Rate

The Almighty Devil Of Underworld_81

Action Completed 38206

Akhirnya, setelah kekecohan yang di sebabkan kedatangan Gio ke dalam ruangan acara Annual Anniversary LinDenhof Corporation. Raffael, dengan bangga mengambil ahli sebagai masters of ceremony atau pengacara majlis malam ini. Kedua mata hijaunya bergerak kesana-sini untuk mencari wajah familiar yang tersembunyi di belakang orang ramai dan ketika akhirnya dia melihat perempuan mungil tersebut, kedua matanya dipenuhi oleh sinar excitement yang menyinari kedua mata hijaunya.

"Selamat malam semua dan selamat datang ke acara tahunan perayaan ulang tahun LinDenhof Corporation!" kata Raffael dengan nada teruja sambil menggerakan sebelah tangannya yang membuat suasana ruang dipenuhi sorakan gembira.

"Untuk tidak melengahkan masa mari kita sama-sama mendengar ucapan dari Lembaga Pengarah kita yang telah meluangkan masa untuk datang ke acara tahunan pada kali ini. Dengan hormatnya mempersilakan President Giovano LinDenhof naik ke pentas untuk memberi sepatah dua kata sebagai kata-kata semangat kepada semua kakitangan syarikat sebelum perasmian majlis makan malam pada malam ini!" kata Raffael dengan nada yang sama, membuat sorakan kegembiraan memenuhi ruangan tersebut. Terutama suara jeritan dan sorakan kaum perempuan yang bergema di seluruh ruangan.

Siapa yang tidak mau mendengar suara President LinDenhof!?

Lelaki yang jarang bercakap ini sudah tentu dapat membuat semua perempuan yang hadir pada acara malam ini cair seperti ais di kutub utara, walaupun hanya dengan mendengar satu ucapannya!

Mely, yang melihat kegembiraan semua orang di ruangan ini hanya dapat menghela nafas diam-diam. Kedua mata kelabunya dipenuhi oleh kilatan pasrah ketika melihat situasi yang ada sekelilingnya. Dia dan Febby memutuskan untuk duduk di kerusi yang berada di sudut ruangan, di mana tiada seorang pun yang dapat mengawasi keberadaannya kerana Mely benar-benar tidak suka berada di bawah pusat perhatian.

"Oh, oh!! President LinDenhof akan naik ke pentas untuk membuat ucapan pembukaan! Bukankah, malam ini malam keberuntungan kita kerana akhirnya dapat mendengar dan melihat President LinDenhof secara langsung!? Peluang ini tidak akan datang untuk kedua kalinya! Ini, adalah peluang sekali seumur hidup!" jerit Febby dengan teruja sambil bertepuk tangannya.

Keberuntungan? Dia? Tsk, tsk, tsk...

This lady always hears his melodious voice every single day!

Tapi, apa itu peluang sekali seumur hidup? Dia benar-benar tidak tahu tentang itu, humph!

Senyuman puas terbentuk di ujung bibirnya sebaik saja dia melihat lelaki yang selalu membuat jantungnya berdegup kencang berjalan menuju ke pentas dengan langkah tidak tergesa-gesa. Dengan, cahaya lampu yang menyinari sisi wajah Gio membuat penampilannya saat ini terlihat semakin mengagumkan. Bahkan, Mely sendiri tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Gio yang saat ini berjalan tidak jauh di hadapannya.

Kedua mata biru itu mengedarkan pandangan ke arah sekeliling ruangan sebelum berhenti untuk beberapa saat ketika kedua mata birunya menangkap sepasang mata kelabu yang memandangnya dengan penuh kelembutan sebelum kembali mengedarkan pandangannya ke ujung ruangan. Orang lain mungkin tidak menyedarinya namun, isyarat itu sudah cukup membuat jantung Mely semakin berdegup kencang.

Damn, lelaki ini hanya meliriknya selama beberapa saat tetapi, mengapa dia seperti dapat melihat semua emosi yang ada dibalik sepasang mata biru itu, gumam Mely dalam hati. Senyuman lembut terbentuk di wajah kecilnya ketika melihat kilatan hangat dan rasa bangga yang terpancar dari kedua mata biru Gio. Dia dapat bertaruh kalau lelaki ini tahu tentang tingkah laku nakalnya beberapa saat yang lalu ketika dia berhadapan dengan Julia dan peliknya adalah Gio bukannya merasa marah kerana dia hampir merosakkan acara malam ini, dia malah memandangnya dengan penuh rasa bangga.

Ahh! Vano benar-benar lelaki yang terbaik untuknya!

Mengapa dia merasakan yang sekarang mereka seperti kekasih yang diam-diam menjalin hubungan di belakang public dan berusaha membuat isyarat untuk menyatakan kasih sayang mereka dengan isyarat-isyarat tersirat?!

"Hey, Mell ...kenapa kau senyum-senyum?" pertanyaan penuh dengan nada keraguan itu, membuat Mely tersedar dari pemikirannya sebelum berusaha mengatur emosinya. Kedua matanya kembali tenang sebelum memandang Febby dengan sedikit rasa malu yang saat ini mewarnai wajahnya yang merona merah.

"Tiada apa-apa. Aku hanya memikirkan sesuatu" kata Mely dengan nada lembut, lengkap dengan senyuman nipis.

Febby menganggukkan kepalanya perlahan namun, belum sempat dia membuka mulutnya untuk membalas kata-kata Mely, seluruh ballroom tersebut dipenuhi oleh suara berat yang membuat semua perempuan yang mendengarnya cair.

"Selamat malam. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas prestasi anda semua. LinDenhof Corp tidak pernah kekurangan jiwa dan semangat kesatuan. Saya harap pada masa akan datang kita dapat sama-sama menduduki tempat yang lebih terbaik" kata Gio dengan nada datar sebelum menutup pembukaannya yang singkat ini dengan menganggukkan kepalanya perlahan dan kembali ke tempat duduknya. Keheningan menyelubungi ruangan tersebut sebelum sorakan dan jeritan bergema di seluruh ruangan.

Melihat kejadian yang terjadi di hadapannya ini, membuat ujung bibir Mely berkedut keras, kedua matanya dipenuhi oleh sorot tidak berdaya begitu melihat Gio berjalan santai ke tempat asalnya.

Akhirnya, acara tersebut diteruskan oleh Raffael dan beberapa tokoh yang memasuki acara utama untuk mengumumkan semua penghargaan pekerja terbaik, pemegang saham yang paling banyak mengambil bahagian sebelum berakhir dengan acara persembahan muzik dan tarian dari anak syarikat LinDenhof Corp, iaitu Gloriousness Entertainment.

"Dengan berakhirnya acara penyampaian anugerah dan hadiah maka berakhirlah tugas saya sebagai MC. Saya harap tahun depan orang lain pula bertugas" kata Raffael dengan nada letih, membuat orang-orang yang hadir mula bebas bergaul dan bersosial dengan semua tetamu undangan.

Mereka semua berusaha memperluas hubungan mereka dengan cara bergaul dengan para tetamu undangan, kecuali satu perempuan yang sejak tadi berada di sudut ruangan yang sedang menikmati wine yang entah sudah berapa gelas di minumnya. Kedua mata kelabunya masih memperhatikan keadaan sekelilingnya, terutama ke arah perempuan gaun merah yang sibuk bersosial tidak jauh dari posisinya. Kilatan mengejek sepintas terlihat dari kedua mata kelabunya sebelum kembali meneguk minuman yang sejak tadi berada ditangannya. Namun, belum sempat dia menelan cairan di dalam gelas tersebut, suara jeritan tiba-tiba terdengar dari arah kiri yang membuat Mely mengerutkan keningnya perlahan. 

Adakah, dia sudah mulai mabuk atau berhalusinasi kalau jeritan itu terdengar sangat familiar?

Namun, belum sempat dia berfikir lebih jauh, Mely merasakan tubuhnya diterjang oleh tenaga kuat yang membuatnya membulatkan kedua matanya kerana terkejut. Dia berusaha menahan gelas di tangannya agar minuman tersebut tidak tumpah sebelum mengalihkan pandangan ke arah orang yang menerjangnya untuk memarahi sesiapa pun dia.

Kedua matanya membulat, tubuhnya membeku sebaik saja dia melihat beberapa wajah familiar yang saat ini memenuhi pandangannya. Wajah kecilnya terus bersinar dengan senyuman lebar yang terbentuk di bibir kecilnya. Perlahan dia meletakkan gelas yang berada di tangannya ke atas meja sebelum memeluk orang tersebut dengan tenaga kuat yang sama.

"Ahhh!! Aku tidak sangka kamu semua akan ada di sini!!!" jerit Mely dengan penuh ceria yang jelas-jelas terpancar dari wajahnya.

"Aiyooo, adik kecilku tersayang!!! Kau tahu aku rindu kau sangat-sangat!!" jerit Vhina sambil memeluk Mely dengan erat. Siapa sangka mereka akan bertemu dengan adik kecil mereka!? Sudah lama perempuan ini menghilang tanpa berita dari kehidupan mereka.

"Kami ...kami semua rindukan, kau" kata Fedrick sambil berjalan mendekati dua perempuan yang berada tidak jauh dari tempatnya sebelum memeluk tubuh mungil Mely dengan penuh kerinduan. "Kau pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal malah kami semua menyangka yang kau diculik" sambungnya dengan nada berlebihan yang membuat Mely berusaha menahan senyumannya.

Diculik? Ya ...memang tidak salah.

Tapi ...dia sanggup diculik oleh Vano hehe.

"Oh hush! Jangan cakap bukan-bukan!! Adik kecil kita sebenarnya kembali ke Itali kerana ibunya sakit! Tetapi, ketika CEO LinDenhof melihat fail-failnya! Dia memutuskan untuk memindahkan Mely ke syarikat utama!" kata Vhina dengan nada serius, membuat Fedrick memutar kedua matanya.

Berbeza dengan reaksi Vhina dan Fedrick. Mely tercengang ketika mendengar kata-kata Vhina. Jadi, cerita itu yang Vano buat untuk rakan-rakannya ini? kata Mely dalam hati sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

Senyuman lebar perlahan terbentuk di wajah kecilnya sebelum menaikkan kedua keningnya ketika melihat lelaki yang berdiri tidak jauh dari mereka memandang ke arahnya dengan ekspresi terkejut.

"Oi! Kenapa? Rindu aku, ya? Hehe" kata Mely dengan nada bergurau yang membuat Dante terkejut ketika menyedari perempuan mungil di hadapannya ini adalah nyata dan bukan ilusi seketika. Dengan, langkah lebar Dante segera berjalan ke arah Mely sebelum menarik tubuh mungilnya ke dalam pelukan erat.

"I miss you, little rascal" gumam Dante lembut.

Mely mengerutkan keningnya perlahan begitu melihat sikap pelik Dante saat ini namun, ketika dia mendengar jawapan lelaki ini, senyuman lebar kembali terbentuk di wajah kecilnya.

Mungkin dia terlalu banyak berfikir, gumam Mely dalam hati sebelum menepuk bahu lelaki ini dengan kuat. "Aku disini, aku disini!" kata Mely dengan ceria sebelum melepaskan pelukan dan kembali memandang semua rakan-rakannya dengan pandangan rindu.

Mereka berempat akhirnya menghabiskan masa mereka untuk bercerita tentang semua yang terjadi selama Mely pergi dan mengisi sedikit gosip yang ada di Starhouse.

Larut dalam emosi kebahagiaannya, Mely tidak menyadari ada sepasang mata biru yang menjadi gelap ketika melihat kejadian tadi. Dahinya berkerut dalam sambil mengeratkan genggamannya pada gelas wine yang sejak tadi berada di tangannya. Tiada yang dapat meneka apa yang sedang dia fikirkan saat ini namun, dilihat dari cara pandangnya membuat keempat-empat lelaki yang berada disisinya ini sudah dapat meneka apa yang sedang terjadi.

Giovano LinDenhof sangat-sangat marah sekarang!

Sahabat mereka yang satu ini sedang dipenuhi oleh api cemburu!

Ya! Tidak salah lagi! Giovano LinDenhof cemburu kerana kucing kecilnya dengan mudah dipeluk oleh lelaki lain!

"Ugh ...brother ...kau tahukan cara pandangmu itu akan dapat menarik perhatian orang kalau kau terus memandang sister-in-law, begitu" kata Raffael perlahan dengan pandangan waspada ketika melihat ekspresi Gio yang semakin gelap.

Siapa yang dapat menyangka kalau lelaki ais batu ini juga memiliki emosi untuk cemburu!?

Mendengar komen Raffael tadi, perlahan Gio menutup kedua matanya untuk mengatur emosi cemburu yang memenuhi tubuhnya sebelum kembali dibuka dengan pandangan dinginnya yang seperti biasa. "Hm" jawabnya singkat masih fokus memandang kucing kecilnya yang tertawa kuat ketika bercakap dengan tiga rakannya. Melihat ekspresi ceria dari kucing kecilnya, membuat ujung bibir Gio terangkat sedikit dengan senyuman nipis yang menghiasi wajah dinginnya.

"Brother, kau tahu sister-in-law tadi benar-benar hebat! Dia membalas sikap perempuan gila itu!" kata Leo yang dipenuhi oleh ekspresi kagum.

Sudah tentu Gio tahu apa yang dilakukan oleh kucing kecilnya selama ini, dia melihat CCTV yang ada di ballroom ini ketika kucing kecilnya bermain dengan mainannya tapi, Gio tidak ingin mengatakannya kepada Leo yang dia tahu semua itu. Bukankah, itu sama dengan membuatnya terlihat seperti stalker yang menakutkan untuk kucing kecilnya ini.

Akhirnya, Gio hanya memandang Leo dan menunjukkan pandangan penuh minat sebelum menaikkan sebelah keningnya perlahan. "Ada apa?" tanya Gio perlahan sebelum meneguk wine yang ada di tangannya saat ini.

Mendengar pertanyaan Gio, Leo dan Raffael mula menceritakan mengenai tindakan Mely yang sekali lagi membuat mereka memandang perempuan mungil tersebut dengan kagum. Tiada yang dapat membalikkan keadaan semudah apa yang dilakukan oleh Mely. Hanya bermain kata-kata dengan ekspresi santai, dia dapat membuat semua pandangan orang ramai berubah 180 darjah.

Hanya ada satu kata yang terlintas di dalam fikiran mereka berempat ketika melihat aksi Mely dan itu adalah... Jangan sekali-kali memprovokasi perempuan ini atau mereka semua akan mendapat padahnya!!

Senyuman nipis yang terbentuk di wajah Gio saat ini membuat semua perempuan yang diam-diam melirik ke arahnya terpana. Jantung mereka berdegup kencang, kedua mata mereka menunjukkan keserakahan dan ghairah untuk memiliki lelaki ini sepenuhnya.

Manakala, Gio hanya diam sambil menghirup minumannya tanpa mempedulikan berpasang-sepasang mata perempuan yang mencuri pandang ke arahnya dengan pandangan menjijikkan. Perlahan Gio menganggukkan kepalanya. "Biarkan dia bermain. Vina, tidak akan pernah mengecewakan, aku" gumam Gio perlahan, hanya empat lelaki yang saat ini berdiri di sekelilingnya yang dapat mendengar kata-katanya.

Hanya beberapa saat dia mengalihkan pandangannya dari kucing kecilnya, pandangan Gio kembali menjadi gelap sebaik saja melihat pemandangan yang disajikan tidak jauh di hadapannya. Raffael, Nick, Deekson dan Leo yang melihatnya menahan nafas kerana takut memprovokasi Gio saat ini. Keempat, lelaki ini memandang perempuan mungil tersebut yang berada tidak jauh dari hadapan mereka dengan ekspresi penuh kerisauan.

Sister-in-law, apa yang kamu lakukan!?!?

Adakah, sister-in-law tahu kalau Gio sangat-sangat cemburu sekarang!?!?

Mereka semua dengan jelas melihat Mely sibuk berbual dengan rakan-rakannya dan salah seorang pekerja LinDenhof Corp yang pernah mereka lihat sebelumnya, sehingga Mely tidak menyedari tangan lelaki tersebut melingkari bahu kecilnya. 

Danger, danger, danger!

The great devil totally angry right now!

Bunyi amaran di kepala mereka berempat tiba-tiba berbunyi kuat yang membuat seluruh tubuh mereka menegang seketika. Tiada seorang pun yang berani memandang ekspresi Gio saat ini. Mereka berempat yang melihat keadaan situasi di hadapan mereka ini mendoakan keselamatan dan masa depan perempuan mungil yang mereka anggap sebagai sister-in-law mereka begitu melihat Gio berjalan santai ke arah Mely yang diikuti oleh Ziro yang berada sisinya.

Mungkin, orang yang melihat sikap Gio ini seperti ingin menyapa semua tetamunya namun, tidak dengan keempat lelaki ini yang terus memperhatikan Gio. Mereka jelas-jelas tahu bagaimana sikap Gio saat ini, lelaki ini bergerak ke arah perempuan mungil yang berada tidak jauh dari posisinya seperti pemangsa yang sedang mengawasi dan mendekati mangsanya.

Akhirnya, mereka berempat hanya dapat bertukar pandang dengan ekspresi penuh kerisauan sebelum memandang pertunjukan yang akan terjadi di hadapan mereka.

Sister-in-law, goodluck!

The great devil finally on his predator mode!!

Kami harap sister-in-law dapat keluar dari genggaman Gio dengan mudah!

Doa kami menyertaimu!

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience