Rate

The Almighty Devil Of Underworld_59

Action Completed 38230

75th Floor, LinDenhof Corporation, NYC.

Sepasang mata kelabu itu memandang pemandangan Manhattan City di hadapannya dengan pandangan kosong. Tiada yang tahu apa yang ada dalam fikirannya saat ini. Suasana hening yang menyelimutinya sejak tadi akhirnya di pecahkan oleh suara helaan nafas yang kembali terdengar di ruangan ini. Entahlah, sudah berapa kali dia menghela nafas dalam satu jam ini. Satu tangannya menahan kepalanya dan tangan satunya lagi bermain dengan pen yang dipegangnya yang membuatkan postur tubuhnya saat ini memancarkan aura kemalasan.

Tidak menyedari bahawa sikapnya saat ini membuat semua lelaki yang melihatnya tidak dapat mengalihkan pandangan, Mely dengan santainya kembali memandang ke arah pemandangan di hadapannya dengan pandangan yang sukar di ertikan. Mely, benar-benar tidak menyangka yang pada akhirnya dia kembali ke ruangan ini, seakan apa yang terjadi dalam beberapa hari adalah sebuah mimpi yang terlalu indah untuk dia lupakan namun, dia juga sedar apa yang terjadi dalam beberapa hari ini bukanlah ilusi khayalan, terutama kejadian malam itu. 

Mengingatkan kejadian malam itu membuat seluruh wajah Mely menjadi merah. Kenapa dia boleh bersikap begitu!? Astaga benar-benar memalukan, jerit Mely dalam hati sebelum dengan refleks dia menutup wajahnya yang merah dengan kedua tangannya. Wajahnya benar-benar terasa panas. Semenjak mereka pulang dari Alaska, Mely bahkan tidak dapat memandang kedua mata biru yang menawan itu. Jantungnya berdegup sangat kencang sehingga rasanya seakan ingin meletup setiap kali dia melihat kedua mata biru itu memandangnya dengan pandangan dalam.

Ugh!! Melysah! Berhentilah bersikap seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta! Ingat, kau sudah dewasa! maki Mely dalam hati, mengutuk sikapnya yang tidak ubah seperti budak remaja.

Tenggelam dalam pikirannya sendiri, Mely tidak menyedari Ziro memasuki ruang kerja mereka dan melihat sikapnya yang terlihat pelik. Ujung bibirnya berkedut keras, berusaha menahan tawa saat melihat sikap young miss sebelum akhirnya dia berdeham perlahan agar Mely menyedari keberadaannya.

Mendengar suara lain di ruangan ini membuat Mely tersentak sebelum memandang ke arah Ziro dengan kedua mata yang membulat. Wajahnya yang sejak tadi merah menjadi semakin merah sebaik saja dia menyedari sikap bodohnya menjadi hiburan untuk lelaki dihadapannya saat ini.

"Ziro!!! Kau mengejutkan aku!" kata Mely dengan cepat.

Mendengar jawapan tersebut membuat Ziro tertawa perlahan sebelum berjalan ke arah tingkap besar yang berada di sisi kanan pintu masuk ruang kerja mereka dan menarik tirai putih untuk menutup tingkap tersebut, memutuskan semua pemandangan yang menjadi pandangan beberapa lelaki yang sejak tadi terpana di tempat tersebut.

"Young miss, adakah anda tidak sedar yang sejak tadi ada beberapa pekerja lelaki yang berdiri di depan tingkap ini sambil memandang anda?" kata Ziro dengan nada pasrah sambil memandang Mely dengan ekspresi tidak berdaya. Sekiranya, bos yang melihat kejadian ini dan bukan dirinya ...dia benar-benar tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan para pekerja lelaki yang malang itu.

Kesian, kesian ...dia benar-benar akan meratapi nasib malang mereka kerana mengagumi perempuan yang tidak seharusnya mereka lihat ini.

Menyedari sikap lengahnya membuat seluruh tubuhnya tersentak. "Astaga, aku benar-benar lengah. Maafkan aku, Ziro" gumam Mely yang di balas tawa perlahan oleh Ziro.

"Tenang, young miss" kata Ziro perlahan sebelum berjalan ke arah meja kerja Mely dan duduk di hadapannya. "Young miss, apa sebenarnya yang terjadi diantara kalian berdua?" tanya Ziro dengan nada berlebihan sambil menaikkan sebelah keningnya.

Pertanyaan itu benar-benar membuat wajah Mely kembali merah ketika mendengarnya. Apa yang terjadi diantara mereka berdua!? Bahkan, dia sendiri tidak tahu!!! jerit Mely dalam hati. Mendengar tawa kuat Ziro, membuat Mely mengalihkan pandangannya ke arah lelaki yang saat ini sibuk mentertawakannya. Kedua mata kelabunya mengecil sebelum dia menyilangkan tangannya, memandang Ziro dengan pandangan penuh kekesalan. Tanpa sedar dia mengembungkan kedua pipinya yang membuatkan Mely saat ini terlihat comel seperti budak kecil yang sedang merajuk.

"Oh ...young miss, saya mohon jangan marah" kata Ziro di tengah tawanya. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan reaksi seperti itu dari young miss, sedangkan dia hanya sedikit mengusiknya! Astaga, young miss memang benar-benar perempuan yang menarik. Bos memang hebat dapat melihat young miss di antara ribuan perempuan yang berusaha mendekatinya. Young miss memang seperti berlian berharga yang tertutup oleh debu di antara ribuan permata yang lainnya. 

"Lagi pula, anda bersikap sangat pelik dan mencurigakan!" sambungnya sambil memainkan kedua keningnya untuk mengusik perempuan di hadapannya.

Setiap kali dia melihat interaksi antara bos dan young miss, dia selalu berfikir yang mereka berdua memang pasangan yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk bersama. Di satu sisi memiliki sikap dingin dan kaku, sedangkan di sisi lain memiliki sikap ceria dan bersemangat. Dan ketika keduanya disatukan terlihat seperti pasangan yang saling melengkapi antara satu sama lain. Memikirkannya, sudah membuat Ziro merasa cemburu. Sepertinya dia harus cepat-cepat mencari pasangan hidup atau dia akan merasa muak setiap kali melihat semua public display affection yang mereka lakukan tanpa mereka sedar itu.

"Apa maksud kau dengan sikapku yang mencurigakan?" tanya Mely sambil mengecilkan kedua matanya. Adakah dia bersikap mencurigakan? Sedangkan dia sudah berusaha untuk tetap bersikap profesional di hadapan orang-orang. Jadi, dari mana sikap mencurigakan itu datang? Katanya dalam hati sambil mengingatkan semua tingkah lakunya sejak pagi.

"Aiyo, adakah anda tidak sedar yang sikap anda benar-benar mencurigakan? Young miss, sejak anda pulang dari Alaska. Anda selalu bersikap seperti ingin melarikan diri daripada bos, berusaha untuk tidak bertembung mata dengannya. Bahkan, tadi pagi ketika menyerahkan dokumen dan tidak sengaja bersentuhan dengan tangan bos reaksi young miss terus melompat dan melarikan diri dari bos. Kalau bukan mencurigakan ...jadi apa?" kata Ziro masih dengan nada yang sama. Dia memandang Mely dengan pandangan yang seakan berkata 'jangan cuba-cuba mengelak kerana sikap anda benar-benar mencurigakan'.

Ketika menyedari maksud dari pandangan Ziro dan mendengar balasan yang di arah kepadanya, membuat Mely benar-benar speechless. Astaga, adakah sikapnya seburuk itu? Shit, dia sendiri tidak menyedari kalau sikapnya segila itu, katanya dalam hati sambil mengurut dahi kecilnya.

Melihat ekspresi Mely yang tertekan membuat Ziro tertawa perlahan sebelum menggerakkan bahunya tidak acuh. "Tenanglah, young miss. Hanya saya yang menyedari sikap pelik anda dan juga ...bos, hehe" kata Ziro di tengah tawanya yang membuat wajah Mely menjadi semakin merah.

Damn you, Ziro Harmada!

"Oh ya, anda di minta untuk segera menemui bos di ruangannya" sambungnya dengan santai yang membuat Mely memandangnya dengan pandangan tidak percaya. Tubuhnya menegang seakan dia akan berhadapan dengan musuh yang sukar dikalahkan.

Adakah, dia harus menemui lelaki itu?

Melihat wajah tidak rela Mely membuat Ziro semakin tertawa, dia segera membuat isyarat tangan untuk membuat Mely bangkit dari posisi duduknya. "Young miss. Anda sendiri tahu kalau kita tidak boleh membuat bos menunggu lama" kata Ziro dengan nada tegas yang sengaja dibuat-buat namun, Mely dengan jelas melihat sorot jahil dari kedua mata hitam itu.

Akhirnya, dengan hati yang berat Mely menghela nafas sebelum bangkit dari posisi duduknya dan berjalan menuju ke ruang kerja Gio yang tidak jauh dari ruangannya. Kedua matanya terus memandang Ziro yang juga memandangnya dengan pandangan penuh kegembiraan seolah-olah penderitaannya saat ini merupakan hiburan yang menyeronokkan untuk lelaki sialan ini.

Lihat saja nanti, aku akan balas dendam Ziro! maki Mely dalam hati.

***

Kedua kaki Mely terpaku ketika melihat pemandangan di hadapannya, kedua matanya terus memperhatikan setiap inci keindahan wajah lelaki di hadapannya yang masih sibuk mengerjakan beberapa dokumen yang ada di atas mejanya.

Larut dalam pikirannya sendiri, Mely tidak menyedari bahawa objek pandangannya saat ini sudah memandangnya dengan pandangan penuh humor yang terlihat jelas di kedua mata biru tersebut. Kedua keningnya terangkat sambil memperhatikan kucing kecilnya yang memandangnya dengan pandangan kosong. Adakah wajahnya mampu membuat kucing kecilnya jadi begitu? kata Gio dalam hati sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

"Adakah kau sudah puas memandang wajahku, Vina?" suara berat yang terdengar seksi itu bergema di seluruh ruangan, membuat Mely yang sibuk dengan pikirannya terus tersedar. Seluruh wajahnya menjadi merah secara drastik ketika menyedari pandangan humor dari kedua mata biru tersebut.

Astaga ...Melysah, kau lagi-lagi bersikap bodoh! makinya dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya tanpa sedar kerana rasa gugup yang tiba-tiba menyerang tubuhnya.

Melihat tindakan Mely membuat kedua mata Gio berubah gelap sebelum dia menggerakkan satu tangannya untuk menyuruh Mely mendekat ke arahnya sebelum menarik kucing kecilnya ke atas pangkuannya. Ketika akhirnya tubuh mungil itu berada dalam jangkauannya dan merasakan tubuh kucing kecilnya yang kaku membuat Gio tertawa perlahan sebelum meletakkan wajahnya di lekuk leher perempuan mungil ini. Merasakan kehangatan dan haruman khas yang dimiliki oleh kucing kecilnya, membuat Gio menghela nafas puas. Kedua tangannya perlahan mengeratkan pelukannya, membawa tubuh mungil Mely semakin dekat ke arahnya.

Berbeza dengan reaksi Gio, reaksi Mely yang berada di situasi ini benar-benar membuat seluruh fikirannya berhenti berfungsi. Wajahnya terasa panas sehingga membuat kepalanya berpusing. Mely benar-benar tidak tahu harus bereaksi bagaimana, bahkan dia dapat merasakan jantungnya berdegup sangat kencang sehingga dia merasa jantung malangnya ini akan keluar dari tubuhnya dan berlari-lari di ruangan ini.

Apa yang dilakukan Vano dengan tubuhnya!?

Bagaimana jika seseorang masuk dan melihat mereka begini!?

Dan lagi ...adakah lelaki ini tidak sedar dengan sikapnya ini dapat memberi kesan pada tubuhnya seperti ....haa!!!

Lelaki ini benar-benar ingin membunuhnya!!

Namun, perasaan hangat dan rasa aman ini benar-benar membuat hati Mely sedikit bergetar ketika merasakannya. Tubuhnya yang sejak tadi tegang perlahan kembali lemah sebelum dia menyandarkan tubuhnya ke arah dada bidang di hadapannya. Astaga, dia benar-benar tidak ingin kehilangan semua rasa aman ini. Perlahan kedua matanya beralih ke arah tingkap besar yang berada tepat di belakang mereka yang memberikan pemandangan kota Manhattan sejauh mata memandang. Kedua mata kelabu itu memandang kosong ke arah pemandangan di hadapannya seakan fikirannya saat ini berada di tempat lain.

Dia rela melakukan apa saja untuk terus berada di sisi lelaki ini ...Dia rela menukar apa pun untuk terus merasakan kehangatan dan rasa aman ini ...Jika, ada Iblis di luar sana, dia rela menukar jiwanya agar dia tetap berada di posisi ini untuk selamanya.

Dia sanggup melakukan apa saja.

Hanya ...tiada kesempatan seperti itu dalam hidup nyata ini.

Memikirkan hal tersebut membuat Mely tersenyum pahit sebelum kembali memandang pemandangan di hadapannya dengan ekspresi kosong. 

Merasakan kucing kecil dalam pelukannya terlihat diam membuat kedua mata biru yang tadinya tertutup rapat itu perlahan terbuka sebelum keningnya berkerut samar. "Ada apa?" gumam Gio perlahan sebelum menyandarkan tubuhnya dan memandang wajah kecil di hadapannya yang terlihat tidak fokus. 

Ekspresi kucing kecil ini entah mengapa membuat jantungnya berdegup kencang. Entah, apa yang kucing kecilnya fikirkan sehingga membuat ekspresi wajahnya seperti itu. Melihat hal itu membuat Gio merasakan perasaan yang tidak baik.

"Kenapa ekspresi wajahmu begitu, Vina?" tanya Gio perlahan, dengan gerakan lembut dia berusaha melembutkan kerutan yang terbentuk di wajah kucing kecilnya dengan ibu jarinya.

Tersedar dari lamunannya, kedua mata kelabu itu memandang wajah Gio yang sangat dekat dengan wajahnya dengan pandangan terkejut sebelum rona merah mewarnai kedua pipinya. Dengan cepat Mely menggelengkan kepalanya sebagai jawapan dari pertanyaan Gio.

"Hm? Oh ya, mengapa aku merasakan ada seseorang yang berusaha menghindar dari aku sejak pagi, ya?" kata Gio dengan nada mengusik sambil memandang kucing kecilnya dengan pandangan penuh humor. Mely, bahkan dengan jelas melihat senyuman lebar dari kedua mata birunya walaupun ekspresi wajah lelaki ini masih terlihat datar. Dan hal itu benar-benar membuat wajah Mely semakin merah. Dia benar-benar merasa seperti murid yang baru saja ditangkap oleh guru kelasnya kerana melakukan kenakalan. 

Tidak dapat melihat kedua mata biru yang memandangnya dengan dalam, kedua mata Mely bergerak ke sana sini sebelum berusaha membuat jarak di antara mereka berdua namun, menyedari sikap kucing kecilnya ini, bagaimana mungkin Gio membiarkannya. Dengan cepat Gio segera mengeratkan tangannya untuk menahan pergerakan tubuh mungil yang berada di dalam pelukannya.

Ingin menjauhinya?

Tsk, tsk ...tidak akan semudah itu.

"Um ...Man ...mana ada aku menghindar" jawab Mely dengan cepat, yang membuatkan ucapannya terdengar gagap. Kedua matanya memandang Gio dengan ekspresi serius yang seakan berkata 'Lihat ekspresi seriusku ini? Aku tidak berbohong! Aku tidak menghindarimu!'

Melihat itu akhirnya topeng ekspresi datar di wajah Gio perlahan pecah sebaik saja dia melihat ekspresi comel kucing kecilnya. Astaga, bagaimana ada perempuan dewasa boleh jadi comel seperti ini? kata Gio dalam hati dengan ekspresi kehairanan. Senyuman nipis terbentuk di bibirnya sebelum menaikkan sebelah keningnya untuk mencabar perempuan mungil di hadapannya.

"Adakah aku mengatakan kalau kamu yang menghindar dari aku?" usik Gio dengan nada humor.

Ekspresi wajah Mely terus berubah secara drastik dari rasa malu, terkejut, speechless sehingga berubah dipenuhi oleh kekesalan yang bercampur dengan rasa malu begitu dia mendengar pertanyaan Gio yang jelas-jelas mengusiknya.

"YOU!!!" jerit Mely penuh emosi sambil menatap tajam ke arah lelaki menjengkelkan di hadapannya yang masih memandangnya dengan humor, seakan pandangan tajamnya langsung tidak mempengaruhi apa pun kepadanya.

Melihat perubahan drastik di wajah ekspresi kucing kecilnya yang masuk ke dalam perangkapnya dengan mudah, membuat kedua mata Gio memandang perempuan di hadapannya dengan pandangan geli. Kucing kecilnya ini suka menjahili adiknya tetapi, kenapa dirinya sendiri dengan mudah dijahil? Adakah Nicholas terlalu bodoh sehingga dia dengan mudah jatuh ke tangan kucing kecilnya? kata Gio dalam hati dengan ekspresi geli.

"Ternyata kau mengaku juga kalau kau menghindari aku sejak pagi" jawab Gio dengan santai sambil memainkan beberapa helai rambut panjang Mely di antara jemarinya tanpa sedar.

Mendengar pernyataan Gio yang tepat sasarannya, membuat Mely speechless untuk beberapa saat sebelum dengan pantas dia menyilangkan kedua tangannya. "Humph! Siapa yang mengaku? Lagi pula, aku memang tidak menghindar dari kau" jawab Mely dengan cepat sambil memalingkan wajahnya.

"Hm?" jawab Gio sambil menaikkan kedua keningnya seakan berkata 'adakah kau yakin dengan apa yang kau katakan?' yang membuat Mely mengecilkan kedua matanya sebelum mendengus kesal.

"Ya!!" kata Mely dengan nada serius.

Melihat sikap kucing kecilnya yang masih tidak mau disalahkan, membuat Gio tersenyum pasrah sebelum menggelengkan kepalanya perlahan. Ah, sudahlah, apa pun yang kucing kecilnya inginkan. Lagi pula, dia mau berusaha menjauh atau atau apa pun, Gio tetap tidak akan memberi kesempatan itu. Jadi, sekiranya kucing kecilnya ini terus berusaha menghindarinya maka ...dia akan terus mengganggunya. Mengikutinya dan melekat dengannya setiap masa, dengan begitu kucing kecilnya tidak akan dapat lagi menghindarinya dengan mudah. Pemikiran itu membuat Gio terpana untuk beberapa saat sebelum dia merasa kagum dengan dirinya sendiri kerana dapat menemukan penyelesaian yang bijak dengan kemampuan otak liciknya.  

Sekiranya, Mely mengetahui apa yang ada difikiran Gio saat ini, pasti perempuan ini akan segera menyerang dan mencekik lelaki di hadapannya ini kerana jalan fikirannya benar-benar mementingkan diri!!

This man totally shameless!!

Pandangan Gio melembut ketika melihat ekspresi merajuk yang ditunjukkan Mely di wajah kecilnya. Tangannya mengusap perlahan rambut kucing kecilnya, berusaha mengurangkan kekesalan yang dia rasakan "Vina, petang ini aku akan pergi ke anak syarikat dan mungkin sehingga malam" katanya dengan lembut berusaha mengatakan tujuannya kepada kucing kecilnya, kerana inilah dia memanggil kucing kecilnya ke ruangannya.

"Oh? Adakah harus aku menyiapkan beberapa dokumen untuk dibawa? Jam berapa kita pergi?" tanya Mely dengan cepat dan berusaha bangkit dari posisinya untuk bersedia mengikuti Gio namun, ketika dia merasakan tubuhnya ditahan oleh kedua tangan besar tersebut, perlahan kedua matanya memandang wajah Gio dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Aku, akan pergi bersama Ziro. Sementara itu, kau akan pergi bersama setiausaha Wild dan Griffon ke Gloriousness Entertainment untuk menyerahkan beberapa fail" kata Gio sebelum melihat kedua kening Mely berkerut.

"Gloriousness Entertainment? Bukankah itu salah satu anak syarikat LinDenhof Corporation yang berada di bahagian hiburan?" kata Mely dengan nada tidak percaya yang membuat Gio menganggukkan kepalanya perlahan namun, belum sempat dia membuka mulutnya Mely terus memandangnya sambil menjerit.

"Astaga ...bukankah itu syarikat yang Nick kendalikan?!" jeritnya ke arah Gio yang di balas dengan senyuman nipis sebelum menganggukkan kepalanya perlahan. Tangannya masih bergerak di rambut panjang kucing kecilnya yang terasa halus di antara jarinya.

Astaga ...dia dapat melakukan ini sepanjang hari, bermain dengan rambut kucing kecilnya yang menenangkan fikirannya, katanya dalam hati.

"Betul. Itulah syarikat yang dipegang oleh Nick. Tidak lama lagi, Anniversary LinDenhof Corporation akan diadakan. Jadi, sebahagian besar penyambut acara itu berasal dari Gloriousness Entertainment. Oleh itu aku meminta kamu untuk menyerahkan beberapa dokumen kepada Nick kerana aku tidak dapat menemuinya hari ini" jawab Gio sambil memandang wajah kucing kecilnya.

Mendengar kata-kata Gio membuat kedua mata Mely bersinar terang penuh excitement dan semangat. Meminta dia menghantar dokumen ke Gloriousness!? Sudah tentu dia mahu, terutama jika dia bertemu dengan lelaki bodoh itu hehe ...rasanya sudah lama dia tidak mengganggu lelaki menjengkelkan itu kerana mereka berdua sibuk dengan kerja mereka dalam beberapa hari ini. Membayangkan ekspresi speechless dan penuh kekesalan lelaki itu ketika melihatnya di pejabatnya sudah membuat suasana hati Mely semakin baik.

Sinar mata itu?

Sudah tentu Gio menyedari makna dari kedua mata yang bersinar penuh kegembiraan itu. Kedua mata kucing kecilnya jelas-jelas menunjukkan yang dia benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Nick. Sudah tentu Gio dapat meneka apa yang akan terjadi jika mereka bertemu nanti. Gio benar-benar tidak tahu sama ada dia harus ketawa atau menangis. Adakah, dia harus mengucapkan terima kasih kepada adiknya kerana sudah dapat membuat kucing kecilnya berminat untuk bermain dengannya atau mengucapkan takziah kerana nasib buruk yang selalu dia terima setiap kali dia menghadapi kucing kecilnya?

Kucing kecilnya ini benar-benar nakal dan Nick benar-benar mengalami nasib buruk kerana kucing kecilnya ini berminat untuk bermain dengannya.

"Mhm. Baiklah, kau tidak perlu risau! Aku akan melakukan tugasku dengan baik!!" jawab Mely dengan nada teruja sambil menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Hati-hati di jalan. Jangan lupa makan. Aku tidak mau kau lewat makan dan tidak perlu tunggu aku kembali ke sini. Begitu urusan di sana selesai kamu boleh terus pulang bersama Rayden. Faham?" kata Gio dengan nada tegas.

Entah mengapa membiarkan kucing kecilnya sendiri dia merasakan seperti ...ini adalah keputusan yang buruk!

Gio benar-benar dapat merasakan tidak senang meninggalkan kucing kecilnya sendiri ...entah apa yang akan terjadi padanya nanti. Dan tentunya, dia tidak dapat melupakan kejadian ketika mereka bercuti di Fairbanks. Dia hanya mengalihkan pandangannya untuk sesaat dan kucing kecilnya ini sudah melarikan diri dengan tindakan bodohnya. Bagaimana jika dia meninggalkannya sepanjang hari!? Gio mula risau dengan apa yang akan terjadi nanti.

Mendengarkan kata-kata Gio membuat Mely dengan cepat mengangguk kepalanya namun, lelaki di hadapannya ini masih belum puas dengan reaksi yang dia berikan sehingga Gio terus mengingatkannya dengan semua perkara remeh yang ada di kepala geniusnya selama 15 minit. Sehingga membuatkan lehernya terasa sakit kerana terus menganggukkan kepalanya.

Setelah beberapa saat Mely akhirnya kembali ke ruang kerjanya sambil mengurut lehernya yang teras sakit, sebaik saja kedua kakinya melangkah ke dalam ruang kerjanya, langkah kakinya terus terhenti sebelum dia memutuskan untuk mengambil telefon bimbitnya.

Sudah lama dia tidak bertemu dengan rakan uniknya. Tidak ada salahnya kan kalau dia mengajaknya untuk makan tengah hari bersama? Pemikiran tersebut membuat senyuman nipis terbentuk di bibirnya. Sekiranya, ini dirinya 5 tahun yang lalu, pasti dia tidak akan mempercayai perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Dia memiliki pekerjaan normal, rakan-rakan yang perihatin, lelaki yang dapat dia jadikan sandaran dan banyak lagi.

Hidup sememangnya selalu mempunyai cara tersendiri dan memikirkan semua nasib yang terjadi dalam hidupnya, membuat Mely sangat-sangat bersyukur. Meletakkan kembali telefon bimbitnya ke dalam poket seluar, Mely segera berjalan ke meja kerjanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Tanpa terasa waktunya akhirnya menunjukkan waktu makan tengah hari, Mely memutuskan untuk menghentikan pekerjanya dan segera mengemas fail-fail yang tersebar di atas meja kerjanya sebelum melangkah untuk menjemput rakan uniknya. Namun, belum sempat tangannya menyentuh tombol pintu, tiba-tiba pintu tersebut dibuka dengan kuat sebelum melihat satu perempuan dengan nafas terengah-engah di hadapannya. Melihat keadaan perempuan tersebut membuat Mely menaikkan sebelah keningnya yang seakan bertanya kepadanya. 'ada apa'

Perempuan yang melihat Mely ingin melangkah keluar dari ruang kerjanya segera merentangkan kedua tangannya untuk menghalang Mely keluar dari ruang kerjanya.

"Kau tidak boleh keluar dari sini!!!!" jeritnya dengan kuat yang membuat Mely speechless mendengarnya.

"Huh?"

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience