The Almighty Devil Of Underworld_57

Action Completed 39702

Pencahayaan minimum dari lampu kecil yang berada di sisi katil besar tersebut, membuat bayang lelaki yang sejak tadi duduk di salah satu sofa yang berada di dekat tempat tidur itu terlihat semakin mysterious. Kedua mata biru itu terus memandang perempuan mungil yang tidur di atas katil besar yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini. Tiada yang tahu sudah berapa lama lelaki ini berada di posisi ini, tiada yang tahu apa yang dia fikirkan dan apa yang dia rasakan saat ini. Atas sebab-sebab tertantu adalah, tiada yang dapat melihat apa yang ada disebalik topeng dingin lelaki ini.

Tiada seorang pun kecuali ...satu orang.

Perempuan mungil ini.

Perempuan mungil yang saat ini tidur dengan ekspresi damai. Hanya perempuan ini yang dapat melihat dan meneka setiap perubahan emosi yang terjadi dalam diri lelaki ini. Di hadapan perempuan ini, lelaki yang terkenal dengan wajah datar dan sikap dingin ini seperti sebuah buku terbuka yang muda dibaca oleh perempuan ini. 

Begitu juga dengan perempuan ini, untuk lelaki dingin ini, wajah kecilnya seperti buku terbuka yang dengan mudah dia baca. Dengan semua perubahan ekspresi yang terjadi pada wajah kecilnya mampu membuat hati beku yang dia rasa sudah tidak berdetak itu kembali merasakan kehangatan sedikit demi sedikit.

Lelaki ini juga menyedari bahawa disebalik kedua mata kelabu yang penuh excitement dan kehidupan itu terdapat kegelapan yang berusaha dia tutup yang berusaha dia kubur dan berusaha dia lupakan.

Bagaimana lelaki ini tahu?

Sangat mudah kerana dia dengan jelas melihat setiap perubahan yang terjadi pada perempuan mungil ini, dari perubahan suasana hatinya, perubahan kerutan wajahnya, perubahan gerakan tubuhnya, semuanya tidak luput dari perhatiannya.

Hanya.

Perempuan ini masih belum mempercayainya. Masih ada sorot keraguan dan kewaspadaan dari kedua mata kelabu itu, walaupun perempuan ini berusaha keras untuk menyembunyikannya namun, lelaki ini juga tidak ingin memaksa perempuan ini. Dia tidak ingin semua kepercayaan dan rasa nyaman yang perempuan ini rasakan bila bersamanya hilang kerana dia memaksanya untuk membuka diri.

Ketakutan?

Ya, perasaan yang sudah asing dalam hidupnya akhirnya kembali menghantuinya sejak dia bertemu dengan perempuan ini. Dia takut suatu saat jika dia memaksa perempuan ini untuk membuka diri, perempuan ini akan kembali memandangnya dengan kedua mata yang selalu dipenuhi waspada. Pandangan waspada yang membuatnya merasakan jarak yang jauh memisahkan mereka dan sukar untuk dia mendekatinya namun, ketakutan terbesarnya adalah kepergiannya.

Dia benar-benar takut suatu saat nanti perempuan ini akan meninggalkannya, membawa semua cahaya dan kehangatan yang dia berikan kepadanya. 

Lelaki ini tidak dapat membiarkan hal itu terjadi.

Tidak.

Dia tidak boleh membiarkan perempuan yang sudah mula menjadi sebagian dari dirinya tanpa dia sedar ini meninggalkannya. Tidak peduli sama ada rasa ini adalah rasa cinta, kasih sayang, obsesi, atau apa pun yang tidak masuk akal yang dikatakan, Raffael. Walau bagaimanapun dia tidak akan membiarkan perempuan ini pergi. Oleh kerana itu ... satu-satunya cara adalah dengan bersabar.

Lelaki ini rela bersabar untuk perempuan ini perlahan-lahan membuka diri kepadanya. Menghulurkan tangan ke arahnya. Seperti kucing liar yang mula mempercayai tuan barunya, dia pasti akan menurunkan tingkat kewaspadaannya dan lelaki ini akan menunggu masa itu tiba. Dia akan menunggu sehingga kucing kecilnya ini membuka diri kepadanya dengan sendiri.

Perlahan lelaki itu bangkit dari posisi duduknya sebelum berjalan menghampiri sisi katil tempat perempuan mungil ini berehat. Kedua matanya memandang kucing kecilnya dengan pandangan yang sukar di ertikan sebelum perlahan duduk di sisi tempat tidur tersebut dan kembali memandang ke arah kucing kecilnya. Jari panjangnya perlahan mengusap lembut permukaan wajah kecilnya, berusaha meyakinkan dirinya bahawa susuk mungil ini adalah perempuan yang nyata dan bukan lah ilusi yang mempermainkan kedua matanya.

"Adakah begitu sukar untuk kau mempercayaiku?" gumam Gio dengan perlahan sambil memandang perempuan mungil ini.

"Apa yang menghantuimu, Vina? Apa yang membuatmu selalu waspada? Apa yang membuat kedua mata kelabumu selalu dipenuhi oleh ketakutan?"

Sejujurnya, Gio bukanlah orang yang peduli tentang orang lain, bukan juga orang yang selalu ingin tahu tentang hal-hal tertentu namun, setiap kali dia melihat kucing kecilnya memandang ke arah tingkap dengan pandangan melamun. Dia dapat melihat dengan jelas sinar ketakutan yang terlihat di kedua mata kelabu itu. Seakan hidupnya benar-benar dihantui oleh kegelapan yang membuatnya tidak dapat hidup dengan damai dan selalu dipenuhi oleh kewaspadaan. Gio tidak suka melihat kucing kecilnya mempunyai pandangan seperti itu. Dia akan melakukan apa pun untuk melindungi kucing kecilnya ini, menjaganya agar selalu berada di sisinya. Maka dari itu, dia ingin mengetahui bayangan ketakutan apa yang menghantui kucing kecilnya ini.

Memikirkan segala kemungkinan yang ada membuat Gio menghela nafas berat "Tapi, itu bukan masalah. Seperti yang sudah aku katakan sebelum ini, apa pun identiti yang kau miliki, aku tidak akan pernah membiarkan kau pergi. Aku tidak akan membiarkan orang lain membawanu pergi dari sisiku. Aku akan selalu melindungimu, little one. Always" katanya perlahan sebelum mencium dahi perempuan mungil sebelum keheningan kembali menyelimuti mereka.

Beberapa saat berlalu sebelum akhirnya Gio memutuskan untuk membangunkan kucing kecilnya, tangannya bergerak perlahan untuk mengusap lengan dan rambut perempuan mungil di hadapannya. "Vina, bangun" gumam Gio perlahan sebelum memperhatikan kedua kelopak mata yang sejak tadi tertutup perlahan-lahan terbuka.

Kedua mata kelabu itu memandangnya dengan pandangan tidak fokus seakan dia masih belum sedar dari alam mimpinya. Tangannya dengan refleks menghilangkan rasa ngantuk pada kedua matanya sebelum memandang Gio dengan ekspresi bingung.

"Hmm? Ada apa, Vano?" gamam Mely sebelum menguap perlahan.

"Maaf, aku mengganggu waktu rehatmu" kata Gio perlahan. 

"Mhmm. Tidak apa. Lagipun, mungkin aku sudah terlalu lama tidur" jawab Mely sebelum meregangkan tubuhnya. "Ada apa? Adakah kita jadi melihat Aurora?!" tanya Mely dengan nada penuh semangat. Ketika mengingati apa yang dikatakan oleh Gio tadi yang membuat rasa ngantuk yang menyerang kedua matanya terus menghilang dan di gantikan oleh sepasang mata kelabu penuh dengan excitement yang membuatnya terlihat seperti kanak-kanak yang baru saja mendapatkan mainan baru.

"Mm. Ganti pakaianmu dulu, aku sudah menyiapkan pakaianmu di walk-in-closet" kata Gio perlahan yang segera di balas dengan gerakan cepat Mely yang berlari ke dalam walk-in-closet yang berada di salah satu sisi bilik. Melihat reaksi Mely yang sangat bersemangat membuat Gio menghela nafas pasrah.

Kening Mely semakin berkerut ketika mereka menghampiri ruang tamu tempat Raffael dan yang lain berkumpul. Kenapa dia seperti mendengar suara lelaki menjengkelkan itu? Katanya dalam hati.

Kedua matanya membulat terkejut ketika melihat lelaki menjengkelkan itu berada di kumpulan lelaki di hadapannya. Kedua matanya mengecil sebelum mendengus dengan kuat begitu dia dan Gio berjalan mendekati posisi Raffael dan yang lain.

"Aku tidak menyangka akan bertemu dengan lelaki ini. Sedangkan aku sudah berusaha menghindarinya dengan pergi ke hujung dunia dan budak ini malah ada di sini? Tsk, tsk, tsk nasibku benar-benar buruk" kata Mely dengan nada mengejek yang membuat Nick membulatkan kedua matanya sebelum memandang tajam ke arah Mely dengan ekspresi penuh kekesalan.

"You witch!!! Apa kau kata tadi!? Siapa yang kau katakan budak, hah?! Kau yang budak kecil!" kata Nick dengan nada penuh kekesalan.

Mendengar itu bukannya membuat Mely marah malah membuatnya tertawa. "Oooh, budak ini kata kalau aku yang budak kecil?" katanya dengan nada mengejek yang membuat emosi Nick benar-benar terpancing.

"Ya!! Budak ini yang kata kalau kau adalah budak kecil, witch!!!" kata Nick penuh emosi sambil memandang Mely dengan mengecilkan kedua matanya. Tidak menyedari bahawa dirinya baru saja dipermainkan oleh perempuan mungil ini.

And this foolish fella easily fallen to the trap tsk, tsk, stk.

Stupid.

Mendengar jawapan Nick yang sudah dapat Mely ramalkan membuatnya tertawa perlahan. "Aaaah ...dengarkan, Vano? Dia, sendiri yang mengakui kalau dirinya budak kecil" katanya sambil tertawa.

Raffael, Leo dan Deekson yang melihat Nick dengan bodohnya jatuh ke dalam perangkap kata yang Mely katakan tertawa terbahak-bahak. Bagaimana, lelaki ini boleh jatuh ke dalam permainan kata semudah itu!? Sekarang mereka bertiga tahu mengapa Nick selalu terlihat kesal setiap kali mereka membahas tentang Mely.

"Hm. Bodoh" kata Gio sambil membetulkan selendang yang berada di leher Mely tanpa melirik ekspresi adik yang memandangnya dengan ekspresi menyedikan.

"Brother!!!? Kenapa kau malah membelanya!? Adakah kau tidak sedar adikmu ini di bully oleh penyihir menjengkelkan ini!!?" keluh Nick dengan nada merajuk.

"Hm. Terima kasih atas penyertaan anda" jawab Gio dengan santai sebelum memandang puas ke arah hasil karyanya yang berhasil melilit selendang di leher kucing kecilnya dengan kemas dan tertutup dengan sempurna.

Rasanya rahang Nick benar-benar hampir jatuh ke lantai kerana mulutnya yang terbuka luas. Kedua matanya memandang Gio dengan pandangan tidak percaya. Adakah ini benar-benar abang kandungnya? Kenapa dia lebih membela perempuan ini daripada dirinya? Dan lagi, apa dia kata? Terima kasih atas penyertaan anda? Jadi, di sini dia hanya dianggap sebagai peserta dalam melayan kucing kecilnya yang suka membully orang!? Begitu!? 

Lelaki ini benar-benar kejam!!!

Raffael dan Leo, yang sejak tadi berusaha menahan tawa mereka, akhirnya meletup ketika mereka mendengar balasan kejam dari Gio yang benar-benar tidak peduli dengan adiknya.

"Nicholas, Nicholas ...kenapalah kau boleh jadi bodoh?" kata Leo di tengah tawanya sambil menggelengkan kepalanya perlahan.

"Kau diam!!!" jerit Nick yang penuh dengan emosi.

Astaga, mengganggu Nick dan memancing emosinya adalah hiburan terbaik yang pernah Mely rasakan. Oleh itu, dia akan selalu memanfaatkan setiap saat yang ada bila bertemu dengan lelaki bodoh ini untuk mengganggunya. Ekspresi Nick saat ini terlalu comel.

Pandangannya perlahan beralih ke arah lelaki tinggi yang masih berdiri di sebelahnya namun, belum sempat dia membuka mulut, Mely melihat pandangan hangat terpancar di sepasang mata biru itu. Untuk beberapa saat Mely terpana ketika melihatnya sebelum pandangannya dipenuhi oleh kehangatan, membatalkan niatnya untuk bercakap dengan Gio. Mely, akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah perdebatan antara Nick, Leo dan Raffael yang dipenuhi dengan pertengkaran di hadapan mereka. Interaksi mereka semua saat ini benar-benar membuat suasana ruang tamu menjadi lebih hangat dari sebelumnya.

Dikelilingi oleh orang-orang ini membuat Mely merasakan kehangatan yang tidak pernah dia rasakan dan untuk beberapa sebab yang tidak dapat dia jelaskan adalah perasaan yang dia rasakan ini benar-benar menyenangkan.

Is this what people like to call ' feels like home?'

Senyuman hangat yang perlahan terbentuk di wajah kecil Mely membuatnya terlihat semakin menawan, terutama dengan kedua mata kelabu yang bersinar penuh kehangatan.

Perasaan hangat ini benar-benar membuatnya merasa ketagihan, katanya dalam hati.

***

Kegelapan menyelimuti mereka ketika akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan mereka. Lapan kereta hitam terlihat berbaris di halaman yang diliputi salji. Beberapa orang lelaki berpakaian suit lengkap dan jaket sejuk terlihat berdiri tidak jauh dari posisi mereka saat ini.

Kedua mata kelabu itu memandang lelaki di hadapannya dengan pandangan penuh tanda tanya, setiap hembusan nafasnya mengeluarkan wap kecil kerana suhu udara yang menyelimuti mereka saat ini. "Vano. Untuk apa orang sebanyak ini ikut kita? Adakah di sini terlalu berbahaya?" tanyanya sambil menarik jaket hitam yang dipakai oleh Gio.

Gio, yang masih sibuk memberi arahan kepada beberapa pengawal di hadapannya terdiam ketika merasakan tangan kecil Mely menarik jaket yang dipakainya. Dia segera membubarkan mereka dengan satu gerakan tangan sebelum kedua mata birunya memandang perempuan mungil di hadapannya. Pandangannya berubah lembut ketika melihat ekspresi polos kucing kecilnya sebelum menarik tubuh mungil tersebut ke dalam pelukannya. "Mm. Lebih baik berjaga-jaga, bukan?" kata Gio perlahan.

"Betul juga. Tapi, di mana kita sekarang? Mengapa tempat ini terlalu gelap? Dan mana Aurora?" tanya Mely sambil mendengus kesal ketika melihat keadaan sekelilingnya yang dipenuhi oleh kegelapan.

Bukankah seharusnya mereka melihat Aurora?

Jadi, mana Aurora?! Kenapa hanya ada kegelapan?!

"Silly little kitten, keadaan sekeliling haruslah gelap agar kita dapat melihat Aurora. Kita harus berjalan menuju ke observation deck untuk dapat melihatnya dengan lebih jelas. Butler Marton juga sudah berada di sana" kata Gio dengan tenang sambil menggenggam tangan kecil tersebut dan membawanya berjalan menuju ke observation deck yang tidak jauh dari posisi mereka.

Mereka berdua sama sekali tidak peduli dengan empat lelaki yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku mereka. Nick mendengus kesal melihat sikap abangnya yang berubah 180 darjah. "Lihat? Gio benar-benar sudah berubah menjadi budak cinta" gumamnya sambil menyalakan pemetik api di tangannya dan mengarahkannya ke hujung rokok yang berada di antara bibirnya.

"Cis, kau hanya cemburu, brother. Bila lagi kita dapat melihat Tuan Muda Giovano LinDenhof akan bersikap lembut seperti ini?! Pemandangan ini benar-benar menarik" kata Raffael dengan nada ceria sebelum bersiul perlahan, mengikuti pasangan yang memimpin jalan di hadapan mereka.

"Aku tidak menyangka di antara kita berlima, Gio yang akan jadi orang pertama jatuh ke dalam tangan seorang perempuan" kata Deekson sambil menggerakkan bahunya dengan tidak acuh. "Aku hanya berharap dia tidak main-main. Lagi pula Mely terlihat cukup ...menarik? Dan terlalu polos? Malangnya adalah, jika dia hanya sebahagian dari sebuah permainan" sambung Deekson sambil memperhatikan dua pasangan yang berjalan tidak jauh di hadapannya.

"Hey!!! Kau fikir Gio itu playboy?! Adakah otakmu sudah mula membeku kerana suhu udara tempat ini? Jadi sebab itu kau tidak dapat berfikir dengan jelas? Tidak mungkin Gio mempermainkan perempuan itu. Sedangkan selama ini, Gio tidak pernah mendekati sesiapa pun! Ini adalah kali pertamanya aku melihat Gio bersikap seperti ini dengan seorang perempuan" kata Nick dengan cepat, ketika dia mendengar Deekson meragui saudaranya.

Mendengar kata-kata Nick membuat Raffael menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Aku setuju. Gio adalah jenis orang yang tidak berminat dengan apa-apa pun" kata Raffael sambil menghisap rokok yang ada di tangannya. "Walaupun kita tidak mengetahui tentang identiti Mely sebenar tetapi, dari sikapnya ini aku dapat merasakan Mely bukan jenis perempuan yang mengejar kekayaan atau status. Dan dia juga tidak mempunyai niat buruk apapun" sambungnya dengan perlahan.

"Hm. Aku setuju. Aku akan terus mencari keanehan yang ada dalam data Melysah, agar kita mengetahui identiti sebenar kucing kecilnya Gio. Lagipun, kalau dia mempunyai niat yang buruk, mengapa dia tidak melakukannya sejak awal? Sedangkan dia memiliki banyak peluang? Gio sebenarnya sudah berada dalam genggamannya, aku yakin Gio sendiri tidak menyedarinya" kata Leo yang memutuskan untuk membuka mulutnya.

Belum sempat tiga orang ini membalas kata-kata Leo, mereka mendengar jeritan Mely yang memanggil mereka untuk mempercepatkan langkah mereka. Melihat perempuan mungil yang berdiri di tengah tangga dengan tangan yang melambai ke arah mereka membuat senyum nipis tanpa mereka sedar terbentuk di wajah tampan empat lelaki ini.

"Well, apa pun ...aku akan sentiasa menyokong Mely untuk sentiasa berada di sini. Aku menyukainya dan aku juga menyukai Gio berada di sisinya. Walaupun, aku harus bertahan dengan semua public display affection yang mereka lakukan" kata Raffael dengan ceria sebelum berlari ke arah Mely sambil melambai tangannya ke arahnya.

"Sister, tunggu aku!!"

Melihat sikap bodoh Raffael membuat tiga lelaki tersebut menghela nafas pasrah. Memalukan ...apa salah mereka sehingga mereka dapat sahabat bodoh dan bersikap berlebihan seperti ini?

"Ya ... apapun itu. Kita akan menghadapinya sama-sama juga, bukan? Sekiranya, Mely adalah perempuan yang akan berdiri di sisi Gio, maka kita juga harus melindunginya dengan sekuat tenaga kita" kata Leo dengan santai sambil melirik ke arah Deekson dan Nick. Mereka bertiga bertukar pandang seakan mereka baru saja mempunyai kesepakatan yang tidak terucap diantara mereka bertiga.

Seperti yang dikatakan Gio, apa pun identiti yang dimiliki oleh perempuan ini, mereka akan sentiasa berada di belakang Gio untuk sentiasa melindungi kucing kecilnya.

Lagipun ...keberadaan Mely di antara mereka adalah merupakan angin segar yang membuat suasana di antara mereka menjadi lebih hangat.

Perdebatan dia antara Mely dan Nick adalah contoh yang jelas, bukan?

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience