Rate

BAB 22 PELAWAAN DITOLAK

Fantasy Series 3820

Sheila Asyikin menutupkan semula pintu tenaganya namun , riak wajah kemarahannya masih lagi jelas kelihatan .

" Bawa bertenang . " Kata Pendekar Bara dengan lembut . Nadanya bagaikan memujuk . Belum pernah dia melihat akan wajah anaknya seperti mana yang dilihatnya kini . Hatinya mula dijentik oleh perasaan serba - salah . " Ini cuma lakonan semata - mata . "

Ahmadi dan semua rakannya yang berada di situ serta - merta dibelenggu kekeliruan dan kebingungan .

" Untuk apa ? " Tanya Ahmadi dengan nada yang agak tenang namun , jauh di dalam lubuk hatinya , dia agak terganggu dengan sikap Pendekar Bara yang sanggup merosakkan hadiah pemberiannya kepada Sheila Asyikin .

" Untuk buktikan yang korang ni semua adalah anggota Kumpulan Sayap Peganiex . " Jawab Siti Khumairah dengan tenang . " Ini semua adalah rancangan kitorang bertiga . "

" Tapi untuk apa ? " Tanya Aivira pula .

" Sebab Pasela perlukan korang semua . " Jawab Hagia Sofea .

" Habis tu yang kitorang ni pula ? " Tanya Siti Hawa .

" Pasela juga perlukan korang . " Jawab Siti Nurjannah dengan tenang .

" Tak kisahlah apa pun tapi ... " Celah Ahmadi dengan tenang walaupun pada riak wajahnya mula terukir satu reaksi yang agak tidak selesa . " ... perlu ke sampai nak buat cerita macam tu ? "

" Akak minta maaf ... " Kata Siti Khumairah namun dia terhenti kerana Ahmadi yang mengarahnya dengan hanya meletakkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri .

" Shhh ... " Kata Ahmadi . " Terus ke tujuan . Didie dan In ada banyak keje kat Kedai Kek tu . "

Sheila Asyikin menggerakkan tangannya ke arah Figura Robotnya yang telah dirosakkan oleh Pendekar Bara dengan lembut .
Figura Robot tu terapung di udara lalu lenyap bersama dengan warna cahaya dan elemennya .
" Bukan kitorang jer . Siti dan yang lain pun ada banyak keje juga . "

" Baiklah . " Kata Hagia Sofea lalu melenyapkan diri mereka semua dan muncul semula di dalam bilik yang canggih . Meninggalkan Pendekar Bayu dan yang lain .
" Duduklah . Buat macam rumah sendiri . "

Ahmadi dan rakan - rakannya semua mengambil tempat dan duduk dalam postur seperti budak - budak lepak .
Seperti biasa , Ahmadi diapit oleh Sheila Asyikin dan Siti Nursamawi . Maera dan Naera . Adam dan Siti Hawa duduk rapat kerana Siti Hawa adalah tunang kepada Adam . Stephen Akio Kenzo , Aivira dan Muniandy pula berada di barisan yang paling belakang manakala Ratni pula di sisi Siti Hawa .

Siti Khumairah menghidupkan monitor . " Sebab inilah kitorang perlukan korang semua . "

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Rissa masuk ke biliknya lalu meletakkan baju seragam Akademi DiRajanya di atas meja sambil tersenyum gembira .

" Rissa . " Panggil Ragi lalu duduk di atas katil Rissa dan memanggil Rissa agar duduk di sisinya . " Cari kawan baru tau . "

Rissa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lalu memeluk Ragi dengan erat .

" Cakap biar lemah - lembut dan sopan . " Kata Ragi lagi memberikan nasihat . " Jangan lawan cakap orang yang akan ajar Rissa ye sayang . "

Rissa menganggukkan kepalanya lalu memandang Ragi dengan senyuman yang selebar langit . " Rissa akan belajar rajin - rajin . Rissa tak nak malukan emak dan ayah . "

Ragi membelai rambut anaknya dengan lembut .

" Rissa akan belajar macam mana nak berlawan dengan orang jahat . " Kata Rissa lalu menumbuk - numbuk udara dengan gaya yang manja .

" Mari kita ke Pekan Jeti . " Kata Ragi dengan lembut .

" Nak beli apa ? " Tanya Rissa dengan nada yang hairan .

" Kita tengok - tengok baju kat sana . " Jawab Ragi sambil membelai kepala anak tunggalnya itu . " Kot - kot ada baju yang cantik , boleh beli untuk Rissa . Untuk dipakai kat sana nanti . "

" Mak , tak payahlah nak beli baju . " Kata Rissa lalu membuka almarinya . Almari yang dipenuhi dengan baju - baju lama dan agak lusuh kainnya . Hanya ada beberapa helai sahaja yang warna kainnya yang masih elok . " Rissa dah ada banyak baju . Rissa boleh bawa sikit baju - baju ni . "
Rissa mengambil sehelai baju yang agak kusam warnanya dan mengibar - ngibarkannya . " Tengok , elok lagilah . "

Ragi mengambil baju tadi lalu memegang bahu Rissa . " Mak faham maksud Rissa . Tapi. kalau boleh , mak nak tengok anak mak ni pakai baju yang cantik bila pergi ke sana nanti . "

" Tapi , duit yang kita ada , cukup ke kalau nak belikan baju untuk Rissa ? " Tanya Rissa dengan lembut .

Ragi hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya .

Rissa membalas senyuman Ragi lalu memeluk emaknya dengan erat . " Terima kasih mak . "

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

" Rara tak faham betul . " Kata Nurzahirah sambil membawa buku sekolahnya . " Diorang bercerita dari pagi , bawa ke petang , sampai ke malam dan esoknya sambung cerita lagi . "

" Diorang cerita apa ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze lalu membetulkan cermin matanya . " Macam tak pandai habis je . "

" Diorang cerita pasal cerita dan Dunia Mitoslah , apa lagi . Dan memang tak pandai habis . Ada je cerita diorang . Sampai kita nak mencelah pun , macam tak ada ruang langsung . " Jawab Nurzahirah dengan nada yang agak teruja .

" Cerita apa je yang menarik pasal Dunia Mitos tu ? " Tanya Mandy Chong Wei Tze dengan lembut .

" Macam - macam . " Jawab Nurzahirah . " Haiwan dan makhluk Mitos , pasal Elemental , pasal Mutiara Elemen , senjata - senjata . Ikan Duyung . Macam - macamlah . "

" Mandy pun suka juga dengar cerita - cerita mitos tapi kalau dah sampai hari - hari , memang bosanlah . " Kata Mandy Chong Wei Tze .

" Rara pun . " Balas Nurzahirah . " Mandy bayangkan . 24 jam asyik cerita pasal Dunia dan Makhluk Mitos . Tak pandai berhenti . Kat meja makan pun , diorang tak berhenti asyik bercerita je . Sampai Nenek Diana marah diorang . "
Tiba - tiba pipi Nurzahirah dan Mandy Chong Wei Tze dicubit dengan kuat oleh seseorang .

" Korang ni ke mana ?! " Tanya Siti Aisyah dengan geram .

" Akak ni dah kenapa cubit - cubit pipi orang ni ?! " Tanya Mandy Chong Wei Tze dengan geram .

" Entahnya , tak boleh sapa elok - elok ke ?! " Kata Nurzahirah pula .

" Akak tunggu korang kat Dewan Bacaan , korang cakap nak akak ajar korang Matematik ! " Marah Siti Aisyah dengan lantang . " Korang ke mana ?! "

Nurzahirah menggaru kepalanya yang tidak gatal manakala Mandy Chong Wei Tze pula terkebil - kebil memandang ke wajah Nurzahirah lalu memegang dan menggoyang - goyangkan tangan Nurzahirah .

" Kitorang lupa . " Jawab Nurzahirah .

Siti Aisyah memeluk tubuhnya lalu tersengih . " Korang cakap apa ye pagi tadi kalau korang terlupa ? "

" Kitorang belanja makan . " Jawab Mandy Chong Wei Tze dengan perlahan .

" Dah tu ? " Tanya Siti Aisyah .

" Akak nak makan apa ? " Tanya Nurzahirah dengan nada yang agak perlahan manakala Mandy Chong Wei Tze pula membuka dompetnya .

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Ragi dan Rissa berjalan di Pekan Jeti sambil melihat ke arah baju - baju yang dipamerkan .

Semua baju yang diperagakan kelihatan cantik - cantik namun , harganya agak mahal untuk dibayar oleh Ragi .

Rissa perasan akan hal itu namun , dia tidak mahu membunuh kegembiraan emaknya . Dan , dia mengikut sahaja ke mana kaki emaknya itu dihalakan .
Kalau ke kanan , ke kananlah dia . Jika ke kiri , ke kirilah juga dia bertapak .
Dia hanya mampu melihat emaknya mengesat peluh di dahi akan tetapi , dia menahan lidahnya daripada menuturkan apabyang sedang dijerit oleh hatinya .

Seketika kemudian , mereka tiba di hujung pasar Pekan Jeti .

Ragi memandang ke arah Rissa sambil tersenyum . " Baju kat sini memang cantik - cantik . Mesti ada yang sesuai untuk Rissa . Mari kita cari lagi . "

Rissa hanya tersenyum . Senyuman yang plastik . Baginya , biar dia plastikkan senyumannya daripada meragut kegembiraan emaknya .
Dia faham benar dengan maksud ' Mari kita cari lagi ' yang dilontarkan oleh emaknya tadi . Biar dia penat berjalan asalkan , dia tidak membunuh keriangan emaknya .
Sebenarnya , dia tidak kisah sekiranya tidak ada baju baru . Yang penting baginya ialah , kegembiraan yang memeluk emaknya .

" Rissa ! " Jerit Witchie dari atas jeti lalu dia menghampiri Rissa dan Ragi . " Makcik dan Rissa nak beli baju ke ? "

" Ye . " Jawab Ragi sambil tersenyum . " Baju kat sini memang
lawa - lawa . Ingat nak belikan Rissa ni sehelai dua . "

Rissa memandang emaknya yang sedang berborak dengan Witchie . Air matanya hendak mengalir namun , ditahannya dengan memandang ke bawah .

" Kalau macam tu , biar saya belanja . " Kata Witchie sambil tersenyum .

" Tak apalah . " Tolak Ragi dengan sopan . " Ayah dia dah ada kerja dah sekarang . "

" Tak apa . Biar saya belanja . Lagipun , Rissa ni akan dibawah jagaan saya nanti . " Kata Wichie berkeras dengan nada yang menyenangkan . " Saya salah seorang daripada beberapa orang yang akan mengajarnya nanti . "

Ragi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum . " Semoga Yang Maha Kaya memurahkan rezeki awak . "

" Mari kita ke sana . " Ajak Witchie . " Kat sana tu ada peniaga yang saya kenal . "

Ragi dan Rissa berjalan dengan perlahan - lahan mengikut rentak langkah Witchie .

Setibanya mereka di satu gerai seorang perempuan tua bertelinga Arnab . Witchie menyapanya perempuan tua itu .

" Makcik Olga . " Kata Withie dengan lembut .

" Oh , awak Witchie . " Balas Makcik Olga sambil tersenyum .

" Macam mana perniagaan makcik ? " Tanya Witchie .

" Kat sini memang lain macam . " Kata Makcik Olga . " Tak macam kat Tanah Besar , diorang kat sini memang suka dengan rekaan makcik . Murah rezeki makcik kat sini . "

" Syukurlah kalau macam tu . " Balas Witchie dengan lembut .

" Witchie ke sini nak beli baju juga ke ? " Tanya Makcik Olga dengan senyuman tuanya .

" Eh , takdelah . " Balas Witchie lalu memegang bahu Rissa . " Saya nak belikan baju untuk budak ni . Rissa nama dia . Dia nak masuk Akademi DiRaja minggu depan . Ni nak beli baju untuk dialah ni . Nak pakai masa kat sana nanti . "

" Kalau untuk dia ni , dia pakai apa pun cantik . " Kata Makcik Olga dengan lembut . " Makcik bukan nak puji supaya anak beli baju - baju Makcik tapi , Makcik cakap yang betul . Dengan wajah yang macam ni. badan yang macam ni , pakai baju apa pun memang cantik . Tapi
apa - apa pun , tengoklah dulu yang mana berkenan . "

Witchie tersenyum lalu mengajak Ragi dan Rissa melihat baju - baju jualan Makcik Olga

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

" Semua wajah - wajah ni adalah suspek kitorang tapi , kitorang tak tahu macam mana nak sabitkan atau nak dakwa diorang . " Kata Siti Khumairah dengan jelas .

" Akak - akak bertiga ni ada siasat tak corak gelombang Psikik yang akak bertiga kesan tu ? " Tanya Aivira dengan tenang .

" Ada tapi , corak tu kitorang tak pernah lihat sebelum ni . Corak tu tak stabil . " Jawab Hagia Sofea . " Lagi satu , corak tu memang pelik . "

Siti Nurjannah menekan satu butang yang berada pada keyboard monitor lalu , sebuah meja yang berteknologi tinggi keluar daripada lantai yang menyebabkan , Ahmadi dan rakan - rakannya bergerak dan mengubahkan posisi kedudukan mereka mengikut reka dan bentuk meja itu .

Hagia Sofea menghidupkan fungsi meja tadi . " Ini tenaga dan corak yang kitorang cakapkan tadi . "

Ahmadi dan rakan - rakannya meneliti tenaga dan corak yang dipaparkan dan yang telah direkodkan oleh Hagia Sofea .

" Apa pandangan korang ? " Tanya Siti Nurjannah .

" Ini corak perhubungan minda ke minda . " Kata Siti Hawa dengan tiba - tiba memecahkan kesunyian . " Gelombang perhubungan Psikik . "

" Itu memamg kitorang tahu . Yang kitorang persoalkan sekarang ni , corak Gelombang Psikik dan corak gelombang aneh tu . " Kata Siti Nurjannah .

" Kalau dilihat dari jarak antara getaran frekuensi gelombang ni , dah jelas dah yang corak ni sebenarnya corak tenaga perhubungan minda ke minda cuma apa yang tak pastinya , corak pelik yang melingkari corak tenaga ni . " Jawab Siti Hawa dengan jelas .

Ahmadi dan Sheila Asyikin melihat dan memerhatikan corak itu dengan teliti .

" Apa pandangan kau ? " Tanya Siti Nursamawi yang meletakkan kepalanya di atas bahu kanan Ahmadi .

" Kak Mai ada rekod tak tenaga minda dari corak perhubungan Psikik ni ? " Tanya Ahmadi .

Siti Nurjannah menukarkan visual 3D tadi dan mengeluarkan corak perhubungan Psikik yang diminta oleh Ahmadi .

" Ini dia . " Kata Siti Khumairah dengan tenang .

" Stephen , kau tolong asingkan corak tenaga ni dengan corak tenaga yang pelik tu . " Kata Ahmadi dengan jelas .

Stephen Akio Kenzo melaksanakan arahan Ahmadi dengan hanya mengerak - gerakkan jari - jemarinya .

" Akak bertiga ada simpan tak tenaga yang Abang Didie bagi kat akak hari tu ? " Tanya Sheila Asyikin lalu meletakkan kepalanya di atas bahu kanan Ahmadi . " Tenaga pelik yang Abang bagi masa kita deal ngan penculik Rara tu . "

Siti Nursamawi membuka tiga biji gula - gula lalu menyuapkannya ke mulut Ahmadi dan Sheila Asyikin dan ke mulutnya sendiri .

" Ada . " Jawab Siti Nurjannah lalu melemparkannya ke arah Ahmadi dan disambut oleh Siti Nursamawi .

Siti Nursamawi cuba mengesan dan meneliti tenaga yang telah disambutnya tadi dengan memasukkan tenaga elemennya . " Tenaga ni bukan tenaga manusia . "

" Kan kitorang dah cakap hari tu , yang Pasela tak berminat dengan Bed Time Stories . " Kata Hagia Sofea dengan agak lantang .

" Contohlah ... " Sampuk Ratni dengan lembut . " ... kalau corak dan tenaga yang pelik tu , memang bukan milik Manusia , saya rasa , tak ada guna kitorang ada kat sini . Sebab , mana ada Manusia yang seperti kita memiliki corak dan tenaga atau gelombang yang pelik macam ni . "

" Dah . " Kata Stephen Akio Kenzo . " Corak pelik tu dah saya asingkan . "

" Ada tiga belas milik Manusia dan ada tiga bukan milik Manusia . Ini memang pelik . " Kata Adam dengan jelas .

Ahmadi mengarahkan Siti Nursamawi melontarkan Bekas Tenaga yang disambutnya tadi ke arah Stephen Akio Kenzo . " Aku nak kau masukkan tenaga tu kat sistem ni . "

Stephen Akio Kenzo hanya tersenyum lebar .

" Yang awak seronok sangat apesal ? " Tanya Naera .

" Benda ni menarik . " Jawab Stephen Akio Kenzo sambil tertawa kecil .

" Satu soalan . " Kata Muniandy dengan bersahaja . " Untuk apa kitorang dikumpulkan kat sini ? "

" Untuk wujudkan satu kumpulan yang akan bantu Pasela sebab , semua anggota pasukan Pasela tak mampu nak laksanakan satu tugas yang amat berat demi negara . " Jawab Siti Khumairah .

Naera dan Maera saling berpandangan lalu memandang ke arah Aivira yang hanya duduk berpeluk tubuh sambil menggigit - gigit kuku jari kelingkingnya .

" Dah . " Kata Stephen Akio Kenzo . " Tenaga yang dalam bekas tadi memang jelas bukan milik Manusia dan , bukan milik 'sesuatu' yang saya dah asingkan tadi tapi , kalau nak diiikutkan dari semua corak tenaga perhubungan Psikik ni , tenaga daripada 'sesuatu - sesuatu ' ni saling berhubung di antara satu sama lain . Maksud saya perhubungan di antara Manusia dengan 'sesuatu' tu . "

" Maksud awak ... " Celah Ratni dengan lembut . " ... kita akan deal dengan sesuatu yang kita langsung tak kenal ? "

" Awak tahu memang itulah maksud saya . " Jawab Stephen Akio Kenzo lalu memandang ke wajah Ahmadi .

" Kenapa kau tengok aku ? " Tanya Ahmadi dengan melakukan reaksi wajah yang semacam sambil memgerutkan dahinya . " Pasela tak deal dengan Bed Time Stories so , aku takde apa nak cakap . "

" Sebab , corak - corak tenaga perhubungan ni memang bukannya milik Manusia . " Sampuk Sheila Asyikin pula .

" Aku sokong Didie dan Sheila . " Celah Siti Nursamawi pula . " Kita ni pengguna Elemen Warna dan Cahaya . Jadi , kita tahu macam mana bentuk dan corak tenaga perhubungan yang berasal daripada Manusia . Lebih - lebih lagi , kerja kita memang dah serasi dengan benda - benda macam ni . "

" Akak ulang lagi sekali . " Kata Siti Khumairah dengan nada yang jelas . " Kitorang kat sini tak berminat dengan cerita kanak - kanak Tadika . "

" Kalau macam tu . " Balas Ahmadi seperti biasa . Dengan nadanya yang bersahaja . " Didie dan Sheila habis kat sini . Kalau korang yang lain nak curahkan bakti kat Pasela , aku tak halang tapi terus - terang aku cakap , sampai tujuh generasi korang pun , korang takkan jumpa siapa pemilik - pemilik corak tenaga tu . "

" Sheila ikut Abang . " Sampuk Sheila Asyikin .

" Korang tahu yang aku selalu setuju dengan apa yang Didie dan Sheila fikirkan , jadi , kali ni pun , aku setuju dengan diorang . " Celah Siti Nursamawi .

" Jadi , Didie , Sheila dan Siti , korang bertiga tersingkir daripada kumpulan ni . " Kata Hagia Sofea .

" Dengan hati yang terbuka kitorang terima . " Balas Siti Nursamawi sambil tersenyum . Dia kemudiannya berdiri . " Jomlah korang berdua , kita keluar dari bangunan ni . Aku rasa panas kat dalam ni . Jom kita pergi Arked , kita main Punching Machine tu . "

Ahmadi dan Sheila Asyikin berdiri namun pergerakan mereka bertiga terhenti kerana Aivira mencelah dengan tenang dan jelas .

" Kalau Didie dan diorang ni berdua tak disingkirkan ... " Kata Aivira dengan jelas namun perlahan . " ... siapa yang akan jadi ketua untuk kumpulan baru ni ? "

" Didie . " Jawab Siti Nurjannah dengan pantas .

" Kalau diorang bertiga ni disingkirkan pula ? " Tanya Aivira lagi .

" Kitorang akan cari orang lain untuk gantikannya . Seseorang yang bukan korang kenal . Seseorang yang matang . Sesorang yang otak dan fikiran dia masih lagi berada kat dalam dunia ni . " Jawab Hagia Sofea .

Siti Nursamawi dengan pantas mengacukan Pistolnya ke arah Hagia Sofea lalu Ahmadi merampas Pistol itu dan terus menghancurkannya menjadi debuan salji .
Sheila Asyikin memegang tangan Siti Nursamawi .

" Akak kena bersyukur sebab , peluru daripada ,Pistol tadi tak tembus kat tengkorak akak . " Kata Siti Nursamawi dengan jelas .

" Saya tarik diri . " Kata Muniandy dengan tenang lalu berdiri dan berjalan menghampiri Ahmadi . " Saya tak suka bekerja dengan orang lain sebab , saya dah terbiasa dengan cara Didie . "

" Saya setuju . " Celah Naera sambil berdiri . " Kitorang tak nak bekerja dengan orang lain . Cara orang tu , mesti terikat dengan prosedur - prosedur yang formal . Kitorang tak berminat sangat dengan cara macam tu . Sebab cara macam tu membosankan . "

Maera dan Naera berdiri dan terus menghampiri Muniandy dan Aivira .

" Kitorang memang dah lama tak berkumpul tapi seingat sayalah ... " Sampuk Adam dengan lembut. " ... kitorang memang suka dengan cara Didie dan Sheila . Kitorang rasa bebas sebab dia tak pernah larang kitorang kalau kitorang nak buat sesuatu yang penting , sesuatu yang kitorang nak buat tu , tak memudharatkan diri sendiri atau orang sekeliling . "

Ratni berjalan menghampiri Siti Nursamawi . " Macam nilah . Kalau akak bertiga rasa masih ada calon lain yang sesuai untuk gantikan tempat kitorang ni . Akak carilah . Kitorang tolak tawaran ni . "

Tiba - tiba , suara Pendekar Bayu bergema di dalam ruangan itu .

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

" Ni lagi sehelai . " Kata Witchie dengan lembut sambil memberi sehelai lagi pakaian kepada Rissa .

" Witchie , banyak sangat ni . " Kata Ragi pula dengan lembut lalu menahan tangan Witchie .

" Takpelah . Ini sikit je . Rissa ni bukan duduk seminggu dua kat sana . " Kata Witchie sambil tersenyum .

Rissa hanya melihat ke arah helaian pakaian yang terletak di atas sehelai kain yang terletak di atas lantai tanah yang berumput .

" Witchie , dah banyak sangat ni . " Kata Ragi lagi sambil menahan tangan Witchie .

" Takpelah kalau banyak pun . " Kata Witchie dengan lembut lalu memandang ke wajah Rissa . " Dulu , saya pun macam Rissa juga . Semua pakaian saya masa saya berkhidmat dengan Tuanku Pawana dan Tuanku Pawaka , Tuanku Pawaka yang beli semuanya . "

" Makcik tak kisah sangat kalau Witchie belikan Rissa ni banyak baju sebab , ini rezeki dia tapi ... " Celah Makcik Olga dengan lembut dan tenang . " ... macam mana dia nak bawa semua pakaian ni ? "

Tiba - tiba , sebuah bag pakaian yang agak besar jatuh di hadapan Rissa . Menyebabkannya sedikit terperanjat dan jatuh terduduk di atas lantai tanah .

" Rissa boleh bawa semua pakaian ni dengan menggunakan bag pakaian ni . " Kata Kucina yang tiba - tiba sahaja muncul .

" Awak ni dari mana ? " Tanya Witchie dengan lembut . " Setahu saya , awak dan Tatsumaki ada kerja . "

" Kerja kitorang dah habislah . " Balas Kucina dengan lembut sambil tangannya melipat helaian baju yang akan menjadi milik Rissa . " Kasut dan selipar dah beli ke ? "

" Belum . " Jawab Witchie dengan pantas sambil membelek - belek pakaian . " Lepas dari sini , baru cari . "

" Ehm , takpelah Kak Kucina , Kak Witchie . " Kata Rissa dengan agak lembut . " Ni dah banyaklah . "

" Rissa jangan nak mengader ye . " Balas Kucina dengan tangannya masih melipat helaian - helaian baju . " Rissa akan jadi salah seorang murid akak jadi , memang perlukan pakaian yang cukup . Sebab , kita akan ada latihan yang amat banyak . "

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

" Mai , padamkan memori diorang ni semua . " Kata Pendekar Bayu dengan jelas . " Tak guna nak pelawa diorang ni semua kalau diorang sendiri yang tak nak berikan kerjasama . "

Ratni tersenyum . " Padam ? Akak bertiga nak padamkan memori kitorang ? "

" Akak bertiga mampu ke ? " Tanya Naera pula sambil tersengih . Sengihan yang berbaurkan sindirian . " Bukan sekali Pasela nak bongkar dan siasat pasal Sayap Peganiex . Dah berkali - kali . Tapi , Pasela tak pernah sikit pun tahu pasal Sayap Peganiex . Jadi akak fikirlah sendiri , agak - agak akak , mampu ke Pasela nak sentuh kepala kitorang ? "

Selesai sahaja Naera menghabiskan ayatnya , Ahmadi dengan pantas menjelmakan sejenis corak yang amat abstrak di dahi semua rakannya .

" Selagi Didie , Sheila dan Siti masih hidup . Akak bertiga takkan dapat korek kepala kitorang . " Kata Ahmadi dengan jelas . Matanya menatap ke arah wajah Siti Khumairah . " Didie bukan pengguna Psikik tapi , setakat nak halang usaha Pasela ni , bukan satu perkara yang sukar bagi Didie . "

" Lagi satu , dari awal masuk ke dalam bangunan ni lagi , Sayap Peganiex tak percayakan Pasela . Sebab , Pasela sendiri tak percayakan Sayap Peganiex . " Celah Muniandy .

Sedikit terperanjat Siti Khumairah dan rakan - rakannya sebaik sahaja ayat Muniandy menerajang gegendang telinga mereka .

" Sebaik sahaja kaki kitorang melangkah ke dalam bangunan ni , bangunan ni terus dilindungi dengan Gelombang Psikik . Gelombang Psikik sembilan lapisan . " Kata Aivira sambil tersenyum . " Sayap Peganiex bukannya pengguna Elemen Psikik tapi setakat nak kesan benda - benda macam ni , bukannya sukar bagi kitorang . "

" Saya setuju dengan Ai . " Sampuk Siti Hawa . " Saya pun perasan pasal tu . "

" Dahlah , mari keluar dari bangunan ni . " Kata Ahmadi lalu berjalan ke pintu . " Tapi kita kena jalan kakilah pasal , kita susah nak kesan tenaga yang ada kat luar tu . "

Ahmadi mengajak rakan - rakannya beredar dari ruangan itu namun , sebaik sahaja pintu bilik itu dikuak , mereka sedikit terperanjat dengan apa yang mereka lihat .
Sesuatu yang agak menyeronokkan baginya dan juga semua rakannya .
Dia menggaru kepalanya yang tidak gatal lalu mengeluh dan tersengih .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience