Rate

The Almighty Devil Of Underworld_67

Action Completed 38206

Paris, French.

Kedua mata biru itu terus memperhatikan perempuan mungil yang berjalan santai di hadapannya dengan ekspresi yang sukar di gambarkan. Namun, satu hal yang dapat Gio rasakan, beban yang selama ini menahannya seakan menghilang setelah dia menceritakan hal tersebut kepada kucing kecilnya. Dia juga berharap yang kucing kecilnya ini akan mula membuka diri dengannya.

Itu akan membuatnya merasa lebih baik di saat dia mengetahui siapa musuhnya.

Tangan Gio bergerak untuk merangkul bahu kecil di hadapannya sebelum mengucup lembut pipi Mely yang memandangnya dengan ekspresi terkejut bercampur dengan rasa malu. Melihat itu tawa perlahan keluar dari bibir Gio sebelum mendekatkan wajahnya ke arah kucing kecilnya dengan pandangan nakal yang terlihat jelas dari kedua mata birunya.

"In Paris, couple usually publicly show their affection"

Kedua mata kelabu itu terus membulat ketika mendengar bisikan tersebut. Wajahnya merah seketika sebelum melontarkan pandangan tajam ke arah lelaki yang saat ini berjalan di sisinya dengan santai seolah-olah dia tidak mengucapkan kata-kata tadi.

"Apa maksudmu, Giovano LinDenhof?" tanya Mely dengan nada menantang sambil menaikkan kedua keningnya ke arah lelaki yang saat ini masih memandangnya dengan pandangan nakal. Pandangan itu benar-benar membuat Mely sedikit risau.

"Hm. Maksud aku ...begini" kata Gio sebelum menarik tubuh mungil tersebut ke dalam pelukannya dan mencium bibir kecil tersebut. Menikmati setiap kelembutan yang diberikan oleh kucing kecilnya ini sambil mengeratkan pelukannya. Gio tidak akan pernah puas dengan semua kelembutan dan kehangatan yang diberikan oleh kucing kecilnya ini. 

Para pejalan kaki yang melihat tindakan seperti ini sudah terbiasa dan biasanya hanya berjalan santai tanpa mempedulikan pasangan yang menunjukkan keintiman mereka. Namun, kali ini mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik ke arah pasangan yang masih menikmati moments intim mereka saat ini.

Ini adalah kali pertama mereka melihat pasangan yang terlihat sangat sempurna!

Kedua pengawal yang melihat tindakan majikan dengan cepat mengalihkan pandangan dan memandang ke arah pemandangan langit yang dipenuhi oleh awan putih yang saat ini menghiasi langit biru.

Master mencium ...lady boss!!!

Ini adalah pertama kali mereka melihat sikap master, selama ini mereka selalu menganggap yang master adalah lelaki dingin dan selalu memandang rendah perempuan. Dan saat ini mereka tidak menyangka yang sikap master seperti ini.

Kedua mata Mely terbeliak ketika melihat tindakan Gio yang tiba-tiba namun, ketika dia merasakan kelembutan bibir lelaki ini, perlahan dia menutup kedua matanya untuk menikmati moment ini. Cara lelaki ini menciumnya membuatnya merasa seperti perempuan yang sangat dihargai.

His kiss is so gentle, soft and ...addictive.

Benar-benar membuat tubuhnya bergetar ketika merasakan kelembutan yang lelaki ini berikan kepadanya.

Beberapa saat berlalu sebelum keduanya melepaskan bibir mereka yang saling bertaut. Perlahan keduanya kembali membuka mata sebelum senyum kecil terbentuk di bibir masing-masing, membuat aksi mereka saat ini terlihat lucu di mata para pejalan kaki yang melihat tingkah laku mereka saat ini.

"Bagaimana? Exciting, isn't it?" gumam Gio dengan suara berat yang membuat suaranya terdengar semakin seksi yang membuat wajah Mely semakin merona merah. Mendengar itu Mely hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan dengan rasa malu yang menyerang sarafnya saat ini.

"Sangat" jawabnya singkat dengan senyuman yang perlahan melebar. Aura yang terpancar dari tubuhnya saat ini benar-benar menunjukkan betapa bahagianya Mely saat ini. Kedua matanya bersinar penuh excitement dan rasa sayang yang dia arahkan pada lelaki di hadapannya ini. Baru kali ini dia menjalin hubungan dengan seorang lelaki dan Gio benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik. Dia tidak ingin semua ini menghilang begitu saja, katanya dalam hati dengan penuh kebahagiaan.

"Vano ...bolehkah aku minta sesuatu?"

Pertanyaan Mely yang tiba-tiba membuat Gio menaikkan sebelah keningnya sebelum menganggukkan kepalanya perlahan. Apa yang kucing kecilnya inginkan? Kedua matanya terus memandang perempuan mungil di hadapannya dengan penuh minat. 

"Mari kita nikmati hari ini! Hanya kita berdua" kata Mely dengan penuh semangat, kedua matanya memandang Gio dengan sinar excitement dan harapan tinggi namun, ketika melihat pandangan bingung yang Gio arahkan kepadanya, membuat Mely mendengus perlahan sebelum memutar kedua matanya dengan kesal.

Mengapa dia kadang-kadang merasa yang lelaki ini agak lambat dalam memahami sesuatu?

"Maksud aku, kita jalan-jalan tanpa menggunakan kenderaan, naik metro, makan di restoran, membeli ais krim di tepi jalan dan sebagainya. Aku ingin menikmati bandar ini dengan santai" kata Mely dengan senyuman lebar sambil memandang Gio dengan penuh harapan.

Kedua mata biru itu memandang kucing kecilnya dengan ekspresi yang sukar di gambarkan. Kedua mata yang dipenuhi sinar kebahagiaan itu selalu membuatnya terpukau. Mengapa kucing kecilnya ini memiliki sinar yang begitu menyilaukan di bandingkan semua orang yang ada di bumi ini?

She's so bright that it makes him want to lock her up so nobody will see it.

Senyum samar terbentuk di wajah Gio sebelum tangannya mengusap perlahan puncak kepala kucing kecilnya ini dengan gerakan memanjakan. "Mhm ... okay" jawab Gio yang dibalas dengan jeritan penuh kebahagiaan Mely sebelum perempuan mungil ini menarik tubuh Gio menuju ke arah orang ramai yang membuat Gio mengerutkan keningnya samar.

Menyedari genggaman tangan Gio yang tiba-tiba mengerat, membuatkan Mely teringat yang lelaki ini tidak menyukai sentuhan orang lain dan hal itu malah membuat senyum lebar terbentuk pada wajah kecilnya lengkap dengan kedua mata kelabu yang dipenuhi oleh sorot kenakalan.

Mari kita lihat seberapa kuat kamu tahan dengan semua ini, Vano! Inilah balasan kerana kau selalu menggodaku!

Akhirnya, Gio yang malang harus menahan semua tekanan batin yang akan selalu dia rasakan setiap kali mereka berdua melalui beberapa pejalan kaki yang membuat Gio semakin mengerutkan keningnya dan mengeratkan genggaman tangannya dengan tangan kucing kecilnya.

Takut jika dia mengalihkan pandangannya sedikit saja, kucing kecilnya ini akan menghilang. Gio sedikit pun tidak memperhatikan keadaan di sekitarnya, juga tidak peduli dengan beberapa orang yang berbisik ketika melihatnya, kedua matanya masih tertumpu pada perempuan mungil di hadapannya ini yang masih menikmati waktunya untuk melihat bangunan-bangunan tua yang memenuhi kota ini.

Kedua mata kelabu itu bersinar terang, senyuman lebar penuh semangat terbentuk dibibir kecilnya, aura excitement terpancar dari tubuhnya. Gio memperhatikan semua itu, seolah-olah merakam setiap saat yang ada bersama kucing kecilnya ini.

Namun, ketika ujung matanya menangkap satu bayangan hitam, Gio dengan cepat menarik tubuh mungil di hadapannya dengan gerakan pantas ketika dia melihat seorang lelaki yang berlari ke arah mereka dengan laju. Jika bukan kerana refleksnya yang cepat, dia yakin kucing kecilnya ini akan berlanggar dengan tubuh besar lelaki itu.

Pandangannya berubah tajam seketika, melihat lelaki tersebut yang terus berlari tanpa meminta maaf sebelum mengalihkan pandangannya ke arah kucing kecilnya yang saat ini masih dalam pelukannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Gio dengan pandangan risau.

Mely menganggukkan kepalanya perlahan sebelum terpana untuk beberapa saat. Kedua matanya bergerak ke arah wajah lelaki di hadapannya dengan pandangan yang tidak dapat di ertikan. Tiada yang dapat meneka apa yang ada di fikirannya saat ini.

Jantung Gio berdegup kencang ketika menyedari yang kucing kecilnya ini memandangnya dengan ekspresi yang sukar. Melihat kedua mata kelabu itu bergerak dari kepalanya hingga ke bawah dan ke atas semula, membuat Gio merasa gugup. 

Apa yang kucing kecilnya ini inginkan sekarang? 

Mengapa dia merasakan perasaan buruk?

"Vina ... ada apa?" tanya Gio dengan nada yang terdengar sedikit gugup sebelum dia melihat senyum lebar yang perlahan terbentuk di bibir kucing kecilnya, seolah-olah dia baru saja mendapat pencerahan yang membuatnya menyedari akan sesuatu. Gio yang melihat ekspresi tersebut tidak dapat menahan rasa kerisauannya yang tiba-tiba dia rasakan.

"Vano ... aku baru menyedari sesuatu" kata Mely dengan kedua mata yang bersinar penuh excitement ketika dia menyedari idea genius yang tiba-tiba terbentuk di dalam otaknya.

"Hm ...okey?" respon Gio dengan nada bingung yang bercampur dengan rasa gugup sambil menunggu jawapan dari kucing kecilnya dengan penuh jangkaan.

"Dengan postur tubuhmu ini, kamu sesuai memakai pakaian apa pun" kata Mely dengan penuh semangat namun, sebaik saja jawapan itu keluar dari bibirnya, Gio yang penuh jangkaan menunggu jawapan dari kucing kecilnya ini terus terpana.

Jadi ...semua pandangan itu hanya kerana itu? Kerana postur tubuhnya yang bagus? Bukankah kucing kecilnya selalu melihat tubuhnya? Lagi pun mereka tidur di satu katil yang sama, bukan?

Jadi mengapa dia merasakan ada makna tersirat dari kata-kata itu.

Belum sempat Gio membuka mulutnya, Mely kembali membuka suaranya dan mengucapkan kata yang membuat Gio speechless mendengarnya. Kedua mata biru itu memandang perempuan di hadapannya ini, seolah-olah dia sedang memandang orang gila yang baru pertama kali dia temui dalam hidupnya.

"Aku mau melihat kamu dengan pakaian lain selain dari ini!! Kau selalu memakai kemeja hitam-putih. Bahkan, di mansion kau masih memakai kemeja kasual! Jadi mari kita cuba style lain" katanya dengan nada puas seakan dia baru saja mengatakan idea genius yang membuat Gio tercengang.

Sepertinya, kucing kecilnya ini sudah mula hilang akal.

Adakah dia harus menghubungi Lau Fhang untuk menangani hal ini?

Merasakan pandangan complicated dari sepasang mata biru di hadapannya ini, membuat Mely tertawa kuat, ini adalah kali pertama dia melihat Giovano LinDenhof menunjukkan ekspresi seperti itu! katanya dalam hati. "Aku akan tolong!! Bagaimana, bagaimana? Dengan ideaku ini. Aku yakin yang hasilnya akan mengagumkan!" sambungnya lagi, berusaha meyakinkan lelaki di hadapannya ini.

Pandangan Gio masih ke arah wajah penuh excitement di hadapannya ini dengan ekspresi yang sukar digambarkan, bibirnya masih tertutup rapat membuatnya terlihat seperti sedang berfikir untuk mencari jalan keluar dari situasi sukar ini. Namun, melihat ekspresi penuh harapan kucing kecilnya ini, terutama dengan kedua mata kelabu bersinar terang itu. Perlahan sorot mata yang dipenuhi oleh perdebatan itu terasa goyah sebelum akhirnya dia menghela nafas pasrah. Gio menganggukkan kepalanya perlahan untuk menyetujui permintaan kucing kecilnya ini.

Lagi pula dia tidak akan pernah menang dengan kucing kecil ini, bukan!?

Dan untuk pusingan kemenangan ini berhasil di ambil oleh kucing kecilnya ini!!

Great devil vs little kitten.

0 vs 2

Another defeat moment of this majestic great devil.

Melihat lelaki di hadapannya ini akhirnya menyetujui permintaannya, dengan penuh semangat Mely berjalan ke salah satu butik pakaian yang sejak tadi menarik perhatiannya. Selama ini, dia tidak pernah melihat Gio memakai pakaian lain, selain pakaian formal yang selalu dipakainya.

Dia benar-benar tidak sabar memberikan lelaki dingin ini sedikit make over yang dia yakin pasti hasilnya akan membuatnya menjadi lebih menarik!

Dua pengawal yang sempat mendengar kata-kata lady boss itu memandang antara satu sama lain dengan ekspresi yang sukar digambarkan. Mereka tidak tahu harus memberi reaksi seperti apa. Mengapa master tiba-tiba menjadi patung percubaan lady boss? Dan mengapa master dengan senang hati menerimanya? Adakah master tidak takut kalau lady boss tiba-tiba memaksanya untuk memakai gaun?!

Ah sudahlah ...lagi pun master sudah terlanjur masuk ke dalam genggaman lady boss.

Mereka yakin jika master di minta untuk memakai gaun pun, master akan dengan senang melakukannya.

Mereka berdua memikirkan hal tersebut dengan ekspresi pahit sebelum mengikuti pasangan tersebut masuk ke dalam butik pakaian yang tidak jauh dari posisi mereka saat ini.

Butik pakaian yang sejak tadi terlihat ramai ini berubah menjadi sunyi ketika Gio dengan santainya meminta para pekerja untuk menutup butik ini kepada orang ramai selama mereka berada di tempat ini. Manakala, Mely yang mendengarnya berusaha menahan kekesalannya.

Adakah lelaki ini cuba menghalau semua pelanggan ini keluar!? katanya dengan ekspresi tidak percaya. Hanya dalam beberapa saat butik yang dipenuhi oleh beberapa pelanggan saat ini terlihat kosong dan yang tinggal hanyalah mereka berdua, beberapa pekerja butik, pengurus butik dan kedua pengawal peribadi. Melihat situasi ini membuat Mely speechless.

Pengaruh orang kaya sememangnya berbeza, katanya dalam hati sebelum mengalihkan pandangannya ke arah sekeliling butik sambil menunggu Gio keluar dari bilik persalinan, setelah dia memaksa lelaki menjengkelkan itu untuk mencuba pakaian yang sudah dipilihnya beberapa saat yang lalu.

Mely masih ingat dengan jelas bagaimana ekspresi Gio ketika melihat pakaian yang dipilihnya. Mengingatkan hal itu, membuat Mely tertawa perlahan. Ekspresi kekasihnya itu membuatnya ingin selalu mengusiknya, kata Mely dalam hati dengan ekspresi penuh excitement, terutama ketika dia melihat ekspresi Gio yang pasrah ketika memandangnya sebelum lelaki itu masuk ke dalam ruang persalinan.

Hahaha, priceless!!

Mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya, perlahan Mely mengangkat kepalanya untuk melihat penampilan Gio. Kedua matanya membulat melihat lelaki tersebut yang berada tidak jauh di hadapannya ini.

Astaga, Tuhan benar-benar tidak adil!!

Pakaian ini membuat aura yang mengelilingi Gio terlihat seperti bad boy yang sering dikatakan oleh Febby setiap kali dia melihat pelakon yang melakonkan filem kegemarannya. T-shirt putih yang dibalut dengan jaket biru dan seluar hitam benar-benar membuat Gio terlihat lebih tampan.

Dahi Gio berkerut samar ketika melihat ekspresi kucing kecilnya yang saat ini memandangnya, bahkan ujung mata birunya melirik ke arah dua pengawal dan pekerja butik. Gio menyedari yang mereka semua memandangnya dengan ekspresi terkejut. Sorot mata gugup perlahan terlihat di kedua matanya sebelum dia mendekati kucing kecil yang memandangnya dengan ekspresi bodoh. Perlahan tangannya mengetuk dahi kecil di hadapannya untuk menyedarkan kucing kecilnya ini.

"Adakah ini terlihat ...pelik?" gumamnya perlahan, entah kenapa dia merasa sangat gugup menunggu respons dari kucing kecilnya ini. Sedangkan, selama ini dia tidak peduli dengan pakaian apa yang dipakainya dan apa yang orang lain fikirkan tentang gaya berpakaiannya, baru kali ini dia benar-benar risau akan reaksi kucing kecilnya ketika melihatnya berpakaian seperti ini.

Perlahan-lahan kedua mata kelabu itu berkedip sebelum dia menjerit perlahan, tubuhnya bergerak secara refleks untuk memeluk lelaki di hadapannya ini. Kedua matanya bersinar penuh excitement ketika memandang Gio yang saat ini memandangnya dengan ekspresi terpana.

"You look ...so great, Vano!!" jerit Mely dengan penuh semangat.

Tidak menyangka reaksi Mely yang tiba-tiba memeluknya, membuat Gio secara refleks melingkarkan kedua tangannya untuk menjaga keseimbangan perempuan ini. Namun, sebaik saja dia mendengar kata-kata itu dengan nada gembira, perlahan hatinya yang dipenuhi oleh keraguan kembali seperti sediakala seakan beban yang menahan hatinya terangkat ketika dia mendengar pujian positif dari kucing kecilnya ini.

"Betul?" tanya Gio sambil mengusap permukaan pipi kucing kecilnya dengan ibu jarinya, kedua matanya memandang hangat ke arah Mely yang saat ini menganggukkan kepalanya dengan cepat yang masih dengan senyuman bodohnya.

Bodoh tapi, tetap terlihat comel.

Gio mengeluarkan kad hitam dari dompetnya dan menyerahkan kepada pekerja butik yang segera menerimanya dengan kedua tangan. Namun, sebaik saja melihat kad tersebut kedua matanya membulat sebelum sorot gembira memenuhi kedua matanya yang dapat menarik perhatian Mely ketika melihatnya. Perlahan dia melirik ke arah kad hitam yang baru saja di serahkan oleh Gio kepada pekerja butik tersebut.

Kedua matanya terbeliak ketika menyedari kad tersebut adalah legendaries black card tanpa batas yang sangat sukar diperoleh. Tidak semua orang dapat memiliki kad ini, bahkan tidak semua orang kaya yang ada di dunia ini dapat memilikinya dengan mudah kerana cukai bulanan kad ini sangat tinggi harganya, mungkin hanya 2% yang memegang kad platinum black ini. Melihat Gio mengeluarkan kad tersebut seperti mengeluarkan telefon bimbit dari poketnya, membuat Mely tanpa sedar menelan liurnya.

Menyedari arah pandangan kucing kecilnya ini, membuat Gio menaikkan kedua keningnya sebelum memproses pembayaran yang diberikan oleh pekerja butik dan kembali menyerahkan kad hitam tersebut kepadanya dengan tangan bergetar. 

Bagaimana dia tidak bergetar?! Seumur hidupnya ini kali pertama dia melihat black card itu!!

Sebaik saja dia meraih kad tersebut, Gio menghulurkan tangannya ke arah Mely yang membuat kening kucing kecilnya ini berkerut samar. Pandangan, penuh tanda tanya memenuhi kedua mata kelabunya ketika melihat kad hitam yang berada di hadapannya. "Kamu pegang. Kamu boleh guna ini untuk belanja apa-apa nanti" gumam Gio perlahan sebelum meletakkan kad tersebut di telapak tangan kucing kecilnya.

Kedua mata kelabu itu membulat ketika melihat kad hitam itu sebelum menggelengkan kepalanya dengan cepat dan segera menyerahkan kad itu kepada Gio seakan dia baru saja memegang sebuah bom yang akan siap meletup bila-bila masa. "Tidak, tidak, tidak. Aku tidak memerlukannya" kata Mely dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya.

Menaikkan sebelah kening, Gio kembali menyerahkan kad itu semula. "Pilihanmu cukup bagus dalam memilih pakaian, kau boleh belanja untuk kita berdua nanti" jawab Gio dengan santai yang dibalas dengan gelengan kuat oleh kucing kecilnya yang membuat ujung bibirnya berkedut manahan tawa.

Apa susahnya menerima kad ini?

"Ambil atau buang" sambung Gio tidak acuh sebelum memasukkan kedua tangannya ke dalam poket seluarnya seolah-olah dia tidak ingin menerima kad hitam itu lagi.

Mely benar-benar speechless ketika mendengar kata-kata Gio, bukan hanya Mely bahkan dua pekerja yang masih melayani mereka terpana ketika mendengar kata-kata lelaki ini. Ambil atau ...buang? Card legendaries yang hampir sebahagian orang intersional inginkan ini ...ingin dibuang jika Mely tidak menerimanya!?

Lelaki ini benar-benar sudah gila!!

Mely tidak dapat berdebat dengan lelaki keras kepala ini!

Akhirnya, dengan berat hati Mely memasukkan kad hitam itu ke dalam begnya sebelum memandang Gio dengan ekspresi yang seakan berkata 'puas?'

Melihat ekspresi kesal yang terpancar dari wajah kucing kecilnya ini, membuat senyum nipis terbentuk di ujung bibirnya sebelum menganggukkan kepalanya perlahan. Gio kembali memimpin perempuan mungil ini untuk meneruskan waktu jalan-jalan mereka namun, baru beberapa langkah dia merasakan tangan Mely melingkar di lengannya yang membuatnya memandang ke arah kucing kecilnya sambil menaikkan sebelah keningnya.

Adakah kucing kecil ini sudah mulai berani menunjukkan keintiman mereka di depan public? Sepertinya membawa kucing kecilnya ini ke Paris adalah pilihan yang tepat. 

Atau ...kucing kecilnya ini memiliki agenda lain?

Dengan pemikiran terakhir itu, membuat kedua mata Gio dipenuhi dengan pandangan complicated sebelum akhirnya pandangannya beralih ke arah perempuan mungil di sebelahnya ini. 

Apa lagi yang di inginkan oleh kucing kecil ini?

"Vano ...aku mau naik metro" kata Mely perlahan dengan nada memohon yang sengaja dibuat menyedihkan untuk meluruhkan hati lelaki ini namun, sebaik saja Gio mendengar permintaan kucing kecilnya ini pandangannya menjadi gelap seketika.

"Metro? Terlalu berbahaya" jawab Gio dengan nada tegas sambil mengecilkan kedua matanya ke arah perempuan mungil yang masih berjalan santai di sebelahnya.

Metro? Tsk, tsk ...sudah tentu dia tidak mengizinkannya!

Entah apa yang akan terjadi di dalam kereta api yang dipenuhi oleh orang-orang itu. Bagaimana jika kucing kecil ini sesat di tengah-tengah orang ramai? Atau ada orang lain mengganggu kucing kecilnya ini?! 

Tidak!!

Dia tidak akan mengambil risiko itu sedikit pun.

Mendengar penolakan tegas itu membuat Mely cemberut, kedua matanya memandang Gio dengan ekspresi menyedihkan.

"Tidak. Jangan gunakan cara itu, Vina" kata Gio masih dengan nada tegas yang sama namun, ketika melihat ekspresi sedih kucing kecilnya ini, perlahan pertahanan dirinya menjadi lemah sebelum mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi jika dia menyetujui permintaan kucing kecilnya ini.

Menyedari strateginya mulai menunjukkan hasil, Mely semakin memandang Gio dengan ekspresi sedih dengan kedua mata yang berkaca-kaca sambil memandang lelaki di sebelahnya. 

Please ...kabulkan permintaanku, ini adalah kali pertama aku ke Paris. Aku mahu merasakan semuanya!! jerit Mely dalam hati.

"Hmm. Baiklah" kata Gio dengan berat hati yang membuat Mely menjerit ketika akhirnya dia mendapat persetujuan lelaki ini. Gio yang melihat ekspresi gembira kucing kecilnya hanya dapat mengurut kepalanya perlahan.

Kenapa kucing kecilnya ini selalu meminta perkara yang pelik-pelik? Bukankah perempuan biasanya lebih suka membeli-belah!? Dihantar menggunakan kereta mahal atau lain-lain? Tetapi, kenapa kucing kecilnya ini malah meminta untuk mencuba metro!? Dari semua kenderaan yang ada mengapa harus metro!?

Walaupun, metro adalah pengangkutan awam namun, tahap keselamatannya tidak boleh dipercayai!! Tetapi, ini juga salah satu sebab yang membuat kucing kecilnya ini menarik, kata Gio dalam hati sebelum senyum nipis terbentuk di bibir nipisnya sambil memandang tubuh kucing kecilnya yang saat ini berjalan santai di hadapannya.

"Vina ...aku menyetujui keinginanmu tapi harus dengan caraku" kata Gio perlahan.

Mely yang masih berjalan santai di hadapannya ini masih tidak menyedari kilatan tersebut dan dengan senang hati menganggukkan kepalanya untuk menyetujui permintaan Gio yang terdengar masuk akal.

Selagi dia dapat merasakan metro Paris yang terkenal dengan keramaian itu, dia tidak kisah! katanya dalam hati.

Tidak menyedari yang cara Gio nantinya akan membuatnya terpana setengah mati!!

Sebaik saja Gio mendengar persetujuan kucing kecilnya ini senyuman penuh makna terbentuk di ujung bibirnya sebelum kilatan licik terlihat jelas di kedua mata birunya. Perlahan dia memberikan isyarat kepada kedua pengawal yang mengikuti mereka saat ini sebelum memberikan beberapa arahan yang segera mereka laksanakan setelah mendengar arahan tersebut.

Kamu, ingin naik metro, little kitten?

Baiklah ...aku akan mengabulkan permintaanmu itu dan tentunya dengan menggunakan caraku sendiri.

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience