Rate

The Almighty Devil Of Underworld_85

Action Completed 38206

Dalam lif yang bergerak stabil menuju ke atas, hanya diisi oleh dua perempuan yang saat ini berdiri di tengah-tengah lantai lif. Julia, masih berusaha menahan tubuh Mely yang saat ini terlihat terpinga-pinga di sisinya. Kedua mata hijaunya yang sejak tadi memperhatikan sisi wajah perempuan mungil ini dipenuhi oleh kebencian. Senyuman lebar perlahan terbentuk di wajah cantiknya, membuatkan ekspresi wajah Julia saat ini terlihat seperti perempuan gila yang sudah mulai hilang akal.

Kau akan hancur, Melysah! Ini adalah pembalasan kerana kau berani mengambil tempatku dalam hati President LinDenhof, kata Julia dalam hati sebelum mendengus kesal.

"Ms. Chandravina ..." panggil Julia perlahan yang membuat kepala kecil Mely perlahan bergerak ke arahnya. Kedua mata kelabu itu memandangnya dengan kedua mata yang di kecilkan seakan berusaha untuk memfokuskan pandangannya.

"Mmmm ..." gumam Mely sambil menggelengkan kepalanya perlahan. 

Melihat reaksi lemah perempuan di sisinya ini membuat senyuman yang terbentuk di wajah Julia semakin lebar. Apatah, lagi ketika melihat pintu lif tempat mereka berada saat ini terbuka perlahan yang membuat kedua mata Julia dipenuhi oleh kilatan balas dendam. "Bagaimana, keadaanmu sekarang?" tanya Julia dengan nada yang terdengar sangat perihatin dengan keadaan Mely saat ini.

"Pening ...dan ...panas" gumam Mely sambil berjalan perlahan di koridor hotel yang saat ini menunjukkan mereka berdua sudah sampai di tingkat yang ingin mereka tuju.

Dengan langkah perlahan Julia terus memimpin Mely untuk kembali ke bilik hotel yang sudah di pesannya dan ketika akhirnya pintu bilik tersebut dibuka, dengan cepat Julia menolak tubuh Mely untuk masuk ke dalam bilik tersebut. 

"Slut! Ini adalah hukuman kerana kau berani menggoda President LinDenhof yang seharusnya menjadi milikku!!" jerit Julia dengan nada penuh kebencian sebelum mendengus kesal. Kedua matanya bergerak perlahan ke dalam kegelapan bilik sebelum tertawa kuat. "Puaskan nafsu kalian semua! Nikmati tubuhnya sepuas-puasnya!" kata Julia dengan nada penuh kepuasan.

Mendengar suara makian itu membuat Mely meringis perlahan. Kedua telinganya cuba menangkap pergerakan lain dari dalam bilik yang dipenuhi kegelapan. Kedua matanya berubah tajam setelah mendengar beberapa bunyi pelik yang datang dari dalam bilik tersebut. Namun, sebaik saja Mely menyedari Julia ingin meninggalkan dirinya di dalam bilik asing ini, dengan gerakan pantas tangannya menarik tubuh Julia kebelakang untuk menukar posisinya dengan Julia sebelum berlari ke arah pintu keluar dan menutupnya dengan kuat. Situasi itu terjadi dengan sangat pantas sehingga tiada yang dapat meramalkan apa yang terjadi saat ini.

Julia yang tiba-tiba merasakan tangannya ditarik ke belakang tidak dapat menahan keseimbangan tubuhnya dan jatuh ke belakang. Namun belum sempat otaknya memproses apa yang terjadi, sekali lagi dia merasakan tubuhnya diangkat dan dihempas ke permukaan tilam sebelum mendengar suara kain yang di koyak paksa. Kedua matanya terbeliak, dengan sekuat tenaga Julia berusaha memberontak dari tangan-tangan yang menyentuh seluruh tubuhnya saat ini.

"Hey! Lepaskan aku!! Kamu, seharusnya menyerang Melysah! Bukan aku!!" jerit Julia berulang kali sebelum merasakan tamparan kuat yang tiba-tiba menyentuh permukaan pipinya. Kedua matanya terasa kabur sebelum kegelapan memenuhi seluruh penglihatannya.

Dalam waktu yang singkat bilik itu dipenuhi oleh suara-suara yang menjijikkan yang akan membuat sesiapa pun yang mendengarnya pasti akan merasakan wajah mereka merah.

Berbeza dengan nasib malang Julia, Mely yang saat ini bersandar di pintu itu berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah. Kedua matanya dipenuhi kilatan gelap saat mendengar beberapa suara lelaki yang dapat di dengar dari dalam bilik itu. Senyuman lebar perlahan terbentuk di wajah kecilnya yang dipenuhi oleh ekspresi mengejek sebelum menggelengkan kepalanya perlahan. 

Julia, Julia ...bagaimana kamu boleh menjadi sejahat ini terhadap orang lain! Memberikan ubat aphrodisiac dalam minumanku dan menyiapkan beberapa lelaki untuk memperkosaku!

Damn ...kau benar-benar perempuan jahat, maki Mely dalam hati dengan nada pahit.

Sekiranya, dia lengah sedikit mungkin perempuan yang ada di dalam sana adalah dirinya, pikir Mely membuat seluruh tubuhnya bergetar membayangkan kemungkinan tersebut.

Beberapa saat berlalu, semakin lama Mely bersandar di pintu itu semakin kuat juga dia mendengar suara yang datang dari bilik. Merasa jijik mendengar suara-suara menjijikkan itu,  Mely akhirnya meninggalkan pintu itu dengan postur tegap dan aura yang memancarkan keanggunan. Sangat berbeza dengan perempuan lemah yang dibantu oleh Julia beberapa saat yang lalu. Senyuman nipis perlahan terbentuk di bibir kecilnya, membayangkan nasip malang Julia di dalam sana.

Aku tidak menyakitimu, Julia. Ini adalah rencana jahat yang kamu berikan untuk aku namun, pada masa yang sama aku mengalahkan kamu dalam permainanmu sendiri.

Kamu menuai apa yang kamu tabur, Julia Jennings.

Ketika Mely berjalan melalui salah satu persimpangan koridor tiba-tiba dia merasakan tangannya ditarik kuat sebelum tubuhnya dihempas ke arah belakang. Kilatan gelap sepintas terlihat dari kedua mata kelabunya. Masih ada lagi yang menjaga tempat ini? katanya dalam hati sebelum bergerak untuk memusingkan tubuhnya agar dia dapat melepaskan genggaman tangan besar tersebut.

Tanpa berfikir panjang, Mely mengangkat kakinya dan menendang susuk tubuh lelaki yang saat ini berada di hadapannya. Tsk, gaun panjang ini benar-benar membuat pergerakan tubuhnya terbatas! Mely terus mengomel dalam hati sambil membuat beberapa pergerakan namun, belum sempat tendangannya mencapai sasaran yang ada di hadapannya. Dia, merasakan pergerakan kakinya di tahan oleh satu tangan besar yang membuat ekspresinya menjadi gelap.

Shit! maki Mely dalam hati sebelum melayangkan tumbukan ke arah kepala lelaki tersebut namun, sekali lagi dia merasakan tubuhnya dihempas ke arah dinding yang membuatnya meringis perlahan akibat hentaman kuat tersebut. Mely mengecilkan kedua mata sebelum berusaha memberontak untuk melepaskan kedua tangan yang saat ini melingkari tubuhnya. Namun, sebaik saja dia merasakan aroma maskulin familiar membuat seluruh tubuhnya membeku, kedua matanya terbeliak, otaknya yang skip berfungsi kerana memberikan semua deria kawalan tubuhnya pada saraf refleksnya. Akhirnya kembali bekerja untuk memproses apa yang baru saja terjadi. Dari ujung matanya Mely melihat Rayden yang berdiri tidak jauh dari posisinya saat ini ternganga dengan ekspresi terkejut dan tidak percaya yang mewarnai wajahnya.

"Vano??" gumam Mely perlahan yang dibalas dengan pelukan erat oleh lelaki yang saat ini berada di hadapannya.

"Mhm. Sudah sedar siapa aku sekarang?" kata Gio dengan nada lembut, tepat di atas telinga kucing kecilnya yang membuat tubuh Mely bergetar perlahan. 

Kedua tangan Mely terus bergerak untuk menolak dada bidang Gio sebelum pandangannya beralih ke arah sepasang mata biru yang saat ini memandangnya dengan penuh humor. "Astaga ...aku menyakitimu?" jerit Mely sebelum kedua mata kelabunya bergerak ke sana sini untuk melihat keadaan tubuh Gio yang terlihat sedikit pun tidak luka. Hal itu membuat Mely menghela nafas lega.

Dia benar-benar akan menyalahkan dirinya jika sesuatu terjadi pada lelaki ini kerana sikapnya tadi!

Melihat reaksi penuh kerisauan kucing kecilnya ini, membuat suasana hati Gio menjadi lebih baik dari sebelumnya. Senyuman nipis terbentuk di bibir nipisnya sambil mengusap rambut panjang Mely dengan gerakan penuh kasih sayang. "Mhmm. Tidak apa-apa. Kau tidak menyakitiku, little kitten" kata Gio dengan nada lembut, berusaha menenangkan kucing kecilnya yang masih terlihat risau di hadapannya.

Mendengarkan kata-kata Gio membuat seluruh tubuh Mely yang sejak tadi menegang kembali seperti sediakala sebelum kedua mata kelabunya memandang Gio dengan pandangan menuduh yang malah memandangnya dengan kedua kening terangkat sempurna. "Vano, apa yang kau buat di sini? Kamu seharusnya melayan tetamu dibawa!" kata Mely dengan nada kesal yang membuat ujung bibir Gio berkedut ketika mendengarnya.

Little kitten, kamu baru saja hampir masuk ke dalam perangkap berbahaya dan yang kau pedulikan adalah aku melayan tetamu dibawa?

Bukakah perempuan biasanya akan mengalami trauma atau menangis dengan kuat? Mengapa, kucing kecilnya ini malah terlihat tenang dan bercakap santai dengannya seolah-olah kejadian berbahaya tadi tidak pernah terjadi? 

This little kitten of his really an interesting one.

Dengan semua perdebatan yang terjadi di dalam fikirannya, Gio akhirnya hanya dapat menggelengkan kepalanya perlahan. "Keselamatanmu adalah keutamaan bagiku, Vina" gumam Gio perlahan sebelum mengucup dahi kucing kecilnya.

"Darling, aku tidak semudah itu untuk di kalahkan! Aku boleh jaga diri, okay" kata Mely dengan nada bangga sambil tertawa perlahan yang membuat pandangan Gio menjadi hangat ketika mendengarnya.

"Mari kita kembali ke bawa. Jangan ganggu Julia yang masih sibuk dengan urusannya," kata Mely perlahan dengan nada yang tidak bersalah sambil menarik tangan Gio ke arah lif yang berada tidak jauh dari mereka.

Perlahan Gio menghela nafas pasrah sebelum menggelengkan kepalanya perlahan ketika melihat tingkah laku kucing kecilnya yang benar-benar terlihat pelik. Senyuman pasrah terlihat samar di wajahnya sebelum berjalan mengikuti kucing kecilnya yang masih sibuk menarik tangannya.

"Rayden, kau pun sama! Cepat!" panggil Mely sambil memberi isyarat tangan kepada lelaki yang berada di belakang mereka untuk segera mengikutinya.

Rayden yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya perlahan. Young madam memang perempuan yang unik, katanya dalam hati sebelum mengikuti pasangan tersebut ke dalam lif.

"Young madam, saya masih bingung bagaimana anda tahu rancangan jahat mereka?" tanya Rayden sambil melirik ke arah Mely yang sedang bernyanyi perlahan di hadapannya.

Setelah mendengar pertanyaan Rayden alih-alih menjawab pertanyaan itu, Mely malah tertawa mendengarnya. Kedua mata kelabunya yang bersinar itu memandang ke arah Rayden dengan pandangan penuh excitement.

"This young madam is not easy to bully, Ray! Kamu harus sedar tentang hal itu. Sejujurnya aku tidak tahu apa yang dirancang oleh perempuan itu. Sejauh ini aku hanya dapat meneka. Lagipun, sikap pelik Julia dan Betty tadi membuat aku berspekulasi yang mereka memiliki niat jahat. Selain itu, aku dan Julia berstatus musuh yang tidak dapat di ubah dengan cara apa pun dan melihat dia tiba-tiba menjadi baik dan mengajak aku untuk melakukan toast ...sudah merupakan hal yang pelik, bukan? Apa lagi pandangan Julia dan Betty yang benar-benar ingin aku minum minuman dalam gelas itu. Bukankah, itu membuktikan bahawa dalam minuman itu terdapat ubat pelik. Oleh kerana itu aku tidak meminumnya" jawab Mely dengan santai sambil menggerakkan bahu tidak acuh ketika menjawab pertanyaan Rayden.

Mendengar itu, bukannya Rayden memahami situasi yang terjadi malah membuatnya semakin bingung. "Tapi, saya dengan jelas melihat anda meneguk champagne yang di berikan perempuan itu. Tetapi, mengapa anda terlihat baik-baik saja?" tanyanya perlahan. Dia benar-benar tidak dapat membayangkan trik apa yang digunakan young madam untuk mengalahkan minuman itu. Rayden sangat yakin yang minuman itu terdapat ubat pelik di dalamnya.

"Kalau, kamu lihat aku minum minuman itu ...adakah kamu masih ingat apa yang aku lakukan setelah itu?" kata Mely yang kembali melontarkan pertanyaan kepada Rayden yang membuat lelaki ini berusaha mengingati kejadian yang terjadi beberapa saat lalu.

"Hrm ...anda meraih tuala kecil dan membersihkan bibir anda" kata Rayden dengan ekspresi berfikir.

Mendengar jawapan itu Mely segera menjentik kedua jarinya. "Bingo! Aku meneguk sedikit minuman itu tetapi, aku tidak menelannya. Dan tuala yang aku gunakan untuk membersihkan bibirku sebenarnya aku gunakan untuk membuang semua minuman yang ada di dalam mulutku!" jawab Mely dengan nada teruja.

Gio, yang sejak tadi mendengar perbualan kucing kecilnya dan pengawal peribadinya hanya tersenyum nipis sebelum mengusap lembut kepala kucing kecilnya. "Mhmm ...kucing kecilku memang, bijak" gumam Gio dengan nada bangga yang jelas terdengar dari nada bicaranya.

"Sudah tentu, lah! Itu adalah salah satu peraturan asas ketika kita menghadiri sosial function. Jangan, pernah minum minuman yang ditawarkan oleh orang lain dan jangan pernah minum minuman yang sudah kita tinggalkan. Kita tidak tahu apa yang terjadi sebelum minuman itu sampai kepada kita" kata Mely dengan nada bangga yang membuat Gio tersenyum pasrah ketika melihat sikap kucing kecilnya ini.

"Tapi, young madam. Mengapa sikap anda tadi terlihat lemah dan anda benar-benar membuat saya risau" kata Rayden perlahan, sebaliknya dibalas oleh tawa Mely yang kuat ketika mendengar kata-kata Rayden.

"Ray ...that's what you called acting! Bagaimana aku dapat mengalahkan Julia dalam permaiannnya jika aku tidak berlakon sedikit? Aku hanya membiarkan mereka berfikir yang aku sudah jatuh ke dalam perangkap mereka. Sedangkan, tanpa mereka sedar mereka lah yang sudah masuk ke dalam perangkap mereka sendiri"

Rayden yang mendengar jawapan itu benar-benar speechless. Bagaimana seorang perempuan boleh berfikiran licik seperti itu? kata Rayden dalam hati sebelum menggelengkan kepalanya perlahan. Kedua matanya memandang Mely dengan penuh rasa kagum dan hormat. 

Setelah tiba di hadapan pintu masuk ballroom, perlahan Gio melepaskan tangannya yang sejak tadi melingkari tubuh kucing kecilnya. Kedua mata kelabu itu segera memandangnya dengan pandangan penuh tanda tanya yang membuat Gio tertawa perlahan ketika melihat ekspresi kucing kecilnya.

"Kamu masuk dulu. Aku ada urusan penting dengan Deekson dan Raffael," kata Gio lembut sambil mengusap kepala kucing kecilnya.

Mendengar itu Mely segera menganggukkan kepalanya sebelum mengucup singkat sebelah pipi Gio. "Baiklah. Jangan lama-lama. Aku sudah penat memakai heels ini" kata Mely sebelum berjalan menuju ke pintu masuk ballroom dengan Rayden yang berada tidak jauh di belakangnya.

Melihat tingkah laku kucing kecilnya yang tidak biasanya ini, membuat Gio hanya dapat menggelengkan kepalanya perlahan sebelum berjalan ke sisi kanan meninggalkan ballroom tersebut.

Betty yang sejak tadi sibuk bersosial dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya ini, untuk kesekian kalinya melihat jam tangan kecil yang melingkari pergelangan tangannya. Hingga saat ini dia masih tidak menyedari ada perubahan besar dalam rencana yang dia dan Julia buat untuk Mely. Sebaik saja dia melihat jam yang sudah menunjukkan waktunya, senyuman lebar perlahan terbentuk di wajahnya sebelum mengalihkan pandangannya untuk memberi isyarat kepada salah satu pelayan. Kilatan penuh dendam terlihat dari kedua matanya. 

Mari kita lihat betapa murahnya kamu, Melysah! katanya dalam hati sebelum menghirup wine yang sejak tadi berada di tangannya namun, begitu ujung matanya menangkap susuk tubuh mungil yang terlihat familiar. Semua pergerakannya terhenti seketika, tubuhnya membeku, kedua matanya memandang perempuan tersebut dengan pandangan tidak percaya.

Itu ...Melysah?! Adakah, itu benar-benar Melysah Chandravina!? Kenapa perempuan sialan itu ada di sini!?

Bagaimana dengan rencana yang sudah dia buat dengan Julia kalau perempuan itu disini?

Dan, dimana Julia? Bukankah tadi dia bersama Melysah? Mengapa hanya ada Melysah disini?

Belum sempat semua pertanyaan itu terjawab, tiba-tiba Betty mendengar suara pelik dan familiar bergema di seluruh ruangan. Jantungnya seakan berhenti berdegup ketika mendengar suara tersebut. Dengan gerakan cepat Betty segera memandang ke arah dua skrin besar yang berada di sisi ballroom yang membuatkan kedua matanya terbeliak. Seluruh tubuhnya bergetar, tanpa sedar kedua kakinya melangkah ke belakang sebelum akhirnya jatuh terduduk di atas permukaan lantai ruangan tersebut.

Skrin besar itu menunjukkan video live satu perempuan bersama dua lelaki yang sedang melakukan hubungan seksual yang dapat dilihat dengan jelas dari skrin besar tersebut.

Dan wajah perempuan itu jelas-jelas menunjukan bukan wajah Melysah tetapi ...Julia!

Mengapa ini boleh terjadi!

Bukankah, seharusnya yang ada di dalam video live itu Melysah Chandravina?

Tetapi, mengapa Julia Jennings?

Video yang di mainkan dikedua-dua skrin itu menarik perhatian semua orang sebelum komen-komen kasar bergema di seluruh ruangan yang membuat tubuh Betty yang saat ini bergetar semakin menggeletar. Kedua matanya perlahan bergerak ke kanan untuk melihat sepasang mata kelabu yang saat ini memandangnya dengan pandangan merendahkan. Rasa takut menyerang seluruh tubuhnya.

Betty benar-benar tidak menyangka Mely dapat mengubah keadaan yang sudah mereka rancang. Dia, tiba-tiba menjadi semakin takut dengan apa yang akan terjadi dengannya. Saat ini hanya ada dua rasa yang dia rasakan dan rasa itu adalah ketakutan dan penyesalan. 

Dia, menyesal membantu Julia dalam rencana jahat ini! 

Dia, menyesal memprovokasi perempuan mungil ini.

Dia benar-benar menyesali semuanya! Namun, semuanya hanya sia-sia kerana tiada ubat yang dapat menyembuhkan penyesalannya!

Kedua mata kelabu Mely masih memandang perempuan yang berada tidak jauh dari posisinya. Senyuman mengejek terbentuk pada wajah kecilnya sebelum menggelengkan kepalanya perlahan. 

Astaga, perangkap jahat ini yang kamu buat untuk aku. Tetapi, sayang kamu berdua terlalu bodoh kerana aku dengan mudah lepas dari perangkap kamu! kata Mely dalam hati sebelum pandangannya beralih ke arah skrin besar yang berada di sisi ruangan dengan pandangan penuh rasa jijik.

Mely benar-benar tidak menyangka Julia dapat melakukan hal sekejam ini. Sekiranya, dia tidak memiliki deria refleks yang cepat mungkin perempuan di dalam video ini adalah dirinya. Katanya dalam hati ketika memikirkan kemungkinan tersebut.

Hati manusia sememangnya mengerikan. Terutama perempuan. Jika kita sudah memprovokasi perempuan itu terlalu jauh maka mereka akan melakukan hal jahat yang tidak dapat kita bayangkan.

Simply to say ...woman is the most dangerous creature on earth.

Kedua mata kelabunya kembali memandang perempuan yang saat ini terduduk di lantai dengan pandangan dingin namun, belum sempat Mely membuka mulutnya untuk bercakap dengan Rayden tiba-tiba lampu yang menerangi seluruh ruangan ini tiba-tiba mati. Merasakan kegelapan yang tiba-tiba menyelubungi persekitarannya Mely mengerutkan keningnya.

Hah?

Kenapa lampu tiba-tiba mati?

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience