Rate

The Almighty Devil Of Underworld_49

Action Completed 38206

Entah, sudah berapa lama waktu berlalu, kelopak mata yang tertutup rapat itu bergetar perlahan sebelum akhirnya terbuka sempurna. Sepasang mata biru itu terlihat di tengah pencahayaan minimum di ruang kerja tempatnya berada saat ini.

Bilakah kali terakhir dia merasakan seperti ini? Bilakah kali terakhir dia dapat berehat dengan tenang seperti ini? Entahlah, Gio sendiri tidak ingat bila kali terakhir dia dapat berehat seperti ini. Kegelapan ruangan ini membuat Gio mengerutkan keningnya perlahan sebelum melirik ke arah jam dinding yang tidak jauh dari posisi saat ini.

Keningnya semakin berkerut dalan ketika menyedari waktu sudah menunjukkan pukul 5 petang. Pandangannya tanpa sedar di alihkan ke arah tingkap yang saat ini dipenuhi oleh awan gelap yang membuatkan suasana ruang kerjanya menjadi semakin suram kerana minimum cahaya matahari dari luar. Kali terakhir dia melihat jam di dinding adalah pukul 3 dan sekarang sudah pukul 5, ini bermakna dia berada di posisi ini selama 2 jam.

Mengapa Ziro tidak membangunkannya? Sedangkan, Gio merupakan orang yang mudah terbangun dimana jika dia mendengar sedikit saja bunyi dia akan langsung terbangun tetapi, dalam 2 jam terakhir ini ...dia bahkan tidak terbangun sama sekali.

Adakah dia tidur selena itu?

Sibuk dengan fikirannya sendiri tiba-tiba Gio merasakan pergerakan yang membuat seluruh tubuhnya terpana. Dia dapat melihat wajah kucing kecilnya tertidur dalam pelukannya. Kedua mata birunya menatap perempuan mungil dalam pelukannya dengan pandangan lembut. Ekspresinya yang datar perlahan berubah seiring terbentuknya senyuman di bibirnya yang membuat aura dan sikap Gio saat ini terlihat lebih lembut dari biasanya.

Ini adalah kali pertama Gio melihat kucing kecilnya tidak bersikap waspada ketika berada di dekatnya. Tiada pandangan tajam, tiada perdebatan dan tidak ada tantrum yang terjadi di antara mereka. Walaupun, Gio cukup menikmati setiap interaksi yang terjadi diantara dirinya dan kucing kecilnya namun, interaksi yang seperti ini semakin membuat hatinya yang beku perlahan-lahan cair. Sekurang-kurangnya ini adalah permulaan yang baik, katanya dalam hati. Perlahan-lahan, Gio berusaha mengubah posisi tangannya agar perempuan mungil dalam pelukannya dapat berehat dengan lebih selesa.

Kedua matanya masih memandang wajah tidur perempuan mungil yang sedang tidur dalam pelukannya. Bulu matanya yang panjang, bibir kecilnya yang tertutup rapat dan ekspresi damainya saat tertidur, semua itu tidak luput dari perhatiannya seolah-olah dia cuba merakam apa saja yang dilihatnya saat ini dan menyimpannya dalam kotak memorinya. Perlahan jarinya bergerak lembut membelai permukaan pipi Mely sebelum bibir nipisnya terbuka.

"Who are you, little kitten?"

Keheningan kembali menyelimuti mereka berdua sebelum akhirnya Gio menghela nafas berat. Perlahan dia menarik tubuh mungil tersebut sebelum bibirnya mengucup dahi kecil yang masih berada dalam pelukannya. Kedua matanya dipejam, menikmati setiap sentuhan dan sensasi yang hanya dapat diberikan oleh kucing kecilnya kepadanya.

"Tapi, tidak apa. Siapapun kamu, apapun identiti yang kamu miliki, itu tidak masalah," gumamnya perlahan masih dalam posisi yang sama. "You're mine and mine alone. Aku tidak akan membiarkanmu pergi kerana neraka akan membeku jika aku membiarkan kau pergi, little kitten" sambungnya seperti sebuah janji yang mengikat mereka berdua.

Dia tidak dapat membiarkan kucing kecilnya pergi, dia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Sejak kucing kecilnya ini berada di sisinya, dia merasakan hal-hal baru yang tidak pernah dia rasakan sebelum ini. Perasaan hangat yang mengalir dalam hatinya setiap kali dia melihat kedua mata kelabu itu bersinar penuh excitement, perasaan risau dan takut ketika pertama kali dia melihat keadaan kucing kecilnya yang lemah, perasaan marah yang mampu membuatnya kehilangan sikap tenangnya ketika dia mengetahui siapa orang yang bertanggung jawab atas keadaan kucing kecilnya pada masa itu dan banyak lagi.

Perasaan yang dia alami baru-baru ini merupakan sesuatu yang asing untuknya. Gio sudah terlalu lama merasakan bahawa kehidupan dunia yang dia jalani ini hanyalah sebuah permainan yang membosankan. Tiada yang menarik minatnya, tiada yang dapat mencetuskan rasa gembira dalam dirinya. Namun, ketika dia bertemu kucing kecilnya ini semuanya berubah. Dia dapat merasakan emosi-emosi yang tidak pernah dia rasakan.

Gio benar-benar merasakan cabaran yang sukar ditewaskan setiap kali dia berhadapan dengan kucing kecilnya ini. Hal, ini benar-benar mencetuskan penuh rasa gembira dalam dirinya dan untuk beberapa alasan, dia sangat menyukai setiap emosi yang dapat dicetuskan oleh kucing kecilnya ini.

Larut dalam fikirannya, Gio melihat dahi kecil Mely berkerut samar sebelum dia bergerak perlahan untuk mencari posisi yang selesa yang membuat Gio tertawa perlahan sebelum berusaha memberikan posisi yang selesa untuk perempuan ini, Gio berusaha mengeratkan pelukannya. Berusaha memberikan rasa selamat dan keselesaan yang di perlukan oleh kucing kecilnya. Melihat senyuman samar yang terbentuk di wajah Mely membuat hati Gio semakin hangat ketika melihatnya.

Dia akan melakukan apa saja untuk membuatnya tetap berada disisinya.

Dia akan melakukan apa saja untuk membuatnya tersenyum.

Dengan perlahan Gio bangun dengan Mely yang masih dalam pelukannya. Dia masih mempunyai pekerjaan yang harus dia lakukan dan tentunya dia tidak ingin membangunkan kucing kecilnya sehingga Gio memutuskan untuk membiarkan kucing kecilnya berehat di lounge room yang berada di ruang kerjanya.

Mungkin orang yang melihat sikap Gio saat ini tidak akan menyedari bahawa Giovano LinDenhof yang dingin dan selalu diselimuti aura yang membuat orang di sekitarnya tertekan memiliki sikap lembut seperti ini. Gerakan yang Gio lakukan ketika mengangkat tubuh Mely dalam pelukannya seperti seorang yang sedang membawa harta yang paling berharga dalam hidupnya dan berusaha agar tidak menyakitinya.

Namun, baru beberapa langkah Gio berjalan menuju ke ruang rehat yang berada di sisi ruang kerjanya, pintu ruang kerjanya terbuka dengan kuat sebelum di ikuti oleh suara langkah kaki yang bergema di seluruh ruangan tersebut. Mendengar suara kuat itu membuat dahi Mely berkerut dalam yang membuat sepasang mata biru itu memandang tajam ke arah sumber suara dengan ekspresi dingin yang mematikan.

Tidak peduli lagi dengan rasa hormat Julia segera membuka pintu ruang kerja atasannya dan berjalan masuk tanpa mempedulikan ekspresi di wajah Ziro. Perempuan tersebut melangkah masuk dengan langkah tergesa-gesa ke dalam ruang kerja yang di ikuti oleh Ziro yang berada tidak jauh dibelakangnya. Mendengar jeritan dari suara Ziro membuat suasana hati Gio yang sudah buruk menjadi semakin memburuk.

"Presiden LinDenhof, ada kecemasan yang harud and -" tiba-tiba ayat yang ingin disampaikan Julia terhenti sebaik saja dia melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.

Dia melihat ... bo... bosnya yang selalu bersikap dingin terhadap semua pekerjanya, bos yang selalu terlihat seperti seorang yang berada jauh dari jangkauan mereka, bos yang tidak pernah ada perubahan ekspresi wajah ...saat ini mengangkat seorang perempuan dalam pelukannya.

Julia melihat situasi di hadapannya dengan ekspresi bingung, otaknya tidak dapat memproses situasi yang dia lihat saat ini. Hal ini benar-benar membuat seluruh tubuhnya membeku di tempatnya.

Bosnya, pujaannya, orang yang selama ini dia kagumi, orang yang selama ini dia cintai secara diam-diam ternyata ...sudah memiliki kekasih?

Tidak! Dia tidak dapat menerima hal ini!

Perempuan yang layak berada di sisi President LinDenhof adalah pekerja yang berkerja keras dan memiliki susuk tubuh yang menawan dan perempuan itu adalah dirinya!

Hanya dia yang layak berada di sisi President LinDenhof!

Seperti apa yang dia lakukan selama beberapa tahun ini, dia selalu berada di sisinya!

Bagaimana dia boleh terima kenyataan bahawa bosnya sudah memiliki kekasih?! Siapa perempuan sialan yang ada di dalam pelukan bosnya!? Dari mana perempuan sialan ini datang!?

Merasakan pandangan tajam dari Gio membuat Julia tersedar dari pemikirannya sendiri. Kedua matanya memandang takut ke arah Gio yang saat ini mempunyai ekspresi yang membuat kedua kakinya menggeletar penuh ketakutan.

Shit, i'm scared.

"Ugh ... bos, saya sudah berusaha memberi amaran kepada Ms. Jennings tapi, mungkin ada perkara penting yang ingin dia sampaikan," kata Ziro dengan cepat berusaha memberi alasan atas tingkah laku Julia. Perempuan menjengkelkan ini, dia sudah kata kalau bos masih sibuk tapi tetap saja ingin masuk. Maki Ziro dalam hati.

Sudah tentu Ziro tahu apa yang terjadi dibalik pintu ruang kerja bosnya. Dia secara tidak sengaja masuk ke ruang kerja bosnya dan sangat terkejut ketika melihat young miss dan bosnya tertidur dengan posisi berpelukan antara satu sama lain.

Rasanya saat itu nyawanya benar-benar hampir melayang.

Apatah lagi kalau bos tiba-tiba membuka kedua mata ...matilah dia!!

Nasib baik Ziro mempunyai refleks yang cepat sehingga dia dengan cepat menutup pintu ruang kerja Gio begitu dia menyedari situasi yang terjadi di dalamnya. Namun, disebalik kepanikan dan rasa terkejut yang dia rasakan ada satu perasaan senang ketika melihat interaksi antara bos dan young miss. Setelah, berhari-hari young miss dan bos selalu berdebat seperti tingkah laku budak kecil yang bertengkar akan sebuah permainan, akhirnya mereka mempunyai interaksi seperti ini. Sudah tentu, Ziro menyedari bahawa hari-hari yang akan datang hidupnya akan dipenuhi oleh semua public display affection dari young miss dan bos. Sama ada antara mereka sedar atau tidak sedar.

Tapi, ah ...sudahlah!

Baginya yang paling penting adalah kebahagiaan bosnya! Semakin baik suasana hati bos maka semakin selamat juga hidupnya!!

Jadi apa yang harus dia lakukan ketika melihat mereka berdua sedang berehat adalah ...berusaha untuk tidak mengganggu mereka. Ziro akan memberikan seribu alasan kepada semua orang yang ingin menemui bosnya, setiap kali dia melihat mereka cuba mengetuk pintu ruang kerja bosnya. Ziro dengan cepat menghalang mereka dari melakukan itu dan memberikan beberapa alasan yang masuk akal sebelum akhirnya mereka meninggalkan pesanan kepadanya agar dia dapat memberikan pesanan itu kepada atasannya.

Humph! Tugasnya sebagai pembantu sememangnya bukanlah pekerjaan yang mudah, keluhnya dalam hati.

Namun, semuanya tidak berjalan seperti yang dirancang. Siapa sangka perempuan menjengkelkan ini berusaha berdebat dengannya untuk berjumpa dengan bos!? Ziro dan Julia sememang selalu bersaing sehingga membuat hubungan mereka selalu tidak pernah akur. Ziro selalu merasakan yang Julia adalah perempuan palsu yang sangat menjengkelkan. Berusaha terlihat dan tampil menarik di hadapan bos dengan semua perkembangan yang dia lakukan, sudah tentu Ziro tahu perempuan ini berusaha menarik perhatian bos. Terutama dengan caranya berpakaian yang terlihat seperti kekurangan bahan.

Astaga, hanya melihatnya rasanya sudah membuat Ziro ingin muntah.

Memang, bos tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai sikap dan tingkah laku Julia yang selalu berlebihan tetapi ...adakah perempuan ini tidak dapat menggunakan otak kurusnya untuk berfikir!?

"President LinDenhof, saya minta maaf atas sikap saya tetapi, ini adalah perkara penting yang harus saya sampaikan!" kata Julia dengan nada yang cukup lantang dengan ekspresi yang membuat sesiapapun yang melihatnya akan merasa simpati kepadanya.

Terutama dengan ekspresi sedih yang terlihat seperti seorang isteri yang baru saja diabaikan oleh suaminya.

Kedua mata Ziro mengecil ketika melihat tingkah laku Julia yang sangat berlebihan. Woman, berhentilah untuk terlihat menyedihkan! Kau fikir bos akan semudah itu memaafkan sikapmu yang kurang ajar itu?! Lebih-lebih lagi kau sudah mengganggu masa bos dan young miss! Maki Ziro dalam hati dengan nada sarkastik.

"Shut up"

Dua kata yang diucapkan Gio dengan nada dingin membuat tubuh Julia dan Ziro menegang. Mereka berdua memandang atasan mereka dengan ekspresi penuh ketakutan. Berbeza dengan Ziro yang terus bersikap sopan seperti budak baik yang mematuhi arahan, Julia dengan susah payah menggigit bibirnya, berusaha menahan kata yang sudah berada di hujung lidahnya. 

Melihat Gio saat ini kembali sibuk dengan perempuan yang berada dalam pelukannya membuat hati Julia seperti dihujani beribu jarum yang membuat dadanya terasa sakit.

Bagaimana dia dapat melihat lelaki yang dicintainya memperlakukan perempuan lain seolah-olah dia memperlakukan seorang yang sangat berharga? Dadanya sangat-sangat sakit. Namun, dia berusaha mempertahankan sikap professional yang selalu dia banggakan sehingga tiada yang dapat meneka apa yang sedang dia fikirkan saat ini.

Julia terus memperhatikan Gio yang sibuk mencari posisi agar perempuan dalam pelukannya merasa lebih selesa dan dama sekali tidak peduli bahawa dirinya dan Ziro sedang menunggunya di tengah-tengah ruang kerjanya.

Kedua mata Julia di kecilkan untuk mencari tahu siapa perempuan yang berada dalam pelukan Gio sambil terus memaki perempuan itu dalam hatinya. Namun, sebaik saja dia melihat sekilas wajah perempuan tersebut, kedua matanya membulat besar seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

Perempuan yang berada dalam pelukan bos adalah ...Assistant Chandravina!?

Pekerja baru yang terus menduduki posisi alih jawatan sebagai pembantu peribadi Presiden LinDenhof!?

This whore!!!! 

Kedua matanya dipenuhi oleh sinar kebencian dan dendam ketika dia melihat wajah menawan itu. Perempuan sialan! Adakah perempuan ini tidak puas menggoda Assistant Ziro Harmada!? Dan sekarang dia cuba menggoda bos!?

Tak guna!!

Adakah pelajaran yang dia berikan masih kurang!? Dengan semua rumors buruk yang tersebar di seluruh penjuru dan perempuan ini masih berani menggoda orang di Syarikat ini!? Apa lagi orang yang dia goda saat ini adalah President LinDenhof!?

Memang betul semua rumors yang beredar di syarikat ini adalah hasil kerjanya. Kerana, sudah tentu dia tidak boleh membiarkan perempuan yang asal-usulnya tidak jelas ini berada di sisi bosnya. Ketika, pertama kali dia mengetahui bahawa ada pembantu baru yang membantu tugas Ziro, Julia sudah mempunyai beberapa spekulasi mengenai hal ini.

Bagaimana seorang perempuan yang tidak mempunyai latar belakang tiba-tiba boleh masuk ke Syarikat ini dengan begitu mudah? Lebih-lebih lagi, menduduki posisi jawatan sebagai pembantu senior? Siapa yang boleh mempercayainya? Sudah tentu ini adalah hal yang mudah untuk dia manfaatkan. Apa lagi alasan perempuan ini masuk Syarikat ini kalau dia tidak menggoda Pembantu Ziro Harmada?

Walaupun, lelaki menjengkelkan ini mempunyai sikap tegas dan pendiam, itu tidak bermakna dia tidak memiliki hasrat gairah seksual kepada mana-mana perempuan, bukan?

Maka, dengan itu jadilah semua khabar angin yang buruk.

Julia fikir dengan adanya khabar angin itu, perempuan sialan ini akan merasa tidak selesa dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari syarikat ini namun, siapa sangka yang saat ini dia sedang menggoda bos!?

Tidak!

Dia tidak akan membiarkan ini!

Bos adalah miliknya!

Perempuan sialan ini benar-benar cari mati! Lihat, apa yang dapat dia lakukan pada masa akan datang! Mari kita lihat seberapa kuat perempuan ini dapat bertahan!

Walaupun wajah Julia saat ini masih menunjukkan ekspresi tenang namun, sesiapa pun yang melihatnya dapat melihat sinar penuh kebencian dari kedua matanya.

Sibuk dengan semua fikiran jahat yang memenuhi kepalanya, Julia tidak menyedari bahawa ada sepasang mata hitam yang terus memandangnya dengan serius. Ziro yang melihat sinar pelik dari pandangan Julia mengerutkan keningnya. Melihat itu tanpa sedar membuat Ziro sedikit risau akan masa depan young miss di syarikat ini. Bukannya dia meragui kemampuan bos tetapi, kadang-kadang kemampuan perempuan dalam menyakiti seseorang yang di bencinya benar-benar menakutkan. Terutama dengan mulut tajam mereka yang mengerikan itu. Hanya membayangkannya sudah membuat Ziro benar-benar risau. 

Mungkin dia harus membincangkan hal ini secara tertutup dengan bos.

Tidak menyedari apa yang ada di dalam fikirkan assistant peribadinya dan setiausahanya, Gio masih terus melangkahkan kakinya menuju ke arah tempat tidur besar yang berada di tengah-tengah lounge room.

Ruangan ini di sediakan untuk Gio berehat setiap kali dia mempunyai banyak kerja sehingga dia tidak dapat kembali ke mansion.

Dengan gerakan lembut, Gio meletakkan tubuh mungil Mely di permukaan tilam besar, berusaha agar kucing kecilnya tidak terbangun. Ketika, akhirnya Mely sudah berada di atas permukaan tilam barulah Gio menghembuskan nafas yang ditahannya tanpa sedar.

Pandangannya masih tertumpu pada perempuan yang saat ini tidur lena di hadapannya. Senyumannya kembali terbentuk bibirnya, rasanya dia dapat terus melakukan ini berulang kali dan tidak akan pernah bosan seperti ...duduk di sisi katil dan terus memperhatikan perempuan mungil ini tidur.

Menyedari bahawa dia masih mempunyai beberapa pekerjaan yang harus dia lakukan, akhirnya Gio mencium lembut dahi Mely dan meyelimuti tubuhnya agar kucing kecilnya tidak kesejukan di ruangan ini sebelum melangkah keluar dengan langkah yang tidak menimbulkan suara sekecil apa pun.

TO BE CONTINUED

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience