Rate

The Almighty Devil Of Underworld_98

Action Completed 38230

Master bedroom, LinDenhof Mansion, Manhattan, NYC.

Pintu kayu yang sejak tadi tertutup rapat itu terbuka perlahan sebelum susuk tubuh Gio terlihat berdiri diambang pintu masuk bilik tersebut. Kedua mata birunya memandang ke arah katil besar yang berada disisi bilik dengan pandangan yang sukar di ertikan sebelum akhirnya dia berjalan dengan langkah perlahan ke tempat tidur yang berada di sisi bilik di mana terdapat perempuan mungil yang masih tertidur di antara selimut dan bantal-bantal yang mengelilingi tubuh mugilnya sebelum duduk disisi katil tersebut. Perlahan telapak tangannya bergerak ke permukaan wajah kucing kecilnya sebelum mengusapnya dengan gerakan lembut membuat kelopak mata yang tadinya tertutup rapat itu bergetar perlahan.

Kedua mata kelabu itu memandang Gio dengan pandangan tidak fokus sebelum mengedipkan kedua matanya beberapa kali untuk memfokuskan pandangannya. Senyuman lembut terbentuk di wajah kecilnya membuat penampilan kucing kecilnya pagi ini terlihat semakin menawan dan menggoda.

Tiada yang menyangka bahawa perempuan mungil dengan wajah menawan ini memiliki masa lalu yang penuh dengan kegelapan. Gio sendiri memerlukan sedikit masa untuk memproses semua maklumat yang didengarnya dari Leo semalam. Larut dalam pemikirannya sendiri, Gio tidak menyadari bahawa ada sepasang mata kelabu yang memperhatikan setiap perubahan ekspresi wajahnya dengan pandangan penuh tanda tanya. 

"Vano, kamu tidak masuk bilik semalam" tanya Mely dengan nada lembut, di tengah rasa ngantuknya. Perlahan dia menggerakkan tangannya untuk menggenggam tangan Gio yang masih bergerak di permukaan wajahnya dengan gerakan lembut.

Mendengar suara lembut yang selalu menjadi melodi untuknya itu, membuat ketegangan yang memenuhi seluruh tubuhnya secara perlahan-lahan menghilang. Menganggukkan kepalanya perlahan, Gio mengucup lembut dahi kucing kecilnya dengan kedua mata dipejam, berusaha meresap semua kehangatan dan kelembutan yang hanya dia dapat dari kucing kecilnya ini.

Kening Mely berkerut samar, kedua mata kelabunya memperhatikan wajah lelaki yang ada di hadapannya. Mely dengan jelas melihat lingkaran hitam yang terbentuk di bahagian bawah mata lelaki ini dan juga tanda-tanda keletihan yang membuktikan lelaki ini tidak tidur sepanjang malam. Melihat hal itu membuat kening Mely semakin berkerut dalam, tangannya bergerak untuk mengusap permukaan wajah tampan di hadapannya dengan pandangan penuh kerisauan memenuhi kedua mata kelabunya. Hatinya terasa sakit melihat lelaki di hadapannya ini tidak mengutamakan kesihatannya.

"Kamu kelihatan letih, Vano. Apa yang membuatmu berjaga sepanjang malam?" gumam Mely dengan nada risau yang dapat di dengar dengan jelas.

Menggelengkan kepalanya perlahan, wajahnya bergerak ke arah lekuk leher kucing kecilnya sebelum menghirup aroma familiar yang selalu dapat menenangkan semua ketegangan yang memenuhi seluruh tubuhnya.

"You're so beautiful, little kitten" gumam Gio dengan nada serak, kedua matanya masih terpejam rapat sehingga dia tidak menyadari bahawa saat ini ekspresi bingung mewarnai wajah kucing kecilnya ketika mendengar kata-katanya.

"So fucking beautiful" sambungnya masih dengan nada yang sama.

Gio tidak berbohong akan hal itu, ketika dia melihat kucing kecilnya tidur di atas katil dengan gaun tidurnya yang sedikit terangkat benar-benar membuatnya hampir hilang kawalan. Belum lagi ketika dia melihat pandangan hangat dan senyum lembut yang mewarnai bibir merah kucing kecilnya yang membuat jantungnya terasa berhenti berdegup untuk beberapa saat kerana terpukau dengan pemandangan yang ada di hadapannya.

Mengingatkan, reaksinya beberapa saat yang lalu membuat Gio semakin membenam wajahnya diantara lekuk leher kucing kecilnya. Bagaimana dia boleh hilang kawalan dengan begitu mudah? Bahkan, selama ini dia jarang bersikap seperti ini. Kenapa sekarang hanya dengan melihat penampilan kucing kecilnya yang baru bangun tidur sudah membuat jantungnya seperti berhenti berdegup.

Memalukan!

Mendengar kata-kata pelik Gio tadi, membuat Mely mengerutkan keningnya. Adakah, lelaki ini salah minum ubat semalam? Atau kerana tidak tidur sepanjang malam sudah mempengaruhi kerja otaknya pagi ini? Kenapa dia tiba-tiba bercakap pelik begini? kata Mely dalam hati sebelum menggerakkan tangannya untuk mengusap tubuh belakang Gio yang saat ini berada diatasnya. "Hm? Ada apa, Vano? Mengapa, kau tiba-tiba jadi pelik begini?" tanya Mely masih dengan nada yang sama.

Gio hanya membalas dengan cara menggelengkan kepalanya perlahan. "You're so fucking beautiful, little kitten. Like an angel. Angel that only made for me" gumam Gio sebelum kedua tangannya menarik tubuh mungil di hadapannya ke dalam pelukannya seakan dia enggan melepaskan perempuan mungil ini.

Memangnya apa yang salah dengan masa lalu kucing kecilnya kalau dia bekerja sebagai pembunuh? Semua itu sama sekali tidak mempengaruhinya dan dia juga tidak peduli dengan semua itu.

Tetapi, kenapa kucing kecilnya ini memprovokasi organisasi besar itu sehingga membuatnya terus diburu?

Ah ...itu hak kucing kecilnya untuk memprovokasi organisasi itu. Apa yang penting dia akan sentiasa berada di sisi kucing kecilnya dan akan selalu melindunginya. Kalau perlu dia sendiri yang akan menggerakkan semua pasukan di bawah kekuasaannya untuk menghancurkan organisasi bodoh itu agar tiada seorang pun yang boleh menyakiti kucing kecilnya dan tiada seorang pun yang boleh membawanya pergi dari sisinya, kata Gio dalam hati.

Gio sudah memutuskan apa pun identiti kucing kecilnya ini tidak akan mengubah mengubah apa-apa di antara mereka.

Tidak mengetahui apa yang ada difikiran Gio sehingga membuat sikapnya menjadi pelik begini, membuat Mely semakin mengerutkan keningnya dalam. Kalau tadi dia meragui ada yang tidak kena dengan Gio pagi ini dan sekarang Mely semakin yakin seratus peratus bahawa saat ini ada sesuatu yang benar-benar tidak kena dengan lelaki ini.

Tidak biasanya Vano memujinya seperti ini? Apa yang membuatnya bersikap pelik seperti ini? Persoalan demi persoalan memenuhi fikirannya namun, pada masa yang sama Mely lebih memilih untuk tetap diam sambil terus menggerakkan tangannya dibelakang lelaki yang masih berada diatasnya dengan gerakan lembut.

"Berjanjilah dengan aku yang kamu tidak akan pernah meninggalkan aku, little kitten" gumam Gio dengan nada lembut yang membuat tubuh Mely menegang seketika. Pandangan rumit jelas terlihat di kedua mata kelabunya, tangannya yang sejak tadi bergerak di belakang Gio perlahan-lahan berhenti.

Menyadari perubahan sikap kucing kecilnya yang secara tiba-tiba ini membuat Gio semakin mengeratkan pelukannya. Kilatan gelap sepintas terlihat pada kedua mata birunya dengan posisi kepalanya yang masih terbenam di dalam lekuk leher kucing kecilnya.

"Hm, lupakan. Aku tidak peduli kalau kamu berjanji atau pun tidak kerana aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sisiku. Sekiranya, kamu ingin melarikan diri dari aku. Aku akan selalu mengejarmu. Sekiranya, kamu ingin bersembunyi aku akan tetap mencarimu meskipun aku harus memporak perandakan seluruh isi dunia ini untuk mencarimu. In this world, you will never leave my side. Hell would freeze before I will let you go"

Nada penuh tekad dan kesungguhan itu membuat hati Mely bergetar perlahan ketika mendengarnya. Aura dominan yang terpancar dari tubuh lelaki ini membuat tubuh Mely sedikit bergetar.

"Vano..."

"Kau tidak akan dapat mengubah fikiranku, Vina"

Mendengar itu membuat Mely menghela nafas perlahan sebelum tangannya kembali bergerak di belakang tubuh Gio dengan gerakan lembut. Kedua mata kelabunya dipenuhi oleh sorot yang sukar di ertikan.

"Vano, bagaimana jika aku bukan orang yang baik?" tanya Mely perlahan.

"Aku pun bukan orang baik" balas Gio dengan nada dingin yang membuat Mely speechless ketika mendengarnya.

Bolehkah lelaki ini memandang serius hal ini?! Mengapa dia merasa seperti lelaki ini sedang menggodanya!? kata Mely dalam hati sebelum memutar kedua matanya dengan kesal.

"Vano, aku serius"

"Aku pun serius, Vina"

Kenapa dengan sikap Vano pagi ini!? Mengapa dia merasa sikap lelaki ini jauh lebih manja dibandingkan sebelumnya?

Astaga ...jantungnya benar-benar tidak tahan melihat perubahan sikap Vano seperti ini! Sikap Vano yang biasa saja sudah dapat membuat jantungnya melompat-lompat, apa lagi dengan sikap Vano yang manja seperti ini!?

Tsk, tsk ...lelaki ini benar-benar mahu membunuhnya dengan cepat, kata Mely dalam hati dengan penuh kekesalan.

"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan tinggalkan kamu" kata Mely dengan nada pasrah yang menyamai ekspresi wajahnya. Dia benar-benar tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa dengan lelaki di hadapannya ini.

Mendengar jawapan kucing kecilnya ini, membuat senyuman puas mewarnai wajah tampannya. Kedua mata birunya dipenuhi oleh sinar kepuasan yang terlihat jelas dari pandangannya.

Walau apa pun yang terjadi dan apa pun identiti yang kamu miliki ...you will only be mine, little kitten.

Keheningan kembali menyelimuti bilik tidur tersebut sebelum suara berat Gio bergema disekitar mereka membuat wajah Mely berubah menjadi merah ketika mendengar kata-kata lelaki di hadapannya ini. 

"Little kitten, kita sudah lama tidak melakukan hal itu, bukan?" gumam Gio dengan sorot nakal yang terlihat dari kedua mata birunya sebelum tangannya bergerak perlahan untuk menyentuh tubuh kucing kecilnya yang saat ini menegang ketika merasakan pergerakan tangannya. 

"Va ..Vano..." bisik Mely dengan nada terputus ketika merasakan bibir nipis lelaki di hadapannya ini bergerak di lekuk lehernya sebelum dengan gerakan cepat mencium bibirnya dengan penuh mendesak untuk memutuskan semua protes yang sudah berada di ujung lidahnya. Menyadari bahawa dirinya tidak akan menang jika dia melawan tenaga Gio disaat seperti ini, akhirnya Mely hanya dapat mengikuti kehendak lelaki menjengkelkan ini dengan pasrah.

***

Akhirnya beberapa jam berlalu sebelum akhirnya keduanya terlihat berjalan berdampingan keluar dari bilik tidur mereka dengan langkah santai menuju ke ruang makan yang terletak di tingkat pertama mansion ini. Tentu saja semua orang yang ada dapat melihat siapa yang lebih beruntung dari aktiviti mereka semua hari ini hanya dengan melihat ekspresi yang mewarnai wajah mereka masing-masing.

Dengan ekspresi penuh kekesalan, Mely berjalan cepat ke ruang makan yang di sambut suara heboh dari wajah-wajah familiar yang sudah berada di dalam ruangan tersebut.

"Sister-in-law!! Kenapa kamu baru muncul? Adakah, sejak tadi kamu berdua ehem ehem!?" kata Leo dengan nada penuh semangat sambil berdeham kuat yang membuat wajah Mely berubah menjadi merah ketika mendengar kata-kata Leo tadi. Sedangkan Gio yang mendengarnya hanya menaikkan kedua keningnya sambil memandang ke arah Leo dengan penuh makna yang membuat Leo tertawa kuat ketika melihatnya.

"Siapa yang sangka kalau ternyata sister-in-law kesayangan kita ditahan oleh lelaki ais batu ini sejak pagi ...tsk, tsk, tsk. Brother, kau seharusnya menahan hawa nafsumu sedikit. Kau tidak kasihan dengan tubuh kucing kecilmu? Dia juga memerlukan makanan untuk membesar dengan cepat!" kata Raffael dengan nada yang terdengar seperti sedang memberi nasihat yang malah membuat ujung bibir Mely berkedut keras ketika mendengarnya. 

Tidak hairanlah kalau kadang-kadang Vano bersikap tidak tahu diri, ternyata selama ini dia dikelilingi oleh orang-orang yang tidak tahu malu seperti ini, kutuk Mely dalam hati sebelum mendengus kesal.

"Sister-in-law adakah kamu merasa sakit? Mau aku minta Butler Chong untuk membuatkan teh hangat untukmu? Aku dengar teh hangat dapat membuatmu merasa lebih baik" kata Deekson dengan nada nakal sambil memandang ke arah Mely yang baru saja di tarik ke atas pangkuan Gio yang saat ini duduk di kursi yang berada di hujung meja.

Kata-kata Deekson tadi membuat wajah Mely semakin merah. Jika itu hanya Raffael atau Leo yang memang sering mengusiknya, Mely tidak begitu memikirkan hal itu lebih. Tetapi ini ...Deekson. Lelaki yang selama ini selalu terlihat tenang dan jarang ikut campur dalam aksi bodoh sahabatnya.

Kenapa dengan semua orang hari ini!?

"Diam" jerit Mely perlahan sebelum membenamkan kepalanya ke dada bidang Gio kerana rasa malu yang menyelimuti tubuhnya.

Melihat reaksi sister-in-law mereka membuat mereka semua tertawa perlahan, bahkan Nick yang sejak tadi memperhatikan sikap perempuan mungil yang saat ini berada di atas pangkuan abangnya tersenyum samar.

Memangnya, kenapa kalau perempuan ini pernah menjadi mercenaries? Memangnya, kenapa kalau perempuan ini memiliki masa lalu yang gelap? Dengan kekuatan yang di miliki oleh keluarganya, mereka dengan mudah menghancurkan semua organisasi yang berkaitan dengan perempuan ini agar dia dapat kembali memiliki kehidupan yang bersih.

Selagi abangnya terus menjadi seperti ini, selagi keadaan mansion ini dipenuhi kehangatan seperti ini semuanya tidak menjadi masalah.

Yang menjadi masalahnya adalah organisasi mana yang diprovokasi oleh perempuan ini? Mereka harus segera mencari identiti organisasi itu agar mereka semua dengan mudah menghancurkan organisasi itu secepatnya, agar tiada lagi yang menyakiti penyihir menjengkelkan ini. Fikir Nick dalam diam sambil memperhatikan perempuan menjengkelkan yang saat ini duduk di hadapan tempat duduknya.

"Sudah, sudah. Jangan ganggu sister-in-law kita. Dia harus makan dengan banyak. Sister-in-law kehilangan banyak tenaga kerana ulah Gio. Jadi, lebih baik kita makan sekarang" kata Raffael sambil menepuk kedua tangannya untuk memberi isyarat kepada Butler Chong untuk segera menghidangkan makan tengah hari mereka.

"Raffael ...stop talking like that!" desis Mely dengan wajah merah. Kedua mata kelabunya memandang tajam ke arah Raffael yang hanya tertawa ketika melihat ekspresi wajahnya. 

Sudah tentu Mely tahu kalau lelaki bodoh yang satu ini sedang mengusiknya. Tetapi, apa maksudnya dia kehilangan banyak tenaga kerana ulah Vano!?!? Dia tidak selemah itu, humph!! kata Mely dalam hati sebelum mendengus perlahan.

Merasa cukup mengusik sister-in-law-nya perlahan pandangan Raffael bergerak ke arah Gio yang masih santai di tempat duduknya, yang saat ini subuk bermain dengan rambut panjang kucing kecilnya dengan isyarat malas yang terlihat jelas dari postur duduknya. "Brother, kau akan pergi bersama kami nanti?" tanyanya dengan santai sambil menyandarkan tubuhnya di kerusi.

Tanpa sadar Mely menaikkan kedua keningnya ketika mendengar pertanyaan Raffael kepada Gio tadi sebelum kedua mata kelabunya memandang ke arah Gio dengan penuh tanda tanya yang memenuhi pandangannya. Namun, belum sempat dia mendengar jawapan dari Gio, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah. Wajah kecilnya yang tadinya terlihat merah berubah menjadi pucat sebelum dengan gerakan cepat dia turun dari pangkuan Gio dan berlari ke arah toilet terdekat.

Semua yang terjadi dalam masa yang sangat pantas sehingga kelima lelaki yang melihatnya hanya terpana seketika. Bahkan, Gio hanya dapat melihat tubuh kucing kecilnya ketika dia masih berada diatas pangkuannya beberapa saat yang lalu sebelum menghilang hanya dalam beberapa saat. Namun, sebaik saja Gio teringat wajah pucat kucing kecilnya sorot kerisauan sepintas terlihat di kedua mata birunya sebelum dengan cepat dia bergerak untuk mengikuti arah lari kucing kecilnya yang beberapa saat lalu.

Melihat pasangan yang tadi duduk di hadapan mereka dan tiba-tiba meninggalkan ruang makan ini satu persatu, membuat Raffael mengedipkan kedua matanya dengan ekspresi bingung mewarnai wajahnya.

"Kenapa dengan sister-in-law?" gumam Raffael sebelum bertanya kepada tiga rakannya yang hanya dibalas dengan gerakan bahu yang tidak acu.

"Mungkin masih sakit?" jawab Nick santai sambil meraih makanan yang baru saja dihidang oleh pelayan mereka. Dia tidak begitu peduli dengan keadaan tadi kerana dia tahu abangnya akan dapat menangani masalah penyihir menjengkelkan itu.  

Jadi, untuk apa dia risau kalau sudah ada Gio yang merisaukan penyihir menjengkelkan itu.

"Atau mungkin Gio tidak dapat mengawal nafsunya sehingga menyakiti sister-in-law dan membuat tubunya sakit lagi?" kata Leo, mengutarakan pendapatnya sambil memakan pasta yang ada di atas pinggannya.

"Siapa sangka Gio akan bertindak di luar kawalan ..tsk, tsk, tsk ...sister-in-law yang malang" kata Raffael sebelum tertawa perlahan sambil meraih makanan yang ada di hadapannya, memutuskan untuk tidak begitu memikirkan masalah sister-in-law-nya.

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience