Rate

The Almighty Devil Of Underworld_58

Action Completed 38206

Mely benar-benar tidak menyangka bahawa ketiga young master dari beberapa keluarga ternama ini mempunyai sikap kebudak-budakan. Mely sangka hanya Nick seorang yang tergolong lelaki mulut bising namun, melihat sikap Leo dan Raffael ...nampaknya pandangannya selama ini benar-benar salah.

Di mana sikap dingin, tegas dan sombong mereka!? Bukankah hampir semua majalah dan saluran televisyen mengatakan yang mereka mempunyai sikap dingin seperti Vano?!

Dia memang tidak boleh percaya dengan semua berita yang ada di media. Apa pun yang ada dari berita itu kerana Mely sendiri tidak melihat sikap itu dari tiga lelaki yang ada di hadapannya ini. Kecuali Deekson, hanya lelaki ini yang sukar untuk dibaca namun, Mely juga dapat merasakan yang lelaki ini tidak memiliki niat buruk kepadanya.

Jadi, selagi dia tidak memiliki niat buruk, itu tidak menjadi masalah bukan?

Sibuk memikirkan keempat lelaki di hadapannya, tiba-tiba Mely melihat cawan putih memenuhi seluruh pandangan, membuatnya segera mengalihkan pandangannya ke arah Gio yang juga memandangnya sambil menaikkan sebelah keningnya.

"Hot wine. Ini akan menghangatkan seluruh tubuhmu dari cuaca sejuk ini. Butler Marton yang membuatnya untukmu" kata Gio sebelum duduk di sofa yang berada tepat di sebelah kucing kecilnya.

Menerima gelas panas yang terasa hangat di tangannya membuat Mely tersenyum lebar ke arah Gio sebelum mengucapkan terima kasih. Perlahan dia meneguk cairan di dalam gelas yang membuat kedua matanya memandang Gio dengan penuh kegembiraan.

Wah ...minuman ini sangat sedap!! Dia tidak pernah merasakan minuman sesedap ini!

"Suka?" tanya Gio dengan nada lembut sambil mengusap rambut panjang Mely ketika dia melihat pandangan penuh excitement dari kucing kecilnya yang di balas anggukan cepat oleh Mely.

"Hey ...hey ...tolong jaga sikap intim kamu. Kamu berdua tidak sedarkah kalau di sini ada banyak lelaki tampan yang masih single tersiksa dengan semua public display affection kamu?" kata Leo yang pura-pura memandang kesal ke arah Mely.

"Biarlah. Wek" jawab Mely sambil menjulurkan lidahnya untuk mengejek Leo tanpa memikirkan efek dari kata gurauannya yang membuat Gio memandangnya dengan ekspresi bercampur. 

"Lihat? Siapa kata kalau sikap perempuan ini menyenangkan!? Adakah sikap menjengkelkan seperti dia boleh dikatakan menyenangkan!?" sindir Nick, yang membuat Raffael menepuk kuat belakangnya yang sibuk mentertawakannya.

"Mhm, adakah aku harus memberikan kau cermin untuk bercermin? Kalau kau baru saja menyindir diri sendiri?" kata Mely sambil tertawa perlahan ketika melihat wajah Nick yang merah kerana menahan amarah.

Akhirnya, tawa kuat bergema di sekeliling, sekali lagi untuk kesekian kalinya seorang Nicholas LinDenhof kembali kalah dalam perdebatan antara dirinya dan Mely. Adakah lelaki ini berfikir kalau dia dapat mengalahkan Mely dalam hal berdebat? Humph, kalau soal berdebat sememangnya perempuan selalu menang!

Ketika Mely mengalihkan pandangannya ke arah langit malam, pandangannya terus terpaku sebaik saja melihat warna yang terlihat mewarnai langit malam yang terbentang tepat di atas kepalanya. Nafasnya terhenti sesaat, jantungnya berdegup kencang, kedua matanya memandang langit yang terlihat penuh campuran warna di hadapannya. Campuran warna merah, oren, hijau dan kuning mewarnai langit malam yang gelap membuatnya saat ini terlihat seperti tirai yang menutup permukaan langit.

Mely, bahkan tidak mendengar perbualan yang terjadi di sekelilingnya, pandangannya masih tertumpu pada pemandangan yang mengagumkan di hadapannya. Tenggelam dengan rasa kagumnya, Mely tidak menyedari ada sepasang tangan besar yang melingkar di tubuhnya, membawanya ke dalam pelukan hangat yang membuatnya merasakan udara musim sejuk ini tidak sesejuk yang dia fikirkan. Namun, ketika dia merasakan hembusan nafas di lehernya, akhirnya kedua mata kelabu itu berkedip seakan dia baru saja tersedar dari rasa kagumnya. Perlahan dia mengalihkan pandangannya ke arah kanan, sebaik saja melihat sisi wajah Gio yang berada tepat di bahunya, seluruh tubuhnya menegang seketika sebelum kembali santai.

"Cantik, bukan?" gumam Gio sambil memandang ke arah langit yang dipenuhi oleh kombinasi warna di hadapannya. Hujung bibirnya perlahan tertarik ketika merasakan tubuh kucing kecilnya perlahan bersandar ke arah dadanya. Kilatan puas terlihat jelas di kedua mata birunya. Siapa sangka yang kucing kecilnya ini akhirnya sudah dapat menerima setiap sentuhannya tanpa pandangan waspada seperti kali pertama mereka bertemu?

"Mhmm. Sangat cantik" jawab Mely dengan tenang sebelum memandang Raffael dan yang lain berjalan ke hujung observation deck yang tidak jauh di hadapan mereka sebelum memandang semula ke arah langit malam yang dipenuhi cahaya Aurora.

"Vano" panggil Mely perlahan sambil terus memusatkan pandangannya ke arah pemandangan luar biasa di hadapannya. Sebaik saja dia mendengar balasan dari Gio perlahan ujung bibir Mely terangkat dengan senyuman hangat yang jarang dia tunjukkan sebelum ini. 

"Aku ingin menceritakan satu kisah. Adakah kau ingin dengar?" tanya Mely sambil memandang ke arah Gio yang saat ini berpindah posisi untuk berdiri tepat di sebelahnya. Kedua mata birunya bersinar di bawah cahaya terang, membuat Gio terlihat seperti lelaki yang sangat berbahaya dan juga lebih menawan dari biasanya.

Tsk, tsk, tsk ...siapa sangka yang dia tiba-tiba mempunyai perasaan terhadap lelaki ini? Lelaki pervert menjengkelkan yang mengurungnya di LinDenhof Mansion ketika kali pertama mereka berinteraksi, katanya dalam hati sebelum tawa perlahan keluar dari bibirnya.

"Kau mentertawakan aku?" kata Gio sambil menaikkan sebelah keningnya seakan mencabar Mely untuk menjawab pertanyaannya bahawa dia benar-benar mentertawakan lelaki ini.

Mely yang melihat ekspresi Gio hanya tertawa perlahan sebelum menggelengkan kepalanya. "Tidak. Ekspresimu sangat comel, Vano" jawab Mely di tengah tawanya.

Dia comel? Dia? Giovano LinDenhof? Adakah kucing kecilnya ini tidak salah mengatakannya? fikir Gio sambil memandang kucing kecilnya dengan hujung bibirnya berkedut. Namun, pandangan humor yang terlihat di kedua matanya perlahan menghilang ketika dia melihat ekspresi Mely yang memandang langit dengan pandangan mendung. Kedua mata kelabu itu dipenuhi penderitaan seakan ada beban yang selama ini membebani hidupnya. Kedua mata Gio dipenuhi oleh pandangan yang sukar ketika melihat ekspresi kucing kecilnya. Tiada yang tahu apa yang ada di dalam fikirannya saat ini.

"Okay, aku ingin menceritakan satu kisah dongeng kepadamu" kata Mely masih dengan ekspresi yang sama.

Untuk beberapa sebab ketika melihat cara Mely bercakap dan ekspresi kucing kecilnya, membuat jantung Gio berdegup kencang. Adakah, akhirnya kucing kecilnya ini mula membuka diri kepadanya?

"Jadi, ada seorang budak kecil yang selama ini hidup dalam kegelapan bersama satu ahli keluarganya. Budak kecil itu tidak pernah tahu apa yang disebut kehangatan atau kasih sayang. Kedua rasa itu adalah sangat asing untuknya, hanya ada satu rasa yang dia tahu dan itu adalah rasa sakit. Seiring berjalannya waktu seiring dia merasakan perasaan itu pada akhirnya perasaan itu mati dengan sendiri. Budak kecil itu pada akhirnya tidak lagi dapat merasakan apa-apa sehingga lah dia membesar menjadi seorang perempuan dingin yang tidak pernah tahu apa yang di maksudkan dengan emosi dan perasaan. Selama ini, dia hidup untuk menyelesaikan setiap permintaan yang diminta oleh ahli keluarganya untuk menyelesaikannya. Yang ada di dalam fikirannya adalah, dia harus segera menyelesaikan pesanan itu, jika tidak, dia akan terus mendapatkan rasa sakit sekiranya dia gagal menyelesaikan permintaan yang di berikan kepadanya" gumam Mely perlahan sambil terus memperhatikan pemandangan di hadapannya tanpa mempedulikan sepasang mata biru yang memandangnya dengan pandangan yang dipenuhi oleh emosi bercampur.

"Sehingga suatu hari dalam perjalanan. Dia bertemu dengan seorang nenek baik hati yang menasihatinya mengenai beberapa perkara namun, setelah mendengar nasihat itu perempuan itu mula berfikir. Adakah yang dia lakukan merupakan tindakan yang betul? Apa yang di maksudkan kehangatan hidup yang dikatakan oleh nenek itu? Persoalan demi soalan memenuhi fikirannya sehingga akhirnya dia memutuskan untuk bertanya kepada ahli keluarganya. Namun, yang terjadi adalah ahli keluarganya malah menyiksanya. Memaksanya untuk melupakan nasihat yang di katakan tidak penting itu. Tapi, bagaimana dia dapat melupakan perkara itu? Sehingga, pada akhirnya perempuan itu secara diam-diam menemui nenek itu untuk mendengar semua kisah hidup yang ingin dia ketahui. Setiap interaksi yang terjadi di antara mereka berdua membuatkan perempuan itu kambali merasakan emosi yang sudah hilang dalam dirinya bangkit sedikit demi sedikit. Memori bersama nenek baik hati itu adalah memori yang paling berharga dalam hidupnya. Namun, siapa sangka yang perkara itu malah mendatangkan malapetaka untuk mereka berdua. Ahli keluarga itu akhirnya dapat tahu yang perempuan itu secara diam-diam sering menemui nenek itu tanpa pengetahuan mereka dan itu membuat ahli keluarga itu murka dan melakukan sesuatu yang mengerikan terhadap mereka. Malam itu adalah malam yang tidak pernah akan perempuan itu lupakan, malam di mana satu-satunya orang yang sudah dia anggap sebagai sebahagian dari ahli keluarganya tiba-tiba berubah menjadi monster yang sangat menakutkan. Disebapkan perempuan itu mula muak dengan monster itu, dia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat kediamannya untuk mencari kebebasannya. Namun, berkali-kali dia berusaha sering kali juga dia gagal tapi semuanya tidak berakhir sia-sia kerana pada akhirnya perempuan itu berjaya juga meninggalkan monster itu dan mendapatkan kebebasan yang dia impikan. Selama beberapa minggu kehidupannya mula berjalan dengan baik, dia juga menyangka yang monster itu sudah merelakan dirinya untuk pergi. Namun, betapa naifnya dirinya kerana sempat berfikir begitu kerana sekali lagi monster itu menemui jejak dirinya dan kembali menariknya ke dalam kegelapan. Walaupun, pada akhirnya untuk kali kedua dia berjaya melarikan diri, perempuan itu juga harus membayar harga yang lebih mahal untuk kebebasannya itu. Harga yang tidak akan pernah dapat dia bayar walau dia berusaha sekuat mungkin dalam hidupnya. Pada saat itu juga perempuan itu sedar, tidak kira sejauh mana dia pergi, seberapa pintar dia bersembunyi. Monster itu akan selalu mencarinya dan menariknya kembali ke dalam kegelapan" kata Mely dengan perlahan sebelum keheningan menyelimuti mereka berdua. Tiada yang membuka suara sebelum dengan cepat Gio menarik perempuan mungil ke dalam pelukannya.

"Apa yang terjadi dengan perempuan itu? Adakah, dia berjaya bebas dari monster itu?" tanya Gio dengan suara serak, berusaha menahan gejolak emosi yang dia rasakan. Kedua tangannya bergetar perlahan ketika dia berusaha mengeratkan tubuh mungil ke dalam pelukannya seakan ingin menyatukan tubuh mereka. Gio sedar yang saat ini kucing kecilnya berusaha untuk membuka dirinya namun, dia juga terkejut bahawa kisah dongeng yang baru saja diceritakan oleh kucing kecilnya ini, adalah kisah sebenar dari latar belakang kucing kecilnya.

Bukan sesuatu yang sukar untuk Gio mengaitkan kisah dongeng yang perempuan ini ceritakan dengan ketakutan yang dia ada dan data latar belakangnya yang terlihat pelik.

"Entahlah, untuk saat ini ...mungkin perempuan itu cukup menikmati kehidupan barunya kerana untuk pertama kalinya dia benar-benar mendapatkan tempat untuk bersandar. Tempat yang dapat memberikan dia kehangatan dan rasa aman yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Untuk kemudiannya ...entahlah. Mungkin jika suatu saat nanti monster itu kembali dan menariknya kembali ...setidaknya dia sempat merasakan apa yang nenek itu maksudkan dengan kehangatan hidup. Jadi ...dia tidak akan menyesal"

Mendengar kata terakhir itu membuat kedua mata biru itu perlahan berubah gelap sebelum kilatan haus darah terlihat dari kedua mata birunya. Mengeratkan pelukannya, perlahan Gio mengucapkan sebuah janji dengan nada penuh tekad yang membuat tubuh Mely sedikit.

"Aku akan selalu melindungimu, Vina. Dalam hidup ini kau sudah terikat dengan aku. Dan satu hal yang perlu kau tahu. Neraka akan membeku sekiranya aku melepaskanmu" Kata-kata penuh janji itu membuat Mely merasakan perasaan hangat yang tidak pernah dia rasakan.

Siapa sangka yang pada akhirnya dia dapat merasakan perasaan aman dari lelaki dingin ini?

Tsk, tsk, tsk ...nasib seseorang itu memang benar-benar pelik, katanya dalam hati dengan nada penuh ironi.

Perlahan emosi yang berusaha dia tahan sejak tadi akhirnya bangkit sedikit demi sedikit di ikuti setiap titis air mata yang mengalir di kedua pipinya yang pucat. Kedua tangannya mencengkam sisi jaket Gio dengan erat seakan tidak ingin melepaskan lelaki ini.

Untuk sekali ini...

Biarlah dia menjadi seorang yang mementingkan diri..

Dia benar-benar tidak dapat melepaskan kehangatan dan rasa aman ini...

Dia benar-benar tidak dapat melepaskan lelaki...

Dia tidak ingin kehilangan semua perasaan ini ...

"Vina, percayalah, aku akan selalu melindungimu dengan semua kekuatanku" kata Gio perlahan sebaik saja dia merasakan tubuh mungil yang saat ini berada dalam pelukannya perlahan-lahan bergetar kerana isak tangis yang keluar di sela bibirnya. Hatinya terasa sakit melihat kucing kecilnya tidak dapat mengawal emosinya. Dia benar-benar tidak dapat melihat kucing kecilnya seperti ini.

Walaupun, tangan dan suara yang Gio gunakan untuk menenangkan kucing kecilnya dengan lembut namun, orang dapat melihat kilatan haus darah yang jelas terlihat di kedua mata birunya. Seakan monster yang selama ini tidur dalam dirinya, akhirnya kembali terbangun begitu dia menyedari yang kucing kecilnya ini merasakan rasa sakit yang disebabkan oleh seseorang. Gio tidak akan berhenti sehingga dia mengetahui siapa monster yang kucing kecilnya ini maksudkan, jika perlu dia akan menghancurkan seluruh muka dunia ini hanya untuk mencari orang yang bertanggung jawab atas semua kesakitan dan rasa takut yang dirasakan oleh kucing kecilnya ini.

Dan nanti ketika orang itu sudah berada di tangannya ...perlahan senyuman mengerikan perlahan-lahan terbentuk di wajahnya membuatkan ekspresi Gio saat ini terlihat seperti Iblis yang baru saja bangkit dari neraka. Dia akan memberikan orang itu penderitaan yang lebih menyakitkan dibandingkan kematian.

Ini adalah janji yang Gio buat untuk dirinya sendiri. Dia tidak akan berhenti sehingga dia menemukan siapa yang membuat kucing kecilnya ini menderita. Dia akan memberikan penderitaan berlipat kali ganda dari apa yang kucing kecilnya rasakan.

Tidak menyedari ekspresi dan pemikiran Gio saat ini, Mely masih terus membenamkan kepalanya ke dalam dada Gio, berusaha keras untuk mengatur emosi yang bergejolak dalam dirinya. Sudah lama dia tidak merasakan emosi seperti ini namun, di sisi lain untuk beberapa alasan dia juga merasa lega kerana melepaskan semua emosi yang selama ini terpendam dalam hatinya. Dia juga tidak menyesal dengan keputusannya untuk terbuka kepada lelaki ini. Dia hanya dapat berharap yang lelaki ini tidak akan mengkhianatinya, walaupun hati kecilnya juga merasakan yang lelaki ini tidak akan pernah mengkhianatinya.

Giovano LinDenhof, aku percayakan kau dengan semua yang ada dalam diriku...

Oleh itu...

Meskipun kau mengetahui siapa diriku...

Aku mohon...

Jangan pernah tinggalkan aku...

Jangan pernah bawa kehangatan dan rasa aman ini pergi...

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience