Rate

The Almighty Devil Of Underworld_89

Action Completed 38206

Angin kuat bertiup di sekeliling lelaki tinggi yang saat ini berdiri tepat di atas menara pegawal yang sudah lama ditinggalkan di kawasan pinggiran bandar Manhattan. Kedua tangannya masih menggenggam erat teropong hitam yang sejak tadi dia gunakan untuk memantau keadaan yang terjadi di bangunan mansion lama tersebut yang berada tidak jauh dari tempatnya saat ini. Kedua mata coklat gelap itu masih dipenuhi oleh kilatan membunuh sejak dia meninggalkan mansion lama itu. 

Perlahan, pandangannya di alihkan ketika mendengar suara bising yang semakin dekat dengan posisinya saat ini untuk melihat lima helikopter black hawk dan dua jet military yang dilengkapi dengan senjata yang dapat menghancurkan satu bangunan dengan hanya menekan satu butang merah pada alat kawalan jet tersebut. Namun, sebaik saja dia melihat beberapa orang yang mendekati posisinya saat ini, dengan gerakan cepat Alex menurunkan teropong yang dia gunakan sejak tadi. 

Menggerakkan pasukan tentera Amerika Syarikat dan pasukan khas Keluarga LinDenhof. Lelaki itu benar-benar melakukan segalanya untuk perempuan itu. kata Alex dalam hati sebelum menjentikkan jarinya untuk memanggil salah satu anak buahnya.

"Hubungi master yang sasarannya sudah mula bergerak. Tahap pertama permainan sudah mulai memasuki tahap akhir" kata Alex dengan nada dingin sebelum meninggalkan tempatnya saat ini dan menghilang dalam kegelapan malam.

"Baik, kapten"

Suara helikopter dan jet military yang melewati kawasan mansion lama itu terasa bergegar. Tangan besar Johnson yang sejak tadi bergerak terhenti seketika, ketika dia merasakan tubuhnya sedikit bergetar. Dengan perlahan dia meletakkan pisau yang sejak tadi berada di tangannya di atas permukaan meja kecil yang berada tidak jauh dari posisinya dan meraih tuala putih yang berada di atas meja kecil tersebut sebelum membersihkan kedua tangannya yang dipenuhi oleh darah.

"Princess, kamu tunggu disini sekejap, ya. Aku mau tahu bunyi bising apa yang mengganggu masa kita ini" kata Johnson dengan nada santai sebelum meninggalkan perempuan mungil yang saat ini terkulai lemah di kerusi kayu yang berada di tengah-tengah ruangan tersebut.

Tiada balasan yang terdengar dari bibir kecil perempuan mungil ini. Penampilannya saat ini terlihat sangat jauh berbeza dengan penampilannya beberapa saat yang lalu. Tiada lagi ekspresi provokasi, tiada lagi pandangan yang penuh dengan sorot merendahkan, tiada lagi kata-kata tajam keluar dari bibir kecilnya yang selalu membuat orang-orang tersalut emosi ketika mendengarnya. Saat ini perempuan mungil ini terlihat terkulai lemah dengan darah segar yang mengalir dari kedua tangannya. Jika, bukan kerana pergerakan dadanya yang terlihat bergerak perlahan yang menunjukkan perempuan mungil ini masih hidup. Mungkin orang-orang yang melihatnya saat ini menyangka dia sudah mati, terutama melihat gaun putihnya yang sudah berlumuran darah.

Tidak peduli dengan keadaan tubuh perempuan yang berada di ruangan tersebut. Johnson terus berjalan ke arah tingkap besar yang berada di hadapannya dengan langkah santai. Kedua matanya memandang ke arah langit malam untuk melihat garis putih yang terbentuk di tengah kegelapan malam. Namun, belum sempat dia berfikir, kedua matanya menangkap dua jet hitam yang kembali melintas di atas bangunan mansion tempatnya berada saat ini.

"Jet military? Kenapa, tentera Amerika Syarikat ada di kawasan ini" gumam Johnson perlahan.

Tepat setelah dia mengucapkan kata-kata tersebut, suara kuat tiba-tiba bergema di seluruh ruangan yang membuat siling tempatnya berada saat ini bergegar kuat. Kedua matanya dengan cepat bergerak ke sana sini untuk melihat sumber kebisingan tersebut. Belum sempat dia membuka mulutnya, pintu bilik kecil itu tiba-tiba di buka dengan kuat yang membuat tubuh Johnson tersentak. Dia, segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu dimana salah satu anak buah Alex berdiri dengan nafas terengah-engah di pintu kayu tersebut. Kedua mata lelaki itu memandang ke arah Johnson dengan pandangan terkejut, panik dan takut yang bercampur menjadi satu. 

"Ada apa!?" tanya Johnson dengan nada penuh amarah sambil mengerutkan keningnya yang membuat lelaki tersebut mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan sebelum kedua matanya terhenti pada susuk tubuh mungil yang saat ini terkulai lemah di atas kerusi kayu yang berada di tengah-tengah ruangan tersebut. Nafasnya, tersekat ketika melihat keadaan perempuan mungil yang membuat tubuhnya bergetar perlahan kerana rasa takut yang tiba-tiba menyerang seluruh tubuhnya. Perlahan, kedua matanya beralih ke arah Johnson dengan ekspresi horror yang mewarnai wajah dan pandangannya. 

"Hey! Aku tanya ada apa" tanya Johnson, masih dengan nada bicara yang sama ketika melihat anak buah Alex malah membeku di tempatnya.

"Mr. Andrewson, kita diserang!!" jerit lelaki tersebut dengan nada dipenuhi ketakutan sebelum menghilang di tengah kegelapan.

Ucapan lelaki itu bagaikan sebaran petir yang menyambar seluruh tubuhnya. Kedua matanya terbeliak sebaik saja mendengar khabar tersebut, apatah lagi ketika dia mulai mendengar suara derapan langkah kaki dan bunyi tembakan yang memenuhi seluruh penjuru mansion. Seluruh tubuhnya bergetar kuat kerana rasa takut yang tiba-tiba menyelimuti tubuhnya, kedua matanya bergerak ke arah perempuan mungil yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini.

“My man is a person who loves to count every single grudge he had”

“Ketika syaitan yang maha kuasa itu mula menunjukkan dirinya, saat itu juga semua jiwamu akan habis olehnya” 

“Nothing can save you from his clutches so good luck, Johnson Andrewson”

“Kamu fikir siapa itu Giovano LinDenhof? Dia adalah ketua keluarga LinDenhof yang menduduki kedudukan tertinggi dalam kekuatan komuniti dunia bawah”

“Organisasi pembunuh, komuniti pasar gelap, kumpulan mafia yang tersebar di seluruh benua dalam dunia ini. Dan, semuanya berada di bawah kawalan Giovano LinDenhof”

“And you're nothing in his eyes”

”You're a dead man, Johnson Andrewson”

Setiap kata-kata yang dikatakan oleh perempuan mungil itu kembali berputar di dalam fikirannya dan semakin dia mengingat kata-kata tersebut. Semakin besar juga rasa takut menyelimuti tubuhnya. Tubuhnya semakin bergetar, pandangannya tiba-tiba tarasa kabur dan fikirannya berubah menjadi kosong.

The devil has ...come.

Suara kaki menendang pintu masuk yang berasal tidak jauh dari posisinya saat ini membuat Johnson kembali tersedar dalam situasi buruk yang menimpanya saat ini. Dia segera berlari mendekati perempuan mungil yang saat ini masih berada dalam keadaan yang sama. Tangannya, segera menaikkan rahang perempuan tersebut untuk melihat wajah pucatnya. Kedua mata kelabu itu tertutup rapat dengan wajah dan bibir yang sudah kehilangan warna yang membuat penampilan Mely saat ini terlihat seputih kapas yang sangat rapuh. Melihat, perempuan ini tidak sedarkan diri membuat Johnson memaki dalam hatinya. Sial, kenapa perempuan ini pengsan sekarang! makinya dalam hati sebelum meraih pistol yang berada di atas permukaan meja yang berada tidak jauh dari posisinya.

"Kau akan menjadi tebusan, dengan itu aku yakin Giovano LinDenhof tidak akan berani menyakitiku" gumam Johnson sambil meletakkan pistol yang ada di tangannya ke arah pelipis wajah kecil tersebut. Tepat setelah dia melakukan hal itu, pintu yang tertutup rapat itu kembali terbuka dengan kuat. Beberapa orang yang berpakaian seragam hitam dengan lambang Phoenix di dada kiri mereka menyerbu masuk ke dalam bilik tersebut. Jantung Johnson seakan berhenti berdegup, kedua matanya terbeliak ketika melihat pemandangan di hadapannya sebelum dengan refleks dia semakin menekan ujung pistol yang ada di tangannya ke arah kepala Mely.

"Jangan bergerak atau aku tembak perempuan ini!" jerit Johnson dengan sekuat tenaga, membuat pergerakan kumpulan di hadapannya terhenti seketika. Tiada yang dapat meneka apa yang ada di dalam fikiran mereka saat ini. Semua mata hanya fokus pada perempuan mungil yang saat ini terlihat lemah di hadapan mereka dengan darah segar yang mewarnai seluruh tubuh mungilnya.

"Aku serius dalam hal ini!" ancam Johnson sambil menekan ujung pistol di kepala Mely yang membuat salah seorang lelaki berpakaian hitam yang berdiri tidak jauh dari posisinya saat ini mengecilkan kedua matanya.

"Beritahu master kita sudah menemukan young madam" kata lelaki tersebut yang membuat salah satu rakannya segera meninggalkan bilik kecil tempat mereka berada saat ini.

"Johnson Andrewson, nama saya Kapten Travis. Saya pemimpin special forces yang berada di bawah naungan Komander LinDenhof. Mansion ini sudah dikepung oleh pasukan kami dan pasukan tentera Amerika Syarikat. Tiada jalan keluar untuk anda. Cepat serahkan young madam kepada kami" kata Kapten Travis dengan nada dingin. Kedua matanya masih memperhatikan keadaan young madam yang saat ini terlihat tidak sedarkan diri di hadapannya. 

"Aku tidak peduli kamu siapa! Kamu fikir aku dengan mudah menyerahkan perempuan ini? Jangan mimpi! Beri aku jalan, aku mau keluar!" jerit Johnson yang membuat Kapten Travis segera memberi isyarat kepada semua anak buahnya untuk membuka jalan agar Johnson dapat keluar dari bilik sempit ini.

Dengan, perlahan-lahan kedua kaki Johnson melangkah keluar dari ruangan tersebut sambil mengheret tubuh Mely yang berdiri di hadapannya sebagai bentuk perisai yang melindungi tubuh gemuknya. Kedua matanya bergerak waspada untuk memperhatikan beberapa pasang mata yang juga memperhatikannya dengan penuh jangkaan. Melihat hal itu membuat Johnson semakin gugup, terutama melihat pandangan tajam yang Kapten Travis arakan padanya. Entah mengapa dia merasa semua rambut di tubuhnya menegang ketika melihatnya.

Sebaik saja dia meninggalkan ruangan sempit itu, jantungnya seakan berhenti berdegup ketika melihat banyak pasukan bersenjata yang memenuhi setiap sisi mansion lama tersebut. Sama ada pasukan yang memakai seragam tentera Amerika Syarikat atau seragam hitam dengan lambang Phoenix yang melambangkan status mereka sebagai pasukan khas yang bergerak di bawah naungan Keluarga LinDenhof.

Melihat semua orang yang memandangnya seakan ingin segera menerkamnya membuat Johnson menelan liurnya penuh kerisauan. Sekarang Johnson sedar betapa berkuasanya Giovano LinDenhof. Dia menyesal berurusan dengan perempuan sialan ini. Jika bukan kerana perempuan ini, dia tidak akan berada dalam situasi seperti ini. Keringat dingin semakin mengalir di seluruh tubuhnya namun, langkah kakinya terus bergerak stabil ke arah pintu keluar mansion lama ini.

Begitu Johnson melangkah keluar dari bangunan lama, kedua matanya membulat begitu melihat dua helikopter black hawk yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini dan tiga lagi helikopter black hawk yang masih berada di udara. Johnson benar-benar tidak menyangka akan ada saatnya seorang ahli perniagaan yang sangat terkenal itu dapat menggerakkan pasukan tentera seperti ini.

“Kamu fikir siapa itu Giovano LinDenhof? Dia adalah ketua keluarga LinDenhof yang menduduki kedudukan tertinggi dalam kekuatan komuniti dunia bawah”

Mengingatkan kembali kata-kata yang dikatakan oleh Mely membuat keringat dingin semakin membasahi tubuhnya. Kekuatan tertinggi dalam komuniti dunia bawah. Siapa yang tidak tahu tentang komuniti gelap itu! Orang bodoh pun tahu mengenai komuniti dunia bawah itu!!

Amerika adalah salah satu negara besar yang independent di mana banyak komuniti-komuniti yang terbentuk di negara besar itu. Salah satu komuniti terbesar di dalam dunia ini adalah komuniti dunia bawah. Komuniti yang terbentuk dari sisi gelap yang dimiliki oleh masyarakat dan jika apa yang dikatakan oleh perempuan sialan ini benar mengenai Giovano LinDenhof menduduki kedudukan tertinggi dalam komuniti dunia bawah itu...

Glup..

Dia benar-benar akan mati kali ini!

Selama ini dia yakin Giovano LinDenhof memiliki pekerjaan gelap yang berurusan dengan komuniti dunia bawah. Lagi pula, mana ada ahli perniagaan besar seperti Giovano LinDenhof masih bermain bersih. Tetapi, apa yang tidak dia jangkah sebelum ini adalah status yang dimiliki oleh Giovano LinDenhof di dalam komuniti dunia bawah. Pada awalnya ketika dia ditangkap oleh lelaki sialan itu, dia menyangka lelaki itu hanya orang yang mengambil bahagian dalam pasar gelap komuniti dunia bawah. Sama seperti ahli-ahli perniagaan terkemuka yang ada tetapi, dia tidak menyangka bahawa lelaki sialan itu memiliki status yang paling tinggi dalam komuniti itu.

Dia benar-benar menyesal memprovokasi Giovano LinDenhof!

Tetapi, apa yang dapat dia lakukan sekarang kalau semuanya sudah terjadi!

Dia sudah memprovokasi lelaki itu dengan menyakiti perempuan yang sudah dia anggap sangat berharga dalam hidupnya.

Glup...

Membayangkan apa yang sudah dia lakukan terhadap perempuan mungil ini membuat Johnson tanpa sedar menelan liurnya. Perlahan kedua matanya melirik ke arah kepala kecil yang saat ini tertunduk di hadapannya dengan ekspresi takut yang memenuhi wajahnya.

Dia benar-benar akan mati kali ini! jerit Johnson dalam hati.

Pandangannya kembali teralih sebaik saja dia menyedari salah satu dari tiga helikopter black hawk yang berada di atas kepala mereka perlahan-lahan turun kebawa sebelum akhirnya mendarat sempurna. Kedua matanya mengecil kerana cahaya lampu spotlight yang tertumpu ke arahnya. Tanpa sedar Johnson mengeratkan cengkamannya pada tubuh mungil di hadapannya. 

Jantungnya, lagi-lagi seakan berhenti berdegup sebaik saja dia melihat satu bayangan gelap yang menuruni helikopter tersebut. Walaupun Johnson sudah mengecilkan kedua matanya untuk melihat wajah tokoh itu namun, dia masih tidak dapat melihat siapa lelaki itu sebelum satu persatu tokoh lain mengikutinya dari belakang dan akhirnya berdiri sejajar yang membentukkan lima bayangan hitam yang penuh dengan aura membunuh. Merasakan pandangan membunuh yang diarahkan mereka kepadanya membuat Johnson tanpa sedar melangkah kebelakang sambil menarik tubuh perempuan mungil tersebut.

Mereka semua benar-benar menyeramkan! Adakah, tokoh di tengah-tengah itu Giovano LinDenhof? kata Johnson dalam hati. Jantungnya tiba-tiba terasa seperti di cengkam oleh satu tangan besar yang membuatnya sukar untuk bernafas. Sudah tentulah tokoh itu Giovano LinDenhof! Hanya lelaki sialan itu yang dapat memberinya perasaan seram seperti ini! jerit Johnson dalam hati.

Keheningan menyelubungi mereka semua. Tiada satu orang pun yang membuka mulut di antara mereka semua. Di satu sisi terdapat satu tebusan yang menjadi perisainya dan disisi lain terdapat lima tokoh lelaki yang berdiri tegap dengan aura membunuh yang terpancar dari tubuh mereka. Hanya suara helikopter yang berada di atas kepala mereka yang masih menunggu arahan dari Gio yang saat ini berdiri di hadapan empat tokoh lelaki tersebut.

Kedua mata biru itu mengecil ketika melihat susuk tubuh mungil yang hampir membuatnya hilang akal sejak beberapa jam yang lalu saat ini terkulai tidak berdaya di dalam cengkaman besar lelaki di belakangnya. Melihat keadaan tubuh kucing kecilnya yang berlumuran darah membuat hati Gio seakan ditikam oleh beribu jarum yang membuat dadanya terasa sakit.

Di sebalik semua sikap Gio beberapa jam lalu yang seperti orang yang hampir hilang akal saat ini terlihat sangat tenang dan dingin. Seolah-olah lelaki tidak berdaya beberapa jam yang lalu sama sekali bukan lelaki ini. Perlahan bibir nipis yang sejak tadi tertutup rapat itu dibuka perlahan.

"Lepaskan"

Suara dingin itu membuat sebahagian orang yang berada di sekeliling ini dipenuhi oleh ketakutan yang menyelimuti tubuh mereka saat ini. Semua mata memandang ke arah master mereka dan lelaki yang masih memegang erat tubuh young madam dengan pandangan yang sukar digambarkan.

Mengapa masih ada orang bodoh seperti ini berani memprovokasi master mereka!?

Adakah lelaki bodoh ini tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh master mereka kerana sudah berani memprovokasinya?

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience