Rate

FILE 76: Misteri Hantu Penjaga Sekolah

Mystery & Detective Series 649

Wajahnya tak terlihat jelas karena tertutup rambut panjangnya ... seragamnya basah kuyup. Kemudian mengangkat telunjuknya ke arah pria yang bernama sandi hantu itu.

    BUNYI sirine tanda istirahat jam pertama meraung-raung di seantero sekolah internasional itu. Seakan tak ada bunyi lain yang lebih modern di sekolah dengan standar internasional. Meski berada di Pulau Badai yang disebut sebagai silicon valley yang ada di Indonesia. Namun, beberapa bangunan nampak dibangun dengan arsitektur klasik dari gaya zaman Renesans di Eropa sampai gaya kolonial Belanda. Termasuk sekolah internasional itu yang nampak anggun dengan gaya arsitektur Belanda. Atapnya yang tinggi dan tembok-tembok tebalnya menambah mentereng bangunan itu.
    Jam istirahat itu dimanfaatkan oleh Dila, adik Faril. Seperti pesan Ghost yang memintanya untuk menyelidiki Reni. Ia sedang mendekati Reni demi mendapatkan informasi tentang Erin.
    “Awalnya aku penasaran dengan si kutu buku itu. Walau pendiam dan nampak kurang gaul, tapi nilai-nilainya selalu sempurna,” ujar Reni sembari melambaikan tangan ke arah teman-temannya yang berada di dalam kantin itu. "Teman-teman selalu bergosip tentang Erin jika kembali mendapat nilai bagus. Bahkan mengucilkan dan meledek Erin yang selalu mendapat ranking di kelas. Sok rajinlah, dipanggil profesor, dipanggil si kutu buku, joneslah, yah begitulah."

76 B.jpg
1000x812 120 KB
    “Oya, tumben kau tertarik ke Erin? Kau dari kelas sebelah kan, adiknya Faril, si maniak game itu?" tanya Reni dengan pandangan menyelidik. "Oya, aku lihat kakakmu sudah bekerja sebagai teknisi komputer di sekolah ini. Setelah game center kebakaran, syukurlah ia mendapat kerja di sini.”
    “Iya, betul,” timpal Dila. Ia berusaha mencari-cari alasan yang tepat. “Soalnya aku makin cemas dan ngeri jika sampai ikut jadi korban … kan udah tiga siswa yang jadi korban?”
    “Oh, gitu … kalau kamu bisa lebih tenang karena gak pernah gangguin Erin. Justru aku yang harus berhati-hati. Aku pernah menyakiti perasaan Erin … Entah, kenapa aku gak ikut jadi korban. Tapi….” Reni terdiam untuk beberapa saat. Kemudian berkata. “Setiap saat aku merasa bahwa Erin mengawasiku … seperti hantu.”
    “Hantu?” tanya Dila heran. Entah kenapa ia teringat kepada Ghost. Pria misterius itu pasti tengah mengawasinya sekarang. Seperti hantu….

***

    Ghost mengawasi Dila dan Reni melalui jendela kaca kantin yang lebar. Ia mencari posisi yang pas dengan dan berusaha agar tak dicurigai. Ia membersihkan sampah bungkus makanan yang diterbangkan angin sampai di belakang kantin.
    Ia telah memasang alat penyadap suara berbentuk pensil mekanik yang ditaruh di saku seragam Dila. Jadi ia telah mendengar percakapan antara Dila dan Reni. Masih belum ada petunjuk berarti yang didapat dari percakapan itu. Namun, setidaknya ada kemajuan. Apalagi Reni tak mencurigai Dila yang mendekatinya demi mendapat informasi tentang Erin.
    Ia telah memeriksa ruang kelas Erin dan tak menemukan petunjuk apapun. Selain coretan di bangku yang dulunya pernah diduduki Erin. Coretan iseng yang mencemooh Erin.
    Ghost menghentikan pengawasannya ketika ada siswa yang berlarian ke belakang kantin demi mengejar temannya yang tengah berulang tahun. Biasanya jika ada siswa yang ulang tahun, teman-temannya yang lain akan melempar apa saja.
    “Tradisi yang aneh,” gumam Ghost lantas berlalu dari belakang kantin. Karena ia melewati masa sekolah yang disiplin di panti asuhan dalam pengawasan orang tua angkatnya. Ia diam-diam ikut ujian pelatihan militer. Setelah berhasil ikut dalam pasukan khusus, ia baru memberitahukan kepada orang tuanya. Karena tak disetujui, orang tua angkatnya mulai menjauhinya dan perlahan melupakannya tanpa melakukan pencarian.
    Tidak seperti malam kemarin. Ghost mulai mencari penginapan karena tak ingin merepotkan Faril. Apalagi luka-luka di sekujur tubuhnya mulai berangsur sembuh.
    Kesendirian membuatnya dapat mengatur nyaris segala hal. Ia dapat menguasai waktu dan kebebasannya sendiri. Ke mana ayunan langkahnya tak ada yang mengenal dirinya. Identasnya yang asli masih tersimpan rapi. Hanya beberapa atasannya yang mengetahui identitasnya yang asli. Dan mereka tak peduli apakah ia masih hidup atau sudah mati.
    Kesendirian dapat membuatnya mengatur segalanya seperti sistem yang dapat bergerak secara otomatis. Ia dapat merencanakan segalanya dengan sendiri tanpa banyak interupsi. Rencana yang dirancang sendiri membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Ia dapat lebih konsentrasi dan fokus.
    Meski begitu, ia masih membutuhkan orang lain. Orang yang dapat dipercaya. Seperti Inspektur Anton dan orang yang telah mendukung setiap aksinya.
    Apalagi dalam kasus kali ini, ia merasa diawasi. Pemburu dapat merasakan jika ada pemburu lain yang mengawasinya. Jika ia belum mengetahui siapa yang mengawasi dirinya, berarti kemampuan pemburuh itu setidaknya setara dengannya atau malah di atas kemampuannya.
    Ghost hendak beristirahat sejenak di dalam gudang. Setelah menaruh alat-alat kebersihan di ruang peralatan, ia menuju ruang istirahat untuk petugas kebersihan. Hanya ada sofa dan satu meja yang disediakan untuk petugas kebersihan. Selain dirinya, masih ada tiga orang lain petugas kebersihan yang bertugas sesuai jadwal dan shif.
    Setelah mendengar dari Faril bahwa ada lowongan petugas kebersihan di sekolah internasional itu. Ghost tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kabarnya, seorang petugas kebersihan sebelumnya berhenti karena terkena penyakit paru-paru yang tak kunjung sembuh.
    Ghost selalu membawa pena pistol dengan satu peluru untuk berjaga-jaga. Ia juga membawa pistol yang ditaruh di kotak terkunci yang disembunyikan dalam perkakas kebersihan.
    Ia berusaha memejamkan mata sejenak sembari menggenggam pena pistolnya. Satu peluru dan teknik pencak silat yang dimilikinya cukup untuk melumpuhkan dua sampai tiga pria dewasa sekuat dirinya.
    Bunyi-bunyi yang masih asing membuat Ghost tak segera terlelap. Meski gudang itu tak seperti gudang-gudang kumuh yang pernah diketahuinya. Gudang itu nampak rapi dan bersih karena sistem ventilasi yang canggih. Ditambah robot pembersih lantai yang dapat meringankan pekerjaannya. Meski robot itu tak dapat membersihkan tempat-tempat sulit dan sudut yang tak terjangkau. Robot masih belum dapat mengambil alih semua pekerjaan manusia. Setidaknya belum atau tidak akan pernah sama sekali.
    Rasa letih sebagai manusia biasa membuat Ghost akhirnya terlelap. Walau bunyi deras hujan yang mengguyur Pulai Badai masih sayup-sayup masih terdengar olehnya. Nyanyian hujan yang merasuk sampai ke alam bawah sadarnya.

***

    Bunyi petir membuat Ghost terjaga dari sofa. Hal pertama yang dipikirkan adalah pena pistol yang menghilang dalam genggaman tangannya. Ia menduga pena pistol itu terjatuh jadi ia mencarinya ke kolong sofa. Namun, masih belum menemukan pena pistol itu. Ketika mencari-cari di lantai itulah ia melihat jejak air yang berbentuk telapak kaki.
    Siapa yang masuk ke dalam gudang? Tanya Ghost dalam batin.
    Ia mengikuti jejak itu hingga ke pintu gudang. Ia kaget melihat lapangan sekolah yang telah tertutup air. Ia tak menyangka banjir telah menggenangi sekolah hingga menjadi seperti kolam renang. Padahal ia melihat sendiri besarnya terowongan air demi mencegah banjir di Pulau Badai bahkan sudah mengantisipasi luapan air laut akibat pasang naik atau bahkan tsunami. Namun, semua itu akan gagal karena hanya masalah kedisiplinan warganya.
    Suasana sedikit temaram. Namun, Ghost masih dapat mengamati benda-benda yang mengapung di atas permukaan air. Kemudian sesuatu menyita perhatiannya. Ia melihat sesuatu yang muncul dari permukaan air. Seperti sebuah kepala manusia!
    Ghost memicingkan mata demi melihat benda hitam bulat itu. Ia makin kaget ketika benda itu bergerak keluar dari dalam air. Benda hitam bulat itu memiliki wajah dan tubuh!
    Dalam seumur hidupnya, Ghost telah melihat berbagai kengerian dan kematian di depan matanya. Namun, entah kenapa, kali ini seorang gadis perempuan berbaju seragam sekolah yang muncul dari permukaan air membuat tengkuknya meremang. Bahkan ia hendak melangkah mundur melihat kejadian aneh itu.
    Gadis berseragam sekolah yang keluar dari permukaan air itu menatap tajam ke arah Ghost. Wajahnya tak terlihat jelas karena tertutup rambut panjangnya. Sekujur tubuh dan seragamnya basah kuyup dan nampak kotor. Kemudian mengangkat telunjuknya ke arah pria yang bernama sandi hantu itu. Mulutnya nampak komat-kamit. Namun, yang terdengar hanya bunyi deras hujan.
    Siapa gadis berseragam sekolah itu?
    Apakah hantu dari korban kematian misterius itu?
    Kemudian bunyi seperti guruh terdengar dari gudang itu. Bersama dengan cahaya yang bukan datang dari petir.

***

    Bunyi gedoran di pintu gudang membuat Ghost terjaga. Cahaya lampu LED di gudang itu membuatnya silau. Ia merasakan keringat dingin yang membasahi punggungnya. “Hanya mimpi? Mimpi buruk?” gumamnya. Tanpa sadar, jemarinya otomatis menggenggam pena pistol yang berada di tangannya. Ya, pena pistol itu masih berada di tangannya. Ia tak menyangka telah bermimpi buruk di dalam gudang itu. Mimpi buruknya yang pertama.
    “Mas Adi! Mas!” seru sebuah suara yang dikenal Ghost. Ia memakai identitas dari orang yang sudah meninggal akibat aksi militer. Salah satu identitas dari beberapa identitas yang ada dalam aset yang disediakan oleh atasannya. Meski beberapa aset yang lain telah dibekukan dan tak dapat lagi digunakan karena keberadannya dapat terlacak.
    Ghost beranjak dari sofa lalu melangkah menuju pintu gudang. Di sana nampak petugas kebersihan lain yang nampak mengenakan jas hujan yang basah kuyup. Air hujan menetes dari ujung jas hujannya.
    “Maaf saya gak masuk ke gudang karena basah kuyup. Anu … nampaknya ada selokan yang mampet karena sampah. Jadi kalau gak dibersihkan, air banjir bisa masuk ke ruang kelas,” ujar petugas kebersihan itu.
    “Sekolah udah bubar?” tanya Ghost mengedarkan pandangan ke koridor sekolah yang sudah sepi. Meskipun rajin dan disiplin, siswa di sekolah internasional itu tak ingin menginap. Apalagi setelah kematian misterius berturut-turut yang menimpa siswa di sekolah itu.
    “Iya, les sore terpaksa ditiadakan karena hujan deras ini.”
    “Oke, saya akan bantu membersihkan sampah di selokan.” Ghost bergegas meraih mantel hujan di gantungan baju. Ia membawa kantong plastik dan tongkat pembersih sampah. Kemudian ia keluar dari gudang dan menerobos hujan deras bersama rekannya.
    “Padahal tadi sudah saya bersihkan,” ujar Ghost. “Tapi alam memang gak dapat ditebak. Luapan pasang air laut ditambah banjir akibat hujan deras memang tak dapat diprediksi.”
    Ghost berpisah dengan rekannya demi membersihkan selokan. Sampah-sampah plastik satu per satu diangkat dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Namun, masih ada benda yang menyumbat selokan selain sampah-sampah plastik itu.
    Ghost mengaduk-aduk selokan demi membersihkan sampah yang menjadi penyebab tersumbatnya selokan itu. Ketika ia menarik tongkat pembersih, sesuatu mengambang ke permukaan air. Rambut siapa ini? Ghost bertanya dalam batin.
    Dengan tangan yang tertutup sarung tangan karet, Ghost meraih rambut itu.
    “Rambut palsu?” Ghost bertanya kepada dirinya sendiri. Siapa yang bermain-main dengan rambut palsu? Apakah siswa yang tadi merayakan ulang tahun? Tapi rambut berwarna hitam legam itu sepertinya bukan untuk pertunjukan badut atau semacamnya. Dari panjangnya rambut itu merupakan rambut palsu untuk perempuan. “Apakah ada yang membuka penyamarannya? Atau … membuangnya karena terpaksa?”
    Ghost memasukkan rambut palsu itu ke dalam plastik. Aliran air di selokan menjadi lebih lancar. Ternyata rambut palsu itu yang menyebabkan sampah lain menumpuk di dalam selokan hingga menyebabkan tersumbat.
    Apakah rambut palsu dari anggota King Cobra? Apakah ada di antara mereka ada yang perempuan? Srikandi? Kemudian Ghost mengenyahkan ingatan tentang mimpi buruknya. Namun, tak bisa. Meski tak percaya dengan hantu. Namun, mimpi buruk tadi semacam pertanda.
    Apakah hantu dari korban kematian misterius itu hendak memberi petunjuk kepada Ghost? Atau hendak menyuruhnya untuk menghindari kasus misterius itu?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience