Rate

The Almighty Devil Of Underworld_96

Action Completed 38206

Office Room, LinDenhof Mansion, Manhattan, NYC.

Setelah mempertimbangkan semua kemungkinan yang ada, akhirnya Mely memutuskan untuk melihat apa yang ada di sebalik bilik rahsia ini. Setidaknya, jika Vano marah dia boleh mengakui kesalahannya dan melakukan apa saja agar lelaki itu tidak marah dengannya, daripada dia harus memikirkan sesuatu kerana rasa ingin tahunya, kata Mely penuh tekad sebelum menggerakkan tangannya untuk membuka pintu kayu di hadapannya dengan gerakan perlahan.

Kreak.

Sebaik saja Mely melangkahkan kakinya, kedua matanya bergerak ke arah sekeliling untuk melihat isi bilik tersebut dan apa yang dilihatnya saat ini membuat keningnya berkerut. Tiada yang penting di sini, hanya ada sebuah sofa besar di tengah-tengah bilik ini dan rak besar yang berisi gelas dan botol-botol minuman alkohol yang tersusun di sisi bilik kecil ini. Namun, pandangannya terhenti sebaik saja dia melihat sisi dinding yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini. Kedua matanya mengecil, Mely berusaha melihat apa yang ada di permukaan dinding tersebut namun, ketika dia tidak dapat melihat apa yang ada di permukaan dinding itu, tanpa sedar kedua kakinya melangkah mendekati sisi dinding tersebut.

Fucking hell.

Kedua kakinya berhenti melangkah, kedua mata kelabunya memandang pemandangan di hadapannya dengan ekspresi yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Tubuhnya, bergetar kuat, jantungnya seakan berhenti berdegup sebaik saja melihat apa yang ada di hadapannya. Tangannya bergerak untuk menutup bibirnya, berusaha menahan semua emosi yang saat ini memenuhi tubuhnya. Fikirannya tiba-tiba berubah menjadi kosong, Mely tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tiada satu pun yang terlintas di dalam fikirannya saat ini. 

Di depannya sekarang adalah papan detektif yang memenuhi hampir keseluruhan permukaan dinding yang penuh dengan gambar dan identiti setiap nama orang serta semua maklumat terperinci mengenai orang-orang yang ada di dalam setiap gambar tersebut. Beberapa benang merah juga terlihat memenuhi keseluruhan peta besar yang ada di tengah-tengah permukaan dinding yang menunjukkan beberapa lokasi yang dilingkari oleh penanda hitam yang mewarnai peta besar tersebut

"Aku tidak tahu bagaimana kamu boleh sampai ke tempat ini, little kitten"

Deg!

Suara berat itu menggema di seluruh bilik kecil tempat Mely berada saat ini yang membuat tubuhnya tersentak ketika mendengarnya. Jantungnya seakan bergerak tiba-tiba ke arah kerongkongnya begitu dia mendengar suara familiar itu, kedua matanya membulat terkejut sebelum kilatan takut sepintas terlihat di kedua mata kelabunya sebelum kilatan tersebut menghilang seketika seakan kilatan itu tidak pernah muncul di kedua matanya. Dengan gerakan sangat perlahan Mely memusingkan tubuhnya untuk melihat lelaki yang saat ini bersandar dengan santai di daun pintu yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini.

"Vano.." gamam Mely dengan suara gugup. Dia tidak tahu harus memberikan reaksi apa. Semua yang dilihatnya ini terlalu berlebihan untuknya, fikirannya benar-benar tidak dapat memproses semua ini. 

"Mhm" gumam Gio dengan santai sambil berjalan ke arah kucing kecilnya yang berada di hadapannya dengan pandangan penuh minat. Dia tidak menyedari perubahan pelik yang terjadi pada kucing kecilnya, dengan santai Gio menarik tubuh mungil itu ke dalam pelukannya dengan gerakan lembut.

"Adakah semua ini menakutkanmu?" gumam Gio perlahan sambil mengusap rambut panjang Mely dengan penuh kasih sayang. Gio menganggap bahawa kucing kecilnya ini cukup terkejut melihat beberapa gambar yang terlihat berlumuran darah yang ada di hadapan mereka saat ini oleh kerana itu dia mengeratkan pelukannya perlahan.

Sebaik saja Mely mendengar pertanyaan itu, tangannya tanpa sedar menggenggam erat permukaan kemeja putih yang Gio pakai saat ini dengan sekuat tenaganya. Berusaha mengawal semua emosi yang meyelimuti tubuhnya agar dia tidak hilang kawalan.

Semua ini benar-benar membuatnya gila!!

Akhirnya, Mely menghela nafas perlahan untuk mengatur semua emosinya sebelum menganggukkan kepalanya perlahan. "Mhm. Sedikit".

"Ini apa?" tanya Mely dengan nada penuh rasa ingin tahu. Hanya Tuhan yang tahu kalau saat ini jantungnya berdegup dengan sangat kencang kerana penuh dengan jangkaan. Dia benar-benar berharap semua spekulasi yang terlintas di dalam fikirannya ini adalah salah.

Tidak.

Dia tidak dapat menerima kenyataan ini.

Dia tidak sanggup menerima ini semua.

Ini terlalu menyakitkan.

Keheningan menyelimuti keduanya. Tiada balasan dari Gio dan tiada satu kata pun yang keluar dari mulut Mely saat ini.

Pandangan Gio bergerak ke arah papan detektif di hadapannya dengan semua emosi yang memenuhi kedua mata birunya. Senyum nipis perlahan terbentuk di wajahnya membuat ekspresinya saat ini terlihat lebih menyeramkan dari biasanya. Terutama dengan kilatan haus darah yang terlihat jelas dari kedua mata birunya.

"My nightmare monster"

Kedua mata kelabu Mely terbeliak sebelum memusingkan kepalanya ke arah Gio dengan ekspresi terkejut memenuhi seluruh wajahnya. "Maksudmu?" tanya Mely dengan nada lembut yang hanya di balas senyum nipis yang terbentuk di wajah lelaki di hadapannya ini. Jantung Mely terasa seperti di cengkam oleh tangan besar ketika melihat ekspresi menakutkan Gio saat ini.

Dengan gerakan lembut, Gio memusingkan tubuh kucing kecilnya, mereka berdua sama-sama menghadap ke arah papan detektif di hadapan mereka sebelum satu tangannya melingkari pinggang kucing kecilnya dan meletakkan kepalanya di salah satu bahu kecil di hadapannya.

"Mereka semua adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian ibuku" gumam Gio perlahan yang membuat nafas Mely tersekat. Kedua matanya memandang terkejut ke arah semua gambar yang tertampal di atas permukaan dinding di hadapannya

"Mereka?"

"Ya ...mereka semua. Mereka semua adalah kumpulan dari salah satu organisasi besar yang menguasai komuniti dunia bawah. The Phantoms adalah nama organisasi tersebut, mereka bergerak di bawah naungan Keluarga Romanceks yang merupakan salah satu dari keluarga senior yang sudah lama tinggal di dalam komuniti dunia bawah, sama seperti keluargaku. Romanceks adalah salah satu keluarga senior yang selalu mencari masalah dengan keluargaku hanya kerana status dan kuasa yang dimiliki oleh keluargaku selama beberapa generasi. Sejak pertemuan pertama, hubungan keluarga kami memang selalu buruk tetapi, Romanceks tidak pernah membuat masalah besar yang memberi impak besar kepada keluargaku tetapi, semuanya berubah ketika pemegang kuasa keluarga Romanceks berpindah kepada anak lelaki pertama mereka yang sangat dikenali kerana keadaan mentalnya yang tidak stabil. Alfanzo Romanceks" kata Gio perlahan sambil menunjuk ke arah salah satu gambar lelaki tua yang terlihat sudah berumur lebih dari 50 tahun. Kedua mata coklat itu dipenuhi oleh pandangan gila yang bahkan dapat dilihat dengan jelas dari dalam gambar. 

"Sejak bajingan tua itu mulai menguasai ahli keluarganya, mereka selalu berusaha menyerang keluargaku sehingga akhirnya kejadian pembunuhan beramai-ramai yang terjadi pada malam itu. Semuanya adalah karya Alfanzo Romanceks bersama anak pertamanya yang tidak kalah gilanya, Christan Romanceks" kata Gio dengan nada dingin sambil menunjuk ke arah gambar lelaki yang terlihat berumur sekitar 27-30 tahun yang memiliki kedua mata coklat yang dipenuhi kilatan yang sama dengan lelaki tua yang berada di sebelahnya.

"Sekiranya bukan kerana kegilaan mereka dengan kuasa, mom tidak akan mati. Sejak itu aku berjanji akan membalas kematian mom dengan memusnahkan mereka semua. Bukan hanya Alfanzo Romanceks, bukan hanya Christan Romanceks tetapi, semua ahli keluarga Romanceks dan semua ahli The Phantoms. Aku tidak akan berhenti sehingga aku membunuh mereka semua" 

Deg!

Seluruh tubuh Mely membeku ketika mendengar kata-kata Gio tadi, otaknya tiba-tiba berubah menjadi kosong yang membuatnya tidak dapat memberi reaksi apa-apa pun. Kedua matanya masih memandang ke arah semua gambar yang ada di permukaan dinding. Ada yang masih terlihat kosong dan ada yang sudah memiliki tanda X tepat di atas permukaan gambar tersebut.

Beberapa saat berlalu dalam keheningan sebelum akhirnya Mely membuka mulutnya. "Jadi ...semua gambar ini adalah ahli keluarga Romanceks dan The Phantoms?" tanya Mely dengan nada perlahan yang dibalas anggukan perlahan oleh Gio yang saat ini masih fokus pada papan detektif di hadapannya.

"Hm. Selain itu, ada juga beberapa keluarga yang memiliki hubungan kerjasama dan hubungan baik dengan mereka" jawab Gio, masih dengan nada dingin yang sama yang membuat tubuh Mely bergetar perlahan.

Tanpa sedar Mely menggigit permukaan bibirnya sebelum memperhatikan setiap gambar yang jelas terpampang di hadapan wajahnya dengan ekspresi bercampur. "Kamu juga akan membunuh setiap keluarga yang memiliki hubungan baik dengan Romanceks?" tanya Mely perlahan yang lagi-lagi dibalas anggukan oleh lelaki di sisinya ini.

"Semuanya. Sama ada hubungan baik atau hanya sebatas kerja sama, aku akan bunuh semuanya. Terutama ahli keluarga Romanceks dan The Phantoms" jawab Gio dengan nada datar yang dipenuhi dengan aura dingin yang dapat dirasakan oleh Mely dengan jelas .

"Kalau begitu ...apa maksud dari tanda X ini?" tanya Mely sambil menunjuk ke arah gambar perempuan yang memiliki tanda tersebut di permukaan gambarnya.

"Itu adalah tanda yang aku sudah melenyapkannya. Dia adalah pelayan yang dulu pernah aku ceritakan. Anak angkat Alfanzo Romanceks. Raffael menemui jejaknya ketika dia sedang menjalankan siasatan di Itali. Sejak itu kami semua terus memburunya dan membunuhnya di sana. Tetapi, sayangnya perempuan sialan itu menutup mulutnya dan tidak memberikan maklumat yang berguna untuk kami semua" jawab Gio dengan ekspresi serius yang mewarnai wajahnya saat ini yang sama sekali tidak berpengaruh untuk Mely. Jantungnya masih berdegup kencang, tubuh mungilnya bergetar perlahan yang membuat Gio semakin mengeratkan pelukannya begitu menyedari tubuh mungil yang ada di dalam pelukannya bergetar perlahan.

"Sejuk?" tanya Gio sambil memperhatikan wajah kucing kecilnya yang terlihat pucat yang membuat dahinya berkerut dalam ketika melihatnya. Tangannya mengusap lembut permukaan wajah kucing kecilnya dengan gerakan lembut. "Mungkin lebih baik kita kembali. Wajahmu sudah terlihat pucat, aku tidak mau kamu sakit lagi" gumam Gio lembut yang segera di balas gelengan perlahan oleh kucing kecilnya.

"Tidak apa-apa. Aku mau mendengar semuanya. Aku ingin tahu semua monster dan mimpi burukmu" gumam Mely sambil menggenggam erat telapak tangan Gio yang membuat senyum hangat terbentuk di bibir nipisnya ketika melihat reaksi kucing kecilnya yang lagi-lagi mampu mengejutkannya.

Sekiranya ini adalah perempuan biasa mungkin mereka akan memandang Gio dengan pandangan horror seolah-olah mereka melihat monster hidup di hadapan mereka tetapi, kucing kecilnya ini sama sekali tidak menunjukkan reaksi itu. Mungkin benar kucing kecilnya ini terlihat sangat terkejut dengan semua ini tetapi, dia masih terlihat tenang di hadapannya, ini adalah nilai positif bagi dirinya sendiri. Kucing kecilnya ini memang selalu membuatnya kagum.

"Mhm. Baiklah" jawab Gio perlahan sambil menganggukkan kepalanya perlahan. "Apa lagi yang ingin kamu ketahui? Aku tidak akan menutupi apa-apa pun dari kamu" sambungnya perlahan yang malah membuat jantung Mely seakan di tikam oleh pisau belati yang membuat dadanya terasa sakit sebaik saja mendengar kata-kata lelaki ini.

Menghembuskan nafasnya perlahan untuk mengatur emosinya, kedua mata kelabunya kembali memandang sisi wajah Gio yang masih bersandar di salah satu bahunya dengan pandangan yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. "Jadi, semua ini adalah gambar ahli keluarga Romanceks dan anggota kumpulan Organisasi The Phantoms?" tanya Mely perlahan yang hanya di balas anggukkan perlahan.

"Ya" jawab Gio singkat sambil mengeratkan pelukannya.

"Gambar dengan tanda X ini bermaksud kamu sudah membunuh mereka semua?"

"Ya"

"Adakah ...kamu akan membunuh semua orang yang ada di dalam gambar ini?"

"Ya"

"Semuanya. Tanpa tersisa sedikitpun?"

"Ya semuanya. Tanpa tersisa sedikitpun. Aku akan membunuh mereka semua hingga ke titik terakhir"

"Jadi ...ini adalah rancangan balas dendam jangka panjang di mana kamu tidak akan berhenti sehingga kamu memusnahkan mereka semuanya?"

"Kamu boleh anggap begitu, little kitten"

"Bagaimana jika ada orang yang tidak bersalah di sana? Orang-orang yang tidak mengetahui apa yang sudah keluarga Romanceks lakukan kepada keluargamu?"

Mendengar itu membuat Gio mengerutkan keningnya seolah-olah memikirkan hal itu membuatnya muak. Menggelengkan kepalanya perlahan, Gio kembali membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan kucing kecilnya dengan nada tegas. "Tidak mungkin ada seorang pun yang tidak bersalah dalam keluarga dan organisasi bajingan licik seperti mereka. Orang-orang seperti mereka memang harus di musnahkan sepenuhnya, jika tidak mom tidak akan pernah tenang di alam sana"

"Tapi ...bagaimana kalau mereka tidak tahu apa-apa tentang kejadian itu? Bagaimana jika mereka innocent mengenai masalah itu? Adakah kamu akan tetap membunuh mereka?"

"Tiada yang dapat mengubah fikiranku tentang hal itu bahkan Nicholas, Raffael, Leonardo dan Deekson akan membantuku untuk membunuh mereka satu persatu. Sama ada mereka terlibat atau tidak, mengetahui mengenai kejadian pembunuhan itu atau tidak. Kami semua tidak akan membiarkan mereka semua hidup, mereka semua harus mati dengan kejam.  There's no innocent people in that fucked up place, little kitten" jawab Gio dengan tegas sambil mengerutkan keningnya.

Keheningan kembali menyelimuti mereka berdua. Tiada balasan yang dapat keluar dari bibir kecil Mely sebaik saja mendengar nada penuh tekad dan tegas dari Gio tadi. Perlahan kedua mata kelabunya meredup sebelum dia menyandarkan tubuhnya di dada bidang Gio. Menutupi sebagian wajahnya dengan rambut panjangnya yang saat ini berada di kedua-dua sisi wajahnya.

Menghela nafas perlahan, Gio mengeratkan pelukannya ke seluruh tubuh kucing kecilnya sebelum mengucup singkat kepalanya. "Kamu tidak perlu risau. Aku tidak akan membiarkan lelaki gila itu menyakiti kamu. Sama ada Alfanzo Romanceks atau Christan Romanceks, aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti kamu. Aku akan selalu melindungimu. Setelah semua ini berakhir aku akan membawamu untuk bertemu dengan semua ahli keluargaku dan aku akan meminta izin untuk mengahwinimu secepatnya. Dan kamu akan menjadi milikku sepenuhnya dan selamanya akan menjadi milikku" gumam Gio dengan nada lembut sambil mengucup pipi kucing kecilnya yang terasa sejuk.

Senyuman penuh ironi perlahan terbentuk samar di bibir kecilnya. Tiada yang dapat melihat ekspresinya saat ini kerana tertutup oleh rambut panjangnya namun, kedua mata kelabunya saat ini dipenuhi oleh kesedihan dan penderitaan yang terlihat jelas dari kedua matanya. Perlahan dia memejamkan kedua matanya untuk menyembunyikan semua emosi yang memenuhi kedua mata kelabunya.

"Baiklah, kamu tidak perlu memikirkan hal ini. Biar aku dan yang lain menyelesaikan semua urusan ini. Kamu hanya perlu bersenang-senang dan bersikap baik di mansion ini untuk beberapa hari kerana keadaan di luar masih tidak begitu selamat. Terutama dengan semua musuh yang masih bermain di dalam bayang-bayang" kata Gio dengan nada lembut sambil terus mengusap rambut panjang kucing kecilnya yang masih terdiam dalam pelukannya.

"Vano ...bagaimana dengan dua nama ini?" tanya Mely perlahan sambil menunjuk ke arah dua nama yang masih terlihat kosong tanpa adanya maklumat terperinci atau gambar yang menunjukkan identiti kedua-dua nama tersebut.

"Hm?" pandangan Gio perlahan bergerak mengikuti arah jadi telunjuk Mely sebelum pandanganya berubah menjadi gelap seakan saat ini dia sedang memandang sesuatu yang menganggu pandangannya.

"Dua nama itu masih misteri. Aku masih tidak dapat mencari nama sebenar mereka, cara kerja mereka bahkan maklumat terperinci mengenai mereka berdua. Maklumat yang aku dapat dari Leo setakat ini adalah dua orang ini adalah aset paling berharga untuk keluarga Romanceks" jawab Gio dengan nada serius sambil memandang ke arah dua nama yang terlihat masih kosong dibandingkan dengan nama-nama yang lain.

Enchantess & King of Spades.

Kedua-dua nama itu adalah dua tokoh yang sangat terkenal dalam komuniti dunia bawah. Enchantress adalah pembunuh yang berjaya memiliki pangkat pembunuh tertinggi dalam masa yang singkat sejak dia mula beroperasi. Kemampuannya dalam menyelesaikan sasarannya malah jauh lebih tinggi jika dibandingkan kemampuan Nick dan Raffael yang selama ini mendapat gelaran The God of Killers. Sedangkan King of Spades. Dia adalah tokoh genius yang dapat mengakses, menggodam dan memanipulasi semua jenis teknologi yang ada, bahkan kemampuannya jauh lebih tinggi dari kemampuan keluarga Marque's yang selama ini menguasai keseluruhan jaringan komunikasi dan maklumat komuniti dunia atas dan dunia bawah.

Sudah dapat di bayangkan bukan? Betapa dahsyatnya kedua tokoh ini sehingga mampu menjadi legenda di dalam komuniti dunia bawah. Tetapi, sayangnya tiada yang mengetahui identiti sebenar mereka bahkan jantina mereka kerana setiap orang yang melihat mereka akan menemui ajal dengan sangat mengerikan. Cara kerja yang sangat kejam dan pada masa yang sama sangat berhati-hati kerana dengan cara itu identiti mereka akan sentiasa terjaga dengan rapi.

Namun, sayangnya hal itu malah menyukarkan Gio untuk mengesan identiti dan keberadaan kedua-dua tokoh ini. Keduanya benar-benar seperti duri yang tersekat di dalam dagingnya, Gio tidak akan tenang selagi dia tidak mengetahui siapa kedua tokoh ini dan membunuh mereka. Terutamanya, kedua-duanya adalah aset paling berharga yang merupakan milik Keluarga Romanceks. Gio bersumpah akan menghancurkan semua yang berhubung kait dengan Keluarga Romanceks. Dia akan memberikan mereka rasa yang mampu membuat mereka gila walaupun hanya memikirkannya.

Kita akan lihat dalam pertunjukan ini siapa yang akan bertahan sebagai pemenang, kata Gio dalam hati dengan senyuman samar terbentuk di bibir nipisnya.

"Okay, sudah cukup sampai disini. Badanmu sudah terlalu sejuk. Kamu harus berehat" gumam Gio dengan nada lembut sebelum mengangkat tubuh kucing kecilnya yang saat ini terasa sejuk di dalam pelukannya. Menyedari hal itu membuat Gio mengerutkan keningnya sebelum pandangan penuh kerisauan memenuhi kedua mata birunya.

"Kucing kecilku, adakah kamu baik-baik saja? Adakah aku harus meminta Lau Fhang untuk memeriksa kamu lagi" gumam Gio dengan nada penuh kerisauan sambil memandang kepala kucing kecilnya yang saat ini terbenam di lekuk lehernya.

Baik-baik saja? 

Seriously? 

Of course he's not okay!

Bagaimana mungkin dia baik-baik saja setelah dia mendengar semua ini!

Dada Mely terasa sesak dia bahkan kesukaran untuk bernafas kerana gejolak emosi yang memenuhi seluruh tubuhnya. Dia benar-benar ingin menangis dengan kuat, dia ingin berteriak dengan kuat namun, dia tidak memiliki tenaga untuk semua itu. Rasanya semua tenaganya sudah habis dan tiada sedikitpun yang tersisa. 

Akhirnya, Mely hanya dapat menggelengkan kepalanya perlahan sambil mengeratkan genggaman tangannya yang saat ini melingkari leher Gio seolah-olah dia takut lelaki ini akan meninggalkannya. "Mmm. Aku baik-baik saja hanya ... pening sedikit" gumam Mely sambil memejamkan kedua matanya perlahan. Tiada yang tahu apa yang ada di dalam fikirannya saat ini. Otaknya masih memproses semua maklumat yang baru saja di dengarnya. Dia masih tidak dapat mempercayai apa yang baru saja didengarnya, tanpa sedar Mely mengeratkan pelukan di leher Gio.

Damn, it hurts so bad.

Why fates always do cruel things for her?

Why can't they let he's have a little happiness?

Why it have to be so cruel?

TO BE CONTINUED.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience