Ahmadi dan Sheila Asyikin memandang ke arah para Pahlawan Dunia Mitos yang berkhidmat untuk mereka dengan pandangan yang tajam dan menakutkan . Tiba - tiba , mereka berdua berubah postur dan mula duduk dengan santai seperti sedang melepak . Gaya dan postur yang bersahaja .
Semua Pahlawan Mitos itu juga turut duduk dalam keadaan yang sama seperti Ahmadi dan Sheila Asyikin .
Seorang daripada para Pahlawan Mitos itu hendak memperkatakan sesuatu tetapi dihalang oleh Ahmadi .
" Kita tunggu Quors dan Sidula dulu . " Kata Ahmadi dengan jelas lalu mengeluh perlahan .
Selang beberapa minit kemudian , Quors dan Sidula muncul . Dengan membawa banyak Beg Kertas yang mengandungi makanan dan minuman .
Stephen Akio Kenzo yang sedang menyiasat keadaan Pantai Bayu Timur berdiri di atas sebatang dahan pokok yang tinggi . Tidak lama kemudian , dia berselindung di balik batang pokok dan daun yang lebat kerana terlihat akan kelibat seorang anggota Pasela yang juga seperti sedang menyiasat kawasan itu .
" Takkan diorang pun menyiasat kawasan ni juga . " Desis hati Stephen Akio Kenzo . " Tak guna betullah . Menyibuk je . "
Maera dan Adiknya Naera pula sedang bersembunyi dan bersatu dengan semak - samun dan pohon - pohon renek di satu kawasan yang dipenuhi dengan pokok - pokok kecil . Bersembunyi daripada tiga orang anggota Pasela yang turut menyiasat kawasan itu .
Perasaan aneh menyelubungi Maera dan Naera lalu mereka berdua saling berpandangan . Satu persoalan muncul di kepala mereka . " Apa yang Pasela cuba siasat ? "
Di atas sebatang pokok yang tinggi menjulang langit , Aivira sedang memerhatikan kawasan yang berada di dalam lingkungan matanya . Pada penelitiannya , jelas bahawa Geseran Tenaga Misteri itu datang dari arah laut .
Ketika Aivira sedang meneliti penilaiannya , dia perasan akan kehadiran pergerakan beberapa orang yang mencurigakan yang berada di bawah pokok tempat dia bertenggek . Dia melihat ke bawah dan mendapati , beberapa orang anggota Pasela turut berada di kawasan itu .
" Pasela ada kat sini ? " Tanya Aivira di dalam hatinya . " Biar betul diorang ni ? "
Muniandy pula terpaksa mencari tempat persembunyian kerana beberapa orang daripada anggota Pasela turut berada di tempatnya . Sedang dia berlari , dia terlihat sebuah Lori Buah . Lori kepunyaan keluarganya .
Siti Nursamawi , Adam dan Siti Hawa duduk di luar sebuah restoran yang terdapat di Pantai Fauna sambil menikmati Jus Buah . Mereka bertiga memperlahankan perbualan mereka . Bimbang sekiranya didengari oleh pengunjung yang lain .
" Tenaga ni pelik . " Kata Siti Hawa . " Macam satu tenaga jahat yang dahsyat . "
Adam menganggukkan kepalanya . " Tenaga ni bukannya tenaga yang sebenar . Ia cuma satu tenaga perasaan . Perasaan kebencian yang teramat sangat . "
" Apa pun atau apa pun tenaga ni , kita kena berhati - hati . " Sampuk Siti Nursamawi . " Dikalangan kita , bukan seorang dua yang menyalahgunakan kelebihan yang dianugerahkan . Kebanyakkannya melakukan jenayah berprofile tinggi dan mengancam keselamatan . "
Siti Hawa mengeluh kecil . " Macam kes Pembunuh bersiri tu . Kes yang dah lama . Makan bertahun juga . Sampai pihak atasan minta bantuan kita bertiga siasat pembunuhan tu sebab semua keluarga mangsa nakkan pembelaan . "
" Naik stress juga kita dibuatnya sebab , suspek pandai larikan diri dari pihak Polis . " Celah Adam pula . " Nasib baik ada Siti . "
" Yelah . " Pinta Siti Hawa dengan lembut . " Macam mana awak tahu yang suspek tu bersembunyi kat mana waktu tu ? "
Siti Nursamawi tersenyum . " Didie dan Sheila ada ajar aku macam mana nak cari seseorang dari kalangan kita dengan hanya mengesan Gelombang Tenaga . "
Siti Hawa mengangkatkan keningnya . " Jadi ? "
Siti Nursamawi tersenyum . " Didie dan Sheila ada ajar aku macam mana nak kesan geseran tenaga seseorang . Geseran tenaga mengandungi perasaan seseorang individu . Waktu tu , suspek dalam keadaan yang agak bercelaru sebab dia tahu kita bertiga,adalah Pengguna Elemen Warna dan Cahaya sebab kita dah aktifkan deria kita . Pihak kita pula dah kepung tempat persembunyian dia , lagilah dia bercelaru . Perasan bercelaru suspek tu dan mempengaruhi getaran tenaga dia . Sebab tu aku dapat kesan . "
" Mana diorang berdua tahu teknik tu ? " Tanya Adam dengan perlahan .
" Bangsa Mitos yang ajar kat diorang . " Jawab Siti Nursamawi sambil tersenyum .
Ahmadi dan Sheila Asyikin bersama para Pahlawan Bangsa Mitos berkumpul di dalam sebuah Gua sambil menikmati makanan dan minuman ringan . Tidak ubah seperti sedang berkelah .
" Ada siapa yang tahu macam mana tenaga ni boleh ada kat dalam dunia kitorang ? " Tanya Ahmadi dengan nada yang bersahaja .
" Putih dan Paquine dah siasat perkara ni . Dia dalam perjalan ke sini sekarang . " Kata Damgo dengan jelas .
Selesai sahaja Damgo menghabiskan ayatnya , Putih , Paquine dan seorang lagi Pahlawan Bangsa Mitos berjantikan Wanita melompat dari permukaan air laut yang terdapat di dalam Gua itu .
Kemudian , sekumpulan Pahlawan Ikan Duyung pula muncul dari permukaan air .
" Boleh tak korang jauh sikit dari saya ." Kata Putih lalu menolak bahu Paquine dan Merowran . " Menyibuk je . "
Paquine dan Meowran hanya membuat muka lalu menjarakkan diri mereka dari Putih .
Putih , Paquine dan Merowran menundukkan kepala mereka di depan Ahmadi dan Sheila Asyikin sebagai tanda hormat .
" Putih , apa yang berlaku ? " Tanya Ahmadi .
" Tuan , 'dia' yang kita dah tangkap dulu tu sepeti dapat mengesan sesuatu atau seseorang yang mampu untuk membebaskan dia dari dalam penjara dia tu . " Jawab Putih dengan jelas . " Tuan dan Cik pun tahu , 'dia' yang kita dah tangkap tu memiliki keupayaan yang luar biasa . "
Sheila Asyikin memandang ke arah ketua Pahlawan Ikan Duyung . Bernama Vanessa Valarie . " Vael , awak pula macam mana ? "
" Apa yang Putih cakapkan tu betul . " Balas Vanessa Valarie dengan lembut . Suaranya yang merdu cukup mengasyikkan . Lembut menusuk kalbu . " Tenaga Hitam ni memang datangnya dari 'dia' yang awak dan Didie lawan dulu . Kedudukannya tepat di Laut Hitam,Jurang Pusaran . Saya dan semua rakan saya dah siasat perkara ni . Kita kena berhati - hati . "
" Apa maksud awak ? " Tanya Yasha dengan perlahan .
" 'Dia' tu mesti sedang rancangkan sesuatu . " Balas Vanessa Valarie dengan lembut . " Kalau tak , buat apa dia nak sebarkan atau keluarkan perasaan tenaga kebencian dia tu . "
Ahmadi mengeluh lalu menganggukkan kepalanya sebagai tanda faham akan amaran yang dinadakan oleh Vanessa Valarie . " Korang yang berelemenkan Air , aku nak korang pilih anggota pasukan korang yang korang percaya untuk mengawasi kawasan tu dan korang sendiri yang akan mengetuai misi ni . "
Semua Pahlawan Mitos yang berkhidmat untuk Ahmadi dan Sheila Asyikin menganggukkan kepala mereka .
" Putih , Paquine dan Merowran akan menjadi Ketua dalam misi ni . Apa - apa hal atau sekiranya ada yang hendak dilaporkan , laporkannya kepada diorang dan diorang akan sampaikannya kepada kitorang . " Celah Sheila Asyikin pula dengan lembut .
" Korang akan bekerjasama dengan pasukan Vanessa . " Kata Ahmadi lalu berjalan menghampiri Vanessa Valarie yang berada di dalam air . " Dengar pendapat dan pandangan dari Vanessa . Laut tu dunia diorang . Diorang lagi tahu keadaan kat dalam laut tu . "
Ahmadi merendahkan badannya lalu menyentuh dahi Vanessa Valarie dengan jari telunjuk dan jari manisnya . Satu cahaya yang berwarna Biru , Biru Muda dan Putih terpancar lalu membentuk satu corak yang indah dan abstrak di dahi Vanessa Valarie.
" Corak tu akan lindungi kau . " Kata Ahmadi dengan perlahan dan lembut . " Dengan corak tu , kau boleh lancarkan teknik - teknik kau dalam skala yang besar tanpa ada sebarang masalah . "
Vanessa Valarie membalas senyuman Ahmadi . " Awak jangan risau . Saya takkan apa - apa . "
Sheila Asyikin menghampiri Ahmadi dan Vanessa Valarie dengan senyuman yang hanya mampu dicernakan oleh Ahmadi . " Kitorang tak boleh lama kat sini . Apa kata Vanessa pergi siapkan anggota pasukan dulu . "
Vanessa Valarie menjeling lalu memandang ke arah wajah Ahmadi sebelum membawa rakan - rakannya berenang ke dalam laut .
Belum sempat Ahmadi hendak berkata sesuatu , tumbukkan sulung Sheila Asyikin tepat mencumbu wajahnya sehingga menyebabkannya terhempas ke lantai Gua dan hanya mampu mengerang kesakitan .
" Yang disebut oleh Abang Didie tadi , pergi buat kerja korang . Yang tak disebut tadi , arahkan anggota pasukan korang untuk memantau dan buat kawalan di setiap inci kerajaan kita . " Arah Sheila Asyikin sambil menarik leher baju Ahmadi ke arah Singgahsana mereka tadi .
" Baiklah . " Kata Putih lalu dengan perlahan .
" Ingat . Korang semua adalah Penjaga Diantara Dua Dunia . Pastikan pintu yang menghubungkan Dunia Mitos dan Dunia Manusia tidak diusik . Baik dari pihak kita ataupun dari pihak musuh . " Kata Sheila Asyikin lagi dengan lantang . " Sheila dan Abang akan buat pemantauan dari sini . "
" Menjunjung perintah Tuanku Puteri Pawana ! " Kata Putih dan semua rakannya dengan penuh bersemangat .
" Tapi sebelum korang pergi ... " Celah Ahmadi dengan perlahan kerana masih lagi menahan kesakitan akibat tumbukkan Sheila Asyikin sebentar tadi . " ... tolong bersihkan kawasan ni . "
Sheila Asyikin mencubit pipi Ahmadi dengan semahunya .
Muniandy yang sedang bersembunyi di dalam Lori Buah kepunyaan keluarganya sedang ligat berfikir . Bagaimana hendak melarikan diri dan bagaiman hendak bertemu dengan rakan - rakannya . Dia berfikir sambil membuka kulit Buah Rambutan .
" Dah nak dekat sejam dah ni . " Desis hati Aivira . " Macam mana nak buat ni ? "
" Tuan Didie , Cik Sheila . " Sapa seorang lagi Pahlawan Bangsa Mitos yang tiba - tiba sahaja muncul bersama warna cahaya elemennya . Namanya Kucina . Bertelinga dan berekor seperti seekor Kucing . " Dekat Pantai Biru ada sekumpulan kecil anggota Pasela . Dari penelitian saya , rakan - rakan Tuan Didie dan Cik Sheila macam mengalami sikit kesukaran . "
" Kawan - kawan aku nampak kau tak ? " Tanya Ahmadi dengan agak pantas .
Kucina menggelengkan kepalanya .
" Bagitau aku kedudukan kawan - kawan aku . " Kata Ahmadi lagi .
Maera dan Naera masih lagi berada di dalam semak dan samun kerana bersembunyi daripada beberapa orang anggota Pasela . Ketika mereka berdua hendak bergerak untuk melarikan diri , beberapa orang anggota Pasela tadi tiba - tiba sahaja jatuh ke tanah dan seperti sedang bergelut .
Dengan pantas Maera dan Naera keluar untuk melihat apakah yang sebenarnya yang sedang berlaku . Mereka berdua terperanjat lalu tersenyum lebar kerana melihat beberapa anggota Pasela tadi telah pun dibungkus oleh Ahmadi dan Sheila Asyikin dengan menggunakan Kanvas .
Maera dan Naera melenyapkan Uniform Sayap Peganiex mereka lalu menghampiri Ahmadi dan Sheila Asyikin .
Ahmadi dan Maera mengheret beberapa orang anggota Pasela yang telah mereka 'bungkus' tadi ke arah sebuah busut . Busut Semut .
" Cepat , kita selamatkan yang lain . " Bisik Ahmadi lalu dia dan rakan - rakannya berlari meninggalkan mangsa buli mereka .
Aivira masih lagi bertenggek di atas pokok . Dia tidak boleh bergerak ke mana - mana kerana , anggota Pasela adalah anggota pasukan keselamatan yang terlatih dan profesional . Sebarang pergerakan hanya akan mengakibatkan dirinya dikesan dengan mudah .
Ketika Aivira sedang ligat berfikir untuk mencari jalan untuk menyelamatkan dirinya , dia terlihat akan kelibat Maera yang berada berhampiran dengannya .
Maera bergerak dengan perlahan - lahan . Bergerak di dalam bayang pokok - pokok yang tegak kaku pada pandangan mata kasar . Langkahnya senyap . Dia yang bersama adiknya , Naera , sedang memegang dengan kemas sebuah Tong Sampah yang sarat dengan longgokkan sampah .
Ahmadi dan Sheila Asyikin sudah pun bersedia untuk memulakan langkah untuk menyelamatkan Aivira .
Maera dan Naera membuat langkah pertama . Membuat pergerakkan untuk mengumpan dua orang anggota Pasela yang menjadi penyebab kepada Aivira yang menjadi seperti Burung yang sedang bertenggek dia atas pokok .
Bunyi pergerakkan itu berhasil . Dua orang anggota Pasela itu dengan segera menuju ke arah Maera dan Naera .
Sebaik sahaja dua orang anggota Pasela itu menghampiri Maera dan Naera , Ahmadi dan Sheila Asyikin dengan pantas menendang dua orang anggota Pasela tadi dengan kuat sehingga tercampak ke dalam Tong Sampah yang dibawa oleh Maera dan Naera .
Pintu Tong Sampah ditutup dengan kemas dan sejurus selepas itu , Aivira melompat ke tanah sambil melenyapkan Uniform Sayap Peganiexnya lalu dia bersama - rakannya berlari untuk menyelamatkan dirinya mereka .
HiTech Phone Pendekar Bayu berbunyi . Dia yang pada ketika itu sedang asyik bermain Catur dengan Pendekar Bara dengan pantas mengangkat panggilan yang diterimanya .
Dahi Pendekar Bayu berkerut . Wajahnya membuat reaksi hairan . Lalu memandang ke arah Pendekar Bara yang memandang ke arahnya sambil menongkat dagu .
" Apa hal tu ? " Tanya Pendekar Bara .
" Baiklah , call Brigedier Janeral. Siti Khumairah sekarang dan cakap kat dia , datang ke HQ sekarang . " Kata Pendekar Bayu lalu berdiri dan masuk ke rumah .
" Apa hal ? " Tanya Pendekar Bayu lalu menuruti langkah Pendekar Bayu .
" Anggota kita yang diarahkan untuk menyiasat keadaan sekitar Pantai Bayu muncul kat HQ dalam keadaan yang tak masuk akal . Kita pergi ke HQ sekarang . " Balas Pendekar Bayu dengan nada yang bersahaja namun perlahan .
Berkerut wajah Pendekar Bara mendengar jawapan Pendekar Bayu .
Pada bahagian bawah bangunan Kaca Biru , sekumpulan kecil anggota Pasela yang diarahkan untuk menyiasat keadaan sekitar Pantai Bayu muncul dalam keadaan yang agak melucukan .
Dua orang anggota Pasela muncul dalam keadaan yang berbau busuk diselaputi cecair kotor yang meloyakan sehingga menyebabkan dua orang anggota Pasela itu termuntah - muntah di atas lantai .
Ada yang muncul dalam keadaan yang dibaluti dengan Kanvas yang diikat dengan kemas serta dihurung oleh Semut sambil meronta - ronta untuk melepaskan diri .
Ada juga yang muncul dalam raga Buah - buahan sambil memeluk erat beberapa biji Buah Durian . Pada bahagian kepala pula terletak kemas kulit Limau Bali . Juga muncul dalam keadaan yang terikat kemas .
Share this novel