Rate

The Almighty Devil Of Underworld_64

Action Completed 38206

Sinar matahari pagi terlihat memasuki bilik tersebut di antara tirai yang menutupi tingkap bilik tidur ini. Merasakan sinar matahari yang menyinari kedua matanya, membuat Mely mengerutkan dahinya perlahan, bulu mata panjang yang terbentuk indah di permukaan wajahnya perlahan bergetar sebelum sepasang mata kelabu itu terbuka perlahan. Berusaha memfokuskan pandangannya, Mely berusaha mengedipkan kedua matanya untuk beberapa kali sebelum dia melihat dada bidang dihadapannya yang membuat kedua matanya membulat. Seluruh nafasnya tertahan sebelum dia mengingati kejadian semalam yang membuat Mely menghela nafas perlahan. Tubuhnya yang tadinya menegang kembali santai. Mendengar suara tawa perlahan dari atas telinganya, membuat Mely mengalihkan pandangannya ke wajah tampan yang berada tidak jauh dari posisi wajahnya saat ini.

Mely tercengang ketika melihat pemandangan paginya ini, dia dengan jelas melihat semua lekuk wajah Gio yang terlihat semakin tampan dengan sinar cahaya matahari yang menyinari sisi wajahnya. Kedua mata biru itu memandangnya dengan penuh kehangatan dan sedikit sorot humor, apatah lagi senyum nipis yang terbentuk pada di bibirnya. Ekspresi datar yang selama ini menghiasi wajahnya tidak terlihat sedikit pun, semua itu di gantikan dengan ekspresi lembut ketika lelaki ini memandangnya.

Sepertinya bangun tidur dengan melihat wajah setampan ini, ada juga keuntungannya ya.

"Morning, dear" gumam Gio perlahan sebelum mencium dahi perempuan mungil yang saat ini masih memandang ke arahnya. Kenapa dengan kucing kecilnya ini? Bukankah, mereka sering bertemu dan bersua muka tapi, mengapa kucing kecilnya ini masih selalu terpana setiap kali melihat wajahnya? hanya memikirkannya membuat Gio tertawa perlahan.

Dear ...Dear ...Dear ...Dear ...Dear.

Satu kata itu terus bergema di dalam kepala Mely, membuat wajahnya tiba-tiba berubah merah. Wajahnya terasa panas mendengar ucapan selamat pagi itu. Astaga, dia benar-benar tidak menyangka yang lelaki ini boleh berkata seperti ini!! Ah!! Jantung malangnya tidak kuat lagi menerima serangan ini!! jeritnya dalam hati sambil membenamkan kepalanya ke dalam selimut yang segera di tahan oleh tangan Gio.

Mendengar suara tawa yang berasal dari lelaki di sebelahnya ini membuat Mely mengecilkan kedua matanya sebelum memandang kesal ke arah Gio yang masih memandangnya dengan pandangan humor.

"Bukankah kamu juga harus menyapaku, little kitten?" kata Gio dengan nada menggoda yang membuat Mely memuncungkan bibirnya perlahan.

"Morning" gumam Mely perlahan sebelum menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang membuat Gio semakin tertawa melihatnya. Astaga, dia benar-benar malu!! Dia tidak pernah berada dalam sebuah hubungan sebelum ini. Bahkan, berpikiran untuk dekat dengan seorang lelaki saja tiada!! Dan, tiba-tiba lelaki ini yang sekarang sudah menjadi k-k-ke-kekasihnya ini dengan santainya memanggilnya d-d..de-de...argh!! Dia bahkan tidak dapat menyebutnya!!! jeritnya dalam hati. Wajahnya benar-benar terasa panas kerana rasa malu yang dia rasakan saat ini.

Kedua tangan Gio dengan cepat meraih pergelangan tangan Mely sebelum memandang wajah merah yang ada di hadapannya ini dengan pandangan nakal yang terlihat jelas pada kedua mata birunya. Perlahan dia mendekati wajah kecil tersebut sebelum bergumam perlahan dengan suara serak yang terdengar sedikit seksi. "Mmm ...dan?" gumamnya perlahan.

"Da ..dan ap.pp-pa ...?" kata Mely tergagap, pandangannya berubah kabur seperti ada lapisan kristal namun, dia dapat melihat lelaki ini yang hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, nafasnya terengah-engah perlahan, fikirannya kosong. Dia, tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Jantungnya tidak akan bertahan lama jika terus seperti ini.

Tidak mempedulikan ekspresi pasrah dan menyedihkan kucing kecilnya ini, senyum nakal yang terbentuk pada wajah Gio saat ini, membuat auranya menjadi semakin seksi. Kedua mata biru itu masih fokus pada perempuan dalam pelukannya ini seperti pemangsa yang sedang memperhatikan mangsanya.

"Mmm ...morning and then...? Kau harus mula memanggilku dengan panggilan sayang juga, dear" gumam Gio dengan suara beratnya yang membuat wajah Mely semakin merah ketika mendengarnya.

Pa ..panggilan ...s sa ..sayang!?

Fikiran Mely benar-benar berubah menjadi huru-hara ketika mendengar kata tidak tahu malu dari lelaki ini. Dia bahkan dapat merasakan seluruh tubuhnya terkulai lemah ketika mendengar suara berat itu. Jantungnya berdegup tidak tentu arah. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Come on, dear ...call me..."

ARGH!!! FUCK!!!

Adakah lelaki ini ingin membunuhnya!?!? 

Apa yang harus dia lakukan sekarang!?

Mengedipkan kedua matanya beberapa kali, wajah merah tersebut terangkat perlahan untuk memandang sepasang mata biru yang menatapnya dengan pandangan nakal dan menggoda yang membuat nafasnya tiba-tiba tersekat untuk beberapa saat sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

"A ..aku tidak boleh ..." gumamnya perlahan namun, bukannya lelaki ini melepaskannya, Gio malah semakin mendekatkan wajahnya sehingga kedua bibir mereka hampir bersentuhan. Mely dapat mencium aroma mint dan maskulin yang merupakan aroma khas Gio yang selalu membuat jantungnya berdegup kencang.

Terlalu ...dekat ...terlalu dekat!!! jerit Mely dalam hati namun, dia tidak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya bahkan, kedua mata kelabunya hanya dapat memandang pasrah ke arah Gio yang saat ini masih tersenyum penuh dengan humor.

"Kamu boleh, Vina ...call me ...atau aku tidak akan melepaskan kamu dari sini" gumamnya lagi, masih dengan nada yang sama, Mely dengan jelas dapat mendengar nada menggoda dari lelaki di hadapannya ini.

"M ..morning..." kata Mely tergagap sambil memandang ke arah sepasang mata biru yang masih terus memandangnya dengan dalam, seakan ingin memberi semangat kepadanya untuk menyelesaikan ucapannya.

"Mhmm" gumam Gio perlahan sebelum senyuman puas perlahan terbentuk di bibir nipisnya.

"Mo-mornin ... d-d-d ... dar-da-darling" kata Mely dengan gagap, nafasnya terengah-engah, seolah-olah mengucapkan dua kata itu sudah menghabiskan hampir semua tenaga yang ada di dalam tubuhnya. Jantungnya masih berdegup dengan kencang, wajahnya merah padam setelah dia menyedari Gio memandangnya dengan ekspresi yang tidak dapat dibaca. Pandangan penuh kerisauan terlihat pada kedua mata kelabunya ketika melihat ekspresi Gio saat ini.

Ugh ...dia tidak melakukan sebarang kesalahan, kan?

Tapi, kenapa Vano memandangnya seperti ini?

Sepertinya dia melakukan sesuatu kesalahan, adakah dia harus memanggil lelaki ini dear juga?

Aiya ...ini pertama kali dia menjalinkan sebuah hubungan dan sekarang dia sudah menghancurkannya!?

Ekspresi tertekan memenuhi wajah kecilnya sebelum dia memandang Gio yang masih diam seperti patung di hadapannya dengan pandangan risau. "Um ...Vano ...kenapa kau pandang aku ...um ...seperti itu? Kenapa diam?" gumam Mely perlahan, menyatakan kerisauannya.

Mendengar nada cemas tersebut membuat Gio tersedar dari rasa terpegunnya, kedua mata birunya berkedip beberapa kali sebelum dia memandang wajah kecil yang dipenuhi dengan ekspresi cemas dan risau itu memandang kearahnya. "Ta ... tadi ...kau kata apa?" gumamnya dengan suara serak seperti orang yang tidak fokus pada persekitarannya.

Mely memandang gugup ke arah Gio yang saat ini terus memandangnya seakan menunggu jawapan darinya. Lihat!!! Dia pasti sudah melakukan kesalahan!!! jeritnya dalam hati, rasanya dia ingin menguburkan dirinya dalam tanah dan mengutuk kebodohannya.

"...Morning ...darling" kata Mely perlahan dengan tatapwan penuh waspada seakan menunggu reaksi dari Gio namun, bukannya memberikan reaksi apa pun! Lelaki ini kembali terdiam sambil memandangnya dengan ekspresi yang tidak dapat dia baca!

Shit, my love story official end hare!

Seharusnya dia tidak mengulang kata itu!! Lihat Gio sekarang!! Dia memandangnya seperti patung yang tidak bernyawa!! Adakah dia baru saja menghancurkan mental lelaki ini kerana kesalahannya!?

Astaga, adakah dia akan di bunuh oleh Nick kalau dia tahu yang dirinya sudah merosakkan keadaan mental abang kesayangannya ini!!? kata Mely dalam hati, mencurahkan semua kegelisahan yang dia rasakan.

Belum sempat dia membuka mulutnya untuk meminta maaf kepada Gio, tiba-tiba lelaki di hadapannya ini menyerangnya dengan cara menolak tubuhnya ke arah katil. Kedua matanya terbeliak ketika melihat reaksi Gio yang bahkan, tidak di sangka olehnya. Merasakan kedua tangan tersebut tiba-tiba melingkar erat di seluruh tubuhnya membuat mulut Mely terbuka dan tertutup beberapa kali namun, tiada suara yang keluar dari mulutnya. Dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dengan lelaki ini.

Adakah lelaki ini mulai gila disebabkannya!?

OH NO!!! Dia sudah membuat lelaki ini gila!!

"Ugh ... Va-" belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, suara serak Gio bergema di telinganya membuat tubuhnya bergetar sebaik saja mendengar suara yang dipenuhi dengan nada seksi dan dominan itu.

"Ulang lagi"

"Hah?" tanya Mely yang tidak memahami maksud dari kata-kata Gio tadi.

"Ulang lagi apa yang kau katakan tadi" kata Gio dengan nada yang sama. Nafasnya terengah-engah seperti orang yang berusaha menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya saat ini.

Mengerutkan keningnya samar. Perlahan Mely melirik ke arah wajah lelaki yang saat ini terbenam di lekuk lehernya sebelum menjawab permintaan tersebut dengan nada lembut seperti orang yang sudah terbiasa mengucapkan dua kata tersebut.

"Morning darling"

Jantungnya berdegup kencang, menunggu semula reaksi lelaki ini. Dia lebih memilih melihat ekspresi terkejut atau marah lelaki ini dari dia harus melihat ekspresi Gio yang membeku lagi. Ekspresi itu benar-benar membuatnya semakin risau ketika melihatnya!

Kedua mata biru tersebut berkontraksi sebelum dia mengeratkan pelukannya di tubuh kucing kecilnya ini. Dia tidak salah dengarkan? Ya... dia tidak salah dengar. Kucing kecilnya ini baru saja menyapanya dengan morning darling. Kucing kecilnya memanggilnya darling!! katanya dalam hati dengan rasa tidak percaya. Jantungnya berdegup kencang kerana rasa hangat yang tiba-tiba menyerang seluruh tubuhnya yang membuatnya benar-benar merasakan emosi bahagia. Perasaan yang bahkan sudah asing untuknya selama ini kembali dia rasakan.

"Ugh ...Vano ...adakah kau baik-baik saja?" tanya Mely dengan nada risau. Kedua mata kelabunya jelas-jelas menunjukkan kerisauannya saat ini. Dia benar-benar serius memikirkan keadaan mental kekasihnya ini.

Bukannya menjawab pertanyaannya malah, dia mendengar suara tawa dari Gio yang membuat kedua mata kelabu Mely membulat kerana terkejut. Astaga, adakah kekasihnya ini benar-benar sudah menjadi gila!? Kenapa dia tiba-tiba ketawa begini!? Rasa panik dan risau menyelimuti tubuhnya saat ini, membuat Mely berusaha menolak tubuh tegap di hadapannya ini walaupun usahanya berakhir sia-sia.

"Vano ...Ya Tuhan ...Vano ...adakah kamu baik-baik saja? Kenapa kamu tiba-tiba jadi pelik begini? Aku risau!" jerit Mely dengan nada penuh kerisauan yang jelas terdengar dari nada suaranya saat ini.

Setelah tawa itu reda, perlahan senyum lebar terbentuk di wajah Gio saat ini. Tiada yang dapat melihat senyuman itu kerana saat ini wajah Gio masih terbenam di antara rambut dan lekuk leher kucing kecilnya ini tetapi, dia benar-benar tidak dapat menahan dorongan untuk tersenyum!

Dia sangat bahagia mendengar kucing kecilnya ini memanggilnya darling!

Rasa hangat ini benar-benar membuatnya ketagihan dan Gio tidak ingin melepaskannya. 

Dia ingin mendengar kucing kecilnya ini menyapanya setiap pagi dengan panggilan sayang itu. Tetapi, jika dia dapat membuatnya terus memanggilnya dengan panggilan itu, sepertinya itu jauh lebih baik.

Sinar tekad terlihat jelas pada kedua mata birunya seakan dia baru saja memiliki misi baru yang harus segera dia laksanakan. Berusaha mengawal emosi yang membuak-buak dalam hatinya perlahan Gio menggelengkan kepalanya.

"Aku baik-baik saja" jawabnya dengan suara serak yang sama sebelum berdeham perlahan untuk memperbaiki nada suaranya. Dia tidak boleh terlihat terlalu gembira hanya kerana kucing kecilnya memanggilnya dengan panggilan sayang. Di mana dia mau letak egonya nanti?

"Benarkah?" tanya Mely dengan tidak yakin yang jelas terdengar dari nada bicaranya. Macam mana dia mau percaya kalau lelaki ini baik-baik saja, setelah dia melihat sikap peliknya tadi.

Mendengar itu, sekali lagi Gio menganggukkan kepalanya sebelum mengangkat wajahnya dari lekuk leher kucing kecilnya setelah pergolakan emosi yang dirasakannya sudah kembali dalam kawalannya. "Mhm ...aku gembira kau memanggilku darling. Mulai sekarang kamu harus memanggilku dengan panggilan itu" kata Gio sambil memandang lembut ke arah kucing kecilnya yang saat ini memandang speechless ke arahnya sebelum melihat wajah kecil tersebut yang perlahan merah.

Jadi ...dia suka dengan panggilan itu? Jadi, keadaan mental lelaki ini baik-baik saja? Semua sikap pelik itu kerana dia gembira?!

Mely benar-benar speechless ketika mendengar kata-kata lelaki ini. Caranya menyatakan kegembiraannya sangat pelik, kata Mely dalam hati namun, ketika dia mengulangi kata-kata lelaki ini, kedua matanya terbeliak sebelum wajahnya kembali merah. 

Vano mahu dia memanggilnya dengan panggilan darling!? Bukankah itu hal yang sangat memalukan!?

"Tidak!!!" jerit Mely di tengah rasa malunya sebelum menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gio yang bergetar perlahan kerana tawa yang keluar dari bibirnya saat ini.

"Mhmm ...yes, you will" jawab Gio lembut sambil mengusap rambut perempuan mungil ini dengan penuh kasih sayang.

"No! No! No! No!" kata Mely berulang kali sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Aku punya cara tersendiri untuk membuat kamu selalu memanggilku seperti itu, dear" gumam Gio sambil memeluk kucing kecilnya ini dan mengelikan pinggang kecilnya yang membuat bilik tidur luas ini dipenuhi oleh suara tawa kuat yang membuat suasana menjadi lebih hangat dari biasanya.

"Hahahaha ... Vano! Vano! Vano! Ampun! Hahahaha ampun, ampun, ampun!!" jerit Mely di sela tawa yang membuat Gio melepaskan tubuh mungil tersebut sebelum memandangnya dengan hangat. Melihat sinar mata penuh kebahagiaan dan nafas yang terengah-engah kucing kecil ini benar-benar membuat hati Gio dipenuhi oleh kebahagiaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

As long as I have her.

As long as she's staying hare with me.

It's enough for me.

Beberapa saat berlalu akhirnya, Mely dapat mengawal nafasnya yang terengah-engah sebelum dia menaikkan kedua keningnya sambil memandang wajah Gio. "Kau tidak pergi kerja?" tanyanya dengan nada bingung. Seingatnya Gio memberikan dia cuti beberapa hari kerana keadaannya yang masih lemah, jangan bilang lelaki ini juga tidak bekerja?!

"Tidak, aku akan temankan kau hari ini" gumam Gio perlahan sambil menarik tubuh mungil tersebut ke arah dadanya sebelum mengusap belakang kucing kecilnya dengan lembut. "Lebih tepatnya, aku akan membawamu jalan-jalan hari ini" sambungnya lagi.

Mendengar kata-kata tersebut, Mely segera mengangkat kepalanya sebelum menopang separuh tubuh di dada Gio. Dia memandang Gio dengan pandangan penuh excitement yang terlihat jelas pada kedua mata kelabunya. "Kau akan bawa aku jalan-jalan?! Benarkah!?" jeritnya dengan penuh semangat.

Melihat ekspresi teruja kucing kecilnya ini membuat Gio menganggukkan kepalanya perlahan sebelum senyuman nipis terlihat pada bibir nipisnya. Kedua mata birunya memandang kucing kecilnya ini dengan penuh kehangatan.

"Mhmm. Aku akan bawa kau bersenang-senang di Paris"

To BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience