Rate

The Almighty Devil Of Underworld_56

Action Completed 38206

Kedua kening Mely berkerut sambil melirik ke arah lelaki di sebelahnya yang masih sibuk memarking kereta dengan pandangan yang sukar.

Merasakan pandangan dari kucing kecilnya membuat Gio mengalihkan pandangannya ke arah perempuan tersebut. "Ada apa?" tanya Gio sambil menaikkan sebelah keningnya sebelum tangannya bergerak untuk melepaskan seatbelt-nya dan kucing kecilnya.

Perlahan Mely menggelengkan kepalanya sebelum menghela nafas perlahan. "Tiada apa-apa" jawabnya perlahan sebelum keluar dari kereta dan berjalan menuju ke pintu masuk Villa dengan Gio yang mengikutinya tidak jauh dari belakangnya.

Sebaik saja kedua kakinya melangkah masuk ke dalam Villa, Mely merasakan hempasan kuat yang datang ke arah tubuhnya yang menyebabkan tubuhnya bergerak ke belakang sebelum merasakan tangan besar melingkari tubuhnya dan menariknya ke dalam pelukan erat. Kedua mata Mely berkilat samar sebelum dengan refleks tangannya bergerak untuk menarik satu tangan orang asing ini dan memutarnya, dengan gerakan cepat dia membanting susuk tubuh tersebut ke arah lantai kayu ruang tamu.

"Fuck!!! Aw, aw, aw!! Sister-in-law kamu telalu kejam!! Damn, sakitnya!!" Jerit suara cukup familiar dalam ingatan Mely namun, dia tidak dapat mengenali pemilik suara ini. Dia hanya merasakan suara lelaki ini familiar. Perlahan kedua mata kelabu itu memandang ke arah lelaki yang dipenuhi oleh ekspresi kesakitan yang terbaring di bawah kaki kanan yang dia gunakan untuk menahan belakang lelaki ini, agar dia tidak dapat bergerak.

Siapa lelaki pervert yang menyerangnya ini secara tiba-tiba? Dan apa dia kata? Sister-in-law? Fikir Mely sambil mengerutkan keningnya. Larut dalam fikirannya, Mely tidak menyedari lelaki yang masih dia tahan dibawah kakinya masih sibuk meraung-raung meminta ampun agar Mely segera melepaskan tubuhnya yang benar-benar berada di posisi tidak menguntungkannya.

Raffael memandang perempuan mungil yang masih menginjak belakangnya dengan pandangan penuh penderitaan sambil mengeluh kesakitan. Too tyrannical! Too domineering!! Tidak hairanlah kalau Gio jatuh cinta dengan perempuan ini, sikapnya benar-benar sama seperti lelaki itu, jeritnya dalam hati.

"Sister-in-law!? Boleh kau lepaskan aku sekarang!? Berada di posisi ini sangat menyakitkan!! Kau benar-benar kejam sister-in-law!!" jerit Raffael dengan nada berlebihan sambil memandang ke arah Mely, seakan dia baru saja melakukan kejahatan yang benar-benar merugikan dirinya.

Kedua mata kelabu itu berkedip beberapa kali sebelum kedua matanya membulat ketika melihat lelaki menyedihkan di bawah kakinya. "Astaga!! Maafkan aku!! Aku benar-benar refleks melakukan itu" jerit Mely terkejut sambil mengangkat kaki kanan yang sejak tadi menahan belakang lelaki menyedihkan di bawahnya. Namun, baru saja kakinya bergerak dari belakang lelaki asing di bawanya tiba-tiba satu kaki besar kembali menahan belakang lelaki asing tersebut sebelum Mely merasakan satu tangan melingkari pinggangnya.

Tubuh Mely menegang untuk beberapa saat namun, ketika dia mencium aroma maskulin yang familiar dalam ingatannya, perlahan seluruh tubuhnya berubah menjadi lebih santai.

"He deserved it" kata Gio singkat yang terus mendapatkan pandangan tajam yang dipenuhi dengan keluhan dari lelaki malang ini.

"Brother!! Sampai hati kau lakukan ini kepada aku!! Kau benar-benar kejam Giovano!!" jerit Raffael dengan nada penuh penderitaan sambil memandang Mely dengan pandangan menyedihkan, berusaha membuat perempuan mungil ini merasa kasihan dengannya.

Merasakan pandangan lelaki menyedihkan ini membuat Mely merasa bersalah. Bagaimanapun, ini adalah kesalahannya kerana dia dengan refleks membanting tubuh lelaki ini. "Vano, lepaskan dia" kata Mely perlahan sambil melirik wajah Gio yang masih memandang tajam lelaki menyedihkan ini.

"Mm" jawabnya perlahan sebelum mengangkat kakinya dan menarik Mely ke arahnya. Dengan gerakan cepat Gio segera menarik kucing kecilnya mundur beberapa langkah untuk menjauhi lelaki yang perlahan bangkit dari posisi baringnya.

Ujung bibir Mely berkedut melihat sikap Gio saat ini. Mengapa sikap lelaki ini seperti orang yang sedang cemburu? Katanya dalam hati. Namun, dia segera menghilangkan fikiran aneh itu. Giovano LinDenhof cemburu? Mimpi apa dia semalam kalau lelaki ini cemburu? Malahan, itu adalah satu keajaiban kalau lelaki ini dapat merasakan emosi cemburu.

"Kamu berdua jahat! Sikap kamu berdua terlalu kejam!!!" keluh Raffael sambil memandang pasangan di hadapannya dengan pandangan kesal kerana dirinya di bully habis-habisan oleh pasangan ini.

"Tsk, tsk, tsk. Aku tidak menyangka akan melihat kejadian lucu ini. Bila lagi kita dapat melihat Raffa diperlakukan seperti ini oleh seorang perempuan?"

"Betul. Lebih-lebih lagi, posisinya yang menyedihkan. Ekspresinya tadi benar-benar berharga"

Tawa kuat bergema di seluruh ruang tamu. Raffael segera memandang dua lelaki yang berjalan ke arahnya dengan ekspresi penuh kekesalan. "Kamu berdua, diam!!!" jerit Raffael dengan nada penuh kekesalan. Kedua mata hijaunya memandang dua lelaki yang berjalan ke arah mereka dengan ekspresi malu dan kesal yang membuat wajahnya memiliki sedikit rona merah di kedua pipinya.

Mely yang memperhatikan perubahan ekspresi lelaki yang terduduk di hadapannya berusaha menahan tawa terancam yang keluar dari sela bibirnya. Bagaimana dia tidak tahu kalau ego lelaki ini benar-benar hancur kerana dirinya yang dengan mudahnya membanting tubuh lelaki ini ke arah lantai.

"Brother, sudah lama kita tidak bertemu" kata Deekson yang saat ini berdiri tidak jauh dari posisi Gio dan Mely. Kedua matanya perlahan bergerak ke arah Mely sebelum senyum nipis terbentuk di wajah tampannya. "Dan ini pasti puteri kecilmu, Melysah" sambungnya perlahan sebelum menghulurkan tangan ke arah Mely yang memandangnya dengan kening berkerut.

"Apa maksud kau dengan puteri? Kau fikir aku seorang puteri? Mungkin, kau salah orang" jawab Mely dengan nada waspada. Kedua matanya memandang lelaki di hadapannya dengan pandangan menilai. Lelaki ini bukanlah orang yang mudah dibaca, sangat berbeza dengan lelaki menyedihkan tadi. Kedua mata hitam itu memandangnya seakan dapat mengetahui semua rahsia yang disimpannya rapat-rapat. Lelaki ini mengingatkannya dengan sikap musang yang licik. Dia harus berhati-hati jika berurusan dengan lelaki ini, kata Mely dalam hati.

Mendengar jawapan Mely bukannya merasa kesal, Deekson malah tertawa mendengarnya. "Feisty! Perempuan yang benar-benar pantas berada di sisi, Gio" kata Deekson di sela-sela tawanya.

"Aku, Deekson, lelaki bodoh itu adalah Raffael dan ini Leonardo. Kami sahabat baik Gio kecuali Raffael yang merupakan sepupu Gio" kata Deekson yang memperkenalkan dirinya dan kedua sahabatnya.

Kedua mata Mely memperhatikan setiap lelaki asing di hadapannya sebelum menganggukkan kepalanya perlahan namun, ketika kedua matanya memandang ke arah lelaki terakhir rasa terkejut terlihat jelas di kedua mata kelabunya.

Dia kenal lelaki ini!!!

Bukankah lelaki ini, lelaki yang pernah mengambil bahagian dalam persidangan di syarikat Starhouse dulu?

"Kita pernah bertemu, bukan?" kata Mely sambil memandang Leo dengan pandangan terkejut. kata-kata itu keluar begitu saja dari bibir kecilnya sebelum otaknya memproses apa yang baru saja terjadi. Namun, lawan bicara hanya tertawa kuat sebelum menganggukkan kepalanya perlahan.

"Yap. That's me. Senang, kamu masih ingat aku Ms. Chandravina atau aku boleh memanggilmu, Mely?" kata Leo dengan senyuman lebar.

"Mm. Salam perkenalan semua" kata Mely lembut dengan senyuman sopan sebelum kedua matanya memandang ke arah Raffael dengan ekspresi penuh rasa bersalah. "Aku minta maaf atas tindakanku tadi. Aku terbiasa melindungi diri dengan pertahanan bela diri. Kamu bergerak secara tiba-tiba dan membuatku refleks melakukan itu. Aku benar-benar minta maaf" katanya dengan nada penuh rasa bersalah yang dibalas dengan gerakan tangan yang seakan mengatakan bahawa itu bukan masalah besar.

"Tidak apa, aku baik-baik saja. Sis ...Mely" jawab Raffael dengan cepat namun, segera menukar nama panggilan yang biasa dia ucapkan ketika merasakan pandangan penuh peringatan dari sepupunya.

"Aku benar-benar tidak menyangka yang lelaki ais ini akhirnya dapat bersikap lembut dengan perempuan" kata Deekson sambil melirik ke arah pasangan yang masih melekat dengan pandangan penuh humor sebelum mereka semua berjalan ke arah sofa ruang tamu.

Wajah Mely tiba-tiba berubah menjadi merah ketika mendengar kata-kata Deekson. Jantungnya berdegup kencang sebelum memandang tajam ke arah Gio dan berusaha melepaskan pelukan namun, lelaki ini malah mengeratkan pelukannya.

Apa yang lelaki menjengkelkan ini inginkan? Adakah dia ingin mempermalukannya!?

Kedua matanya mengecil sebelum memandang Gio dengan pandangan penuh kekesalan namun, saat ini Gio hanya memandangnya dengan ekspresi polos dengan kedua mata birunya yang seakan mengatakan bahawa dia tidak tahu kesalahan apa yang dia lakukan dan kenapa Mely memandangnya dengan tajam.

Melihat interaksi mereka berdua membuat Raffael tertawa perlahan sebelum menggelengkan kepalanya. Gila, dia benar-benar tidak menyangka akan melihat sepupu ais batu yang kebal terhadap emosi bersikap seperti ini kepada seorang perempuan!

"Lepaskan, Vano! Aku mau berehat" kata Mely dengan nada kesal dan memandang tajam ke arah Gio sebelum segera berjalan meninggalkan kumpulan lelaki yang saat ini memandangnya dengan pandangan penuh humor.

Melihat tubuh mungil itu menghilang dari pandangannya, perlahan pandangan hangat yang terlihat dari kedua mata biru itu menghilang sebelum dia mengalihkan pandangannya ke arah tiga lelaki yang saat ini memandangnya dengan senyuman bersalah yang menghiasi wajah mereka.

"Kamu mengganggu waktu cutiku dan, Vina" kata Gio dengan nada dingin sebelum meneguk wine yang baru saja diberikan oleh Butler Marton. Kedua matanya memandang dingin ke arah mereka bertiga yang membuat ketiganya merasakan keringat dingin mengalir di pelipis wajah mereka.

Shit, kami dalam masalah besar!! kata mereka dalam hati.

"Brother, kami hanya merisaukan nasib sister-in-law! Kami fikir kau menyiksanya!" kata Raffael dengan nada gugup namun, ekspresinya terus berubah ketika mengingati kejadian yang baru saja terjadi. "Tapi, siapa sangka yang sister-in-law sudah berada dalam genggamanmu!! Brother, kau benar-benar hebat!! Aku fikir kau tidak punya kemampuan untuk mendekati perempuan! Tapi, sekarang kau sudah membuatnya jatuh ke dalam genggamanmu" sambungnya dengan penuh semangat.

"Kau fikir Gio selemah itu? Siapa yang tidak ingin berada di sisinya, bodoh?" kata Leo kepada Raffael, seakan apa yang baru saja dia dengar merupakan ucapan paling terbodoh yang pernah dia dengar.

"Hey, brother. Adakah sister-in-law dengan sukarela berada di sisimu?" tanya Raffael masih dengan nada yang sama dan mengabaikan kata-kata Leo.

"Secepatnya" jawab Gio singkat.

Perbualan mereka terhenti ketika mereka mendengar suara langkah kaki yang bergerak ke arah mereka sebelum satu lelaki familiar terlihat memasuki ruang tamu. Kedua mata biru itu memandang ke arah mereka dengan pandangan penuh keluhan. "Kalau bukan kerana Raffa, aku tidak akan datang ke tempat ini, lebih-lebih lagi di tengah kesibukanku!" kata Nick sambil merebahkan tubuhnya di sofa sebelum menghela nafas berat.

"Anggap saja kita sedang cuti, Nick!" kata Raffael yang berusaha menenangkan Nick yang masih memandangnya dengan penuh kekesalan.

"Kau fikir aku macam kau yang selalu santai? Tugasku di pejabat terlalu banyak!!" keluh Nick dengan nada merajuk sebelum mengalihkan pandangan ke arah sekeliling. "Hey, brother. Di mana kucing kecilmu? Bukankah, kau tidak dapat berpisah dengan kucing kecilmu walaupun 3cm?" tanya Nick dengan nada sarkastik.

"Rehat, di bilik" jawabnya singkat.

"Sudah jauh-jauh dia dibawa lari kesini dan dia malah tidur!? Ungrateful witch!" kata Nick.

Ketiga lelaki yang mendengar kata-kata Nick terus menaikkan kedua kening mereka. Apa yang sudah dilakukan oleh kucing kecil Gio sehingga membuat Nick bertindak seperti ini? fikir mereka bertiga.

"Hey!!! dia adalah sister-in-law-mu, Nicholas! Kau seharusnya bersikap lebih sopan kepadanya" kata Raffael yang membuat Nick memandang ke arahnya dengan pandangan kesal.

"Sister-in-law your ass! Aku belum merestuinya untuk menjadi pasangan Gio!" katanya dengan cepat.

"Okay, sudah-sudah. Kita harus membahas satu perkara yang lebih penting" pintas Deekson yang berusaha menenangkan keadaan yang mula panas.

"Ada apa?" tanya Nick sambil menaikkan sebelah keningnya sebelum memandang ke arah Deekson dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Pesanan yang kau berikan, Gio. Kami sudah menyiasat tempat itu" kata Deekson dengan nada serius. Tiba-tiba suasana ruang tamu berubah serius.

"Johnson Andrewson memang pernah berada di Nizhny Novgorod, Rusia. Tapi, ketika aku dan Leo terbang ke sana untuk melakukan penyiasatan, kami kehilangan jejak lelaki itu. Namun, walaupun seberapa pintar orang itu membersihkan jejak mereka pasti akan ada yang tertinggal. Kami menemukan jejak Johnson yang berinteraksi dengan beberapa orang di salah satu lorong kecil dari bukti CCTV supermarket yang berada tidak jauh dari tempat mereka. Tetapi, sayangnya kamera CCTV supermarket itu adalah kamera lama yang membuat rakaman itu terlihat kabur dan orang-orang itu juga cukup pandai. Mereka semua menutup kepala mereka sehingga Leo sukar melakukannya scanning wajah untuk mencari identiti mereka namun, sisi wajah Johnson dapat dilihat dengan mudah kerana cahaya lampu yang tidak jauh dari tempat mereka malam itu sehingga Leo dapat mengenal pasti lelaki itu" kata Deekson yang melaporkan hasil penemuan mereka sebelum menyandarkan tubuhnya ke arah sofa.

"Jika menurut hasil analisis dan rakaman CCTV. Ketinggian, postur tubuh, bentuk rahang yang dapat dilihat dari pantulan bayang-bayang yang ada di dinding, mereka semua adalah lelaki berdarah Eropah. Aku sempat masuk ke dalam data rakaman suara untuk mencari suara yang mempunyai tahap kesamaan dengan Johnson dan aku menemukan rakaman ini" kata Leo sebelum membuka rakaman suara dari telefon bimbitnya.

*rakaman suara bermula*

Johnson: Mr. Stan saya sudah mendapatkan pesanan anda.

Mr. Stan: Hm.

Johnson: Bila saya mulakan?

Mr. Stan: Lakukannya dengan segera.

Johnson: Baiklah, Mr. Stan. Terima kasih banyak atas bantuan anda. Jika bukan kerana anda mungkin saya tidak dapat meninggalkan tempat mengerikan itu. Jangan risau saya akan melakukan apa saja yang anda inginkan, say -

*akhir rakaman suara*

Keheningan menyelimuti ruangan tersebut, tiada yang dapat meneka apa yang mereka fikirkan saat ini sebelum suara Leo akhirnya memecahkan keheningan yang menyelimut mereka. "Aku sudah berusaha menjejak lokasi Mr. Stan. Namun, panggilan itu dibuat terlalu cepat sehingga sukar untuk aku mencari lokasi yang tepat dari sumber panggilan itu. Pengesahan yang sempat aku dapat adalah kedua-dua panggilan itu dibuat dari Rusia" katanya.

"Adakah seseorang bernama Stan dalam komuniti underworld?" tanya Raffael yang memandang ke arah Leo dengan pandangan penuh tanda tanya.

Leo menggelengkan kepalanya sebelum menghela nafas perlahan. Kedua matanya memandang siling ruang tamu dengan pandangan melamun. "Lelaki ini terlalu teliti dengan setiap pergerakannya. Dia menggunakan alat pengganti suara untuk menyembunyikan suara aslinya. Biasanya aku dapat mengesannya dengan menggunakan program yang aku punya untuk mengetahui suara sebenar dari lelaki itu namun, lelaki itu seolah-olah menjangka langkah-langkah yang akan aku ambil sehingga dia menggunakan program yang tidak dapat dikesan dari pengubahan suara yang dia gunakan. Dan sebab itu aku sukar mengesannya" gumamnya perlahan. "Ini adalah kali pertama aku menemukan lawan yang benar-benar menarik" sambungnya dengan nada sangat perlahan seolah-olah dia berkata dengan dirinya sendiri.

Pandangan Deekson diarahkan pada Gio dengan ekspresi serius. "Tidak mungkin ada orang yang bernama Stan di dunia bawah. Jika dia memang ahli komuniti dunia bawah, pasti nama Stan yang dia gunakan hanyalah nama samaran. Aku juga yakin jejak Johnson hilang di Nizhny Novgorod dan beberapa lelaki yang bertemu dengan Johnson, mungkin adalah sebahagian daripada tindakan Mr. Stan ini" kata Deekson perlahan sebelum terdiam untuk beberapa saat.

"Gio ada beberapa perkara yang buat bingung. Apa yang di inginkan oleh Mr. Stan ini? Sekiranya ini adalah kerja kumpulan organisasi atau keluarga yang cuba menjatuhkan kuasa yang dimiliki oleh keluarga LinDenhof di dunia bawah, pasti mereka akan melakukan provokasi lebih. Mengapa mereka hanya menyerang meroy mansion? Mengapa tidak menyerang markas kita yang lain? Dan, kenapa menolong Johnson? Lelaki Amerika yang tidak mempunyai kebolehan apa-apa sudah tentu tidak berguna untuk mereka. Kecuali ..." Suara Deekson perlahan menghilang namun, keempat lelaki yang berada di sana seakan tahu apa yang ingin di katakan oleh Deekson.

"Kecuali semua ini ada hubungannya dengan kucing kecilmu, kerana dia adalah orang satu-satunya yang berhubungan dengan Johnson Andrewson" Suara Nick bergema di seluruh ruang tamu membuat suasana ruangan tersebut terasa lebih dingin dari biasanya. Mereka semua memandang ke arah Gio dengan ekspresi yang sukar.

Pandangan Gio perlahan menjadi gelap, ekspresi wajahnya perlahan berubah membuat empat orang yang melihatnya tanpa sedar menahan nafas kerana rasa takut yang tiba-tiba menyelimuti tubuh mereka.

Uh ...Gio benar-benar marah!!

"Teruskan siasatan" kata Gio dengan nada dingin yang membuat mereka semua tanpa sedar menggeletar ketika mendengarnya dan segera menganggukkan kepala mereka dengan serentak.

"Leo. Adakah kau mendapat petunjuk mengenai identiti, Melysah?" tanya Nick sambil memandang Leo dengan ekspresi penuh tanda tanya.

Mendengar pertanyaan Nick, Raffael menaikkan sebelah keningnya. "Bukankah kau tidak menyukai sister-in-law? Kenapa sekarang kau merisaukannya?" katanya dengan nada mengejek sebelum senyum nipis terbentuk di bibirnya yang mendapat pandangan tajam dari sepupunya.

"Kau diam, Raf!" kata Nick dengan nada kesal yang bercampur dengan rasa malu yang dia rasakan sebelum dia mengalihkan pandangan dan meneguk wine yang ada di tangannya. "Walaupun, aku belum merestui hubungan mereka tetapi, lihatlah sikap Gio! Dia benar-benar seperti budak cinta yang sanggup melakukan apa saja untuk perempuan itu. Jadi, bukankah lebih baik kalau kita mengetahui siapa Melysah ini agar kita tahu dengan siapa kita berurusan saat ini?" kata Nick yang terdengar cukup masuk akal untuk mereka semua ketika mendengar alasan tersebut.

Walaupun, Nick tidak menyetujui hubungan Gio dengan Mely namun, tiada yang dapat menghalang apa yang ingin dilakukan oleh Gio. Sekiranya dia sudah memutuskan Mely berada di sisinya, bererti tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan. Jadi, jika masalah ini berkaitan dengan Mely bukankah ada baiknya jika mereka mengetahui siapa yang mereka hadapi sekarang?

Musuh yang berada di kawasan terbuka lebih baik dibandingkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang.

"Aku masih belum menemui sesuatu yang pelik dari data Melysah. Untuk aku ianya terlihat normal. Semakin dalam aku mencuba untuk mengetahui tentang Melysah semakin jelas juga yang perempuan ini adalah perempuan biasa. Tapi, aku akan berusaha mencarinya lebih dalam lagi" jawab Leo dengan serius.

"Aku yakin perempuan itu bukan perempuan biasa" kata Nick dengan nada serius seolah-olah apa yang dia katakan adalah maklumat yang benar-benar pasti. Raffael menaikkan kedua keningnya sebelum memandang ke arah Nick dengan ekspresi yang seakan berkata 'bagaimana kau boleh begitu yakin, bodoh?'

Merasakan pandangan tersebut dari Raffael membuat ekspresi wajah Nick menjadi gelap sebelum memandang tajam ke arah Raffael. "Aku sendiri melihatnya. Perempuan itu memiliki aura yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang biasa hidup di dalam komuniti dunia bawah! Mana ada perempuan biasa yang mempunyai aura seperti itu?" Kata Nick yang berusaha meyakinkan Raffael namun, lawan bicaranya malah tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kata-kata tersebut.

"Adakah kau yakin? Hahaha, perempuan comel itu? Anggota underworld? Adakah buat lawak" kata Raffael sambil menggelengkan kepalanya di tengah tawanya.

"Aku serius bodoh!" kata Nick dengan nada kesal. Bodoh! Kau tidak berada di sana! Kau tidak melihat ekspresi perempuan itu! Sedangkan, aku yang sudah biasa mengotorkan tangan dengan darah bergetar melihat ekspresi perempuan itu! jerit Nick dalam hati.

"Tapi ...boleh jadi,ya? Lihat bagaimana Melysah membanting tubuh Raffa? Perempuan yang beratnya jauh di bawah Raffa dapat membantingnya dengan mudah, bukankah itu sangat pelik" kata Deekson dengan senyuman nipis.

"Hey! Kita semua harus menggunakan akal sihat kita! Sister-in-law, sendiri mengatakan yang dia pandai dalam seni mempertahankan diri. Mana ada yang pelik kalau dia memiliki kebolehan untuk mempertahankan dirinya di Amerika dengan alasan untuk melindungi dirinya sendiri?" kata Raffael dengan cepat sambil menggerakkan tangannya seolah-olah alasan Deekson langsung tidak masuk akal. Dia masih tidak dapat membayangkan tubuh sekecil itu adalah sebahagian daripada komuniti dunia bawah.

Terlalu absurd!

"Tapi, mungkin dia secara tidak sengaja berurusan dengan orang dunia bawah dan sekarang orang itu berusaha mengejarnya?" kata Leo, menyuarakan pendapatnya yang terus mendapat pukulan di bahagian belakang yang membuatnya meringis kesakitan.

"Nah! Inilah yang aku maksudkan! Ini lebih masuk akal dibandingkan alasan kamu semua!" kata Raffael sebelum tertawa kuat seakan dia tidak peduli dengan tindakannya tadi yang membuat Leo memandangnya dengan tajam.

"It doesn't matter" kata Gio sambil menegakkan posisi tubuhnya sebelum memandang semua wajah di hadapannya dengan ekspresi dingin.

"Aku tidak kisah, apapun identiti yang dimiliki, Vina. She will always be mine. Sesiapa pun yang berniat menyakitinya, aku akan hancurkannya" kata singkat yang diucapkan dengan nada dingin dan penuh dominan itu membuat semua orang yang berada di sana merasakan seluruh tubuh mereka bergetar ketika mendengarnya.

Too ...scary ...too domineering!!

A true definition of a domineering great devil!

Senyum nipis terbentuk di wajah Deekson namun, dapat dilihat bahawa senyuman yang terbentuk di wajah tampan itu sama sekali tidak terpancar di kedua mata hitamnya. Senyuman itu terlihat dingin dan mengerikan membuat orang yang melihatnya pasti akan merasakan ketakutan.

"Jika dia orang biasa. Bukankah ada baiknya kau melepaskannya? She's too innocent and pure. Perempuan seperti dia tidak akan bertahan di dalam dunia kita" kata Deekson dengan nada santai. Tiada yang dapat meneka apa yang lelaki ini fikirkan saat ini.

Raffael dan Leo memandang Deekson dengan pandangan horror seolah-olah apa yang mereka dengar tidak dapat mereka percaya. Deekson, kenapa dengan isi kepalamu sekarang!? Kenapa kau boleh berkata begitu!? Adakah kau cuba memprovokasi seorang Giovano? Adakah kau lupa apa akibat yang boleh terjadi sekiranya kau memprovokasi Sang Iblis!!??

Suasana di ruang tamu berubah semakin tegang begitu Deekson menyelesaikan ucapannya. Raffael, Leo dan bahkan Nick tanpa sedar menelan liur dengan gugup, keringat dingin membasahi tubuh belakang mereka sebaik saja menyedari kata-kata Deekson. Sebenarnya, Nick juga merasa gementar kerana, walaupun dia tidak setuju hubungan abangnya dengan perempuan itu tetapi, dia juga tidak buta setiap kali melihat Gio memperlakukan Mely dengan sangat istimewa dan untuk Deekson menanyakan hal itu kepada Gio, bukankah itu saja yang dia sedang memprovokasi Gio.

Lelaki ini benar-benar cari mati!!!

Tiga pasang mata itu terus membulat ketika melihat senyuman yang terbentuk di wajah Gio. Perlahan kedua mata biru itu menunjukkan kilatan yang mengerikan, pandangannya masih tertumpu pada lelaki yang masih tersenyum di hadapannya.

"I don't care. She is mine and i won't let her go. I will kill anyone that tries to take her away. Even if it's one of you"

Suara dingin yang menakutkan itu bergema di seluruh ruang tamu membuat suasana hening yang menyelimuti mereka saat ini menjadi semakin mencengkam. Larut dalam keadaan tersebut tiada yang menyedari bahawa ada seorang perempuan yang bersembunyi di sebalik dinding tingkat dua dan mendengar setiap perbualan mereka.

Mely memandang dinding di hadapannya dengan pandangan kosong. Jantungnya berdegup kencang ketika mendengar kata terakhir yang Gio ucapkan.

I will kill anyone that tries to take her away.

Kata-kata itu terus bergema di dalam fikirannya. Lelaki ini akan melakukan apa saja untuk melindunginya? Katanya dalam hati. Rasa hangat menyusup dalam hatinya membuatnya merasakan rasa aman yang tidak pernah dia rasakan sebelum ini.

Adakah ...dia boleh bergantung dengan lelaki ini?

Adakah lelaki ini dapat menolongnya?

Tapi...

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience