Rate

The Almighty Devil Of Underworld_73

Action Completed 38206

Mara Villa, Outskirt Paris, French.

Dalaman villa ini benar-benar mengingatkan Mely dengan bahagian dalam Tuscan yang terkenal dengan design minimalisme yang menerapkan tekstur batu sebagai asas dinding. Reka bentuk yang tidak asing lagi dalam ingatan Mely. Kedua mata kelabunya bergerak untuk memperhatikan kemewahan villa ini yang membuatnya tanpa sedar menelan liur.

Seberapa kaya juga keluarga ini, sehingga semua villa yang mereka punya memiliki dalaman yang sangat mewah seperti ini?

Larut dalam pemikirannya sendiri, Mely tidak menyedari setiap perubahan ekspresinya dari rasa terkejut hingga kagum ini diperhatikan oleh sepasang mata biru yang memandangnya dengan ekspresi geli seakan dia sudah dapat meneka apa yang ada di dalam fikiran kucing kecilnya saat ini. Ujung bibir Gio perlahan terangkat dengan senyuman nipis yang terlihat di wajah tampannya saat ini sebelum meletakkan kucing kecilnya di salah satu sofa yang berada tidak jauh dari posisi mereka saat ini.

"Big brother, pakai kemeja ini dulu. Sudah cukup kau mempamerkan tubuhmu yang dipenuhi oleh otot itu sejak tadi" kata Raffael dengan senyuman lebar sambil menyerahkan kemeja putih yang ada di tangannya. Kedua mata hijaunya bersinar penuh excitement ketika melihat interaksi Gio dan sister-in-law-nya yang semakin rapat.

"Hm" gumam Gio perlahan sebelum meraih kemeja putih tersebut dan memakainya dengan singkat sebelum kembali duduk di hadapan kucing kecilnya untuk memeriksa keadaan lengan dan pergelangan kakinya.

"Bawa kota ubat" kata Gio dengan singkat, meminta Raffael untuk mempersiapkan kotak obat untuk dia gunakan yang segera dipatuhi oleh lelaki bermata hijau ini.

Ujung bibir Nick berkedut melihat kejadian yang terjadi di depan matanya ini sebelum menggelengkan kepalanya perlahan. Kedua saudaranya ini benar-benar sudah menjadi budak perempuan menjengkelkan ini! katanya dalam hati sambil terus memperhatikan sikap Gio yang tidak pernah dilihatnya sebelum ini. Kedua mata birunya memperhatikan sikap abangnya ini dengan penuh minat.

Sepertinya, perubahan emosi abangnya ini bukanlah sesuatu yang buruk!

"Apa yang sebenarnya terjadi? Nick kata bilik hotel kalian di serang. Nasib baik aku berada di Amsterdam dan datang ke sini dengan cepat" kata Raffael sambil menyerahkan kotak ubat di tangannya kepada Gio sebelum duduk di sebelah Mely yang saat ini bersandar di sofa dengan kedua mata yang tertutup.

Kedua mata hijau Raffael memandang perempuan mungil ini dengan ekspresi penuh kerisauan yang terlihat jelas di kedua matanya. "Mel, kau tidak apa-apa? Adakah kau mahu aku hubungi Lau Fhang untuk datang kesini?" tanya Raffael perlahan yang membuat Mely membuka kedua matanya dengan cepat begitu mendengar nama familiar tersebut.

Dengan cepat Mely menggelengkan kepalanya sebelum memandang Raffael dengan panik, membuat lelaki ini menaikkan sebelah keningnya ketika melihat reaksi Mely yang saat ini terlihat pelik.

"Jangan hubungi Lau Fhang!!!" jerit Mely dengan cepat kerana rasa takut dan panik menyelimuti tubuhnya saat ini. Dia sudah dapat membayangkan bagaimana reaksi Lau Fhang jika lelaki itu melihatnya terluka lagi. Sudah tentu lelaki itu akan memberikan dia banyak ubat-ubatan herba untuk diminumnya.

Tidak. tidak, tidak! Dia tidak mau minum ubat pahit mengerikan itu lagi!!

Kedua mata Raffael memandang ke arah Mely dengan pandangan geli sebelum tertawa perlahan. "Apa yang sudah dilakukan oleh genius introvert itu, sehingga membuat kamu begini?" tanya Raffael dengan nada mengusik yang dibalas gelengan cepat oleh Mely yang membuat Raffael semakin geli melihatnya.

"Tidak, tidak, tidak. Lelaki itu terlalu gila, dia selalu memberikan aku ubat-ubatan mengerikan buatannya" jawab Mely dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya dan menggerakkan tangannya, menunjukkan betapa bencinya dia dengan semua ubat yang diberikan Lau Fhang kepadanya.

"Cukup letak ubat biasa. Tidak perlu hubungi Lau Fhang. Aku tidak sanggup minum ubat herbanya lagi" sambungnya dengan nada serius. Setelah mendengar alasan Mely, tawa perlahan Raffael menjadi semakin kuat.

Gio, woman surely interesting!! katanya dalam hati sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

Nick dan Gio yang sejak tadi diam dan mendengar perbualan mereka berdua hanya menunjukkan ekspresi humor yang jelas terlihat dari kedua mata mereka.

Setelah beberapa saat Gio akhirnya selesai membersihkan dan mengubati luka kucing kecilnya. Lengan yang tadinya dipenuhi darah sudah dibersihkan dan dibalut dengan pembalut putih untuk menutup lukanya yang terkena goresan peluru, pergelangan kakinya yang bengkak sudah diletakkan ubat untuk mengurangkan rasa sakit dan bengkak yang kaki kanannya rasakan.

Kedua mata kelabu Mely bersinar penuh rasa terima kasih sebelum dengan cepat dia mencium pipi lelaki di hadapannya ini dengan senyuman lebar yang terbentuk di wajah kecilnya saat ini.

Nick dan Raffael terkejut melihat kejadian yang baru saja terjadi. Keduanya bertukar pandang dengan ekspresi bingung ketika melihat sikap Mely yang semakin akrab dan dekat dengan Gio. Apa yang sudah terjadi diantara mereka? Kenapa mereka berdua merasakan hubungan Gio dan Mely tidak seperti dulu? soalan demi soalan memenuhi fikiran mereka namun, belum sempat Raffael membuka mulutnya, keduanya melihat isyarat mata Gio yang membuat keduanya memahami maksud tersebut. Kerana ada masalah yang jauh lebih penting untuk mereka bincangkan.

"Kau mau berehat di bilik?" tanya Gio perlahan sebelum mengusap pipi kucing kecilnya yang di balas gelengan perlahan oleh Mely.

"Masalah ini sudah ada kaitan dengan aku dan aku ingin tahu apa sebenarnya berlaku" jawab Mely perlahan sambil memandang Gio dengan ekspresi menyedihkan seakan memohon kepadanya untuk membolehkan dirinya mendengar perbualan mereka bertiga.

Sudah tentu Mely melihat isyarat mata yang dilakukan oleh mereka bertiga. Dia tahu mereka ingin membincangkan masalah yang baru saja terjadi dengan privasi namun, Mely juga ingin tahu apa yang sedang terjadi.

Dia tidak mahu ditinggalkan dalam kegelapan! Dia ingin tahu apa yang terjadi di sekelilingnya! Sekiranya Gio ingin dia berada di sisinya, maka dia juga ingin menanggung beban yang sama dengannya. Mely tidak ingin lelaki ini menanggung semua beban yang menimpa mereka. Terutama, jika orang itu sudah mula bertindak.

Memikirkan seseorang itu sudah membuat kedua mata kelabu itu berubah dingin untuk sesaat. Tiada yang tahu apa yang ada di dalam fikirkannya saat ini

"Mhmm, baiklah" jawab Gio perlahan sebelum menarik tubuh kucing kecilnya untuk duduk di atas pangkuannya dan menariknya ke dalam pelukannya. Menyandarkan tubuh mungil ini di dada bidangnya agar kucing kecilnya ini merasa lebih selesa. Tindakan Gio itu membuat Raffael dan Nick yang melihatnya saling bertukar pandang dan memutar kedua mata mereka dengan malas.

Pasangan ini benar-benar suka mempamerkan kemesraan mereka, ya!

"Astaga, tolong hentikan semua kemesraan ini. Kasihanilah diriku yang single ini" rintih Raffael sambil meramas rambut coklatnya dengan kedua tangannya. "Tunggu, tunggu, tunggu. Adakah kalian sudah menjadi pasangan kekasih. Adakah aku boleh memanggil kamu sister-in-law, sekarang?" tanya Raffael kepada Mely dengan kedua mata penuh harapan yang membuat Mely speechless mendengarnya.

Mely benar-benar tidak tahu harus memberi respon apa. Dia menggelar dirinya sebagai future sister-in-law hanya semata-mata ingin mengusik Nick beberapa saat yang lalu dan saat ini ...Raffael menanyakan hal itu. Dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Belum sempat dia membalas permintaan Raffael, dia mendengar suara Gio menjawab pertanyaan tersebut yang membuat Mely terpana ketika mendengar jawapan lelaki ini.

"Hm, boleh" jawab Gio dengan santai yang membuat wajah Mely merona merah. Kedua mata kelabunya memandang wajah Gio yang saat ini masih memandang ke arah Raffael yang saat ini terbatuk-batuk ketika mendengar jawapan tersebut.

"Damn it! Kau dengar itu, Nick!?" kata Raffael dengan penuh semangat sambil memandang ke arah Nick yang saat ini memutar kedua matanya bosan ketika mendengar kata-kata Raffael.

Ya, ya, ya ...dia sudah muak mendengar hal itu sejak tadi, gumamnya dalam hati namun, dia tetap memutuskan untuk diam. Tidak mempedulikan reaksi Raffael yang berlebihan saat ini.

Berbeza dengan reaksi Nick, ketika Mely mendengar kata-kata Raffael, dia hanya dapat menyembunyikan wajah kecilnya di dada bidang Gio. Dia benar-benar malu mendengar perbualan ini.

"Finally!! Aku dapat memanggil sister-in-law" jerit Raffael sambil menganggukkan kepalanya dengan puas.

"Okay, okay ...bolehkah kita bahas perkara yang lebih penting?" kata Nick sambil memangku kepalanya dengan satu tangannya. Jika, perbualan ini tidak dialihkan secepatnya, mungkin mereka akan membahas topik tidak penting ini berterusan dan melupakan topik penting yang harus mereka bincangkan!

"Mhm" jawab Gio sebelum mengeratkan pelukannya untuk membawa tubuh kucing kecilnya ini semakin dekat dengan tubuhnya agar dia merasa lebih selesa.

Senyum Raffael menegang sebaik saja mendengar respons singkat Gio, Kedua matanya memandang ke arah Nick seakan berusaha meyakinkan dirinya bahawa apa yang baru saja dia dengar adalah kenyataan. Namun, ketika dia melihat ekspresi Nick yang memandangnya yang seakan berkata 'sudah aku kata Gio berubah, kau lihat sendiri, bukan?' melihat itu Raffael hanya dapat menghela nafas perlahan sebelum senyum nipis terbentuk di bibirnya ketika melihat sepupunya ini benar-benar berubah menjadi lelaki yang tidak pernah dia bayangkan sebelum ini.

Perubahan yang tentunya benar-benar positif.

"Jadi, bagaimana kejadian sebenarnya? Sister-in-law, tolong jelaskan ...aku mohon" kata Raffael dengan nada merajuk yang terdengar sangat berlebihan.

Mely yang sejak tadi diam di dalam pelukan Gio kembali memandang Raffael yang masih memandangnya dengan ekspresi menyedihkan yang membuat Mely tertawa ketika melihatnya. "Sebenarnya, ketika kami bangun tiba-tiba kami berdua mendengar bunyi tembakan yang terjadi di ruang tamu bilik hotel. Aku sendiri tidak faham bagaimana mereka boleh masuk. Bukankah hotel itu adalah salah satu hotel terkenal? Jadi, mengapa hal seperti itu boleh terjadi?" jawab Mely perlahan sambil mengerutkan keningnya.

"Sudah tentu hotel seperti itu tidak boleh dipercayai, witch. Kau tidak tahu seberapa buruknya semua musuh kami sebagai ahli LinDenhof. Memasuki jaringan keselamatan hotel adalah hal yang sangat mudah, terutama dengan posisi bilik kamu yang berada di tingkat paling atas yang menempati 2/3 keluasan bangunan. Di tambah dengan akses bilik yang hanya menggunakan lif peribadi, maka dari itu peluang mereka untuk beroperasi menjadi lebih mudah" balas Nick sambil memandang Mely dengan pandangan mengejek.

"Perkara senang begitu pun tidak boleh fikir" sambungnya perlahan yang dibalas dengan dengusan kuat oleh Mely sebelum memutar kedua matanya dengan malas, memutuskan untuk tidak membalas ejekan lelaki bodoh ini.

"Masuk akal. Aku juga sudah meminta beberapa tim untuk melakukan penyelidikan mengenai kejadian ini" kata Raffael sambil menyandarkan belakangnya ke arah sofa sebelum mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya perlahan.

Kedua mata Mely bersinar dengan penuh minat ketika mendengar kata-kata Raffael sebelum memandang Raffael dengan pandangan yang penuh harapan. "Lalu apa yang kamu dapatkan?" tanya Mely perlahan. Otaknya mula memikirkan beberapa spekulasi, memikirkan segala kemungkinan yang ada.

Adakah serangan ini dilakukan oleh tokoh itu? Tapi ...kejadian ini tidak seperti kebiasaannya dan caranya? Dia sangat tahu cara kerja dan pola pikiran tokoh itu. Mengirim kumpulan pembunuh bukan lah caranya. Jadi, siapa yang melakukan ini? Soalan tersebut terus bergema di seluruh fikirkan Mely saat ini.

"Mereka adalah salah satu kumpulan Dark Mercenaries. Salah satu kumpulan tentera upahan yang bekerja di dalam komuniti dunia bawah. Sebahagian besar kumpulan ini mempunyai rank assassins (1) dan sebilangan anggota yang menerima tugasan ini mempunyai status rank (B) dalam komuniti mercenaries. Ah ...sebelum sister-in-law bingung dengan apa yang aku jelaskan ini, aku akan menjelaskan semua ini dulu kepada sister-in-law. Dalam komuniti kita terbahagi kepada dua komuniti besar. Dunia atas dan dunia bawah. Dunia atasan adalah tempat di mana komuniti kita tinggal dan dunia bawah adalah sisi gelap masyarakat kita. Hal-hal illegal dan criminal yang terjadi di dunia atas adalah hal biasa terjadi di dunia bawah. Kalau sister-in-law pernah dengar tentang pasar gelap, deep web, komuniti membunuh dan sebagainya, itu adalah sebahagian dari dunia bawah. Keluarga LinDenhof mempunyai peranan penting dalam mengawal komuniti dan Gio adalah tokoh terpenting" kata Raffael yang menjelaskan kepada Mely yang saat ini memandangnya dengan serius sebelum Mely membuat isyarat tangan untuk menghentikan penjelasannya saat ini.

"Ada apa? Adakah sister-in-law tidak percaya kalau hal seperti itu ada di dalam komuniti kita?" tanya Raffael perlahan yang di balas gelengan kepala oleh Mely.

"Aku percaya hal itu tapi, Vano sudah menjelaskan semuanya" jawab Mely dengan nada santai namun, tepat setelah Mely menyelesaikan kata-katanya, Raffael dan Nick terus memandang Gio dengan ekspresi tidak percaya.

Lelaki ini sudah menceritakan sejarah LinDenhof kepada kucing kecilnya? Dia? Memangnya lelaki ini boleh bercakap sebanyak apa? Pemikiran tersebut memenuhi kepala mereka berdua sebelum keduanya memandang Mely dan Gio secara bergantian dengan ekspresi penuh keraguan seolah-olah mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

Melihat reaksi berlebihan dari dua manusia ini, membuat Mely memutar kedua matanya dengan malas sebelum memberi isyarat agar Raffael meneruskan penjelasannya. "Sudah, sudah. Terpulang kepada kamu sama ada mau percaya atau tidak. Jelaskan semula, aku tidak sabar!!" kata Mely dengan nada tidak sabar tanpa mempedulikan Raffael dan Nick yang masih memandang mereka dengan ekspresi ragu.

Tidak lagi memikirkan hal yang tidak mustahil, Raffael kembali meneruskan penjelasannya. "Aku sudah meminta Leo untuk pecah masuk ke dalam sistem kumpulan Dark Mercenaries, jadi Leo menemukan yang kod tugas diberikan kepada mereka tidak dikenali. Aku menyuruh Leo lagi untuk mencari lokasi terperinci dan tugas yang diajukan ke dalam sistem mereka serta lokasi berasal dari Moscow. Kamu berdua pasti sudah tahu siapa yang berani bermain-main dengan kita kali ini, bukan?" kata Raffael sambil memutar gelas wine yang ada di tangannya saat ini.

"Tsk, tsk ... jadi mereka mula lagi?" kata Nick dengan senyuman nipis yang terbentuk di wajahnya saat ini.

"Tunggu, tunggu. Moscow? Siapa?" tanya Mely yang tidak memahami maksud Raffael namun, melihat dua lelaki yang duduk di dekatnya ini saling bertukar pandang dan melirik ke arah Gio, perlahan kedua mata kelabu itu memandang ke arah Gio yang saat ini masih sibuk memainkan rambutnya. Tidak mempedulikan lirikan Raffael dan Nick yang diarahkan kepadanya.

Pandangan Gio bergerak ke arah wajah kucing kecilnya yang memandangnya dengan penuh tanda tanya. Perlahan tangannya bergerak untuk mengusap pipi kucing kecilnya ini sebelum akhirnya menjawab pertanyaan tersebut yang terlihat jelas dari ekspresi wajah kucing kecilnya ini.

"Akukan pernah kata kalau keluarga LinDenhof memiliki banyak musuh yang cuba merebut kedudukan tertinggi LinDenhof, bukan? Dan salah satu keluarga yang ingin merebut posisi itu adalah Keluarga Bartosz. Mereka adalah salah satu mafia besar yang ada di Moscow, Rusia" kata Gio perlahan menjelaskan maksud dari kata-kata Raffael tadi.

Mendengar penjelasan Gio, membuat Mely menganggukkan kepalanya perlahan. Ah ...ternyata ini semua kerana musuh Vano ...baguslah, kata Mely dalam hati sebelum menggerakkan bahunya tidak acuh. Menghilangkan semua spekulasi yang terbentuk di dalam fikirannya saat ini. Sebaik saja pandangan Mely beralih ke arah dua lelaki yang saat ini duduk di dekatnya, kedua mata kelabunya terus membulat ketika melihat ekspresi terkejut mereka berdua.

"Ugh ...Raff? Nick? Kamu tidak apa-apa?" tanya Mely sambil mengerutkan keningnya perlahan. Ada apa dengan mereka? katanya dalam hati.

Tidak begitu mendengar pertanyaan Mely, keduanya masih memandang Gio seperti sedang melihat makhluk asing yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.

"Ugh ...ya, ya. Aku tidak apa-apa" jawab Nick gagap dengan pandangan tidak fokus. Otaknya masih memproses apa yang baru saja terjadi. Ini adalah kali pertama dia melihat abangnya bersikap lembut seperti ini. Dan kali pertamanya juga melihat Gio bercakap banyak seperti ini.

Jadi, wajarlah kalau mereka terkejut ketika mendengar lelaki ini menjelaskan hal itu kepada kucing kecilnya!!

Adakah mereka sudah mulai berhalusinasi kerana terlalu banyak minum alkohol malam ini!?

"Ugh ...adakah Gio tadi benar-benar menjelaskan kepada sister-in-law mengenai keluarga Bartosz? Aku tidak berhalusinasikan?" gumam Raffael perlahan sambil menyentuh wajahnya perlahan seakan berusaha meyakinkan dirinya apa yang baru dia lihat adalah kejadian sebenar yang benar-benar terjadi.

Mendengar pertanyaan Raffael membuat Nick menganggukkan kepalanya perlahan. Bahkan, dia tidak terlalu fokus pada Rafael saat ini. Kedua mata birunya masih memandang ke arah abangnya, seperti sedang memandang orang asing yang baru pertama kali dia lihat.

Mely mengerutkan kedua keningnya ketika melihat ekspresi berlebihan dua lelaki ini. Kenapa mereka terkejut mendengar Vano menjelaskan kepadanya? Bukankah, Vano memang selalu banyak cakap? Jadi, kenapa mereka terkejut seperti ini? kata Mely dalam hati sebelum memandang kedua-duanya dengan ekspresi bingung yang terlihat jelas pada wajah kecilnya saat ini.

Jika, berurusan dengan kucing kecilnya, Gio memang orang yang dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat meluahkan perasaannya dan juga dapat bercakap banyak seperti manusia normal.

Hanya dengan kucing kecilnya!!

Jika, sudah berurusan dengan orang lain walaupun orang itu adalah ahli keluarganya atau sahabatnya, dia tetap dingin dan pendiam. Lebih banyak memperhatikan keadaan sekelilingnya dan jawab dengan jawapan yang singkat. Oleh itu, ini adalah kali pertama mereka mendengar Gio mengucapkan banyak kata sehingga membuat mereka terkejut sampai ditahap yang seperti ini!?

Masih tidak menyedari sesuatu yang pelik, Mely memandang ke arah Gio yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerinya dengan pandangan lembut yang membuat dada Mely terasa hangat ketika melihatnya. "Kenapa dengan saudaramu sekarang, Vano?" gumam Mely perlahan.

"Mungkin mereka penat" kata Gio perlahan yang membuat Raffael dan Nick memandangnya dengan tajam.

Penat? Siapa kata kami penat! Kami terkejut sebab sikapmu berbeza Giovano! jerit mereka dalam hati sambil memandang tajam ke arah Gio dengan ekspresi penuh kekesalan.

Tidak menyedari ekspresi penuh kekesalan Nick dan Raffael, Mely yang mendengar jawapan Gio hanya menganggukkan kepalanya perlahan seakan memahami keadaan situasi saat ini. Sudah tentu mereka penat, waktu sudah hampir menunjukkan pukul 3 pagi, dengan semua kejadian ini mereka sama sekali tidak sempat berehat.

"Baiklah, baiklah. Aku faham. Jadi, semua ini kerana keluarga Bartosz yang mula melakukan pemberontakan lagi?" kata Mely yang sudah memahami keadaan mereka saat ini.

Mely, sebenarnya sudah dapat menduga kemungkinan seperti ini sememangnya akan terjadi. Dengan Gio sebagai Head Master of LinDenhof, sudah membuktikan yang kedudukan lelaki ini akan selalu membuat orang-orang sentiasa mengawasi setiap pergerakannya.

Human is a greedy creatures.

Tiada kata puas untuk mereka jika itu sudah menyangkut status, kekayaan dan kekuatan kerana pada dasarnya itu adalah sifat manusia. Tamak!

Mendengar pertanyaan Mely membuat Raffael menganggukkan kepalanya perlahan. "Betul. Menurut data transaksi dan komunikasi yang Leo temui, orang yang menyerahkan tugas itu kepada dark mercenaries adalah Hadrian Bartosz. Lelaki itu baru-baru ini dilantik sebagai Head Master of Bartosz untuk menggantikan posisi ayahnya Jasper Bartosz"

"Tsk, tsk, tsk ...budak ingusan itu terlalu bercita-cita tinggi. Dia mula melakukan pergerakan tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Adakah dia fikir kita ini bodoh? Aku lebih suka berurusan dengan Jasper Bartosz yang masih menggunakan otak setiap kali berurusan dengan kita" kata Nick sambil meregangkan tubuhnya.

"Tidak seperti Hadrian Bartosz yang masih terlalu muda untuk menjadi ketua Keluarga Bartosz" kata Raffael perlahan sebelum menganggukkan kepalanya perlahan.

"Tugas apa yang dia ajukan?" tanya Mely sebelum melihat Nick dan Raffael yang bertukar pandang sebelum menjawab pertanyaan Mely sambil terus memperhatikan perubahan ekspresi Gio saat ini.

"Tugasnya adalah ...untuk ...membunuh titik lemah Giovano LinDenhof" jawab Nick perlahan.

"Mereka di tugaskan untuk membunuhmu, sister-in-law" kata Raffael menekankan maksud dari kata-katanya yang membuat tekanan di ruang tamu ini tiba-tiba berubah drastik. Mereka berdua mula merasa panik dan takut yang tiba-tiba menyerang tubuh mereka ketika melihat ekspresi Gio menjadi gelap.

Matilah kita semua.

Tubuh Mely menegang sesaat sebelum merasakan aura membunuh yang terpancar dari tubuh Gio saat ini sebelum memandang ke arah mata biru yang dipenuhi oleh kilatan balas dendam yang dapat Mely lihat saat ini. Namun, bukannya takut melihat ekspresi Gio yang menyeramkan, Mely malah merasakan dadanya dipenuhi kehangatan. Perasaan yang benar-benar membuatnya nyaman. Lelaki ini akan selalu menjaganya dengan baik. Tangannya bergerak perlahan untuk mengusap pipi lelaki di hadapannya ini dengan usaha menenangkan pergolakan emosi yang Gio rasakan saat ini.

"Tenang, Vano. Aku tahu kau akan selalu melindungiku. Jadi, aku tidak takut sedikit pun" kata Mely dengan nada lembut sebelum melihat kilatan balas dendam tersebut perlahan-lahan menghilang dari kedua mata biru yang saat ini memandangnya.

"Mhm. Aku tidak akan membiarkan seorang pun dari mereka menyakitimu, little kitten" gumam Gio perlahan. Dia harus membunuh mereka semua, walaupun di saat mereka belum melakukan apa-apa dan hanya memiliki rancangan. Dia juga tidak akan membiarkan sesuatu yang membuat kucing kecilnya ini terluka lagi.

He will annihilate the entire Bartosz clan if it's needed.

"Mhmm ...aku tahu" jawab Mely masih dengan senyuman yang sama sebelum pura-pura menguap. Kedua mata kelabunya memandang Gio dengan ekspresi yang menunjukkan keletihannya.

"Vano, ayoh kita tidur ...aku ngantuk" gumam Mely perlahan sebelum meletakkan wajahnya di lekuk leher Gio.

Mendengar kata-kata Mely, membuat kedua mata Gio berubah hangat. Sudah tentu dia tahu maksud dari sikap kucing kecilnya yang tiba-tiba ini. Kucing kecilnya ini ingin mengalihkan perhatiannya dari semua emosi yang mengusai dirinya saat ini, katanya dalam hati sebelum mengeratkan pelukan dan berdiri perlahan dari posisi duduk mereka.

Dua pasang mata yang sejak tadi memperhatikan pasangan menjengkelkan ini ingin ke pergi bilik mereka diam-diam menghela nafas lega.

Syukurlah kami selamat!!

"Siasatan mengenai Hadrian Bartosz" kata Gio dengan nada dingin yang membuat semua rambut di tubuh mereka berdiri begitu mendengarnya. Kedua-duanya segera menganggukkan kepala dengan cepat sambil memperhatikan pasangan yang perlahan menghilang di hadapan mereka.

"Astaga ...aku benar-benar salut dengan sister-in-law kerana dapat membuat Yang Mulia Giovano LinDenhof menahan amarahnya" kata Raffael sambil meneguk wine yang dipegangnya perlahan-lahan, menikmati setiap rasa pahit, masam dan manis yang saling bercampur dalam mulutnya.

"Mhm. Tapi yang peliknya adalah ...sikapnya benar-benar tenang walaupun kau bercakap tentang dunia bawah" gumam Nick dengan sangat perlahan. Namun, Raffael masih dapat mendengarnya.

"Kau masih memikirkan hal itu? Tsk, tak, tsk ...tidak mungkin perempuan semanis itu mempunyai hubungan dengan komuniti dunia bawah. She's too sweet. Lagipun, kan sister-in-law sudah kata yang Gio sudah menjelaskan semuanya tentang keluarga LinDenhof. Jadi, wajarlah kalau dia mengetahui apa itu dunia bawah dan bagaimana situasinya" jawab Raffael sambil menggeleng perlahan.

"Mhm ...mungkin juga" gumam Nick perlahan, lebih kepada dirinya sendiri.

Setelah membersihkan diri dan menukar pakaian akhirnya kedua-duanya masuk ke dalam selimut yang dapat memberikan kehangatan untuk mereka berdua. Kedua mata kelabu Mely memandang ke dalam manik mata Gio yang juga memandangnya saat ini. Mereka berdua hanya diam dan saling memandang antara satu sama lain sebelum senyum nipis terbentuk di bibir masing-masing.

Kedua tangan Gio segera manarik tubuh kucing kecilnya ini sebelum menangkap bibir kecil di hadapannya yang selalu terlihat menggodanya. Menikmati kehangatan yang Gio berikan kepadanya membuat Mely merasa lebih baik. Perlahan bibir nipis Gio bergerak untuk menikmati setiap kelembutan dan kehangatan yang hanya dapat diberikan oleh kucing kecilnya ini kepadanya.

Kedua mata mereka terpejam, larut dalam moments intim mereka sebelum akhirnya kedua bibir yang saling bertaut itu perlahan bergerak ke arah telinga kucing kecilnya. Dengan nafas terengah-engah yang memenuhi suasana bilik tidur mereka saat ini, Gio membisikkan satu kata yang membuat wajah kucing kecilnya ini berubah menjadi merah padam.

"Little kitten, kau fikir aku akan membiarkan kau berehat? Kau masih ada hukuman yang harus kau jalani" gumam Gio dengan suara serak yang terdengar sangat seksi dari biasanya.

Kedua mata Mely membulat sebaik saja mendengar bisikan Gio tadi, dengan gerakan cepat dia menolak dada lelaki yang saat ini mengurungnya dalam pelukannya. Wajahnya terasa panas melihat kedua mata biru yang memandangnya penuh ghairah dan humor. Tubuhnya tiba-tiba terasa lemah dengan jantung malangnya yang berdegup kencang yang membuat pandangan perlahan menjadi tidak fokus.

"Vano ...jangan ..." kata Mely dengan nada gugup yang membuat Gio tersenyum sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

"Aku sudah kata aku akan menghukummu kerana sikap nakalmu" kata Gio perlahan sambil memandang kucing kecilnya seperti pemangsa yang memperhatikan pergerakan mangsanya.

"Ta -tapi, ka- kakiku sakit dan ...dan ...luka di lenganku sakit" kata Mely dengan gagap berusaha memberikan alasan masuk akal untuk lelaki di hadapannya ini.

Bukannya, menyerah Gio malah semakin mendekatkan tubuhnya ke arah kucing kecilnya yang gelisah dalam pelukannya. Pandangannya dipenuhi oleh gairah dan kejahilan yang terlihat jelas dari kedua mata birunya.

"Tenang ...kau hanya diam dan aku akan melakukannya dengan lembut" kata Gio dengan suara serak yang membuat Mely memandangnya dengan tajam dengan ekspresi penuh kekesalannya.

Lembut dari mana!?!?

Mana ada kata gentle dalam kamus lelaki ini kalau sudah berhubungan dengan aktiviti tempat tidur!!?

He's simply a beast!

Belum sempat dia membuka mulutnya untuk memprotes, Mely merasakan pergerakan tangan lelaki di hadapannya ini, membuat kedua matanya membulat dengan ekspresi tidak percaya yang mewarnai wajah kecilnya yang saat ini semakin merah.

"GIOVANO!!!"

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience