Rate

The Almighty Devil Of Underworld_40

Action Completed 38206

Kedua mata kelabu yang tertutup selama beberapa hari ini akhirnya terbuka perlahan. Kedua mata yang masih memandang ke atas dengan pandangan tidak fokus itu berkedip untuk beberapa kali.

Gio yang melihat keadaan itu akhirnya beralih dari posisi duduknya dan berjalan ke arah perempuan tersebut yang masih memandang sekelilingnya dengan keadaan bingung. Gio duduk ditepi katil sebelum mengusap lembut wajah kucing kecilnya yang masih terlihat pucat.

"Rasa lebih baik?" tanya Gio sambil memperhatikan setiap perubahan ekspresi di wajah Mely.

"Mm ...aku dimana?" gumam Mely. Pandangannya masih terlihat belum sedar sepenuhnya.

"Bilik kamu," jawab Gio dengan tenang.

Kedua mata kelabu itu akhirnya memandang ke arah Gio sebelum mengerutkan keningnya. "Apa yang terjadi?" tanya Mely masih dengan nada yang sama.

Mendengar pertanyaan itu membuat Gio terdiam beberapa saat sebelum mengusap pipi perempuan mungil yang saat masih terbaring lemah di hadapannya. "Kamu tidak ingat?" kata Gio yang bertanya semula kepadanya yang membuat dahi Mely semakin berkerut.

"Mmm ... aku tidak tahu ... aku pening dan ..apa yang terjadi sebenarnya?" jawab Mely dengan nada bingung.

"Demam. Kau mengalami demam yang tinggi dan tidak sedarkan diri selama 2 hari," kata Gio perlahan.

"Mmm ...lamanya" balas Mely sambil mengedipkan kedua matanya perlahan sebelum memandang ke arah tingkap bilik yang tidak jauh dari tempat tidurnya. "Adakah ini sudah petang?" tanyanya lagi sebelum berusaha bangun dengan perlahan namun Gio segera menghalangnya dengan ekspresi serius.

"Jangan terlalu banyak bergerak, tubuh kamu masih lemah, Vina" kata Gio dengan nada suara kaku. Bercakap dengan nada lembut adalah perkara yang tidak pernah dilakukan oleh Gio namun ketika dia mencubanya malah terdengar kaku dan pelik.

Mendengar suaranya sendiri yang terdengar pelik membuat kening Gio berkerut.

"Mhm ...jadi apa yang kamu buat disini?" tanya Mely ketika dia menyedari bahawa saat ini dia sudah kembali di dalam biliknya.

"Tsk, tsk. Perempuan yang tidak tahu berterima kasih. Kau fikir apa yang abangku buat di sini?" kata suara itu yang penuh dengan nada sindiran.

Mendengar suara itu tanpa sedar membuat Mely mengerutkan keningnya sebelum dia mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Dia dapat melihat seorang lelaki dengan sut navy blue yang duduk di salah satu sofa yang tidak jauh dari posisi tempat tidurnya.

Siapa? Fikirnya ketika menyedari lelaki asing yang saat ini berada di dalam biliknya. Tunggu ...ab ... abang? Katanya dalan hati. Kedua matanya terbeliak kerana terkejut. Tanpa sedar Mely mengalihkan pandangannya ke arah Gio yang saat ini memandang tajam ke arah lelaki tersebut.

"Abang?" kata Mely perlahan lebih ke arah pertanyaan daripada pernyataan.

"Mhm. Adikku. Nicholas LinDenhof" jawab Gio sambil meneruskan tindakannya untuk mengusap permukaan pipi Mely dengan lembut.

Hujung bibir Nick berkedut melihat situasi pelik yang terjadi di hadapannya ini. Di mana abangnya yang dingin dan datar itu!? Siapa lelaki di hadapannya ini!!

"Kau punya seorang ... adik?" tanya Mely dengan kening berkerut, seakan maklumat yang baru saja dia dengar adalah perkara paling aneh yang pernah dia dengar.

Sudah tentu dia punya adik! Aku! Aku adiknya! Jadi kenapa ekspresi-mu begitu!? jerit Nick dalam hati sambil mengecilkan kedua matanya ke arah perempuan yang saat ini masih sibuk memproses apa yang baru saja dia dengar.

Ketika Nick ingin membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Mely, dia merasakan pandangan seseorang yang membuatnya tanpa sedar mengerutkan keningnya. Nick segera mengalihkan pandangannya ke arah pemilik mata tersebut dan apa yang dilihatnya benar-benar membuatnya terpana. Ini kali kedua Nick melihat perempuan ini dan saat ini adalah kali pertama dia benar-benar melihatnya.

Kali pertama mereka bertemu, tangan abangnya sibuk melindungi perempuan ini dalam pelukannya sehingga dia sukar untuk melihat wajahnya. Kali kedua dia melihat wajah perempuan ini adalah ketika dia tidur kerana demam.

Memperhatikan wajah perempuan itu dengan jelas, membuatkan Nick terpana untuk beberapa saat. Kedua mata kelabu itu terlihat besar dan jernih, seperti sepasang mata kucing yang membuatnya terlihat sangat comel. Belum lagi wajahnya yang menambah kesan pertama, namun apa yang menarik perhatiannya ialah sepasang mata kelabu yang memandangnya dengan pandangan penuh kekesalan yang membuat wajahnya yang sebelum ini terlihat seputih salji saat ini terlihat lebih hidup kerana kedua mata kelabunya.

Apa yang sudah dilakukan abangnya sehingga dia berhubungan dengan anak kucing ini?

Perlahan Nick melangkah untuk mendekati posisi Gio dan perempuan tersebut sebelum menghulurkan tangannya ke arah perempuan di hadapannya. "Nicholas LinDenhof. Kamu?" katanya dengan nada yang terdengar sombong.

Nick dengan jelas melihat perubahan ekspresi yang terjadi pada perempuan tersebut. Kedua mata kelabu itu memandangnya dengan penuh kekesalan, ekspresi wajah juga menunjukkan rasa tidak suka kepadanya secara terbuka.

Cih, apa yang dilihat abangnya dari perempuan yang mudah dibaca ini? Sudahlah lemah, kutuk Nick dalam hati.

"Bukankah aku perempuan yang tidak tahu berterima kasih? Jadi untuk apa berkenalan dengan perempuan seperti aku?" jawab Mely dengan nada menyindir.

Damn ...little witch!!!!!

Dia fikir dia siapa!?

Sejak kecil dia selalu mendapat layanan istimewa! Semua orang segan dengannya dan abangnya! Semua orang menghormatinya dan ...dan ... perempuan ini!!!!

Good. Very good.

Nick segera mengalihkan pandangannya ke arah Gio yang hanya melihat perdebatan di antara mereka dengan pandangan polos, seolah-olah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kedua mata biru Nick memandang Gio dengan pandangan menuduh yang seakan berkata 'dari mana kau jumpa perempuan begini, hah!!?'

"Bersikap baik, Nicholas" kata Gio dengan nada dingin yang di balas dengan pandangan penuh emosi.

BERSIKAP BAIK?!

Brother, adakah kau tidak dapat menilai siapa yang seharusnya bersikap baik!!??

Tanpa mengatakan sepatah kata semua orang yang melihat wajah Nick saat ini sudah dapat meneka apa yang sedang di fikirkannya saat ini.

Pandangan penuh rasa dikhianati Nick hanya dibalas dengan sebelah kening yang di angkat sempurna dari lawan bicaranya. Ekspresi Gio saat ini seakan mengatakan 'She's your sister-in-law, everything she said is right'

Pfffft!!

Nick seakan ingin meletup begitu melihat ekspresi abangnya yang sangat menjengkelkan.

TO BE CONTINUED

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience