Rate

BAB 52 PEMANGSA DIBURU

Fantasy Series 3820

Siti Nursamawi dengan pantas memakai satu alat pada mata kirinya dan kemudian , dia mengacukan Pistolnya ke depan .

Diikuti dengan Siti Hawa yang juga melakukan tindakan yang sama .


Kereta suspek serangan masih lagi bergerak pantas . Deras bagaikan air terjun yang menjunam ke bawah .


Siti Nursamawi dan Siti Hawa melepaskan tembakkan mereka ke arah Kereta Suspek .


Orang ramai bertemperian lari dan pelbagai jenis kenderaan pula , ada yang berhenti dan ada yang menukarkan haluan .


Selepas melepaskan beberapa das tembakan , Siti Nursamawi dan Siti Hawa kehairanan .


" Kereta suspek kalis peluru . " Kata Siti Hawa dengan tenang .


" Kalau kalis peluru . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . Tenang sahaja nadanya .

Kemudian , dia menghalakan Pistolnya ke arah tayar kereta suspek dan terus melepaskan pelurunya .


Peluru Siti Nursamawi terkena pada tayar kereta yang dinaiki oleh penyerang .

Oleh kerana dipandu dengan laju , kereta penyerang itu terbabas dan kemudiannya , tergolek - golek di atas jalan .

Namun , satu keadaan yang tidak dijangkakan berlaku .


" ' Wwhhhooaaa ' " Kata Siti Nursamawi dan Siti Hawa dengan serentak dan senada . Berselimutkan reaksi wajah kagum yang semacam .

Kereta itu melalui atas kepala mereka .


Selepas itu , Kereta itu bertukar menjadi sebuah Robot. yang menakutkan .


Dua biji Superbike melanggar Robot tadi dengan tiba - tiba Menyebabkan , beberapa letupan terhasil .

Adam dan Ratni muncul di sisi Siti Nursamawi dan Siti Hawa .


Kemudian , tanpa banyak bicara . Siti Nursamawi dan rakan - rakannya melepaskan tembakan ke arah Robot tadi .


Tiba - tiba , satu alat yang canggih menusuk leher Robot tadi dan terus sahaja melancarkan arus elektrik .


Tidak lama selepas serangan itu , anggota Kumpulan Sayap Peganiex muncul di sekitar kawasan panas itu .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Ahmadi dan Pendekar Bayu memandang ke arah Televison dengan gaya mereka yang bersahaja .

Ahmadi dengan reaksi wajah semacamnya manakala Pendekar Bayu pula , hanya terus memandang ke arah siaran television sambil mengunyah kacang .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Robot yang baru sahaja hendak bangkit tadi terus layu dan rebah menyembah ke jalan yang berturapkan aspal .


" Jangan bergerak . Jauhkan diri dari kawasan ni . " Kata ' Ahmadi ' . Selaku Ketua Sayap Peganiex . " Awak berempat , arahkan orang awam agar jangan hampiri kawasan ni . "


Siti Nursamawi hanya tersengih lalu dia dan Ratni mengarahkan semua orang awam agar menjauhi kawasan itu .

Sementara Siti Hawa dan Adam pula dengan pantas menghubungi Pasukan Keselamatan .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Laporan terkini . Kelihatan empat individu , sedang mengarahkan orang awam dan mengawal keadaan lokasi dengan , mengarahkan orang awam agar menjauhi kawasan kejadian . " Kata Wartawan Lokasi yang telah pun berada di tempat kejadian .


Selepas itu . Rakaman memaparkan Siti Nursamawi , Adam , Siti Hawa dan Ratni sedang melaksanakan tugas mereka dengan bersilih - ganti . " Empat individu itu telah pun dikenalpasti . Mereka ialah Kapten Siti Nursamawi . Kapten Adam . Kapten Siti Hawa dan Kapten Ratni yang merupakan Pegawai Tertinggi Senior Pasukan Keselamatan dan merupakan , Ketua Pasukan Penembak Tepat negara . "


" Saya tak sangka pula Cik Siti dan rakan - rakannya tu , hebat . Bukan calang - calang tugas diorang . " Kata Tatsumaki dengan tenang . " Padanlah dengan cara diorang bercakap . Tegas semacam je . "


" Sayap Peganiex macam dah dapat kawal keadaan . " Kata Prof . Zenderall dengan jelas . " Nampaknya . Kes ni akan jadi kes berprofile tinggi . "


" Bukan nak cakap apa . Tapi . Macam Sayap Peganiex dah dapat tahu . Penyerang akan serang rumah ni . " Kata Ahmadi dengan tenang .


" Didie nak cakap . Pakcik ada musuh ke ? " Tanya Sougaena Chong Wei Lee dengan tenang .


Ahmadi tidak menjawab pertanyaan Sougaena Chong Wei Lee itu . Dia hanya tersengih .


" Pakcik janganlah kecil hati . " Sampuk Stephen Akio Kenzo sambil tergelak kecil .


" ' Woi ' . Korang tak nak makan ke ? " Jerit Muniandy sambil menyapu minyak berperisa pada ayam yang sedang rancak menari di atas pemanggang . " Dah masak ni . "


" Ai . Kau ambilkan ayam tu . tujuh ketul cukuplah . Letak madu sekali . " Kata Ahmadi dengan bersahaja sambil memukul lembut bahu Aivira .


" Kenapa pula saya yang kena ambil ? Awak yang nak makan . Pergilah ambil sendiri . Suruh orang pula . " Balas Aivira sambil membuat muka .


Ahmadi merapatkan sedikit wajahnya ke wajah Aivira yang telah pun berselimutkan reaksi yang semacam . " Sejak bila pula kau dah pandai melawan ni ? "


Maera pula menghampiri Aivira lalu menyapu belakang kepala Aivira . " Ai . Ai budak baikkan . Pergilah ambilkan ayam tu untuk kitorang . "


Selepas itu , Stephen Akio Kenzo pula memeluk bahu Aivira . " Budak baik . Mesti dengar cakap . Tak elok jadi budak jahat . Nanti kena tarik telinga . "


" Korang janganlah buli dia . " Kata Muniandy sambil dia memindahkan ketulan kepak ayam ke dulang kecil . " Ai . Cepatlah ambil ayam ni . Bagi kat diorang . "


Aivira berjalan ke luar dan menghampiri Muniandy sambil berjalan dengan menghentak - hentakkan kakinya .


" Asy . Kau tolong ambilkan kepak ayam tu . " Kata Pendekar Bayu lalu memukul lengan Sougaena Asyura dengan lembut . " Letak madu banyak sikit . "


" Beri satu sebab . Kenapa saya yang kena ambilkan untuk awak semua ? " Tanya Sougaena Asyura dengan jelas . " Nak makan . Pergilah ambil sendiri . "


" Pasal . Antara ramai - ramai kita kat sini . Awak yang paling bungsu . " Balas Dato ' Sri Panglima Jentayu dengan jelas . " Saya dah jawab . Cepat ambil . Kepala saya dah sendat ni . Pergi cepat . Jangan nak melawan sangat . Asyura budak baikkan . "


Sougaena Asyura berjalan keluar sambil menghentak - hentakkan kakinya .


" Cik Muda Rara tak macam tukan ? " Tanya Rissa sambil memegang dan menggoyang - goyangkan tangan Nurzahirah dengan lembut .


Nurzahirah memandang ke arah Rissa sambil tersenyum lebar .


" Awak janganlah risau . " Kata Mandy Chong Wei Tze lalu memeluk bahu Rissa sambil tersenyum lebar . " Saya dan Rara takdelah macam tu . Kitorang ni , baik . "


Siti Aisyah dan Tatsumaki yang bersandar pada tiang berpeluk tubuh lalu mengeluh .


" Awak nak tahu tak ? " Tanya Tatsumaki dengan lembut .


" Apa dia ? " Tanya Siti Aisyah dengan nada yang bersahaja .


" Cik Muda berdua tu . Diorang nak buli Rissa . " Jawab Tatsumaki dengan jelas .


" Saya rasa . Kita kena jaga diorang bertiga tu . " Kata Siti Aisyah dengan jelas dan tenang .


" Tak pasal - pasal pula kita kena jadi Kakak untuk diorang bertiga tu . " Balas Tatsumaki lalu mengeluh . " Macam leceh pula saya rasa . "


" Sekurang - kurangnya . Saya adalah juga kawan untuk jadi penjaga tak bertauliah . " Kata Siti Aisyah pula .


" Awak dah memang dah jadi penjaga ke untuk diorang berdua tu ? " Tanya Tatsumaki dengan jelas lalu dipandangnya wajah Siti Aisyah . " Maksud saya . Cik Muda Rara dan Cik Muda Mandy . "


" Awak rasa ? " Tanya Siti Aisyah kembali lalu dibalasnya pandangan mata Tatsumaki .


Tatsumaki dengan spontan meletakkan dahinya ke bahu Siti Aisyah lalu dia mengeluh .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Tali rentang telah pun dipasang untuk menghalang orang awam daripada mendekati dan menghampiri kawasan kejadian .


Kelihatan Siti Nursamawi bersama dengan semua rakannya berada bersama dengan kumpulan Sayap Peganiex .


' Maera ' membuka bahagian pemandu Robot itu . Kemudian , dia terhenti . Dia agak terperanjat .


" Apa hal ? Tanya Adam . " Kenapa ? "


" Mana ada orang kat dalam ni . " Jawab ' Maera ' dengan jelas .


" Apa ? " Reaksi spontan Siti Nursamawi lalu dia saling berpandangan dengan Siti Hawa dan Ratni .


' Ahmadi ' menghampiri ' Maera ' dan melihat ke dalam Robot itu .

Kemudian , dia terlihat akan sehelai kertas yang bertuliskan sesuatu .

Diambilnya kertas itu dan dia terperanjat tatkala membaca apa yang tertulis pada kertas yang berupa sebuah nota . Nota ugutan .

Kemudian , dia melompat turun daripada Robot itu .


Siti Nursamawi menghampiri ' Ahmadi ' dengan pantas . " Kertas apa tu ? "


' Ahmadi ' menyerahkan kertas itu kepada Siti Nursamawi .


Siti Nursamawi dengan segera memakai sarung tangan dan mengambil kertas tadi .

Dia terperanjat sebaik sahaja dia membaca isi kandungan yang tertulis pada nota ugutan itu .

Bukan dia sahaja malah , Adam , Ratni dan Siti Hawa juga turut terperanjat sama .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


" Pasukan keselamatan tidak menemui suspek di dalam kenderaan yang telah pun bertukar menjadi Robot itu . " Lapor Wartawan Lokasi dengan jelas . " Tapi . Menurut laporan daripada siasatan awal yang dilakukan oleh Sayap Peganiex . Terdapat sehelai kertas yang mengandungi satu ugutan . "


Ahmadi dan semua rakannya berdiri di muka pintu sambil mendengar laporan berita .


" Iecah . Awak rasa . Apa yang tertulis kat kertas tu ? " Tanya Tatsumaki .


" Entahlah . Banyak perkara yang kita tak pasti yang boleh je berlaku . " Jawab Siti Aisyah dengan jelas . " Tapi . Awak kena bersedia . "


" Sedia berperang . " Balas Tatsumaki sambil tersenyum . " Nampaknya . Perang memang akan berlaku . Tunggu masa je . Tiba je masa dia . ' Booom ' . "


Siti Aisyah tertawa kecil . " Saya suka cara kita berfikir . "


Tatsumaki tertawa kecil lalu saling melagakan penumbuknya dengan penumbuk Siti Aisyah ke atas dan ke bawah dan kemudian , mereka menemukan penumbuk mereka .


" Tengok tu . " Kata Nurzahirah dengan jelas . Dia berpeluk tubuh . Berdiri di sisi kirinya adalah Mandy Chong Wei Tze .

Pada sisi kanannya pula adalah , Rissa .


Mandy Chong Wei Tze dan Rissa juga saling berpeluk tubuh .


" Mesti diorang tengah rancang sesuatu yang tak elok . " Kata Mandy Chong Wei Tze .


Rissa menganggukkan kepalanya .


" Saya kena pergi ke sana untuk lihat sendiri apa yang tertulis kat kertas tu . " Kata Dato ' Sri Panglima Jentayu dengan jelas .

Kemudian , dia dengan segera menuju ke Keretanya .


" Dia dah berambus dah . " Kata Sougaena Raj dengan lembut . " Kita masih nak berlabuh kat sini lagi ke ? "


Belum sempat Pendekar Bayu bersuara , Nenek Diana terlebih dahulu bersuara dengan lantang . " Korang semua jangan balik dulu ! Kemas rumah ni ! Bersepah ! Sekarang ! "

Kemudian , dia melihat pula ke arah Ahmadi dan rakan - rakan Ahmadi . " Tengok ! Anak - anak korang ! Malulah sikit ! Kemas rumah ni sekarang ! "


Pendekar Bayu menoleh ke arah Ahmadi dan semua rakan Ahmadi .


Kelihatan Ahmadi dan semua rakannya mengemas dan membersihkan kawasan tempat mereka memanggang tadi .


Kelihatan Aivira sedang mengesat peluh di dahinya dengan wajah yang amat keletihan .

Muniandy pula sedang membuang pinggan dan gelas pakai buang ke dalam plastik sampah yang dipegang oleh Aivira .

Maera dan Naera pula sedang menyapu .

Ahmadi dan Sheila Asyikin pula sedang mengemas tempat memanggang dan memunggah sisa arang kayu .


Selepas itu , Pendekar Bayu membuang pula pandangannya ke arah Nurzahirah dan rakan - rakan Nurzahirah .


Nurzahirah , Rissa dan Mandy Chong Wei Tze sedang mengemas ruang tamu .

Manakala Siti Aisyah dan Tatsumaki pula sedang mengemas pinggan dan gelas .


Selepas itu , matanya tertarik pula ke arah Prof . Zenderall dan Stephen Akio Kenzo yang sedang mengemas kerusi dan meja pada halaman rumah .


" Budak - budak ni . Memang ' terer ' betul dalam mengampu tahap langit ke tujuh macam ni . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas bersama keluhan yang kecil .


Pendekar Bara menepuk bahu Pendekar Bayu dengan lembut . " Nampaknya . Kita ada pewaris dalam hal ni . "


" Kita kena terima ni semua . " Kata Dr . Hasyim pula . " Dengan hati yang terbuka . Atau . Kita kena paksa hati kita untuk terbuka dan biarkan hati kita untuk terima ni semua . "


Pendekar Bayu dan semua rakannya mengeluh .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Waktu malam . Waktu perdana untuk berita hal ehwal dalam dan luar Pulau .


Kelihatan Ahmadi sedang duduk di atas sofa dengan kakinya diluruskannya secara bersilang sambil digoyang - goyang .

Tangannya diletakkannya di belakang kepalanya sambil dia menghisap Lolipop . Wajahnya bersahaja namun , mindanya berputar untuk mencari jawapan kepada satu persoalan .


Nurzahirah pula , duduk di sisi kanan Ahmadi sambil mengunyah Chewing gum dan memangku bantal sofa .

Di kanannya pula , Sheila Asyikin yang juga sedang mengunyah Chewing gum sambil memeluk bantal sofa .


Siti Nursamawi pula duduk disisi kiri Ahmadi yang turut memeluk bantal sofa dan bersilang kaki .

Sambil menonton berita , dia juga asyik mengunyah Chewing gum .


" Motif serangan masih lagi dalam siasatan . Jadi . Saya berharap . Pihak media dan masyarakat jangan membuat sebarang andaian dan menyebarkan berita - berita yang tidak sahih . " Kata Dato ' Sri Panglima Jentayu yang sedang memberikan jawapan dalam satu sidang media tergempar . " Ia akan hanya , mengganggu siasatan pihak berkuasa dalam menjalankan siasatan . "


" Aku tak sedap hatilah dengan serangan ni . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . " Kalau Prof . Rash nak ugut atau nak cabar pasukan keselamatan , kenapa dia nak cabar Sayap Peganiex juga ? "


" Tapikan . Yang lagi pelik . Kenapa , dia serang rumah Mandy ? " Tanya Sheila Asyikin dengan manja . " Kalau dia nak sangat nak cabar Sayap Peganiex atau pasukan keselamatan . Kenapa dia tak godam je siaran television dan , terus je cabar Sayap Peganiex ? Takpun . Dia boleh je terus buat huru - hara . "


" Lagi satu . Apa kaitan Pakcik Chong Wei Lee dengan Sayap Peganiex ? " Tanya Nurzahirah pula . " Sayap Peganiexkan penyiasat persendirian . Mana terikat dengan mana - mana individu atau organisasi tertentu . "


Ahmadi hanya mendiamkan dirinya sambil kepalanya terus mencari jawapan .


" Rara . Buang Chewing gum tu . Baru je habis makan . Dah kunyah makanan perosak tu . " Kata Siti Khumairah dengan lembut lalu duduk di atas sofa selepas dia meletakkan sedulang minuman . " Rara nak buang atau , nak Ummi korek mulut Rara ? "


Nurzahirah dengan segera berlari ke dapur dan datang semula .

Terus sahaja dia duduk di sisi Siti Khumairah .


" Jangan ikut tiga orang tu . " Kata Siti Nurjannah . " Perut diorang tu kilang radiasi . Tenggiling pun boleh hadam . "


Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin tergelak kecil .


" Bongoklah Kak Janne ni . " Kata Siti Nursamawi lalu ditelannya Chewing gum yang dikunyahnya .


" Siti telan ke ? " Tanya Hagia Sofea pula .


Sheila Asyikin tersenyum dan kemudian dia tertawa kecil .


" Didie fikir apa ? " Tanya Siti Khumairah .


" Takde apa - apalah . " Jawab Ahmadi dengan lembut .


" Sayap Peganiex kena ugut . " Kata Hagia Sofea . " Korang nak keluar tak ? "


" Tak . Takde keperluan untuk Sayap Peganiex nak keluar semata - mata pasal serangan ni . " Balas Ahmadi dengan jelas dan tenang . " Lagi pun . Rash dah hilang jejak . Andy dan Ai dah cuba jejak tapi tak jumpa . "


" Hilang jejak ? " Tanya Siti Nurjannah dengan agak pantas . " Ada kemungkinan tak Prof . Rash ni , pengganti Akham Nessela tu ? "


" Dia tak layak nak jadi pengganti Akham Nessela . " Jawab Ahmadi dengan tenang .

Kemudian , dia menggeliat lalu , ditolaknya kepala Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin dengan bersahaja . " Dia terlalu lembut kalau nak dibandingkan dengan Akham Nessela . Pengganti Akham Nessela kena kejam dan takde hati perut . Takde usus . Takde jantung . Takde paru - paru . Takde semua organ . Yang ada , bodoh yang bertingkat - tingkat je . "


Siti Nursamawi melibas bantal sofa ke wajah Ahmadi . " Kau ni dah kenapa ? "


" Buat sementara waktu ni . Kita cuti . Tapi berhati - hati . " Kata Ahmadi dengan tenang . " Akak bertiga tolong tengok - tengokkan Rara dan budak yang berdua lagi tu . Dengan dua orang gila ni sekali . "


" Didie nak ke mana ? " Tanya Siti Khumairah .


" Ada hal sikit . " Jawab Ahmadi sambil tersenyum .


" Kau jangan nak macam - macam . " Pintas Siti Nursamawi lalu dicekaknya leher baju Ahmadi dengan agak kasar . " Aku cakar muka kau nanti . Kau nak ke mana ? "


" Boleh tak abang jangan selalu nak gerak sorang - sorang . " Kata Sheila Asyikin dengan manja . " Abang tu dalam bahaya . "


Ahmadi melepaskan tangan Siti Nursamawi daripada terus mencekak leher bajunya .

Kemudian , dia beralih ke arah kaki sebelah kanan Siti Khumairah . " Korang tu ganas sangat . Suka buli aku . Aku nak pergi tenangkan minda . "


" ' Owh ' , baru sekarang kau cakap kitorang ni ganas . Jahat . " Kata Siti Nursamawi dengan ganas . " Kenapa dulu - dulu kau tak berbunyi ? Sekarang pula kau dah pandai bising ? "


" Betul Siti cakap . Kenapa dulu abang tak pernah cakap macam tu ? " Tanya Sheila Asyikin dengan manja bersulamkan nada geram . " Kenapa sekarang baru abang cakap macam tu ? "


Siti Nurjannah melemparkan bantal sofa ke arah Siti Nursamawi . " ' Eleh ' , merajuk konon . "


" Die . Akak tengok . Vanessa tu , macam baik je perangai dia . " Kata Hagia Sofea dengan lembut . " Memang dah lama ke kenal Vanessa tu ? "


" Dah lamalah . " Jawab Ahmadi dengan pantas . " Dari kecil lagi . "


" Apa salah satu personaliti dia yang yang Didie suka ? " Tanya Siti Nurjannah sambil tersengih dan melirik ke arah Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin yang sedang dicengkam oleh perasaan kegeraman yang membuak - buak .


" Suara dia . Dia pandai menyanyi . " Jawab Ahmadi . " Dia kalau dah menyanyi . Suara dia memang merdu . Kalau akak dengar , memang meremang bulu roma . "


" ' Eeeisshhh ' ! Meluat betul aku dengar ! Marilah Sheila ! " Ajak Siti Nursamawi lalu bergerak menuju ke tangga . " Pergi kahwin dengan Ikan Duyung tu ! Pujilah Vanessa tu banyak - banyak ! Diakan cantik ! Baik ! "


Sheila Asyikin menghumban bantal sofa ke arah Ahmadi dengan gaya manja geramnya .


Nurzahirah tertawa . " Kakak Patung dan Kakak Pipi tembam cemburu . Geli tengok . "


" Diam ! Rara tidur kat bilik Rara malam ni ! " Kata Sheila Asyikin dengan gayanya yang seperti budak - budak yang sedang marah .


Siti Khumairah dan rakan - rakannya tertawa melihat gaya Siti Nursamawi dan Sheila Asyikin yang marah sedang menaiki tangga .


" Mana ayah ? " Tanya Ahmadi dengan tiba - tiba .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Pendekar Bayu memandu Keretanya keluar daripada kawasan hutan .

Dia dan Pendekar Bara serta Dr . Hasyim meninjau kawasan anak sungai yang ingin mereka jadikan tapak untuk memancing .


" Kalau dah sampai rumah nanti . Korang tak urut - urut badan aku . " Kata Pendekar Bayu dengan bersahaja . " Aku pijak jantung korang sampai lunyai . "


" Dia nilah . Tak pandai sabar . Macam tak boleh pergi esok . " Kata Dr . Hasyim lalu menarik telinga Pendekar Bara . " Umpan pun tak cari lagi . "


" Yelah . Kenalah pergi tengok - tengok dulu tempat tu . " Balas Pendekar Bara dengan agak pantas . " Dah lama kot kita tak jenguk tempat tu . Kot - kot dah ada rumah kat situ . Siapa tahu . "


Pendekar Bayu memberhentikan kenderaannya . Dipandangnya wajah Pendekar Bara dengan tenang . " Cuba kau cakap . Siapa yang nak buat rumah kat tempat tu ? "


" Manalah saya tahu . Kita tak tahu . Ragam orang ni macam - macam . " Balas Pendekar Bara dengan bersahaja . " Kat bawah tanah pun boleh buat rumah . Inikan pula kat tempat macam tu . Kan ? Betul tak ? "


Pendekar Bayu mengeluh .


Dr . Hasyim menyapu belakang kepala Pendekar Bayu dengan lembut . " Apa kata abang pandu kereta ni sekarang . Kalau kita lambat . Mengamuk Gergasi - gergasi lagenda kat rumah tu . "


" Cepatlah balik . " Kata Pendekar Bara pula sambil menghentak - hentakkan kakinya seperti budak kecil . " Nak mandi . Nak makan . Nak tidur . "


Pendekar Bayu tersenyum . " Kita lepak dulu kat Restoran Janda tu nak ? "


Pendekar Bara dan Dr . Hasyim tersenyum lebar .


Pendekar Bayu meneruskan semula perjalan mereka .


" Awak duduk diam - diam . Awak tu dah ada bini . Dah ada anak . " Kata Pendekar Bara dengan nada tawanya yang kecil . " Saya dan Abang Besar je boleh . "


Pendekar Bayu dan Pendekar Bara ketawa bersama - sama .


Pendekar Bayu memperlahankan kenderaannya kerana , terlihat satu kenderaan di simpang keluar .

Kemudian , dia memberhentikan kenderaannya .


" Kereta siapa pula tu ? " Tanya Dr . Hasyim . " Habis bateri ke ? "


" Nak keluar ke ? " Tanya Pendekar Bara .


" Bawa Pistol . " Kata Pendekar Bayu dengan tenang .


Pendekar Bara bersama dengan Dr . Hasyim dan Pendekar Bayu perlahan - lahan keluar daripada perut kereta .


Mereka bergerak perlahan - lahan sambil melihat dan meneliti keadaan sekitar yang agak malap .


Pendekar Bara menghampiri bahagian pemandu kereta itu namun , tidak ada seorang pun di dalamnya .

Ketika dia membuang pandangannya ke arah Pendekar Bayu . Dia terperanjat kerana melihat , Pendekar Bayu dan Dr . Hasyim kaku tidak bergerak .


Leher Pendekar Bayu dan Dr . Hasyim telah pun diacukan sebilah Pedang yang tajam .


Pendekar Bayu hanya mampu menjatuhkan Pistolnya ke tanah diikuti oleh Pendekar Bara dan Dr . Hasyim .


" Berapa agaknya kepala ayah kepada Didie ye ? " Tanya penyerang yang menyerang Pendekar Bayu dengan nada tawa yang sinis yang menyampah .


Seorang Pahlawan Mitos muncul dari celah - celah kegelapan dan kepekatan malam dengan nada ketawa yang agak sombong dan bongkak . " Tak sangka betul . Kerja ni . Senang je . Tapi bayarannya . Memang lumayan . "


" Korang ni , pembunuh upahan ke ? " Tanya Pendekar Bayu dengan tenang .


" Yang Professional . " Kata Penyerang yang menyerang Pendekar Bayu dengan jelas . " Tak ada lagi yang dapat lepaskan diri dan hidup untuk ceritakan kehandalan kitorang . "


Pendekar Bayu dengan pantas mengeluarkan beberapa Bilah Angin yang agak panjang daripada belakangnya .

Bilah Angin tadi terus bergerak ke kiri dan ke kanan .


Tubuh penyerang Pendekar Bayu tadi terhiris seperti Timun yang terhiris tiga dan keadaan itu telah memeranjatkan penyerang yang menyerang Pendekar Bara dan Dr . Hasyim .


Keadaan itu dimanfaatkan oleh Pendekar Bara dan Dr . Hasyim untuk melakukan serangan mengejut .


Namun , Penyerang Pendekar Bara dan Dr . Hasyim dapat mengelak serangan kilat itu dan berganjak ke belakang .


" Takdelah hebat sangat . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas . " Macam main dengan budak - budak je . "


Kumpulan Pembunuh upahan yang tiba - tiba muncul itu dengan pantas meningkatkan Tenaga Dalaman mereka .


Dan pada ketika itu jugalah . Ahmadi , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi yang sedang berada di ruang dapur sambil bercerita sedikit tersentak .


" Korang dah kenapa ? " Tanya Siti Nursamawi dengan nada kehairanan .


" Ada Pertarungan Elemen kat dunia ni . " Kata Ahmadi dengan jelas . " Mari ! "


Pertarungan antara Pendekar Bayu , Pendekar Bara dan Dr . Hasyim dengan pembunuh upahan dari Dunia Mitos tidak dapat dielakkan .


" Kau dah bunuh kawan kitorang ! Aku akan pastikan ! Kepala kau akan jadi cagaran untuk dapatkan ketulan emas seberat badan kau ! " Kata ketua kumpulan pembunuh upahan itu .

Selesai sahaja dia menghabiskan ayatnya , dia tercampak ke arah sebatang pokok yang agak besar .


" Kalau kau berani ! Kau buat depan aku ! " Kata Ahmadi dengan jelas lalu menjelmakan sepasang Dagger lurus yang mana bilahnya , dihiasi dengan corak Bunga Salji .


Selepas itu , Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi muncul di sisi kanan dan kiri Ahmadi .


" Didie ! Aku akan bunuh kau sekali ! Kau dah banyak bunuh kawan - kawan aku ! Kau akan menyesal sebab muncul kat depan aku ! Manusia bangsat ! " Kata Ketua Pembunuh Upahan yang tercampak tadi dengan geram . " Nama aku akan diingati sampai bila - bila ! Yabola si Pembunuh Upahan ! Pasal dah dapat bunuh kau ! Manusia Keparat ! "


" Apa kata kau bunuh aku dulu . Lepas tu , kalau kau nak menyalak sampai kau mati pun aku tak kisah . " Balas Ahmadi dengan renungan matanya yang tajam .

Kata - katanya itu telah menyebabkan Pendekar Bayu saling berpandangan dengan rakan - rakannya .


Siti Nursamawi juga terperanjat dengan apa yang didengarinya itu sehingga dia melirik ke arah Sheila Asyikin yang telah pun bersedia untuk bertarung .


Yabola dengan dua orang rakannya meluru ke arah Ahmadi dengan ganas .


" In ! Siti ! Jaga ayah ! " Kata Ahmadi dengan jelas lalu melenyapkan dirinya dan muncul di atas Yabola dan terus sahaja melancarkan serangan mautnya dengan pantas .


Pertarungan antara Ahmadi dengan Kumpulan yang diketuai oleh Yabola itu berlaku dengan amat pantas .


" Pantasnya . " Kata Pendekar Bara dengan jelas . " Sheila . Macam ni ke Sheila dan rakan - rakan yang lain , bertarung kat Dunia Mitos ? "


" Ye . Macam nilah . " Kata Sheila Asyikin dengan suaranya yang jelas namun , nada manjanya . Tidak lagi kedengaran .

Perubahan nada suaranya itu telah memeranjatkan Pendekar Bara , Pendekar Bayu dan Dr . Hasyim . " Setiap Pahlawan Elemen Warna dan Cahaya yang ada kat Dunia Mitos , ada kategori - kategori atau , kelas yang tersendiri . "


Bulu roma Pendekar Bara meremang taktala nada Sheila Asyikin itu memasuki dan menyapa gegendang telinganya .

Personaliti manja dan kebudak - budakkan Sheila Asyikin itu telah lenyap .

Telah berubah dalam sekelip mata .

" Boleh Ayah Bayu tahu . Yang bertarung kat depan kita ni , Pahlawan daripada kelas yang mana ? " Tanya Pendekar Bayu dengan agak berhati - hati nadanya kerana , dia juga agak terperanjat mendengar dan melihat perubahan pada nada suara dan tingkah laku Sheila Asyikin .


" Assassin . " Jawab Sheila Asyikin dengan jelas . Dia menggenggaman penumbuknya dengan erat . Darahnya menggelegak .

Satu perubahan telah berlaku pada Tenaga Elemen Warna dan Cahayanya . Emosinya juga mula meruap .

Namun , perubahan itu tidak mampu untuk disedari oleh semua yang berada di situ .


Ahmadi melancarkan serangannya yang memancarkan cahaya berwarna Hijau bersama dengan cecair yang juga berwarna Hijau .

Salah seorang daripada lawannya menggelupur di atas tanah sambil menjerit kesakitan .

Tidak lama kemudian , lawannya itu mati dengan riak wajah yang menakutkan . Dengan tubuh yang berwarna Hijau Kehitaman .

Selepas itu , dia terus sahaja menendang Yabola dengan kuat sehingga lawannya itu terpelanting ke arah sebatang pokok yang besar .

Tidak mahu berlengah , dia kemudiannya melibaskan senjatanya ke arah sendi siku dan lutut seorang lagi lawannya sehingga musuhnya itu terjelopok ke tanah dengan tidak mampu melakukan apa - apa .

Lawannya yang terjelopok tadi hanya mampu menjerit kesakitan .


Yabola yang baru sahaja berdiri tiba - tiba sahaja menjerit kesakitan kerana , Ahmadi melontarkan senjatanya ke bahunya sehingga mata senjata Ahmadi itu menembusi bahunya dan terlekat ke batang pokok tempat dia tercampak tadi .

Sambil menjerit kesakitan , dia cuba untuk menarik Dagger Ahmadi yang tertusuk pada bahunya namun , sebilah lagi Dagger Ahmadi tertusuk pada atas tapak tangannya yang cuba untuk mencabut Dagger Ahmadi tadi .


Ahmadi perlahan - lahan berjalan dan menghampiri Yabola .


" Kau akan mati ! Makhluk bangsat ! " Jerit Yabola dengan lantang . " Kau , dan semua ahli keluarga keluarga kau takkan selamat ! Kawan - kawan kau pun akan terima nasib yang sama ! Manusia celaka ! "


Sheila Asyikin mengajak semua yang berada di situ untuk menghampiri Ahmadi .


" Kerajaan mana yang upah korang ni untuk bunuh ayah aku ? " Tanya Ahmadi dengan jelas .


Yabola hanya tertawa bersulamkan kesakitan . " Korang semua akan mati ! Makhluk bangsat ! "


Ahmadi menjelmakan corak abstrak pada lengan kanannya lalu , beberapa orang Pegawai Penjara DiRaja Lagenos muncul bersama dengan pancaran cahaya warna Elemen masing - masing . " Korek minda diorang sampai korang jumpa siapa yang tawarkan ganjaran kat diorang ni . "


Pegawai - pegawai DiRaja Lagenos yang meamakai topeng yang menakutkan itu melaksanakan arahan Ahmadi .


" Bawa sekali mayat tu . " Arah Sheila Asyikin pula dengan jelas dan tegas .


Sebaik sahaja Pegawai - pegawai DiRaja Lagenos itu melenyapkan diri mereka dengan membawa sekali Kumpulan Yabola , Ahmadi dengan pantas menghasilkan Lingkaran Taisa dan melenyapkan diri mereka semua dan muncul semula di ruang tamu rumah .


Kemunculan Ahmadi bersama dengan yang lain telah memeranjatkan semua isi rumah yang masih lagi berborak .


Nenek Diana yang sedang menyulam renda yang duduk di atas Kerusi Malas pula , seperti tidak mengendahkan keadaan itu .


" Bang Fateh , Abang Khalid dan Abang Ikhwan . Tolong berkawal kat luar malam ni . Sekarang . " Kata Ahmadi dengan jelas dan agak tegas nadanya . " Ayah baru je nak kena bunuh . Ada Pembunuh Upahan dari Dunia Mitos yang nak bunuh tiga orang ayah ni tadi . "


Nenek Diana yang duduk di atas kerusi malas sambil mengait rendanya hanya mendiamkan diri .


Terperanjat Fateh dan semua yang berada di situ sebaik sahaja Ahmadi menghamburkan kata - katanya .


" Siti jadi ketua . Sheila dan abang ada kerja sikit . " Kata Sheila Asyikin pula dengan jelas dan tegas nadanya lalu , dia menjelmakan Baju Tempur Elemen Warna dan Cahayanya .


Selesai sahaja Sheila Asyikin menghabiskan ayatnya , dia bersama dengan Ahmadi melenyapkan diri mereka .


Pada waktu yang sama , Aivira bernyanyi lembut sambil berjalan ke arah pintu kerana makanan yang ditempahnya secara talian telah pun tiba .


" Awal awak sampai . " Kata Aivira dengan senyuman lalu mengambil makanannya . " Saya bagi tips lebih . "


Tiba - tiba , Aivira ditolak dengan kasar oleh Penghantar Makanan tadi .


Daun Pintu ditutup dengan kasar oleh Penghantar Makanan tadi dan terus sahaja menyerang Aivira .


Aivira yang terperanjat dengan keadaan itu dengan segera bertindak untuk mempertahankan dirinya .

Habis Pasu pecah dan berselerakkan disebabkan oleh pertarungan itu .


Keadaan yang riuh rendah itu telah menyebabkan Sougaena Asyura dan Puan Finura berlari ke tingkat bawah .

Puan Finura ingin membantu Aivira namun , tindakannya itu dihalang oleh Sougaena Asyura .


Penghantar Makanan tadi terpelanting ke dinding kerana ditendang oleh Aivira dengan padu .

Aivira dengan pantas mengeluarkan dua kaki labah - labahnya daripada belikat kanan dan kirinya dan terus sahaja menyuntik cacair untuk melumpuhkan lawannya tadi .


Dan pada ketika itulah , Ahmadi dan Sheila Asyikin muncul .


Ahmadi dengan segera memanggil Pegawai Penjara DiRaja untuk membawa penyerang tadi untuk disoal siasat .


" Apa hal ? " Tanya Aivira dengan pantas . " Kita dah kena serang ke ? "


" Aku rasa , kita dah kena buru . " Balas Ahmadi dengan jelas . " Baru kejap tadi , ayah kitorang yang bertiga tu nak kena bunuh . "


Terperanjat besar Aivira dan keluarganya sebaik sahaja mendengar jawapan Ahmadi .


" Aku tak nak cakap banyak . Kejap lagi Aqilah akan ke sini . Kawal keluarga kau . " Kata Ahmadi lagi dengan tenang .


" Korang berdua nak ke mana ? " Tanya Sougaena Asyura .


" Saya nak cari semua anggota pasukan Pembunuh Upahan ni . Sorang dah mati kena bunuh oleh ayah . " Balas Ahmadi dengan terang . " Kalau betul tekaan saya . Diorang semua mesti dah berpecah untuk bunuh kita semua . "


Sebaik sahaja Ahmadi menyudahkan ayatnya , dia melenyapkan dirinya membawa Sheila Asyikin bersama .


Selepas itu , Aqilah muncul bersama dengan dengan bag galasnya .


" Kenapa bawa bag ? " Tanya Puan Finura .


Aqilah hanya tersenyum .


Pendekar Kuning dan Isterinya , sedang bertarung dan mempertahankan diri daripada penyerang yang memecah masuk ke dalam rumah mereka .


Termasuklah Siti Aisyah yang juga sedang bertarung dengan seorang lagi penyerang .


Pendekar Kuning menepis serangan lawannya dan terus sahaja menyepak rusuk kiri lawannya dengan semahunya .


Dalam keadaan yang berkecamuk itu , isteri Pendekar Kuning terpelanting dan tercampak ke dinding .


" Ibu ! " Jerit Siti Aisyah dengan lantang dan dengan segera ingin membantu ibunya namun , tindakannya itu dihalang oleh musuhnya .


Penyerang tadi dengan pantas melibaskan Pedangnya ke arah leher isteri Pendekar Kuning .


Dalam keadaan yang amat genting itu , Tatsumaki muncul dan terus sahaja mencampakkan musuh yang menyerang isteri Pendekar Kuning tadi dengan Tenaga Psikiknya .


Tatsumaki menggenggamkan tangannya yang halakannya ke arah musuhnya tadi dan kemudian , tubuh lawannya tadi menjadi seperti terikat .


Ahmadi dan Sheila Asyikin muncul bersama dengan dengan para Pegawai Penjara DiRaja Lagenos .


Dalam keadaan yang pantas , semua penyerang itu telah dapat ditumpaskan .


Pendekar Kuning dengan segera mendapatkan isterinya . " Amy boleh berjalan tak ? "


Amy menganggukkan kepalanya dengan perlahan lalu berdiri .


Tatsumaki menghampiri Siti Aisyah yang sedang mengaturkan nafas . " Awak okey tak ? "


" Saya okey je . " Balas Siti Aisyah lalu dia berlari anak ke arah kedua orang tuanya .


Selepas Ahmadi dan Sheila Asyikin berkata sesuatu kepada Pegawai - pegawai mereka , mereka berdua menghampiri Pendekar Kuning dan Puan Amy .


" Saya tak nak cakap banyak . Saya rasa , kita dah kena buru . " Kata Ahmadi dengan jelas .


Pendekar Kuning dan keluarganya terperanjat mendengar berita daripada Ahmadi itu .


" Abang ada bermusuh dengan sesiapa ke ? " Tanya Puan Amy dengan jelas nada suaranya berbaurkan sedikit kegusaran .


Pendekar Kuning memujuk isterinya agar bertenang . " Nanti abang cerita . "

Selepas itu , dia memandang Ahmadi . " Siapa yang buru kita ? "


" Dari dunia sebelah sana . " Balas Ahmadi dengan tenang .


" Nak atau tak . Kita kena berjaga - jaga demi keselamatan semua . " Kata Sheila Asyikin pula dengan tenang .

Kemudian , dia memandang ke arah Tatsumaki . " Tsu . Tolong berkawal kat sini . Hingga keadaan kembali terkawal . "


" Saya dengar dan saya taat . " Balas Tatsumaki .


Selepas itu , Ahmadi dan Sheila Asyikin melenyapkan diri mereka .


" Iecha jangan risau , okey . Saya akan berkawal kat luar . Beberapa orang anggota pasukan saya pun , dah bersedia kat luar . " Kata Tatsumaki dengan jelas . " Jaga keluarga Iecha kat sini . "


" Terima kasih Tsu . " Balas Siti Aisyah dengan jelas . " Kalau ada apa - apa . Panggil saya . "


Tatsumaki hanya tersenyum lalu melenyapkan dirinya .


Mandy Chong Wei Tze mencampakkan musuhnya ke atas meja dengan tendangannya .

Selepas itu , dia menghayunkan Wandnya lalu , serpihan - serpihan meja tadi mengikat tubuh lawannya .


Sougaena Chong Wei Lee dan isterinya pula menghayunkan Wand mereka dan menyebabkan , musuh - musuh mereka tercampak ke dinding sebelum tersembam ke lantai .


Baru sahaja Mandy Chong Wei Tze hendak menangkap musuh yang baru sahaja ditumpaskan oleh ibu dan ayahnya , salah seorang daripada musuh itu dengan pantas berdiri dan menyerangnya .


Namun , Mandy Chong Wei Tze telah pun bersedia untuk menyambut serangan itu .


Tiba - tiba , Sheila Asyikin muncul dan terus sahaja memijak kepala musuh tadi dengan padu sehingga , kepala musuh tadi terbenam ke lantai .


Ahmadi muncul bersama dengan para Pegawai DiRaja Lagenos , Burano dan Ghowly .


Dengan lembut , Ahmadi menyapu dan kemudian , dikucupnya kepala Sheila Asyikin .

Dia masih tidak menyedari akan perubahan yang berlaku pada diri Sheila Asyikin .


Burano dengan garang menarik leher baju salah seorang musuh yang mengerang kesakitan di atas lantai dan terus sahaja menyerahkan musuh tadi kepada salah seorang Pegawai Penjara Lagenos .


Ghowly pula dengan ganas melemparkan musuh yang ditumpaskan oleh Mandy Chong Wei Tze tadi kepada Pegawai DiRaja Lagenos .


" Apahal pula kali ni ? " Tanya Sougaena Chong Wei Lee .


Sheila Asyikin mengapungkan musuh yang dipijaknya tadi .


" Awak semua , akan mati . " Kata musuh yang pijak oleh Sheila Asyikin tadi dengan lemah .


Sheila Asyikin hanya diam seribu bahasa lalu , dicampaknya musuhnya tadi dengan hanya menggunakan kawalan mindanya .

Kemudian dia memegang lehernya dan menggerakkan kepalanya seperti orang melakukan gerakan untuk melegakan otot leher yang penat .

Nafasnya mula mengeluarkan wap yang panas . Namun , warna matanya tidak memacarkan pancaran cahaya Warna dan Cahaya elemennya .

Sebaliknya , matanya memancarkan satu pancaran cahaya Elemen Warna dan Cahaya yang lain .


" Saya rasa , kita dah kena buru . Berkawal malam ni . " Balas Ahmadi dengan jelas . " Tunggu laporan daripada saya . "


" Musuh - musuh ni , siapa ? " Tanya Sougaena Chong Wei Lee dengan jelas dan agak pantas .


" Pembunuh upahan dari Dunia Mitos . " Balas Ahmadi lalu memanggil Burano dan Ghowly .


Mandy Chong Wei Tze dengan pantas menghampiri keluarganya .


" Malam ni . Tolong jaga keluarga Cik Muda Mandy . Apa pun yang terjadi . Jaga keselamatan diorang . " Kata Ahmadi dengan jelas .


" Kami dengar dan kami taat . " Balas Burano dan Ghowly dengan jelas dan serentak .


" Kenapa tak panggil Polis je ? " Tanya Puan Chong Fui Ha dengan wajah yang berselimutkan kerisuan yang teramat sangat .


" Kemampuan budak berdua ni dah sama dengan 50 orang Polis dan Tentera . Dua orang ni , mampu kawal rumah ni . " Jawab Ahmadi lalu mengeluh berat dan kemudian , dia berjalan ke arah Sheila Asyikin . " In . Mari . "


Dalam sekelip mata , Ahmadi dan Sheila Asyikin melenyapkan diri mereka .


" Cik Mandy jangan risau . Kitorang akan kawal rumah ni dengan nyawa kitorang . " Kata Burano sambil tersenyum dan kemudian , dia dan Ghowly melenyapkan diri mereka .


Keadaan di kediaman rakan - rakan Ahmadi yang lain juga turut diserang .

Namun , semua serangan itu dapat dipatahkan dan semua musuh dapat ditawan dan diserahkan kepada Pegawai DiRaja Lagenos .

" Steph . Aku tak kisah kau nak buat macam mana tapi , aku nak kau lakukan sesuatu dengan Kapal aku tu . Aku minta tolong kat kau . " Kata Ahmadi dengan jelas .

" Jangan cakap macam tu . Saya dah anggap awak dah macam darah daging saya . Awak banyak bantu saya untuk berdiri kat tahap ni . Awak kawan pertama saya kat Pulau ni . Jangan cakap macam tu . " Balas Stephen Akio Kenzo dengan agak pantas . " Cakap je apa awak nak . Nyawa je yang saya tak boleh bagi . Yang lain , tengok keadaanlah macam mana . "

Kemudian , Ahmadi dan Stephen Akio Kenzo tersenyum . Selepas itu , mereka berdua melagakan penumbuk mereka .

" Saya tahu apa awak nak . " Kata Stephen Akio Kenzo dengan tenang . " Ada banyak ruang lagi kat dalam perut Kapal Awak tu . Cukup untuk semua . Lagi pun , macam dah lama sangat juga saya tak ' ushar ' Kapal awak tu . "

Rissa muncul di luar rumah dan terus menuju ke pintu . " Salam sejahtera . "

Nurzahirah menjengah dan terus sahaja menarik Rissa untuk masuk ke dalam rumah .
Kemudian , mereka saling berpelukkan .

" Cik Muda tak apa - apa ? " Tanya Rissa dengan lembut .

" Saya tak apa - apa . Keluarga saya pun tak apa - apa . " Balas Nurzahirah dengan tenang .

Siti Khumairah menghampiri Rissa dan kemudian , dia belainya kepala Rissa dengan lembut . " Tuan Didie ke yang arahkan Rissa untuk ke sini ? "

Nenek Diana masih lagi mendiamkan dirinya namun , telinganya menangkap setiap butiran yang didengarnya .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Beberapa hari telah berlalu . Buruan kepada Ahmadi dan rakan - rakannya bagaikan telah berhenti namun , keadaan itu menambahkan lagi beribu persoalan yang semakin bersarang di kepala .


" Saya faham , kenapa kita kena buru . Tapi . Yang saya tak faham . Kenapa Sayap Peganiex pun , kena buru juga ? " Tanya Adam dengan jelas . " Tak ada kaitan langsung antara Sayap Peganiex dengan perang yang berlaku kat Dunia Mitos . "


" Memang takde kaitan . Tapi , mesti ada sesuatu yang musuh nakkan daripada Sayap Peganiex . " Celah Ratni .


" Prof . Rash hilang tanpa jejak . Dah serang rumah Mandy . Dia hilang macam tu je . Lepas tu , siap buat ugutan lagi kat Sayap Peganiex . " Kata Maera dengan jelas .


" Kebarangkalian dan kemungkinan , pengganti Akham Nessela tu seorang Manusia memang tinggi . " Kata Siti Hawa dengan lembut dan tenang . " Sebab . Kalau dia dah tahu kita semua ni , berasal dari Dunia Manusia . Mesti dia nak tahu pasal Sayap Peganiex juga . Sayap Peganiex bukannya Kumpulan Penyiasat sebarang . Semua Pengguna Elemen Warna dan Cahaya yang ada kat dunia ni , tahu pasal ni . "


" Tapi , dia nak apa dengan Sayap Peganiex ? " Tanya Aivira .


" Aku rasa , apa yang Hawa cuba nak cakap tu , aku faham . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . " Musuh nak tahu sesuatu . "


" Apa dia ? " Tanya Naera dengan lembut .


" Musuh nak tahu dan nak pastikan . Sama ada . Manusia yang menyebelahi Kerajaan Lagenos , sama atau tak dengan anggota kumpulan Sayap Peganiex . " Balas Siti Nursamawi dengan jelas .


" Cuba awak terangkan dengan jelas . " Kata Muniandy dengan tenang . " Saya rasa , apa yang awak cakapkan ni , masuk akal juga . "


" Macam ni . Kita . Semua yang ada kat sini . Termasuklah tiga budak yang bawah umur tu . Dah bertempur kat Dunia Mitos . Musuh dah tahu dah pasal yang tu . " Kata Siti Nursamawi cuba untuk menjelaskan apa yang difahaminya daripada apa yang cuba diterangkan oleh Siti Hawa tadi . " Kalaulah . Kalau . Betul pengganti Akham Nessela tu memang Manusia juga . Mungkin , dia nak tahu . Individu yang bertempur kat Dunia Mitos tu , serupa tak dengan anggota Sayap Peganiex . "


Stephen Akio Kenzo menganggukkan kepalanya . " Ada betul juga apa yang awak cakapkan tu . "


" Kalaulah betul apa yang Siti cakapkan ni . Saya , Abang Adam , Ratni dan Siti memang dah dalam senarai merah dah . " Kata Siti Hawa dengan lembut . " Sayap Peganiex selamat lagi . "


" Sayap Peganiex tak selamat . Diorang akan dipaksa untuk munculkan diri . " Kata Ratni dengan jelas . " Saya risau . Selagi Sayap Peganiex tak muncul . Lebih banyak serangan yang akan berlaku . "


" Ini tekaan aku je . Betul atau tak . Kita sendiri pun tak pasti . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas . " Tapi . Kalau tekaan aku ni Tepat . Sayap Peganiex , memang berdepan dengan masalah . "


Ahmadi muncul bersama debuan salji dan pancaran elemennya lalu duduk di sisi kanan Siti Nursamawi .

" Mana Sheila ? " Tanya Siti Nursamasi .

" Dia pergi ke kampung Paquine . Dia ada nak cakap pasal persedian perang . " Balas Ahmadi dengan tenang . " Kejap lagi dia baliklah . "


" Apa perkembangan kat sana ? " Tanya Muniandy .


" Tengah buat persediaan perang . Semua kerajaan yang jadi sekutu Kerajaan Lagenos pun , dah lakukan persediaan . " Balas Ahmadi dengan jelas . " Ikut laporan yang Bonda Permaisuri terima . Perang memang akan tercetus . "


Semua rakan Ahmadi saling berpandangan antara satu sama lain .


Adam mengeluh berat . " Mental kena kental . Dah nak Puasa ni . "


" Tak boleh nak buat apa . " Celah Stephen Akio Kenzo dengan tenang . " Kita semua yang ada kat sini ni . Bertanggungjawab untuk pastikan keselamatan rakyat dari dunja dunia . "


" Steph . Teknologi Robot AI yang kau cakap kat aku dulu tu , dah boleh guna ke ? " Tanya Ahmadi .


" Kenapa ? Memang dah siap tapi . Tak pernah guna lagi . Belum ada keadaan yang terdesak untuk gunakannya . Awak yang suruh saya rekakan . Saya buat jelah . " Balas Stephen Akio Kenzo dengan jelas . " Awak nak buat apa ? "


Ahmadi tersenyum lalu berpeluk tubuh dan kemudian , dia memandang ke arah semua rakannya . " Aku ada idea gila dan aku rasa . Masa untuk Robot AI tu dah tiba . "


" Aku rasa . Aku dapat fikir apa yang kau nak buat . " Kata Siti Nursamawi sambil memukul lengan Ahmadi .

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Kelihatan Paquine dan beberapa orang rakannya , termasuklah Merowran seperti sedang merawat Sheila Asyikin yang kelihatan sugul .


" Sampai bila Cik Sheila nak rahsiahkan perkara ni daripada Tuan Didie dan Cik Siti ? " Tanya Paquine dengan lembut .


" Entahlah . Saya pun tak tahu sampai bila . " Balas Sheila Asyikin dengan nada manjanya yang lemah . " Saya tak sangka pula keadaan saya boleh jadi teruk macam ni . "


" Elemen Unik tu dah semakin kuat dan semakin sukar untuk Cik Sheila kawal . " Kata Merowran dengan tenang . " Saya risau . Satu hari nanti . Tenaga Elemen Unik ni akan kuasai diri Cik Sheila . "


" Tapi . Saya perlukan teknik ni . " Kata Sheila Asyikin dengan lemah .


" Tapi . Kenapa Cik Sheila nak sangat kuasai teknik yang berbahaya macam ni ? " Tanya Paquine dengan lemah nada suaranya . " Mendiang nenda saya pun tak sanggup nak ajarkan teknik ni , tapi Cik Sheila tetap berkeras nak belajar teknik ni . Sekarang ni . Hanya Cik Sheila seorang je , yang tahu pasal teknik lagenda terkuat Puak kitorang ni . "


Sheila Asyikin mengeluh . " Kita sanggup berkorban apa je demi orang yang kita sayang . Mungkin . Apa yang saya lakukan ni , boleh menyebabkan saya kehilangan nyawa . Kalau ia boleh selamatkan orang yang saya sayang. Ia dah cukup buat saya . Selebihnya , saya serahkan kat Yang Maha Menentukan segala sesuatu . "


" Perasaan Manusia memang rumit . " Kata Merowran dengan lembut .


Sheila Asyikin spontan tersenyum mendengar kata - kata Merowran . " Dan saya bersyukur sebab dilahirkan . "

Kemudian , dia membesarkan matanya dengan reaksi wajah kebudak - budakkannya yang manja . " Esok tengok anak bulan Puasakan ? "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience