Rate

The Almighty Devil Of Underworld_66

Action Completed 38244

Eiffel Tower, Paris, French.

Kedua mata kelabu itu memandang dengan penuh semangat ke arah sekelilingnya tanpa mempedulikan tangan yang melingkar di pinggangnya ketika mereka berjalan melewati beberapa orang yang saat ini berada di sekitar mereka. Melihat mereka berjalan menjauhi orang-orang yang memenuhi pintu masuk menara ini membuat Mely mengalihkan pandangannya ke arah lelaki di sebelahnya ini dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Bukankah kita harus membeli tiket terlebih dahulu?" tanya Mely dengan ekspresi polos yang membuat suasana hati Gio yang sejak tadi dipenuhi oleh awan mendung kerana melihat kucing kecilnya ini lebih tertarik dengan Menara Eiffel dibandingkan dirinya ini perlahan menjadi baik. Lebih-lebih lagi dengan kedua mata kelabu jernih yang memandangnya dengan ekspresi polos, dia benar-benar tidak dapat menghadapinya.

"Mhm. Sejak bila aku perlu membeli tiket?" jawab Gio dengan pertanyaan yang kembali diarahkan kepada kucing kecilnya yang speechless ketika mendengar jawapan sombongnya.

Baiklah Yang Mulia Giovano LinDenhof!

Anda menang!! Orang kaya memang tidak perlu membeli tiket!!

Menghembuskan nafas pasrah, perlahan Mely  menggelengkan kepalanya sebelum tangannya dengan refleks mencubit pipi lelaki di sebelahnya ini yang membuat Gio menghentikan langkahnya ketika melihat tingkah laku kucing kecilnya ini.

Dua pengawal peribadi yang berjalan tidak jauh di belakang mereka saat ini tercengang ketika melihat tindakan lady boss yang membuat wajah mereka berubah menjadi gelisah. Rasa cemas memenuhi hati keduanya ketika melihat sikap lady boss yang tidak sopan.

Lady boss, apa yang anda buat!? Master sangat benci orang lain menyentuh wajahnya! Bahkan, old madam (nenek Gio) tidak pernah menyentuh wajah Master sekalipun sejak dia kecil! 

Keduanya sudah menjangkakan majikan mereka ini akan memarahi lady boss kerana sikapnya yang tidak sopan namun, mereka terpana ketika melihat reaksi master yang sangat berbeza dari apa yang mereka duga. Master sedikit pun tidak marah, bahkan tiada tanda-tanda kekesalan dari kedua matanya.

"You silly little kitten, berani ya cubit-cubit" kata Gio perlahan sebelum membalas tindakan Mely dengan cara mencubit kedua pipi halus di hadapannya ini yang membuat kucing kecilnya ini memandangnya dengan penuh kekesalan. Pura-pura tidak menyedari pandangan kesal tersebut, Gio masih meneruskan tindakannya dengan kedua kening yang di angkat sempurna seolah-olah berkata 'Apa? Kamu kan yang mulakan semua ini'

Humph! Lelaki ini memang benar-benar tidak mau rugi!!

Mely memandang Gio dengan ekspresi penuh kekesalan sebelum akhirnya kedua tangan tersebut berhenti mencubit kedua pipinya yang rasanya sudah berubah menjadi sebesar pao kerana terus di cubit oleh lelaki menjengkelkan ini.

Gio tertawa perlahan sebelum memeluk kucing kecilnya ini yang masih memandangnya dengan penuh kekesalan sebelum mengusap rambut panjang Mely dengan usaha menghilangkan kekesalannya. "Mhmm ...sudah, sudah. Mari kita naik lif ke atas. Bukan kah kamu ingin melihat pemandangan tempat ini dari atas?"

Seakan lupa dengan kekesalannya, kedua mata penuh excitement itu kembali memenuhi kedua mata kelabunya sebelum menarik tangan Gio agar berjalan cepat. "Cepat, cepat, cepat!!" jerit Mely penuh semangat yang membuat Gio menghela nafas pasrah sebelum mengikuti langkah kucing kecilnya dan meninggalkan dua pengawal peribadi yang masih terpaku di tempat sambil memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.

Adakah itu benar-benar majikan mereka?

Sejak bila majikan mereka bersikap seperti itu?

Sepertinya ...pengaruh lady boss sangat besar sehingga dapat membuat sikap master berbeza seperti itu. Bahkan, mereka berdua menyangka yang saat ini mereka sedang berhalusinasi.

Melihat majikan mereka dan lady boss berjalan semakin jauh, membuat keduanya kembali tersedar dari lamunan sebelum keduanya segera mengejar pasangan yang berjarak tidak jauh di hadapan mereka.

Angin yang bertiup kencang saat ini, membuat rambut panjang Mely tertiup perlahan yang membuatnya mendengus kesal sebelum berusaha merapikan rambutnya yang kusut namun, baru beberapa saat dia merapikan rambutnya, Mely dapat merasakan bantuan tangan lain yang juga merapikan rambutnya saat ini.

Kedua mata kelabu itu memandang ke arah lelaki yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya dan sibuk merapikan rambutnya. Seluruh tubuhnya terpana melihat lelaki tampan di hadapannya ini, bahkan gerakan tangannya juga tertahan di pertengahan. Wajah tampan ini selalu membuatnya merasa seperti berada di alam mimpi kerana sehingga detik ini dia tidak dapat berhenti berfikir mengapa lelaki setampan ini boleh menyukainya!? Sedangkan lelaki ini boleh mendapatkan semua perempuan cantik dengan mudah tetapi, mengapa lelaki ini malah memilihnya? Adakah penglihatan Gio sudah mula bermasalah? 

"Kenapa pandang aku seperti itu?" gumam Gio perlahan sebelum ujung bibirnya terangkat perlahan yang membuat wajahnya semakin tampan.

Melihat itu tanpa sedar Mely menggelengkan kepalanya sebelum kedua mata kelabunya memandang ke arah Gio dengan pandangan penuh tanda tanya. "Mengapa kau menyukaiku, Vano? Maksud aku. kau memiliki status yang tinggi dan wajah juga yang sempurna. Aku yakin kau boleh mendapatkan perempuan mana-mana pun yang kau inginkan" gumam Mely perlahan.

Tidak menyangka yang kucing kecilnya ini akan menanyakan hal seperti itu kepadanya sehingga membuat Gio terpana untuk seketika sebelum senyum nipis kembali terbentuk di wajahnya. Dia menuntun kucing kecilnya ini ke arah pagar observation deck tempat mereka berada saat ini sebelum tangannya melingkari pinggang kucing kecilnya ini. 

"I don't like women"

HUH!? WHAT!?

Belum sempat Gio meneruskan kata-katanya Mely segera memusingkan tubuhnya dan memandang lama wajah lelaki di hadapannya ini dengan pandangan penuh horror.

Lelaki ini tidak menyukai perempuan!? 

Jadi ...dia menyukai ...WHAT?! NO!!! 

Jadi, selama ini dia hanya sebuah cover untuk menutupi yang lelaki ini sebenarnya menyukai ...argh!!

Dia benar-benar tidak dapat membayangkannya atau pun menyebutnya!!

Melihat setiap perubahan ekspresi yang terjadi di wajah kucing kecilnya ini sudah dapat membuat Gio meneka apa yang ada di dalam fikiran Mely saat ini. Wajah Gio saat ini dipenuhi kerutan tidak berdaya sebelum menghela nafas perlahan dan memusingkan tubuh mungil ini untuk melihat semula ke arah pemandangan di hadapannya sebelum meletakkan dagunya di atas bahu kucing kecilnya tanpa mempedulikan ekspresi terkejut di wajah Mely saat ini.

"Berhenti berfikir yang bukan-bukan. Itu bukan seperti apa yang kamu fikirkan" gumam Gio sambil terus memandang ke arah pemandangan yang disajikan di hadapan mereka saat ini. Namun, sebaik dia menyedari pandangan kucing kecilnya ini, membuat Gio tidak dapat menahan senyum yang terbentuk di wajah dinginnya.

Mengapa kucing kecilnya ini boleh berfikir seperti itu!?

"Aku menyukai perempuan tapi, ini lebih rumit dari apa yang kamu fikirkan, Vina. Kalau aku tidak menyukai perempuan dalam konteks seperti yang kamu fikirkan. Mengapa aku memperlakukan kamu seperti ini? Mengapa aku menginginkan kamu berada disisiku selamanya?" kata Gio perlahan sebelum melirik ke arah kucing kecilnya yang seakan berkata 'mengapa kau begitu bodoh menuduh aku seperti itu?'

Menyedari maksud pandangan Gio membuat Mely mendengus kesal sebelum kembali melihat ke arah pemandangan di hadapannya dengan ekspresi lega yang terlihat samar di wajah kecilnya. "Lagi pula, kamu yang tiba-tiba kata begitu! Jadi aku terus berfikir yang bukan-bukan!" kata Mely yang berusaha mempertahankan dirinya, diam-diam dia menghembus nafas lega ketika mendengar penjelasan Gio tadi.

Mengeratkan pelukannya. Dia menghirup aroma familiar kucing kecilnya yang selalu dapat membuat dirinya berasa lebih baik. Gio selalu merasakan selama kucing kecilnya ini berada di sisinya, dia akan baik-baik saja. Dia dapat menghadapi semua yang ada di dunia ini. Kedua mata biru itu kembali melihat ke arah pemandangan di hadapannya dengan pandangan melamun. 

"Aku tidak menyukai perempuan kerana aku tidak menyukai semua aspek yang mereka miliki. Aku tidak suka dengan sentuhan mereka. Minyak wangi mereka membuat aku mual, wajah mereka, sikap lemah mereka dan semuanya" gumam Gio.

Mendengar penjelasan tersebut membuat Mely mengerutkan keningnya. Kalau lelaki ini tidak menyukai segala aspek tentang perempuan...

JADI VANO LIHAT DIRINYA SEBAGAI APA!!?

Bagaimanapun juga dia seorang perempuan!!

PEREMPUAN!!

Melihat kerutan di dahi Mely yang semakin dalam, membuat Gio menghela nafas berat sebelum tersenyum pasrah. Perlahan tangannya bergerak untuk menghilangkan kerutan yang terbentuk di dahi kucing kecilnya. "Hemm, lagi-lagi kau berfikir yang pelik-pelik, Vina. Dengar, alasan aku tidak menyukai perempuan adalah kerana semua itu ada kaitannya dengan ibuku."

Mendengar itu, membuat Mely speechless. Bukankah, lelaki ini menyayangi mendiang ibunya? Ada apa sebenarnya? fikir Mely sambil terus membuat beberapa spekulasi mengenai situasi ini.

"Keluargaku merupakan keluarga yang memiliki sejarah besar di dunia ini yang merangkumi dua benua besar. Amerika dan Eropah. Nenek moyang kami berasal dari daratan Eropah. Nenekku juga merupakan orang Sepanyol sedangkan datukku orang Itali. Untuk mengembangkan kekuatan keluarga akhirnya mereka memutuskan untuk datang ke Amerika. Namun, keluarga LinDenhof bukan hanya menguasai dunia perniagaan dan ekonomi Amerika dan Eropah. Keluarga LinDenhof juga bergerak dalam dunia bawah atau orang biasa sebut sebagai Underworld. Mungkin kau tidak mengetahuinya tapi dunia bawah adalah komuniti di mana sebahagian besar penjenayah tinggal. Dalam komuniti ini undang-undang antarabangsa dan undang-undang setiap negara yang ada tidak dapat menyentuh mereka. Komuniti ini mempunyai peraturan undang-undang tersendiri dengan satu tonggak institusi besar yang menyokong penubuhan komuniti ini. Dan institusi ini dipanggil The Orleans, untuk menjaga keseimbangan antara dunia bawa atau Underworld dan dunia atas biasanya disebut sebagai Upperworld memerlukan seseorang yang dapat mengawasi dan menjaga keseimbangan itu. Di situlah peranan keluargaku berada. Oleh kerana kemampuan dan kekuatan besar yang dimiliki keluarga LinDenhof sangat baik di dalam dunia atas mau pun bawah kami menduduki posisi tertinggi dalam struktur kasta dunia bawah. Itulah sebabnya keluargaku di kenali sebagai The Guard Dog of The Underworld. Penjaga yang mengawasi dan memastikan tiada kumpulan yang hidup di dalam dunia bawah yang memiliki kekuatan besar yang mampu menimbulkan masalah yang akan mempengaruhi dunia atas. Tetapi, setiap kekuatan yang ada pasti mempunyai kesan yang akan mengikutinya, walaupun keluargaku sudah memegang status dan kekuatan ini selama lebih dari 5 generasi namun, kerana itu juga keluarga LinDenhof mempunyai banyak musuh yang bergerak di dalam bayang-bayang. Itulah sebabnya aku pernah kata yang aku mempunyai musuh yang banyak. Aku mempunyai musuh di dunia atas yang ingin mengambil alih kuasa dan bisnes yang keluarga LinDenhof miliki dan juga musuh dunia bawah yang menginginkan kuasa tertinggi yang ada dalam struktur kasta dunia bawah. Sejauh ini kami semua dapat menghadapi semua pemberontakan yang ada..-"

Terdiam beberapa saat, Gio cuba mengawal emosi yang bergolak di dalam hatinya. Membuka memori gelap sememangnya hal yang sukar untuk dilakukan oleh semua orang termasuk untuk Gio. Setelah menghembuskan nafas perlahan untuk mengatur emosinya dia merasakan genggaman lembut dari kedua tangannya yang saat ini masih memeluk tubuh kucing kecilnya. Perlahan kedua mata biru itu memandang wajah perempuan ini yang memberikan senyuman lembut untuk memberinya semangat. Kedua mata kelabu itu memandangnya dengan lembut yang membuat dadanya yang tadi terasa sesak, perlahan-lahan kembali merasakan kehangatan yang dapat membuatnya merasa lebih baik. Memang selama kucing kecilnya ini berada di sisinya semuanya akan baik-baik saja, katanya dalam hati sebelum mengeratkan genggaman tangan mereka sebagai bentuk ungkapan rasa terima kasih sebelum kedua mata itu kembali memandang ke arah pemandangan Kota Paris.

"Kami terlalu bangga dengan kebolehan kami waktu itu sehingga kejadian buruk menimpa keluarga kami beberapa tahun yang lalu. Aku hanya remaja bodoh saat berumur 10 tahun dan Nicholas berusia 7 tahun. Ibuku adalah orang yang lemah lembut dan baik dengan sesiapa pun termasuk dengan semua pelayan. Ibuku menyukai seorang pelayan perempuan dan menganggapnya seperti anak perempuannya sendiri mungkin kerana beliau tidak memiliki anak perempuan, maka itu adalah perkara biasa jadi aku dan Nicholas tidak begitu memedulikannya. Begitu juga dengan ayahku namun, sikap itu sebaliknya membawa malapetaka kepada kami semua. Ketika ayahku mengadakan Mesyuarat malam itu di Dewan The Orleans yang diadakan di Moscow Rusia dan meninggalkan kami semua di mansion. Kami di serang oleh salah satu kumpulan besar dari dunia bawah yang selama ini menyasarkan posisi keluarga kami, hampir semua pelayan dan pengawal yang tinggal di mansion di bunuh dengan kejam. Jika bukan kerana Butler Chong yang berusaha melindungi ibuku aku dan Nicholas mungkin kami bertiga sudah mati lebih awal namun, sayangnya kekuatan Butler Chong yang seorang diri tidak dapat melawan mereka semua sehingga ibuku memaksa aku dan Nicholas untuk bersembunyi di bawah katil sebelum aku melihat lelaki keparat itu dan anak lelakinya berjalan memasuki bilik tidur ibuku. Aku melihat bajingan itu menawarkan ibuku untuk menjadi Mistress dan tinggal bersamanya, kerana cinta ibuku kepada ayahku lebih besar ...dia menolak dan melawan bajingan itu. Namun, semuanya sia-sia ibuku hanyalah perempuan lemah yang tidak mempunyai sedikit pun kebolehan dan pengalaman bertarung sehingga akhirnya bajingan itu membunuhnya dengan kejam. Aku masih ingat dengan jelas kedua mata biru itu melirik ke arah kami dengan pandangan kosong. Malam itu mansion kami berubah menjadi lautan darah yang memenuhi hampir seluruh permukaan lantai dan dinding bangunan. Aku hampir menyerang bajingan itu namun, Nicholas menahanku dengan tangannya yang menggeletar kuat. Melihat Nicholas yang pucat, membuat aku menahan diri untuk tidak bertindak terburu-buru. Kau tahu apa yang menyebabkan bajingan itu menyerang kami dan bagaimana mereka mengetahui yang ayahku meninggalkan mansion malam itu? Kerana pelayan sialan itu. Aku melihat perempuan sialan itu berjalan ke arah bajingan itu dengan senyuman lebar. Perempuan itu ternyata adalah anak angkat bajingan itu yang diberi tugas sebagai perisik dalam keluarga kami. Semenjak itu semuanya berubah. Sebaik saja ayahku mendengar berita mengenai serangan itu dia segera kembali dengan jet peribadinya namun, semuanya sudah terlambat. Ketika dia tiba di sana yang tersisa hanyalah timbunan mayat yang berlumuran darah dan jasad ibuku yang sudah tidak bernyawa. Ibuku adalah kekuatan ayahku, itulah yang selalu diajar oleh Grandpa kepadaku. Perempuan adalah sumber kekuatan kami namun, saat itu juga kami semua menyedari yang perempuan juga dapat menjadi sumber kehancuran kami semua. Ayahku hancur ketika dia mengetahui ibuku dibunuh oleh bajingan itu. Ayahku langsung tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat berkerja dengan baik sehingga semua urusan keluarga diambil ahli oleh Grandpa dan Grandma sebelum aku mengambil ahli semuanya. Semenjak itu aku menyedari yang aku tidak memerlukan perempuan di dunia ini. Aku benci semua aspek itu kerana setiap wajah lembut, sikap malu dan minyak wangi perempuan selalu mengingatkan aku dengan kejadian itu. Aku selalu berusaha menjauhkan diri dari mereka namun, semenjak aku bertemu dengan kamu semuanya berubah, little one" kata Gio perlahan, menyelesaikan ceritanya sebelum memusingkan tubuh mungil dalam pelukannya ini.

Namun, betapa terkejutnya dia melihat kucing kecilnya ini menangis dalam diam dengan sangat hebat. Wajah Mely merah, menahan emosi yang memenuhi hatinya, membuat Gio yang melihatnya tersenyum pasrah. Perlahan dia membawa kucing kecilnya ini kembali ke dalam pelukannya sebelum bergumam dengan nada lembut untuk memenangkan kucing kecil yang saat ini mula menangis dengan kuat ketika dia mendengar kata-kata lembutnya untuk menenangkan tubuhnya saat ini.

Astaga ...ibunya selalu berkata jika dia menemukan satu-satunya perempuan yang dapat mengubah seluruh hidupnya menjadi lebih baik. Dia harus melindungi perempuan itu dan tidak membiarkannya menangis walaupun sekali. Namun, lihat apa yang dia lakukan sekarang? kata Gio dalam hati dengan ekspresi tidak berdaya.

"Sudah ...sudah berhenti menangis. Kamu buat aku semakin risau" gumam Gio dengan nada lembut sebelum akhirnya tangisan Mely perlahan-lahan reda.

"Mengapa aku?"

"Kerana pertama kali aku bertemu dengan kamu, aku tidak merasakan rasa jijik atau tidak selesa. Sentuhanmu memberikan aku kehangatan yang sudah lama aku tidak rasakan dan entah mengapa aku selalu menginginkan kamu dan sebab itu aku selalu berusaha mendekati kamu. Semakin sering aku menghabiskan masa bersamamu, semakin aku merasakan perasaan yang tidak pernah aku rasakan sebelum ini. Jantung yang selama ini aku anggap sudah mati semenjak kematian ibuku perlahan-lahan hidup dan aku merasakan kehangatan yang sudah asing di dalam hatiku. Kau yang memberikan semua itu, Vina" kata Gio yang penuh dengan kesungguhan sebelum kedua jarinya menyeka bekas air mata yang terlihat jelas di kedua pipi Mely. Kedua mata birunya memandang ke dalam mata kelabu yang memandangnya dengan ekspresi bercampur.

"Only you can make this frozen heart beats again, only you can lighten up my dark world and I realize that only you that matters in this world. I can't bear to lose you too, Vina. I can't survive it" kata Gio dengan nada yang sama.

"Tetapi, aku tidak dapat menahan kamu. Aku tidak mau memaksa kamu masuk ke dalam dunia gelapku dan aku juga tidak dapat melepaskan kamu ...apa yang harus aku lakukan agar kamu terus berada di sisiku, little kitten?" gumamnya perlahan sambil memejamkan kedua matanya sebelum menyandarkan dahinya pada dahi kucing kecilnya.

Air mata kembali menuruni wajah kecil Mely. Dia tidak menyangka di sebalik tubuh tegap, ekspresi dingin Gio ada sebuah masa lalu gelap yang membuatnya seperti ini. Mely tidak dapat membayangkan Gio kuat dengan apa yang dia lihat selama kejadian itu. Membayangkannya, air mata kembali mengalir dari kedua pipinya sehingga dia mendengar kata-kata lelaki ini. Jantungnya berdegup kencang namun, kali ini dia sudah mengetahui jawapannya. Dia sanggup melakukan apa saja untuk lelaki ini. Melindunginya, menyayanginya, memberikan kehangatan dan rasa aman yang tidak pernah dia rasakan. Mely sanggup melakukan apa saja untuk lelaki ini. Dengan semua pemikiran itu, perlahan kedua tangannya bergerak ke arah wajah Gio sebelum mengusap lembut permukaan wajah tampan tersebut yang terlihat kabur kerana air mata yang saat ini memenuhi kedua matanya.

"Kau tidak perlu risau. Aku akan selalu berada di sisimu. Selama yang kamu inginkan, Vano"

Perlahan kedua mata biru itu terbuka untuk melihat wajah menawan di hadapannya namun, apa yang membuatnya terpana adalah kata-kata yang baru saja didengarnya.

"Promise?"

"Promise"

"Be mine, Melysah Chandravina" kata Gio dengan nada serak kerana emosi yang bergolak di dalam hatinya. Kedua mata biru itu memandang dalam ke arah sepasang mata kelabu yang juga memandangnya dengan semua emosi yang sama sebelum dia melihat senyuman lembut terbentuk di bibir kucing kecilnya.

"I'm yours, Giovano LinDenhof"

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience