Rate

FILE 18: Sang Ilmuwan

Mystery & Detective Series 649

“Evatoxin.”
    GUMAM Inspektur Anton. Ia masih berada di depan meja kerjanya. Satu-satunya cahaya hanya datang dari layar monitor komputernya. Ia kembali memeriksa arsip data yang telah ditemukannya di lapangan. Kemudian memeriksa korban-korban yang telah berjatuhan akibat kutukan Ancol. Semuanya pria. Korban wanita anehnya dapat selamat dari penularan evatoxin.
    Tidak jauh darinya, kemilau botol gelas memantul menerobos kegelapan. Botol kaca kecil berisi antitoksin adamin. Evangela mulai menyebarkan antitoksin adamin, terutama bagi petugas dan ahli forensik yang sehari-hari kontak dengan mayat yang tertular kutukan Ancol. Produksi antitoksin adamin mencapai lima ribu botol 5 cc seminggu.
    Ia menyalakan sambungan internet dan segera browsing. Mencari informasi tentang Evangela dan dr. Morga. Kata kuncinya: Evangela ilmuwan biokimia. Ia mengetiknya di search engine. Hasil paling banyak mengenai artikel sains berbahasa inggris dan jerman atas nama Evangela dan dr. Morga. Tidak banyak yang menceritakan kehidupan mereka. Keduanya low profile dan tidak banyak menebarkan foto diri. Ia menemukan artikel lama tentang kegiatan kedua ilmuwan. Di layar monitornya tertulis:

    ILMUWAN MUDA PERAIH HIROSHIMA AWARD
    Infosains (Artikel ini pernah dimuat di majalah Sains edisi 25/2003 hal 35-36)
    JAKARTA—Evangela Eliza, 21 tahun, peraih Hiroshima Award adalah ilmuwan biokimia muda Indonesia pertama yang memenangkan kompetisi sains di Jepang. Ia menjadi orang pertama di luar Jepang yang mendapat Hiroshima Award. Penghargaan bergengsi itu hasil risetnya selama lima tahun. Penemuan materi antiradiasi nuklir berbahan biota laut berhasil menyisihkan ilmuwan muda lain dari Eropa….

    LABORATORIUM ANTAR NEGARA TERMAHAL
    IPTEK, JAKARTA—Laboratorium standar internasional pertama mulai dibangun. WHO dan pemerintah RI sepakat bekerja sama menanggulangi wabah flu burung dan swine flu. Dana yang digunakan mencapai trilyunan rupiah. Pemerintah tidak menyebutkan nominal karena proyek rahasia itu akan jauh dari pemberitaan publik. Laboratorium yang diharapkan mencari solusi untuk energi ramah lingkungan tahun 2012 itu akan dibangun di atas pulau yang jauh dari publik. Karena dirahasiakan, banyak isu yang berkembang pemerintah juga mengembangkan senjata biologi. Wikileaks bahkan memiliki data laporan pengiriman alat-alat yang mampu mengembangkan senjata biologi.
    “Fisik sudah 60%, untuk detilnya saya tidak berwenang menjawab,” ungkap dr. Morga Kusuma, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam proyek itu. Ilmuwan biologi dan ahli forensik itu mendapat gelar PhD di bidang plant toxins dan bidang penularan penyakit di Amerika. Makalahnya tentang kekebalan tubuh menjadi rujukan ilmuwan di dunia.

    GARIS POLISI DI LABORATORIUM ANTAR NEGARA
    Qalamnet, JAKARTA—Untuk pertama kalinya laboratorium antar negara, Pusaka I dan II ditutup. Karyawan laboratorium terpaksa libur. Pencurian spesimen yang terjadi menyita perhatian publik. Pelaku membobol sistem keamanan sampai level ketiga. Anehnya, spesimen yang dicuri masih bahan mentah, artinya masih membutuhkan proses berikutnya. Badan Intelijen Nasional yang menyelidiki lokasi melarang media untuk melakukan investigasi.
    “Pelakunya sudah kami tangkap. Ia salah seorang karyawan di sana. Spesimen juga sudah dikembalikan. Kasus ini selesai,” ungkap penyidik dari BIN tanpa menyebutkan nama pelakunya. Ia juga melarang namanya disebut dalam media.
    “Ini gak ada hubungannya dengan saya dan senjata kimia,” Dokter Morga menampik isu bahwa dirinya terlibat. “Tujuan kami untuk melindungi ras manusia.”

    Inspektur Anton tidak pernah mendengar kasus di laboratorium rahasia. Ia menduga karena intelijen merahasiakannya bahkan kepada polisi. Kemudian ia teringat beberapa file yang diberikan Evangela. File-file tentang racun jenis baru yang tingkat rahasianya level medium, dapat disebarkan ke pihak yang berkepentingan. Ia membaca sekali lagi. Mengetahui resiko apa yang akan ditemuinya jika terkena kutukan Ancol.
    Di layarnya tertera salah satu penjelasan tentang kutukan Ancol. Racun yang telah membunuh korbannya hanya dalam waktu kurang dari semenit.

    EVATOXIN
    Kode: EV-X
    Lambang: EV
    Evatoxin atau EV-X adalah racun jenis baru yang sangat mematikan. Menyebabkan penyakit infeksi yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Diketahui pertama kali melalui kasus kematian misterius tiga pria di kawasan Ancol, Jakarta Utara pada tahun 2016.
    Racun yang merupakan senyawa bahan kimia beracun dari spora antraks yang berhasil dikembangbiakkan dalam gas sarin yang telah berbentuk cair dan atau dapat berupa uap gas. Racun lebih mematikan setelah berkembang biak di dalam tubuh korban pertama. Dapat menular melalui kulit, luka terbuka, selaput mata, dan pernapasan.
    Istilah Evatoxin berasal dari ilmuwan Indonesia yang pertama kali menelitinya, Evangela Eliza. Karena merupakan jenis racun baru.
    Evatoxin berarti, ibu dari segala racun karena hanya dapat membunuh kurang dari satu menit. Uniknya resiko kematian hanya pada korban berjenis kelamin laki-laki. Korban laki-laki mengalami pendarahan akut pada alat kelaminnya seperti perempuan yang tengah haid. Kulit korban memucat. Tubuh korban menjadi kering karena kehilangan cairan tubuh. Darah korban berwarna hitam pekat dan membusuk. Racun ini menular melalui cairan dari tubuh korban dan yang telah menguap ke udara.
    Korban perempuan yang terkena jarang menyebabkan kematian. Penawar racun berupa serum Antitoxin Adamin harus diberikan sesaat setelah racun menyebar ke tubuh korban. Namun, kebanyakan korban tak tertolong. Dapat menular setelah menyerang korban pertama dari manusia ke manusia. Kebanyakan korban tewas pada laki-laki. Korban wanita hanya mengalami mual, kelumpuhan dan pusing.
    Virulensi
    Penyakit ini disebabkan spora antraks yang diambil gas sarin berbentuk cairan. Racun spora yang pada awalnya tidak menular dari manusia ke manusia menjadi menular.
    Spora yang telah diselubungi cairan gas sarin menjadi lebih mematikan setelah bersentuhan dengan kulit. Kulit melepuh setelah ternsentuh Evatoxin. Setelah spora antraks masuk ke peredaran darah, sel vegetatif tersebut akan menghancurkan keping darah dan merusak jaringan organ. Mengakibatkan internal bleeding, pendarahan di dalam tubuh. Spora antraks mengeluarkan cairan gas sarin yang merusak paru-paru, pencernaan, mata dan kulit. Sel kulit yang mati menyebabkan kulit memucat dan kering.
    Menimbulkan kematian kurang dari satu menit setelah terkena. Keping darah yang telah mati akan keluar dari sembilan lubang di tubuh korban. Darah hitam mengalir deras di alat kelamin karena Evatoxin merusak organ prostat dan ginjal.
    Penjangkitan
    Manusia yang terkena Evatoxin merasakan sekujur tubuhnya terbakar. Kulit yang bersentuhan dengan racun melepuh. Jika berbentuk cairan masuk melalui pori-pori kulit, luka terbuka atau selaput mata. Racun dari cairan tubuh korban semakin mematikan dan dapat membunuh. Evatoxin yang keluar dari cairan tubuh korban mudah menguap dan mudah masuk melalui pernapasan. Racun yang telah berkembang biak dan keluar dari tubuh menjadi lebih mematikan. Korban merasakan tidak dapat menahan buang air, namun cairan yang keluar berupa darah hitam kental yang telah membusuk. Uap dari darah yang keluar dari dalam tubuh lebih beracun dan dapat menular ke manusia dan hewan.
    Evatoxin dapat memasuki tubuh melalui sentuhan di kulit, pernapasan, kontak dengan mata dan pernapasan.
    Gejala (Simptom)
    Korban merasakan kulitnya terbakar, dehidrasi, haus, mual, pusing, muntah dan tidak dapat menahan buang air. Darah hitam keluar dari alat kelamin dan anus. Darah yang keluar dari alat kelamin lebih banyak dan tidak terkontrol seperti darah haid.
    Penawar
    Serum Antitoxin Adamin diambil dari antibodi darah korban. Harus segera diberikan setelah korban terkena racun. Percobaan pada tikus dan mamalia lain di laboratorium menunjukkan Adamin dapat menghancurkan Evatoxin. Namun, masih belum ada korban manusia yang dapat selamat. Karena terlambat menanganinya.
    Riset
    (catatan) Penelitian dan uji klinis masih berlangsung untuk menemukan antitoksin terbaik. Dan mengetahui detil karakteristik toksin. Antitoksin Adamin masih belum mencapai tahap terakhir.

    “Ya, Tuhan… siapa yang menciptakan kengerian semacam ini,” gumam Inspektur Anton. Ia tidak pernah merasa setakut ini. Ia tidak menyadari resikonya jauh lebih besar daripada yang ia ketahui atau bayangkan.
    Musuhnya kali ini tak tampak. Seperti hantu, atau memang benar jika disebut sebagai sebuah kutukan.
    Kutukan Ancol.
***
    Selfi terjaga di atas ranjang dalam kamar Denara. Ia merasaka tubuhnya sudah sehat. Ia menelan ludah dan merasakan tenggorokannya tidak tersumbat lendir. Obat yang diberikan kakak Maria bekerja dengan baik.
    “Denara!!” Selfi berseru dari atas ranjang. Suaranya telah kembali pulih.
    Ia mendapati dirinya seorang diri di dalam kamar itu. Cahaya matahari sedikit tertutup mendung. Siang itu Denara tidak berada di dalam apartemennya.
    "Mungkin masuk kantor … rapat mingguan…? Melaporkan keadaan diriku?" Selfi bergumam sembari duduk di tepi ranjang ketika ia mendengar suara ketukan di pintu depan kamarnya. Ia buru-buru melangkah hendak membuka pintu.
    Pintu terbuka dan ia mendapati beberapa orang yang mengenakan pakaian khusus dan masker gas di wajah mereka.
    “Siapa kalian?” tanya Selfi.
    “Mundur!!” Suara dari mikrofon membuat Selfi kaget. “Anda telah membunuh seluruh penghuni apartemen.”
    “Apa?!!” Selfi terkejut. Ia menoleh ke luar kamar dan mendapati puluhan mayat-mayat yang terkapar di sepanjang koridor apartemen. Darah hitam menutupi lantai koridor.
    “Anda telah meracuni apartemen!!”
    Selfi mundur ketika beberapa orang berpakaian khusus mendekatinya. Mereka menyemprotkan asap biru ke tubuh Selfi. Asap beraroma tajam yang membuatnya air matanya berhamburan. Ia terbatuk-batuk. Dadanya serasa hendak meledak.
    “Tunggu!!” Selfi menutup mulutnya dengan jemarinya. Suaranya terdengar tidak jelas. “Aku bukan pembunuh!!”
***
    Selfi membuka mata. Kepalanya masih terasa berat. Bantal di bawah kepalanya serasa karung pasir. Damn!! Aku bermimpi buruk!!
    Ia mendapati dirinya berada di dalam kamar apartemen Denara.
    “Kau mengigau lagi? Mimpi buruk....?” Denara berada tidak jauh darinya.
    Selfi memastikan kali ini bukan mimpi. Suaranya masih serak.
    “Kau gak takut tertular racun dariku?” Selfi terdengar paranoid.
    “Kutukan Ancol? Hah, nggak … itu resiko.” Denara tidak melepas pandanganya dari layar laptop di depannya. “Setiap pekerjaan memiliki resiko.”
    “Jika aku mati … apa yang akan kau lakukan?”
    “Menulis novel tentangmu. Enggak, cuma bercanda.” Kemudian Denara tertawa. Ia mengawasi Selfi melalui kacamatanya. Kaca mata yang dikenakan hanya ketika mengetik. “Hei, percayalah, kita pasti bisa menyelesaikan ini … kita akan menyajikan berita yang berbobot.”
    Selfi balik tersenyum. Dalam hatinya ia berkata,    Ya, benar … kau harus menyiarkan fakta ini … Walau aku sudah tiada nanti....
    Kemudian Selfi tertidur lagi. Kali ini tanpa mimpi. Mimpi buruk.
    Karena mimpi buruknya baru akan dimulai esok harinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience