Rate

The Almighty Devil Of Underworld_70

Action Completed 38206

Malam semakin larut, setelah selesai melakukan kegiatan untuk meluahkan perasaan mereka, keduanya tertidur dengan tenang. Beberapa jam kemudian akhirnya kedua mata biru itu terbuka perlahan sebelum melihat tubuh mungil yang saat ini bersandar di dadanya. Kedua mata Gio dengan jelas melihat beberapa love-bites merah yang mewarnai kulit putih kucing kecilnya yang membuat sinar puas terlihat jelas pada kedua mata birunya sebelum senyum nipis terbentuk di wajahnya.

Gio benar-benar bahagia mendapati dirinya dan kucing kecilnya ini sama-sama melakukan hal istimewa ini untuk kali pertama dan Gio berjanji akan terus menjaga kucing kecilnya ini untuk menjadi satu-satunya dalam hidupnya.

Ya! Akhirnya kucing kecilnya ini sudah menjadi miliknya sepenuhnya!!

Kenyataan ini sudah membuat Gio merasakan kepuasan berganda. Belum sempat dia mencium dahi kucing kecilnya, dia mendengar beberapa suara tembakan yang terdengar dari arah depan bilik mereka. Tingkap yang berada di sebelah kanan tiba-tiba hancur kerana terkena salah satu peluru yang menembus masuk ke dalam bilik mereka.

Dengan gerakan pantas, Gio memeluk tubuh kucing kecilnya sebelum memusingkan tubuh mereka berdua hingga jatuh ke sisi katil yang membuat Mely terkejut. Kedua mata kelabunya memandang ke arah Gio yang saat ini memeluknya dengan erat. Kedua mata biru itu dipenuhi oleh kilatan membunuh dengan tubuhnya yang saat ini dipenuhi oleh aura menyeramkan yang membuat tubuh Mely menegang ketika melihatnya.

Gio segera meraih pistol di dalam laci meja yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini, kedua matanya masih fokus ke arah pintu bilik tidur mereka sebelum mendengar suara berbalas tembakan dan beberapa langkah kaki yang mendekat ke bilik mereka.

Pandangan Mely berubah dingin ketika dia mendengar suara pertempuran senjata yang terjadi di hadapan bilik sebelum kedua matanya melihat Gio memakai seluarnya dengan cepat dan menarik tubuhnya ke dalam pelukan untuk melindunginya.

"Vina, pakai kemeja ini dulu" kata Gio dengan cepat sambil memakaikan kemeja putih yang baru diambilnya dari lantai kepada kucing kecilnya ini.

"Mhm, tenang, aku tidak apa-apa" jawab Mely dengan nada lembut, berusaha menenangkan lelaki di hadapannya ini sebelum pandangannya kembali ke arah pintu bilik. Kilatan tajam terlihat jelas pada kedua mata kelabunya.

"Vina, take the gun on the drawer!"

Tepat setelah jeritan Gio bergema, pintu yang tadinya tertutup rapat terbuka lebar. Beberapa orang berpakaian hitam berlari masuk ke dalam sebelum suara tembakan menguasai seluruh bilik tidur tersebut. 

Mely segera meraih pistol yang terletak di dalam laci yang sama ketika Gio meraih senjatanya sebelum ujung matanya menangkap dua lelaki berpakaian hitam yang mendekat ke arahnya. Dengan gerakan cepat Mely segera mengarahkan pistol tersebut ke arah dua lelaki yang saat ini berada di belakangnya.

BANG! BANG!

Dua tembakan tepat mengenai kepala dua lelaki tersebut sebelum keduanya terbaring di hadapannya. Mely mengalihkan pandangannya ke arah Gio yang saat ini menarik picu pistol yang ada di tangannya untuk membunuh ketiga lelaki berpakaian hitam di hadapannya. Belum sempat Mely melangkah untuk mendekati Gio, dia merasakan rasa sakit di daerah intimnya yang membuatnya meringis perlahan.

Shit, ini semua gara-gara anjing-anjing sialan ini!

Kalau bukan gara-gara mereka, dia masih tidur di atas katil lembut ini dengan tenang!

Tidak seperti sekarang, terutama rasa sakit dan nyeri yang dia rasakan kerana sikap Vano beberapa jam yang lalu!

Melihat kucing kecilnya meringis kesakitan membuat Gio memandangnya dengan pandangan penuh kerisauan yang terlihat jelas dari kedua mata birunya. Dengan langkah lebar dia segera menutup jarak di antara mereka sebelum menarik kucing kecilnya ke dalam pelukannya. Kedua matanya terus bergerak untuk memeriksa semua bahagian tubuh kucing kecilnya untuk melihat sama ada kucing kecilnya ini mendapat luka. 

Jika, ya!

He will annihilate the entire group of these stupid mercenaries!

"Kamu tidak apa-apa, little kitten? Ada apa?" tanya Gio dengan cepat kerana rasa panik yang menyerang tubuhnya. Ini adalah kali pertama dia merasakan hal ini, Gio adalah orang yang selalu berada dalam kawalan dan kali ini dia sama sekali tidak dapat mengawal emosinya. Terutama melihat ekspresi kesakitan kucing kecilnya ini.

Merasakan tangan Gio dan mendengar suara paniknya, Mely yang berusaha menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang tubuhnya dengan cepat membuka kedua matanya sebelum memandang tajam ke arah Gio seakan sedang menuduh dan menyalahkan lelaki di hadapannya ini.

"Ini semua salahmu! Kalau, tadi kau menahan diri! Aku tidak akan merasa sakit seperti ini!" kata Mely dengan nada penuh kekesalan.

Siapa sangka lelaki yang menurutnya mampu menahan segala emosinya tiba-tiba hilang kawalan ketika sudah merasakan kehangatan tubuhnya!

He's simply a beast in the bed!

Mendengar keluhan kucing kecilnya ini, membuat Gio speechless untuk beberapa saat. Jadi perempuan ini merasa sakit bukan kerana dia terluka tetapi kerana sikapnya yang terlalu kasar ketika mereka melakukan hubungan di tempat tidur beberapa jam yang lalu?

Gio benar-benar tidak tahu sama ada harus ketawa atau menangis menangani masalah ini. Jantungnya benar-benar terasa ingin berhenti berdegup ketika melihat ekspresi kesakitan kucing kecilnya ini namun, melihat semua ini. Kerisauan dan rasa panik yang meyelimuti tubuhnya hanya terbuang sia-sia!

Perlahan kedua mata birunya mengalihkan pandangan ke arah sekeliling, pandangannya terhenti sebaik saja dia melihat dua lelaki berpakaian hitam yang terbaring tidak jauh dari posisi kaki mereka. Kilatan bangga terlihat jelas pada kedua mata birunya.

Kucing kecilnya selalu membuatnya terpukau!

Satu peluru untuk satu orang? Sepertinya kucing kecilnya ini mempunyai bakat yang tidak pernah disangkanya sebelum ini, kata Gio dalam hati sambil memandang dua lelaki tersebut sebelum senyuman nipis terbentuk di bibirnya.

"Ternyata kucing kecilku pandai bermain kasar juga, ya" gumam Gio perlahan sebelum mencium sebelah pipi Mely yang membuat wajahnya merona merah. Dengan gerakan refleks Mely menolak dada bidang di hadapannya yang tidak bergerak sedikit pun.

Ada apa dengan sikap lelaki menjengkelkan ini?

Di saat seperti ini, dia masih sempat-sempat mengusiknya!

Kedua matanya memandang tajam ke arah Gio dengan ekspresi penuh kekesalan. "Akupun pernah belajar bermain senjata. Humph!" jawab Mely sambil memuncungkan bibirnya tanpa sadar, menunjukkan rasa kekesalnya.

Mendengar itu membuat Gio tertawa perlahan sebelum merapihkan rambut kucing kecilnya dengan sebelah tangannya yang masih memegang senjatanya. Pandangannya menjadi hangat ketika melihat ekspresi merajuk kucing kecilnya.

"Okay, okay ...kucing kecilku memang hebat memiliki kemahiran seperti ini" gumam Gio dengan suara lembut. "Maaf, waktu rehatmu terganggu dan rasa sakit yang kamu rasakan" sambungnya dengan nada berat yang membuat tubuh Mely bergetar perlahan ketika mendengarnya.

Wajahnya terasa panas mendengar kata tidak tahu malu lelaki ini sebelum pandangannya berubah tajam ketika melihat kedua mata biru yang memandangnya dengan pandangan puas yang terlihat jelas olehnya.

Mana penyesalannya!?

Lihat, wajahnya yang terlihat bangga melihat keadaannya!? 

This shameless man!

Sibuk dalam dunia mereka sendiri, kedua-duanya tidak mempedulikan beberapa mayat yang terbaring di sebelah kaki mereka, tidak juga dengan suara pertempuran yang terjadi di luar bilik mereka. Seolah-olah semua yang terjadi di sekitar mereka saat ini tidak begitu penting namun, sebaik saja suara tembakan itu terdengar semakin dekat dengan posisi mereka sekarang, keduanya kembali tersedar akan keadaan situasi mereka saat ini.

Saling bertukar pandang seakan memahami isi fikiran masing-masing dengan senyuman nipis yang terbentuk di bibir mereka berdua.

"Sepertinya kucing kecilku akan bermain-main malam ini, bagaimana pendapatmu, little one?" tanya Gio dengan kedua kening terangkat sempurna sebelum menyerahkan beberapa magazine kepada Mely yang mengandungi peluru di dalamnya.

Mendengar nada provokatif Gio membuat Mely tertawa perlahan sebelum menggelengkan kepalanya perlahan. Tangan kecilnya meraih beberapa magazine yang diberikan Gio kepadanya sebelum menaikkan kedua keningnya. "Mhm ... kucing kecilmu ini bukan typical perempuan lemah. This lady is amazing, you know?" kata Mely dengan nada bangga sambil menepuk dadanya untuk menunjukkan makna dari kata-katanya.

Gio memandang perempuan mungil di hadapannya ini dengan penuh humor sebelum mengucup singkat bibir manis kucing kecilnya. Tangannya perlahan melingkar di bahu kucing kecilnya sebelum membawanya keluar dari bilik ini.

Baru kali ini Gio merasakan excitement yang merangsang adrenalin dalam dirinya. Bukan kerana serangan atau beberapa pembunuh bodoh yang cuba memprovokasinya. Melainkan, ini adalah kali pertama dia melihat sisi kucing kecilnya yang seperti ini.

Domineering like a queen.

"Vina, you are not a lady ...you're one and only queen" gumam Gio dengan nada serak yang terdengar sangat seksi. Kedua mata birunya dipenuhi dengan pandangan lembut yang hanya dia arahkan kepada kucing kecilnya ini.

Sudah tentu dia dapat melindungi dan menyelesaikan semua pembunuh ini tanpa membuat kucing kecilnya ini melakukan sesuatu.

Tapi ...apa yang menyeronokkan dari semua itu? Dia ingin melihat kucing kecilnya ini bermain, dia ingin tahu selincah apa kucing kecilnya ini. Memikirkan kemungkinan yang ada, membuat ujung bibir Gio terangkat dengan senyuman samar.

Mendengar kata-kata Gio membuat Mely tertawa perlahan sebelum senyuman lebar terbentuk di wajah kecilnya. Jika, bukan kerana situasi yang mereka hadapi saat ini, mungkin semua orang yang melihat ekspresinya akan menyangka yang kucing kecilnya ini gembira kerana ingin pergi ke tempat yang disukainya atau baru mendapat hadiah, bukan kerana menghadapi beberapa pembunuh yang dibayar untuk membunuh mereka berdua malam ini.

"Humph! This queen doesn't need any protection at all! Aku baik-baik saja! Sebagai ganti kerana pertempuran yang terjadi malam ini. Kau harus membelikan aku cheese cake kegemaranku!" kata Mely sebelum mendengus perlahan.

Ujung bibir Gio berkedut menahan senyum terancam yang terbentuk di wajahnya. Bukankah itu terlalu murah untuk menggantikan apa yang terjadi malam ini dengan sepotong cheese cake? kata Gio dalam hati dengan penuh kegelian.

Tapi, apapun yang kucing kecilnya ini inginkan, sudah tentu dia akan turuti.

Menggelengkan kepalanya perlahan, Gio segera membawa tubuh kucing kecilnya untuk berdiri di belakangnya sebelum memberi isyarat tangan kepadanya untuk tidak bergerak terlalu banyak yang segera di balas anggukan perlahan dan senyuman bodoh yang membuat Gio memandangnya dengan kedua mata yang dipenuhi oleh sorot tidak berdaya. 

Mengapa dia merasa yang kucing kecilnya ini sangat bersemangat untuk melakukan ini? 

Perlahan Gio membuka pintu bilik mereka sebelum melirik ke arah koridor yang saat ini terlihat kosong. Bunyi tembakan dan pertempuran jelas terdengar dari tingkat bawah, membuat keduanya mengerutkan kening. Dengan langkah santai keduanya berjalan di koridor kosong tersebut seolah-olah tidak peduli yang mereka boleh di serang bila-bila masa oleh Mercenaries yang memenuhi ruang tamu hotel mereka saat ini.

Kepala Mely bergerak kesana sini untuk memperhatikan keadaan sekeliling mereka sebelum memandang belakang tubuh Gio yang saat ini berada tepat di hadapannya. Kerana kemeja yang di pakai Gio makan malam tadi dipakai oleh Mely sekarang. Lelaki ini masih berjalan tanpa memakai pakaian bahagia atas, membuat kedua mata kelabu itu terus memperhatikan otot-otot Gio yang terus bergerak ketika dia berjalan. Tanpa sedar Mely menelan liurnya ketika melihat pemandangan mengagumkan di hadapannya ini.

Damn, lelaki ini benar-benar memiliki bentuk tubuh yang ...wow.

No word can describe his body ...just wow.

Tunggu ...apa yang dia fikirkan!? Oh, berhentilah berfikir pervert Melysah! Kamu sedang diserang! Mengapa kau sempat-sempat memikirkan hal itu dalam situasi seperti ini!? kutuknya dalam hati, mengutuk kebodohan saat ini.

Tenggelam dalam fikirannya sendiri, Mely mendengar pergerakan dari sebelah kanannya sebelum melihat bayangan tangan yang bergerak melewati wajahnya dengan ujung pisau military yang bergerak cepat ke arah lehernya.

Senyuman nipis terbentuk di wajah kecilnya sebelum menumpukan berat badannya di kaki kanannya dan menggerakkan kaki kirinya untuk menendang pinggang pembunuh di hadapannya yang membuat tubuh lelaki tersebut terhempas ke arah dinding.

Belum sempat lelaki tersebut meraih senjatanya, suara tembakan terus bergema membuat tubuh lelaki tersebut terbaring di sisi koridor dengan darah yang membasahi permukaan lantai. Mely mengalihkan pandangannya ke arah Gio yang saat ini masih mengarahkan senjatanya ke arah lelaki tidak bernyawa yang tidak jauh dari posisi mereka saat ini. Kedua mata biru itu dipenuhi oleh kilatan membunuh yang membuat kedua mata kelabu Mely dipenuhi oleh rasa kagum.

Ini adalah sisi gelap Giovano LinDenhof yang orang-orang ketahui.

Lelaki dingin dan kejam yang tidak memandang bulu sedikit pun.

Dan sisi kekasihnya ini benar-benar terlihat ...hebat!!!

Melihat kedua mata kelabu yang memandangnya dengan penuh rasa kagum, membuat ujung bibir Gio berkedut keras. Bukankah, seharusnya kucing kecil ini merasa takut? katanya dalam hati dengan penuh rasa humor sebelum memandang kucing kecilnya ini sambil menaikkan sebelah keningnya.

"Jangan terlalu banyak bermain. Selesaikan ini dengan cepat, bukankah kakimu masih sakit?" kata Gio yang mengingatkan keadaan kucing kecilnya ini untuk tidak terlalu banyak bermain.

Bukankah kucing kecilnya ini yang memprotes kepadanya yang kakinya sakit?

Mengapa sikap kucingnya malah terlihat sangat menikmati dengan apa yang dia lakukan saat ini, kata Gio dalam hati.

"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan banyak bermain. Tapi, aku tidak bohong! Kakiku memang benar-benar sakit!" kata Mely dengan ekspresi sedih yang terlihat jelas dibuat-buat yang membuat Gio menggelengkan kepalanya perlahan dengan senyuman nipis yang terlihat di ujung bibirnya.

"Baiklah. Setelah ini selesai, aku akan memberikan kamu urutan agar kakimu tidak lagi sakit, bagaimana?" kata Gio yang segera dibalas dengan mengangguk penuh semangat oleh kucing kecilnya ini.

"Deal!" katanya dengan nada ceria sebelum berjalan di sebelah Gio untuk menuju ke arah tangga agar mereka dapat keluar dari situasi ini.

Aiya, dia benar-benar ingin semua ini berakhir dengan cepat.

Massage dan berehat.

Ah ...dia benar-benar tidak sabar untuk dua hal itu!

Akhirnya, mereka berdua kembali fokus pada keadaan sekeliling mereka. Ekspresi kedua-duanya menjadi gelap ketika menyedari beberapa pengawal yang sudah disiapkan oleh Gio saat ini terluka di hadapan mereka. Hal ini menunjukkan yang pembunuh upahan yang menyerang mereka bukanlah orang sembarangan.

Hal ini membuat pandangan Mely berubah menjadi sukar untuk dibaca. Melirik ke arah Gio yang saat ini masih berdiri di hadapannya untuk melindunginya, membuat ekspresi Mely menjadi semakin sukar untuk dibaca. Tiada yang dapat meneka apa yang ada di dalam fikirannya saat ini.

"Sepertinya mereka bukan orang biasa?" gumam Mely sambil melirik ke arah Gio yang menganggukkan kepalanya perlahan dengan pandangan yang masih terarah dengan apa yang ada di hadapannya.

"Setidaknya mereka memiliki bakat yang cukup tinggi. Dengan kemampuan mereka ini ...-" kedua mata birunya perlahan bergerak ke arah kucing kecilnya sebelum menaikkan sebelah keningnya. "Adakah kucing kecilku takut sekarang?" sambungnya sambil menaikkan kedua keningnya.

Mendengar nada Gio yang jelas-jelas mengusiknya, membuat Mely mendengus kesal sebelum memandang tajam ke arah lelaki di sebelahnya ini. "Sudah tentu tidak!" jawab Mely sambil memutar kedua matanya dengan malas sebelum senyum lebar terbentuk di wajah kecilnya.

"Akukan ada kamu untuk selalu melindungiku. Jadi, apa yang aku takutkan?" kata Mely dengan santai masih dengan senyuman lebar yang membuat Gio memandangnya dengan ekspresi humor yang terlihat jelas dari kedua mata birunya.

Belajar dari mana kucing kecilnya ini berkata-kata seperti ini?

Adakah ini memang sikap asli kucing kecilnya? katanya dalam hati sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience