Rate

The Almighty Devil Of Underworld_74

Action Completed 38206

Mara Villa, Outskirt Paris, French.

Posisi matahari yang semakin tinggi ini membuat Gio membuka kedua matanya perlahan. Dahinya berkerut samar sebelum memfokuskan pandangannya saat ini. Namun, ketika dia merasakan pergerakan dari perempuan mungil yang saat ini tidur di atas dadanya dengan ekspresi damai membuat pandangan Gio berubah hangat.

Perlahan pandangannya beralih ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 11 pagi, dengan gerakan lembut Gio mengubah posisi kucing kecilnya ini agar dia dapat tidur dengan lebih selesa sebelum memutuskan untuk membersihkan dirinya.

Beberapa saat berlalu, setelah mandi dan menukar pakaian, perlahan Gio berjalan ke arah kucing kecilnya ini sebelum mencium keningnya dan juga kedua pipinya dengan lembut. "Sepertinya, aku membuatmu letih ya semalam" gumam Gio perlahan sambil memandang wajah Mely dengan ekspresi puas yang saat ini terlihat jelas dari kedua mata birunya sebelum berjalan keluar dari bilik ini untuk ke ruang makan yang berada di tingkat satu.

Mendengar suara bising familiar yang berada tidak jauh dari posisinya ini membuat Gio menghentikan langkahnya. Kedua matanya melihat empat wajah familiar yang juga memandang ke arahnya dengan ekspresi penuh makna yang terlihat jelas mewarnai wajah masing-masing.

"Morning, Gio" kata Raffael dengan santai sambil menyandarkan tubuhnya dengan gerakan malas sebelum mengangkat cawan kopi yang berada di tangannya.

"Tsk, tsk ...ini bukan pagi, Raff. Ini sudah tengah hari" kata Leo dengan senyuman nipis yang membuat Raffael tertawa perlahan ketika melihat senyuman penuh makna tersebut.

Tidak begitu peduli dengan kata-kata dua lelaki yang berada di dekatnya ini, Gio terus berjalan ke arah tempat duduk yang berada di sekitar empat lelaki ini.

"Tidak biasanya kamu tidur sampai sejam ini, Gi" kata Deekson sambil memandang Gio dengan kedua kening terangkat.

Tidak menunggu jawapan dari Gio, Raffael segera menggerakkan cawan yang ada di tangannya ke arah Deekson sebelum senyum lebar terbentuk di wajahnya. "Sudah tentu dia akan tidur di tempat tidur lebih lama! Kan, ada sister-in-law di sebelahnya" jawab Raffael dengan senyuman penuh makna.

Berbeza dengan sikap Gio yang bersikap seperti tidak menganggap bahawa mereka ada, Leo yang mendengar jawapan Raffael terus tersedak. Kedua matanya berair sambil terbatuk beberapa saat sebelum memandang Gio dengan ekspresi tidak percaya.

Sejak bila lelaki ais batu ini membenarkan orang lain tidur di tempat tidur yang sama dengannya!? Jangankan tidur di atas katil yang sama!! Bahkan, bilik tidur lelaki ini juga adalah kawasan larangan yang jarang orang dapat masuk!!

Dan lagi ...untuk Raffael mengatakan yang Gio menghabiskan malamnya dengan perempuan itu, bukankah itu sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan terlalu, absurd!!

Melihat pandangan ragu-ragu Leo membuat Raffael mengangkat kedua bahunya dengan gerakan tidak acuh dan hanya membiarkan reaksi Leo saat ini sebelum melirik ke arah Gio. "Brother, adakah kau dapat tidur dengan baik semalam?" tanya Raffael dengan penuh makna tersirat.

"Hm" jawab Gio dengan singkat sebelum meneguk kopi hitam yang ada ditangannya.

Berbeza dengan reaksi Gio yang santai, Leo dan Deekson yang melihat sikap Gio yang berubah 180 darjah dengan cepat memandang ke arah Nick dan Raffael seakan meminta pengesahan bahawa lelaki yang berada di dekat mereka ini memang benar-benar Giovano LinDenhof yang mereka kenal sejak kecil.

Perlahan keduanya menganggukkan kepala dengan gerakan malas untuk menjawab apa yang ada di dalam fikiran kedua sabahat mereka ini.

Damn ...sepertinya kucing kecil lelaki ini benar-benar berhasil mengubah Gio menjadi lelaki yang terlihat seperti manusia normal, kata Deekson dan Leo dalam hati sebelum keduanya saling bertukar pandang.

"Apa perkembangannya?" tanya Gio yang masuk ke dalam topik utama perbualan mereka. Kedua mata birunya terus berubah dingin setiap kali dia mengingatkan bagaimana pelakuan orang-orang bodoh itu kepada kucing kecilnya.

Dia tidak akan membiarkan mereka terlepas dengan mudah. Tidak selagi dia masih hidup!

Nampaknya, mereka sudah mulai lupa siapa yang memegang kuasa sekarang. Tidak sering menunjukkan diri dengan semua urusan yang terjadi di dalam komuniti dunia bawah, tidak bermakna Gio tidak memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di sekelilingnya.

Sepertinya, dia harus mengingatkan lagi kepada mereka apa yang akan terjadi jika mereka memprovokasi seorang Giovano LinDenhof. Terutama, ketika hal itu sudah berurusan dengan kucing kecilnya. Sorot membunuh terlihat jelas dari kedua mata birunya sebelum perlahan meneguk kopi yang ada di tangannya sambil memejamkan kedua matanya perlahan, berusaha mengawal emosi yang memenuhi dadanya saat ini.

"Seperti yang dikatakan oleh Raffa semalam, data ini menunjukkan orang yang mengajukan tugas untuk membunuh kamu memang berasal dari keluarga Bartosz" kata Leo perlahan sambil menyandarkan tubuhnya ke arah kerusi.

"Keluarkan arahan untuk memusnahkan kumpulan dark mercenaries dalam waktu 48 jam" kata Gio dengan nada dingin sebelum memandang ke arah Nick yang membuat lelaki ini menganggukkan kepalanya dengan cepat. Tangannya bergerak cepat untuk menggerakkan pasukan khas yang berada di bawah kawalannya untuk melaksanakan perintah yang baru saja diberikan oleh abangnya.

"Tsk, tsk ...48 jam? Bukankah itu terlalu cepat?" gumam Leo dengan pandangan nakal yang terlihat dari kedua mata hijaunya saat ini sambil memandang Nick dengan senyuman penuh makna yang membuat Nick membulatkan kedua matanya dengan ekspresi terkejut.

"Apa!? Kau ingat hal itu mudah!? Dark mercenaries mempunyai ramai ahli di dalam organisasi mereka! Malah, setiap pangkat pembunuh berpangkat C! Kau fikir membunuh mereka semua adalah perkara yang mudah?" kata Nick dengan cepat untuk memberikan alasan yang masuk akal kepada Leo. Walaupun, kata-kata itu ditujukan kepada Leo namun, ujung matanya terus melirik ke arah Gio seakan ingin melihat reaksi Gio saat ini.

"Mm. 24 jam" kata Gio perlahan yang membuat Nick speechless mendengarnya. Kedua matanya terus memandang tajam ke arah Leo yang masih mentertawakannya dengan kuat.

"Argh!! Ini semua gara-gara kau! Kalau tidak, Gio masih memberikan aku masa 48 jam!" desis Nick dengan penuh amarah.

"Tsk, tsk, tsk ...apa salahku? Aku hanya memberi komen biasa. Daripada kau membuang buang masa marah aku, lebih baik kau gunakan masamu untuk segera menggerakkan special forces-mu untuk menyelesaikan arahan Gio. Kau hanya mempunyai waktu ...24 jam" kata Leo sambil memandang Nick dengan pandangan nakal sebelum tersenyum lebar ke arahnya.

"Kau ...diam!!" jerit Nick penuh emosi sebelum meraih telefon bimbitnya dengan kasar dan segera menghubungi orang kanannya untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh abangnya ini sambil memaki Leo dengan beribu bahasa dalam hati.

Melihat ekspresi Nick membuat Leo semakin tertawa kuat. Nasib lelaki bodoh ini selalu buruk. Bukan hanya dengan Mely dan Raffael bahkan Leo juga membulinya.

Raffael dan Deekson yang melihat wajah penuh penderitaan Nick hanya tertawa perlahan sebelum menggelengkan kepala perlahan sambil memandang Nick dengan rasa simpati.

"Kalau begitu kau akan membiarkan keluarga Bartosz tidur dengan tenang?" tanya Raffael sambil menaikkan kedua keningnya.

Dia tahu membiarkan masalah seperti ini bukanlah sikap Gio. Sekiranya, lelaki ini sudah tahu siapa yang harus bertanggung jawab, dia akan segera mengarahkan salah seorang dari mereka berempat untuk menghapuskan orang tersebut namun, lelaki ini sejak tadi tidak memberikan apa-apa arahan kepada mereka kecuali kepada Nick.

Mendengar pertanyaan Raffael membuat senyuman mengerikan perlahan terbentuk di wajah Gio, membuat aura yang menyelimuti tubuhnya saat ini semakin mencengkam. "Biarkan mereka bernafas untuk sementara. Aku mau lihat bagaimana sikap ketua keluarga Bartosz yang baru" kata Gio dengan nada datar yang terdengar sangat dingin oleh keempat lelaki yang memandangnya saat ini.

"Tapi ...ini terlihat pelik?" gumam Deekson sambil mengerutkan keningnya perlahan.

"Maksud kau?" tanya Leo dengan nada malas sambil mengunyah sarapan paginya.

"Jasper Bartosz bukan orang bodoh. Lelaki tua itu memeng selalu membuat masalah dengan kita semua, apatah lagi semenjak Gio memegang kuasa keluarga LinDenhof. Tapi, setiap kali lelaki tua itu melakukan sesuatu, dia akan melakukannya dengan bersih, walaupun pada akhirnya kita juga mengetahuinya. That man is a true definition of a sly fox. Bukankah, pelik jika pengganti seterusnya memiliki sikap yang sangat bertentangan? Adakah, Jasper tidak mengajar penggantinya mengenai menghapuskan jejak atau jenis akibat yang akan terjadi jika dia memprovokasi LinDenhof secara terbuka?" kata Deekson perlahan sambil memakan omelet yang ada di hadapannya.

"Jadi, menurut kau ada yang pelik dengan sikap Hadrian Bartosz? Ada tokoh lain yang menyuruh Hadrian Bartosz untuk melakukan tugas ini?" tanya Raffael sambil mengerutkan keningnya.

"Mungkin ya, mungkin tidak. Hadrian Bartosz dibesarkan dalam lingkungan yang merosakkan dirinya. Sejak kecil dia selalu sombong dan berfikir yang dia adalah lelaki terbaik di dunia ini sehingga membuat dia mempunyai karakter yang sangat buruk. Aku pernah bertemu dengannya dalam beberapa pertemuan dan sikapnya ...astaga benar-benar membuat aku muak tetapi, apa yang jelas lelaki ini memiliki ego yang sangat tinggi. Untuk lelaki seperti dia melakukan tugas untuk orang lain jauh dari karakternya sendiri. Lelaki ini mungkin bodoh tapi jika ia menyangkut dengan egonya ...tsk, tsk ...lelaki itu akan benar-benar memandang serius. Bagi Hadrian Bartosz imejnya dalam komuniti dunia bawah adalah hal yang paling penting" jawab Leo sambil menggelengkan kepalanya perlahan.

"Jadi mengapa dia melakukan perkara bodoh seperti ini? Adakah dia benar-benar bodoh. Mengapa dia dapat meninggalkan jejak begitu mudah untuk kita semua jejak?" kata Nick yang memberi komen sambil menggelengkan kepalanya perlahan yang dibalas tawa perlahan oleh Deekson.

"Aku pernah dengar dari otets (re: father) kalau Jasper dan Hadrian mempunyai hubungan yang buruk kerana tingkah laku Hadrian yang sering membuat keluarga Bartosz di pandang rendah oleh komuniti dunia bawah. Jadi, bukankah hal itu mudah di jangka? Biarkan lelaki sombong itu berurusan dengan Gio, secara tidak langsung mengajar lelaki itu yang di dunia ini masih banyak lagi orang yang memiliki kekuatan yang lebih kuat dari dia" kata Deekson dengan santai.

"Hm ...tidak hairanlah kalau lelaki bodoh itu bertindak bodoh. Cepat atau lambat kesombongannya sendiri yang akan menjadi alasan kehancuran semua keluarga Bartosz" kata Raffael sambil menghela nafas perlahan sebelum mengalihkan pandangan ke arah Gio yang sejak tadi diam sambil memperhatikan situasi yang terjadi di sekelilingnya ini dengan pandangan malas yang membuat Raffael menaikkan kedua keningnya.

"Brother kenapa kau terlihat tenang dengan semua ini ...adakah kau sudah meneka semua ini?" kata Raffael sambil memandang Gio dengan ekspresi tidak berdaya. Sudah tentu lelaki ais batu ini tahu! Lelaki ini mempunyai tahap IQ yang tinggi, jadi sudah tentu lelaki ini dengan mudah menghubungkan semua ini. Sayangnya, Gio lebih memilih menutup bibirnya dan tidak memberitahu mereka!

Apa susahnya kalau dia memberitahu mereka!?

"Mhm" jawab Gio dengan singkat yang membuat ujung bibir Raffael berkedut menahan rasa kesalnya ketika mendengar jawapan tersebut.

Di mana lelaki yang banyak cakap semalam!? Kenapa hanya dalam waktu beberapa jam lelaki ini sudah kembali normal?

"Jadi, kau akan membiarkan Hadrian begitu saja?" tanya Leo sambil menaikkan sebelah keningnya, kedua matanya memandang Gio dengan pandangan penuh minat yang dibalas dengan senyuman dingin yang membuat tubuh Leo bergetar melihatnya.

"Sudah tentu tidak" jawab Gio perlahan sambil meraih cawan kopi yang berada di hadapannya sebelum meneguk kopi hitamnya perlahan. Kedua mata birunya sekilas menunjukkan kilatan membunuh sebelum kembali seperti sediakala.

Pandangannya beralih ke arah Deekson yang saat ini tersenyum nipis ketika menyedari Gio memandang ke arahnya. "Ada apa, brother?" tanya Deekson dengan nada perlahan.

"Push them down. Kerahkan kerajaan Rusia untuk menekan kekuatan, Bartosz" kata Gio dengan nada dingin, membuat senyuman Deekson perlahan melebar. Kedua mata hitamnya bersinar penuh excitement namun, pada masa yang sama terlihat menakutkan seakan dia baru saja menemui sasaran yang selama ini dia tunggu-tunggu.

"Okay, brother. Serahkan semuanya kepada aku" kata Deekson dengan nada ceria yang membuat Nick, Raffael dan Leo yang melihat reaksi Deekson perlahan-lahan menunjukkan senyuman dingin di wajah masing-masing.

Sudah tentu mereka menyedari yang arahan Gio saat ini memiliki maksud, kalau dia ingin bermain-main terlebih dulu dengan keluarga Bartosz. Untuk lelaki sombong seperti Hadrian Bartosz, menekan semua kekuatan yang dimiliki olehnya adalah hukuman yang lebih berat dari kematian. Mereka bertiga sudah dapat membayangkan betapa hebohnya keadaan Moscow dalam beberapa hari akan datang. Terutama ketika Deekson campur tangan dalam masalah ini. Lelaki ini sememangnya selalu bersikap tenang namun, memiliki sikap licik yang benar-benar mengerikan. Terutamanya jika hal itu berkaitan dengan manipulasi mental orang-orang atau penyeksaan. Deekson memang merupakan orang yang tepat untuk hal seperti ini.

"Bagaimana dengan yang aku minta, Leonardo?" tanya Gio perlahan sebelum pandangannya beralih ke arah Leo yang terus memandangnya dengan penuh excited, membuat Raffael, Nick dan Deekson yang mendengarnya saling bertukar pandang dengan ekspresi bingung.

Ada apa?

Apa yang Gio minta kepada Leo?

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience