Rate

The Almighty Devil Of Underworld_77

Action Completed 38206

"Sister-in-law, kenapa malu? Kami semua juga sudah merasakannya. Tenanglah, sister-in-law kami tidak akan menilaimu dengan sebelah mata. Bagi kami semua, kau adalah sister-in-law kami satu-satunya" kata Raffael yang cuba menenangkan Mely yang masih sibuk bersembunyi di dalam pelukan Gio.

Mely yang mendengar kata-kata Raffael semakin speechless mendengarnya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini. Topik sensitif seperti ini tidak dapat dibincangkan dengan mudah, bukan?

"Ugh ...okay" gumam Mely lembut, dia benar-benar tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa yang malah membuat Leo dan Deekson tertawa.

"Brother, brother ...aku dengar tadi sister-in-law kata dia merasa sakit? Kau tidak boleh bersikap terlalu kasar dengan sister-in-law! Kau harus memperlakukannya dengan lembut ...lihat, kau bahkan membuat lengannya lebam!" kata Raffael dengan nada dibuat-buat kesal sambil menunjuk lengan kanan Mely yang terlihat sedikit lebam.

Perlahan Gio menganggukkan kepalanya seakan kata-kata Raffael adalah perkara penting yang harus dia perhatikan dengan serius. "Mhm. Baiklah. Aku akan mengikuti saranmu" jawab Gio dengan nada serius yang membuat Mely memandang wajah lelaki ini dengan ekspresi pasrah.

Adakah lelaki ini tidak tahu yang dia baru saja dipermainkan oleh Raffael?

Setelah mendengar jawapan Gio, kedua mata hijau Raffael bersinar penuh excitement sebelum dia menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Brother, kalau kau inginkan apa-apa, aku dapat bantu. Lagi pula aku pakar dalam hal-hal percintaan" kata Raffael dengan nada serius sambil tersenyum lebar.

Ini adalah kali pertamanya Gio mendengar pendapatnya! Sekiranya ini berterusan dia boleh meminta hadiah untuk setiap cadangan yang dia berikan kepada lelaki ini, yes!

Sudah tentu Leo memahami apa yang ada di balik sikap Raffael ini. Dia juga tidak ingin ketinggalan oleh Raffael. Akhirnya Leo memutuskan untuk membuka mulutnya untuk meningkatkan nilainya di hadapan Gio. "Brother, brother ...akupun pakar dalam hal perempuan! Aku juga dapat membantumu agar sister-in-law semakin bahagia bersamamu" kata Leo sambil menunjukkan ke arah dirinya dengan nada penuh keyakinan yang jelas terdengar dari nada bicaranya saat ini.

Mely yang melihat semua ini hanya dapat memandang kesal yang bercampur dengan kepasrahan ke arah Leo dan Raffael dengan ujung bibir yang berkedut keras. Mereka bercakap tentang dirinya seolah-olah dia tidak berada di sini, katanya dalam hati sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

"Sudah, sudah!! Vano juga dapat memperlakukan aku dengan baik dan aku yakin perlakuannya jauh lebih baik dari semua cadangan yang kamu berdua sarankan" kata Mely dengan cepat, tidak tahan melihat kedua orang bodoh ini yang cuba memanfaatkan Gio saat ini. Pandangan Gio menjadi lembut ketika mendengar kata-kata pembelaan yang diucapkan oleh kucing kecilnya ini.

"Tsk, tsk, tsk ...sister-in-law apa yang kamu tahu tentang sikap Gio? Kami berdua membesar bersama lelaki ais batu ini dan kami semua tahu yang lelaki ini sama sekali tidak memiliki sisi affection terhadap orang lain, apa lagi dengan perempuan!! Sister-in-law, dengan adanya kami berdua kami jamin Gio akan selalu memperlakukanmu dengan sangat baik!" kata Raffael dengan nada penuh semangat yang membuat Mely memutar kedua matanya penuh kekesalan dan pasrah.

"Stupid. My darling is more amazing than you think, humph" gumam Mely perlahan lebih kepada dirinya sendiri namun, Gio masih dapat mendengarnya dengan jelas.

Senyuman nipis terbentuk pada ujung bibir Gio sebelum dia bergerak untuk mengucup kening kucing kecilnya. Sudah tentu Gio menyedari sikap protective kucing kecilnya ini. Bagaimana mungkin dia tidak hafal setiap sifat asli perempuan mungil ini yang dia akan berusaha keras melindungi orang yang dianggapnya penting dalam hidupnya.

Melihat pasangan romantic ini membuat Nick semakin kesal. Kedua matanya mengecil ke arah Mely sebelum mendengus kuat. "Humph! Adakah kamu tahu ada perumpamaan kalau orang yang suka mempamerkan kemesraan itu berpotensi untuk mati lebih cepat?" sindir Nick kepada pasangan di hadapannya ini membuat Deekson, Raffael dan Leo tertawa mendengarnya.

"Cakap saja kalau kau cemburu, Nick" kata Leo yang di balas dengan pandangan tajam oleh lawan bicaranya ini.

"Aku tidak cemburu! Aku hanya muak dengan sikap mereka yang seakan dunia ini milik mereka berdua!" kata Nick dengan cepat berusaha mempertahankan dirinya yang membuat ketiganya tertawa.

Dengan santai Mely menyandarkan tubuhnya ke arah dada Gio sebelum memandang lelaki bodoh kesayangannya ini dengan senyuman nipis dan sorot nakal yang jelas terlihat dari kedua mata kelabunya. "Darling, darling ...adik kita mendoakan kita mati cepat" kata Mely dengan nada merajuk sambil menggerakkan lengan Gio perlahan dengan ekspresi menyedihkan.

Melihat sikap Mely yang berubah secara drastik membuat Nick terpana untuk seketika sebelum jarinya menunjuk ke arah perempuan mungil yang berada di atas pangkuan abangnya ini dengan ekspresi penuh kekesalan.

"Kau!! Siapa yang kau panggil adik, huh!!? Aku tidak mendoakan kalian untuk mati!! Jangan cuba-cuba memfitnahku, witch!" desis Nick penuh kekesalan sebelum memandang tajam ke arah Mely yang juga memandangnya dengan ekspresi tidak bersalah seakan dia tidak melakukan apa-apa kesalahan.

Kedua mata Mely berkedip untuk seketika sebelum memandang Gio dengan ekspresi menyedihkan. "Darling ...adik kita marahkan aku" protes Mely dengan nada menyedihkan sambil mencebikkan bibirnya.

Melihat acting kucing kecilnya yang lagi-lagi memprovokasi adiknya ini membuat sorot tidak berdaya terlihat jelas dari kedua mata birunya. Perlahan Gio mengusap pipi kucing kecilnya ini dengan penuh kasih sayang. "Mhm, tiada siapa yang boleh marahkan kamu. Kamu boleh menghukumnya, little one" jawab Gio dengan nada memanjakan.

Kedua mata Mely bersinar penuh semangat sebaik saja mendengar kata-kata Gio sebelum dia memandang Nick dengan ekspresi yang seakan berkata 'Lihat? Lihat? My darling membelaku lagi!' yang membuat wajah Nick merah menahan emosi.

"Brother!! Mengapa kau malah membela perempuan ini!? Jelas-jelas dia berlakon lemah dihadapanmu!" kata Nick dengan nada tidak terima.

Gio menaikkan sebelah keningnya sebelum kedua mata birunya melirik ke arah adiknya yang saat ini terlihat seperti budak kecil sedang melakukan tantrum. "Dia sister-in-law-mu, Nicholas. Apapun yang dia katakan itu adalah benar" jawab Gio dengan santai. Suasana hatinya benar-benar sangat baik ketika mendengar kucing kecilnya ini sejak tadi memanggilnya dengan panggilan darling.

"Brother ...why" gumam Nick perlahan dengan ekspresi pasrah. Dia tidak mengangka abangnya ini lebih memilih untuk membela penyihir menjengkelkan ini!

Apa jenis sihir yang dia gunakan sehingga membuat abangnya bersikap seperti ini!?

Melihat perdebatan antara Nick dan Mely membuat ketiga lelaki ini tertawa. Nick ..Nick apa yang sudah kamu lakukan sehingga memprovokasi kucing kecil Gio seperti ini? fikir mereka bertiga dengan pandangan geli begitu melihat ekspresi kecewa yang mewarnai wajah Nick saat ini.

"Eh... sister-in-law, aku dengar kamu menjadi topik perbualan di LinDenhof Corp?" tanya Raffael penuh semangat sebaik saja dia mengingati khabar angin yang dia dengar dari setiausahanya beberapa hari yang lalu.

Mely menganggukkan kepalanya perlahan ketika mendengar pertanyaan tersebut, dia mula merasa selesa dengan keadaan mereka sekarang dan tidak lagi merasa malu dan janggal. Mely memandang keempat-empat lelaki disekelilingnya ini dengan malas sebelum menyandarkan tubuhnya ke arah Gio.

"Mhmm ...rumor-rumor buruk disebarkan oleh orang-orang yang cemburu aku dekat dengan, Vano" jawabnya santai dengan senyum malas yang menghiasi wajahnya, aura yang mengelilinginya saat ini terlihat malas namun, pada masa yang sama terlihat sangat menawan.

"Cemburu? Sister-in-law kau harus berhati-hati dengan perempuan gila seperti mereka, nanti Gio di rebut dari tanganmu" kata Leo sambil tertawa perlahan yang di balas oleh tawa yang sama oleh Mely ketika mendengarnya.

"Biarlah. Lagi pula Vano hanya suka dengan aku dan aku tidak risau tentang hal itu" kata Mely dengan yakin yang membuat wajahnya terlihat semakin bercahaya. "Darling, kau tidak akan menyukai orang lainkan?" tanya Mely sambil memandang Gio yang saat ini masih memperhatikan wajahnya.

Mendengar pertanyaan tersebut, Gio merasakan seluruh dadanya dialiri oleh perasaan hangat yang membuat pandangannya dipenuhi oleh kelembutan yang saat ini terlihat jelas dari kedua mata birunya.

"Mhm. Hanya kucing kecilku seorang" kata Gio dengan nada lembut, menjawab pertanyaan Mely tanpa sedikitpun keraguan yang membuat ujung bibir Nick berkedut sebelum kilatan pasrah terlihat dari kedua mata birunya yang masih memandang sikap pasangan di dekatnya ini.

Penyakit abangnya ini sudah tidak dapat ditolong lagi!!

"Hahaha, sudah tentu Gio tidak akan menyukai orang lain sister-in-law! Hanya kamu satu-satunya yang dapat menakluk lelaki ais batu yang satu ini" kata Leo sambil menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Tapi, sister-in-law ...adakah kamu akan membiarkan ini semua begitu saja? Dan lagi untuk seorang Giovano LinDenhof tidak melakukan apa-apa itu bukanlah sifatnya" kata Deekson perlahan, menyatakan pendapatnya saat ini.

Mendengar itu Mely hanya menganggukkan kepalanya perlahan sebelum meraih air putih yang ada di hadapannya dan meminumnya perlahan. "Tidak apa. Aku yang meminta Vano untuk tidak melakukan apa-apa. Lagi pula ini masalah perempuan, Deeks. Biar aku sendiri menghadapinya" kata Mely penuh dengan keyakinan setelah membasahi tekaknya yang terasa kering sejak tadi.

"Tunggu ...tunggu, kamu akan menghadapi perempuan gila itu sendiri? Sister-in-law kau benar-benar mengagumkan dan sangat luar biasa! Tidak hairanlah kalau Gio tergila-gilakan kamu!" puji Raffael dengan kedua mata bersinar.

Senyuman nipis terbentuk pada wajah kecilnya sebelum memutar kedua matanya dengan malas. "Raff, berhentilah menjilatku dengan pujian-pujian manismu. Itu tidak akan mempengaruhiku" kata Mely dengan nada malas yang membuat wajah Raffael merah sebaik saja tujuan dari sikapnya ini diketahui oleh perempuan mungil ini.

"Sister-in-law ... hehe ...perempuan yang terlalu pintar itu sebenarnya tidak baik ...hehe" jawab Raffael di tengah tawa janggalnya.

"Jadi, apa yang akan sister-in-law lakukan sekarang? Bagaimanapun, kalau sister-in-law memerlukan apa-apa. Kami semua akan sedia membantu. Walaupun, pengaruh kami tidak sebesar Gio. Tapi, itu tidak bermakna kami tidak berguna" kata Leo dengan senyuman lebar yang membuat Mely melakukan perkara yang sama kearahnya.

Kedua matanya memandang empat lelaki yang berada di sekelilingnya ini dengan hangat. Ini pertama kalinya dia merasa dikelilingi oleh orang-orang yang menganggapnya sebahagian dari keluarga mereka. Semenjak dia bertemu dengan Gio, Mely semakin ketagih dengan semua kehangatan yang lelaki ini dan orang-orang di sekelilingnya berikan kepadanya, membuat Mely menjadi semakin tidak rela meninggalkan lelaki ini.

Dia tidak akan membiarkan apa-apa pun terjadi dengan Gio dan orang-orang ini selagi dia masih hidup, janji Mely kepada dirinya sendiri setelah merasakan kehangatan keluarga yang mereka berikan kepadanya. Kilatan gelap sepintas terlihat dari kedua mata kelabunya sebelum menghilang seketika, seperti kilatan tersebut hanyalah ilusi sesaat.

"Aku akan membiarkan perempuan itu menikmati hari-hari damainya terlebih dahulu. Cara liciknya sudah gagal dan aku yakin dia sudah merancang taktik licik lain untuk menyingkirkan aku lagi" balas Mely dengan ujung bibir yang terangkat perlahan, membuat senyuman kecilnya saat ini terlihat dipenuhi oleh dominant yang kuat.

Melihat senyuman tersebut membuat ketiganya terpana untuk beberapa saat. Hanya satu yang terlintas di dalam fikiran mereka saat ini. Perempuan mungil ini benar-benar memiliki aura dominant yang sama dengan sahabat ais batu mereka ini!

"Sister-in-law akan membiarkannya begitu saja, bukankah memberikan perempuan itu peluang adalah sesuatu yang lebih berbahaya?" tanya Leo perlahan. Dia mula merasa risau ketika mendengar Mely dan Gio memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa kepada perempuan gila yang berusaha menyakiti sister-in-law barunya.

"Leo, Leo ....sudah tentu sister-in-law ingin melihat permainan jenis apa lagi perempuan gila itu rencanakan dan ketika permainan itu bermula ...hehe... Sudah tentu sister-in-law akan berusaha menewaskan perempuan gila itu dalam permainannya sendiri dan mendedahkan keburukan perempuan gila itu dihadapan public. Bukankah, begitu sister-in-law?" kata Deekson sambil memandang Mely.

Senyuman lebar terus terbentuk di wajah kecilnya sebelum menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Tepat sekali, Deeks! Kau sudah tahu permainanku. Ya" kata Mely dengan nada ceria namun, begitu dia merasakan Gio mengeratkan pelukannya dengan perlahan pandangannya bergerak ke arah wajah Gio yang saat ini memandangnya dengan pandangan lembut.

"Kucing kecilku memang bijak" puji Gio dengan nada lembut sebelum mengucup lembut pipi Mely yang membuat wajah Mely merona merah sebaik saja dia merasakan bibir nipis Gio menyentuh wajahnya.

Melihat sikap romantic mereka berdua membuat ketiga lelaki ini tertawa sebelum menggelengkan kepala mereka. "Sepertinya, kalau kita terus berada di sekitar mereka kita akan menghidap penyakit diabetes dalam waktu terdekat ini" kata Raffael sambil tertawa yang terus mendapat pukulan dari Leo yang saat ini menggelengkan kepalanya.

"Astaga ...mungkin kita sudah terkena penyakit itu, Raff. Ingat, begitu kita kembali dari sini kita harus memeriksa keadaan kita secepatnya" kata Leo dengan ekspresi berlebihan.

"Humph, kamu berdua hanya cemburu" kata Mely sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Nick, bagaimana mana kau boleh tahan tinggal dengan mereka? Aku yakin sekarang kau sudah menghidap penyakit diabetes tahap kronik" kata Raffael sambil memandang Nick yang memandangnya dengan tajam.

"Kalau aku seekor kucing. Nyawaku, mungkin sudah tinggal sisa 3, kerana melihat sikap intim merekalah yang sudah membunuhku beberapa kali!" kata Nick sambil mendengus kesal.

Mendengar keluhan penderitaan Nick malah membuat mereka tertawa terbahak-bahak bahkan Gio yang selama ini berekspresi datar dan tenang ini tersenyum nipis dengan kedua mata birunya yang dipenuhi oleh tawa yang dapat dilihat dengan jelas.

"Ketawalah sepuasnya, kalian belum merasakan apa yang aku rasakan selama ini! Kalian tinggal di LinDenhof Mansion selama seminggu, aku yakin kalian bertiga akan  sependapat dengan aku" gumam Nick dengan perlahan, berusaha mempertahankan dirinya saat ini.

Beberapa saat berlalu sebelum akhirnya tawa mereka semua perlahan-lahan reda. Pandangan Leo kembali ke arah wajah Mely yang terlihat bercahaya sebelum dia kembali menyuarakan kerisauannya "Jadi, sister-in-law kau akan menunggu begitu saja?" tanya Leo masih dengan keraguan yang mewarnai wajahnya saat ini.

"Mhmm ...kalau aku tidak silap, tidak lama lagi akan ada acara Annual Anniversary LinDenhof Corp? Aku yakin perempuan itu sudah menyiapkan rancangan jahatnya untuk aku selama acara itu berlangsung" jawab Mely sambil menganggukkan kepalanya perlahan.

"Jangan risau sister-in-law, kami semua ada di pihakmu! Kami semua dijemput oleh Gio untuk menghadiri acara tahunan LinDenhof Corp. Jadi jangan khuatir kami semua akan melindungimu" kata Raffael dengan cepat membuat Deekson dan Leo menganggukkan kepala yang bersetuju dengan kata-kata Raffael.

Perasaan hangat terus menyelimuti tubuh Mely sebaik saja mendengar kata-kata Raffael tadi. Senyum lembut terbentuk pada wajah kecilnya sebelum menganggukkan kepalanya perlahan.

"Mhm. Aku percaya dengan kalian. Lagi pula ada Vano yang akan selalu melindungiku" jawab Mely dengan nada lembut sambil memandang keempat lelaki di hadapannya yang saat ini memandangnya dengan penuh kehangatan.

Kilatan gelap sepintas terlihat dari kedua mata kelabunya sebelum ujung bibirnya terangkat dengan senyuman nipis.

Julia Jennings, kita lihat apa lagi permainanmu kali ini.

Aku akan selalu siap untuk bermain denganmu.

Kita akan lihat siapa yang akan bertahan di garisan terakhir.

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience