Rate

The Almighty Devil Of Underworld_53

Action Completed 38206

Suasana ruang makan saat ini dipenuhi oleh kehangatan yang tidak pernah Butler Marton rasakan sebelumnya. Sepertinya, dengan kehadiran young miss seperti apa yang Butler Chong katakan kepadanya, mampu membuat master besikap lebih lembut dari biasanya, mampu membuat master terlihat seperti manusia normal. Terutama dengan kedua mata birunya yang terus memperhatikan gerak-geri young miss dengan pandangan lembut namun, sayangnya young miss jelas-jelas tidak menyedari pandangan master itu.

Pasangan yang pelik namun, pada masa yang sama terlihat sangat intim.

Interaksi yang terjadi di antara mereka benar-benar membuat hati semua orang yang melihatnya merasakan kehangatan yang pelik. Mengapa tidak? Siapa yang dapat menjangka bahawa majikan yang selalu terlihat sendiri dan dingin ini, akhirnya memiliki seorang perempuan di sisinya?! Ini benar-benar berita yang membuat mereka semua bahagia saat melihatnya.

Tidak menyedari bahawa beberapa pelayan yang memandangnya dengan kagum seperti sedang melihat Dewi pujaan mereka, Mely dengan santai menikmati beberapa menu sarapan yang saat ini ada di hadapannya. Kedua pipinya menggebung kerana makanan yang banyak dikunyahnya, kedua matanya dipenuhi oleh sinar kebahagiaan kerana akhirnya dia dapat menikmati makanan kesukaannya sepuas-puasnya.

Today's breakfast is the best!

"Perlahan-lahan Vina, nanti kau tersedak" kata Gio sambil menarik tisu yang berada tidak jauh dan membersihkan sudut bibir Mely yang dipenuhi oleh sos makanan.

Mengapa rasanya dia seperti sedang menjaga budak kecil dibandingkan menjaga anak kucing, fikir Gio dengan pandangan humor yang masih menatap perempuan mungil yang masih menikmati sarapannya.

"Hey, Vano. Kau belum menjawab pertanyaanku" kata Mely perlahan setelah meminum susu yang baru dituangkan oleh Butler Marton untuknya. Kedua matanya yang memandang Gio dengan penuh tanda tanya membuat ekspresi wajahnya terlihat semakin polos. Jika bukan kerana Gio mengetahui umur Mely sekarang, mungkin dia tidak akan sedar bahawa perempuan di hadapannya ini adalah perempuan yang sudah berumur 23 tahun.

Penampilan Mely saat ini lebih sesuai disebut sebagai budak sekolah yang masih berusia 17 atau 18 tahun. Wajah kucing kecilnya ini ...mengapa dia merasa seperti menjadi lelaki pedofilia yang menyukai budak kecil, ya? kata Gio dengan pasrah sambil memperhatikan ciri-ciri wajah Mely.

Berusaha menghilangkan pemikirannya, Gio meraih cawan kopi yang ada di hadapannya sebelum meneguknya perlahan. "Pertanyaan apa?" tanya Gio kepada Mely yang masih memandangnya dengan ekspresi yang sama.

"Kita di mana?" tanya Mely sambil meminum minumannya. Astaga, sarapan pagi ini memang benar-benar sarapan terbaik yang pernah dia makan! Dia dapat makan salmon sebanyak mana yang dia mahu! Permulaan yang luar biasa untuk memulakaan pagi ini bukan?

Tetapi, apa yang dilakukan Gio di tempat ini? Apakah, ada pekerjaan yang mendadak yang membuatnya ke sini secara tiba-tiba semalam? Tetapi, apa yang Mely ingat, bosnya ini tidak mempunyai jadual meeting atau apa pun di tempat lain?

"Fairbanks," jawab Gio perlahan, hujung bibirnya tertarik perlahan seolah-olah dia sudah dapat menduga reaksi apa yang akan diberikan oleh kucing kecilnya ini kepadanya.

"Oh ...Fairbanks" kata Mely dengan santai sambil menghirup minumannya namun, tiba-tiba seluruh tubuhnya menegang sebaik dia mengulangi kata Gio tadi. Kedua matanya membulat sebelum tanpa sedar dia tersedak minuman yang sedang diminumnya. Batuk perlahan bergema di seluruh ruangan membuat Gio menepuk belakangnya perlahan.

Kedua mata kelabunya berair kerana batuk yang membuat tekaknya terasa sakit sebelum akhirnya dia mengusap dadanya yang terasa sesak akibat batuk yang terus menyerangnya. Lelaki sialan ini memang tahu cara membuatnya terkejut! Lihat, dia sampai tersedak susu yang diminumnya!!

"Fairbanks?" ulang Mely perlahan sambil memandang Gio dengan pandangan tidak percaya.

"Hm" jawab Gio dengan santai sambil bersandar di belakang kerusi dan memangku kepalanya dengan satu tangan. Kedua mata birunya terus memperhatikan Mely dengan ekspresi geli.

"FAIRBANKS!?" jerit Mely dengan kuat yang membuat wajahnya dipenuhi oleh ekspresi speechless yang benar-benar membuatnya terlihat semakin comel.

"Hm" jawab Gio singkat, seakan reaksi Mely saat ini sudah dapat dia diramalkan.

"ALASKA!?" jerit Mely lagi dengan nada yang sama. Dia seakan tidak dapat mempercayai pendengarannya saat ini.

Ini sangat jauh dari ramalannya!

Mereka berada di Alaska!?

Astaga, adakah dia benar-benar berada di ...ALASKA!?

Kedua mata kelabu itu memandang Gio dengan pandangan yang seakan berkata, 'Yang Mulia Giovano LinDenhof tolong jujur dengan hambamu ini, adakah benar kita berada di Alaska!?'

"Hm. Kita berada di Alaska" jawab Gio yang berusaha meyakinkan kucing kecilnya ini.

Memangnya ada apa dengan Alaska? Bukankah itu hanya sebuah tempat biasa? Mengapa reaksi kucing kecil ini seolah-olah dia membawanya ke bulan? Silly little kitten overacted for just a simple thing, kata Gio dalam hati sambil terus memperhatikan perubahan drastik yang terlihat di wajah kecilnya.

"Oh. My. God. Kami di Alaska" gumam Mely dengan perlahan, kedua matanya memandang makanan di hadapannya.

"Ya, kita di sini. Berhentilah bersikap seolah-olah kau sedang bermimpi, Vina" kata Gio dengan nada geli.

Mely mengedipkan kedua matanya beberapa kali, berusaha memproses apa yang baru saja didengarnya sebelum kedua matanya beralih ke arah tingkap yang berada tidak jauh dari posisi duduknya.

Ah ...sepertinya memang benar kalau mereka berada di Alaska, kalau tidak bagaimana dia dapat melihat salji tebal dan ...rusa? 

Tempat yang sebenarnya pernah dilihat oleh Mely sekali ketika dia secara tidak sengaja menonton rancangan televisyen di saluran National Geographic dan sekarang dia berada di tempat itu!!!

Kedua mata kelabu itu kembali memandang ke arah Gio dengan pandangan yang penuh dengan kebahagiaan sebelum senyum lebar terbentuk di wajah kecilnya, membuat ekspresinya saat ini terlihat semakin menawan kerana dipenuhi oleh excitement. 

"Vano!! Ini sangat bagus! Aku tidak pernah ke Alaska sebelum ini, aku hanya pernah melihat tempat ini di saluran National Geographic sekali! Adakah, kau boleh membawaku jalan-jalan untuk melihat sekeliling tempat ini sebelum kita pulang?! Oh! Berapa lama kita di sini?!" kata Mely dengan nada teruja tanpa mempedulikan ekspresi Gio yang saat ini masih memandangnya.

Reaksi yang tidak dijangka ini membuat Gio terpana untuk beberapa saat. Mendengar kucing kecilnya memanggil namanya dengan nada teruja tanpa ada nada jengkel atau kesal, membuat hati Gio semakin hangat ketika mendengarnya. 

Mungkin dia harus selalu membawa kucing kecilnya ini jalan-jalan? Walaupun, sejujurnya dia tidak begitu gemar traveling kerana menurutnya aktiviti itu hanya membuang masa berharganya namun, melihat reaksi kucing kecil ini. Sepertinya akan lebih berharga lagi jika dia selalu melihat ekspresi kucing kecilnya seperti ini.

It will be worth it.

Seluruh tubuh Mely membeku secara tiba-tiba ketika dia teringat posisinya saat ini, Mely berdeham perlahan untuk menutup rasa gugupnya. "Um ... Maafkan aku Vano. Sudah tentu kita ke sini untuk urusan perniagaan. Aku tidak seharusnya bersikap seperti um ...tadi" kata Mely dengan gugup. Rona merah memenuhi kedua pipinya kerana rasa malu yang dia rasakan.

Damn, kenapa dia boleh bersikap teruja seperti tadi? Dia benar-benar tidak sedar diri saat mendengar bahawa mereka berada di Alaska. Sudah tentu Vano ke sini untuk urusan perniagaan bukannya jalan-jalan, bagaimana dia boleh dengan santainya meminta Vano untuk membawanya jalan-jalan untuk melihat sekeliling tempat ini.

Foolish Mely, kutuknya dalam hati kerana sikap bodohnya tadi.

Mendengar itu, Gio hanya menaikkan sebelah keningnya sebelum menggelengkan kepalanya perlahan. Tangannya bergerak dan menjentik dahi kecil perempuan mungil di sisinya sebelum menjawab pertanyaan Mely dengan nada yang jelas terdengar seperti sedang memanjakan perempuan ini. "Silly little kitten, sudah tentu kita kesini untuk bercuti. Buat apa bekerja di sini? Adakah kau tidak ingin melihat pemandangan di sini dan bermain kereta luncur yang ditarik oleh anjing Siberian dan Samoyed?" jawab Gio dengan nada lembut sambil memandang Mely dengan pandangan hangat yang membuat ekspresi Gio saat ini terlihat lebih santai dari biasanya.

Mely terpana untuk seketika ketika dia mendengar kata-kata Gio sebelum kedua mata kelabunya bersinar penuh excitement yang tidak pernah Gio lihat sebelum ini. Jika tadi kedua matanya bersinar seperti bintang ketika dia mendengar makanan kesukaannya atau ketika dia melihat kawanan rusa. Dan saat ini kedua matanya bersinar seperti matahari, sangat terang sehingga membuat Gio terpana melihatnya.

"Betulkah? Betulkah? Wah! Aku tidak sabar untuk melakukan semua itu!! Bolehkah kita pergi sekarang? Please ...please" kata Mely dengan nada sedih yang penuh dengan rasa excited yang tidak dapat dia tutupi.

"Mm, baiklah. Kamu bersiap dengan pakaian yang sudah di siapkan. Udara di sini berbeza dengan udara di Manhattan. Angin di sini cukup kuat, kau harus memakai semua pakaian yang aku siapkan untuk kamu pakai" kata Gio sebelum menghirup minumannya.

"Okay! Okay! Okay!! Aku akan patuh semua kata-katamu. Aku akan bersiap sekarang!" balas Mely dengan nada teruja sebelum berjalan cepat meninggalkan Gio dengan beberapa pelayan yang menemaninya untuk kembali ke bilik.

Pandangan Gio menjadi lembut ketika dia melihat tubuh mungil yang perlahan menghilang dari pandangannya sebelum senyuman hangat terbentuk di wajahnya, membuat aura yang mengelilingi lelaki ini terlihat lebih hangat dan santai dari biasanya. 

Sekiranya selalu berterusan seperti ini, tinggal tunggu masa kucing kecilnya ini jatuh ke dalam genggamannya, pikir Gio dengan kilatan puas yang terlihat jelas di kedua mata birunya.

"Siapkan beberapa pakaian dengan kualiti dan model terbaik untuk Vina pakai selama di sini. Ingat bahan yang tebal untuk mencegah angin sejuk menerpa tubuhnya," kata Gio kepada Butler Marton yang segera menganggukkan kepalanya.

Butler Marton segera memberi arahan kepada beberapa pelayan untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh majikan mereka. Ternyata benar young miss ini adalah Future Madam of LinDenhof!! Kerana, jika tidak mengapa majikannya ini memperlakukan perempuan seperti ini!?

"Master...Young Master Raffael membuat panggilan ke telefon bimbit anda" kata Butler Marton sambil menyerahkan telefon bimbit yang bergetar di tangannya. Gio hanya diam beberapa saat sebelum melirik ke arah telefon dengan ujung matanya.

"Loudspeaker," jawabnya singkat. Senyuman yang terbentuk di wajahnya tadi perlahan menghilang, aura hangat yang menyelimuti tubuhnya bertukar dengan aura dingin yang sangat familiar untuk Butler Marton. Hanya pada kucing kecilnya Gio dapat menunjukkan kehangatan dan kelembutan yang ada dalam dirinya. Jika, dia sudah berurusan dengan orang lain sikapnya akan kembali seperti asal.

Dingin dan kejam.

Melihat perubahan drastik yang terjadi pada majikannya, tanpa sedar Butler Marton menelan liur gugup. Dia benar-benar tidak menyangka yang majikannya ini dapat mengubah sikapnya seperti mengubah cuaca. Sungguh, tidak dapat dipercayai bahawa lelaki beberapa saat lalu dan lelaki ini adalah orang yang sama. 

"Hello? Brother! I miss youuuu!!" jerit suara lelaki yang terdengar berlebihan dari speaker telefon Gio yang saat ini berada di tangan Butler Marton.

Ujung bibir Butler Marton berkedut keras ketika mendengar suara dan ucapan salah satu young master dari keluarga LinDenhof. Mengapa sikap Master dan Young Master Raffael sangat berbeza seperti langit dan bumi? Dan lagi ...Young Master Raffael tolong jaga image anda, bagaimana anda boleh bercakap seperti itu dengan santai.

"Hm" berbeza dengan reaksi Raffael, reaksi Gio saat ini benar-benar seperti orang yang tidak peduli dengan apa yang baru didengarnya.

"Huhuhu, brother kenapa sikapmu begitu dingin dengan aku? Kita sudah lama tidak bertemu dan sikapmu malah semakin dingin?! Adakah sister-in-law tidak dapat membuat sikapmu menjadi lebih hangat!?" kata Raffael dengan nada sedih yang dibuat-buat. 

"Sudah selesai?" tanya Gio dengan nada datar tanpa melirik ke arah telefonnya. Satu tangan memangku kepalanya dan satu tangannya bergerak di atas permukaan cawan di hadapannya.

"Humph ...kau sungguh kejam brother! Kami semua rindukan kau dan kau malah tidak rindukan kami semua disini!" kata Raffael yang terdengar seperti sedang merajuk.

"Apa hasilnya?" tanya Gio ke arah masalah tersebut, mengabaikan semua kata-kata Raffael tadi.

"Leo sudah melakukan penyelidikan. Kami sempat mendapatkan jejak Johnson Andrewson tapi jejak itu kembali hilang. Lelaki tua itu seperti kembali di telan bumi" kata Raffael dengan nada serius yang sangat berbeza dengan nada yang dia gunakan sebelumnya, melaporkan apa yang baru saja mereka temui.

"Di mana?" tanya Gio dengan nada yang datar namun, Butler Marton yang berada di sisinya dapat merasakan perubahan aura yang mengelilingi majikannya ini. Ruang makan yang beberapa saat lalu dipenuhi oleh aura hangat tiba-tiba berubah menjadi gelap dan dipenuhi dengan tekanan yang bahkan membuat Butler Marton sukar untuk bernafas.

"Ini yang pelik. Johnson Andrewson dilihat berada di Nizhny Novgorod, Rusia. Buat apa lelaki berdarah Amerika ke bandar itu? Apatah lagi ...di Rusia? Sebaik saja Leo dan special forces team menuju ke sana untuk meneruskan siasatan, jejak lelaki itu kembali hilang. Seolah-olah dia tidak pernah berada disana. Ini sangat pelik, Gio. Adakah seseorang mempermainkan kita?" kata Raffael dengan nada yang terdengar sedikit dingin.

"Nizhny Novgorod" gumam Gio perlahan sambil menggerakkan jarinya di atas permukaan cawan di hadapannya dengan pandangan melamun dan larut dalam fikiranya.

"Ah ...apa khabar dengan sister-in-law? Kerjanya sebagai pembantu pasti lebih mudahkan? Kau tidak memaksanya untuk terus bekerja, kan?" Kata Raffael dengan nada ceria yang sangat berbeza dengan nada yang dia gunakan beberapa lalu.

"Hm. Baik,"

"Oh! Bagaimana dengan acara Anniversary LinDenhof Corporation?" tanya Raffael masih dengan nada yang sama.

"Baik"

"Astaga, nampaknya sikap aismu benar-benar tidak berubah. Ah ...sudahlah, aku menyerah. Oh, ya, kau di mana? Aku pergi ke mansion tetapi Butler Chong kata kau tidak kembali ke mansion? Adakah kau berkerja lebih masa dan mengajak sister-in-law? Kau tidak kesian dengan perempuan malang itu!? Kalau kau boleh bekerja tanpa mengenal rasa letih tetapi, tidak dengan sister-in-law! Kau seharusnya menjaga kesihatannya!" kata Raffael seperti memberi nasihat.

"Tidak. Bercuti dengan Vina"

Pffffffttt..

Tepat ketika Gio menjawab pertanyaan Raffael yang bertubi-tubi, hanya menggunakan satu kata yang singkat Raffael yang mendengarnya menyemburkan minuman yang baru saja di minumnya.

Fuck!? Beberapa waktu yang lalu lelaki ini berusaha menjinakkan kucing kecilnya dan sekarang mereka berdua sudah bercuti bersama?!

Tunggu ...tunggu ...Giovano LinDenhof bercuti!!!??

Adakah kiamat sudah dekat!?

"Serius!? Adakah kau bergurau!? Kau? Bercuti? Seriously?" tanya Raffael berulang kali dengan nada tidak percaya yang terdengar jelas dari nada bicaranya.

"Hm" jawab Gio singkat, membuat Raffael speechless mendengarnya. Lelaki ais batu ini, lelaki workaholic ini ...benar-benar pergi bercuti!!

"Astaga!! Ini hebat!!! Hanya sister-in-law yang mampu membuatmu mengambil masa untuk bercuti!! Aku semakin kagum dengan sister-in-law! Kamu bercuti dimana?"

"Fairbanks"

"..."

Tidak menunggu jawapan dari Raffael kerana menurutnya tiada lagi hal yang penting dari perbualan mereka ini, Gio segera memberi arahan untuk kembali menyiasat Johnson Andrewson dan mengakhiri panggilan tersebut tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya.

Keheningan kembali menyelimuti ruangan tersebut, membuat suasana ruang makan saat ini semakin mencengkam, belum lagi ekspresi master yang mengerikan. Butler Marton bingung apa yang harus dia lakukan saat ini.

Nizhny Novgorod ...

Pandangan Gio menjadi semakin gelap ketika mendengar nama sebuah bandar kecil yang berada di Rusia. Tanpa sedar tangannya di genggam kuat sebelum kilatan mengerikan terlihat di kedua mata birunya untuk sesaat.

Sepertinya, ini tidak semudah yang dia fikirkan sebelumnya.

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience