Rate

The Almighty Devil Of Underworld_48

Action Completed 38206

Sebaik saja Mely berada di hadapan pintu masuk ruang kerja Gio, perlahan-lahan dia mengawal nafas dan emosi yang bergolak dalam dirinya. Tenang, tenang, tenang kata Mely berulang kali, seperti membaca mantra agar membuat dirinya tenang. Walaupun, rasa sakit pada kepalanya yang membuat pandangannya kabur, namun Mely tetap berusaha mempertahankan sikap profesionalnya.

"Bos?" kata Mely sambil mengetuk perlahan pintu ruang kerja Gio sebelum dengan langkah ragu-ragu dia melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut sebaik saja dia mendengar persetujuan daripada Gio.

Suasana langit mendung petang ini terlihat jelas di tingkap besar yang berada tepat di hadapan Mely. Musim sejuk yang mula menyelubungi Manhattan City ini, membuatkan keadaan langit setiap hari dipenuhi dengan awan mendung dan membuatkan suasana ruang kerja Gio terlihat lebih gelap dari biasanya, walaupun dengan minimum cahaya matahari. Ruangan ini juga dipenuhi dengan aura suram yang dapat membuat orang gugup ketika masuk ke dalam ruangan ini. Walaupun, suasana ruangan ini terlihat suram, namun pada masa yang sama tidak membuat lelaki ini terlihat suram, malah sebaliknya menambah kesan misteri.

Susuk tubuh Gio saat ini terlihat seperti seorang raja yang diselubungi aura kegelapan. Tubuh tegapnya dan bayang-bayang yang terbentuk di sisi wajahnya, di tambah pemandangan langit mendung yang merupakan kombinasi mematikan ini benar-benar membuat jantung Mely berdegup kencang.

Melihat kucing kecilnya terus berdiri di tengah-tengah ruangan sambil memandangnya dengan pandangan melamun, perlahan Gio menaikkan sebelah keningnya sebelum menggerakkan satu tangannya untuk memberi isyarat kepada Mely agar dia segera mendekatinya.

Tersedar dari lamunannya, rona merah memenuhi wajahnya, membuat wajah Mely saat ini terlihat semakin menawan. Astaga, ini benar-benar memalukan!! Bagaimana dia boleh melamun di hadapan bos!? Maki Mely dalam hati. Melihat sepasang mata biru yang terus memperhatikan setiap gerak-gerinya tanpa sedar Mely menelan liurnya dengan gugup.

Sekarang dia tahu apa maksud Ziro dengan istilah 'ditelan hidup-hidup'.

Adakah, bos menyedarinya? Tetapi, bagaimana mungkin?! Dia bahkan sudah berusaha lari dengan melalui pintu kecemasan yang agak tersembunyi, fikir Mely dengan rasa panik yang menyerang seluruh tubuhnya.

Tidak ada yang dapat meneka apa yang Gio fikirkan saat ini, kedua mata birunya terus memandang ke arah Mely, seakan ingin membuka setiap pertahanan yang ada dalam diri kucing kecilnya untuk mengetahui setiap rahsia yang disimpannya.

"Ada yang ingin kamu beritahu, Vina?" kata Gio nada perlahan namun terdengar seperti tanda bahaya untuk Mely yang membuatkan seluruh tubuhnya menegang ketika dia mendengarnya.

Kring!!!!

Danger! Danger! Danger!

Cakap bohong Melysah! Jangan sampai bos tahu kalau kamu lari atau ...ucapkan selamat tinggal kepada kebebasanmu ini!

Otaknya tiba-tiba berkerja dengan cepat, berusaha mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan yang diarahkan oleh Gio kepadanya. Namun, kerana rasa panik yang tiba-tiba menyerangnya, akhirnya hanya ada satu kata bodoh yang keluar dari mulutnya.

"....Ha?"

Kau benar-benar bodoh, Melysah!!

HA!? Dari segala respon yang ada dan dia malah menjawab dengan kata 'Ha!?.

Astaga ...bagaimana dia boleh menjadi seorang perempuan yang terlalu bodoh!? Bukankah ini sama dengan bermaksud bahawa dia sedang berbohong!! Jerit Mely dalam hati sambil mengutuk kebodohannya saat ini.

Mendengar balasan Mely, Gio yang masih memandangnya akhirnya menaikan kedua keningnya yang seakan berkata 'Jika kamu memang ingin menipu, bolehkah kamu terlihat lebih meyakinkan dari ini?'

Melihat hal itu membuatkan keringat dingin terbentuk di wajah Mely saat dia menyedari maksud dari pandangan bosnya saat ini.

"Kamu ingin mengakui kesalahanmu atau aku yang harus menunjukkan dimana letak kesalahanmu?" Pertanyaan Gio itu membuat wajah pucat Mely perlahan-lahan berubah merah kerana rasa malu yang dia rasakan. Dia benar-benar merasa seperti budak kecil yang ketahuan melakukan kesalahan.

"Sa ..saya ...minta maaf President LinDenhof. Saya tidak seharusnya pergi begitu saja dari kawasan pejabat tanpa meminta izin kepada anda terlebih dahulu" gumam Mely perlahan seperti budak kecil yang akhirnya mengakui kesalahannya.

"Dan?" kata Gio sambil terus memperhatikan perubahan ekspresi yang ada pada wajah kucing kecilnya.

"Dan ...dan ...saya siap menerima apa saja hukuman atas kesalahan saya ..." kata Mely dengan nada perlahan sambil menundukkan kepalanya. "Kecuali mengurangkan gaji saya bos! Tolong jangan potong gaji saya!" sambungnya cepat sambil memandang Gio dengan kedua mata yang berkaca-kaca dengan ekspresi menyedihkan.

Dia tidak dapat terima kalau gajinya dikurangkan! Bagaimana dia dapat menyimpan wang jika gajinya dipotong!?Tidak!!

Hujung bibir Gio berkedut ketika mendengar kata terakhir yang terdengar sangat tidak tahu malu. Kucing kecilnya ini ...adakah dia benar-benar memerlukan wang? Adakah kucing kecilnya ini masih tidak sedar bahawa dia memiliki sumber dari segala sumber kekayaan yang saat ini berada tepat dihadapannya?

Semua yang dapat dia nikmati dengan mudah yang hanya mengucapkan satu kata. 'Ya, saya akan selalu berada di sisimu. I'm yours' Dengan itu dia sudah dapat menikmati semua keuntungan yang dapat dia nikmati ketika dia menyandang status Head Mistress of LinDenhof ...tapi, apa yang kucing kecilnya ini lakukan?

Dia malah menolaknya mentah-mentah!

Memikirkannya kadang-kadang membuat Gio memiliki dorongan kuat untuk menculik kucing kecilnya dan mengurungnya di mansion agar dia tidak pernah meninggalkannya walaupun sekali. Jika perlu, dia bahkan sanggup mematahkan kedua kaki kecilnya agar kucing kecilnya ini tidak dapat lari dari sisinya. Namun, sudah tentu Gio tidak dapat melakukan itu. Apa untungnya dia melakukan hal itu, jika pada akhirnya kucing kecilnya akan menjadi boneka yang tidak memiliki jiwa.

Tidak akan ada lagi api kemarahan dan semangat dari kedua mata kelabunya dan yang tinggal hanyalah pandangan kosong yang paling tidak dia inginkan. Oleh kerana itu dia akan bersabar untuk terus menjinakkan kucing kecilnya. Gio yakin akan ada waktunya kucing liarnya ini akan berubah menjadi kucing peliharaan yang taat pada tuannya.

There will be time like that in the future, he will make sure of it.

Kedua mata biru itu akhirnya memandang wajah perempuan mungil di hadapannya yang saat ini masih terlihat seperti budak kecil yang bersalah. Tidak ada yang tahu apa yang Gio fikirkan saat ini namun pandangannya yang tajam benar-benar membuat kucing kecilnya semakin gelisah sebelum dia menyedari wajah kucing kecilnya yang terlihat seputih kertas.

"Kamu sakit, Vina?"

Mendengar suara berat itu membuatkan jantung Mely berdegup kencang. Wajahnya terasa semakin panas yang membuatnya menundukkan wajahnya, berusaha untuk tidak memandang sepasang mata biru yang terus memperhatikannya. 

"T ..tidak, bos. Hanya penat sedikit" jawab Mely dengan cepat. Kerana terlalu cepat, kata yang keluar dari mulutnya terdengar tidak jelas dan gagap.

Oh shit, kenapa dia sampai tergagap, keluh Mely dalam hati.

Gio menggerakkan tangannya ke arah Mely untuk memberi isyarat agar dia semakin dekat dengannya. Ketika kucing kecilnya sudah berada tidak jauh dari jangkauannya, dengan cepat Gio meraih tangan langsing tersebut dan menariknya.

Mely yang tidak menyangka tindakan Gio itu terhempas ke arah depan sebelum wajahnya terhempas ke permukaan keras yang membuat hidungnya terasa sakit sebaik saja dia melanggarnya. Pandangannya kabur kerana air mata yang mengalir di matanya. Fuck, it's hurt like hell, makinya dalam hati. Sebaik saja menyedari posisinya saat ini seluruh tubuh Mely membeku seketika.

Saat ini tubuh Mely berada di atas pangkuan Gio dengan kedua tangan berotot itu di punggung dan pinggang kecilnya yang membuatnya tidak dapat bergerak sedikit pun. Kedua matanya terbeliak ketika dia menyedari kepala Gio berada di lekuk lehernya. Nafas hangat yang menjalar di lehernya membuat seluruh tubuhnya bergetar begitu dia merasakan sensasi menggelikan.

"B ...boss, le..lepaskan," fikirannya tiba-tiba menjadi kosong. Dia benar-benar tidak dapat memikirkan apa-apa saat ini.

"No" jawab Gio sambil mengeratkan pelukannya. Sikapnya saat ini seperti kanak-kanak yang memeluk mainan kesukaannya. Dia takut jika dia melepaskan mainannya ini sedikit saja, mainan tersebut akan hilang dari genggamannya.

Mely tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang, dalam keadaan diam perlahan kedua matanya berkedip untuk beberapa kali seakan berusaha memproses apa yang baru saja terjadi sebelum akhirnya dia berusaha menolak tubuh Gio dengan sekuat tenaga. Posisinya yang terkunci dengan sempurna menyukarkan Mely untuk menggerakkan tangannya.

"Bo ...bos kita di pejabat. Lepaskan" gumam Mely sambil berusaha menggerakkan tubuh Gio yang sama sekali tidak dapat di gerakkan.

"Vano..." gumamnya perlahan.

"Aku mohon. Sekejap saja. Aku terlalu letih" gumam Gio perlahan dengan nada serak dan letih. Mely dapat mendengar nada letih yang jelas terdengar dari suara Gio. Pergerakan tangannya terhenti sebaik saja dia mendengar kata-katanya. Perlahan pandangan Mely berubah menjadi lembut sebelum akhirnya dia merehatkan seluruh tubuhnya. 

Sudah tentu dia menyedari betapa sibuknya jadual Gio dalam beberapa hari ini sehingga satu atau dua kali Gio menolak untuk makan tengah hari dan lebih suka meneruskan pekerjaannya. Sudah tentu tubuhnya saat ini berasa letih. Entah, mengapa dada Mely terasa sakit begitu memikirkan keadaan lelaki ini yang suka mengabaikan keadaan tubuhnya sendiri.

Mely berusaha membuang semua pemikiran yang mengganggunya, tentang apartmennya, mesej di atas kertas, ketakutan, kepanikan, semuanya. Dia harus melupakan semua itu. Saat ini dia akan menikmati keheningan yang menyelimuti mereka berdua di ruangan ini. Tanpa sedar tangan kecilnya bergerak melingkari bahu Gio sebelum dengan perlahan tangannya bergerak untuk mengusap belakang lebar tersebut. 

Keheningan yang menyelimuti mereka saat ini benar-benar membuat hati dan fikirannya yang dipenuhi oleh ketakutan dan spekulasi menghilang sedikit demi sedikit.

Ya! Hanya untuk sekali ini saja dia akan menikmati keheningan yang penuh dengan keselesaan ini.

Sekiranya Nick berada di ruang kerja Gio, lelaki itu pasti akan ternganga kerana sangat terkejut. Pertama, ini adalah kali pertama dia melihat Gio dekat dengan seorang perempuan. Kedua, ini adalah kali pertama dia melihat Gio terlihat santai di ruang kerjanya, kerana untuk lelaki workaholic seperti Gio waktu rehat sebenarnya tiada dalam kamus hidupnya dan yang terakhir adalah ...

Giovano LinDenhof memohon kepada seseorang! Walaupun, Nick yang membesar bersama Gio selama bertahun-tahun dia tidak pernah mendengar abangnya ini memohon kepada sesiapa pun!!

Mungkin ada betulnya petikan kata-kata yang pernah dia baca bahawa tidak kira seberapa kuat lelaki itu akan ada saatnya dia akan tunduk pada seorang perempuan yang mampu memberikan dia kehangatan dan keselesaan yang tidak pernah dia rasakan.

Maybe she is the one for his brother.

Maybe God is merciful enough for giving the light that would lighten my brother dark life.

TO BE CONTINUED

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience