Rate

The Almighty Devil Of Underworld_71

Action Completed 38206

"Mari kita selesaikan semua ini secepatnya, little one" kata Gio perlahan sebelum mengarahkan pistol yang dipegangnya ke arah Mercenaries yang tidak jauh di hadapannya. Dengan satu tembakan lelaki tersebut terbaring di tengah kolam darahnya.

Melihat Gio sudah mulai menyerang, membuat kedua mata kelabu yang tadinya bersinar penuh kenakalan itu menghilang dan digantikan dengan kilatan dingin yang membuat orang yang melihatnya bergetar.

Sudah tentu Gio melihat setiap perubahan yang terjadi pada wajah kucing kecilnya ini, terutama dengan ekspresi dinginnya. Sejak dari awal dia selalu memperhatikan setiap gerak-geri kucing kecilnya ini untuk terus memantau keadaannya. Kilatan terkejut sepintas terlihat dari kedua mata birunya sebelum menghilang tanpa jejak seakan kilatan tersebut tidak pernah ada. Senyuman dingin perlahan terbentuk di bibir nipisnya membuat ekspresi Gio saat ini terlihat semakin menakutkan.

Kucing kecil ini sememangnya perempuan yang menarik.

Benar-benar perempuan yang sesuai untuknya.

Mengikuti langkah Gio saat ini, tangan kanan Mely dengan kuat menggenggam pistol yang dipegangnya sebelum kedua matanya menangkap bayangan hitam yang saat ini mengarahkan senjatanya ke arah Gio. Kilatan tajam terlihat dari kedua mata dinginnya sebelum mengarahkan pistolnya dan segera menembak mercenaries tersebut.

Tepat setelah dia menarik picu, Mely merasakan tubuhnya meremang seakan ada seseorang yang memiliki niat jahat untuk menyakitinya. Tepat setelah dia memusingkan tubuhnya, dia melihat lelaki di hadapannya ini melemparkan pisau military yang ada ditangannya ke arahnya. Melihat itu dengan refleks Mely menundukkan tubuhnya sebelum berguling di lantai koridor dan menembak lelaki yang berada tidak jauh di hadapannya ini, tepat di tengah-tengah dahinya.

Eat that bastard!!

"Lady boss!! Awas!!!" jerit salah seorang pengawal peribadi Gio, sebaik saja dia melihat mercenaries yang berada tidak jauh di belakang Mely sudah mengarahkan pistol ke arahnya, Mely segera memusingkan tubuhnya untuk melihat mercenaries tersebut. 

BANG!!

Tepat setelah pembunuh tersebut melepaskan tembakan, Mely segera bergerak ke sisi kanan membuatkan peluru yang bergerak ke arahnya dengan kelajuan tinggi hanya menggores lengan tangannya.

Gio yang saat ini berdiri tidak jauh dari posisi kucing kecilnya, sebaik saja dia melihat darah segar mengalir dari lengan tangannya, pandangan terus menjadi gelap. Dia segera menarik picu senjata di tangannya dan menembak mercenaries yang melukai kucing kecilnya ini dengan berkali-kali tembakan seakan satu peluru tidak cukup untuk membayar kesalahan yang dia lakukan kerana melukai kucing kecilnya ini.

ZAAP!!!

Suara peluru yang bergerak ke arahnya, membuat Gio refleks menghindar sebelum bersembunyi dibalik tiang untuk mengganti magazen baru. Kedua mata birunya dengan jelas melihat enam mercenaries di hadapannya, membuat senyuman lebar terbentuk di wajah dinginnya yang malah membuat ekspresi Gio saat ini terlihat semakin mengerikan.

"Kalian sudah membuat kesalahan kerana menerima tugasan ini" kata Gio dengan nada dingin.

Keenam-enam lelaki tersebut perlahan merasakan ketakutan yang tiba-tiba menyelimuti seluruh tubuh mereka. Mereka benar-benar tidak menyangka yang sasaran mereka kali ini adalah lelaki Iblis yang terkenal di kalangan komuniti dunia bawah. Sekiranya mereka tahu identiti sasaran mereka adalah lelaki ini ...jangankan bayaran berbilion dolar!! Kekayaan yang setara dengan presiden pun mereka akan tolak! 

Namun, semuanya sudah terlambat tiada lagi yang dapat mereka lakukan saat ini. Hanya ada satu cara dan cara itu adalah teruskan. Walaupun, mereka tahu yang kesudahannya adalah ...nyawa mereka akan melayang di tangan Iblis seperti Giovano LinDenhof ini.

Jantung Mely berdegup kencang sehingga luka di lengannya tidak terasa sakit. Shit! Dia benar-benar lengah. Mengapa dia tidak menyedari lelaki sialan ini!? Pandangannya menjadi gelap, melihat lelaki sialan yang berlumuran darah di hadapannya ini. Jika, bukan kerana Vano mungkin dia sudah ditembak, katanya dalam hati.

Tunggu ...Vano!?

Menyedari lelaki itu sudah menghilang dari tempatnya membuat kedua mata kelabunya terus bergerak, berusaha mencari lelaki tersebut dengan rasa panik yang tiba-tiba menyerang tubuhnya. Seluruh tubuhnya membeku seketika, jantungnya skip berdetak sebaik saja melihat Gio di kelilingi oleh beberapa pembunuh yang terus melepaskan tembakan ke arahnya.

Shit!

Kilat membunuh memenuhi kedua mata kelabunya, dengan gerakan cepat Mely bergerak ke arah Gio sambil melepaskan tembakan ke arah kepala mercenaries yang saat ini paling dekat dengan posisinya.

Tiada siapa yang boleh menyakiti kekasihnya!

Gio terus memperhatikan orang-orang yang menyudutkannya ini dengan ekspresi gelap. Gio disini bukan kerana dia tidak dapat melindungi dirinya, dia hanya menunggu bila dia dapat menyerang. Menghadapi orang-orang seperti ini hanyalah sebuah permainan yang membosankan. Sudah tentu kematian adalah bayaran yang harus mereka tanggung, mereka sudah tahu statusnya dalam komuniti dunia bawah tetapi, masih juga menerima tugasan ini untuk mengakhiri hidupnya.

Idiot!

Mengapa masih ada orang sebodoh ini?

Mereka sudah tahu bagaimana mereka berakhir, masih juga mensia-siakan tenaga mereka untuk melakukan tugasan ini, walaupun pada akhirnya di sahkan gagal. Bukankah itu sama dengan mereka membuang nyawa mereka? 

Belum sempat dia menarik picu pistolnya, kedua pupil matanya berkontraksi, seluruh tubuhnya menegang begitu melihat kucing kecilnya yang bergerak ke arahnya dengan cepat.

Foolish little kitten!!!

Ujung mata Gio melihat dua mercenaries yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini sudah mengarahkan pistol ke arah kucing kecilnya yang masih berlari ke arahnya. Ekspresi Gio benar-benar semakin gelap dengan amarah yang memenuhi dadanya. Dengan gerakan cepat dia keluar di sebalik tiang sebelum melepaskan beberapa tembakan ke arah mereka semua. 

Mely yang melihat pergerakan Gio segera menghentikan langkahnya. Dia tidak menyangka lelaki ini memiliki kemampuan menembak sehebat ini. Arah dan cara menembak lelaki ini dilakukan dengan sempurna sehingga Mely tidak menyangka ada manusia yang dapat melakukan hal seperti itu.

Pandangan gelap Gio perlahan beralih ke arah kucing kecilnya yang berada tidak jauh dari tempat berdirinya. Dengan langkah lebar dia segera bergerak ke arah kucing kecilnya sebelum menarik tubuh mungil tersebut ke dalam pelukannya.

"Kau sedarkah apa yang buat, Vina!?" kata dengan nada kuat, membuat Mely yang mendengarnya membeku seketika.

Kedua matanya memandang Gio dengan ekspresi terkejut. Dia benar-benar tidak tahu apa salahnya. Mengapa Vano tiba-tiba memarahinya? Apa yang sudah dia buat sehingga Vano memarahinya? soalan demi soalan memenuhi kepalanya membuat dadanya terasa sesak.

Belum sempat dia membuka mulut untuk memprotes, Mely dapat merasakan lelaki ini mengeratkan pelukannya yang membuat tubuhnya terbenam di dada bidangnya. Tubuhnya bergetar perlahan sebelum dia merasakan nafas panas lelaki ini di lekuk lehernya.

"Kau tahukah yang kau buat tadi bahaya? Bagaimana kalau aku terlambat menarik picu pistol? Bagaimana kalau kau terluka? Adakah kau tidak fikir apa yang akan terjadi dengan aku?! Aku mohon tolong hati-hati dalam hal seperti ini, Vina" gumamnya dengan suara serak kerana rasa takut dan panik memenuhi tubuhnya.

Tadi, adalah benar-benar merupakan moments yang membuatnya merasakan ketakutan yang sebenarnya, untuk pertama kalinya semenjak sekian lama dia tidak merasakan perasaan itu. 

Gio benar-benar takut peluru itu bergerak ke arah kucing kecilnya. Dia tidak menyangka yang perempuan ini akan berlari ke arahnya tanpa memperhatikan keadaan sekelilingnya.

Adakah dia tidak sedar yang dia sudah menjadi sasaran dua mercenaries yang tidak jauh dari posisinya!?

This silly little kitten!

Tubuh Mely bergetar perlahan sebaik saja mendengar nada risau Gio yang terdengar jelas saat ini. Perlahan rasa sesak yang dia rasakan di dadanya menghilang dan digantikan oleh kehangatan yang membuatnya merasa lebih nyaman. Kedua tangannya memeluk erat pinggang lelaki ini dan membenamkan kepalanya dalam-dalam untuk menghirup aroma maskulin yang membuat semua sarafnya perlahan menjadi tenang. 

Ketika dia melihat Gio dikepung dan diserang seperti tadi benar-benar membuatnya hilang akal yang digantikan rasa takut yang memenuhi seluruh akal fikirannya.

Dia benar-benar takut lelaki ini terluka.

"Maafkan aku, Vano. Aku tidak bermaksud -"

"It's okay, it's okay. Jangan buat seperti itu lagi. Aku tidak sanggup melihat kamu terluka lagi" gumamnya perlahan sebelum membuka kedua mata untuk memandang wajah kecil di hadapannya. Melihat anggukan kucing kecilnya ini akhirnya Gio menghela nafas lega.

Pandangan Gio beralih ke arah lengan kanan kucing kecilnya yang sudah dipenuhi darah. Kemeja yang awalnya berwarna merah sudah berubah warna kerana dipenuhi oleh darah. "Biar aku lihat" kata Gio dengan nada lembut sebelum meraih lengan kucing kecilnya untuk melihat keadaan lukanya.

Dahinya berkerut dalam sebelum menarik perlahan tubuh perempuan ini ke dalam pelukannya. "Maafkan aku. Ini semua salahku" gumam Gio dengan penuh penyesalan yang segera dibalas dengan gelengan perlahan oleh kucing kecilnya ini.

"Ini bukan salahmu, Vano. Aku yang tidak hati-hati" jawab Mely dengan senyuman lembut, berusaha menenangkan emosi lelaki di hadapannya ini yang dipenuhi oleh penyesalan yang jelas terlihat dari kedua mata birunya saat ini.

"Mari kita keluar dari sini. Bau darah ini membuat aku mual" gumam Mely perlahan yang membuat Gio melihat ke arah sekeliling. Ruang tamu yang seharusnya didominasi oleh warna putih saat ini dipenuhi oleh genangan darah yang membuat ruangan ini terlihat mengerikan. Belum sempat Gio membuka mulutnya untuk memberi arahan kepada pengawal peribadinya, pintu bilik hotel yang sejak tadi tertutup rapat itu tiba-tiba terbuka lebar sebelum beberapa orang terlihat berlari masuk ke dalam bilik tersebut.

Tubuh mereka membeku sebaik saja melihat pemandangan di hadapan mereka yang saat ini dipenuhi oleh genangan darah yang mewarnai permukaan lantai yang tidak jauh dari posisi mereka saat ini. Tubuh mereka semua bergetar kerana rasa takut yang menyerang mereka.

Mely yang masih berada dalam pelukan Gio, melihat beberapa pengawal keselamatan dan manager hotel yang membeku tidak jauh dari posisi mereka saat ini, hanya dapat mendengus perlahan sebelum memutar kedua matanya dengan malas. Bukankah ini sudah terlambat? ejek dalam hati.

"Mr. LinDenhof ..." kata manager hotel tersebut dengan nada penuh ketakutan.

"Edgard" panggil Gio sebelum memberikan arahan kepada Edgard yang merupakan salah seorang pengawal peribadinya untuk mengurus semua masalah ini. Dia tidak ingin membuang-buang masanya untuk berurusan dengan orang seperti mereka, sekiranya dia dapat tahu yang mereka juga adalah dalang dengan serangan malam ini.

Dia tidak akan teragak-agak membunuh meraka semua!!

Tangannya bergerak untuk meraih sut hitam yang diberikan oleh salah satu pengawalnya sebelum memakaikannya di tubuh kucing kecilnya.

"Mari kita pergi" kata Gio perlahan sebelum memimpin Mely ke arah pintu keluar yang segera di ikuti oleh beberapa pengawal peribadi yang mengikuti mereka, meninggalkan manager dan beberapa pengawal keselamatan hotel ini yang masih memandang ke arah pasangan dengan ekspresi horror yang mewarnai wajah pucat mereka.

Pasangan yang menyeramkan!!

"Tidak apa-apa kah kita meninggalkan semua ini begini?" tanya Mely perlahan dengan ekspresi risau yang saat ini terlihat jelas di kedua matanya. Terdapat lebih dari 30 mayat yang berpakaian hitam di ruangan ini dan mereka meninggalkannya begitu saja!!

Bukankah ini akan mengundang masalah!!?

"Tidak apa-apa, little kitten. Semuanya masih terkawal. Edgard masih dapat menangani semuanya" jawab Gio sambil mengeratkan pelukannya. Mendekatkan tubuh kucing kecilnya ini semakin dekat dengannya seakan tidak ingin melepaskannya.

Belum sempat Mely membuka mulut, kedua matanya terus membulat begitu melihat helikopter besar berada di tengah-tengah helipad yang tidak jauh di hadapan mereka saat ini. Tulisan LinDenhof Corp jelas terpampang di badan helikopter tersebut yang membuat Mely mengetahui siapa memiliki helikopter ini.

"Kita mau ke mana sekarang?" tanya Mely dengan nada ingin tahu.

"Villa Raffael" gumam Gio lembut sebelum mengangkat tubuh kucing kecilnya ini yang membuatnya terkejut. Tangan kecil tersebut segera melingkari leher Gio untuk mengimbangkan tubuhnya saat ini.

"Vano, turunkan aku. Aku boleh jalan sendiri!" jeritnya perlahan sambil memandang pasrah lelaki di hadapannya ini dengan ekspresi yang sama.

"Kakimu mula bengkak, Vina. Aku sudah kata jangan bermain terlalu lama" gumamnya perlahan sebelum mendekatkan bibirnya ke arah telinga Mely. "kau terlalu nakal kucing kecilku ...tunggu hukumanmu nanti" sambungnya dengan nada berat yang membuat wajah Mely merona merah sebaik saja mendengar kata-kata tersebut.

This shameless guy!!!

Mely benar-benar speechless melihat sikap tidak tahu malu lelaki ini. Pandangannya terus beralih ke arah pintu helikopter yang tiba-tiba terbuka di hadapannya ini dengan ekspresi terkejut namun, ketika melihat lelaki familiar berjalan keluar dari helikopter tersebut Mely segera memutar kedua matanya dengan malas.

"Kau lagi..." kata Mely dengan nada malas yang terdengar jelas dari nada bicaranya saat ini.

"You! Annoying witch!!

TO BE CONTINUED

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience