psikik tu antara Tenaga Elemen Psikik yang kuatkan ? " Tanya Aaoroon dengan tenang .


" Memang kuat . Banshee tu boleh kawal Elemen Tenaga Semula Jadi . " Celah Ikhwan dengan jelas . " Masa kitorang nak selamatkan Didie . Didie dah macam dalam kawalan Tenaga Banshee Psikik masa tu . Mata dia warna Putih . Kitorang bertarung dengan Makhluk Mitos yang bertanggungjawab , yang culik Daniel dan Kak Sarah . "


" Masa nak bertarung tulah , Ketua Pahlawan musuh tu pecah lubang . Rara pun ikut sekali dalam misi tu . Apa lagi . Rara marah gila masa tu . Terkeluarlah Tenaga Banshee dia . " Sampuk Fateh dengan lembut . " Masa tu juga Banshee Psikik Hara tu muncul kat kawasan Pulau tu . Banshee Psikik diorang yang sebenar , bukannya yang sama dengan rupa dan bentuk fizikal diorang . Tapi , bentuk kewujudan Banshee Psikik tu , memang lain . Memang menakutkan . "


Daniel menganggukkan kepalanya lalu mengeluh . " Masa kat sana . Sebelum saya dipisahkan tu . Hara dan banyak lindungi kitorang . Cuma , masa saya dan beberapa lagi mangsa nak ditidurkan tu , Hara tak dapat nak buat apa - apa sebab , kalau dia halang dan selamatkan kitorang , rakan - rakan yang sebaya dengan dia , akan dibunuh . Jadi , nak tak nak , dia terpaksa tahan niat dia . "


" Bila masanya awak sedar yang awak dah diselamatkan ? " Tanya Pendekar Bara .


" Saya sedar pun , lepas diorang Fateh ni yang sedarkan saya . Saya mamai - mamai lagi masa tu . " Balas Daniel dengan lembut dan jelas . " Yang saya ingat . Diorang ni cakap . Lepas Didie dan Sheila dah bunuh satu binatang yang besar , kitorang semua akan selamat . "


" Didie dan Sheila tu , bukan nak puji tapi . Memang pakar dan mahir dalam penggunaan Teknik Manipulasi Elemen Warna dan Cahaya dan serangan - serangan Elemen Warna dan Cahaya . " Kata Khalid dengan jelas dan tenang . " Masa diorang nak bunuh binatang besar tu . Memang berdentam - dentum tempat tu . Macam kena bom . "


" Yelah . Nak buat macam mana . Dah kena berubat . " Kata Nenek Diana dengan nada suara tuanya . " Ikut je cakap Didie . Dia lebih tahu pasal perkara macam ni . "


Siti Maisarah menganggukkan kepalanya sambil tersenyum .


" Siapa - siapa je dalam Pasukan Mitos Abang Didie tu ? " Tanya Mastura dengan lembut .


" Makhluk - makhluk Mitoslah . Ada yang bertelinga Arnab . Bertelinga dan berekor macam Kucing . " Jawab Siti Nurjannah dengan jelas . " Tapi kali ni , Didie bawah pasukan muda . "


" Jangan tengok muda . Muda bukan sebarangan muda . " Celah Hagia Sofea dengan jelas . " Diorang dah dilatih dan memang sangat terlatih . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Pendekar Bayu berjalan perlahan - lahan mencari Ahmadi . Selepas Solat Isyak tadi , Ahmadi telah hilang entah ke mana .

Di dapur , bayangnya tidak ada . Di ruang tamu juga kelibatnya tidak kelihatan .

Ketika matanya sedang berlari - lari itu , matanya melekat pada Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi yang sedang berborak dengan rancak bersama Nurzahirah dan Nurzaharah .


" Mana Didie ? " Tanya Pendekar Bayu dengan jelas .


Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi tidak mengendahkan pertanyaan Pendekar Bayu dan terus sahaja bercerita .


" Mana abang korang ? " Tanya Pendekar Bayu lagi namun , hasilnya tetap sama . Akan tetapi , Nurzahirah dan Nurzaharah mula memandang ke arah Pendekar Bayu , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi bersilih ganti .


Pendekar Bayu mengeluh sambil membuat reaksi wajah semacam . " Mana laki korang ? "


" Abang kat bawah . " Jawab Sheila Asyikin dengan lembut dan manja . " Abang kat dalam bengkel mini dia . "


" Abang cakap , nak buat kerja dia sikit kat bawah tu . " Kata Siti Nursamawi pula dengan lembut dan sopan - santun . " Ayah carilah abang kat bawah ye . "


Pendekar Bayu mengeluh lalu berjalan menuju ke luar .


Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi tergelak kecil .


" Akak berdua ni , memang tak betullah . Nasib baik Atuk Bayu tak marah . " Kata Nurzahirah dengan jelas . " Kalau atuk marah tadi . Dengan kitorang berdua ni sekali kena marah . "


" Tak suka ke kitorang berdua ni jadi Makcik Rara dan Hara ? " Tanya Siti Nursamawi dengan tenang .


" Hara suka tak ? " Tanya Sheila Asyikin pula dengan manja .


" Hara ikut akak . " Jawab Nurzaharah dengan jelas .


Nurzahirah tertawa besar .


Ahmadi sedang duduk di hadapan sebuah meja yang diperbuat daripada simen .

Terdapat sembilan jenis senjata yang unik di atas meja itu .


Ketika Ahmadi sedang mengapungkan kesemua senjata itu , perhatiannya terganggu dengan kehadiran Pendekar Bayu dan menyebabkan , kesemua senjata itu terjatuh semula di atas meja .


" Ayah ganggu ke ? " Tanya Pendekar Bayu dengan lembut .


Ahmadi tersenyum . " Takdelah . Tapi kalau yang berdua tu , memang dah kena halaulah . "


Pendekar Bayu dengan perlahan , menghampiri Ahmadi dan duduk di atas kerusi sambil matanya melihat ke arah senjata - senjata unik tadi . " Senjata apa ni ? "


" Ni antara senjata yang ada kat sana . Yang ni antara yang Didie kutip . " Jawab Ahmadi sambil tertawa kecil . " Ingat nak cantumkan semua ni , jadi satu senjata yang baru . "


" Boleh ke buat macam tu ? " Tanya Pendekar Bayu .


" Boleh je . Kena samakan dan serasikan tahap Tenaga Elemen kita dengan Tenaga Elemen yang ada dalam senjata - senjata ni je . " Jawab Ahmadi dengan jelas . " Kalau Didie tengok daripada jenis - jenis senjata ni . Macam boleh buat Gaunlet Elemen . "


Pendekar Bayu menganggukkan kepalanya . " Ni . Ayah ada sikit benda nak bincang ni . "


Dengan pantas wajah Ahmadi menjadi sedikit tergamam . " Apa dia ? "


" Esok Didie ada hal tak ? " Tanya Pendekar Bayu .


" Takdelah hal sangat . Nak buka kedai tu jelah . " Balas Ahmadi dengan jelas dan tenang . " Kenapa ? "


" Ayah fikir . Esok , Didie tak payah dulu buka kedai . Lusa je . " Kata Pendekar Bayu dengan tenang . " Ayah ingat . Nak buat kenduri kesyukuran esok . Yelah . Kak Sarah dan Abang Daniel , Hara pun dah selamat pulang . "


Ahmadi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum . " Bagus juga tu . Didie ikut je . Ayah dah cakap macam tu . Lusa jelah Didie buka kedai . "


Pendekar Bayu tersenyum . " Buatkan ayah satu Gauntlet tu . "


Ahmadi tersenyum lalu dia mengapungkan semula kesemua senjata tadi dan kemudian , sembilan bulatan berjalur dan bercorak abstrak terhasil di atas meja .

Selepas itu , jalur - jalur Elemen bersinar pada kesemua senjata itu .

Kemudian , dia menjelmakan beberapa biji Mutiara Elemen .


Sembilan senjata bersama beberapa biji Mutiara tadi berputar - putar dengan perlahan dan mula bergabung sesama sendiri .

Selepas beberapa detik kemudian , senjata - senjata yang bergabung tadi bertukar menjadi satu Gauntlet Elemen .


Ahmadi memegang Gauntlet tadi dan memeriksanya . " Boleh tahan kuat dia . "

Selepas itu , dia memberikannya kepada Pendekar Bayu . " Ayah pakai kat tangan kanan ayah . Lepas tu , ayah keluarkan Elemen Cahaya dan Warna ayah . "


Pendekar Bayu menyarungkan Gauntlet Elemen tadi ke tangan kanannya dan kemudian , dia mengeluarkan Tenaga Elemen Warna dan Cahayanya .


Corak Elemen Warna dan Cahaya Pendekar Bayu terukir pada Gauntlet Elemen tadi menjadikannya lebih kelihatan unik .


" Ayah dapat rasa tak Tekanan Gelombang daripada Gauntlet ni ? " Tanya Ahmadi dengan tenang .


" Kuat juga Tekanan Gelombang dia . Lain macam . " Balas Pendekar Bayu dengan jelas .


" Cuba ayah keluarkan Bilah Angin ayah . " Kata Ahmadi .


Pendekar Bayu menjelmakan Bilah Anginya . Dan sejurus selepas itu , Bilah Angin miliknya terukir corak Gauntlet yang dipakainya dan , corak itu yang agak menggerunkan .


" Lepas ni , ayah dah dapat rasakan Gelombang Elemen ayah dan Gelombang Gauntlet ni . " Kata Ahmadi dengan jelas dan tenang . " Ayah tutup semula Gelombang Tenaga ayah , serentak dengan ayah tutup Gelombang Tenaga Gauntlet ni . "


Sebaik sahaja Pendekar Bayu berbuat seperti apa yang dikatakan oleh Ahmadi , Gauntlet itu lenyap daripada tangan kanannya .


" ' Eh ' . " Spontan sahaja reaksi Pendekar Bayu sebaik sahaja Gauntlet itu lenyap sekelip mata .


Ahmadi tersenyum . " Gauntlet tu dah serasi dan dah jadi Gelombang Tenaga Elemen Warna dan Cahaya ayah . " Kata Ahmadi sambil tersenyum . " Gauntlet tu , akan muncul balik kalau , ayah keluarkan semula Tenaga Elemen yang ada kat Gauntlet tu . "


Pendekar Bayu menjelmakan semula Gauntlet tadi .
Dia tersenyum lebar sebaik sahaja Gauntlet itu tersarung semula pada tangan kanannya bersama dengan corak Elemen Warna dan Cahayanya .


" Tapi . Didie nak pesan sikit . " Kata Ahmadi dengan tenang . " Bilah Angin ayah , yang terhasil daripada Gauntlet ni , dah jadi lebih kuat daripada Bilah Angin ayah yang biasa . Jadi . Kesan serangan dia pun takkan sama . "


Sedikit tergamam Pendekar Bayu mendengar kata - kata Ahmadi .


Ahmadi membesarkan matanya sambil tersenyum . " Apa - apa jenis Serangan Elemen yang ayah hasilkan guna Gauntlet ni , juga akan jadi lebih kuat . "


" Habis tu , kenapa buatkan ayah satu je ? " Tanya Pendekar Bayu dengan agak pantas . " Buatkan lagi satu untuk tangan kiri ayah . "


Serta - merta wajah Ahmadi menjadi semacam .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Ahmadi mengajak Nurzaharah keluar untuk membeli persiapan kenduri .


Walaupun wajah Nurzaharah langsung tidak menunjukkan sebarang reaksi namun , segala tindakannya , gerak bahasanya , bahasa tubuhnya dan intonasi nada suaranya menjadi tanda akan perasaan yang dirasakannya .

Disamping menunggu bersama Ahmadi ketika Ayam sedang dipotong , matanya melekat pada setiap pengunjung pasar segar yang datang berkunjung .

Terkejut dia ketika Ahmadi mengejutkannya dengan kepala ayam .


Selepas itu , Ahmadi dan Nurzaharah menuju ke arah bahagian Sayur - sayuran pula .


Nurzaharah hanya melihat Ahmadi berborak dengan penjual untuk penawaran harga kerana dia membeli dalam kuantiti yang banyak .

Selepas itu , dia membantu Ahmadi dengan membawa dua bag plastik sayur dan agak mengejutkan Ahmadi , dia dapat mengangkat bag - bag sayur tersebut tanpa ada sebarang masalah .


Selepas Ahmadi memasukkan segala barangan keperluan mereka , dia menutupkan bonet keretanya .

Kemudian , dia mengangkat Nurzaharah dan mendudukkannya di atas bonet keretanya dan selepas itu , dia mengeluarkan senarai barang yang perlu mereka beli . " Tinggal minuman je lagi . Lepas tu , kita jalan - jalan kejap . Lepas tu , baru balik . "


Nurzaharah menganggukkan kepalanya .


" Seronok tak ? " Tanya Ahmadi sambil tersenyum .


Sekali lagi Nurzaharah menganggukkan kepalanya .


" Kita minum dulu , baru pergi beli barang atau , beli barang dulu , baru kita pergi minum ? " Tanya Ahmadi dengan lembut .


" Beli barang . " Jawab Nurzaharah dengan tenang . " Baru minum . "


Ahmadi tersenyum lalu digosoknya kepala Nurzaharah .


Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi mengelap pinggan dan mangkuk dengan wajah yang masam mencuka .


" Korang berdua ni , ikhlas ke tak lap pinggan dan mangkuk tu ? " Tanya Puan Maryam sambil tersengih memandang ke arah Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin .


" Ikhlas / Ye . " Jawab Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi dengan serentak dan senada .


Mak Teh Sanggul meletakkan lagi dulang yang berisikan pinggan dan mangkuk untuk dibersihkan . " ' Owh ' , Ikhlas . ' Nah ' . Lap ni sekali . "


" Okey / Baik . " Kata Sheila Asyikin dengan serentak dan senada kemudian , mereka berdua mengeluh kecil .


" Macam manalah Pak Mentua korang nak terima korang kalau , kerja macam ni pun , korang buat muka . " Kata Nenek Diana dengan nada tuanya sambil dia dengan bersahaja menghiris bawang .


" Diorang buat muka , bukan pasal lap semua ni . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut sambil mengacau adunan rempah . " Pasal , kena tinggal dengan Didie tadi . "


" Siapa suruh korang tertidur tadi . " Celah Siti Khumairah pula dengan lembut .


" Dia pergi beli lauk - pauk jelah . " Sampuk Hagia Sofea pula . " Bukannya pergi melilau tak tentu hala . "


" Mana korang tahu dia pergi barang je tak melilau ? " Tanya Nenek Diana dengan bersahaja sambil kali ini , dia menghiris serai pula . " Entah - entah . Dia bawa awek dia . Dia bawa Hara tu untuk cukup syarat je . "


" ' Eh ' , mak ni . " Kata Puan Maryam dengan lembut . Dia membahasakan Nenek Diana dengan panggilan mak kerana , telah sekian lama keluarga kecilnya duduk sebumbung dengan keluarga Nenek Diana . " Biar jelah kalau dia nak pergi keluar dengan awek dia . Kalau adalah . Kalaulah ada pun . Apa salahnya . Dia bujang lagi . "


" Saja je nak buat panas . " Kata Siti Nursamawi dengan perlahan .


" Tahu takpe . " Balas Sheila Asyikin dengan juga perlahan .


Dato ' Panglima Lok Tujuh , Pendekar Bara , Pendekar Bayu dan Dr . Hasyin memasuki ruang dapur dengan membawa pelbagai barangan .


" Nak ke Siti dan Sheila ni jadi menantu baru dalam rumah ni ? " Tanya Nenek Diana dengan tenang dan bersahaja .


" Jangan tanya sayalah . " Balas Pendekar Bayu dengan bersahaja . " Saya takde jawapan . Tanya Didie . "

Selepas itu , dia terus duduk di atas kerusi sambil melepaskan keluhan letihnya .


" Terima jelah . " Kata Pendekar Bara dengan lembut . " Soal hantaran boleh runding . "


Dr . Hasyim menolak bahagian belikat Pendekar Bayu . " Kira selesai jelah ' ae ' . "


Pendekar Bayu bangun semula dan menggaru kepalanya lalu terus sahaja naik tangga menuju ke ruang tamu . " Aku takde jawapan dialah . Aku tak tahu . "


" Jangan fikir panjang . Terima je . Bukannya orang lain . " Kata Pendekar Bara dengan lembut lalu mengejar Pendekar Bayu dan disusuli oleh Dr . Hasyim .


" Lantak koranglah . " Kata Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan tenang lalu menuang air ke gelas .


Baru sahaja Dato ' Panglima Lok Tujuh hendak meneguk minumannya , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim tiba - tiba sahaja jatuh tergolek di atas tangga sambil memegang dan menggosok perut dan kepala mereka .


" Boleh ke tak budak berdua tu jadi menantu dalam rumah ni . Tanya Sarah . " Jerit Pendekar Bayu dengan bersahaja dan jelas dari ruang tamu .


" Kalau Sarah yang jadi penilai . " Kata Mak Teh Sanggul dengan jelas sambil tertawa kecil dengan nada yang menyakitkan hati . " Memang tak dapatlah . "


Siti Maisarah hanya tersenyum lalu tertawa kecil . " Senipis - nipis kulit bawang tu , nipis lagi peluang diorang . "


Bahagian atas kepala Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi telah pun berasap sebaik sahaja kata - kata Siti Maisarah menendang gegendang telinga mereka dengan padu .


" Kempunan ' woooo ' . Kempunan . " Kata Nenek Diana dengan tawa kecil .

Kemudian dia tergelak besar dengan suara tuanya . " ' Hihihihi ' . Kahwin dalam mimpi jelah . ' Hihihi ' . "


Kain lap yang dipegang oleh Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi yang mereka gunakan untuk mengelap kerja mereka juga mula mengeluarkan asap yang nipis .


" Kitorang tahulah korang berdua Elemen Api . " Kata Puan Maryam sambil tertawa . " Tapi , janganlah panas . "


Nurzaharah menolak troli pasaraya bersebelahan dengan Ahmadi yang sedang melihat ke arah Kordial Minuman .

Kemudian , dia melihat ke arah sebuah botol Kordial . " ' Cammm ' ... ' Pur ' ... Campuran ... ' buuuu ' ... buah ... ' trrrrr ' ... ' opikkka ' ... Tropika . Campuran Buah Tropika . "


Ahmadi memandang ke arah Nurzaharah yang membaca Label Perisa botol Kordial tadi walaupun , Nurzaharah membacanya dengan amat perlahan .


" Ini sedap ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut sambil memegang botol Kordial berperisa Campuran Buah Tropika . " Ada macam - macam buah . Mesti sedap . "


Ahmadi tersenyum . " Hara nak minum ni ? "


Nurzaharah menganggukkan kepalanya dengan lembut .


" Ambil semua , letak dalam troli . " Kata Ahmadi .


Lembut sahaja Nurzaharah meletakkan botol - botol Kordial pilihannya ke dalam Troli .


Ahmadi kemudiannya mengeluarkan kembali kertas senarai barangnya . " Gula , ada . Kordial ada . Susu , ada . Kopi . Teh . Koko . Okey . Semua ada . "


" Dah boleh jumpa Kakak ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut .


Ahmadi berpeluk tubuh sambil menggelengkan kepalanya . " Belum . Sebab , kita tak beli satu makanan yang penting . "

Kemudian , dia mengajak Nurzaharah menuju ke lorong Biskut dan Makanan Ringan .


" ' Whoa . ' " Reaksi spontan Nurzaharah sebaik sahaja dia melihat pelbagai snek pilihan Biskut dan Makanan Ringan .


Ahmadi memeluk bahu Nurzaharah dengan lembut sambil memegang sebotol snek berperisa Kentang . " Kalau Hara keluar dengan mak . Hara takkan dapat beli ni tau . Dengan pakcik je baru Hara dapat beli yang ni . "


Nurzaharah mengambil snek tadi daripada tangan Ahmadi . " Ini , sedap ? "


" ' Uishhh ' . Sedap sangat - sangat . Kalau Hara makan . Takkan ingat apa - apa . Makan je . " Jawab Ahmadi dengan bersahaja nadanya . " Sedar - sedar . Dah habis . "


Nurzaharah meletakkan snek tadi ke dalam Troli . " Ambil semua . "


" Tak boleh semua . " Balas Ahmadi sambil tersengih .


" Dah pukul berapa ni ? " Tanya Siti Nurjannah lalu melihat ke arah jam tangannya . " Dah lewat ni . "


" Dia ambil Rara sekali katanya tadi . " Balas Hagia Sofea dengan lembut .


Siti Nurjannah mencapai Smartphonenya dan terus menghubungi Ahmadi .


Ahmadi sedang menyandar pada pintu kereta bahagian belakang manakala Nurzaharah pula duduk di atas bonet Kereta sambil menggoyangkan kakinya .

Selepas itu , dia mengambil Smartphonenya . " Assalammualaikum . "


" Waalaikumussalam . Korang kat mana ? " Tanya Siti Nurjannah dengan lembut .


" Kejap lagi baliklah . Tengah tunggu Rara ni . Balik sekali . " Jawab Ahmadi dengan bersahaja .


" Yelah . Balik terus . Jangan bawa ke mana - mana Hara tu . " Kata Siti Nurjannah dengan tenang .


" Ye . Tahulah . " Kata Ahmadi sambil tertawa kecil .

Selepas bercakap buat seketika , Ahmadi memasukkan kembali Smartphonenya ke dalam koceknya dan melihat ke arah Nurzaharah yang melihat ke arah bangunan sekolah .


Ahmadi menyentuh pipi Nurzaharah dengan manja . " Hara fikir apa ? "


" Apa kakak belajar ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut .


Ahmadi tersenyum . " Macam - macam . Kira - kira . Melukis . Menyanyi . Bahasa . Dunia . Macam - macam . "


" Mesti kakak pandai . Belajar banyak . Pandai baca . " Kata Nurzaharah dengan lembut sambil terus menggoyangkan kakinya dengan perlahan . " Hara nak sekolah . Nak pandai macam kakak . "


Tiba - tiba sahaja hati Ahmadi tersentuh dengan hasrat Nurzaharah .


" Tapi . Hara tak boleh sekolah . Sini , sekejap . Lepas tu , balik jumpa Nenda . " Kata Nurzaharah dengan tenang . " Kalau nak sekolah . Mesti tinggal sini . "


Ahmadi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tawar . " Hara belajar jelah dengan Pakcik . Pakcik bukan sini je pakcik tinggal . Tempat nenda pun , pakcik tinggal . "


Nurzaharah memandang ke arah wajah Ahmadi .


Loceng berbunyi menandakan waktu persekolahan telah pun tamat .


" Bunyi . Kenapa ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut .


" Masa sekolah dah habis . " Jawab Ahmadi dengan jelas .


" Dah boleh jumpa kakak . " Kata Nurzaharah dengan tenang .


Mata Nurzaharah memandang ke arah setiap pelajar yang keluar daripada dalam sekolah dengan pandangan matanya yang hanya dia sahaja yang mengerti .


" Banyak orang . Tak tahu . Mana kakak . " Kata Nurzaharah dengan tenang .


Beberapa orang pelajar sempat memandang ke arah Nurzaharah yang memandang ke arah pagar sekolah .

Apa tidaknya , wajah dan bentuk tubuh Nurzaharah amat serupa dengan Nurzahirah .

Yang membezakan antara mereka berdua ialah , jenis rambut .

Nurzahirah berambut lebat lurus dan panjang sehingga ke pinggang manakala Nurzaharah pula , juga sehingga ke paras pinggang tetapi lebat dan ikal mayang .


Nurzahirah berlari - lari anak keluar daripada sekolah di susuli oleh Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei .


" Kakak dah keluar . " Kata Nurzaharah lalu melompat turun .


Sambil tersenyum , Nurzahirah memeluk Nurzaharah dengan erat .


Para pelajar yang menyaksikan keadaan itu bagaikan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat .


Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze juga memeluk Nurzaharah dengan erat .


" Korang berdua jangan tak datang malam ni . " Kata Ahmadi dengan jelas .


" Kitorang datanglah . Janganlah risau . " Balas Mandy Chong Wei Tze sambil tersenyum .


" Petang ni kitorang datang .Kitorang bermalam . Esok kitorang pulang . " Kata Siti Aisyah pula dengan lembut .


" Yang lelaki ni pergi mana ? " Tanya Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan tenang dan jelas . " Dari pagi tadi saya tengok dah hilang . "


" Diorang ajak Daniel pergi tengok Joran . " Jawab Mak Teh Sanggul dengan lembut . " Esok diorang nak pergi memancing . "


" Takpelah . Abang - abang sekeliankan ada . Dah beli barang pun . " Kata Puan Maryam pula . " Didie pun beli barang juga . "


" Nanti yang laki diorang ni pulang . Suruh pasang Khemah je kat bawah . " Kata Nenek Diana sambil menyerahkan kisaran cili kering kepada Mastura .


Dato ' Panglima Lok Tujuh turun ke bawah untuk melihat tungku yang dibuat oleh Pendekar Bayu .


" Kau tak payah nak periksalah . Ni pakar yang buat . " Kata Pendekar Bayu dengan bersahaja .


" Pakarlah sangat . " Balas Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan tenang . " Nanti . Elok - elok menggaul , bergolek ayam dan daging tu semua nanti . "


" Apa susah . Cuci jelah balik . " Kata Pendekar Bara sambil tersenyum .

Dia menghayunkan kapak pendeknya untuk membelah kayu . " Cukup tak ni ? "


" Mana cukup . Belah lagi . " Kata Dr . Hasyim dengan bersahaja . " Tu nak bakar awak pun tak cukup tu . "


Tidak lama kemudian , bunyi hon kedengaran .


" Dah balik tu . " Kata Hagia Sofea dengan lembut .


Tidak lama kemudian , Nurzaharah dan Ahmadi masuk sambil membawa segala keperluan dengan mengapungkan semua keperluan itu dengan hanya mengawal minda mereka .


" Ayam , Daging , lauk - lauk semua kat sini . " Kata Puan Maryam dengan lembut sambil menepuk sebuah dulang besi yang agak besar di hadapannya .


Ahmadi meletakkan segala barang basah yang dimaksudkan oleh Puan Maryam di atas dulang tadi .


" Air kat sini . " Kata Siti Khumairah pula dengan lembut .


Dengan lembut , Nurzaharah meletakkan barangan minuman di atas meja .


" Pandai Didie pilih Kordial ni . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut sebaik sahaja dia melihat perisa Kordial .


" Bukan Didielah yang pilih . Hara yang pilih . " Balas Ahmadi dengan senyumannya yang lebar . " Dia nak minum . "


Nurzaharah menganggukkan kepalanya . " Ada banyak gambar buah . Mesti rasa sedap . "


" Yang satu plastik lagi tu ? " Tanya Nenek Diana .


Nurzaharah dengan pantas mengeluarkan snek Kentangnya . " Ini . Pakcik cakap sedap . Rasa sekali , nak lagi . Dengan mak , tak boleh beli . Dengan pakcik . Boleh beli . "


" Janganlah ajar dia makan makanan macam tu . " Kata Siti Maisarah dengan lembut .


" Bukan selalu . " Kata Ahmadi sambil memegang ke dua belah bahu Nurzaharah .


" Banyak Sotong ni . " Kata Mak Teh Sanggul dengan jelas . " Dalam menu hari ni , takde ni . "


" Mak Teh tolong masak Sotong Sambal . Didie dan Hara nak makan . " Balas Ahmadi dengan tenang .


" Rara pun nak makan juga . " Kata Nurzaharah sebaik sahaja dia melompat ke bawah .


" Rara . Tak baik perempuan melompat macam tu ' haish ' . " Tegur Siti Maisarah dengan lembut . " Tak manis . "


" Okey . Okey . " Kata Nurzahirah lalu memberikan empat klip rambut kecil kepada Ahmadi . Selepas itu , dia berdiri membelakangkan Ahmadi .

Dengan tenang dan bersahaja Ahmadi memegang dan menyanggul serta mengelip rambutnya agar kelihatan kemas dan rapi .


" Ada banyak ikan besar . " Kata Nurzaharah lalu dipegangnya tangan Nurzahirah yang memberdirikannya membelakangi Ahmadi .


Ahmadi menyanggulkan rambut ikal mayang Nurzaharah dan mengelip rambut Nurzaharah agar kelihatan kemas .


" Sotong besar pun ada . Ini , kecil . Ada lagi besar . " Kata Nurzahirah sambil tersenyum .


" Besar macam ni ? " Tanya Nurzaharah lalu membuat ukuran menggunakan kedua tapak tangannya .


" Besar . Besar sangat . " Balas Nurzahirah sambil tersenyum . " Besar daripada kita pun ada . "


" ' Whoa ' . " Balas Nurzaharah .


" Itu kecillah . " Sampuk Ahmadi selepas dia menghilangkan dahaganya dengan meminum air kosong sejuk . " Pakcik pernah nampak lagi besar . Besar macam meja tu . "


Nurzaharah memandang ke arah meja dan kemudian , dipandangnya Ahmadi . " Sedap ? "


" Manalah sedap kalau dah besar macam tu . " Kata Mastura dengan lembut dan tenang .


" Sedangkan Kerang besar penumbuk pun dah liat . " Celah Hagia Sofea pula dengan lembut . " Nikan pula besar macam meja tu . Mesti dah macam getah je . "


" Didie layan budak berdua tu . " Kata Siti Khumairah dengan lembut . " Ruang ni dah cukup orang dah . "


" Dah . Mari . Pakcik cerita pasal Sotong besar tu . " Kata Ahmadi dengan lembut .


" Daripada Pakcik cerita . Elok pakcik bawa kitorang jumpa Sotong tu . " Kata Nurzahirah dengan bersahaja nadanya .


" Boleh jumpa ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut . " Dapat jumpa . Seronok . Boleh tangkap . Kita makan sama - sama . "


" Betul juga . " Kata Ahmadi sambil menaiki tangga . " Kita jumpa Kakak Vanessa . Dia tahu mana nak cari Sotong besar macam tu . "


Bergema sahaja nama Vanessa Valarie di telinga Sheila Asyikin dan Siti Nursamasi , dengan sengaja , mereka berdua meletakkan pinggan dan mangkuk mereka dengan agak kasar .


" Tolong kirimkan salam kitorang kat Vanessa tu . " Kata Sheila Asyikin dengan manja bersulamkan nada geramnya yang kebudak - budakkan .


" Tak bawa kitorang pun takpe . " Kata Siti Nursamawi pula . " Tak kecil hati pun . Balik esok pun takpe . "


Ahmadi kehairanan dengan kata - kata Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin lalu , memandang ke arah semua ahli keluarganya dengan reaksi wajah yang kehairanan dan semacam lalu , terus sahaja menuju ke ruang tamu sambil membawa Nurzahirah dan Nurzaharah .


" Kakak Vanessa ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut . " Siapa ? "


" Kakak Vanessa tu , Puteri Ikan duyung . Suara dia merdu . Lemah - lembut je kalau bercakap . " Balas Nurzahirah dengan gembira .


" Ikan Duyung . " Kata Nurzaharah dengan tenang . " Ikan Duyung , apa ? "


Suara Ahmadi , Nurzahirah dan Nurzaharah semakin tenggelam bersama jarak mereka yang semakin jauh .


" ' Hai ' . Bunyi macam cemburu je . " Kata Puan Maryam dengan tenang .


Siti Khumairah membuka dan menyalin Sotong ke dalam sebuah bekas . " Dengan Ikan Duyung pun . Korang nak cemburu . "


Semua yang berada di situ kecuali Shiela Asyikin dan Siti Nursamawi , memusatkan pandangan mereka ke arah Siti Khumairah .

" Ikan Duyung ? " Tanya Siti Maisarah dengan perlahan .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Hari semakin berganjak ke petang . Suasana cerah dan berangin menyamankan cuaca panas yang agak berbahang .


Tiang - tiang khemah pula, telah berdiri dengan suara Fateh yang agak kuat kedengaran .


Kelihatan Pendekar Bayu , Pendekar Bara , dan Dato ' Panglima Lok Tujuh yang masing - masing sedang mengangkat tong putih yang agak besar dan meletakkannya di atas sebuah meja besar .


" Ni kejap lagi dah boleh bakar ni . " Kata Pendekar Bayu dengan tenang sambil membuka dan melihat ke dalam tong putih yang dibawanya tadi .


Dr . Hasyim memutarkan besi penggolek untuk memastikannya tidak tersangkut . " Bukan kita ada alat ke yang boleh putarkan besi ni ? "


" Ada dalam stor tu . " Jawab Pendekar Bara dengan tenang .


" Kenapa tak ambil ? " Tanya Dr . Hasyim lagi .


" Awak pergilah ambil . " Balas Pendekar Bayu dengan bersahaja .


" Pemalas . " Kata Dr . Hasyim dengan jelas lalu menuju ke stor .


" Awak tu yang pemalas . " Kata Pendekar Bara dengan tenang . " Nak berjalan pun malas . "


" Korang berdua sama jelah . " Kata Pendekar Bayu dengan tenang sambil membuka kotak arang kayu .


Dato ' Panglima Lok Tujuh meletakkan bekas minyak berempah di atas meja . " Ada ni . Memang naik bau . "


Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi kelihatan sedang mengacau rempah di dalam kuali besar .

Kemudian , mereka duduk di atas kerusi lalu mengesat dahi mereka yang dibasahi peluh .

Mata mereka ditarik oleh kehadiran Ahmadi , Nurzahirah dan Nurzaharah yang kelihatan bersahaja melihat persiapan kenduri .


" Untunglah . Boleh jalan sana - sini . Sikit pun tak ajak borak . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas .


Ahmadi hanya tersenyum lalu menghampiri Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin dan disusuli oleh Nurzaharah dan Nurzahirah .


" Apa korang masak ? " Tanya Ahmadi dengan tenang .


" Rendang Daging dengan Kerutub Daging . " Jawab Sheila Asyikin dengan manja lalu , spontan sahaja dia mengesat wajahnya yang berpeluh dengan baju Ahmadi .


" Teruklah akak ni . " Kata Nurzahirah sambil tersenyum dan tertawa kecil .


Nurzaharah terlihat akan Siti Maisarah yang sedang mengacau rempah di atas kuali pada satu kawasan yang berhampiran dengan mereka .

Kemudian , dia mengacau dengan perlahan - lahan rempah yang sedang rancak menari di dalam kuali .


Nurzahirah juga mengikut tindakan Nurzaharah .


Ahmadi mengambil kerusi dan duduk di antara Shiela Asyikin dan Siti Nursamawi .


Dengan bersahaja , Siti Nursamawi mengelap wajahnya di baju Ahmadi .


" Korang berdua nilah . " Kata Ahmadi sambil tersenyum dan tersengih .


" Penat . Kau langsung tak tolong kitorang pun . " Kata Siti Nursamawi dengan nada sedih lalu , dicubitnya lengan Ahmadi dengan manja .


Sheila Asyikin memukul lengan Ahmadi dengan gaya kebudak - budakkannya . " Jahat . Jahat . Abang jahat . "


" Masak . Seronok . " Kata Nurzaharah dengan lembut . " Hara suka . "


" Kita gaul sampai benda dalam ni , jadi kering sikit . " Kata Nurzahirah sambil tersenyum . " Lepas tu , nanti . Akak ajar macam mana nak masak . "


" Kakak tahu masak ? " Tanya Nurzaharah sambil tangannya terus mengacau rempah yang melompat - lompat di dalam kuali yang panas .


" Bolehlah , sikit - sikit . " Balas Nurzahirah dengan jelas sambil bibirnya mengukirkan senyuman . " Kadang - kadang . Akak masak juga . Semua orang makan . Pakcik makan banyak . "


" ' Eleh ' . Berlagak . Baru tahu masak sikit . Dah nak ajar orang . " Kata Siti Nursamawi sambil tersenyum menyindir .


" Betul . Betul . Baru tahu goreng ikan . Gaya macam dah tahu masak gulai . " Kata Sheila Asyikin dengan manja sambil tertawa kecil .


" Korang berdua nilah . Kalau tak cari pasal dengan dia . Macam tak lengkap hidup korangkan . " Kata Ahmadi dengan wajah semacamnya .


Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi dengan gaya budak - budak mereka , memeluk lengan Ahmadi sambil menggesel - geselkan pipi mereka di lengan Ahmadi .


" Kau cari pasallah dengan kitorang . " Kata Siti Nursamawi dengan lembut .


" Hidup kitorang tak lengkap kalau abang tak cari pasal . " Kata Sheila Asyikin pula dengan manja . " Cari pasallah . Cari pasallah . "


" Gulai . Gulai apa ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut . " Sedap ? "


Nurzahirah menganggukkan kepalanya . " Gulai memang sedap . Ada banyak jenis gulai . Esok - esok nanti . Kita masak . "


Nurzaharah menganggukkan kepalanya dengan laju .


" Assalammualaikum kepada yang punya rumah . " Kata Pendekar Kuning dengan agak kuat sambil tersenyum .


" Waalaikumussalam kepada yang memberi salam . " Sahut Pendekar Bayu lalu membalas senyuman Pendekar Kuning .


Bersama dengan Pendekar Kuning adalah isterinya dan Siti Aisyah serta Sougaena Chong Wei Lee dan isterinya , Puan Nancy dengan suaminya , dan dengan Mandy Chong Wei Tze .


Nurzahirah dan Nurzaharah melambai kepada Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze .


Puan Amy , Puan Chong Fui Ha menuju ke arah Nenek Diana yang berdiri sambil tersenyum manakala Siti Aisyah dan Mandy Chong Wei Tze pula menghampiri Sheila Asyikin .


" Bukan main awak kali ni . " Kata Pendekar Kuning bersama senyumannya .


" Bukan selalu aku buat kenduri . Tapi kali ni . Memang kenduri yang amat bermakna untuk keluarga aku ni . " Balas Pendekar Bayu dengan senyumannya yang lebar . Keterujaannya begitu jelas kelihatan .


" Awak tahu ke nak pasang benda tu ? " Tanya Sougaena Chong Wei Lee sambil melihat ke arah Dr . Hasyim yang sedang memasang sesuatu pada alat pembakar .


" Ini Dr . Hasyimlah . Orang pun boleh saya pasang . Inikan pula mesin kecil macam ni . " Balas Dr . Hasyim dengan tenang .


" Tak berfungsi alat pembakar ni . Berlubang kepala awak Abang Bayu kerjakan nanti . " Kata Dato ' Panglima Lok Tujuh dengan tenang sambil memegang segelas Kopi O sejuk .


" Lawa Sarah . " Kata Puan Chong Fui Ha selepas dia memeluk Siti Maisarah dengan lembut .


" Mari sembang sambil masak . Nenek pun dah lama tak masak ni . " Kata Puan Nancy dengan lembut .


" Korang semua tolong kakak berdua ni kat sini . " Kata Ahmadi dengan tenang .


" Boleh je . Takde hal . " Balas Nurzahirah sambil tersenyum manakala Nurzaharah menganggukkann kepalanya .


" Korang tolonglah kitorang . " Kata Sheila Asyikin dengan lembut .


" Dari pagi tadi tak dapat rehat lagi ni . " Kata Siti Nursamawi pula .


" Cakap nak masak apa . Kitorang buat . Masak je pun . " Kata Siti Aisyah dengan lembut sambil tersenyum manis .


Mandy Chong Wei Tze menarik lengan bajunya sehingga ke siku . " Nak masak apa ni ? Bau macam rendang . "


" Korang kat sini . Aku nak ke depan . " Kata Ahmadi dengan tenang .


" Abang nak buat apa ? " Tanya Sheila Asyikin .


" Tunggu Andy dengan diorang yang lainlah . Kejap lagi diorang nak sampai . " Balas Ahmadi dengan tenang dan bersahaja .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Masa semakin berlari . Matahari juga semakin melemahkan pancarannya seiring dengan tiupan angin yang semakin menyamankan .


Kelihatan Ahmadi , Maera dan Adam sedang menyusun kerusi - kerusi untuk para tetamu dan jemputan yang bakal berkunjung .


Ratni dan Naera , masih lagi mengemaskan lapis meja agar kelihatan lebih kemas manakala Siti Hawa dan Aqilah pula , meletakkan bekas - bekas Bunga Hiasan pada meja agar kelihatan lebih tampak segar dan sedap mata memandang .


Sementara itu , Aivira dan Muniandy masih lagi memasang wayar lampu - lampu yang beraneka rupa dan warna .


" Ni , kalau Anak Orang Kaya tu nampak wayar - wayar yang kita pasang ni . Mesti banyak komplen dia . " Kata Aivira sambil mengetatkan skru . " Ini tak betullah . Itu tak kemaslah . Wayar terlebihlah . Pasang tak betullah . Salah pasanglah . Macam nilah . Macam tulah . Macam - macamlah . "


Muniandy tersengih lalu dia memutarkan bab lampu . " Paling teruk kalau dia cakap . ' Korang tak ikut kelas Kemahiran Hidup ke dulu ' ? "


Maera tertawa kecil . " Bukan korang berdua , memang selalu ponteng kelas subjek tu ke dulu ? "


" Muniandy yang ajak saya keluar pergi makan sup kat kedai Pak Salim . " Balas Aivira dengan agak pantas . " Stephen pun cakap , Cikgu Sarip yang ajar kita tu tak betul . "


" Tapi bukan selalu pun kitorang ponteng kelas tu . " Kata Muniandy dengan tenang lalu mula menyambung kembali skru pada pemegang lampu . " Kadang - kadang . Stephen pun ajak ponteng juga . "

Kemudian dia tertawa kecil . " Yang sebabkan kelas tu hampir terbakar pun , dialah . "


" Bukan korang pun kaki ponteng kelas juga ke ? " Tanya Aivira lalu mengambil bab lampu daripada bag yang terpasang kemas pada pinggangnya . " Stephen ketua ponteng kitakan . "


Maera ingin membalas kata - kata Muniandy namun , Ahmadi mengarahkannya melihat ke belakang kerana , Stephen Akio Kenzo telah pun sampai ke situ dan mendengari perbualan itu .


Muniandy tertawa kecil . " Ingat lagi tak masa dia buat hal kat makmal sains ? "


" Yang balang tabung uji meletup tu ke ? " Tanya Aivira .


Tiba - tiba , Aivira dan Muniandy menjerit dengan kuat dan kemudian , mereka berdua terjatuh dari atas tangga ke tanah dengan badan yang beraruskan elektrik .

Bab - bab lampu yang berada dalam bag pinggang mereka menyala dengan pelbagai warna .


Semua yang sedang memasak dan berehat , terperanjat mendengar jeritan itu .


" Orang jerit . Kenapa ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut .


" Dah . Hara jangan dengar suara tadi . Tu suara orang - orang gila kat depan tu . " Kata Siti Khumairah dengan lembut .


Nurzaharah memandang ke arah Nurzahirah . " Ada orang gila . Siapa ? "


" Pakcik dan kawan - kawan dia . " Balas Nurzahirah dengan nada bersahaja lalu mematikan api dan memandang ke arah wajah Nurzaharah .


" ' Owh ' . " Kata Nurzaharah dan menganggukkan kepalanya lalu mematikan api masakannya .


" Budak - budak tulah . Kalau dah berkumpul . Tak sah kalau takde yang menjerit macam tu . " Kata Sougaena Sora Akio Kenzo dengan tenang .


" Jangan pedulikan diorang . Cepat kemas yang kotor ni dulu . " Kata Siti Maisarah dengan lembut . " Rara , Hara . Bawa yang kotor tu . Bagi kat Nenek Teh dan Nenek Maryam . "


" Okey / Baik . " Kata Nurzahirah dan Nurzaharah dengan serentak .


" Sedap tak mengumpat ? " Tanya Stephen Akio Kenzo dengan tenang sambil tertawa .


" Ampun . Ampun . " Kata Aivira dengan suaranya terketar - ketar manakala Muniandy pula berusaha untuk menaiki tangga untuk menyambung semula kerjanya .


" Ketua kita ponteng . Tu . Raja Pawana tu . Semua benda gila yang kita buat dulu . Semua idea dia . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan nadanya yang bersahaja lalu , melihat ke arah wayar - wayar dan lampu - lampu yang dipasang oleh Muniandy dan Aivira . " Kita yang ikut . Dengan rela hati pula tu . "


" Janganlah puji kuat sangat . Kau ni . " Kata Ahmadi dengan jelas dan bersahaja nadanya . " Itu zaman hingus kita semua masih hijau lagi . "


Stephen Akio Kenzo mengeluh lalu menggelengkan kepalanya melihat ke hasil kerja Muniandy dan Avira . " Korang berdua ni tak ambil kelas Kemahiran Hidup ke dulu ? Tak kemas langsung . Salah ni . Ada yang salah pasang . Wayar terlebih . Lampu tu pun pasang tak betul . "


Aivira tertawa kecil . " Betul tak apa yang kitorang cakap tadi ? "


Stephen Akio Kenzo memandang ke arah rakan - rakannya yang lain dan pantas saja semua rakannya menunjuk ke arah Aivira dan Muniandy .


" Korang berdua memang mengumpat saya ke tadi ? " Tanya Stephen Akio Kenzo lalu dengan perlahan dia memegang semula tangga yang dinaiki oleh Muniandy dan Avira .


Sekali lagi , Aivira dan Muniandy menjerit dengan kuat akibat direnjat oleh Stephen Akio Kenzo dengan arus elektrik .


Puan Nancy menendang sebuah pasu bunga dengan padu sehingga hinggap ke kepala Ahmadi dengan kuat . " ' Hoi ' budak - budak gila ! Sudah jadi betul - betul gila ' ah ' ? ! "


Pendekar Bayu dan rakan - rakannya terkejut melihat keadaan itu manakala Fateh dan bersama ipar duainya pula tergamam .


En . Rajesh , Mr . Tanjiro dan En . Poh hanya tersengih sambil menyapu minyak pada kambing golek yang masih lagi berada di atas pemanggang .

Mereka bertiga adalah datuk Muniandy , datuk Stephen Akio Kenzo dan datuk kepada Mandy Chong Wei Tze .


" Hari sudah mau malam ' wo ' ! Orang sudah mau datang ! Lagi mau buat perangai ' maciam - maciam ' . " Tengking Puan Nancy dengan garang . " Cepat buat kerja . Ini baru saya ! Jangan sampai Nenek Diana lagi ' hantam ' ! "


" Apa salah aku ? " Tanya Ahmadi dengan perlahan dalam keadaaan separuh tertiarap dan saparuh tergantung di atas meja .


Maera menepuk bahu Ahmadi . " Awak ketua kitorang . "

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Para tetamu yang diundang untuk menghadiri kenduri kesyukuran dan doa selamat Pendekar Bayu dan keluarga , kelihatan gembira dan saling bersembang sesama mereka .

Mereka kagum dan memuji cara persediaan dan segala keselesaan yang telah dibuat oleh tuan rumah .


Selaku tuan rumah , Pendekar Bayu atau nama sebenarnya , Mohd . Firdaus , duduk di sisi imam , Ust . Halimin .


Dengan wajah yang tenang , Pendekar Bayu mengaminkan bacaan doa Ust . Halimin .

Matanya yang terpejam , kelihatan sedikit dibasahi oleh air mata kesyukurannya .


" Mesti buat macam ni ? " Tanya Nurzaharah dengan lembut sambil menadahkan tangannya untuk turut sama mengaminkan doa .


" ' Shhhhh ' . " Balas Nurzahirah dengan bersahaja .


Nurzaharah menutupkan mulutnya dengan kedua belah tangannya . " Tak boleh cakap ? "


" ' Shhhh ' . " Balas Nurzahirah lagi dengan tenang sambil menyuruh Nurzaharah terus menadahkan tangannya .


" ' Aaamiiin . " Kata Nurzaharah mengaminkan bacaan Ust . Halimin dengan lembut . " Aaamiiin , apa ? "


Spontan sahaja Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin mencubit dan menarik pipi Nurzahirah dan Nurzaharah dengan agak kuat .


Selepas itu , para tetamu menjamu hidangan yang disediakan .


Ahmadi dan rakan - rakannya membawa dan menambah hidangan sambil tersenyum .


Pendekar Bayu yang dibantu oleh Pendekar Bara , Dr . Hashim dan Ust . Halimin pula , memotong dan mengagihkan daging kambing bakar golek kepada para tetamu .


Fateh bersama dengan yang lain pula membawa Jug - jug minuman .


Usai sudah segala pekerjaan , Pendekar Bayu , Ust . Halimin , Pendekar Bara , Dato ' Panglima Lok tujuh dan Dr . Hasyim memberikan ' Door Gift ' kepada para tetamu yang melintasi mereka untuk berangkat pulang .


" Besar pahala awak Daus . " Kata Ust . Halimin dengan tenang sambil tersenyum .


" Takdelah . Aku cuma buat apa yang patut je . " Balas Pendekar Bayu dengan jelas lalu tersenyum dan memberikan buah tangan kepada tetamunya . " Sebagai ketua keluarga . Sebagai ayah . Sebagai hambaNya . "


Ust . Halimin tersenyum sambil membantu Pendekar Bayu . " Bukan semua yang DIA pilih untuk jaga anak yatim piatu macam anak sendiri . "

Kemudian , dia menepuk bahu Pendekar Bayu dengan lembut . " Saya doakan awak dan ahli kelurga awak akan terus istiqamah dalam buat perkara kebaikkan . "


" Amin . Amin . Amin . InsyaAllah . " Balas Pendekar Bayu dengan lembut . " Aku cuma teruskan usaha arwah isteri aku . "


Ust . Halimin tersenyum lalu menganggukkan kepalanya . " Awak jaga ramai sangat . Sampai saya pun . Dah ingat - ingat lupa , yang mana satu anak kandung awak . "


Pendekar Bayu tersenyum . " Anak kandung aku . Sarah anak sulung . Lepas beberapa tahun , Khumairah pula . Masa Mai dah umur sembilan tahun , lahir pula Didie . Tapi , orang selalu anggap Mai dan Didie tu , kembar tak seiras . Pasal , mata dan muka diorang hampir sama . Memanglah sama , pasal dah nama pun adik beradik . Kena lagi arwah Bidan Limah tu . Kau tahulah , bidan - bidan ni . Arwah cakap , Mai dan Didie tu sebenarnya kembar tak seiras tapi , kembar jauh . Bukan kembar dekat . Kau rasa ? "

Kemudian , dia duduk di kerusi dan disusuli tindakannya itu oleh Ust . Halimin yang berwajah tenang sambil tertawa kecil . " Sofea tu . Kitorang jumpa kat depan rumah ni masa aku dan mak , pulang dari Hospital , ambil arwah mak diorang dengan Mai . Terkejut juga kitorang nampak bayi menangis dalam kotak . "


Ust . Halimin menganggukkan kepalanya lalu tertawa kecil . " Saya ingatkan . Didie tu , kembar dia Siti dan Sheila . "


Pendekar Bayu tersenyum . " Sheila tu anak tunggal si Yussof ni . Siti tu pula anak kedua si Hasyim . Sibuk juga nak beranak sama - sama . Macam takde hari lain nak beranak . "


" Awak ingat , beranak boleh tangguh - tangguh ke ? " Tanya Pendekar Bara atau nama sebenarnya , Mohd . Yussof dengan lembut .


" Lepas Sarah , Mai dan Sofea dah makin membesar , Pusat Jagaan Anak Yatim kitorang tu , kitorang tutup . Aku dan arwah buat keputusan untuk tumpukan perhatian kat anak - anak . " Kata Pendekar Bayu meneruskan ceritanya . " Tapi , kitorang pastikan , semua anak yatim piatu yang kitorang jaga tu , dapat apa yang sepatutnya , macam pendidikan apa semua . Baru aku lepaskan diorang dari rumah besar ni . Semua diorang tu pun , masih teruskan hubungan kekeluargaan dengan kitorang . Daniel , Ikhwan dan Fateh . Beranikan diri untuk nak jadikan anak - anak aku sebagai isteri diorang . Anak - anak tak bantah . Aku pun terima . "


Ust . Halimin menganggukkan kepalanya . " Okeylah Daus . Saya angkat kaki dulu . "

Kemudian , dia menepuk bahu Pendekar Bayu dan selepas itu , dia saling bersalaman dengan Pendekar Bara , Dato ' Panglima Lok Tujuh dan Dr . Hasyim . " InsyaAllah . Panjang umur , kita jumpa lagi . "


Sementara itu , Siti Maisarah dan adik beradiknya saling beramah - mesra dengan adik beradik angkat mereka .

Mereka saling bergurau senda dan ada ketikanya , mereka memuji akan wajah Nurzahirah dan Nurzaharah yang benar - benar serupa . Bukan sahaja rambut yang menjadi perbezaan , malah . Tahi lalat juga menjadi ukuran . Nurzahirah memiliki tahi lalat pada pipi kanan manakala Nurzaharah pada sebelah pipi kiri .

Namun , cerita sebenar siapakah yang menculik dan menjadi dalang dalam penculikkan Siti Maisarah tidak didedahkan .

Atas permintaan Ahmadi dan Pendekar Bayu .


Siti Nursamawi meletakkan pinggannya yang berisikan hirisan daging kambing yang agak menimbun .


Ahmadi memukul bahagian bahu Siti Nursamawi dengan lembut . " Kau nilah . Makan macam orang kebuluran . Daripada tadi , aku tengok kau melantak je . Perut kau macam tak pandai penuh langsung . "


" Sayang relakslah . " Kata Siti Nursamawi lalu menyumbat mulut Ahmadi dengan hirisan daging kambing selepas mencicahnya dengan Sos BBQ pedas . " Untuk sayang juga . Nanti ayang kurus sangat , sayang tak suka . Betul tak ? Sayang yang cakap dulukan . "


Sheila Asyikin menganggukkan kepalanya sambil mengunyah salad yang penuh dalam mulutnya . " Abang yang cakap . Abang tak nak tengok Siti kurus sangat . Nanti abang tak kenal . "


Ahmadi hanya menggelengkan kepalanya lalu berlalu dan menghampiri Stephen Akio Kenzo .


Aivira pula memetik gitar manakala Aqilah , Naera dan Siti Hawa menyanyi .


" Die . Saya dalam dua tiga bulan ni . Tak dapat nak ikut awak semua . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan tenang . " Saya dan Zen ada kerja sikit . Nak buat kajian bersama . "


" Takde hallah . Kitorang okey je . Bukannya kitorang tak faham . " Balas Ahmadi lalu duduk bersebelahan dengan Stephen Akio Kenzo .


" Projek juta - juta lagi ke ? " Tanya Adam dengan jelas .


" Dah nak masuk bilion dah . Zenderalllah . Dia nak saya ikut dia untuk buat kajian kat Kutub Utara dan Selatan . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan lembut . " Saya mulanya tolak pasal , keputusan kajian ni tak menguntungkan sangat . Tapi , dia setuju nak tanggung kos untuk buat teruskan kajian ni . Saya okey jelah . Saya tanggung kos pengangkutan je . "


" Korang nak cari apa kat kawasan berais tu ? " Tanya Ratni dengan lembut .


" Kawasan sasaran kitorang tu , tempat meteor terhempas masa juta - juta tahun yang dulu . " Jawab Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Kat bahagian lapisan atas ais kat kawasan tu , kitorang ada jumpa banyak spesies organisma mikroskopik . Dia nak gali lubang untuk cari teras kawah meteor tu . Dia yakin ada banyak lagi organisma yang belum ditemui kat situ . "


" Untuk apa ? " Tanya Maera dengan jelas .


" Dia nak buat kajian untuk cari kot - kot ada yang boleh digunakannya untuk buat macam ubat ke . Vaksin ke . " Jawab Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Kos untuk tanggung kajian macam ni . Banyak sangat . Berjuta - juta . Berbilion boleh habis . Sedangkan , keputusan masih samar - samar . Kena ada modal sokongan untuk tutup balik kos kajian ni kalau tak berjaya . Pasal tu saya tak berani . Dengan ekonomi yang tak menentu sekarang ni . Tak berani saya nak tanggung risiko yang besar . "


Adam tersengih . " Saya tak faham dengan orang yang ada duit berkepuk - kepuk ni . Main juta - juta . Bilion - bilion . "


" Moral yang boleh awak pelajari . Syukur dengan duit yang awak ada . " Balas Stephen Akio Kenzo dengan jelas sambil tersengih . " Duit banyak pun . Buat sakit kepala . Tapi janganlah sampai tak cukup duit langsung . Kena berusaha juga untuk cukupkan . Tapi biar sekadar cukup dan ada simpanan untuk kes - kes kecemasan . "


" Bercakap macam Pakar Motivasi . " Kata Muniandy sambil tersengih .


" Bujang - bujang sekalian , lepas korang berpesta kat sini . Kemas dan bersihkan ye . " Kata Hagia Sofea dengan jelas .


Siti Nursamawi menganggukkan kepalanya dengan mulutnya dipenuhi dengan daging kambing .


" Dah macam muka Beruang . " Kata Siti Nurjannah dengan lembut sambil menggelengkan kepala .


Siti Nursamawi hanya tersengih lalu menyuapkan sedikit daging kambing ke mulut Siti Nurjannah .


Siti Khumairah dengan pantas menangkap suasana itu dengan Smartphonenya .


Selepas itu , mereka beramai - ramai menjadikan momen yang dipenuhi dengan suasana yang gembira dengan menangkap gambar sebagai kenangan .


Kemudian , Pendekar Bayu memanggil semua yang ada di rumah itu untuk bergambar .


Mereka berdiri bersusun di hadapan Rumah Agam Pendekar Bayu .


Siti Nurjannah memeluk lembut Siti Nursamawi . Sheila Asyikin pula dipeluk oleh Siti Maisarah , Siti Khumairah dan Hagia Sofea . Ahmadi pula dipeluk oleh Nurzahirah dan Nurzaharah dengan mesra dan gembira .

Adik beradik angkat Ahmadi juga kelihatan gembira sambil masing - masing mengatur pose dan gaya mereka .


Rakan - rakan Ahmadi pula bersedia dengan gaya pelik dan satu macam mereka dengan gembira .


Daniel , Fateh , Ikhwan dan Khalid pula berdiri pada bahagian atas sekali sambil saling memeluk bahu sesama mereka .


Duduk pada barisan hadapan sekali adalah Pendekar Bayu , Dato ' Panglima Lok Tujuh , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim serta rakan - rakan sejawatan dengan mereka di dalam Pasela .


Satu momen yang terindah untuk diabadikan . Kenangan yang terindah yang tidak akan dilupakan .


Mungkin juga adalah , kenangan terakhir yang akan terpahat di dalam ingatan .


Sebelum bermulanya satu kekecohan yang amat dahsyat yang akan mengakibatkan cahaya bertukar kepada kegelapan .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience