Rate

The Almighty Devil Of Underworld_46

Action Completed 38230

Minggu pertama Mely bekerja di LinDenhof Corp adalah minggu paling sibuk dalam hidupnya dan itu membuat Mely mengubah pandangannya terhadap semua pemilik syarikat terkenal yang ada. Memang wang mereka banyak tapi kerjanya juga terlalu banyak! Mely seakan sedar bagaimana Gio terus mengembangkan syarikatnya ini menjadi syarikat yang terkemuka di negara ini.

Bagaimana tidak, berbeza dengan orang yang pada umumnya akan bekerja pada jam 9 pagi hingga 6 petang, Gio bahkan dapat bekerja selama 24 jam berturut-turut!

Pernah beberapa kali Mely menyedari bahawa Gio bahkan tidak pernah tidur sehingga membuat Mely berfikir adakah lelaki ini robot? Bagaimana dia dapat bertahan ditengah tekanan begini? Dia yang hanya seorang pembantu pun, berkerja selama seminggu ini rasanya sudah seperti neraka. Walaupun begitu sesibuk apa pun dia, bosnya itu akan sentiasa menyediakan makanan tengah hari untuknya.

Boss is the best!!

Tenggelam dalam pemikirannya sendiri, kedua kakinya tetap melangkah ke bahagian kewangan yang berada ditingkat 20 untuk menyerahkan beberapa dokumen yang sudah ditandatangani oleh Gio beberapa saat yang lalu. Keningnya berkerut ketika mendengar suara bisikan-bisikan yang bergema di sekelilingnya.

"Jadi, itu pembantu baru Presiden LinDenhof?"

"Ya, aku yakin dia dapat posisi itu sebab dia menggoda Presiden LinDenhof"

"Hey ..kamu fikir selera idola kita serendah itu? Itu tidak mungkin. Aku yakin dia menggoda assistants Harmada. Jika tidak, bagaimana dia mendapat posisi yang lebih tinggi daripada Julia yang sudah bertahun-tahun bekerja disini!? Sedangkan dia hanya pekerja baru"

"kesian Julia. Dia sudah berusaha begitu keras dan sekarang, malah dikalahkan oleh perempuan baru yang hanya bergantung pada wajah dan tubuhnya untuk mendapat posisi tinggi itu. Cis"

"Memang perempuan murah!!"

"I know right. Aku dengar perempuan ini selalu menghangatkan tempat tidur assistants Harmada"

"Apa!? Ziro kan terlalu comel seperti artis korea! Bagaimana, dia boleh tergoda dengan perempuan licik itu!?"

"Pasti perempuan itu melakukan muslihat murah untuk menggoda satu-satunya Pembantu Presiden LinDenhof."

"Cis! Memang perempuan itu tidak ada harga diri"

"Menjual diri untuk mendapatkan kedudukan itu benar-benar membuka mata kita semua, bukan?."

Semakin Mely mendengar bisikan-bisikan itu, semakin dia mengecilkan kedua matanya. Mereka bergosip tentang ... dirinya? Kata Mely dalam hati. Perlahan kedua matanya melirik ke arah orang-orang yang saat ini sibuk berkumpul sambil memandang rendah ke arahnya. Hujung bibirnya berkedut keras, berusaha menahan emosinya setiap kali dia mendengar setiap kata yang keluar dari mulut ratu gosip itu.

Serius?

Siapa yang tidur dengan Ziro!?

Hello!? Walaupun dia akan menggoda seseorang namun dia juga mempunyai standard! 

At least, dia akan menyasarkan bos!! Humph!

Ada-ada saja ratu gosip ini, katanya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan meninggalkan sekumpulan perempuan yang masih menyindirnya secara terbuka.

Ini hanyalah anjing menyalak! Ini hanyalah anjing menyalak! Kata Mely berulang kali, berusaha menahan emosi yang dia rasakan.

"Nampak, tak? Dia baru saja melarikan diri mungkin sebab malu. Adakah pelacur tahu malu?"

"Ugh ...bagaimana orang seperti ini dapat masuk ke LinDenhof Corp. Tsk ...tsk ...benar-benar menghancurkan reputasi syarikat"

"Alah, setakat wajah dan tubuh begitu. Paling tidak, Presiden LinDenhof akan sedar kalau perempuan itu sama sekali tidak punya otak"

"Oh my god. Kita tunggu dan lihat saja nanti"

"Harga dirinya mahal juga, bukan? Senang-senang dapat masuk ke syarikat ini yang seleksi pemilihannya mempunyai tahap kesukaran yang tinggi. Apa yang orang tuanya ajar, ya? Mungkin dia anak dari pelacur, makanya sikapnya sama dengan ibunya? Cis, buah memang tidak akan jatuh jauh dari pokok, bukan?" kata salah satu daripada mereka yang diikuti tawa penuh ejekan oleh rakan-rakannya.

Mendengar kata terakhir itu membuatkan langkah Mely terhenti seketika. Kedua mata kelabunya mengecil sebelum dengan cepat dia berjalan ke arah kumpulan perempuan tersebut. Tanpa ada yang menjangka tangannya bergerak untuk memukul perempuan yang baru saja mengatakan kata-kata kejam itu.

Masa seakan berhenti berputar seketika, semua perempuan yang berada di kumpulan itu membeku ketika melihat tindakan Mely. Penumbuk tangannya berhenti tepat di sebelah kanan wajah perempuan yang mengatakan kata-kata kejam itu. Kedua mata perempuan itu memandang Mely dengan ekspresi takut, kedua kakinya menggeletar sebelum jatuh terduduk dilantai koridor tempat mereka berada saat ini.

Rasanya, ketika tangan Mely bergerak ...dia ...dia merasakan aura menakutkan. Seolah-olah gerakan yang Mely lakukan memiliki niat untuk menyakitinya, bahkan niat ingin membunuhnya.

Melihat perempuan yang terduduk di hadapannya ini, membuat Mely menarik semula penumbuk tangannya. Perlahan Mely menghela nafas untuk mengawal emosi yang dia rasakan sebelum dia menundukkan tubuhnya tepat di hadapan perempuan yang masih memandangnya dengan ekspresi takut. Perlahan senyuman nipis terbentuk di wajah Mely, namun pada masa yang sama semua orang dapat melihat tiada senyuman yang terlihat pada kedua mata kelabunya. Kedua mata kelabu itu terlihat tenang namun disebalik ketenangan itu dipenuhi dengan hawa dingin yang membuat tubuh mereka menggeletar ketakutan. Perlahan tangan Mely bergerak ke arah wajah perempuan di hadapannya.

"K...kau mahu ...buat apa?" gumam perempuan tersebut dengan tergagap. Seluruh tubuhnya menggeletar kerana rasa takut terhadap perempuan menyeramkan di hadapan mereka.

Tsk, tsk, tsk ...tadi terlihat paling kuat dan sibuk menyindirnya, kata Mely dalam hati.

Dengan gerakan lembut Mely mengusap pipi perempuan yang saat ini membeku ketika merasakan sentuhannya. "Sayang, mana keberanian kamu tadi, hm?" kata Mely dengan nada lembut yang membuat seluruh tubuh mereka di selimuti oleh rasa takut.

"M ..maafkan saya ...saya mohon jangan sakiti ..saya" kata perempuan tersebut sambil terisak perlahan. Melihat reaksi berlebihan dari perempuan di hadapannya ini membuat Mely menaikan sebelah keningnya.

Bukankah seharusnya dia yang merasa sakit kerana kata-kata tajam perempuan ini?

Kenapa sekarang dia yang seperti perempuan jahat disini?

"Aku beri amaran, sayangku. Jika kamu semua bercakap tentang orang tuaku lagi. Aku tidak akan melepaskan kamu ... jadi jangan diulang lagi okey, baby?" sambung Mely, masih dengan nada yang sama.

Mendengar itu membuat perempuan di hadapannya segera menganggukkan kepalanya. Melihat respon yang dia inginkan, senyuman pada wajah Mely perlahan merekah sebelum menegakkan postur tubuhnya. Kedua mata kelabu dingin itu memandang ke arah semua perempuan di hadapannya dengan pandangan yang sukar digambarkan sebelum dia berjalan meninggalkan mereka semua.

Baginya, gosip seperti ini sememangnya tidak mempengaruhinya dan sama sekali tidak terkesan padanya. Hanya, mulut orang sememangnya sukar untuk di kawal, tidak ada yang dapat meramalkan kata apa yang akan keluar dari mulut mereka sehingga membuat dirinya benar-benar hilang kawalan.

Damn, dia harus lebih berhati-hati dalam mengawal emosinya, pikir Mely sambil berjalan meninggalkan kumpulan perempuan yang masih memandangnya dengan ekspresi takut.

Dia benar-benar menyesal dengan tindakannya!

Bodoh!!

Sibuk dengan pemikirannya sendiri, Mely tidak menyedari bahawa tidak jauh dari posisi mereka ada sepasang mata biru menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi dengan kening berkerut.

***

Lunch break.

Langkah kaki seorang lelaki dengan sut lengkap itu bergema di seluruh ruang kerja yang saat ini dipenuhi oleh keheningan. Nick bingung, apa yang membuat abangnya ini menyukai suasana hening seperti ini? Bolehkah, seseorang itu bekerja dengan keadaan suasana yang seperti ini? Bukankah ini sama saja seperti berkerja di kuburan? Katanya dalam hati. Kedua matanya memandang ke arah abangnya yang saat ini masih sibuk dengan dokumen-dokumen yang ada di hadapannya.

Kedua mata Nick dipenuhi dengan kegelisahan dan kebingungan yang membuatnya berdiri janggal ditengah-tengah ruang kerja tersebut. Dia bingung apa yang harus dia lakukan!!!

Menyedari sikap diam adiknya membuat Gio meliriknya untuk sesaat sebelum memberi isyarat kepada adiknya untuk segera duduk di hadapannya sebelum dia kembali menyelesaikan dokumen yang ada di hadapannya.

Tiada seorangpun LinDenhof bersaudara ini yang mengeluarkan suara. Satu-satunya suara yang dapat di dengar dalam ruangan ini hanyalah bunyi pen yang bergerak di atas kertas ketika Gio menandatangani dokumen di hadapannya. Setelah beberapa saat, akhirnya Gio meletakkan dokumen terakhir yang baru saja dia tandatangani namun belum sempat dia melakukan apa-apa ujung matanya menangkap sikap pelik adiknya yang membuatnya menaikkan sebelah keningnya. Perlahan Gio mengalihkan pandangannya ke arah Nick yang saat ini masih tenggelam dengan pemikirannya sendiri.

Biasanya, Nick selalu bersemangat mengganggunya setiap kali dia masuk ke ruang kerjanya. Mengapa saat ini anjing bodoh ini terlihat lebih tenang dari biasanya?

"Ada apa?" tanya Gio sambil meraih cawan kopi yang berada di satu sisi mejanya. Kedua matanya masih memperhatikan gerak-geri Nick yang tersentak seakan dia baru saja tersedar dari lamunannya.

"Ah ... apa? Kamu tanya apa tadi?" tanya Nick dengan nada bingung yang sebaliknya mendapat pandangan penuh tanda tanya dari abangnya.

Menyedari pertanyaan dari kedua mata Gio membuat Nick bingung apa yang harus dilakukan saat ini. Perlukah dia memberitahunya? Tapi, bagaimana reaksi Gio nanti? Selama perempuan itu tinggal di mansion mereka, dia dengan jelas melihat perubahan pada abangnya ini. Walaupun, dia masih belum menyetujui hubungan mereka. Nick akui bahawa dia cukup senang dengan perubahan yang terjadi pada abangnya ini, namun saat ini dia benar-benar bingung apa yang harus dia lakukan.

"Speak" kata Gio singkat yang membuat Nick tanpa sedar menelan liurnya.

"Sejujurnya, aku tidak tahu bagaimana ingin menjelaskan semua ini-" 

Merasakan kata-kata Nick terus berputar-putar, Gio memandang tajam ke arahnya yang membuatkan Nick tidak dapat berkata-kata. Kedua mata Gio memandang Nick seakan menyuruhnya untuk segera mengatakan apa yang ingin dia sampaikan.

"Aku melihat Melysah di koridor jabatan kewangan dan aku melihatnya di ganggu oleh beberapa pekerja perempuan yang ada ditingkat itu. Tapi -" kata-kata Nick terhenti sebaik saja dia melihat isyarat tangan Gio yang menyuruhnya untuk berhenti sebelum melihat Gio meraih telefon bimbitnya.

"Orang yang berurusan dengan Vina. Jabatan kewangan. Pecat mereka semua" arah Gio dengan nada dingin sebelum menutup panggilan tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya.

Ujung bibir Nick berkedut ketika melihat tingkah laku abangnya yang semakin tidak masuk akal. Dia tiba-tiba menyesal bahawa dia menyukai perubahan sikap abangnya.

Kembalikan abangku yang dingin seperti sebelumnya!!! Jeritnya dalam hati.

"Brother, boleh kah kita fokus pada topikku tadi! Ini bukan tentang kucing kecilmu yang dibully! Bahkan ini jauh dari kata itu!!" kata Nick dengan ekspresi kesal sebelum dia menghela nafas perlahan. Tidak lama dia akan mati muda setiap kali melihat sikap abangnya ini, katanya dengan nada pahit.

"Hm" jawab Gio sambil memandang Nick dengan ekspresi yang seakan berkata 'baiklah, sila teruskan topikmu yang tidak penting itu.'

I am so done with this attitude of his brother.

"Yang ingin aku sampaikan adalah tingkah laku Melysah saat dia menghadapi mereka! Dia ...dia ...terlihat sangat berbeza. Pandangannya, ekspresinya yang tenang dan auranya. Semuanya benar-benar berbeza! Seolah-olah perempuan yang aku lihat tadi bukanlah Melysah yang kita kenal" kata Nick, berusaha untuk menjelaskan keadaan yang baru saja dia lihat. Dia sendiri bingung bagaimana menggambarkannya, bahkan sampai saat ini dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Oleh itu, bayangkan betapa sukarnya dia menggambarkan kejadian itu?!!

"Berbeza? Bagaimana?" tanya Gio dengan dahi berkerut seakan tenggelam dalam fikiranya sendiri.

"Berbeza ... ya, berbeza! Biasanya orang yang di bully dengan cara diserang secara berkumpulan pasti akan menunjukkan reaksi gangguan mental break down, sama ada tidak bersuara, menangis, marah atau histeris tapi Melysah tidak menunjukkan semua itu. Dia hanya diam dengan ekspresi tenang, namun tiba-tiba dia melayangkan pukulan ke arah salah satu perempuan yang paling menjengkelkan yang sibuk menyindirnya!!" kata Nick dengan penuh semangat berusaha mengulangi kejadian yang baru dilihatnya.

"Vina, memukul orang?" kata Gio dengan pandangan tidak percaya, namun pada masa yang sama Nick dapat melihat sedikit rasa bangga pada kedua mata biru abangnya. Hal itu membuat Nick benar-benar ingin memukul kepala abangnya.

Kucing kecilmu yang terlihat lemah itu memukul orang dan kau ....bangga!!!

Kenapa .Dengan. Otak .Genius .Mu. Giovano!!!??

"Ya! Dan kau bangga mendengarnya? Aku mula ragu dengan tahap kewarasanmu, Giovano" kata Nick sambil menyandarkan belakangnya di tempat duduknya. "Apa yang membuat aku terkejut adalah pandangan dan aura yang menyelimuti kucing kecilmu. Kedua matanya terlihat dingin dan penuh dengan kegelapan. Aku sendiri melihatnya ketika dia melayangkan pukulan itu, dia seperti dipenuhi oleh niat ingin membunuh. Aura yang mengelilinginya benar-benar membuat orang yang merasakannya kesukaran untuk bernafas kerana rasa takut menyelimuti seluruh tubuh mereka. Kamu fahamkan aura seperti apa yang aku maksudkan?" sambungnya dengan nada serius, namun ketika dia melihat Gio masih tidak membuka mulutnya, Nick akhirnya meneruskan apa yang mengganggu fikiranya sejak tadi. 

"Gio, aura seperti itu tidak semua orang memilikinya. Hanya orang yang sudah terbiasa dengan kegelapan yang dapat memiliki aura begitu. Seperti ...kita" kata Nick perlahan berusaha membuat Gio memahami apa maksudkan dari ucapannya. Walaupun, dia tahu bahawa Gio sudah dapat meneka apa yang dia maksudkan.

"Aura begitu hanya dimiliki oleh orang yang tinggal di dunia bawah, orang yang biasa dengan keganasan dan kematian" Kata-kata Nick bergema di seluruh ruang kerja tersebut yang membuatkan suasana ruangan semakin dipenuhi tekanan.

"Aura seseorang yang sudah biasa membunuh" tiga kata terakhir yang dikatakan oleh Nick benar-benar membuat suhu udara di ruang kerja Gio berubah 180 darjah. Hawa dingin memenuhi seluruh ruangan namun hal itu sama sekali tidak mengubah ekspresi serius dan pandangan Nick. Seakan apa yang terjadi di sekelilingnya adalah perkara biasa untuknya. Kedua matanya masih memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada kedua mata abangnya.

Dia harus mengatakan semua spekulasi gila ini.

"Gio ...is your woman belong to underworld organization? Is she a Killer? Mercenaries? Or part of Mafia?" tanya Nick dengan ekspresi serius yang membuatkan Gio mengecilkan kedua matanya sebaik saja dia mendengarnya.

Tidak peduli dengan ekspresi gelap abangnya, Nick terus bertekad dan menguatkan mentalnya untuk mengajukan pertanyaan yang semakin membuatnya gugup.

"Giovano LinDenhof, adakah kamu sedar orang seperti apa yang kamu bawa masuk ke dalam kehidupan kamu?

TO BE CONTINUED.

Killer (pembunuh), Mercenaries (Tentera upahan), Mafia (mafia). Ketiga-tiga ini adalah merupakan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh orang-orang dalam komuniti dunia bawah (Underworld) dimana Killer adalah seorang individu yang menerima pekerjaan membunuh daripada pelanggan yang memerlukan bantuan mereka.

Sedangkan Mercenaries adalah kumpulan organisasi kecil yang semua anggotanya mempunyai kemampuan tahap tinggi, status lebih tinggi dibandingkan killer untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Tugas-tugas tersebut biasanya seperti pembunuhan beramai-ramai, membunuh tokoh penting, penyeludupan, penculikan dan sebagainya. Kos pengambilan perkhidmatan Mercenaries jauh lebih mahal kerana kemampuan mereka yang dapat menghilangkan bukti dan menyelesaikan tugas mereka dengan standard yang tinggi, sehingga hasil kerja mereka tidak dapat di kesan walaupun dengan kemampuan FBI / CSI.

Sedangkan, Mafia adalah kumpulan yang berkumpul kerana ikatan persaudaraan yang mempunyai tujuan untuk menguasai suatu tempat atau kawasan, biasanya untuk menguasai sesuatu kawasan memerlukan peperangan berdarah terhadap pemilik kawasan sebelumnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience